Anda di halaman 1dari 3

TATALAKSANA DYSPNEA

No.Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
PUSAT
KESEHATAN
dr. Santayana, MPH
MASYARAKAT
NIP.198007092010012027
KECAMATAN
CIRACAS
1. Pengertian Tatalaksana adalah seperangkat proses yang diberlakukan dalam organisasi untuk
menentukan keputusan
Dyspnea adalah Sesak nafas
Tatalaksana sesak (dyspnea) merupakan penatalaksanaan yang diberikan apabila
seorang pasien merasa kekurangan udara untuk bernapas.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan perawatan pada pasien dengan sesak agar dapat
diketahui penyebabnya serta mencegah komplikasi yang lebih berat.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Nomor 8 Tahun 2023
tentang Kebijakan Layanan Klinis Pusat Kesehahatan Masyarakat Kecamatan
Ciracas.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1186 tahun 2022 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagaimana telah diubah dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/1936/2022 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1186/2022 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
/Langkah- 1.1 Tabung Oksigen
langkah 1.2 Stetoskop
1.3 Tensimeter
1.4 Set Infus
1.5 Cairan infus
2. Petugas yang melaksanakan :
2.1 Dokter
2.2 Perawat
3. Langkah-langkah
3.1 Petugas mengidentifikasi ada tidaknya sumbatan jalan nafas serta evaluasi
kesadaran pasien.
3.2 Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital secara cepat dan tepat:
3.3 Petugas melakukan anamnesa pada keluarga secara terperinci
3.4 Petugas melakukan pemeriksaan fisik:
3.4.1 Inspeksi : Pasien tampak gelisah dengan nafas yang cepat, dan
atau gerakan dada yang asimetri juga harus diperiksa
3.4.2 Palpasi :Pengembangan hemitoraks yang tidak simetris menunjukan
adanya gangguan yang dapat disebabkan obstruksi, pneumotoraks,
atau efusi pleura
3.4.3 Perkusi : Jika terdengar suara redup/ dullness diatas batas paru
hepar dapat menunjukan efusi pleura
3.4.4 Auskultasi : Berkurangnya intensitas suara nafas pada paru-paru
menunjukan adanya obstruksi saluran nafas. Bunyi tambahan
seperti ronkhi, wheezing, harus diperhatikan
3.5 Petugas melakukan pemeriksaan tambahan seperti EKG
3.6 Petugas memberikan O2 2-4 liter/ menit tergantung derajat sesaknya
(secara intermiten)
3.7 Petugas melakukan pemasangan infus
3.8 Petugas memposisikan pasien untuk setengah duduk atau berbaring
dengan bantal tinggi
3.9 Penatalaksanaan secara spesifik dilanjutkan sesuai dengan kausalitas oleh
dokter
3.10Petugas melakukan obsesrvasi keadaan pasien dan apabila tidak membaik
dipersiapkan untuk rujukan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjut
6. Bagan Alir
(jika Melakukan identifikasi ada tidaknya sumbatan jalan nafas serta evaluasi
diperlukan) kesadaran

Petugas melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memberikan oksigen


sesuai kebutuhan

Petugas melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang

Petugas menentukan diagnosa

Petugas memasang infus

Petugas memposisikan pasien setengah duduk atau berbaring dengan


bantal tinggi

Pemberian obat-obatan sesuai dengan kausalitas

Observasi kondisi pasien

Apabila kondisi semakin memburuk maka direncanakan untuk


Rujuk Ke Rumah Sakit-

7. Hal-hal yang Kelengkapan pengisian rekam medis pasien


perlu
diperhatikan
8. Unit terkait Seluruh Unit Terkait
9. Dokumen Rekam Medis
terkait Informed Consent

2/2
10. Rekaman
historis No Yang Isi Perubahan Tgl. Mulai
perubahan Dirubah Diberlakukan
.

3/2

Anda mungkin juga menyukai