Anda di halaman 1dari 3

UJIAN AKHIR SEMESTER

MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN MUHAMMAD ARSYAD AL BANJARI

NAMA : DEDI SUGIYANTO

NPM : 2109020074

MATA KULIAH : MSDM STRATEJIK

Kelas A Semester 1 Banjarmasin

Jawaban:

1. Manajemen sumber daya manusia harus mampu beradaptasi dalam perkembangan di


era revolusi industri 4.0, pentingnya melakukan langkah-langkah kongkrit bagi
manajer sumber daya manusia dalam mengambil keputusan untuk menciptakan
pegawai yang profesional, sejahtera, prestasi kerja tinggi, dan karier sukses.
Dalam konteks revolusi industri 4.0 pada abad ke-21 adalah digitalisasi. Memberikan
suatu perubahan yang signifikan dengan mengikuti perkembangan revolusi teknologi
digital untuk menciptakan digitalisasi. Revolusi teknologi digital yaitu revolusi
teknologi komunikasi, revolusi teknologi informasi dan revolusi teknologi internet
untuk menciptakan digitalisasi.

Revolusi teknologi digital dalam era revolusi industri 4.0 akan menciptakan
digitalisasi pada teknik-teknik manajemen sumber daya manusia. Pertama, revolusi
teknologi digital dalam era revolusi industri 4.0 akan menciptakan digitalisasi teknik-
teknik manajemen sumber daya manusia untuk mendapatkan pegawai yang memiliki
kemampuan kerja berbasis teknologi dan mampu beradaptasi dengan sistem
digitalisasi pada era revolusi industri 4.0.

Perubahan era revolusi industri 4.0, organisasi akan melakukan perubahan pada
tahapan teknik-taknik terbaru berbasis revolusi teknologi digital dalam mengerjakan
analisis jabatan, perencanaan pegawai, perekrutan pegawai, seleksi pegawai, orientasi
pegawai, pelatihan pegawai.

selanjutnya revolusi teknologi digital dalam era revolusi industri 4.0 akan
menciptakan digitalisasi teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia untuk
mendapatkan pegawai yang memiliki kemauan kerja, integritas dan etos kerja yang
tinggi. karena bagi pegawai yang tidak mampu mengikuti perkembangan era
digitalisasi kemungkinan besar akan tergantikan oleh sistem-sistem digitalisasi yang
semakin modern, sehingga diperlukan kemampuan baik dalam tahapan penguasaan
tanggung jawab kerja serta soft skill seperti kerja tim dan intelektualitas dalam
menunjang tugas dan tanggung jawab pekerjaan.
dan yang terakhir yaitu revolusi teknologi digital dalam era revolusi industri 4.0 akan
menciptakan digitalisasi teknik-teknik manajemen sumberdaya manusia untuk
memeriksa hasil kerja dalam memotivasi kerja pegawai (memeriksa kemampuan kerja
dan kemauan kerja) dan berusaha mengambil strategi dan kebijakan manajemen
sumberdaya manusia yang diperlukan untuk memperbaiki motivasi kerja pegawai.
Dalam era revolusi industri 4.0, organisasi akan mempraktikkan teknik-teknik terbaru
berbasis revolusi teknologi digital dalam mengerjakan penilaian prestasi kerja dan
manajemen karier.

2. Manajemen kompensasi merupakan salah satu factor strategis dalam meningkatkan


etos kerja dan dedikasi karyawan terhadap organisasi, sehingga diperlukan
menejerisasi Kompensasi yang diberikan secara adil kepada seluruh karyawan, artinya
karyawan yang diberi tugas/pekerjaan yang memerlukan kompetensi yang tinggi
harus diberikan kompensasi yang tinggi juga. Karyawan yang diberi beban yang lebih
berat tentu harus diberi kompensasi yang tinggi pula. Karyawan yang mempunyai
kinerja yang tinggi tentu harus diberi kompensasi yang tinggi pula . Dengan perkataan
lain kompensasi harus diberikan secara adil kepada seluruh karyawan. Dengan
kompensasi yang adil ini tentu akan mendorong karyawan untuk meningkatkan
motivasi kerja sehingga kinerja karyawan dan kinerja organisasi akan meningkat.
sistem kompensasi berbasis kinerja yang merupakan aplikasi dari teori motivasi.
Motivasi dalam bentuk insentif dianggap sebagai salah satu factor yang efektif untuk
meningkatkan kinerja pegawai. konsep Pay for performance adalah kosnep sistem
kompensasi berbasis kinerja merupakan suatu model penetapan kompensasi di mana
besaran gaji terakhir sebagai sebuah reward yang diperuntukkan bagi karyawan dalam
suatu organisasi mendasarkan pada ukuran prestasi dan tanggung jawab dari suaru
kinerja, tentunya dengan memperhatikan beberapa kriteria penilaian. Dengan sistem
tersebut, maka besaran kompensasi yang diterima oleh satu karyawan dengan
karyawan lain tidak sama meskipun karyawan tersebut berada pada posisi yang setara,
hal tersebut dikarenakan sistem ini tidak semata – mata mengacu kepada jabatan yang
diduduki oleh karyawan, melainkan lebih berfokus pada kinerja yang telah dicapai
oleh karyawan tersebut, dan sistem kompensasi cenderung lebih efektif dalam
meningkatkan kinerja karyawan yang berdampak pada peningkatan kinerja organisasi
secara signifikan.

3. Tugas manajer pada situasi dimana melakukan pemutusan hubungan kerja, yaitu:
a. Melakukan Analisa kebutuhan karyawan dalam organisasi tersebut dan melakukan
penilaian terhadap kualitas dan kinerja dari karyawan tersebut,
b. melakukan koordinasi dengan pimpinan dalam organisasi berkaitan dengan
mempersiapkan anggaran sesuai dengan kemampuan perusahaan sebagai suatu
tanggung jawab memberikan pesangon terhadap karyawan yang di PHK.
c. Melakukan strukturisasi atas berkurangnya tenaga karyawan agar jalannya roda
organisasi bisa tetap berjalan dan meminimalisir kemungkinan terjadinya ada
kinerja organisasi yang tidak dapat berjalan karena kekurangan karyawan.

4. Pentingnya memahami isu kompetensi pengetahuan (Competition Knowledge) yaitu


akan menjadi suatu langkah efektif guna mengetahui cara menciptakan knowledge
maka perusahaan juga harus memahami sumber-sumber knowledge. Hal ini sangat
diperlukan agar perusahaan dapat terus beradaptasi dan bersaing di pasar karena para
pesaing akan selalu berusaha bersaing dan tidak tertinggal dengan memanfaatkan
informasi atau knowledge terbaru. dengan demikian organisasi dapat menyiapkan
sumber daya khusus untuk mendapatkan knowledge, kemudian menggabungkan nilai,
ide dan keahlian dari berbagai divisi sehingga mendapatkan ide inovatif yang berguna
untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghadapi persaingan yang
semakin ketat dan selanjutnya melakukan adaptasi terhadap lingkungan eksternal
yang memicu pembentukan pengetahuan knowledge, sehingga diharapkan akan
memberikan dampak yang positif bagi organisasi dalam meningkatkan kinerja
organisasi yang unggul serta dapat menentukan langkah strategis dengan
memperhatikan kebutuhan organisasi atas kualifikasi sumber daya manusia yang
diperlukan.
5. Para pemimpin juga merupakan manusia-manusia yang jumlahnya sedikit, namun
perannya dalam organisasi merupakan penentu keberhasilan dan suksesnya tujuan
yang hendak dicapai. Berangkat dari ide-ide pemikiran, visi para pemimpin
ditentukan arah perjalanan suatu organisasi.
a. Untuk perusahaan yang relative baru diperlukan gaya kepemimpinan demokratis
adalah suatu jenis kepemimpinan dimana seorang pemimpin mendelegasikan
otoritasnya dan mengajak para pengikutnya untuk berpartisipasi dalam proses
pengambilan keputusan. Seorang pemimpin yang demokratis merupakan seorang
pendengar yang baik bagi para pengikutnya dan seorang pekerja tim yang baik,
serta mampu memengaruhi dan berkolaborasi dengan tim yang dipimpinnya.
Dengan adanya gaya kepemimpinan seperti ini, tiap masukan dari anggota tim
dihargai dan komitmen dalam kerja tim dapat dirasakan melalui adanya partisipasi
yang aktif dari tiap anggota. Dalam hal ini, seorang pemimpin bisnis dapat
menerapkan gaya kepemimpinan ini untuk mendapatkan saran yang berguna dari
para pekerjanya, hal tersebut penting untuk menjalankan perusahaan atau
organisasi yang baru karena perusahaan masih harus membangun ekosistem
kinerja dan hubungan yang baik antara pimpinan dan karyawan sehingga dapat
membentuk sistem kerja yang kondusif dan melibatkan peran serta semua pihak
sebagai sebuah organisasi/perusahaan yang baru dan akan berkembang.
b. Untuk perusahaan yang relative mapan diperlukan gaya kepemimpinan visioner,
yaitu jenis kepemimpinan dimana pemimpin menginspirasi dan memotivasi para
anggota timnya, berpegang teguh pada visi yang ditetapkan, dan mendorong para
anggotanya untuk menjalankan tugas-tugasnya sejalan dengan tujuan besar yang
ingin dicapai bersama. Seorang pemimpin yang visioner menginspirasi sesamanya
dan percaya terhadap visi yang ingin dicapainya dan memiliki empati terhadap
anggota tim. Seorang pemimpin yang visioner mengomunikasikan secara jelas
mengenai bagaimana untuk mencapai visi tersebut dan mengapa semua usaha
dalam tim (baik perusahaan maupun organisasi lainnya) diperlukan dalam
mencapai visi tersebut. Gaya kepemimpinan ini diperlukan ketika bisnis atau
perusahaan membutuhkan suatu visi yang baru atau perubahan drastis yang
memberikan pengaruh besar terhadap perusahaan. gaya kepemimpinan ini penting
untuk membawa organisasi/perusahaan dapat lebih berkembang menuju lebih
unggul dan membawa perusahaan kearah yang lebih baik sehingga mampu
bersaing dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat

Anda mungkin juga menyukai