A. Pengertian (Medis)
Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi makrovaskuler,
mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long)
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan
mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin
yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart)
Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan
dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).
Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar
glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono,
2002).
B. Etiologi
Etiologi dari diabetes mellitus tipe II sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari
studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa diabetes mellitus adalah merupakan
suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu penyebab
yang mendasarinya.
Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :
a.Faktor genetik
Riwayat keluarga dengan diabetes :
Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes mellitus dengan
kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita diabetes mellitus
mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang memperlihatkan
angka hanya 1, 96 %.
3.)Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.
4.)Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah tinggi, akromegali
karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena konsentrasi glukagon dalam
darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin meningkat
C. Klasifikasi
D. Patofisiologi
Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek utama
kekurangan insulin sebagai berikut :
1) Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan konsentrasi
glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.
2) Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan
kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang
mengakibatkan aterosklerosis.
3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes mellitus yang tidak
mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes mellitus. Bila jumlah glukosa
yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225 mg.menit
glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi glomerulus
yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa meningkat
melebihi 180 mg%.
E. Manifestasi klinis
F. Komplikasi
a.Akut
1.)Hypoglikemia
2.)Ketoasidosis
3.)Diabetik
b.Kronik
1.)Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh darah
tepi, pembuluh darah otak.
2.)Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
3.)Neuropati diabetic.
G. Pemeriksaan penunjang
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).
H. Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur glukosa
darah dan mencegah timbulnya komplikasi akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi
diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik, diet
dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Pada penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang manis untuk
selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus adalah
tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).
Diet pada penderitae diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain :
a.Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30 %, protein 20 %.
b.Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
c.Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
d.Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal ginjal.
Indikasi diet A :
Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
Indikasi diet B :
Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
a.Kurang tahan lapan dengan dietnya.
b.Mempunyai hyperkolestonemia.
c.Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami cerobrovaskuler acident
(cva) penyakit jantung koroner.
d.Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik tetapi belum ada
nefropati yang nyata.
e.Telah menderita diabetes dari 15 tahun
Indikasi diet B1
Diberikan pada penderita diabetes yang memerlukan diet protein tinggi, yaitu penderita
diabetes terutama yang :
a.Mampu atau kebiasaan makan tinggi protein tetapi normalip idemia.
b.Kurus (underweight) dengan relatif body weight kurang dari 90 %.
c.Masih muda perlu pertumbuhan.
d.Mengalami patah tulang.
e.Hamil dan menyusui.
f.Menderita hepatitis kronis atau sirosis hepatitis.
g.Menderita tuberkulosis paru.
h.Menderita penyakit graves (morbus basedou).
i.Menderita selulitis.
j.Dalam keadaan pasca bedah.
Indikasi tersebut di atas selama tidak ada kontra indikasi penggunaan protein kadar tinggi.
Indikasi B2 dan B3
Diet B2
Diberikan pada penderita nefropati dengan gagal ginjal kronik yang klirens kreatininnya masih
lebar dari 25 ml/mt.
Sifat-sifat diet B2
a.Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari tetapi mengandung protein kurang.
b.Komposisi sama dengan diet B, (68 % hidrat arang, 12 % protein dan 20 % lemak) hanya saja
diet B2 kaya asam amino esensial.
c.Dalam praktek hanya terdapat diet B2 dengan diet 2100 – 2300 kalori / hari.
Karena bila tidak maka jumlah perhari akan berubah.
Diet B3
Diberikan pada penderita nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik yang klibers
kreatininnya kurang dari 25 MI/mt
Sifat diet B3
a.Tinggi kalori (lebih dari 2000 kalori/hari).
b.Rendah protein tinggi asam amino esensial, jumlah protein 40 gram/hari.
c.Karena alasan No 2 maka hanya dapat disusun diet B3 2100 kalori dan 2300 / hari. (bila tidak
akan merubah jumlah protein).
d.Tinggi karbohidrat dan rendah lemak.
e.Dipilih lemak yang tidak jenuh.
Semua penderita diabetes mellitus dianjurkan untuk latihan ringan yang dilaksanakan secara
teratur tiap hari pada saat setengah jam sesudah makan. Juga dianjurkan untuk melakukan
latihan ringan setiap hari, pagi dan sore hari dengan maksud untuk menurunkan BB.
Penyuluhan kesehatan.
Untuk meningkatkan pemahaman maka dilakukan penyuluhan melalui perorangan antara
dokter dengan penderita yang datang. Selain itu juga dilakukan melalui media-media cetak dan
elektronik.
II. LANDASAN TEORI KEPERAWATAN/ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah keluarga yang menderita penyakit seperti klien ?
2. Riwayat Kesehatan Pasien dan Pengobatan Sebelumnya
Berapa lama klien menderita DM, bagaimana penanganannya, mendapat terapi
insulin jenis apa, bagaimana cara minum obatnya apakah teratur atau tidak, apa saja
yang dilakukan klien untuk menanggulangi penyakitnya.
3. Aktivitas/ Istirahat :
Letih, Lemah, Sulit Bergerak / berjalan, kram otot, tonus otot menurun.
4. Sirkulasi
Adakah riwayat hipertensi,AMI, klaudikasi, kebas, kesemutan pada ekstremitas,
ulkus pada kaki yang penyembuhannya lama, takikardi, perubahan tekanan darah
5. Integritas Ego
Stress, ansietas
6. Eliminasi
Perubahan pola berkemih ( poliuria, nokturia, anuria ), diare
7. Makanan / Cairan
Anoreksia, mual muntah, tidak mengikuti diet, penurunan berat badan, haus,
penggunaan diuretik.
8. Neurosensori
Pusing, sakit kepala, kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia,gangguan
penglihatan.
9. Nyeri / Kenyamanan
Abdomen tegang, nyeri (sedang / berat)
10.Pernapasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi / tidak)
11.Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
B. Diagnose keperawatan
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi berdasarkan teori, maka
diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien diabetes mellitus yaitu :
a.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral.
c.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
d.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan
glukosa/insulin dan atau elektrolit.
e.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
f.Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang tidak dapat
diobati, ketergantungan pada orang lain.
g.Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan
dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi.
C. NCP
a.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat
diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar
elektrolit dalam batas normal.
Intervensi :
1.)Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
2.)Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.
3.)Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan
keefektifan dari terapi yang diberikan.
4.)Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang
berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
5.)Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons
pasien secara individual.
b.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan
insulin, penurunan masukan oral.
Tujuan :
Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
Menunjukkan tingkat energi biasanya
Berat badan stabil atau bertambah.
Intervensi :
1.)Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
2.)Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
3.)Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural.
Rasional : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan,
kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.
4.)Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk
memahami nutrisi pasien.
5.)Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
Rasional : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan glukosa ke dalam sel.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S. Y. M
Umur : 65 th
Jenis kelamin : laki-laki
Pendidikan : SHD
Pekerjaan : Pensiunan PNS
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Passo
Tanggal masuk : 22-07-2009 Pukul : 20.30 WIT
Tanggal pengkajian : 24-07-2009 Pukul : 13.15 WIT
Rumah sakit : RSUD Dr. Haulussy Ambon
Ruangan/bangsal : Ruang interna laki-laki
Diagnose medis : DM tipe II (ulkus diabetalus)
No rek : 095784
Penanggung jawab : Ny. P. M
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien : istri
Alamat : Passo
Keluhan utama masuk rumah sakit : nyeri dikaki pada jari tengah dan manis
Keluhan yang menyertai : lemas, menurut keluarga kalau kencing semut
mengerumuti air kencing, ada luka di kaki kanan
hitam pada jari tengah dan manis, seluruh badan
timbul bintik hitam.
Catatan perkembangan :
Tgl 23-07-2009
Tindakan perawat :
a. Pagi
1. Observasi K/U pasien
2. Mengatur jalanya infuse
3. Merawat luka
4. Melanjutkan therapy dokter :
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam IV
- Inj. Metronidazol 0,5 mg/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- Inj. Actrapid 4`: 4` : 4` unit
- Inj. Metil cobalt 1 amp/8 jam IV
- Pleteal 1x1 tab
b. Siang
1. Observasi K/U pasien
2. Melanjutkan tindakan keperawatan
3. Mengganti cairan infuse
4. Melanjutkan therapy dokter :
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Inj. Actrapid 4`: 4` : 4` unit
- Inj. Metil cobalt 1 amp/8 jam IV
c. Malam
1. Observasi K/U pasien
2. Mengatur tetesan infuse
3. Merawat luka
4. Melanjutkan therapy dokter :
- IVFD RL 20 tts/mnt
- Inj. Cefotaxim 1 gr/12 jam IV
- Inj. Metronidazol 0,5 mg/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 1 amp/12 jam IV
- Inj. Actrapid 4`: 4` : 4` unit
- Inj. Metil cobalt 1 amp/8 jam IV
III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
- Pasien pernah mengalami penyakit DM sebelumnya ± 4 bulan lalu
- Pasien tidak pernah mengalami alergi obat
- Pasien tidak pernah di rawat dirumah sakit sebelumnya
RIWAYAT KELUARGA
- Ada keluarga yang menderita penyakit DM
- Ada keluarga yang menderita penyakit jantung.
IV. GENOGRAM
3 generasi
X X X X
DM X HS X X X X
HS 65 PJK HS HS DM X
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Ikatan keluarga
: Meninggal
c. Riwayat diet
- Alergi makanan : tidak ada
- Makanan, minuman yang disukai : sate/kopi
- Makanan pantangan : tidak suka makan jeroan ayam
- Tidak toleransi terhadap makanan : ya toleransi terhadap makan
- BB menurun/meningkat : lama/waktu : 60 kg
- Minuman beralkohol, kopi, the, coca cola : kopi dan kopimix
- Banyaknya/hari/minggu/lama konsumsi : ± 1x seminggu
- Obat-obatan/suplkemen gizi yang di gunakan : tidak ada
- Status keadaan fisik yang meningkatkan diet : luka gangren
c. Pola kognitif-perseptual
- Kesadaran : compos mentis
- Orientasi : tidak bingung
- Bicara/bahasa : ambon
- Kemampuan membaca : ya
- Kemampuan interaksi : sesuai
- Pendengaran : baik
Alat bantu
- Pasien terpasang alat bantu : ya, infus
- Lama penggunaan alat bantu : mulai tgl 22-02-2009
- Dilakukan pergantian sesuai protab : tidak
- Apakah dilakukan observasi : ya, terhadap kelancaran cairan
Tanda infeksi
- Adanya kemerahan : tidak ada
- Panas : tidak ada
- Nyeri : tidak ada
- Bengkak : tidak ada
- Fungsio leasa : tidak ada
- Lokasi infeksi : tidak ada
VI. PEMERIKSAAN FISIK
Kepala
- Rambut : lurus
- Warna : hitam
- Tekstur : halus
- Distribusi : tebal
- Struktur : rapat
- Penampilan : kusam
Mata
- Pupil : simetris ki/ka
- Konjungtiva : merah muda
- Kornea : bening tidak ada vaskularisasi
- Pengeluaran secret/air mata : tidak ada
- Cekung : ada
- Oedema : tidak ada
- Penglihatan : kabur(maturasi)
- Penggunaan alat bantu : kaca mata
Mulut
Bibir
- Membrane mukosa : pucat
- Tekstur : kasar
- Peradangan : tidak ada
- Lesi : tidak ada
- Pernafasan bibir : tidak ada
Lidah
- Warna : merah muda
- Tekstur : lembut
- Peradangan : tidak ada
- Lesi : tidak ada
Gusi
- Warna : pucat
- Tektur : lembut
- Peradangan : tidak ada
Gigi
- Jumlah : 24 buah
- Masalah gigi : caries dan tanggal
- Struktur : tidak rapi
- Peradangan : tidak ada
- Penampilan : kotor
- Kebersihan gigi : kurang
- Adakah peradangan tonsil : tidak ada
Leher
Distensi vena : tidak ada
- Pembesaran kelenjar : tidak ada
- Keluhan lain : tidak ada
Dada
- Retraksi : ada
- Simetris : ya ki/ka
- Frekuensi pernafasan : 20 x/mnt
- Tipe pernafasan : bronkus vesikuler
- Taktil fremitus : ya
- Taktil fokal : tidak
- Masa abnormal : tidak ada
- Resonan : tidak ada
- Dullness/flat : tidak ada
- Timpani : tidak ada
- Bunyi nafas tambahan : tidak ada
- Bunyi nafas : bronkus
- Bunyi jantung : S1 S2 lup dup (normal)
- Bunyi jantung tambahan : tidak ada
- Tekanan darah : 110/80 mmhg
Abdomen
- Pembesaran abdomen : tidak ada
- Warna kulit abdomen : kecoklatan
- Tekstur abdomen : halus
- Adakah peradangan : tidak ada
- Distensi abdomen : tidak ada
- Nyeri tekan kuadran ki/ka/atas/bawah : kiri atas
- Bunyi : timpani
Kulit
- Sianosis perifer : tidak ada
- Sianosis sentral : tidak ada
- Pucat : ya
- Oedema : tidak ada
- Suhu : hangat
- Tanda radang : pada kaki kanan
- Tekstur : keriput
Ekstrimitas
- Keluhan : nyeri
- Warna jari dan kuku : pucat
- Pucat : ya
- Clubbing : tidak ada
- Oedem perifer : tidak ada
- Tromboplebitis : tidak ada
- Adakah deformitas : tidak ada
- Frekuensi nadi perifer : 80 x/mnt
- Kekuatan otot ekstrimitas atas/bawah: menurun
- Tonus otot : lemah
- Ukuran otot : sedang
- Tidak mampu mengangkat benda : ya
- Tidak mampu berjalan : ya
- ROM : ya
- Keseimbangan : kurang
- Anggulasi : tidak ada
- Amputasi : tidak ada
- Kemampuan mengubah posisi : kurang
- Keterbatasan gerak : ya
- Koordinasi otot : kurang
VII. POLA AKTIVITAS SETIAP HARI
2. Minum
- Jenis minuman teh, kopi, air putih Air putih,diabetasol
- Jumlah minuman 1500 cc/hr 1000 cc/hr
- Frekuensi minum 6-8 gls/hr 5-6 gls/hr
- Keluhan saat minum tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
- Frekuensi BAB 2-3x sehari 1x dalam 2 hari
- Warna Kuning Hitam kecoklatan
- Konsistensi lunak Keras
- Keluhan BAB tidak ada Susah BAB
- Frekuensi BAK 4-6x sehari 5-6x sehari
- Warna Putih Kuning
- Jumlah BAK 800-1200 cc/hr 1000-1400 cc/hr
- Keluhan BAK tidak ada Kencing kuning
Keterangan :
0 = mandiri
1 = di bantu sebagian
2 = perlu bantuan orang lain
3 = perlu bantuan orang lain dan alat
4 = ketergantungan
Tgl 23-07-2009
1. HB : 14,5
2. Leuco : 13.900
3. BBS : 105-108
4. Ureum : 30
5. Creat : 1,0
6. As. Urat : 4,7
7. GDP : 206
8. SGot/pt
9. BLT/D/I : 1,0/0,4/0,6
2. Therapy cairan :
- IVFD RL 20 tts/mnt
3. Therapy diet :
- Rendah gula
X. KLASIFIKASI DATA
DS : Pasien mengatakan
- Badan lemas
- Bila kencing semut selalu menggerumuti
- Lukadi kaki kanan pada jari tengah dan manis (jari tengah dan manis hitam)
- Seluruh badan timbul bintik hitam
- Nafsu makan kurang
- Sering haus
- Sering minum kopi dan kopi mix ± 1x seminggu
- mual
- pusing
- sering kencing
- sering berkeringat
- susah tidur karna nyeri
- nyeri bila luka dibersihkan
- lamanya nyeri terus menerus
- nyeri menyebar dari jari kaki kanan ke tungkai
- tidak dilakukan pergantian perban abocath sesuai protab
- 2 hari belum BAB
- Tidur siang ±½ jam
- Tidur malam ±5 jam
- Pasien merasa takut,marah dengan penyakit yang dialami karena penyakit tak
kunjung sembuh
DO :
- k/u lemah
- luka pada kaki kanan(jari tengah dan manis gangren)
- nyeri pada kaki yang luka (dengan skala 7- 10 )
- pada ekstrimitas kanan terpasang infuse RL 20 tts/mnt
- konjungutiva pucat
- membrane mukosa pucat, kering dan kasar
- warna jari dan kuku pucat
- makan 5-6 sendok
- keadaan gusi pucat, penampilan kotor
- gigi caries, tekstur tidak rapi, penampilan kotor, kebersihhan kurang
- nyeri tekan di kuadran kiri atas abdomen
- tonus otot menurun
- output urin ±800-1400 cc/hr
- terpasang alat bantu IVFD sejak dari IRD
- aktivitas di bantiu oleh keluarga
- leuko 13.900
XI. ANALISA DATA
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan tidak adekuat,
ketidakcukupan insulin yang ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan :
- kurang nafsu makan
- mual
- lemas
- pusing
DO :
- makan 5-6 sendok
- membrane mukosa kering
- tekstur kasar
3. Perubahan pola istirahat dan tidur b/d nyeri yang ditandai dengan:
DS : pasien mengatakan :
- Susah tidur karena nyeri
- Tidur siang ± ½ jam
- Tidur malam ± 5 jam
DO :
- Konjungtiva pucat
- TD 110/80 mmhg
4. Intoleransi aktivitas b/d nyeri luka pada kaki kanan yang ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan :
- Luka kaki kanan pada jari tengah dan manis
- Nyeri pada luka kaki kanan
DO :
- K/U lemah
- Aktivitas dibantu
- Skala keluhan 2 (di bantu)
5. Devisit volume cairan b/d intake cairan tidak adekuat yang ditandai dengan :
DS : pasien mengatakan :
- Nafsu makan kurang
- Sering haus
- Mual
- Sering kencing
- Sering berkeringat
DO :
- Makan 5-6 sendok
- Minum 1000 cc
- Terpasang infuse pada ekstrimitas kanan atas
- Jumlah tetesan 20 tts/mnt dalam 24 jam
- Membrane mukosa kering
- Tekstur kasar
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Nutrisi terpenuhi 1. Anjurkan 1. Makanan yang
b/d intake makanan tidak adekuat dengan criteria : pasien untuk manis dapat
yang ditandai dengan : 1. Nafsu makan tidak meningkatkan
DS : pasien mengatakan : bertambah mengkonsumsi kadar gula darah
- kurang nafsu makan 2. Tidak ada mual makanan yang 2. Dengan porsi
- mual 3. Tidak lemah manis sedikit tetapi sering
- lemas 4. Makan 1 porsi 2. beri makanan menghindari rasa
DO : 5. Membrane hangat dalam mual
- makan 5-6 sendok mukosa lembab jumlah kecil 3. Mengawasi
- membrane mukosa kering 6. Tekstur halus tetapi sering penurunan dan
- tekstur kasar 3. timbang berat peningkatan BB
badan
3. Perubahan pola istirahat dan tidur b/d Istirahat danTidur 1. Pantau TTV 1. Untuk mengetahui
nyeri yang ditandai dengan: terpenuhi dengan pasien perkembangan
DS : pasien mengaan : criteria : 2. Atur ruangan pasien
- Susah tidur karena nyeri 1. Pasien tidur yang nyaman 2. Meningkatkan
- Tidur siang ± ½ jam nyenyak sebelum tidur kenyamanan tidur
- Tidur malam ± 5 jam 2. Tidur siang 2-3 3. Observasi serta dukungan
DO : jam konjungtiva psikologis atau
- Konjungtiva pucat 3. Tidur malam 7- 4. Anjurkan fisiologis
- TD 110/80 mmhg 8 jam pasien berdoa 3. Mengontrol
4. Konjungtiva sebelum perubahan tekanan
merah muda memulai tidur darah akibat
5. Lanjutkan kurang tidur
pemberian 4. Dengan berdoa
therapy obat pasien akan tenang
dari dokter 5. Therapy obat dapat
membantu proses
kimia dalam tubuh
5. Devisit volume cairan b/d intake Devisit volume 1. Kaji input dan 1. Untuk mengetahui
cairan tidak adekuat yang ditandai cairan dapat output cairan keseimbangan
dengan : terpenuhi dengan tiap 24 jam masukan dan
DS : pasien mengatakan : criteria : 2. Pantau tetesan haluaran cairan
- Nafsu makan kurang 1. Nafsu makan cairan infuse 2. Mengawasi
- Sering haus bertambah tiap 8 jam kelancaran tetesan
- Mual 2. Tidak rasa haus 3. Berikan HE dan mencegah
- Sering kencing 3. Tidak mual tentang terjadinys
- Sering berkeringat 4. Tidak manfaat cairan sumbatan selang
DO : berkeringat bagi kebutuhan 3. Dengan
- Makan 5-6 sendok 5. Makan 1 porsi tubuh memberikan
- Minum 1000 cc 6. Minum 1500 pemahaman
- Terpasang infuse pada cc/hari kepada keluarga
ekstrimitas kanan atas 7. Tidak terpasang akan
- Jumlah tetesan 20 tts/mnt infuse mempermudah
dalam 24 jam 8. Membrane kebutuhan klien
- Membrane mukosa kering mukosa lembab terpenuhi
- Tekstur kasar 9. Tekstur halus
No Implementsi evaluasi
2. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. Menganjurkan pasien untuk tidak makan S : pasien mengatakan :
makanan yang manis - Nafsu makan bertambah
Hasil : - Tidak ada mual
Pasie dan Keluarga dapat memahami O:
penjelasan yang diberikan - Makan 1 porsi dihabiskan
A : masalah sebagian teratasai
Pukul : 12.15 WIT P : intervensi 1,2, dipertahankan
2. memberi makan hangat dalam jumlah
kecil tetapi sering
hasil :
pasien dapat makan 1 porsi
pukul :
3. menimbang berat badan
hasil :
No Implementsi evaluasi
3. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. mengatur ruangan yang nyaman sebelum S : pasien mengatakan :
tidur -
hasil : O : luka bersih
ruangan tertib dan aman A : masalah belum teratasi
P : intervensi 1,2,3 dipertahankan
pukul : 12.55 WIT
2. menganjurkan pasien berdoa sebelum
memulai tidur
hasil :
pasien mengikuti ajuran untuk berdoa
pukul :
3. melanjutkan pemberian therapy obat dari
dokter
hasil : injeksi ranitidine 1 amp/IV
No Implementsi evaluasi
1. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. mengkaji tingkat kelemahan S : pasien mengatakan :
hasil : Nyeri bila luka dibersihkan
O : luka bersih
pukul : A : masalah belum teratasi
2. memberikan bantuan dalam beraktivitas P : intervensi 1,2,3 dipertahankan
hasil :
pukul :
3. memberikan alat bantu untuk beraktivitas
hasil :
No Implementsi evaluasi
1. Senin tgl 27-07-2009 Senin tgl 27-07-2009
Pukul : 08.00 WIT Pukul : 12.15 WIT
1. mengatur diet makan S : pasien mengatakan :
Hasil : Nyeri bila luka dibersihkan
O : luka bersih
A : masalah belum teratasi
2. memberi makan dalam jumlah kecil P : intervensi 1,2,3 dipertahankan
tetapi sering
hasil :