Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MENGUNGKAP FILOSOFI TARI CEPETAN SEBAGAI KEBUDAYAAN


ASLI DARI KABUPATEN KEBUMEN

BIDANG KEGIATAN:
PKM ARTIKEL ILMIAH

Diusulkan oleh:

Ketua : Lubertri (165502617/2016)


Anggota 1 : Arif Wibowo (165502371/2016)
Anggota 2 : Muhamad Salim (155501986/2015)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PUTRA BANGSA


KEBUMEN
2017
HALAMAN PENGESAHAN

ii
1

MENGUNGKAP FILOSOFI TARI CEPETAN SEBAGAI KEBUDAYAAN


ASLI DARI KABUPATEN KEBUMEN
(Lubertri, Arif Wibowo, Muhamad Salim)
ABSTRAK
Kebumen merupakan kota yang memiliki berbagai macam kesenian tradisional.
Salah satunya ialah kesenian Cepetan yang berasal dari daerah utara Kebumen
khususnya Desa Karanggayam. Kesenian ini merupakan kesenian asli Kebumen yang
bergenre sendratari. Tari Cepetan memiliki makna setan atau makhuk yang
menyeramkan. Hal ini dikarenakan pada zaman dahulu saat Desa Karanggayam
dikuasai oleh para onderneming, sebagai bentuk upaya masyarakat yang tidak mampu
melawan secara fisik kepada onderneming, beberapa tokoh yang memiliki kesaktian
tertentu melakukan tirakat (bertapa) disebuah tempat yang keramat dan sakral.
Tirakat tersebut dilakukan dengan kurun waktu beberapa hari yang pada akhirnya
tokoh-tokoh tersebut membuat topeng menggunakan kayu yang ringan sehingga
mudah dibentuk. Topeng ini meniru bentuk wajah makhluk-makhluk mitologi dengan
rambut dari ijuk serta pembuatannya pun melakukan berbagai ritual. Hal ini bertujuan
untuk menakut-nakuti para onderneming yang diharapkan mampu membuat para
onderneming tersebut ketakutan dan tidak nyaman sehingga mereka meninggalkan
wilayah tersebut.
Di era sekarang, Tari Cepetan merupakan sebuah tarian yang dimunculkan
dengan koreografi, kostum yang menarik serta alunan alat musik modern sebagai
pengiringnya. Hal ini jelas berbeda dengan tarian Cepetan di zaman dulu. Selain dari
unsur tariannya, filosofi Tari Cepetan di zaman dulu dan di era sekarang juga terdapat
perbedaan. Putusnya mata rantai sejarah untuk menafsirkan sejarah Tari Cepetan
menyebabkan munculnya tafsir baru. Akhirnya, para penggiat kesenian ini
mengarang cerita dan filosofi Tari Cepetan atas dasar logika mereka.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah meluruskan filosofi dan
membangkitkan tari cepetan ke dalam budaya masyarakat modern dengan mengambil
nilai-nilai asli seperti nilai heroisme yang terkandung dalam tari cepeten tersebut.

Kata Kunci: Kebumen, Kesenian, dan Tari Cepetan

ABSTRACT
Kebumen is a city that has a variety of traditional arts. One of them is Cepetan
art that comes from the north of Kebumen, especially Karanggayam Village. This art
is the original art of Kebumen, which is the genre of ballet. Cepetan has the meaning
of a demon or a creepy creature. This is because in the ancient time when
Karanggayam village is controlled by onderneming, as a form of community effort
that is not able to fight physically to onderneming, some figures who have a certain
magic do meditation in sacred and sacred place. Meditation is done with a period of
several days that ultimately these figures create a mask using light wood so easily
formed. This mask mimics the faces of mythological creatures with hair from the
2

fibers as well as making it perform various rituals. It aims to frighten the


onderneming who are expected to make the onderneming fearful and uncomfortable
so they leave the area.
In the present era, Cepetan is a dance that appears with choreography, attractive
costumes and the strains of modern musical instruments as a companion. This is
clearly different from the old Cepetan dance. Apart from the elements of the dance,
the philosophy of Cepetan in ancient times and in the present era there are also
differences. The breaking of the chain of history to interpret the history of Cepetan
led to the emergence of a new interpretation. Finally, these arts activists fabricated
the story and philosophy of Cepetan on the basis of their logic.
The purpose of this study is to straighten philosophy and evoke cepetan dance
into the culture of modern society by taking the original values such as the value of
heroism contained in the cepeten dance.

Key Words: Kebumen, Art, and Cepetan Dance.

PENDAHULUAN
Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, nilai-nilai yang
dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang isinya adalah perangkatperangkat
model pengetahuan atau sistem-sistem makna yang terjalin secara menyeluruh dalam
simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis. Model-model pengetahuan ini
digunakan secara selektif oleh warga masyarakat pendukungnya untuk
berkomunikasi, melestarikan dan menghubungkan pengetahuan dan bersikap serta
bertindak dalam menghadapi lingkungannya dalam rangka memenuhi berbagai
kebutuhan (Geertz, 1973 : 83). Dalam proses pemuasan kebutuhan, diatur oleh
seperangkat nilai dan asas yang berlaku dalam masyarakat, dan oleh karena itu
cenderung untuk direalisasikan dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
Kebudayaan merupakan hasil kreativitas manusia. Kebudayaan di masa lalu
(yang mungkin saat ini masih digunakan) merupakan bukti kreativitas masyarakat
dalam memanfaatkan sumber daya lingkungannya dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Sekalipun masih tetap digunakan kebudayaan memberi
peluang untuk mengubah dirinya sendiri dengan cara membuat atau memberi nilai
baru yang relevan dalam mengahadapi masalah yang senantiasa mengalami
perubahan (Rohidi, 2000: 26-27).
Seni tradisional merupakan unsur kesenian yang menjadi bagian hidup
masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku maupun bangsa tertentu. Berdasarkan
pemikiran ilmu sosial, kesenian terkandung nilai-nilai kearifan lokal, norma-norma,
pengetahuan, dan kepercayaan yang terintegrasi dalam kebudayaan sehari-hari
masyarakat guna mencapai tujuan idealnya. Kesenian juga merupakan ciri-ciri
3

universal manusia, artinya setiap manusia secara naluriah mempunyai rasa seni. Hal
tersebut menyebabkan setiap individu mempunyai bakat untuk menciptakan seni,
karena berkesenian merupakan kebutuhan setiap manusia. Sebagai salah satu
kebutuhan hidup setiap manusia seni akan terus diciptakan, dipertahankan, dan
dikembangkan dalam lingkup kehidupannya. Perkembangan seni akan selalu sejalan
dan selaras dengan perkembangan kebutuhan serta kehidupan manusia dari dulu
sampai masa yang akan datang.
Tumbuh dan berkembangnya kesenian dipengaruhi oleh kondisi setempat,
sehingga kesenian berbeda-beda disetiap tempatnya. Kesenian menggambarkan
budaya setempat dan memberi warna pada masyarakat di tempat itu, serta memberi
gambaran umum tentang wujud suatu bangsa. Indonesia yang dikenal sebagai
masyarakat majemuk, pada setiap kelompok muncul berbagai jenis kesenian yang
bersifat khas identitas kebudayaan masing-masing.
Salah satu tempat yang memiliki banyak kesenian tradisional adalah Kebumen.
Kota yang terkenal dengan ikon Tugu Walet ini memiliki kesenian tradisional asli
Kebumen seperti Jamjaneng, Jemblung (Jati Jajar), Ketopyang, Menoreng
(Karangsambung), Rodad (daerah pegunungan/Alian), Wayang Golek serta Wayang
Kulit yang berasal dari daerah pesisir Kebumen seperti Ambal. Kesenian asli
Kebumen bergenre sendratari lainnya adalah Cepetan yang berasal dari daerah utara
Kebumen khususnya Karanggayam.
Kata cepetan berasal dari kata cepet yang artinya setan atau mahluk
menyeramkan. Penggunaan kata cepet untuk menyebut mahluk yang menyeramkan
hanya ada di Kebumen. Selain itu, tidak semua orang bisa melafalkan dengan benar
nama kesenian ini. Mayoritas orang yang belum mengenal Tari Cepetan akan
mengalami kekeliruan dalam membacanya. Pengucapan “e” pada kata cepetan yang
benar adalah seperti pengucapan “e” pada kata reklamasi. Namun orang-orang yang
belum tahu akan mengucapkan Cepetan itu dengan kata cepetan (cepat/segera).
Seperti kesenian tradisional lainnya, Tari Cepetan juga mengalami
perkembangan akibat kemajuan teknologi dan kebutuhan masyarakat. Di era
sekarang, Tari Cepetan merupakan sebuah tarian yang dimunculkan dengan
koreografi, kostum yang menarik serta alunan alat musik modern sebagai
pengiringnya. Hal ini jelas berbeda dengan tarian Cepetan di zaman dulu. Selain dari
unsur tariannya, filosofi Cepetan di zaman dulu dan di era sekarang juga terdapat
perbedaan. Putusnya mata rantai sejarah untuk menafsirkan sejarah Tari Cepetan
menyebabkan munculnya tafsir baru. Akhirnya, para penggiat kesenian ini
mengarang cerita dan filosofi Tari Cepetan atas dasar logika mereka.
Salah satu opini yang beredar di era sekarang mengatakan bahwa sejarah Tari
Cepetan bermula dari penjajahan Belanda disebuah desa di Karanggayam. Saat itu
rakyat mengalami penderitaan baik sandang, pangan maupun papan. Selain itu,
4

musibah berupa penyakit yang merajalela dan paceklik yang berkepanjangan


membuat rakyat berbondong-bondong membuka lahan baru untuk pemukiman dan
area pertanian. Lahan tersebut terkenal sangat angker. Sehingga dalam proses
pembukaan lahan mereka mengalami berbagai cobaan dari para makhluk halus
(cepet) yang harus mereka hadapi. Berkat kegigihan dan tirakat dari rakyat akhirnya
penguasa hutan dapat disingkirkan dan lahan pun dapat dihuni menjadi sebuah
pemukiman yang nyaman dan aman. Rakyatnya hidup makmur dengan pertaniannya
yang terus berkembang.
TUJUAN
Artikel Ilmiah ini bertujuan untuk meluruskan filosofi dan membangkitkan Tari
Cepetan ke dalam budaya masyarakat modern dengan mengambil nilai-nilai asli
seperti nilai heroisme yang terkandung dalam tari cepeten tersebut. Harapan dari
penelitian ini masyarakat Kebumen mengetahui filosofi dan nilai-nilai heroisme yang
terkandung dalam budaya yang dimiliki dan lebih mengenal budaya asli Kebumen.
METODE
Waktu dan Tempat Observasi
Penelitian dan observasi ini dilaksanakan pada tanggal 2-5 Desember 2017 di
Desa Karanggayam, Kabupaten Kebumen.
Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan beberapa budayawan di
Kebumen dan salah satu tokoh masyarakat sekaligus sesepuh kelompok kesenian
Cepetan Desa, Kajoran Kecamatan Karanggayam. Wawancara tersebut berpedoman
pada beberapa daftar pertanyaan yang telah disediakan. Data sekunder diperoleh dari
beberapa orang yang tergabung dalam kelompok penari cepetan yang berasal dari
Desa Karanggayam dan juga beberapa refrensi buku sejarah maupun browsing dari
internet.
Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Sejarah terciptanya kesenian Tari Cepetan
di Desa Karanggayam, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen pada tahun
1943 yang diciptakan oleh Almarhum Bapak Lamijan (2) Nilai-nilai religious dan
heroisme yang terdapat dalam kesenian Tari Cepetan yaitu nilai moral, nilai
silaturahmi, nilai keimanan dan kepahlawanan (3) Tanggapan masyarakat mengenai
keberadaan kesenian Tari Cepetan yaitu kesenian Tari Cepetan telah mendapat
tempat di hati masyarakat karena masyarakat merasa bangga memiliki asset kesenian
yang telah di wariskan oleh nenek moyang dan diakui oleh pemerintah Kabupaten
sebagai kesenian khas daerah Kebumen.
5

Kesenian Tari Cepetan merupakan pertunjukan yang bergenre sendratari dan


terdapat 13 karakter tokoh. Pertunjukan ini dibagi menjadi 5 bagian yaitu: Pambuka,
Babad, Jejer, Kiprah, dan Janturan (ndem-ndeman). Beberapa tata cara dalam
melakukan tari cepetan yang ada di Desa Karanggayam sebagai berikut:
1. Gerak
Gerak merupakan unsur utama dalam tari. Gerak-gerak yang terdapat dalam
pertunjukan kesenian Tari Cepetan yaitu :
a. Lumaksono, yang digunakan pada saat para penari masuk ke tempat
pertunjukan dengan menggunakan topeng sesuai dengan peran masing-
masing.
b. Gerak Babat, merupakan penggambaran petani sedang melakukan babad alas.
c. Muryani Busana, ragam gerak ini dalam penyajian kesenian Tari Cepetan
ditarikan oleh para buto
d. Sulasih, merupakan bagian pemasangan sesaji atau pada saat pemberian sesaji
untuk para tokoh penghuni hutan. Penari jengkeng dan membuat pola
lingkaran
e. Perangan, Petani putra melawan para penghuni hutan.
f. Janturan (ndem-ndeman), gerak para penari cenderung bebas, hal ini terjadi
karena penari dimasuki oleh indhang dan penari berada dibawah kesadaran.
2. Pola Lantai
Pola lantai yang digunakan sangat sederhana, pada gerak lumaksono bagian
pembuka saat keluarnya semua para penari membentuk pola lingkaran. Pada ragam
gerak babad menggunakan pola lantai trapesium. Pada bagian jejer saat keluarnya
para buto dan melakukan gerak muryani busono menggunakan pola lantai horizontal.
Ketika tokoh petani membawa sesaji, para buto jengkeng membentuk pola lingkaran.
3. Tempat pertunjukan
Kesenian Tari Cepetan ditampilkan ditempat terbuka, antara penari dan penonton
tidak ada jarak sehingga dapat dinikmati oleh orang banyak. Kesenian ini dapat
ditampilkan di halaman Balai Desa, dirumah orang sedang memiliki hajat, dan dapat
juga ditampilkan diatas panggung atau pendopo.
4. Rias dan Busana
Para penari Cepetan tidak menggunakan rias, namun mereka menggunakan
topeng yang masing-masing memiliki bentuk dan karakter yang berbeda-beda.
Topeng-topeng tersebut yaitu topeng petani, ksatria dan putri, topeng para hewan
seperti gajah, kera, lutung dan topeng para buto. Busana yang dikenakan sangat
sederhana. Busana yang digunakan oleh peran petani memakai baju beskap, celana
panji, stagen dan jarik yang dipakai dengan model sapit urang disertai pemakaian
6

topeng petani. Kostum yang diperankan oleh para tokoh buto memakai baju panjang
bermotif lurik, stagen, celana panji, dan kain bermotif kotak-kotak atau bisa juga
memakai kain jarik. Properti yang digunakan dalam kesenian Tari Cepetan yaitu
kudhi, topeng-topeng berkarakter.
5. Iringan
Gamelan yang digunakan untuk mengiringi kesenian Tari Cepetan menggunakan
Laras Slendro. Kesenian Tari Cepetan dibuka dengan cerita pengantar menggunakan
bahasa Jawa tentang sejarah munculnya kesenian Tari Cepetan. Pada saat para penari
keluar dengan gerakan penggambaran babad hutan Curug Bandung diiringi dengan
menggunakan gendhing puspawarna. Pada bagian jejer keluarlah hewan-hewan yang
ada di hutan Curug Bandung yang diiringi dengan gendhing malangdui. Disusulah
keluarnya para buto yang membuat para petani ketakutan yang diiringi dengan
gendhing godril. Para buto bersuka cita dengan gerak jogedan diiringi gendhing ricik
ricik. Petani merasa takut, dengan diiringi gendhing Sisulangsih Sulandono penghuni
hutan takluk kepada para petani yang membawa sesaji. Pada bagian janturan diiringi
dengan gendhing eling-eling Banyumasan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Adanya pemahaman lain dari filosofi Tari Cepetan dulu dan sekarang. Tari
Cepetan di zaman modern ini tidak menimbulkan sifat heroisme atau kepahlawanan
serta menganggap bahwa Cepetan itu adalah makhluk pengganggu. Padahal
sebenarnya Cepetan merupakan sosok pahlawan yang telah berjasa mengusir para
onderneming dari daerah kekuasaan.
Sebagai bentuk upaya masyarakat yang tidak mampu melawan secara fisik
kepada onderneming, beberapa tokoh yang memiliki kesaktian tertentu melakukan
tirakat (nyepi atau bertapa) disebuah tempat yang keramat dan sakral. Tirakat tersebut
dilakukan dengan kurun waktu beberapa hari yang pada akhirnya tokoh-tokoh
tersebut membuat topeng menggunakan kayu yang ringan sehingga mudah dibentuk.
Topeng ini meniru bentuk wajah makhluk-makhluk mitologi dengan rambut dari ijuk
serta pembuatannya pun melakukan berbagai ritual. Hal ini bertujuan untuk menakut-
nakuti para onderneming yang diharapkan mampu membuat para onderneming
tersebut ketakutan dan tidak nyaman sehingga mereka meninggalkan wilayah
tersebut.
Selain dari histori dan fiosofinya, unsur lain dari Cepetan di era sekarang dan
dulu juga terdapat perbedaan dikarenakan adanya kemajuan teknologi serta tuntutan
masyarakat. Alat musik yang digunakan pada Cepetan di zaman dulu hanya
menggunakan kentongan dan bleg (kaleng minyak atau di zaman sekarang digunakan
sebagai kaleng kerupuk). Bunyi yang ditimbulkan hanya suara “tong” dari kentongan
7

dan “breng” dari blegnya. Dari suara yang unik ini, masyarakat menamai Cepetan
dengan sebutan “tong-breng”. Sedangkan alat musik yang digunakan di zaman
sekarang adalah gamelan.
Topeng Cepetan memiliki dua bagian yaitu bagian muka yang dipasang dengan
dikaitkan ke kepala dan untaian rambut panjang yang terbuat dari ijuk (pohon aren).
Warna yang menjadi ciri khas dari topeng Cepetan ini adalah dominan warna hitam,
putih dan merah yang menunjukan sifat kemarahan. Ukuran topeng ini melebihi
proporsi ukuran wajah manusia sehingga muncul karakter yang menyeramkan. Di era
modern ini kostum yang digunakan oleh penari Cepetan mengenakan kostum yang
menarik dan beraneka warna. Berbeda dengan dulu yang hanya menggunakan
ranting-ranting dan dedaunan yang berada disekitar hutan, seperti daun pisang yang
kering dan ijuk yang digunakan sebagai pakaian. Ijuk yang digunakan sebagai kostum
memiliki rambut-rambut halus yang apabila tersentuh kulit manusia akan terasa gatal.
Namun hal ini tidak dirasakan oleh para pemain Cepetan kala itu. Pada awal
kemunculannya, cepetan dikemas bukan dalam sebuah tarian melainkan lebih seperti
arak-arakan. Arak-arakan ini merupakan perayaan atas kemenangan yang diperoleh
masyarakat dalam melawan onderneming. Karena teknologi pada masa itu belum
semaju sekarang, segala perlengkapan dalam perayaan ini menggunakan alat-alat
sederhana. Terdapat beberapa bentuk topeng tari cepetan yang ada di desa
karanggayam.
8

Gambar Contoh-contoh Topeng Tari Cepetan.

Untuk menjaga kelestarian serta mengembangkan kesenian ini, beberapa upaya


telah dilakukan, seperti yang telah dilakukan oleh Dewan Kesenian Daerah yaitu
memberikan pemahaman mengenai kesenian Tari Cepetan kepada masyarakat, serta
memberi kesempatan untuk menampilkan Tari Cepetan dalam event-event kesenian
yang ada di daerah. Disamping itu Dinas Pendidikan juga melakukan upaya dalam
pelestarian Tari Cepetan dengan melaksanakan pelatihan kepada guru-guru Sekolah
Dasar. Dengan harapan pelatihan yang didapatkan dapat dikenalkan dan dilestarikan
kepada anak didik mereka. Sayangnya, dalam proses pelestarian Tari Cepetan ini,
masih ada hambatan yang harus dihadapi. Salah satu hambatan tersebut adalah
kurangnya apresiasi dari masyarakat kepada Cepetan. Masyarakat kurang tertarik
kepada Cepetan sehingga kesenian ini masih jarang dipertunjukkan. Selain itu,
kewenangan pemerintah daerah juga menjadi faktor yang memengaruhi keberadaan
Cepetan. Seharusnya pemerintah lebih memprioritaskan kesenian tradisional lokal
untuk ditampilkan di acara-acara resmi guna mengenalkan kearifan lokal beserta
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada masyarakat baik dalam maupun luar
Kebumen.
Opini yang mengatakan bahwa Cepetan mempunyai makna mahluk halus yang
mengganggu, tentu akan memperburuk citra dari kesenian ini di masyarakat. Hal ini
akan membuat masyarakat memandang rendah kesenian Cepetan karena dinilai tidak
mempunyai nilai positif secara filosofis. Kemudian eksistensi Cepetan akan menurun
karena jarang ada pementasan yang pada akhirnya akan membawa Cepetan pada
kepunahan. Beberapa hal dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian sekaligus
mengembangkan kesenian ini. Langkah awal yang harus dilakukan adalah
mengenalkan Cepetan ke masyarakat. Pengenalan ini tentu saja bukan sekedar
9

menyajikan pertunjukan, tetapi juga memberikan pemahaman tentang makna dan


filosofi yang terkandung serta sejarah dari Cepetan. Setelah memahami nilai-nilai dari
Cepetan, masyarakat akan lebih tertarik pada Cepetan. Ketertarikan ini bisa berupa
keinginan untuk belajar dan ikut ambil bagian dalam pertunjukan, atau bahkan
mengundang atau menanggap kelompok Cepetan yang masih ada untuk tampil di
acara perayaan tertentu. Hal ini akan membuat Cepetan semakin eksis di masyarakat
baik masyarakat lokal, nasional maupun internasional. Selain itu, pelibatan generasi
muda dalam kesenian tradisional ini akan membantu proses regenerasi kelompok
Cepetan yang masih jarang dijumpai di Kebumen dan didominasi oleh orang tua.

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahasan diatas, Tari Cepetan di zaman modern ini tidak
menimbulkan sifat heroisme atau kepahlawanan serta menganggap bahwa Cepetan itu
adalah makhluk pengganggu. Padahal sebenarnya Cepetan merupakan sosok
pahlawan yang telah berjasa mengusir para onderneming dari daerah kekuasaan.
Selain dari histori dan fiosofinya, unsur lain dari Cepetan di era sekarang dan dulu
juga terdapat perbedaan dikarenakan adanya kemajuan teknologi serta tuntutan
masyarakat.
Upaya untuk menjaga kelestarian serta mengembangkan kesenian ini telah
dilakukan, seperti yang telah dilakukan oleh Dewan Kesenian Daerah yaitu
memberikan pemahaman mengenai kesenian Cepetan kepada masyarakat, serta
memberi kesempatan untuk menampilkan Cepetan dalam event-event kesenian yang
ada di daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2014. Histori dan Legacy kebumen. http://historyandlegacy-
kebumen.blogspot.co.id/2014/10/seni-cepetan-dari-perlawanan-menjadi-html.
diakses tanggal 10 Desember 2017 pukul 21.00.
Harsojo. 1984. Pengantar Antropologi. Bina Cipta. Bandung.
Admin. 2014. Tari Cepetan. http://www.Tari-Cepetan/History-And-Legacy-Of-
Kebumen -Tari-Cepetan -Dari-Perlawanan-Menjadi-Seni-Tari.Htm. diakses
tanggal 14 Desember 2017 pukul 20.00.
Rohidi, Tjejep Rohendi. 2000. Kesenian dalam Pendekatan Kebudayaan. STISI press.
Bandung.
Wahana, Paulus. 2004. Nilai Etika Aksiologis Max Scheler. Kanisius. Yogyakarta.
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan Mentalitas Pembangunan. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
10

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Biodata 1. Ketua Pelaksana

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Lubertri
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S-1 Manajemen
4 NIM 165502617
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kebumen, 29 April 1998
6 E-mail lubiibri@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0857-0063-9359

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
SD Negeri 1 SMP Negeri 1 SMA Negeri 1
Nama Institusi
Ambal Ambal Ambal
Jurusan - - Teknik Otomotif
Tahun Masuk-Lulus 2005-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Peghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-Artikel Ilmiah.
Kebumen, 15 Desember 2017
Pengusul Ketua Pelaksana

Lubertri
11

Biodata 2. Anggota Pelaksana 1

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Arif Wibowo
2 Jenis Kelamin Laki – laki
3 Program Studi S1 Manajemen
4 NIM 165502371
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kebumen, 19 Oktober 1993
6 E-mail arief.1093@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0852-1747-1646

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri 5 SMP Negeri 2 SMA Negeri 1
Panjer Kebumen Pejagoan
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-Lulus 1999-2005 2005-2008 2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
1 - - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Peghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-Artikel ilmiah.

Kebumen, 15 Desember 2017


Pengusul Anggota Pelaksana 1

Arif Wibowo
12

Biodata 3. Anggota Pelaksana 2

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Muhamad Salim
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi S1 Manajemen
4 NIM 155501986
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kebumen, 11 Juli 1997
6 E-mail Salimmuhamad688@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0819-1504-7647

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SMA
SD Negeri SMP Negeri 1
Muhammadiyah
Poncowarno Poncowarno
Kutowinangun
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk-
2005-2011 2011-2014 2014-2017
Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Ilmiah / Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Seminar Tempat
- - -

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Peghargaan Tahun
1 - - -
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan hibah PKM-Artikel ilmiah.

Kebumen, 15 Desember 2017


Pengusul Anggota Pelaksana 2

Duwi Lismafita
13

Biodata 4. Dosen Pembimbing

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dani Rizana, S.Pd., M.Pd., M.M.
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Manajemen
4 NIDN 0622068502
5 Tempat danTanggal Lahir Kebumen, 22 Juni 1985
6 E-mail danirizana@gmail.com
7 NomorTelepon/HP 0817-5425-485

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi STIE Widya
Universitas Universitas Sebelas
Wiwaha
Negeri Semarang Maret
Yogyakarta
Jurusan Pendidikan Pendidikan Magister
Matematika Matematika Manajemen
Tahun Masuk-Lulus 2003-2007 2011-2013 2015-2017

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
Ilmiah / Seminar
1

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi, atau institusi


lainnya)
No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Peghargaan
1
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata
ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan hibah PKM-Artikel Ilmiah.
Kebumen, 15 Desember 2017
Pembimbing

Dani Rizana, S.Pd., M.Pd., M.M.


14

Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


PUTRA BANGSA
PROGRAM STUDI: MANAJEMEN (S1) DAN AKUTANSI (D3)
Jl. Ronggowarsito No.18 Pejagoan Kebumen Telp (0287)384011

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Lubertri
NIM : 165502617
Program Studi : S1 Manajemen
Fakultas : Ekonomi
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM Artikel Ilmiah saya dengan judul
Mengungkap Filosofi Tari Cepetan Sebagai Kebudayaan Asli Dari Kabupaten
Kebumen yang akan diusulkan untuk tahun anggaran 2018 bersifat orisinal dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka
saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Kebumen, 15 Desember 2017

Mengetahui, Yang menyatakan,


Kaprodi Manajemen

Parmin, S.E., M.M. Lubertri


NIDN. 0624128001 NIM. 165502617
15

Lampiran 3. Surat Penyataan Sumber Tulisan PKM-AI

SURAT PERNYATAAN SUMBER TULISAN PKM-AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini:


- Nama : Lubertri
- NIM : 165502617
1) Menyatakan bahwa PKM-AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya
benar bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan:
- Berupa Kegiatan Tugas Kelompok Mahasiswa
- Dengan Topik Kegiatan: Mengungkap Filosofi Tari Cepetan Sebagai
Kebudayaan Asli Dari Kabupaten Kebumen.
- Dilaksanakan di: 2-5 Desember 2017 di Desa Karanggayam, Kabupaten
Kebumen.
2) Naskah ini belum pernah diterbitkan/dipublikasikan dalam bentuk prosiding
maupun jurnal sebelumnya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan pihak
manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Kebumen, 15 Desember 2017


Mengetahui
Yang Membuat Penyataan Kaprodi Manajemen,

Lubertri Parmin, S.E., M.M.


NIM. 165502617 NIDN. 0624128001

Anda mungkin juga menyukai