Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN

I. LANDASAN TEORI MEDIS


‘DIABETES MILITUS’

A. Pengertian (Medis)

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler,
mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long)

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin
yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart)

Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan
dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).

Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar
glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono,
2002).

B. Etiologi

Etiologi dari diabetes mellitus tipe II sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari
studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa diabetes mellitus adalah merupakan
suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab
yang mendasarinya.

Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a.Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes mellitus dengan
kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita diabetes mellitus
mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang memperlihatkan
angka hanya 1, 96 %.

b.Faktor non genetik


1.)Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi genetic
terhadap diabetes mellitus.
2.)Nutrisi
a.)Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
b.)Malnutrisi protein
c.)Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.

3.)Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.

4.)Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali
karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena konsentrasi glukagon dalam
darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat

C. Klasifikasi

Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :


a.Diabetes mellitus type insulin, Insulin Dependen diabetes mellitus (IDDM) yang dahulu
dikenal dengan nama Juvenil Onset diabetes (JOD), klien tergantung pada pemberian insulin
untuk mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-anak
atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.
b.Diabetes mellitus type II, Non Insulin Dependen diabetes mellitus (NIDDM), yang dahulu
dikenal dengan nama Maturity Onset diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
1.)Non obesitas
2.)Obesitas
Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, tetapi biasanya resistensi
aksi insulin pada jaringan perifer.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.
c.Diabetes mellitus type lain :
1.)diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal, diabetes karena
obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
2.)Obat-obat yang dapat menyebabkan huperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
3.)diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan, tidak
dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat sekresi hormon
pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS). Hormon ini meningkat untuk
mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

D. Patofisiologi

Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama
kekurangan insulin sebagai berikut :
1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi
glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.
2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan
kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang
mengakibatkan aterosklerosis.
3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.

Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes mellitus yang tidak
mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes mellitus. Bila jumlah glukosa
yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit
glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus
yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat
melebihi 180 mg%.

Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah


dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam
aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1 Meq/Liter
sampai setinggi 10 Meq/Liter.

E. Manifestasi klinis

Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut :


Pada tahap awal sering ditemukan :
a.Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap
ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik
cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
b.Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri,
sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
c.Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga
untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja
makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
d.Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan
glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari
bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka
tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada
di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap
kurus
e.Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan
karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga
menyebabkan pembentukan katarak.

F. Komplikasi

a.Akut
1.)Hypoglikemia
2.)Ketoasidosis
3.)Diabetik
b.Kronik
1.)Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh darah
tepi, pembuluh darah otak.
2.)Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
3.)Neuropati diabetic.

G. Pemeriksaan penunjang

1. Glukosa darah sewaktu


2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl).
Kadar glukosa darah sewaktu
Plasma vena :
<100>
100 - 200 = belum pasti DM
>200 = DM
Darah kapiler :
<80>
80 - 100 = belum pasti DM
> 200 = DM
Kadar glukosa darah puasa
Plasma vena :
<110>
110 - 120 = belum pasti DM
> 120 = DM
Darah kapiler :
<90>
90 - 110 = belum pasti DM
> 110 = DM

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).

H. Penatalaksanaan

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur glukosa
darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi
diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet
dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Pada penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang manis untuk
selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah
tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).

Diet pada penderitae diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain :
a.Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30 %, protein 20 %.
b.Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
c.Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
d.Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal ginjal.
Indikasi diet A :
Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
Indikasi diet B :
Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
a.Kurang tahan lapan dengan dietnya.
b.Mempunyai hyperkolestonemia.
c.Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami cerobrovaskuler acident
(cva) penyakit jantung koroner.
d.Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik tetapi belum ada
nefropati yang nyata.
e.Telah menderita diabetes dari 15 tahun
Indikasi diet B1
Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu penderita
diabetes terutama yang :
a.Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia.
b.Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90 %.
c.Masih muda perlu pertumbuhan.
d.Mengalami patah tulang.
e.Hamil dan menyusui.
f.Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
g.Menderita tuberkulosis paru.
h.Menderita penyakit graves (morbus basedou).
i.Menderita selulitis.
j.Dalam keadaan pasca bedah.
Indikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.
Indikasi B2 dan B3
Diet B2
Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang klirens kreatininnya masih
lebar dari 25 ml/mt.
Sifat-sifat diet B2
a.Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein kurang.
b.Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan 20 % lemak) hanya saja
diet B2 kaya asam amino esensial.
c.Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300 kalori / hari.
Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.
Diet B3
Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik yang klibers
kreatininnya kurang dari 25 MI/mt
Sifat diet B3
a.Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
b.Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40 gram/hari.
c.Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan 2300 / hari. (bila tidak
akan merubah jumlah protein).
d.Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
e.Dipilih lemak yang tidak jenuh.
Semua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan secara
teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk melakukan
latihan ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud untuk menurunkan BB.
Penyuluhan kesehatan.
Untuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara
dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui media-media cetak dan
elektronik.
II. LANDASAN TEORI KEPERAWATAN/ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja
yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
3. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
4. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
5. Integritas Ego
Stress, ansietas
6. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
7. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
8. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
9. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
10.Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
11.Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.

B. Diagnose keperawatan

Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :
a.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral.
c.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
d.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan
glukosa/insulin dan atau elektrolit.
e.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
f.Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang tidak dapat
diobati, ketergantungan pada orang lain.
g.Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi.

C. NCP
a.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat
diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar
elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1.)Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
2.)Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.
3.)Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan
keefektifan dari terapi yang diberikan.
4.)Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang
berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
5.)Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons
pasien secara individual.

b.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral.
Tujuan :
Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
Menunjukkan tingkat energi biasanya
Berat badan stabil atau bertambah.
Intervensi :
1.)Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
2.)Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
3.)Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural.
Rasional : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan,
kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.
4.)Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk
memahami nutrisi pasien.
5.)Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
Rasional : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.

c.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.


Tujuan :
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.
Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi.
Intervensi :
1).Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
Rasional : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan
ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial.
2).Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua
orang yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.
Rasional : Mencegah timbulnya infeksi silang.

3).Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.


Rasional : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi
pertumbuhan kuman.
4).Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
Rasional : Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko
terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi.
5).Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.
Rasional : Membantu dalam memventilasi semua daerah paru dan memobilisasi sekret.

d.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan


glukosa/insulin dan atau elektrolit.
Tujuan :
Mempertahankan tingkat kesadaran/orientasi.
Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.
Intervensi :
1.)Pantau tanda-tanda vital dan status mental.
Rasional : Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal
2.)Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya.
Rasional : Menurunkan kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan
realitas.
3.)Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan
sehari-hari sesuai kemampuannya.
Rasional : Membantu memelihara pasien tetap berhubungan dengan realitas dan
mempertahankan orientasi pada lingkungannya.
4.)Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada paha/kaki.
Rasional : Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berat, kehilangan
sensasi sentuhan/distorsi yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan
gangguan keseimbangan.

e.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.


Tujuan :
Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.
Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Intervensi :
1.)Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.
Rasional : Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas
meskipun pasien mungkin sangat lemah.
2.)Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup.
Rasional : Mencegah kelelahan yang berlebihan.
3.)Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan aktivitas.
Rasional : Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.
4.)Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
Rasional : Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas yang
dapat ditoleransi.

f.Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang tidak dapat


diobati, ketergantungan pada orang lain.
Tujuan :
Mengakui perasaan putus asa
Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi perasaan.
Membantu dalam merencanakan perawatannya sendiri dan secara mandiri mengambil
tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri.
Intervensi :
1.)Anjurkan pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang perawatan di rumah
sakit dan penyakitnya secara keseluruhan.
Rasional : Mengidentifikasi area perhatiannya dan memudahkan cara pemecahan masalah.
2.)Tentukan tujuan/harapan dari pasien atau keluarga.
Rasional : Harapan yang tidak realistis atau adanya tekanan dari orang lain atau diri sendiri
dapat mengakibatkan perasaan frustasi.kehilangan kontrol diri dan mungkin mengganggu
kemampuan koping.
3.)Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan
berikan umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
Rasional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
4.)Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri.
Rasional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
g.Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya pemajanan/mengingat, keselahan interpretasi informasi.
Tujuan :
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit.
Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala
dengan faktor penyebab.
Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan.
Intervensi :
1.)Ciptakan lingkungan saling percaya
Rasional : Menanggapai dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia
mengambil bagian dalam proses belajar.
2.)Diskusikan dengan klien tentang penyakitnya.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan dalam
memilih gaya hidup.
3.)Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat.
Rasional : Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam
merencanakan makan/mentaati program.
4.)Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur dan jawab pertanyaan
pasien/orang terdekat.
Rasional : Membantu untuk mengontrol proses penyakit dengan lebih ketat.
PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S. Y. M
Umur : 65 th
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SHD
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Passo
Tanggal masuk : 22-07-2009 Pukul : 20.30 WIT
Tanggal pengkajian : 24-07-2009 Pukul : 13.15 WIT
Rumah sakit : RSUD Dr. Haulussy Ambon
Ruangan/bangsal : Ruang interna laki-laki
Diagnose medis : DM tipe II (ulkus diabetalus)
No rek : 095784
Penanggung jawab : Ny. P. M
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : istri
Alamat : Passo

II. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan utama masuk rumah sakit : nyeri dikaki pada jari tengah dan manis
Keluhan yang menyertai : lemas, menurut keluarga kalau kencing semut
mengerumuti air kencing, ada luka di kaki kanan
hitam pada jari tengah dan manis, seluruh badan
timbul bintik hitam.

Keluhan utama saat pengkajian : nyeri pada luka


Keluhan yang menyertai : lemas, luka dikaki kanan pada jari tengah dan manis
gangren, seluruh badan timbul bintik hitam,
konstipasi, nafsu makan kurang, sering haus.sering
berkeringat.

Catatan kronologis : pasien megalami penyakit diabetes sebelumnya,obat


yang di gunakan sebelumnya adalah obat- obat
tradisional,kemudian 2 minggu yang lalu sebelum
masuk rumah sakit pasien mempunyai luka di jari
manis dan tengah akibat pemakaian sandal yang
terlalu lama sehingga menimbulkan luka, kemudian
luka tersebut diobati dengan menggunakan air hangat
dan betadine,tapi luka tersebut tak kunjung sembuh
malah makin membeasar akhirnya pada tgl 22-07-
2009 pukul 19.30 WIT oleh keluarganya pasien
dibawa ke RSUD Dr. M. Haulussy Ambon,
sesampainya di UGD pasien ditangani oleh dokter
dan mendapat therapy :
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam IV
- Inj. Metronidazol 0,5 mg/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- Inj. Actrapid 4`: 4` : 4` unit
- Inj. Metil cobalt 2x1 amp/6 jam IV
- Pleteal 1x1 tab

Catatan perkembangan :
Tgl 23-07-2009
Tindakan perawat :
a. Pagi
1. Observasi K/U pasien
2. Mengatur jalanya infuse
3. Merawat luka
4. Melanjutkan therapy dokter :
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam IV
- Inj. Metronidazol 0,5 mg/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- Inj. Actrapid 4`: 4` : 4` unit
- Inj. Metil cobalt 1 amp/8 jam IV
- Pleteal 1x1 tab

b. Siang
1. Observasi K/U pasien
2. Melanjutkan tindakan keperawatan
3. Mengganti cairan infuse
4. Melanjutkan therapy dokter :
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Inj. Actrapid 4`: 4` : 4` unit
- Inj. Metil cobalt 1 amp/8 jam IV

c. Malam
1. Observasi K/U pasien
2. Mengatur tetesan infuse
3. Merawat luka
4. Melanjutkan therapy dokter :
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam IV
- Inj. Metronidazol 0,5 mg/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- Inj. Actrapid 4`: 4` : 4` unit
- Inj. Metil cobalt 1 amp/8 jam IV
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
- Pasien pernah mengalami penyakit DM sebelumnya ± 4 bulan lalu
- Pasien tidak pernah mengalami alergi obat
- Pasien tidak pernah di rawat dirumah sakit sebelumnya

RIWAYAT KELUARGA
- Ada keluarga yang menderita penyakit DM
- Ada keluarga yang menderita penyakit jantung.

IV. GENOGRAM
3 generasi

X X X X

DM X HS X X X X

HS 65 PJK HS HS DM X

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

-------- : Tinggal serumah

: Ikatan keluarga

: Meninggal

H&S : Hidup dan Sehat


V. PENGKAJIAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

1. Kebutuhan dasar oksigen


Penampilan umum : lemah
Kesadaran : compos mentis
Kelemahan fisik : ya
Dispnea : tidak ada
Batuk : ada
Keluhan nyeri : tidak ada
Lingkungan yang mempengaruhi : tempat tinggal dekat dengan pasar

2. Kebutuhan dasar nutrisi


a. Keluhan
- Nafsu makan : kurang
- Mual : ada
- Muntah : tidak ada
- Diare : tidak ada
- Konstipasi : ya, 2 hari belum BAB
- Pusing : ya
- Diplopia : tidak ada

b. Masalah dengan makanan


- Selera makan : kurang
- Nyeri : tidak ada
- Mengunyah : tidak ada
- Menelan : tidak ada
- Gigi : ada
- Stomatitis : tidak ada

c. Riwayat diet
- Alergi makanan : tidak ada
- Makanan, minuman yang disukai : sate/kopi
- Makanan pantangan : tidak suka makan jeroan ayam
- Tidak toleransi terhadap makanan : ya toleransi terhadap makan
- BB menurun/meningkat : lama/waktu : 60 kg
- Minuman beralkohol, kopi, the, coca cola : kopi dan kopimix
- Banyaknya/hari/minggu/lama konsumsi : ± 1x seminggu
- Obat-obatan/suplkemen gizi yang di gunakan : tidak ada
- Status keadaan fisik yang meningkatkan diet : luka gangren

3. Kebutuhan cairan dan elektrolit


a. Keluhan
- Nafsu makan : kurang
- Mual : ya
- Muntah : tidak ada
- Diare : tidak ada
- Konstipasi : ya, 2 hari belum BAB
- Perdarahan : tidak ada
- Suhu tubuh meningkat : 37,5 ºC

b. Masukan cairan melalui oral


- Lama pemberian : tidak menentu
- Jumlah pemberian : 1000 cc/hr
- Frekuensi pemberian : 5-6 gls/hr
- Keluhan : tidak ada

c. Masukan cairan melalui enteral


- Jenis cairan : tidak ada
- Lama pemberian : tidak ada
- Jumlah pemberian : tidak ada
- Frekuensi pemberian : tidak ada
- Keluhan saat pemberian cairan : tidak ada

d. Masukan cairan melalui parenteral : ya


- Jenis cairan : Ringer laktat
- Lama pemberian : 24 jam
- Jumlah pemberian : 3 kolf : 1500 cc/hari
- Frekuensi pemberian : 20 tts/mnt
- Keluhan saat pemberian cairan : tidak ada

4. Kebutuhan dasar aktivitas


a. Keluhan
- Kelemahan fisik : ya
- Penyebab/factor pencetus : nyeri pada jari tengah dan manis
- Lokasi penyebaran : seluruh tungkai kaki
- Skala keluhan : 2-3 (di bantu)
- Mulai datangnya keluhan : sejak adanya luka
- Hal-hal yang meringkan/memberatkan : saat istirahat/saat luka dibersihkan

b. Factor yang mempengaruhi kelemahan fisik


- Pernah pembedahan : tidak ada
- Jenis pembedahan : tidak ada
- Kapan pembedahan : tidak ada
- Lama perawatan pembedahan : tidak ada

c. Pola kognitif-perseptual
- Kesadaran : compos mentis
- Orientasi : tidak bingung
- Bicara/bahasa : ambon
- Kemampuan membaca : ya
- Kemampuan interaksi : sesuai
- Pendengaran : baik

5. Kebutuhan dasar eliminasi


Keluhan rasa nyeri pada
- Pinggang : tidak ada
- Supra pubik : tidak ada
- Perut atau kelamin : tidak ada
- Disuria : tidak ada
- poliuri : ya sering kencing
- Anuri : tidak ada
- Inkontinensia urin : tidak ada
- Retensi urin : tidak ada
- Hematuri : tidak ada
- Enoriasis/ngompol : tidak ada

6. Kebutuhan dasar bowel


Keluhan adakah nyeri : tidak ada
- Abdomen : tidak ada
- Anus : tidak ada
- Masa feses yang keras : ya, keras
- Diare : tidak ada
- Inkontinensia alvi : tidak ada
- Kembung : tidak ada

7. Kebutuhan dasar istirahat tidur


Keluhan tidur
- Insomnia : ya
- Parasonmia : tidak ada
- Hipersomia : tidak ada
- Gangguan silkus bangun : ya
- Factor yang mempengaruhi istirahat dan tidur : nyeri pada jari kaki
- Penggunaan alat bantu sebelum tidur : tidak ada
- Pengguaan obat sebelum tidur : tidak ada

8. Kebutuhan dasar psiko, social, spiritual, sexual


keluhan
- Persepsi klien tentang penyakit yang di alami : sedih
- Adakah rasa takut : ya
- Adakah rasa marah dan sedih : ya
- Mengapa klien marah : penyakit tak kunjung sembuh
- Cara mengatasi marah dan sedih : tidur

Kebutuhan dasar sosial


- Hubungan dengan orang lain : baik
- Hubungan dengan orang-orang terdekat (keluarga inti) : baik
- Siapa orang yang yang paling penting : istri
- Kepada siapa pasien bertanya : keluarga/perawat/dokter
- Siapa pengambil keputusan bila ada masalah : istri
- Organisasi di masyarakat yang pernah diikuti :
- Bagaimana kegiatan keagamaan : sejak sakit pasien tidak pernah mengikuti
kegiatan keagamaan
- Apa yang dirasakan bila karena sakit tidak menjalankan ibadah : sedih

Kebutuhan dasar spiritual


- Bagaimana kepercayaan klien terhadap Tuhan yang maha Esa : pasien percaya dan
meyakini Tuhan YMEs
- Apakah klien menerima kenyataan yang dialami : ya
- Apakah klien percaya penyakitnya disebabkan karena mantra, pellet dll : tidak
- Apakah klien menganggap penyakit yang dialami karena kutukan Tuhan : tidak

9. Kebutuhan dasar terminal


Keluhan fisikal
- Nyeri : tidak ada
- Kulit : tidak ada
- Distensi : tidak ada
keluhan psikologik
- Ketergantungan :
- kehilangan control : tidak ada
- hambatan dalam komunikasi : tidak ada
- keluhan social : merasa dikucilkan
- keluhan spiritual : menyesal telah lalai dalam menjalankan agama
- rencana saat ajal tiba : belum ada

10. Kebutuhan keamanan dan keselamatan


Keluhan
Nyeri : ya,pada luka saat di bersihkan
- Kwalitas nyeri : berat
- Lokasi penyebaran nyeri : jari kaki kanan sampai ke tungkai
- Intensitas nyeri : 7-10
- Lamanya nyeri : konstan
- Pengaruh terhadap aktivitas sehari-hari : ya
- Cara mengatasi nyeri : istirahat tidur
- Respon pasien : nyeri membuat pasien tidak nyaman
Luka
- Apakah pasien mengalami luka : ya
- Lokasi luka : jari tengah dan manis
- Penyebab luka : pemakaian sandal yg lama dan penyakit DM
- Kapan observasi luka dilakukan : setiap 6 jam
- Apakah perawatan luka dilakukan setiap protab : ya
Persiapan alat :
Troli yang berisi:
1. Gunting verban
2. Kasa steril
3. Kasa gulung
4. Larutan Nacl
5. Plester
6. Larutan sabun
7. Air asin secukupnya
8. Hanscon
9. Pinset anatomi
10. Pinset cirugis
11. Gunting jaringan
Prosedur kerja :
1. Bawa alat kedekat pasien
2. Beritahu pasien tindakan yang dilakukan
3. Mencuci tangan
4. Memakai hanscon
5. Basahi balutan luka dengan larutan Nacl
6. Lepaskan plester menggunakan pinset, kemudian mencuci luka dengan
menggunakan air sabun sampai bersih 3x cuci
7. Potong jaringan kulit yang mati dengan menggunakan gunting jaringan
8. Keringan luka dengan menggunakan khasa steril
9. Taburkan bubuk obat pada luka
10. Balut dengan mengunakan kasa steril dan bungkus dengan verban
11. Lepaskan hanscon
12. Cuci tangan
13. Bersihkan alat dan rapikan pasien
14. Dokumentasikan tindakan

Alat bantu
- Pasien terpasang alat bantu : ya, infus
- Lama penggunaan alat bantu : mulai tgl 22-02-2009
- Dilakukan pergantian sesuai protab : tidak
- Apakah dilakukan observasi : ya, terhadap kelancaran cairan
Tanda infeksi
- Adanya kemerahan : tidak ada
- Panas : tidak ada
- Nyeri : tidak ada
- Bengkak : tidak ada
- Fungsio leasa : tidak ada
- Lokasi infeksi : tidak ada
VI. PEMERIKSAAN FISIK

Kepala
- Rambut : lurus
- Warna : hitam
- Tekstur : halus
- Distribusi : tebal
- Struktur : rapat
- Penampilan : kusam

Mata
- Pupil : simetris ki/ka
- Konjungtiva : merah muda
- Kornea : bening tidak ada vaskularisasi
- Pengeluaran secret/air mata : tidak ada
- Cekung : ada
- Oedema : tidak ada
- Penglihatan : kabur(maturasi)
- Penggunaan alat bantu : kaca mata

Mulut
Bibir
- Membrane mukosa : pucat
- Tekstur : kasar
- Peradangan : tidak ada
- Lesi : tidak ada
- Pernafasan bibir : tidak ada

Lidah
- Warna : merah muda
- Tekstur : lembut
- Peradangan : tidak ada
- Lesi : tidak ada

Gusi
- Warna : pucat
- Tektur : lembut
- Peradangan : tidak ada

Gigi
- Jumlah : 24 buah
- Masalah gigi : caries dan tanggal
- Struktur : tidak rapi
- Peradangan : tidak ada
- Penampilan : kotor
- Kebersihan gigi : kurang
- Adakah peradangan tonsil : tidak ada

Leher
Distensi vena : tidak ada
- Pembesaran kelenjar : tidak ada
- Keluhan lain : tidak ada

Dada
- Retraksi : ada
- Simetris : ya ki/ka
- Frekuensi pernafasan : 20 x/mnt
- Tipe pernafasan : bronkus vesikuler
- Taktil fremitus : ya
- Taktil fokal : tidak
- Masa abnormal : tidak ada
- Resonan : tidak ada
- Dullness/flat : tidak ada
- Timpani : tidak ada
- Bunyi nafas tambahan : tidak ada
- Bunyi nafas : bronkus
- Bunyi jantung : S1 S2 lup dup (normal)
- Bunyi jantung tambahan : tidak ada
- Tekanan darah : 110/80 mmhg

Abdomen
- Pembesaran abdomen : tidak ada
- Warna kulit abdomen : kecoklatan
- Tekstur abdomen : halus
- Adakah peradangan : tidak ada
- Distensi abdomen : tidak ada
- Nyeri tekan kuadran ki/ka/atas/bawah : kiri atas
- Bunyi : timpani

Kulit
- Sianosis perifer : tidak ada
- Sianosis sentral : tidak ada
- Pucat : ya
- Oedema : tidak ada
- Suhu : hangat
- Tanda radang : pada kaki kanan
- Tekstur : keriput

Ekstrimitas
- Keluhan : nyeri
- Warna jari dan kuku : pucat
- Pucat : ya
- Clubbing : tidak ada
- Oedem perifer : tidak ada
- Tromboplebitis : tidak ada
- Adakah deformitas : tidak ada
- Frekuensi nadi perifer : 80 x/mnt
- Kekuatan otot ekstrimitas atas/bawah: menurun
- Tonus otot : lemah
- Ukuran otot : sedang
- Tidak mampu mengangkat benda : ya
- Tidak mampu berjalan : ya
- ROM : ya
- Keseimbangan : kurang
- Anggulasi : tidak ada
- Amputasi : tidak ada
- Kemampuan mengubah posisi : kurang
- Keterbatasan gerak : ya
- Koordinasi otot : kurang
VII. POLA AKTIVITAS SETIAP HARI

No Pola aktivitas sehari-hari Sebelum sakit Saat sakit


1. Makan
- Pagi Nasi,bubur, telur Bubur
- Siang Nasi, ikan, sayur Bubur
- Sore - -
- Malam Nasi, ikan, sayur Bubur
- Frekuensi makan 3x sehari 3x sehari
- Jenis makanan Padat Lunak
- Jumlah makanan 1 porsi 5-6 sendok
- Keluhan saat makan tidak ada Kurang nafsu makan

2. Minum
- Jenis minuman teh, kopi, air putih Air putih,diabetasol
- Jumlah minuman 1500 cc/hr 1000 cc/hr
- Frekuensi minum 6-8 gls/hr 5-6 gls/hr
- Keluhan saat minum tidak ada Tidak ada

3. Eliminasi
- Frekuensi BAB 2-3x sehari 1x dalam 2 hari
- Warna Kuning Hitam kecoklatan
- Konsistensi lunak Keras
- Keluhan BAB tidak ada Susah BAB
- Frekuensi BAK 4-6x sehari 5-6x sehari
- Warna Putih Kuning
- Jumlah BAK 800-1200 cc/hr 1000-1400 cc/hr
- Keluhan BAK tidak ada Kencing kuning

4. Tidur dan istirahat


- Tidur siang baik Kurang
- Lama tidur siang 2-3 jam ½ jam
- Tidur malam Baik Kurang
- Lama tidur malam 7-8 jam 5 jam
- Keluhan gangguan tidur tidak ada Susah tidur karena
nyeri
5. Personal hygiene
- Frekuensi mandi 2x sehari 1x sehari(di lap)
- Frekuensi sikat gigi 3x sehari 1x sehari
- Ganti pakaian 2x sehari 3 hari sekali
- Masalah saat mandi tidak ada Aktivitas dibantu
keluarga
6. Aktivitas
- Aktivitas dilakukan sendiri ya Tidak
- Aktivitas dilakukan dengan tidak ada Ya, dengan keluarga
bantuan orang lain
- Aktivitas tidak dapat dilakukan tidak ada ya
sendiri
No Aktivitas Sebelum sakit Saat sakit Keterangan
Skor skor
1. Mandi 0 2
2. Berpakaian berdandan 1 2
3. Mobilisasi tempat tidur 0 2
4. Ambulasi 0 2
5. Makan 0 2
6. Minum 0 2
7. Naik tangga 0 -
8. Belanja 1 -
9. Masak - -
10. Merapikan rumah 0 -
11. Berjalan 0 3
12. Duduk 0 2
13. Olah raga - -

Keterangan :
0 = mandiri
1 = di bantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = ketergantungan

VIII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Tgl 22-07-2009
1. GDP : 249

Tgl 23-07-2009
1. HB : 14,5
2. Leuco : 13.900
3. BBS : 105-108
4. Ureum : 30
5. Creat : 1,0
6. As. Urat : 4,7
7. GDP : 206
8. SGot/pt
9. BLT/D/I : 1,0/0,4/0,6

IX. THERAPY/PENGOBATAN/TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Therapy obat :
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam IV
- Inj. Metronidazol 0,5 mg/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- Inj. Actrapid 4`: 4` : 4` unit
- Inj. Metil cobalt 2x1 amp/6 jam IV
- Pleteal 1x1 tab

2. Therapy cairan :
- IVFD RL 20 tts/mnt

3. Therapy diet :
- Rendah gula
X. KLASIFIKASI DATA
DS : Pasien mengatakan
- Badan lemas
- Bila kencing semut selalu menggerumuti
- Lukadi kaki kanan pada jari tengah dan manis (jari tengah dan manis hitam)
- Seluruh badan timbul bintik hitam
- Nafsu makan kurang
- Sering haus
- Sering minum kopi dan kopi mix ± 1x seminggu
- mual
- pusing
- sering kencing
- sering berkeringat
- susah tidur karna nyeri
- nyeri bila luka dibersihkan
- lamanya nyeri terus menerus
- nyeri menyebar dari jari kaki kanan ke tungkai
- tidak dilakukan pergantian perban abocath sesuai protab
- 2 hari belum BAB
- Tidur siang ±½ jam
- Tidur malam ±5 jam
- Pasien merasa takut,marah dengan penyakit yang dialami karena penyakit tak
kunjung sembuh
DO :
- k/u lemah
- luka pada kaki kanan(jari tengah dan manis gangren)
- nyeri pada kaki yang luka (dengan skala 7- 10 )
- pada ekstrimitas kanan terpasang infuse RL 20 tts/mnt
- konjungutiva pucat
- membrane mukosa pucat, kering dan kasar
- warna jari dan kuku pucat
- makan 5-6 sendok
- keadaan gusi pucat, penampilan kotor
- gigi caries, tekstur tidak rapi, penampilan kotor, kebersihhan kurang
- nyeri tekan di kuadran kiri atas abdomen
- tonus otot menurun
- output urin ±800-1400 cc/hr
- terpasang alat bantu IVFD sejak dari IRD
- aktivitas di bantiu oleh keluarga
- leuko 13.900
XI. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS : pasien mengatakan : Kematian jaringan Infeksi
- Luka kaki kanan pada jari
tengah dan manis (gangren)
- Nyeri bila luka dibersihkan
DO :
- Luka kaki kanan pada jari
tengah dan manis (ganren)

2. DS : pasien mengatakan : Penurunan intake cairan Nutrisi kurang dari


- lemas kebutuhan tubuh
- kurang nafsu makan
- mual
- pusing
DO :
- makan abis 5-6 sendok
- konjungtiva pucat
- tonus otot menurun
- membrane mukosa kering,
pucat, kotor
- TD : 110/80 mmhg

3. DS : paasien mengatakan : Nyeri Perubahan pola


- Susah tidur karna nyeri istirahat dan tidur
- Badan lemas
- Tidur siang ½ jam
- Tidur malam 5 jam
DO :
- k/u lemah
- skala nyeri 7-8
- konjungtiva pucat
- TD :110/80 mmhg

4. DS : pasien mengatakan Kelemahan Intoleransi akttivitas


- badan lemas
- pusing
DO :
- k/u lemah
- luka kaki kanan pada jari
tengah dan manis (gangren)
- skala nyeri 7-8
- tonus otot menurun

5. DS : pasien mengatakan Intake cairan yang tidak Devisit volume


- nafsu makan kurang adekuat cairan
- sering haus
- mual
- sering kencing
DO :
- k/u lemah
- makan abis 5-6 sendok
- pengeluaran 800-1400 cc/hr
- pada ekstrimitass kanan
terpasang infuse
- konjungtiva pucat
- membrane muosa kering, pucat
tekstur kasar

6. DS: pasien mengatakan Kesalahan interpretasi Kurang pengetahuan


- sering minum kopi dan kopi informasi tentang penyakit
mix
- pasien sering bertanya tentang
penyakitnya
- teh gula
DO :
- hasil lab:
hari/tgl
GDP 206

XII. DIAGNOSA KEPERWATAN DAN PRIORITAS MASALAH


1. Infeksi b/d kematian jaringan yang di tandai dengan :
DS : pasien mengatakan:
- Ada luka di kaki kanan jari tengah dan manis hitam
- Nyeri pada luka kaki kanan
- Nyeri bila luka dibersihkan
DO :
- Luka kaki kanan pada jari tengah dan manis(gangren)

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan tidak adekuat,
ketidakcukupan insulin yang ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan :
- kurang nafsu makan
- mual
- lemas
- pusing
DO :
- makan 5-6 sendok
- membrane mukosa kering
- tekstur kasar

3. Perubahan pola istirahat dan tidur b/d nyeri yang ditandai dengan:
DS : pasien mengatakan :
- Susah tidur karena nyeri
- Tidur siang ± ½ jam
- Tidur malam ± 5 jam

DO :
- Konjungtiva pucat
- TD 110/80 mmhg

4. Intoleransi aktivitas b/d nyeri luka pada kaki kanan yang ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan :
- Luka kaki kanan pada jari tengah dan manis
- Nyeri pada luka kaki kanan
DO :
- K/U lemah
- Aktivitas dibantu
- Skala keluhan 2 (di bantu)
5. Devisit volume cairan b/d intake cairan tidak adekuat yang ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan :
- Nafsu makan kurang
- Sering haus
- Mual
- Sering kencing
- Sering berkeringat
DO :
- Makan 5-6 sendok
- Minum 1000 cc
- Terpasang infuse pada ekstrimitas kanan atas
- Jumlah tetesan 20 tts/mnt dalam 24 jam
- Membrane mukosa kering
- Tekstur kasar

6. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kesalahan interpretasi informasi yang di


tandai dengan :
DS: pasien mengatakan
- sering minum kopi dan kopi mix
- pasien sering bertanya tentang penyakitnya
- teh gula
DO :
- hasil lab:
hari selasa/tgl 23-07-2009
GDP 206

XIII. PRIORITAS MASALAH

1. Infeksi b/d kematian jaringan


2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan tidak adekuat,
ketidakcukupan insulin
3. Perubahan pola istirahat dan tidur b/d nyeri
4. Intoleransi aktivitas b/d nyeri luka pada kaki kanan
5. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d intake cairan tidak adekuat
6. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kesalahan interpretasi informasi
XIV. NCP

No Diagnose keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


1. Infeksi b/d kematian jaringan yang di Infeksi hilang 1. Ganti balutan 1. Mencegah
tandai dengan : dengan criteria : tiap 12 jam terjadinya
DS : pasien mengatakan: 1. Nyeri hilang 2. Observasi penyebaran infeksi
- Ada luka di kaki kanan jari 2. Tidak ada luka tanda-tanda 2. Mengetahui sejauh
tengah dan jari manis hitam infeksi mana penyebaran
- Nyeri pada luka kaki kanan 3. Lanjutkan infeksi
- Nyeri bila luka dibersihkan pemberian 3. Pengobatan yang
DO : therapy obat benar akan
- Luka kaki kanan pada jari dari dokter mempercepat luka
tengah dan manis(ulkus) kering

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Nutrisi terpenuhi 1. Anjurkan 1. Makanan yang
b/d intake makanan tidak adekuat dengan criteria : pasien untuk manis dapat
yang ditandai dengan : 1. Nafsu makan tidak meningkatkan
DS : pasien mengatakan : bertambah mengkonsumsi kadar gula darah
- kurang nafsu makan 2. Tidak ada mual makanan yang 2. Dengan porsi
- mual 3. Tidak lemah manis sedikit tetapi sering
- lemas 4. Makan 1 porsi 2. beri makanan menghindari rasa
DO : 5. Membrane hangat dalam mual
- makan 5-6 sendok mukosa lembab jumlah kecil 3. Mengawasi
- membrane mukosa kering 6. Tekstur halus tetapi sering penurunan dan
- tekstur kasar 3. timbang berat peningkatan BB
badan

3. Perubahan pola istirahat dan tidur b/d Istirahat danTidur 1. Pantau TTV 1. Untuk mengetahui
nyeri yang ditandai dengan: terpenuhi dengan pasien perkembangan
DS : pasien mengaan : criteria : 2. Atur ruangan pasien
- Susah tidur karena nyeri 1. Pasien tidur yang nyaman 2. Meningkatkan
- Tidur siang ± ½ jam nyenyak sebelum tidur kenyamanan tidur
- Tidur malam ± 5 jam 2. Tidur siang 2-3 3. Observasi serta dukungan
DO : jam konjungtiva psikologis atau
- Konjungtiva pucat 3. Tidur malam 7- 4. Anjurkan fisiologis
- TD 110/80 mmhg 8 jam pasien berdoa 3. Mengontrol
4. Konjungtiva sebelum perubahan tekanan
merah muda memulai tidur darah akibat
5. Lanjutkan kurang tidur
pemberian 4. Dengan berdoa
therapy obat pasien akan tenang
dari dokter 5. Therapy obat dapat
membantu proses
kimia dalam tubuh

4. Intoleransi aktivitas b/d keelemahan Intoleransi 1. Kaji tingkat 1. Kelemahan adalah


yang ditandai dengan : aktivitas kelemahan efek samping dari
DS : pasien mengatakan : terpenuhi dengan 2. Berikan beberapa obat
- Luka kaki kanan pada jari kriteria: bantuan dalam 2. Pemenuhan
tengah dan manis 1. K/U membaik beraktivitas kebutuhan
- Nyeri pada luka kaki kanan 2. Aktivitas tidak 3. Berikan alat perawatan diri
DO : di bantu bantu untuk pasien tanpa
- K/U lemah 3. Skala keluhan 0 beraktivitas mempengaruhi
- Aktivitas dibantu (mandiri) stress miokard
- Skala keluhan 2 (di bantu) 3. Menggunakan alat
bantu akan
memudahkan
beraktivitas

5. Devisit volume cairan b/d intake Devisit volume 1. Kaji input dan 1. Untuk mengetahui
cairan tidak adekuat yang ditandai cairan dapat output cairan keseimbangan
dengan : terpenuhi dengan tiap 24 jam masukan dan
DS : pasien mengatakan : criteria : 2. Pantau tetesan haluaran cairan
- Nafsu makan kurang 1. Nafsu makan cairan infuse 2. Mengawasi
- Sering haus bertambah tiap 8 jam kelancaran tetesan
- Mual 2. Tidak rasa haus 3. Berikan HE dan mencegah
- Sering kencing 3. Tidak mual tentang terjadinys
- Sering berkeringat 4. Tidak manfaat cairan sumbatan selang
DO : berkeringat bagi kebutuhan 3. Dengan
- Makan 5-6 sendok 5. Makan 1 porsi tubuh memberikan
- Minum 1000 cc 6. Minum 1500 pemahaman
- Terpasang infuse pada cc/hari kepada keluarga
ekstrimitas kanan atas 7. Tidak terpasang akan
- Jumlah tetesan 20 tts/mnt infuse mempermudah
dalam 24 jam 8. Membrane kebutuhan klien
- Membrane mukosa kering mukosa lembab terpenuhi
- Tekstur kasar 9. Tekstur halus

6. Kurang pengetahuan tentang Resiko terjadi 1. Ganti balutan 1. Dengan rutin


penyakit b/d kesalahan interpretasi amputasi dapat tiap 12 jam mengganti verban
informasi yang ditandai dengan teratasi dengan 2. Kaji mencegah
criteria : peningakatan penyebaran infeksi
DS : pasien mengatakan : 1. Tidak ada luka dan penurunan serta mencegah
- Ada luka di kaki kanan pada dikaki kanan kadar gula kematian jaringan
jari tengah dan manis hitam pada jari tengah darah 2. Mengawasi
- Pasien sering bertanya dan manis 3. Lanjutkan peningkatan dan
tentang penyakitnya 2. Tidak ada pemberian penurunan gula
- Pasien gelisah gangrene therapy obat darah
DO : 3. Pasien tidak dari dokter 3. Penggunaan obat
- Jari tengah dan manis ulkus amputasi yang teratur
- mempercepat
perbaikan jaringan
No Implementsi evaluasi
1. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. Mengganti balutan S : pasien mengatakan :
Hasil : - Nyeri bila luka dibersihkan
luka bersih O:
- luka bersih
Pukul : 09.35 WIT A : masalah belum teratasi
2. Mengobservasi tanda-tanda infeksi P : intervensi 1,2,3 dipertahankan
Hasil :
ada nyeri di tempat luka

Pukul : 12.00 WIT


3. Melanjutkan pemberian therapy dokter
Hasil :
injeksi cefotaxime 1 gr/12 jam IV

No Implementsi evaluasi
2. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. Menganjurkan pasien untuk tidak makan S : pasien mengatakan :
makanan yang manis - Nafsu makan bertambah
Hasil : - Tidak ada mual
Pasie dan Keluarga dapat memahami O:
penjelasan yang diberikan - Makan 1 porsi dihabiskan
A : masalah sebagian teratasai
Pukul : 12.15 WIT P : intervensi 1,2, dipertahankan
2. memberi makan hangat dalam jumlah
kecil tetapi sering
hasil :
pasien dapat makan 1 porsi

pukul :
3. menimbang berat badan
hasil :

No Implementsi evaluasi
3. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. mengatur ruangan yang nyaman sebelum S : pasien mengatakan :
tidur -
hasil : O : luka bersih
ruangan tertib dan aman A : masalah belum teratasi
P : intervensi 1,2,3 dipertahankan
pukul : 12.55 WIT
2. menganjurkan pasien berdoa sebelum
memulai tidur
hasil :
pasien mengikuti ajuran untuk berdoa

pukul :
3. melanjutkan pemberian therapy obat dari
dokter
hasil : injeksi ranitidine 1 amp/IV

No Implementsi evaluasi
1. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. mengkaji tingkat kelemahan S : pasien mengatakan :
hasil : Nyeri bila luka dibersihkan
O : luka bersih
pukul : A : masalah belum teratasi
2. memberikan bantuan dalam beraktivitas P : intervensi 1,2,3 dipertahankan
hasil :

pukul :
3. memberikan alat bantu untuk beraktivitas
hasil :

No Implementsi evaluasi
1. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. mengatur diet makan S : pasien mengatakan :
Hasil : Nyeri bila luka dibersihkan
O : luka bersih
A : masalah belum teratasi
2. memberi makan dalam jumlah kecil P : intervensi 1,2,3 dipertahankan
tetapi sering
hasil :

3. timbang berat badan


hasil :

Anda mungkin juga menyukai