PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Urinalisa : Warna kuning, coklat gelap, merah gelap atau terang (berdarah),
penampilan keruh, Ph 7 atau lebih besar (menunjukkan infeksi), bacteria, SDP, SDM
mungkin ada secara mikroskopis
Kultur Urine : Dapat menunjukan staphylococus aureus, proteus, klebsiella ,pseudomonas
atau escherchia coli.
Sitologi urine : Untuk mengesampingkan kanker kandung kemih.
BUN/Kreatinin : Meningkat bila fungsi ginjal dipengaruhi
Asam fosfat serum/antigen khusus prostatik : peningkatan karena pertumbuhan selular dan
pengaruh hormonal pada kanker prostat (dapat mengindikasikan metastase tulang).
SDP : Mungkin lebih besar dari 11.000 mengindikasikan infeksi bila pasien
tidak imumosupresi.
Penentuan kecepatan aliran urine : mengakaji derajat obstruksi kandung kemih.
IVP dengan film pasca berkemih : menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih,
membedakan derajat obstruksi kandung kemih dan adanya pembesaran prostat, divertikuli
kandung kemih dan penebalan abnormal otot kandung kemih.
Sistouretrografi berkemih : digunakan sebagai ganti IVP untuk memvisualisasi kandung
kemih dan ureta karena ini menggunakan bahan kontras lokal.
Sistogram : Mengukur tekanan dan volume dalam kandungan kemih, untuk
mengidentifikasi disfungsi yang tak berhubungan dengan HPB.
Ultrasound transrektal : Mengukur ukuran prostat, jumlah residu urine, melokalisasi lesi yang
tak berhubungan dengan HPB.
PRIORITAS KEPERAWATAN
TUJUAN PEMULANGAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Retensi urine (Akut/kronik)
Dapat dihubungkan dengan :
- Obstruksi mekanik; pembesaran prostat
- Dekompensasi otot destrusor
- Ketidakmampuan kandung kemih untuk berkontraksi dengan adekuat
Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Frekuensi, keragu-raguan, ketidak mampuan mengosongkan kandung kemih dengan
lengkap;inkontinensia/menetes
- Distensi kandung kemih, residu urine.
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi pasien akan:
- Berkemih dengan jumlah yang cukup tak teraba distensi kandung kemih
- Menunjukkan residu pasca berkemih kurang dari 50 ml dengan tak adanya tetesan/kelebihan
aliran.
Tindakan / Intervensi
- Dorong psien untuk berkemih tiap 2 – 4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan.
Rasional : Meminimalkan retensi urine distensi berlebihan pada kandung kemih.
- Tanyakan pasien tentang inkontinensia stress
Rasional : Tekanan uretral tinggi menghambat pengosongan kandung
kemih atau dapat menghambat berkemih sampai tekanan
abdominal meningkat cukup untuk mengeluarkan urine secara
tidak sadar.
- Observasi aliran urine, perhatikan ukuran dan kekuatan
Rasional : Berguna untuk mengevaluasi obstruksi dan pilihan intervensi
- Awasi dan catat waktu dan jumlah tiap berkemih. Perhatikan penurunan haluaran urine dan
perubahan berat jenis.
Rasional : Retensi urine meningkat tekanan dalam saluran perkemihan atas, yang
dapat mempengaruhi fungsi ginjal. adanya defisit aliran darah ke ginjal mengganggu
kemampuan untuk memfilter dan mengkonsentrasi substansi.
- Perkusi/palpasi area suprapubik
Rasional : Distensi kandung kemih dapat dirasakan diarea suprapubik.
- Awasi tanda vital dengan ketat, observasi hipertensi edema perifer/dependen, perubahan
mental. timbang tiap hari. Pertahankan pemasukan dan pengeluaran akurat.
Rasional : Kehilangan fugsi ginjal mengakibatkan penurunan eliminasi cairan dan
akumulasi sisa toksik; dapat berlanjut ke penurunan ginjal total.
- Dorong masukan cairan sampai 3000 ml sehari, dalam toleransi jantung, bila diindikasikan
Rasional : Peningkatan aliran cairan mempertahankan perfusi ginjal dan
membersihkan ginjal dan kandung kemih dari pertumbuhan bakteri
- Berikan kateter dan perawatan perineal
Rasional : Menurunkan resiko infeksi asenden
- Berikan rendam duduk sesuai indikasi
Rasional : Meningkatkan relaksasi otot, penurunan edema dan dapat
Meningkatkan upaya berkemih.
2. Nyeri (Akut)
Dapat dihubungkan dengan :
- Iritasi mukosa, distensi kandung kemih, kolik ginjal, infeksi urinaria, terapi radiasi.
Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Keluhan nyeri (kandung kemih/spasme rectal).
- Penyempitan focus, perubahan tonus otot, meringis, perilaku distraksi, respon anatomik,
gelisah
Hasil yang diharapkan/criteria evaluasi pasien akan :
- Melaporkan nyeri hilang/terkontrol
- Tampak rileks dan mampu untuk tidur/istirahat dengan tepat
Tindakan/ Intervensi
- Kaji nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 – 10 ) lamanya
Rasional : Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan
Pilihan/keefektifan intervensi.
- Plaster selang drainase pada paha dan kateter pada abdomen (bila traksi tidak diperlukan).
Rasional : Mencegah penarikan kandung kemih dan erosi pertemuan penis skrotal
- Berikan tindakan kenyamanan, contoh pijatan punggung membantu pasien melakukan posisi
yang nyaman mendorong penggunaan relaksasi/latihan nafas dalam aktifitas terapeutik.
Rasional : meningkatkan relaksasi/memfokuskan kembali perhatian dan dapat
meningkatkan kemampuan koping.
- Dorong menggunakan redam duduk, sabun hangat untuk perineum.
Rasional : meningkatkan relaksasi.
- Pertahankan tirah baring bila diindikasikan.
Rasional : Tirah baring mungkin diperlukan pada awal selama fase retensi akut. Namun,
ambulasi dini dapat memperbaiki pola berkemih normal dan menghilangkan nyeri kolik.
3. Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap
faktor resiko meliputi :
- Pasca obstruksi diuresis dan darinase cepat kandung kemih yang terlalu distensi secara
kronis.
- Endokrin, ketidakseimbangan elektrolit (disfungsi ginjal)
Kemungkinan dibuktikan oleh :
- Tidak dapat diterpkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala (membuat diagnosa aktual).
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
- Mempertahankan hydrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer teraba,
pengisian kapiler baik, dan membran mukrosa lembab.
Tindakan / Intrvensi
- Awasi keluaran dengan hati-hati, tiap jam bila diindikasikan.
Rasional : Diuresis cepat dapat menyebabklan kekurangan volume total cairan, karena
ketidakcukupan jumlah natrium di absorbsi dalam tubulus ginjal.
- Dorong peningkatan pemasukan oral berdasarkan kebutuhan individu.
Rasional : Pasien dibatasi pemasukan oral dalam upaya mengontrol gejala urinaria,
homeostatic, pengurangan cadangan dan peningkatan resiko dehidrasi/hipovolemia.
- Awasi TD, nadi dengan sering, evaluasi pengisian kapiler dan membran mukosa oral.
Rasional : Memampukan deteksi dini/intervensi hipovalemik sistemik.
- Tingkatkan tirah baring dengan kepala tinggi
Rasional : Menurunkan kerja jantung memudahkan homeostatic sirkulasi.
4. Ketakutan / Ansietas (Uraikan Tingkatkan)
Dapat dihubungan dengan :
- Perubahan status kesehatan, kemungkinan prosedur bedah/molignasi.
- Malu/hilang martabat sehubungan dengan pemajanan genetal sebelum, selama dan sesudah
tindakan; masalah tentang kemampuan seksualitas.
Intervensi
- Selalu ada untuk pasien buat hubungan saling percaya dengan pasien orang terdekat.
Rasional : Menunjukan perhatian dan keinginan untuk membantu.
- Berikan informasi tentang prosedur dan tes khusus dan apa yang akan terjadi, contoh :
kateter, urine berdarah, iritrasi kandung kemih. Ketahui seberapa banyak informasi yang
diinginkan pasien.
Rasional : Membantu pasien dalam memahami tujuan dari apa yang dilakukan, dan
mengurangi masalah karena ketidaktahuan termasuk ketakutan akan kanker.
- Pertahankan perilaku nyata dalam melakukan prosedur/menerima pasien. Lindungi privasi
pasien
Rasional : Menyatakan penerimaan dan menghilangkan rasa malu pasien
- Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan masalah/perasaan
Rasional : Mendefinisikan masalah, memberikan kesempatan untuk menjawab
pertanyaan, menjelaskan kesalahan konsep, dan solusi pemecahan masalah
- Beri penguatan informasi pasien yang telah diberikan sebelumnya
Rasional : Memungkinkan pasien untuk menerima kenyataan dan menguatkan kepercayaan
pada pemberi perawatan dan pemberi informasi
5. Kurang Pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
Dapat dihubungkan dengan :
- Kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi
- Tidak mengenal sumber informasi
- Masalah tentang area sensitif
Kemungkinan dibuktikan oleh
- Pertanyaaan, meminta informasi
- Menyatakan masalah/indicator non-verbal
- Tidak akurat mengikuti instruksi, terjadinya komplikasi yang dapat dicegah
Hasil yang diharapkan/kriteria evaluasi pasien akan :
- Menyatakan pemahaman proses penyakit/prognosis
- Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala proses penyakit
- Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu
- Berprilaku dalam program pengobatan
Intervensi
- Kaji ulang proses penyakit, pengalaman pasien
Rasional : Memberikan dasar pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan
informasi terapi
- Dorong menyatakan rasa takut/perasaan dan perhatian
Rasional : Membantu pasien mengalami perasaan dapat merupakan rehabilitasi vital
- Berikan informasi bahwa kondisi tidak ditularkan secara seksual
Rasional : Mungkin merupakan ketakutan yang tidak dibicarakan
- Anjurkan menghindari makanan berbumbu, kopi, alcohol, mengemudi lama, pemasukan
cairan cepat (terutama alcohol)
Rasional : Dapat menyebabkan iritasi prostate dengan masalah kongesti
- Kaji ulang tanda/gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh urine keruh, berbau,
penurunan haluaran urine, adanya demam/menggigil
Rasional : Intervensi cepat dapat mencegah komplikasi lebih serius
- Diskusikan perlunya pemberitahuan pada perawat kesehatan lain tentang diagnosa
Rasional : Menurunkan resiko terapi tak tepat
- Beri penguatan pentingnya evaluasi medik untuk sedikit nya 6 bulan sampai 1 tahun,
termasuk pemeriksaan rektal, urinalisa
Rasional : Hipertropi berulang atau infeksi disebabkan oleh organisme yang sama atau
berbeda
- Berikan informasi tentang anatomi dasar seksual. Dorong pertanyaan dan tingkatkan dialog
tentang masalah
Rasional : Memiliki informasi tentang anatomi membantu pasien memahami implikasi
tindakan lanjut, sesuai dengan efek penampilan seksual
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data
a. Nama : Tn “U”
b. Umur : 76 Tahun
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Status perkawinan : Kawin
e. Agama : Islam
f. Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
g. Bahasa yang digunakan : Bahasa sunda
h. Pendidikan : SD
j. Pekerjaan : Buruh
k. Alamat Rumah : Purbaratu Tasikmalaya
m. Nama suami/Isteri : Ny. F
n. Nama penanggungjawab : Ny. F :
V. Diagnosa medik pada saat masuk rumah sakit, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang
dilakukan :
- Diagnosa : BPH
- Tindakan yang dilakukan pada saat masuk Rumah Sakit :
Memasang infus
Memasang selang kateter
Mengambil darah untuk pemeriksaan lab.
EKG.
VI. Pola Aktivitas dan Latihan
No Kebiasaan sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit
1 NUTRISI
Makan
Pola/frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Jenis Makanan Nasi biasa Nasi bubur
Porsi 1 piring 1/2 piring
Diit Khusus Tidak ada tidak ada
Masalah Tidak ada tidak ada
Minum:
Pola/frekuensi 5-6 gelas 2-3 gelas
Jenis Air putih Air putih
2 ELIMINASI
Buang air kecil (BAK)
Pola/frekuensi 4-5 x sehari Kateter
Warna/bau Jernih/amoniak Merah/amoniak
Alat Bantu/obat Tidak ada Kateter
Masalah Tidak ada Hematuria,nyeri
Buang Air Besar(BAB)
Pola/frekuensi 2 x sehari 1 x sehari
Konsistensi Lembek Lembek
Penggunaan pencahar Tidak ada Tidak ada
Masalah Tidak ada Tidak ada
3 ISTIRAHAT DAN
TIDUR
Malam 6 jam / hari 3-4 jam / hari
Siang 1 jam / hari Kadang-kadang
Masalah Tidak ada Menahan nyeri
4 PERSONAL
HYGIENE
Mandi 2 x sehari 1 x sehari( lap)
Ganti Baju 2 x sehari 1 x sehari
Gosok Gigi 2 x sehari 1 x sehari
Potong kuku 1 x seminggu Belum pernah
Masalah Tidak ada Tidak ada
5 AKTIVITAS
SEHARI_HARI
Siang Hari Di rumah Istirahat
Malam Hari Tidur Istirahat
Masalah Tidak ada Tidak ada
1. Kepala :
Bentuk = Simetris
Rambut = Warna putih, distribusi tidak rata, kebersihan cukup
Mata = Bentuk simetris, ictekrik(-), pupil isokor
mulut = Bentuk simetris, jumlah gigi tidak lengkap, tidak ada
Peradangan pada gusi, tidak menggunakan gigi palsu
Warna bibir agak pucat, mukosa bibir kering.
Hidung = Tidak ada peradangan, fungsi penciuman baik
2. Leher :
Tidak ada distensi vena jugularis.
Tidak ada bekas operasi.
Tidak ada pembengkakan.
4. Abdomen
o Inspeksi : Simetris, tidak ada pembesaran seperti bengkak ataupun asites
Tidak ada bekas operasi.
o Auskultasi : Bising usus 10 x/mnt.
o Palpasi : - Tidak ada nyeri tekan.
- Tidak ada pembesaran hati/limfe.
o Perkusi : Didapatkan Suara Tympani
6. Ekstremitas
o Inspeksi : - Tidak ada oedema
- Tidak ada varises.
- Tidak ada luka/bekas operasi.
o Palpasi : - Tidak ada nyeri tekan.
- Turgor kulit kurang baik.
o Kulit : Warna kulit putih, turgor kurang elastis, bersih.
ANALISA DATA
Nama : Tn “U” DX : BPH
Umur : 76 tahun No.Reg: 08014173
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Adanya pembesaran Gangguan Rasa
Os mengatakan nyeri pada alat prostat Nyaman Nyeri
kelaminnya
Os mengatakan sakit
DO :
Wajah tampak meringis
Selang kateter terpasang
Klien tampak gelisah
TD : 180/90 mmhg
HR: 80 x/mnt
RR: 26 x/mnt
Nyeri tekan pada simpisis
Skala nyeri 6
Tanggal 10 juni 2013 di diagnosa
BPH
36c
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn “U” DX : BPH
Umur : 76 tahun No.Reg: 08014173
NO Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasionalisasi
DP keperawatan
1 Gangguan rasa Setelah Perawatan selama 1. Kaji nyeri 1. Memberikan
nyaman, nyeri 3 hari masalah gangguan perhatikan lakosi, informasi untuk
b/d adanya rasa nyaman nyeri intensitas lamanya membantu
pembesaran berkurang / hilang dengan dalam
prostat kriteria hasil : menentukan
Nyeri hilang/terkontrol pilihan/keefektif
Tampak rileks an intervensi
- Mampu untuk tidur atau 2. Plester selang 2. Mencegah
istirahat drainase pada paha penarikan
dan kateter pada kandung kemih
abdomen ( bila dan erosi
traksi tidak pertemuan
diperlukan) penis-skrotal
3. Pertahankan tirah
baring bila di 3. Tirah baring
indikasikan mungkin
diperlukan pada
awal selama fase
retensi akut.
Namun
ambulasi dini
dapat
memperbaiki
pola berkemih
normal dan
menghilangkan
4. Berikan tindakan nyeri kolik
kenyamanan, 4. Meningkatkan
contoh pijatan relaksasi,
punggung, memfokuskan
membantu pasien kembali
melakukan posisi perhatian, dan
yang nyaman, dapat
relaksasi/ latihan meningkatkan
napas dalam. kemampuan
5. kolaborasi dalam koping
pemberian obat
analgesik
5.
Membantu
mengurangi rasa
nyeri
2 Kurang Setelah Perawatan selama 1. Kaji ulang proses1. Memberikan
Pengetahuan 3 hari masalah Kurang penyakit, dasar
berhubungan pengetahuan dapat teratasi pengalaman pengetahuan
dengan tidak dengan kriteria hasil : pasien. dimana pasien
mengenal - Os dapat memahami dapat membuat
sumber proses penyakit pilihan
informasi - Dapat mengidentifikasi informasi terapi
tanda/gejala proses 2. Membantu
penyakit 2. Dorong pasien
- Dapat mengetahui pola menyatakan rasa mengalami
hidup/ perilaku yang perlu takut/perasaan dan perasaan dapat
perhatian. merupakan
rehabilitasi vital
3. Mungkin
merupakan
3. Berikan informasi ketakutan yang
bahwa kondisi tidak
tidakditularkan dibicarakan
melalui seksual
4. Kaji ulang 4. Intervensi cepat
tanda/gejala yang dapat mencegah
memerlukan komplikasi lebih
evaluasi medik serius
5. Diskusikan
perlunya 5. Menurunkan
pemberitahuan resiko terapi tak
pada perawat tepat
kesehatan lain
tentang diagnosa
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Dalam mengumpulkan data atau informasi penulis menggunakan metode wawacara
langsung dengan klien dan keluarga, observasi dan pemeriksaaan fisik yang penulis
dokumentasikan secara persistem sesuai dengan landasan teori serta informasi dari perawat
ruangan dan mempelajari status klien.
Dalam melakukan pengkajian klien dan keluarga tidak ada hambatan. Klien mau
diajak berkomunikasi walaupun dengan bahasa palembang. Tetapi, tidak membuat itu
menjadi hambatan dalam melakukan pengkajian.
E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari perawatan dari diagnosa
keperawatan yang ditegakkan dan setelah dilakukan implementasi keperawatan, masalah
yang dialami oleh Tn.”U” ada yang teratasi dan ada yang tidak teratasi dikarenakan pada
perawatan hari ke empat klien pulang.
Dalamevaluasi yang dilaksanakan penulis menggunakan sesuai dengan teori yaitu
terdapat evaluasi formatif/respon klien dan evaluasi sumatif atau evaluasi dari seluruh
tindakan dalam satu diagnosa yang penulis susun dalam bentuk SOAP atau subjektif,
objektif, analisa, dan planning,