Di Rumah Sakit
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
2024
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu pekerjaan dengan tingkat stres dan tekanan kerja yang tinggi adalah
rumah sakit. Karyawan rumah sakit menghadapi banyak masalah sulit, seperti
jam kerja yang panjang, beban kerja yang sangat besar, dan jadwal yang sering
kali dibatasi. Semua hal ini dapat menyebabkan karyawan mengalami tingkat
stres yang signifikan, yang kemudian berdampak negatif terhadap kesehatan dan
standar pelayanan perawatan pasien.
Meskipun demikian, tingkat stres kerja staf rumah sakit sebagian besar dapat
dikurangi melalui peran human relation pimpinan rumah sakit. Selain
menumbuhkan suasana kerja yang positif dan menggembirakan, human relation
pimpinan juga dapat meningkatkan komunikasi yang efektif antar pimpinan dan
staf. Dengan menggunakan strategi ini, pemimpin dapat meningkatkan hubungan
mereka dengan karyawan, meningkatkan kepuasan kerja, dan menurunkan
tingkat stres kerja pada staf.
1.3 Tujuan
ISI
Tiga teori dasar human relation diidentifikasi oleh Davis (Abdurrachman, 2001).
Adapun hal-hal tersebut sebagai berikut:
2. Perbedaan individu, atau fakta bahwa setiap orang tidak diragukan lagi
berbeda dari orang lain dan bahwa perbedaan itu penting dalam
kehidupan sehari-hari. Interaksi antara seseorang dengan beragam
benda dan peristiwa yang semakin membedakan orang tersebut dengan
orang lain
3. Harga diri, atau keinginan untuk dihormati sebagai manusia yang dimiliki
oleh semua orang. Hal ini dapat ditunjukkan dengan beberapa cara,
seperti menanyakan pendapat bawahannya mengenai suatu hal yang
berkaitan dengan bidang yang diminatinya, mengungkapkan rasa terima
kasih, dan menunjukkan kebahagiaannya terhadap pekerjaan yang telah
diselesaikan bawahannya.
Ungkapan "human relation" terdiri dari kata "manusia" dan "hubungan". human
merujuk pada seseorang, dan relation menunjukkan suatu hubungan.
Keberhasilan komunikasi, baik antarpribadi maupun dalam suatu organisasi atau
instansi, sangat bergantung pada human relation. Landasan sikap dan perlaku
staff adalah hubungan antar manusia. human relation di dalam perusahaan
adalah proses tindakan yang diambil untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan
memastikan kinerja mereka tepat dan efisien).
Bekerja dengan baik dengan orang lain adalah keterampilan yang disebut human
relation. Memahami kebutuhan, kerentanan, keterampilan, dan kemampuan
orang lain merupakan komponen penting dalam human relation. Memahami
bagaimana individu berkerjasama dalam kelompok untuk memenuhi tuntutan
baik secara individu maupun kelompok adalah pengaturan dari human relation di
tempat kerja.
1. menjalin hubungan kerja yang bersahabat antara manajer dan staf baik di
dalam organisasi maupun dengan pihak eksternal.
Dalam bukunya The Human Side of Organizations, Raw & Siregar (2005)
menjelaskan bahwa indikator-indikator berikut digunakan untuk mengukur human
relation:
Menurut Djaja (Rosalina & Apiska, 2018) yang mengidentifikasi empat fungsi
human relation, Keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut:
Untuk meningkatkan human relation, sejumlah prinsip perlu diikuti. Davis (Putri &
Kadewandana, 2018) menjelaskan konsep tersebut dengan mengatakan bahwa
ada delapan prinsip dalam menciptakan hubungan antarmanusia, yaitu sebagai
berikut:
7. Keputusan lokal. Menurut teori ini, pihak-pihak yang paling dekat dengan
permasalahan yang berdampak pada permasalahan tersebut dapat
memberikan solusi yang paling memuaskan jika mereka diberi wewenang
untuk melakukan hal tersebut.
8. Prinsip moral yang tinggi. Prinsip ini menyatakan bahwa moralitas yang
dipengaruhi oleh hak asasi manusia merupakan standar terbaik untuk
menentukan benar atau tidaknya suatu aktivitas manusia. Para
profesional, pemimpin, dan karyawan harus bertindak dan berpikir
dengan standar moral yang tinggi.
Ada dua cara yang dapat digunakan dalam kegiatan hubungan manusia,
menurut Effendy (2009) dalam bukunya yang berjudul human relation dan public
relations. Diantaranya adalah:
2. Kontak sosial, Ikatan yang terbentuk antara dua orang pada awal suatu
hubungan social
Komunikasi yang efektif sangat penting untuk keberhasilan tim mana pun.
Komunikasi yang efektif antar anggota kelompok meningkatkan kemungkinan
keberhasilan bisnis. Namun, membangun komunikasi yang efektif di perusahaan
merupakan suatu tantangan. Empat indikator dapat digunakan untuk mengukur
komunikasi, menurut Susanti dkk. (2014) dalam artikel Pengaruh Human
Relation dan Kondisi Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Pada
Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Lamongan). Indikator-
indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Yang dimaksud dengan “hubungan kerja” adalah hubungan yang terjalin antara
pemberi kerja dan tenaga kerjanya. Hubungan kerja sama antara seluruh
pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses produksi suatu perusahaan
disebut dengan hubungan kerja. Terjalinnya hubungan kerja sebagai wujud dan
pengakuan hak dan tanggung jawab rekan kerja, yang menjamin kelangsungan
dan kesejahteraan usaha. Hal ini menyiratkan bahwa kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan hubungan kerja yang positif sangat penting bagi
keberhasilannya. Lingkungan dan motivasi baik internal maupun eksternal
mempunyai pengaruh yang besar terhadap hubungan kerja.
Hambatan human relation mempunyai dua ciri, menurut Effendy (2009) dalam
bukunya Hubungan Manusia dan Hubungan Masyarakat dalam Manajemen:
Stres di tempat kerja adalah akibat dari perselisihan pribadi dengan tempat kerja.
Dapat dikatakan bahwa stres terkait pekerjaan adalah suatu kondisi stres yang
dialami karyawan ketika melakukan tugasnya, sehingga mempengaruhi keadaan
emosional, fungsi kognitif, dan kesehatan fisik. Akibatnya, kinerja, efisiensi, dan
produktivitas kerja karyawan terkena dampak negatif.
Jenis Kelamin
Stres yang ditimbulkan dipengaruhi oleh jenis kelamin. Menurut
penelitian di AS, perempuan mengalami tingkat stres yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki. Stres dan konflik berdampak negatif terhadap
sensitivitas otak wanita. Konflik menyebabkan tubuh wanita
melepaskan hormon stres, kecemasan, dan rasa takut. Sebaliknya,
laki-laki biasanya menyukai persaingan dan konflik, dan bahkan
banyak yang percaya bahwa konflik dapat menjadi motivasi. Dengan
kata lain, perempuan cenderung lebih mudah mengalami stres ketika
berada di bawah tekanan.
Status Gizi
Salah satu ciri kesehatan yang baik yang diwujudkan dalam angkatan
kerja yang produktif adalah keadaan gizi yang baik. Kelelahan
mempunyai beberapa penyebab, salah satunya adalah kondisi gizi.
Seorang pekerja dengan pola makan sehat akan lebih bugar secara
fisik dan mampu bekerja lebih lama. Beban kerja yang berat dan gizi
yang tidak memadai akan menyebabkan gangguan pekerjaan,
menurunkan daya tahan dan efisiensi tubuh, meningkatkan risiko
penyakit, dan mempercepat berkembangnya stress.
Masa Kerja
Kebosanan di tempat kerja dikaitkan dengan durasi kerja yang
berhubungan dengan stres di tempat kerja. Dibandingkan dengan
karyawan baru, karyawan yang telah bekerja lebih dari lima tahun
biasanya mengalami tingkat kebosanan kerja yang lebih besar. Oleh
karena itu, berkembangnya stres di tempat kerja dapat dipengaruhi
oleh kebosanan ini.
3. Stres Kelompok
Faktor kelompok mengacu pada tekanan yang timbul dari lingkungan
kerja eksternal dan internal. Hal ini dapat mencakup perselisihan
interpersonal dalam kelompok, kurangnya kolaborasi antar karyawan,
atau kurangnya dukungan sosial dari karyawan lain dalam organisasi.
human relation umumnya berdampak pada kinerja staf dirumah sakit, sehingga
menurunkan stres terkait pekerjaan. human relation pimpinan dapat membantu
staf di rumah sakit mengurangi stres di tempat kerja dalam beberapa cara.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mengkaji peran Human Relation Pimpinan dalam mengurangi stres kerja
pada staf di rumah sakit, ada beberapa aspek penting yang perlu
dipertimbangkan dengan cermat. Pertama-tama, yakni penting untuk memahami
bahwa lingkungan kerja di rumah sakit sering kali dikenal sebagai salah satu
industri yang paling stres di antara berbagai jenis pekerjaan lainnya. Karyawan di
rumah sakit sering dihadapkan pada tantangan yang signifikan, termasuk jam
kerja yang panjang, tekanan kerja yang tinggi, dan jadwal yang ketat. Semua ini
dapat menyebabkan tingkat stres yang serius, yang pada faktanya dapat
berdampak negatif pada kesejahteraan karyawan serta standar pelayanan
perawatan pasien. Namun, Human Relation Pimpinan dapat memberikan
kontribusi besar dalam mengatasi tantangan tersebut. Human Relation Pimpinan
tidak hanya menciptakan lingkungan kerja yang positif dan memotivasi, tetapi
juga memperkuat komunikasi yang efektif antara pimpinan dan staf. Dengan
pendekatan yang baik, pimpinan dapat membangun hubungan yang lebih baik
dengan karyawan, meningkatkan kepuasan kerja, dan mengurangi tingkat stres
kerja secara signifikan.
3.1 Saran
Selain itu, penting bagi pemimpin untuk memberikan umpan balik yang jelas dan
konstruktif tentang kinerja staf serta mengakui pencapaian mereka secara
teratur. Hal tersebut tidak hanya meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri
para staffnya, tetapi juga memberikan pengakuan atas kontribusi mereka
terhadap kesuksesan rumah sakit. Terakhir, pemimpin harus berperan sebagai
contoh yang baik dengan menunjukkan sikap yang positif, adaptabilitas, dan
tenang dalam menghadapi tantangan yang muncul. Dengan menerapkan saran-
saran tersebut secara konsisten, pemimpin dapat menjadi peran yang lebih
efektif dalam mengurangi stres kerja pada staf di rumah sakit, menciptakan
lingkungan kerja yang lebih sehat, dan juga produktif secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA
Risnawati, N. (2015). Pentingnya Human Relation bagi Sekretaris. Jurnal STIE Semarang.
Rosalina, D. &. (2018). Dampak Kualitas Hubungan Antar Manusia (Human Relation)
Terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia Organisasi.