Disusun oleh:
C2C020002 Muhamad Salim
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat. Penyelenggaran
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan organisasi
yang kompleks. Terdapat beberapa jenis tenaga kesehatan dengan perangkat
keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan
dan teknologi kedokteran yang berkembang pesat yang harus diikuti oleh
tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat
semakin kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit. Oleh sebab itu,
sumber daya manusia harus dikelola dengan baik sehingga mampu untuk
mencapai visi dan misi organisasi.
RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun merupakan organisasi
yang memberikan pelayanan jasa kesehatan. Sebuah rumah sakit dengan
pelayanan prima selama 24 jam dan berfokus pada kebutuhan pasien. Untuk
dapat menjadikan rumah sakit dengan pelayanan yang memuaskan sesuai
dengan visinya yaitu “menuju rumah sakit yang islami dengan pelayanan
prima,profesional, terjangkau dengan tanpa mengesampingkan unsur sosial”,
maka diperlukan sebuah kerjasama yang baik oleh semua elemen yang
terlibat dalam aktifitas organisasi termasuk tenaga medis khususnya perawat
dan bidan. Sampai saat ini, jumlah perawat dan bidan di RSU PKU
Muhammadiyah Kutowinangun berjumlah 38 orang. Berdasarkan
wawancara, peneliti menemukan fenomena yang menarik, dimana para
karyawan merasa pentingya memberikan perhatian dan pertolongan pada
karyawan lain serta bersedia mengerjakan pekerjaan di luar jobdesk-nya. Hal
ini dilakukan dengan rasa tanggung jawab demi kemajuan organisasi.
Dalam manajemen sumber daya manusia, dikenal istilah
Organizational Citizenship Behaviour. Istilah ini merupakan perilaku yang
bukan merupakan merupakan bagian dari tugas yang telah dipersyaratkan
3
Perilaku OCB tidak serta merta muncul tanpa ada faktor yang
mempengaruhi. Organisasi dan individu memliki peran yang besar dalam
kemunculan perilaku tersebut. Organisasi dikatakan berhasil dalam
menumbuhkan perilaku OCB apabila mengarahkan karyawan untuk tidak
hanya mengerjakan tugas pokonya saja, tetapi mau melaksanakan pekerjaan
di luar tugas pokoknya, seperti bekerja sama dengan sesama perawat atau
bidan dalam menyelesaikan suatu permasalahan, bersifat aktif dan reaktif
terhadap pekerjaan, memberikan saran yang mendukung, memberikan
pelayanan ekstra kepada pasien, serta mengunakan waktu kerjanya secara
efektif. Dengan banyaknya hal positif yang ada di organisasi ini, maka tenaga
medis yang ada merasa nyaman untuk tetap bekerja di organisasi ini.
diterapkan dengan tugas dan kewajiban di rumah dan masyarakat. Hal inilah
yang menunjukkan adanya Keseimbangan kehidupan kerja dari perawat dan
bidan di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
Selanjutnya, faktor yang mempengaruhi OCB adalah spiritualitas di
tempat kerja. Podsakoff et al. (2000) memberikan pengertian tentang
spiritualitas di tempat kerja, yaitu fenomena yang bersifat universal dimana
organisasi mengakui bahwa orang yang bekerja dalam suatu organisasi
perusahaan memiliki kehidupan batiniah tumbuh karena kebermaknaan
pekerjaan bagi kehidupannya. Sebagai manusia maka orang memiliki pikiran
dan roh, dan selalu berusaha menemukan makna dan tujuan hidup dalam
pekerjaan mereka. Spiritualitas di tempat kerja adalah sebuah konsep yang
membahas tentang kaitan aspek-aspek spiritualitas dengan lingkungan kerja.
Spiritualitas dalam pekerjaan bukan tentang membawa agama ke dalam ranah
pekerjaan, melainkan kemampuan karyawan sebagai makhluk spiritual untuk
menghadirkan keseluruhan dirinya untuk bekerja. Robbins (2008)
menjelaskan bahwa Spiritualitas di tempat kerja menyadari bahwa manusia
memiliki kehidupan batin yang tumbuh dan ditumbuhkan oleh pekerjaan yang
bermakna yang berlangsung dalam konteks komunitas. Organisasi yang
mendukung kultur spiritual mengakui bahwa manusia memiliki memiliki
pikiran dan jiwa, berusaha mencari makna dan tujuan dalam pekerjaan
mereka, dan hasrat untuk berhubungan dengan orang lain, serta menjadi
bagian dari sebuah komunitas.
Spiritualitas di tempat kerja bukan membawa agama dalam pekerjaan,
namun kemampuan menghadirkan keseluruhan diri karyawan untuk bekerja.
Spiritualitas di tempat kerja dapat membawa karyawan lebih efektif dalam
bekerja, karena karyawan yang melihat pekerjaan mereka sebagai alat untuk
meningkatkan spiritualitas akan menunjukkan usaha yang lebih besar
dibanding karyawan yang melihat pekerjaannya hanya sebagai alat untuk
memperoleh uang. Berdasarkan hasil wawancara dengan kabag kepegawaian
di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun, perawat dan bidan memiliki
spiritualitas di tempat kerja yang bagus, seperti saling tolong-menolong antar
7
sesama bidan dan perawat, semangat dalam bekerja, dan dedikasi untuk
pasien atas perannya sebagai sesama manusia. faktor yang paling dominan
dalam pembentukan spiritualitas di tempat kerja adalah dari organisasi
Persyarikatan Muhammadiyah yang memang menekankan kepada semua
anggota organisasi untuk mempunyai spiritualitas yang baik.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan mengangkat judul “Pengaruh Keseimbangan Kehidupan
Kerja dan Spiritualitas di Tempat Kerja terhadap Organizational
Citizenship Behaviour (OCB) dengan Komitmen Organisasi sebagai
Variabel Intervening”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh worklife balance terhadap OCB pada perawat dan
bidan di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun?
2. Bagaimana pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap OCB pada
perawat dan bidan di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun?
3. Bagaimana pengaruh worklife balance terhadap Komitmen Organisasi
pada perawat dan bidan di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun?
4. Bagaimana pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap Komitmen
Organisasi pada perawat dan bidan di RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun?
5. Bagaimana pengaruh Komitmen Organisasi terhadap OCB pada perawat
dan bidan di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun?
1. Responden pada penelitian ini adalah tenaga medis dan dibatasi pada
perawat dan bidan dengan jumlah responden sebanyak 38.
2. Batasan terhadap variabel
Guna menghindari meluasnya bahasan, maka variabel akan
dibatasi sebagai berikut :
a. Organizational Citizenship Behaviour (OCB)
OCB merupakan merupakan istilah yang digunakan untuk
mengidentifikasi perilaku karyawan sehingga dia disebut sebagai
“anggota yang baik” atau “good citizen” (Sloat, 1999). OCB
merupakan perilaku di luar deskripsi kerja yang telah ditentukan
perusahaan, namun memiliki dampak yang baik bagi perusahaan
(Robbins, 2006: 31). Sehingga dapat dikatakan bahwa OCB
merupakan kemampuan dan perilaku karyawan dalam melaksanakan
tugas-tugasnya di tempat kerja yang kontribusinya melebihi harapan
perusahaan.
c. Worklife Balance
Menurut Schermerhorn (2005), worklife balance adalah
kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan antara tuntutan
pekerjaan dengan kebutuhan pribadi dan keluarganya. Individu yang
dapat menyeimbangkan perannya dengan baik, meskipun individu
tersebut mempunyai tuntutan tugas dan tanggung jawab dalam dua
peran baik dalam organisasi maupun di luar organisasi. Dalam
menunjang kebutuhan karyawan, baik dalam organisasi maupun
dalam kebutuhan psikologis, karyawan tersebut harus memiliki
kemampuan untuk mengatur waktu yang dibutuhkan dalam kedua
peran yang berbeda tersebut, jika kebutuhan dan tuntutan dari
seorang karyawan tersebut sudah terpenuhi, dapat dikatakan bahwa
karyawan tersebut memiliki keseimbangan kehidupan kerja (worklife
balance).
BAB II
TELAAH PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Worklife Balance
H3
H2 OCB
Komitmen
H5
Organisasi
Spiritualitas di
Tempat Kerja
29
H2
H4
BAB III
METODE PENELITIAN
2006). Data ini diperoleh langsung dari subyek yang diteliti yaitu
perawat dan bidan RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun
dengan cara memberikan kuisioner atau daftar pertanyaan kepada
responden mengenai bukti langsung tentang keseimbangan
kehidupan kerja, spiritualitas di tempat kerja, komitmen organisasi
dan OCB.
2. Data Sekunder
2. Studi Pustaka
Studi pustaka merupakan cara pengumpulan data dengan
sumber data dari buku pustaka, internet, dan jurnal yang
berhubungan dengan penelitian.
3. Wawancara
Menurut Zainal Mustafa (2009:96), wawancara merupakan
metode untuk mendapatkan data primer dengan cara komunikasi dua
arah. Wawancara dalam penelitian ini tentang tanya jawab secara
langsung dengan Kabag Kepegawaian RSU PKU Muhammadiyah
Kutowinangun.
3.5.1 Populasi
Populasi merupakan seluruh data yang menjadi pusat perhatian
seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah ditentukan.
Populasi berkaitan dengan data-data. Jika setiap manusia memberikan
suatu data, maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama dengan
banyaknya manusia (Margono, 2004). Populasi dalam penelitian ini
adalah perawat dan bidan di RSU PKU Muhammadiyah Kutowinangun
yang berjumlah 38 orang.
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2009:115), teknik sampling adalah teknik
pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian. Terdapat beberapa teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokan
menjadi probability sampling dan non-probability sampling. Pada
penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling
39
r = koefisien korelasi
x = nilai dari jawaban kuisioner
y = nilai dari total jawaban kuisioner
n = jumlah sampel (responden)
∑x2 = jumlah kuadrat nilai x
∑y2 = jumlah kuadrat nilai y
Dasar pengambilan keputusan :
Sedangkan menurut Imam Ghozali (2009:49) dengan rumus df =
n-2 dimana :
df = degree of freedom
n = jumlah sampel
Dengan level of significante 95% maka dasar analisisnya
sebagai berikut (Ghazali, 2009:49) :
1. Apabila r hitung > r tabel (α = 0,5) berarti item tersebut valid
2. Apabila r hitung <r tabel (α = 0,5) berarti item tersebut tidak valid
b. Uji Reliabilitas
Menurut Ghazali (2009:45), reliabilitas merupakan alat
untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari
variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliabel apabila
jawaban dari seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap
pernyataan dikatakan reliabel jika masing-masing pernyataan
dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh acak karena
masing-masing pernyataan akan mengukur hal yang sama. Jika
jawaban dalam indikator ini acak atau tidak konsisten, maka dapat
dikatakan tidak reliabel (Ghazali, 2009:46). Pengukuran
reliabilitas dapat dilakukan dengan On Shot atau pengukuran
sekali saja. Disini pengukuran hanya dilakukan sekali dan
selanjutnya hasilnya akan dibandigkan dengan pernyataan lain
untuk mengukur korelasi antar jawaban pernyataan. Analisis
terhadap hasil uji reliabelitas pada peneliti ini menggunakan
42
k ∑ St 2
rt = ( ¿(1− )
k−1 St 2
Dimana :
rt = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pernyataan
∑St2 = mean kuadrat kesalahan
St 2 = total varian
Kriteria pengujian uji reliabilitas (Ghazali,, 2009) sebagai
berikut :
a. Jika alpa cronbach > 0,60 atau 60%, maka butir atau variabel
tersebut reliabel.
b. Jika alpa cronbach < 0,60 atau 60%, maka butir atau variabel
tersebut tidak reliabel.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mengetahui apakah
model regresi dapat dipakai. Uji tersebut meliputi uji
multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
Pengujian di ukur dengan menggunakan bantuan program SPSS 23.0
for windows.
a. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas
sama dengan nol (0). Menurut Ghozali (2009), untuk mendeteksi
43
c. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang
akan digunakan dalam model regresi berdistribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2009:147). Untuk mnguji suatu data berdistribusi
normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggunakan grafik
normal plot (Ghozali, 2009:147). Pada grafik normal plot, dengan
asumsi:
1) Dengan data menyebar diatas garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi
asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tersebut
tidak memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis untuk menguji koefisien regresi secara
keseluruhan maupun sendiri-sendiri pengaruh worklife balance,
spiritualitas di tempat kerja, OCB dan komitmen organisasi
menggunakan uji t sebagai berikut :
a. Uji Parsial (uji t)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
secara parsial atau sendiri-sendiri antara variabel bebas (worklife
balance, spiritualitas di tempat kerja) terhadap variabel terikat
(OCB) dengan komitmen organisasi sebagai variabel intervening
dengan tingkat signifikan α = 0,05 rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
b
t=
sb
Keterangan :
t = Nilai t hitung
b = koefisien regresi
sb = Standar deviasi
46
5. Analisa Jalur
Metode analisis jalur (Path Analysis) bertujuan untuk
menguji pengaruh variabel intervening. Hasil perhitungan langsung,
hubungan tidak langsung dan total hubungan langsung dan hubungan
tidak langsung antara variabel Worklife Balance, Workplace
Spirituality dan Komitmen Organisasi terhadap OCB. Analisis jalur
menghubungkan lebih dari dua variabel untuk mengetahui OCB (Y2)
terhadap worklife balance (X1), spiritualitas di tempat kerja (X2),
dan komitmen organisasi (Y1) dapat digunakan rumus :
Keterangan :
Y1 = Komitmen Organisasi
Y2 = OCB
X1 = Worklife Balance
X2 = Spiritualitas di Tempat Kerja
€1 ,€2 = Error
Untuk menghitung pengaruh antar variabel secara langsung
dan tidak langsung adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Langsung (Direct Effect /DE)
Untuk menghitung pengaruh langsung digunakan formula
sebagai berikut:
a. Pengaruh variabel worklife balance terhadap Komitmen
Organisasi
X1 Y1
b. Pengaruh variabel spiritualitas di tempat kerja terhadap
Komitmen Organisasi
X2 Y1
c. Pengaruh variabel worklife balance terhadap OCB
48
X1 Y2
d. Pengaruh variabel spiritualitas di tempat kerja terhadap OCB
X2 Y2
e. Pengaruh variabel Komitmen Organisasi terhadap OCB
Y1 Y2
2. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect / IE)
Untuk menghitung pengaruh tidak langsung, digunakan
formula sebagai berikut:
a. Pengaruh worklife balance terhadap OCB melalui
Komitmen Organisasi
X1 Y1 Y2
b. Pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap OCB melalui
Komitmen Organisasi
X2 Y1 Y2
3. Pengaruh total (Total Effect)
Untuk pengaruh total, digunakan formula sebagai berikut:
a. Pengaruh worklife balance terhadap OCB melalui
Komitmen Organisasi
X1 Y1 Y2
b. Pengaruh spiritualitas di tempat kerja terhadap OCB melalui
Komitmen Organisasi
X2 Y1 Y2
c. Pengaruh variabel worklife balance terhadap OCB
X1 Y2
d. Pengaruh variabel spiritualitas di tempat kerja terhadap
OCB
X2 Y2
e. Pengaruh variabel Komitmen Organisasi terhadap OCB
Y1 Y2
49
DAFTAR PUSTAKA
Arabiyat, Bashir, balqaa, Al Al-Saleem, and Basma Issa Tlelan. 2011. “The extent
of application of the principles of the organizational justice and its
relationship to the organizational commitment of the faculty members at
the university of Jordan”. International Journal of Human Resource
Studies,1(2): 52-59.
Avolio, B. J., Zhu W., Koh, W., and Bhatia, P. 2004. “Transformational
Leadership and Organizational Commitment: Mediating Role of
Psychological Empowerment and Moderating Role of Structural
Distance”. Journal of organizational behavior, 25 (8): 951-968.
Baihaqi, M., Sunuharyo dan Widyo. 2018. “Pengaruh On The Job Embeddedness
Terhadap Organiation Citizenship Behavior (OCB) dan Kinerja
Karyawan”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 60, No. 3.
Bitner, Mary Jo, Zeithaml, Valarie A. 1996. Services Marketing. Edisi 1. Boston.
MCGraw-Hill.
Federation of International Gynaecologist and Obstetri Tian (FIGO).1991.
Fry, L. W. & Matherly, L. L. 2003. “Spiritual Leadership and Organizational
Performance: An Exploratory study”. Artikel tidak diterbitkan. Tarleton
State University.
Hudson. 2005. The Case for Work-Life Balance. 20:20 Series. E-book The Case
for Work/Life Balance: Closing the Gap Between Policy and Practice.
Indriyani, Etty dan Haryono, Wisnu, P.C. 2011. “Pengaruh Budaya Organisasi
dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Komitmen
Organisasional sebagai Variable Intervening pada Workshop SMK
Katolik Santo Mikael”. Jurnal STIE AUB. 1(1):21-45.
Mondy, R.W. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 10. Jakarta:
Erlangga
Robbins, Stephen dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12.
Jakarta: Salemba Empat.
Weckstein, Stacey Hoffer. 2008. How To Practice The Art Of Life Balance. E-
book. Copyright: Stacey Weckstein Hoffer.