Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2

Manajemen Perubahan
I Putu Krishna Khanaya
042294667

Silahkan Kerjakan tugas berikut, serta upload pada tempat yang sudah disediakan!
Soal :
Perusahaan yang sedang dalam tahap berkembang maupun yang sudah berkembang, mulai
menyadari bahwa mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri seiring tren dunia kerja yang
semakin dinamis dan terus berubah, contohnya PT POS Indonesia. Lingkungan eksternal yang
semakin dinamis, kompleks dan penuh ketidakpastian, serta kompetisi yang semakin berat
mengharuskan organisasi melakukan proses transformasi agar tetap dapat bertahan.
Transformasi merupakan suatu perubahan yang melalui proses bertahap sehingga sampai tahap
yang diharapkan. Perubahan yang dilakukan dengan cara memberikan respon terhadap
pengaruh lingkungan eksternal dan lingkungan internal yang dapat mengarahkan perubahan
sesuai dengan tujuan organisasi.

Transformasi dalam organisasi ini menjadi suatu keharusan dari setiap organisasi. Oleh karena
itu, para manager dan pembuat keputusan harus lebih memahami arah perusahaan agar tidak
mengalami penurunan bisnis yang dapat merugikan perusahaan. Hal inilah yang menjadikan
fungsi manajemen (dari perencanaan sampai pengawasan) sebagai tugas setiap SDM yang ada
di organisasi. Untuk dapat menjawab tantangan, organisasi harus mengembangkan kapasitasnya
untuk mempelajari pola, tata nilai, dan strategi kerja baru sehingga perubahan ke arah yang lebih
baik dapat terjadi.
Transformasi dapat terjadi karena didasari oleh dua hal, yaitu dari lingkungan internal organisasi
dan faktor dari lingkungan eksternal organisasi. Transformasi pada lingkungan internal organisasi
dilakukan dengan menanamkan mind set ke masing-masing individu agar skill, nilai-nilai, sikap
dan perilaku karyawan menjadi lebih siap dan kompeten menghadapi perubahan eksternal.
Selain itu, juga dengan melakukan perubahan pada stuktur dan sistem organisasi termasuk di
dalamnya sistem imbalan, sitem pelaporan, desain kerja, dan sebagainya uang semuanya
berbasis kinerja. Adapun gaya kepemimpinan yang bersifat membina organisasi ke arah iklim
yang berbasis good corporate governance. Yaitu praktik pengelolaan perusahaan secara amanah
dan prudensial dengan mempertimbangkan keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh
stakeholders.
Contoh kepemimpinan tranformasional terkini dilakukan Faizal Rochmad Djoemadi, Direktur
Utama Pos Indonesia yang meraih Penghargaan CEO Terbaik Driving Transformation 2021
dalam ajang Anugerah BUMN 2021. Dalam kemepimpinan transformasionalnya, yaitu
menggerakkan PT POS di era pandemi antara lain dengan cara melakukan transformasi model
bisnis dan mengembangkan digitalisasi secara massif dan cepat. Dalam tiga tahun ke depan,
tujuh program transformasi yang dicangkan adalah transformasi bisnis, transformasi produk dan
chanel, transformasi proses, transformasi teknologi, transformasi human capital, transformasi
budaya dan transformasi organisasi. Ketujuh program transformasi tersebut menurutnya sangat
diperlukan untuk mewujudkan Visi Pos Indonesia “Menjadi Postal Operator Penyedia Jasa Kurir,
Logistik dan Keuangan Paling Kompetitif”.
(Wacana tersebut untuk pertanyaan soal nomor 1 dan soal nomor 3 )

Berdasarkan wacana di atas :

1. Jelaskan 3 level konsep model perubahan menurut Lewin yang di dalamnya termasuk
struktur, sistem dan individu! Kaitkan penjelasan dengan konteks PT POS Indonesia
dengan wacana di atas!
2. Jelaskan tentang pimpinan sebagai Pembina (Coach)! Dikaitkan dengan wacana tentang
PT POS di atas, bagaimana implementasi dari konsep model kepemimpinan tersebut!
3. Kepemimpinan transformasional ditunjukkan melalui tiga faktor perilaku: konsiderasi
individual, stimulasi intelektual, serta karisma. Gambarkan faktor-faktor kepemimpinan
transformasional! Dikaitkan dengan wacana tentang PT POS di atas, bagaimana
implementasi kepemimpinan transformasional di PT POS, jelaskan!

Jawab:
1. Tiga level model perubahan menurut Lewin:
a. Perubahan pada level individu karyawan yang bekera di organisasi yakni skill,
nilai-nilai, sikap dan perilaku. Dalam hal ini harus diperhatikan bahwa perubahan
perilaku individu harus dipandang sebagai instrument menuju perubahan
organisasi.
b. Perubahan pada struktur dan system organisasi termasuk di dalamnya system
imbalan, pelaporan, desain kerja dan sebagainya.
c. Perubahan yang secara langsung merubah iklim organisasi dan gaya
kepemimpinan yakni sejauh mana hubungan interpersonal bersifat terbuka,
bagaimana konflik dikelola, dan bagaimana keputusan dibuat.
Jika dikaitkan dengan konteks PT. POS Indonesia, maka perubahan yang dilakukan oleh
PT. POS Indonesia sejalan dengan tiga level model perubbahan menurut Lewin tersebut,
dimana:
a. Perusahaan menanamkan mindset ke masing-masing individu agar skill, nilai-nilai,
sikap dan perilaku karyawan menjadi lebih siap dan kompeten menghadapi
perubahan eksternal.
b. Perusahaan melaksankan perubahan pada stuktur dan sistem organisasi
termasuk di dalamnya sistem imbalan, sitem pelaporan, desain kerja, dan
sebagainya yang mengacu basis kinerja.
c. Perusahaan juga membangun gaya kepemimpinan yang condong pada
pembinaan organisasi ke arah iklim yang berbasis good corporate governance.
Yaitu praktik pengelolaan perusahaan secara amanah dan pruden dengan
mempertimbangkan keseimbangan pemenuhan kepentingan seluruh
stakeholders.
2. Pimpinan sebagai Pelatih (Coach)/pimpinan sebagai pelatih bagaikan pelatih olahraga
yang diyakini mampu membentuk kapabilitas tim. Tidak seperti halnya seorang direktur
yang lebih suka mendikte bawahannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi,
seorang pelatih berorientasi untuk membangun satu set nilai dan ketrampilan yang tepat
bagi kebutuhan organisasi dan semua anggota organisasi sebagai pelaku perubahan
dapat menerapkannya dalam rangka mencapai tujuan perubahan organisasi yang
diharapkan.
Dalam hal ini direksi PT. Pos Indonesia membina organisasi ke arah iklim yang berbasis
good corporate governance. Direksi juga menanamkan mindset ke masing-masing
pegawai agar skill, nilai-nilai, sikap dan perilaku karyawan menjadi lebih sigap dan
kompeten dalam menghadapi perubahan eksternal serta membangun stuktur dan sistem
organisasi termasuk di dalamnya sistem imbalan, sitem pelaporan, desain kerja, dan
sebagainya yang semuanya mengacu pada basis kinerja. Praktik pengelolaan
perusahaan berintegritas dan pruden dengan mempertimbangkan keseimbangan
pemenuhan kepentingan seluruh stakeholders tersebut telah menampilkan bahwa PT.
POS Indonesia menjalankan perusahaan dengan menganut model kepemimpinan dimana
pemimpin sebagai Pembina. Pemimpin tidak mendikte bawahan, tetapi berorientasi untuk
membangun satu set nilai dan ketrampilan yang tepat bagi kebutuhan organisasi dan
semua anggota organisasi sebagai pelaku perubahan dapat menerapkannya dalam
rangka mencapai tujuan perubahan organisasi yang diharapkan.
3. Bass (1990) menjelaskan bahwa kepemimpinan transformasional tersebut memiliki tiga
faktor perilaku yaitu serta kharisma dan inspirasi, stimulasi intelektual, serta konsiderasi
individual.
a. Kharisma dan inspirasi, dalam hal ini pemimpin kharismatik mampu membuat
bawahannya percaya dan loyal. Hal inilah yang menjadikan pemimpin mendapat
dukungan emosional dari bawahannya.
b. Stimulasi Intelektual, dalam hal ini pemimpin mampu menantang dan memberikan
keyakinan kepada bawahannya untuk melakukan hal-hal yang tidak mungkin menjadi
mungkin untuk dilakukan.
c. Konsiderasi individual, dimana pemimpin bisa menyesuaikan diri dengan masing-
masing individu yang memerlukan pendekatan yang berbeda.

Dikaitkan dengan apa yang dilakuakn oleh Direksi PT. POS Indonesia, ada beberapa
keterkaitan dengan teori yang disebutkan oleh Bass tersebut.

a. Penghargaan CEO Terbaik Driving Transformation 2021 dalam ajang Anugerah


BUMN 2021 yang diperoleh oleh Dirut PT Pos Indonesia merupakan bukti yang
memberikan legirimasi atas kharisma dan inspirasi yang dimilikinya. Melalui prestasi
tersebut, Dirut PT. POS Indonesia diharapkan mendapatkan dukungan emosional dari
bawahannya.
b. Untuk mewujudkan Visi Pos Indonesia “Menjadi Postal Operator Penyedia Jasa Kurir,
Logistik dan Keuangan Paling Kompetitif”, Direksi harus mampu mengarahkan
segenap staff di PT pOS agar yakin dan mampu meraik visi yang telah ditetapkan
tersebut.
c. Dalam mewujudkan visi perusahaan, direksi PT. POS Indonesia harus senantiasa
memonitor para bawahannya karena tiap individu tidak memiliki sudut pandang yang
sama dalam meraih visi. Sehingga perlu dilakukan pendekatan yang berbeda antar
individua tau kelompok individu untuk mewujudkan visi dari PT. POS Indonesia.
Sumber: Sobirin, Achmad. 2020. Manajemen Perubahan Edisi 2. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai