Anda di halaman 1dari 3

BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA

(BPH)

RS TANDUN
No. Dokumen: No. Revisi: Halaman:
PT NLM
DesaTalang Danto,
Kec.TapungHulu
KAMPAR

PROSEDUR Tanggal Terbit: Ditetapkan,


TETAP Direktur RS Tandun
DIAGNOSA DAN
THERAPI
PENGERTIAN BPH adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan karena
hiperplasia beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan
kelenjar/jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan
uretra pars prostatika.

KLASIFIKASI Benign Prostatic Hyperplasia terbagi dalam 4 derajat sesuai dengan


gangguan klinisnya :
1. Derajat satu, keluhan prostatisme ditemukan penonjolan prostat
1 – 2 cm, sisa urine kurang 50 cc, pancaran lemah.
2. Derajat dua, keluhan miksi terasa panas, sakit, disuria, nucturia
bertambah berat, panas badan tinggi (menggigil), nyeri daerah
pinggang, prostat lebih menonjol, batas atas masih teraba, sisa
urine 50 – 100 cc.
3. Derajat tiga, gangguan lebih berat dari derajat dua, batas sudah
tak teraba, sisa urine lebih 100 cc, penonjolan prostat 3 – 4 cm.
4. Derajat empat, inkontinensia, prostat lebih menonjol dari 4 cm,
ada penyulit keginjal seperti gagal ginjal, hydroneprosis.

PEMERIKSAAN 1. Periksa tanda-tanda vital pasien.


FISIK 2. Menanyakan apakah ada gangguan eliminasi berupa penurunan
dorangan aliran urine, keragu-raguan berkemih awal, Nukturia,
Disuria Dan Hematurioa, ISK berulang dan riwayat batu ginjal.
3. Pemeriksaan fisik berupa:
a. Inspeksi : Penonjolan pada daerah supra pubik  retensi
urine
b. Palpasi : Akan terasa adanya ballotement dan ini akan
menimbulkan pasien ingin buang air kecil  retensi urine,
adanya distensi kandung kemih.
c. Perkusi : Redup  residual urine
d. Pemeriksaan penis : uretra kemungkinan adanya penyebab
lain misalnya stenose meatus, striktur uretra, batu
uretra/femosis.
e. Pemeriksaan Rectal Toucher (Colok Dubur)  posisi knee
chest
Syarat : buli-buli kosong/dikosongkan
Tujuan : Menentukan konsistensi prostat
Menentukan besar prostat.

PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan Laborat

PENUNJANG a. Urinalisis
b. RFT  evaluasi fungsi renal
c. Serum Acid Phosphatase  Prostat Malignancy.
2. Beberapa Pemeriksaan Radiologi
a. Intra Vena Pyelografi ( IVP )
b. BOF : Untuk mengetahui adanya kelainan pada renal
c. Retrografi dan Voiding Cystouretrografi : untuk melihat ada
tidaknya refluk vesiko ureter/striktur uretra.
d. USG : Untuk menentukan volume urine, volume residual
urine dan menilai pembesaran prostat jinak/ganas
3. Pemeriksaan Endoskopi.
4. Pemeriksaan Uroflowmetri

DIAGNOSA Benign prostatic hyperplasia

TERAPI 1. Non Pembedahan


a. Memperkecil gejala obstruksi  hal-hal yang menyebabkan pelepasan
cairan prostat misal prostatic massage, frekuensi coitus
meningkat.
b. Menghindari minum banyak dalam waktu singkat,
menghindari alkohol dan diuretic mencegah over distensi
kandung kemih.
c. Menghindari obat-obat penyebab retensi urine seperti :
anticholinergic, anti histamin, decongestan.
d. Observasi Watchfull Waiting
Yaitu pengawasan berkala tiap 3 – 6 bulan – 1 x/tahun.
e. Terapi medikamentosa
I. Pemberian obat Golongan Supressor Androgen/anti
androgen :
a) Inhibitor 5 alfa reduktase
b) Anti androgen
c) Analog LHRH
II. Pemberian obat Golongan Alfa Bloker/obat penurun tekanan
diuretra-prostatika : Prazosin, Alfulosin, Doxazonsin, Terazosin.
f. Bila terjadi retensi urine
I. Kateterisasi
II. Dilakukan pungsi blass
III. Dilakukan cystostomy.
g. Prostetron
2. Pembedahan
1. Trans Uretral Reseksi Prostat
2. Open Prostatectomy
REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai