Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.

16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

PENGARUH KOMPETENSI, BUDAYA ORGANISASI, DAN IKLIM


ORGANISASI TERHADAP KOMITMEN PEGAWAI RUMAH SAKIT UMUM
BIREUEN MEDICAL CENTER (BMC)

Rommi Juliansyah1*) dan Win Konadi2)


1, Pegawai RSU BMC Bireuen – Aceh
Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIKI
2 Dosen FEB Universitas Almuslim Bireuen
*) email: rommi_20j91@yahoo.co.id

__________________________________________________________________________

ABSTRAK

Penelitian dilakukan terhadap 58 pegawai Rumah Sakit Umum Bireuen Medical Centre (BMC), bertujuan
untuk menganalisis: 1) Pengaruh kompetensi terhadap komitmen pegawai, 2) Pengaruh budaya organisasi
terhadap komitmen pegawai, 3) Pengaruh iklim organisasi terhadap komitmen pegawai, dan 4) Pengaruh
kompetensi, budaya organisasi dan iklim organisasi terhadap komitmen pegawai. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif, dengan teknik analisis secara deskriptif, dan verifikatif yang diikuti
dengan menguji persyaratan analisis dan menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis model
jalur (Path Analysis. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
kuisioner secara personal. Hasil penelitian membuktikan terdapat pengaruh Kompetensi terhadap
Komitmen pegawai sebesar 34,72 persen. Demikian juga dengan adanya dukungan Budaya organisasi
berdampak terhadap Komitmen pega-wai, yakni : 9,89 persen. Sedangkan pengaruh iklim organisasi
berpe-ngaruh sebesar 24,40 persen terhadap terhadap Komitmen pegawai di Rumah Sakit Umum Bireuen
Medical Center.

Kata kunci: Kompetensi, Budaya Organisasi, Iklim Organisasi, Komitmen.


__________________________________________________________________________

1. Pendahuluan sehat dan melibatkan semua anggota organisasi itu


sendiri.
Keberhasilan kinerja suatu organisasi sangat dipe-
ngaruhi oleh komitmen kerja anggota organisasi. Kompetensi menggambarkan dasar pengetahuan
Komitmen kerja sebagai suatu keadaan dimana dan standar kinerja yang dipersyaratkan agar
seorang individu memihak organisasi serta tujuan- berhasil menyelesaikan suatu pekerjaan atau me-
tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan megang suatu jabatan. Kompetensi pegawai diciri-
keangotaannya dalam organisasi. Oleh karena itu kan dari luas pengetahuan pegawai, keterampilan,
setiap anggota organisasi akan selalu berusaha sifat, dan perilaku yang bisa bersifat teknis,
untuk meningkatkan komitmen kerjanya, dengan berkaitan dengan keterampilan antar pribadi atau
harapan mereka akan selalu menjadi anggota berorientasi bisnis.Dalam meningkatkan kinerja
organisasi dan apa yang menjadi tujuan organisasi pegawai diperlukan kompetensi yang memadai dari
akan diusahakan oleh mereka untuk dicapai. Hal ini standar yang ditetapkan.Karena kompetensi mem-
semua akan dapat direalisasikan, manakala ada punyai peranan yang amat penting, untuk dapat
upaya dalam meningkatkan kompetensi pegawai, melakukan suatu pekerjaan. Semakin tinggi tingkat
adanya dukungan dari faktor budaya organisasi kompetensi seseorang maka semakin mudah mene-
yang kondusif dan berjalan sesuai aturan yang rima serta mengembangkan pengetahuan dan tekno
ditetapkan, serta penciptaan iklim organisasi yang logi,dan inovasi dalam bekerja, sehingga akan
meningkatkan produktivitas.

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 23
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Sejalan dengan itu, Martin, et; al (2013:8) menya- dari budaya organisasi yang kuat adalah penurunan
takan semakin tinggi kompetensi karyawan akan perputaran karyawan. Itu keadaan koheren antara
menghasilkan komitmen organisasional yang lebih tujuan karyawan dan tujuan organisasi melalui
tinggi dan akan mempengaruhi kinerja karyawan perspektif budaya akan membangun komitmen
juga. Hal ini juga sependapat dengan penelitian organisasi yang kuat di dalam karyawan (Robbins
Syahrum, Brahmasari dan Nugroho (2016:60) dari and Judge, 2015:338).
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kompe-
Suatu budaya organisasi yang kuat dan telah
tensi secara signifikan mempengaruhi organisasi
berakar akan dapat memberikan kontribusi yang
komitmen, yang berarti bahwa dengan peningkatan
cukup signifikan bagi anggota organisasi terutama
kompetensi karyawan itu akan memberikan
pada sikap dan perilaku anggota organisasi khusus-
pengaruh nyata pada meningkat dalam lingkup
nya pada komitmen kerja pegawai. Hal ini, belum
komitmen organisasi.
secara optimal dapat dikelola dan termarjinalkan di
Disamping itu, berjalannya budaya organisasi lingkungan Rumh Sakit Umum Bireuen Medical
sesuai dengan visi, misi dan tujuan organisasi, Centre (BMC). Padahal, disadari betul bahwa
seperti pada suatu Rumah Sakit, yang diketahui Rumah Sakit mempunyai fungsi, antara lain
merupakan organisasi atau institusi pelayanan jasa sebagai penyelenggaraan pelayanan pengobatan
yang mengedepankan kepuasan pelanggan dan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
ketepatan serta kecepatan dalam bertindak. Dalam pelayanan Rumah Sakit, yang ditetapkan dalam
menghadapi pasar global, Rumah sakit dituntut undang-undang dan keputusan menteri kesehatan.
dapat melakukan pengelolaan manajemen yang Juga Rumah Sakit sebagai pemeliharaan dan
profesional dalam menghadapi persaingan industri peningkatan kesehatan perorangan melalui pelaya-
pelayanan kesehatan yang makin ketat serta upaya nan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan
untuk memenuhi berbagai tuntutan dalam bidang ketiga sesuai kebutuhan medis.
pelayanan kesehatan. Salah satu upaya yang harus
Disisi lain budaya organisasi memiliki hubungan
dilakukan secara internal institusi, dapat dipeliha-
yang tidak dapat dipisahkan dengan iklim organi-
ranya budaya kerja yang memenuhi tuntutan zaman
sasi, dengan kata lain budaya organisasi mempu-
nya. Apalagi, sebut Amiruddin dan Win (2010:17)
nyai hubungan yang erat dengan iklim organisasi
bahwa dunia kerja berubah dengan sangat cepat
sebab dengan adanya budaya organisasi yang baik
seiring dengan perubahan yang terjadi pada segmen
akan tercipta iklim organisasi yang kondusif,
pasar komoditas dan jasa, akibat lingkungan yang
dengan iklim organisasi yang kondusif akan
berintegrasi, dan zaman keterbukaan (transparansi).
terwujud komitmen kerja dari masing-masing
Dalam Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 anggota organisasi dan mereka akan terus berusaha
tentang Rumah Sakit disebutkan bahwa Rumah mencapai tujuan organisasi dan berusaha bertahan
Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan menjadi anggota organisasi.
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Iklim organisasi berkaitan dengan lingkungan inter-
perorangan secara paripurna yang menyediakan
nal atau psikologi organisasi.Jika suatu organisasi
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
memiliki ciri-ciri iklim yang sesuai dengan budaya,
darurat. Adapun tugasnya adalah memberikan
maka iklim yang terbentuk akan kondusif. Iklim
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
organisasi menjadi sangat penting karena dapat
Oleh karena itu, budaya organisasi harus dikelola
menciptakan lingkungan dimana pegawai merasa
secara baik, melibatkan semua unsur, baik
ramah dapat mencapai potensi yang penuh dalam
pimpinan, tenaga medis, tenaga pelayanan kepera-
melihat kunci dari keunggulan bersaing, oleh
watan, ataupun tenaga non medis dan administrasi.
karena itu iklim organisasi dapat dilihat sebagai
Budaya organisasi merupakan suatu hal yang
variabel kunci kesuksesan organisasi.
penting dalam mencapai komitmen kerja anggota
organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi Rumah Sakit Umum Bireuen Medical Center (RSU
komitmen kerja anggota organisasi adalah budaya BMC) merupakan salah satu rumah sakit umum
organisasi. Hasil penelitian Syahrum, Brahmasari milik Yayasan Al-Abrar dengan akreditasi Pari-
dan Nugroho (2016:62) menyatakan budaya orga- purna, Tujuan didirikan Rumah Sakit Umum BMC
nisasi berpengaruh positif (signifikan) terhadap Bireuen yang berprioritas di bidang kesehatan ini
komitmen pegawai di lingkup pemerintah Kota untuk dapat membantu masyarakan dalam pelaya-
Makasar, yang jika ditingkatkan budaya organisasi nan kesehatan yang memadai dan membantu
yang komitmen organisasi telah meningkat. program pemerintah di bidang kesehatan.Tugas
Budaya organisasi juga memiliki hubungan dengan pokok Rumah Sakit Umum Bireuen Medical
komitmen organisasi. Salah satunya hasil spesifik Centre (BMC) adalah memberikan pelayanan

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 24
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

kesehatan perorangan secara paripurna yaitu dalam setiap proses sumber daya manusia, seleksi
meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan karyawan, manajemen kinerja, perencanaan dan
rehabilitatif. sebagainya (Wibowo, 2014:109-134).
Dalam perkembangannya didalam internal RSU Menurut Iswahyu (2015:8); ―kompetensi merupa-
BMC, masih banyak ditemukan berbagai masalah, kan kemampuan pelaksanaan tugas sesuai dengan
sehingga menyebabkan komitmen kerja pegawai- ilmu pengetahuan dan keterampilan serta teknologi
nya menjadi rendah. Rendahnya komitmen pega- dan pengalaman yang relevan dengan bidang tugas
wai tersebut mencerminkan kurangnya tanggung sehingga dapat mengembangkan motivasi kerja
jawab pegawai dalam menjalankan tugasnya. yang bersangkutan dan peningkatan kinerjanya.
Rendahnya komitmen kerja pegawai ini dibuktikan Sejalan dengan Iswahyu, Mondy dalam bukunya
oleh observasi yang peneliti lakukan terhadap human resource management (2016:261)
pegawai. Dimana pegawai belum bekerja dengan menyatakan kompetensi adalah sekumpulan luas
pengorbanan tenaga, pikiran dan waktu atau dedi- pengetahuan, keterampilan, sifat, dan perilaku yang
kasi yang tinggi untuk mewujudkan keberhasilan bisa bersifat teknis, berkaitan dengan keterampilan
tujuan rumah sakit. Hal ini tampak dari fenomena antar pribadi atau berorientasi bisnis.
pegawai bekerja tidak serius, dan meninggalkan
Rivai (2015:298) menyebutkan, kompetensi adalah
rumah sakit pada saat jam kerja dengan alasan yang
kecakapan, keterampilan, kemampuan. Kompetensi
tidak jelas. Selain itu terdapat pegawai yang
mengacu kepada atribut/karakteristik seseorang
bekerja pada ruangan yang tidak sesuai dengan
yang membuatnya berhasil dalam pekerjaannya.
kemampuannya sehingga mereka kurang merasa
Dan menurut Boulter et al. (2014:11) kompetensi
percaya diri dalam melakukan pelayanan terhadap
adalah karakteristik dasar dari seseorang yang
pasien yang akhirnya berdampak buruk terhadap
memungkinkan pegawai mengeluarkan kinerja
profesionalitas, termasuk tingkat tanggung jawab
superior dalam pekerjaannya.
dan kepedulian pegawai RSU BMC terhadap
pasien. Sedangkan Wood, et; al (2015:4) menjelaskan :
Bahwa konsep kompetensi sebagai gabungan dari
Pegawai yang berkomitmen rendah akan berdam-
bakat (aptitude) dan kemampuan (ability).Bakat
pak pada tingginya absensi, meningkatnya kelam-
menunjukkan kapabilitas untuk belajar sesuatu,
banan kerja, rendahnya kualitas kerja, keluhan
sifatnya potensial.Untuk kemampuan merujuk pada
pasien, mogok kerja dan turnover pindah kerja.
kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai
Sebaliknya, pegawai dengan komitmen tinggi ter-
tugas dalam suatu pekerjaan.Kemampuan dibina
hadap organisasi, akan loyal kepada organisasi dan
oleh pengetahuan dan keterampilan. Kompetensi
memiliki rasa ketergantungan dan tanggung jawab
juga merupakan kewenangan (kekuasaan) untuk
pada organisasi. Kredibilitas pegawai yang tinggi
menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Seiring
mampu menghasilkan suatu komitmen, dan hanya
dengan semakin ketatnya persaingan di dunia usaha
dengan komitmen yang tinggi suatu organisasi
sebagai akibat liberalisasi ekonomi di berbagai
mampu menghasilkan kinerja yang baik.
sektor industri dewasa ini, peranan sumber daya
Berdasarkan fenomena yang ada, maka penulis manusia sebagai faktor penentu utama mampu
tertarik membahas masalah ini dalam sebuah tidaknya perusahaan untuk bersaing secara dinamis
penelitian dengan judul ―Pengaruh Kompetensi, dan menguntungkan semakin dirasakan arti pen-
Budaya Organisasi, dan Iklim Organisasi terhadap tingnya. Keunggulan mutu bersaing suatu organi-
Komitmen Pegawai Rumah Sakit Umum Bireuen sasi sangat ditentukan oleh mutu SDM-nya.
Medical Center (RSU BMC)‖. Penanganan SDM harus dilakukan secara menye-
luruh dalam kerangka sistem pengelolaan SDM
2. Landasan Teoritis yang bersifat strategis, integrated, interrelated dan
Kompetensi unity.
Setiap organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan Ada lima dimensi kompetensi yang harus dimiliki
tertentu dan apabila tercapai barulah dapat disebut oleh semua individu (Moeheriono, 2014:15) yaitu
sebagai sebuah keberhasilan. Untuk mencapai ke- 1).Keterampilan menjalankan tugas, 2). Keteram-
berhasilan, diperlukan landasan yang kuat berupa pilan mengelola tugas. 3).Keterampilan mengambil
kompetensi kepemimpinan, kompetensi pekerja tindakan. 4).Bekerja sama (Job role environment
dan disiplin kerja yang mampu memperkuat dan skills), dan 5). Keterampilan beradaptasi.
memaksimumkan kompetensi. Kompetensi menja- Sedangkan menurut Gordon (2013:204), dimensi
di sangat berguna untuk membantu organisasi yang terkandung dalam konsep kompetensi, yaitu:
menciptakan budaya kinerja tinggi, prestasi kerja 1.Pengetahuan (kesadaran dalam bidang kognitif).

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 25
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

2.Pemahaman (kedalaman kognitif dan afektif yang perilaku yang diamati, b.Norma, c. Nilai dominan,
dimiliki oleh individu). 3.Kemampuan untuk d.Filosofi, e.Aturan, dan f.Iklim organisasi.
melaksanakan tugas. 4.Nilai (suatu standar perilaku
Sedangkan Dean dan Linda (2016:98) menunjukan
yang telah diyakini dan secara psikologis telah
beberapa indikator budaya organisasi, yakni: Gaya
menyatu dalam diri seseorang). 5.Sikap (perasaan
kepemimpinan, Pola komunikasi, Gaya pengam-
atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang
bilan keputusan, Penggunaan informasi, Konse-
dari luar), dan 6.Minat (kecenderungan seseorang
kuensi kegagalan, Norma dan perilaku, Simbol,
untuk melakukan suatu perbuatan).
Cerita, mitos dan tradisi .
Budaya Organisasi
Sedangkan menurut Robbins dan Coulter (2015:52)
Masalah budaya organisasi (Organization Culture) indikator budaya organisasi terdiri dari: a. Inovasi
akhir-akhir ini telah menjadi suatu tinjauan yang dan pengambilan resiko, b. Perhatian ke hal yang
sangat menarik terlebih dalam kondisi kerja yang rinci atau detail, c. Orientasi hasil, d. Orientasi
tidak menentu. orang, e. Orientasi tim, f. Keagresifan, g. Stabilitas.
Chatab, (2015:9) menyatakan: ―Budaya organisasi Iklim Organisasi
sebagai suatu sistem peran, aliran aktivitas dan
Iklim organisasi pada Rumah Sakit Umum Bireuen
proses (menunjukan proses organisasi atau disebut
Medical Center (BMC) merupakan suatu perangkat
sistem/pola hubungan kerja) dan melibatkan bebe-
manajemen yang efektif untuk memadukan
rapa orang sebagai pelaksana tugas/aktivitas, yang
komitmen kerja pegawai dengan tujuan serta tugas-
dirancang untuk melaksanakan tujuan bersama‖.
tugas dalam organisasi.Iklim organisasi merupakan
Wood, et; al (2014:391) mendefinisikan; ―Budaya persepsi pegawai terhadap karakteristik dari
organisasi sebagai sistem yang dipercayai dan nilai prosedur yang ada dalam sebuah organisasi.
yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal
Iklim organisasi adalah persepsi pegawai mengenai
itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu
kualitas lingkungan internal organisasi yang secara
sendiri. Budaya organisasi berasal dari dua kata,
relatif dirasakan oleh anggota organisasi kemudian
yakni budaya dan organisasi‖.
akan mempengaruhi perilaku merekaberikutnya
Robbins dan Judge (2015:520) menegaskan budaya (Lussier, 2014: 486).
organisasi adalah sistem makna bersama yang
Stringer (2015:122) mendefinisikan iklim organi-
diselenggarakan oleh anggota yang membedakan
sasi sebagai "collection and pattern of enviromen-
satu organisasi dengan organisasi lain. Robbins dan
tal determinant of aroused motivation". Iklim
Coulter (2015:51) mengemukakan bahwa budaya
organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan
organisasi adalah sehimpunan nilai, prinsip, tradisi
yang menentukan munculnya motivasi. Sedangkan
dan cara bekerja yang dianut bersama oleh dan
Davis (2014:25) memandang iklim organisasi
mempengaruhi perilaku serta tindakan para anggota
sebagai kepribadian sebuah organisasi yang mem-
organisasi. Dalam kebanyakan organisasi, nilai dan
bedakan dengan organisasi lainnya yang mengarah
praktik yang dianut bersama ini telah berkembang
pada persepsi masing-masing anggota dalam
pesat seiring dengan perkembangan zaman dan
memandang organisasi.
benar sangat mempengaruhi bagaimana sebuah
organisasi dijalankan. Stringer (2015:131) juga berpendapat ―bahwa
karakteristik atau komponen iklim organisasi
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna
mempengaruhi motivasi anggota organisasi
bersama yang dianut oleh para anggota yang
untuk berperilaku tertentu. Menurutnya terdapat 6
membedakan suatu organisasi dari organisasi
komponen untuk mengukur hal tersebut, yaitu;
organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini
1.Struktur (Structure), 2.Standar-standar (Standards)
adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijun-
3.Tanggung jawab (Responsibility), 4.Penghargaan
jung tinggi oleh organisasi (Dean dan Linda,
(Recognition),5.Dukungan(Support)dan 6.Komitmen
2016:95). Dilain itu, juga Iklim organisasi adalah
(Commitment).
persepsi pegawai mengenai kualitas lingkungan
internal organisasi yang secara relatif dirasakan lklim organisasi merupakan persepsi anggota orga-
anggota organisasi kemudian akan mempengaruhi nisai baik individu maupun kelompok dan pihak
perilaku mereka berikutnya (Lussier, 2014: 486). lain yang berhubungan dengan organisasi. Menurut
Lussier (2014:487), indikator iklim organisasi
Luthans (2016:125) menyebutkan beberapa karak-
meliputi:
teristik penting budaya organisasi yaitu: a.Aturan

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 26
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

1. Structure merupakan tingkat paksaan yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan
dirasakan karyawan karena adanya peraturan dan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.
prosedur yang terstruktur atau tersusun. Penelitian yang dilakukan oleh Kouzes, et; al,
2. Responsibility merupakan tingkat pengawasan (2013:667) menunjukkan bahwa kredibilitas yang
yang diberlakukan organisasi dan dirasakan oleh tinggi mampu menghasilkan suatu komitmen, dan
para karyawan. hanya dengan komitmen yang tinggi, suatu orga
3. Reward merupakan tingkat penghargaan yang nisasi mampu menghasilkan kinerja yang baik.
diberikan atas usaha karyawan. Karyawan dihargai
sesuai dengan kinerjanya. Jadi, komitmen merupakan tingkatan dimana
4. Warmth berkaitan dengan tingkat kepuasan seorang karyawan mengidentifikasikan diri dengan
karyawan yang berkaitan dengan kekaryawananan perusahaan dan tujuan-tujuannya dan merupakan
dalam organisasi. salah satu sikap yang merefleksikan perasaan suka
5. Support berkaitan dengan dukungan kepada atau tidak suka dari seorang karyawan terhadap
karyawan di dalam melaksanakan tugas-tugas perusahaan tempat dia bekerja serta berkeinginan
organisasi. untuk memelihara keanggotaannya dalam perusa-
6. Organizational identity and loyalty berkaitan haan, karena komitmen karyawan merupakan
dengan perasaan bangga akan keberadaan dalam dimensi perilaku penting yang dapat digunakan
organisasi dan kesetiaan yang ditunjukkan selama untuk menilai kecenderungan pegawai, identifikasi
masa kerjanya dan derajat keloyalan terhadap
dan keterlibatan seseorang yang relatif kuat
pencapaian tujuan organisasi.
terhadap perusahaan serta bersedia berusaha keras
7. Risk berkaitan dengan karyawan diberi ruang
untuk melakukan atau mengambil resiko dalam bagi pencapaian tujuan organisasi. Seterusnya
menjalankan tugas sebagai sebuah tantangan. komitmen akan mendororong rasa percaya diri, dan
semangat kerja, menjalankan tugas menuju peruba-
Komitmen han ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai
Komitmen adalah sikap yang mencerminkan sejauh dengan peningkatan kualitas fisik dan psikologi
manaseorang individu mengenal dan terikat pada dari hasil kerja. Sehingga segala sesuatunya menja-
organisasinya. Pegawai-pegawai yang merasa lebih di menyenangkan bagi seluruh karyawan.
berkomitmen pada organisasi memiliki kebiasaan- Bagi rumah sakit umum BMC, hal yang menjadi
kebiasaan yang bisa diandalkan, berusaha untuk aturan bagi pegawainya dalam aspek komitmen ini,
tinggal lebih lama didalam organisasi, dan antara lain datang tepat waktu, bekerja dengan
mencurahkan lebih banyak upaya dalam bekerja. ikhlas dan penuh tanggung jawab, memiliki
Komitmen dikenal sebagai pendekatan sikap terha- keinginan untuk bertahan dalam organisasi,
dap organisasi. Karyawan dengan komitmen yang memiliki kebanggan akan organisasi, suasana
tinggi akan ikut memperhatikan nasib organisasi dalam oragnisasi sesuai dengan kepribadian
mereka. Pada karyawan yang memiliki komitmen pegawai dan menganggap organisasi sebagai
tinggi, hanya sedikit alasan untuk keluar dari orga- tempat untuk berkarir dan puas atas segala
nisasi dan berkeinginan untuk bergabung dengan kebijakan organisasi pada mereka.
organisasi lain, sedangkan karyawan dengan komit- Pengaruh Kompetensi terhadap Komitmen
men rendah akan bekerja tidak maksimal, bahkan
akan meninggalkan atau resign dari perusahaan Menurut Faruya et; al, dalam Syahrum, Brahmasari
(Mowday, Porter dan Steers dalam Kustianto dan dan Nugroho (2016:57) bahwa kebijakan sumber
Iskhak, 2015:43). daya manusia di perusahaan mempengaruhi repo-
sisi karyawan secara global dimana pengaruh
Menurut Kuntjoro (2015:1): ―komitmen merupakan kemampuan dan personal yang ditransfer memang
sifat hubungan antara individu dengan organisasi akan berpengaruh pada komitmen dalam pemba-
kerja, dimana individu mempunyai keyakinan diri gian kerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh
terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi kerja, Fadli, dkk (2012:588) menyatakan bahwa kompe-
adanya kerelaan untuk menggunakan usahanya tensi berpengaruh signifikan terhadap komitmen
secara sungguh-sunguh demi kepentingan karyawan. Oleh karena itu dapat diidentifikasikan
organisasi kerja serta mempunyai keinginan yang bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki
kuat untuk tetap menjadi bagian dari organisasi oleh seorang karyawan, maka akan dapat mempe-
kerja‖. ngaruhi komitmen kerja karyawan.
Moorhead dan Griffin, (2013:73), menyatakan: Pengaruh Budaya organisasi dan Komitmen
―Komitmen adalah sikap yang mencerminkan
sejauh mana seseorang individu mengenal dan Penelitian Syahrum, Brahmasari dan Nugroho
terikat pada organisasinya.Seseorang individu yang (2016:62), menyatakan budaya organisasi berpe-

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 27
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

ngaruh positif (signifikan) terhadap komitmen 3. Metodologi Penelitian


pegawai di lingkup pemerintah Kota Makassar,
yang jika ditingkatkan budaya organisasi yang Data dan Sumber Data
komitmen organisasi telah meningkat. Budaya Penelitian ini dilaksanakan di RSU BMC yang
organisasi juga memiliki hubungan dengan komi- Kabupaten Bireuen, Aceh. Pada bulan April s.d
tmen organisasi. Salah satunya hasil spesifik dari Juli 2019. Data penelitian ini diperoleh dari
budaya organisasi yang kuat adalah penurunan angket yang disebarkan pada sejumlah 58
perputaran karyawan. Itu keadaan koheren antara pegawai sebagai responden.
tujuan karyawan dan tujuan organisasi melalui
perspektif budaya akan membangun komitmen Operasionalisasi Variabel
organisasi yang kuat di dalam karyawan (Robbins
Tabel 1.Variabel dan Indikator
and Judge, 2015:338).
Variabel Indikator
Budaya organisasi memerlukan perkembangan
Kompetensi (X1) Keterampilan
budaya yang dapat dilakukan melalui proses
Karakteristik yang mendasari se- 1. menjalankan
sosialisasi budaya organisasi. Sosialisasi mencakup seorang berkaitan dengan efekti- tugas
suatu kegiatan dimana anggota organisasi mempe- fitas kinerja individu dalam pe- 2. mengelola tugas
lajari seluk beluk organisasi dan bagaimana mereka kerjaannya atau yang memiliki 3. mengambil
harus berinteraksi dan berkomunikasi diantara hubungan kausalatas sebab-akibat tindakan
anggota untuk menjalankan semua aktivitas orga- dengan kriteria yang dijadikan 4. bekerja sama
nisasi. Organisasi harus mampu mengajak karya- acuan, efektif atau berkinerja 5. beradaptasi
wan terutama karyawan baru untuk melakukan prima atau superior di tempat ker-
penyesuaian terhadap budaya organisasi yang ja atau pada situasi tertentu
(Spencer dalam Moeheriono, 2014:3).
menjadi pedoman dalam pencapaian komitmen
Budaya Organisasi (X2)
organisasional yang tinggi (Sutrisno, 2014:39). Sebuah sistem makna bersama
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gaustamam yang dianut oleh para anggota
(2014:58) yang menyatakan bahwa variabel budaya yang membedakan suatu organi-
organisasi berpengaruh positif terhadap komitmen sasi dari organisasi lainnya. 1. Aturan perilaku
organisasi. Pegawai yang memiliki komitmen ting- Sistem makna bersama ini adalah yang diamati
gi akan mempunyai kepedulian yang tinggi pula sekumpulan karakteristik kunci 2. Norma
terhadap kondisi organisasi, baik pada saat organi- yang dijunjung tinggi oleh organi- 3. Nilai dominan
sasi mengalami kemajuan ataupun sebaliknya. sasi (Dean dan Linda, 2016:95). 4. Filosofi
Iklim organisasi adalah persepsi 5. Aturan
Pengaruh Iklim organisasi terhadap Komitmen pegawai mengenai kualitas ling- 6. Iklim organisasi
kungan internal organisasi yang
Menurut Kumar dan Giri (2016:233) bahwa iklim secara relatif dirasakan oleh ang-
organisasi memainkan peran penting dalam mem- gota organisasi kemudian akan
pertahankan karyawan dengan meningkatkan mempengaruhi perilaku mereka
komitmen mereka terhadap organisasi. Iklim orga- berikutnya (Lussier, 2014: 486)
nisasi sangat berperan dalam rangka pencapaian Iklim Organisasi (X3) 1. Keadaan lingku-
tujuan organisasi sehingga organisasi selalu ber- Persepsi pegawai mengenai kua- ngan fisik tem-
usaha meningkatkan iklim yang kondusif bagi litas lingkungan internal organisa- pat kerja
si yang secara relative dirasakan 2. Keadaan lingku-
karyawannya. Dalam penelitiannya, Adiapsari oleh anggota organisasi kemudian ngan sosial
(2012:96) menemukan bahwa iklim organisasi akan mempengaruhi perilaku 3. Pelaksanaan
berpengaruh positif pada komitmen organisasi. merekaberikutnya sistem manaje-
Dengan demikian, iklim kerja organisasi yang (Lussier, 2014: 486) men
positif yang ditunjukkan dalam bentuk kondisi 4. Produk
kerja yang baik, hubungan dengan rekan kerja dan 5. Konsumen
atasan yang harmonis, sarana-sarana kerja yang 6. Kondisi fisik dan
memadai serta rasa kebermaknaan dan kenyamanan kejiwaan anggo-
berada dalam organisasi mempermudah karyawan ta organisasi
7. Budaya organisasi
untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan Komitmen Pegawai (Y) 1. Komitmen
organisasi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian Komitmen karyawan pada suatu Afektif
yang dilakukan oleh Liou dan Cheng (2013:115) organisasi sebagai relatif dari 2. Komitmen
menunjukkan bahwa meskipun perawat Taiwan keberpihakan dan keterlibatan Berkelanjutan
puas dengan iklim organisasi rumah sakit mereka, seseorang terhadap organisasi 3. Komitmen
komitmen kerja mereka ke rumah sakit rendah. (Mowday, Streers dan Porter Normatif
dalam Sopiah, 2013:156).

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 28
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Metode dan Analisis Data kurva, sehingga dapat disimpulkan data memiliki
distribusi normal.
Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian survei
termasuk ke dalam penelitian yang bersifat kuan-
titatif untuk meneliti perilaku suatu individu atau
kelompok. Pada umumnya penelitian survei meng-
gunakan kuesioner sebagai alat pengambil data.
Dengan metode kuantitatif akan diperoleh signifi-
kansi perbedaan kelompok atau signifikansi hubu-
ngan antar variabel yang diteliti. Hal ini bertujuan
untuk menguji dan menganalisis pengaruh kompe-
tensi, budaya organisasi dan iklim organisasi
terhadap komitmen pegawai Rumah Sakit Umum
Bireuen Medical Center (BMC), seperti terlihat
pada Gambar 3.1.sebagai berikut.

Gambar 2.Grafik Uji Normalitas


Uji Multikolinearitas
Untuk dapat menentukan apakah terdapat multi-
kolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini
adalah dengan melihat VIF (Variance Inflation
Gambar 1. Diagram Jalur Penelitian Factor) dan tolerance . Adapun nilai VIF dan nilai
tolerance dapat dilihat pada tabel 1, yang menunjuk
Keterangan : kan bahwa setiap variabel memiliki nilai VIF lebih
Y = Komitmen Pegawai kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar
X1 = Kompetensi dari 0,10 (10%) yang berarti bahwa tidak terjadi
X2 = Budaya Organisasi multikolinearitas antar variabel bebas.
X3 = Iklim Organisasi
Tabel 2. Pengujian Multikolinearitas
 = Epsilon, yaitu menunjukkan faktor residual yang
menjelaskan pengaruh variabel lain yang telah Collineary Statistics
teridentifikasi oleh teori, tetapi tidak diteliti atau Variabel Bebas
Tolerance VIF
variabel lainnya yang belum teridentifikasi oleh Kompetensi 0,783 1.278
teori, atau muncul sebagai akibat dari kekeliruan Budaya Organisasi 0,897 1.115
pengukuran variabel. Iklim Organisasi 0,728 1.373
rxi,xj = hubungan kausal antar variabel eksogen di ukur Sumber: Data Primer, 2019 (diolah).
dengan koefisien korelasi
yxi = Nilai Koefisien Jalur (Path) yang menyatakan Uji Heterokesdasitas
pengaruh langsung antar variabel eksogen
Heteroskedastisitas merupakan indikasi bahwa
terhadap variable endogen.
varian antar residual tidak homogen yang meng-
4. Hasil dan Pembahasan
akibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi
Uji Asumsi Klasik efisien. Salah satu cara yang dapat digunakan
Uji Normalitas untuk mendeteksi ada tidaknya heterokesdasitas
dapat dilakukan dengan uji Glejser seperti
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggu- tampak pada gambar 3.
nakan pengujian grafik P-P Plot untuk pengujian
residual model regresi yang tampak pada gambar 2. Berdasarkan gambar 3 dapat dijelaskan bahwa
Berdasarkan dari gambar normal P-P Plot pada titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
gambar 2, menunjukkan sebaran standarrized pada sumbu Y maka tidak terjadi heteros-
residual berada dalam kisaran garis diagonal.Dapat kedastisitas artinya data dalam penelitian ini
dilihat pula berdasarkan gambar tersebut bahwa dapat digunakan sebagai indikator pengukuran
sebaran data yang ada menyebar ke seluruh bagian variabel, (Ghozali, 2012).

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 29
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Hasil Path Analysis


Model Struktural: Kompetensi, Budaya organisasi
dan Iklim organisasi terhadap Komitmen pegawai
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS,
maka struktur pengujian hipotesis dalam peneli-
tian ini seperti ditunjukkan dalam gambar berikut
(Kompetensi (X1), Budaya organisasi (X2) dan
Iklim organisasi (X3) terhadap Komitmen pegawai
(Y).):

Gambar 3. Scatterplot Uji Heterosidasitas


Uji Model Struktur: Y=1X1 + 2X2 + 3X3 + e.
Dalam penelitian ini model analisis dengan analisi
jalur yang menentukan pengaruh variabel
Kompetensi (X1), Budaya organisasi (X2) dan Iklim
organisasi (X3) terhadap Komitmen pegawai (Y).
Dengan model Y = f(X1, X2, X3) = 1 X1 + 2 X2 +
3 X3 + e. Adapun pembuktian hipotesis secara Gambar 4. Koefisien Path dan korelasi dalam
simultan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Model Struktural
Tabel 3. Uji Model Struktur Pengujian Koefisien Korelasi dan Koefisien
Jalur
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig. Untuk dapat menyatakan bahwa hasil hitung
1 Regression 620.325 3 206.775 26.687 .000 a koefisien korelasi (rxi,xj) yang merupakan korelasi
hubungan kausalitas antar variabel eksogen, dan
Residual 418.403 54 7.748
signifikansi koefisien jalur yang merupakan
Total 1038.728 57 koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap
a. Predictors: (Constant), Kompetensi , Budaya organisasi endogen (Y), dilakukan pengujiannya.
dan Iklim organisasi
b. Dependent Variable: Komitmen
Koefisien korelasi koefisien jalur yang diuji di
rangkum dalam tabel 4 berikut ini :
Sumber: Data Primer, 2019 (diolah)
Tabel 4. Rangkuman Hasil Perhitungan
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Fhitung
Estimasi Koefisien Jalur
sebesar 26,687. Sementara nilai Ftabel untuk jumlah
responden sebanyak 59 orang (N=59) pada tingkat Koefisien Sig. Koefisien
thitung ttabel
signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar 2,53. Hal ini Korelasi Uji Jalur
menunjukkan bahwa Fhitung> Ftabel dengan tingkat r12=0,185 0,016 pyx1= 0,409 4.194 .000
signifikansi 0,000. Dengan demikian dapat r13=0,465 0,000 pyx2= 0,226 2.481 .016
disimpulkan bahwa probabilitas dalam penelitian r23=0,318 0,015 pyx3 = 0,380 3.757 .000
ini lebih kecil dari 0,05% maka hipotesis alternatif
Sumber: Data Primer, 2019 (diolah)
(Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, yang
berarti bahwa variabel Kompetensi (X1), Budaya Hipotesis 1
Ho: ρyx1≤ 0: Kompetensi tidak berpengaruh
organisasi (X2) dan Iklim organisasi (X3), secara
terhadap komitmen pegawai
bersama-sama atau simultan berpengaruh signify-
H1: ρyx1> 0: Kompetensi berpengaruh terhadap
kan terhadap Komitmen pegawai (Y).) Rumah
komitmen pegawai
Sakit Umum Bireuen Medical Center. Dan model
analisi jalur dalam bentuk ; Kriteria pengujian adalah total Ho jika thitung > ttabel
Y = f(X1, X2, X3) dimana ttabel untuk =5% adalah 1,645. Hipotesis
ini menyatakan ada pengaruh kompetensi (X1)
= 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 diterima. terhadap komitmen pegawai (Y). Dengan koefisien

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 30
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

jalurnya ρyx1 = 0,409. Hasil perhitungan uji indi- 2). Pengaruh variabel Budaya organisasi
vidu menunjukkan harga thitung sebesar 4,194. terhadap Komitmen
Dengan demikian thitung > ttabel (4,194 > 1,645).
a).Pengaruh langsung: (0,226)2 x 100% = 5,11 %.
Sehingga Ho ditolak dan Ha tidak bisa ditolak
b).Pengaruh tidak langsung :
artinya koefisien jalur kompetensi (X1) terhadap
- Pengaruh X2 melalui X1 ke Y =
komitmen pegawai (Y). dapat dinyatakan
(0,226)(0,185)(0,490) x 100% = 2,05%
signifikan pada taraf signifikan α= 0,05.
- Pengaruh X2 melalui X3 ke Y =
(0,226)(0,318)(0,380) x 100% = 2,73%
Hipotesis 2
c).Pengaruh Total : 9,89%
Ho: ρyx2≤ 0: Budaya organisasi tidak berpengaruh
terhadap komitmen pegawai
3). Pengaruh Iklim organisasi terhadap
H1: ρyx2> 0: Budaya organisasi berpengaruh
Komitmen
terhadap komitmen pegawai
a). Pengaruh langsung: (0,380)2 x 100% = 14,44 %.
Kriteria pengujian adalah total Ho jika thitung > ttabel
b). Pengaruh tidak langsung :
dimana ttabel untuk =5% adalah 1,645. Hipotesis - Pengaruh X3 melalui X1 ke Y =
ini menyatakan ada pengaruh Budaya organisasi (0,380)(0,465)(0,409) x 100% = 7,23%
(X2) terhadap komitmen pegawai (Y). Dengan - Pengaruh X3 melalui X2 ke Y =
koefisien jalurnya ρyx2 = 0,226. Hasil perhitungan (0,380)(0,318)(0,226) x 100% = 2,73%
uji individu menunjukkan harga thitung sebesar c).Pengaruh Total : 24,40%
2,481. Dengan demikian thitung > ttabel (2,481 >
1,645). Sehingga Ho ditolak dan Ha tidak bisa 4). Analisis Pengaruh Kompetensi, Budaya
ditolak artinya koefisien jalur Budaya organisasi organisasi dan Iklim organisasi terhadap
(X2) terhadap komitmen pegawai (Y). dapat
Komitmen pegawai
dinyatakan signifikan pada taraf signifikan α= 0,05.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS,
Hipotesis 3 maka model struktur dalam menjawab Pengaruh
Ho: ρyx3≤ 0: Iklim organisasi tidak berpengaruh Variabel Kompetensi, Budaya organisasi dan Iklim
terhadap komitmen pegawai organisasi terhadap Komitmen pegawai, yang
H1: ρyx3> 0: Iklim organisasi berpengaruh dinyatakan dalam persamaan:
terhadap komitmen pegawai Y = ρYx1 + ρYx2 + ρYx3 + Ɛ
= 0,409 X1 + 0,226 X2 + 0,380 X3 + Ɛ
Kriteria pengujian adalah total Ho jika thitung > ttabel Dimana :
dimana ttabel untuk =5% adalah 1,645. Hipotesis Y = Komitmen, X2 = Budaya Organisasi
ini menyatakan ada pengaruh Iklim organisasi (X3) X1 = Kompetensi X3 = Iklim Organisasi
terhadap komitmen pegawai (Y). Dengan koefisien ρ = Koefisien Jalur Ɛ = Structural Error
jalurnya ρyx3 = 0,380. Hasil perhitungan uji Maka dari persamaan tersebut dapat dijelaskan
individu menunjukkan harga thitung sebesar 3,757. bahwa koefisien jalur Komitmen (X1) bernilai
Dengan demikian thitung > ttabel (3,757> 1,645). positif (0,409) artinya semakin baik kompetensi
Sehingga Ha diterima artinya koefisien jalur Iklim pegawai maka akan semakin meningkat komitmen
organisasi (X3) terhadap komitmen pegawai (Y). kerja di Rumah Sakit Umum Bireuen Medical
dapat dinyatakan signifikan pada taraf signifikan Center. Koefisien jalur Budaya organisasi(X2)
α= 0,05. bernilai positif (0,226) artinya apabila dukungan
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam budaya organisasi tersebut baik maka akan mening-
gambar 4 diatas, maka dapat dihitung besarnya katkan komitmen kerja di Rumah Sakit Umum
Bireuen Medical Center. Koefisien jalur Iklim
1). Pengaruh variabel Kompetensi terhadap organisasi (X3) bernilai positif (0,380) artinya
Komitmen apabila ikoim organisasi semakin baik maka akan
a).Pengaruh langsung: (0,490)2 x 100% = 24,01 %. meningkatkan komitmen pegawai untuk bekerja
RSU Bireuen Medical Center.
b).Pengaruh tidak langsung :
- Pengaruh X1 melalui X2 ke Y = Pembahasan
(0,490)(0,185)(0,226) x 100% = 2,05% Pengaruh Kompetensi Terhadap Komitmen
- Pengaruh X1 melalui X2 ke Y =
(0,490)(0,465)(0,380) x 100% = 8,66% Hasil pengujian secara statistik menyatakan
terdapat pengaruh faktor kompetensi pegawai
c).Pengaruh Total : 34,72% terhadap komitmen pegawai dii RSU BMC.

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 31
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Kontribusi pengaruh langsung Kompetensi terha- Robbins (2006:283) menyatakan budaya organisasi
dap Komitmen pegawai sebesar 24,01 %. Besar- dapat dijadikan alat untuk mempertinggi komitmen
nya pengaruh tak langsung Kompetensi terhadap organisasi dan meningkatkan eksistensi perilaku
Komitmen pegawai, melalui budaya organisasi dan karyawan. Lok dan Crawford (2004) menyatakan
iklim organisasi RSU BMC sebesar 10,71 %. bahwa budaya organisasi berpengaruh positif pada
Dengan demikian besarnya pengaruh langsung dan kepuasan kerja dan komitmen organisasi, budaya
tidak langsung Kompetensi terhadap Komitmen organisasi sebagai hasil kesepakatan bersama akan
pegawai sebesar 34,72 persen. menjadikan anggota organisasi tersebut mempu-
nyai rasa tanggung jawab dalam mengimple-
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
mentasikan aspek-aspek penting budaya organisasi
yang dilakukan oleh Syahrum, Brahmasari dan
tersebut. Hal ini akan mendorong timbulnya itikad
Nugroho (2016:60) bahwa kompetensi secara
baik atau komitmen anggota terhadap organisasi
signifikan mempengaruhi komitmen organisasi
yang menaunginya
pada Pemerintah Makassar. Fadli, dkk (2012:588)
menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Komitmen
signifikan terhadap komitmen karyawan. Oleh Pegawai
karena itu dapat diidentifikasikan bahwa semakin
Hasil pengujian secara statistik terbukti bahwa
tinggi kompetensi yang dimiliki oleh seorang kar-
terdapat pengaruh aspek Iklim organisasi terhadap
yawan, maka akan dapat mempengaruhi komitmen
komitemen pegawai terhadap RSU BMC.
kerja karyawan.
Kontribusi langsung Iklim organisasi terhadap
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Komitmen Komitmen pegawai sebesar 14,44 %. Dan penga-
ruh tak langsung Iklim organisasi terhadap Komit-
Hasil pengujian secara statistik menyatakan
men pegawai, dapat melalui variabel kompetensi,
terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap
dan budaya organisasi sebesar 9,96 %. Sehingga
komitmen pegawai pada RSU BMC. Besarnya
total pengaruh langsung dan tidak langsung, Iklim
pengaruh langsung Budaya organisasi terhadap
organisasi terhadap Komitmen pegawai, yakni :
Komitmen pegawai sebesar 5,11 %. Sedangkan
24,40 persen.
besarnya pengaruh tak langsung Budaya organisasi
terhadap Komitmen pegawai melalui Iklim Hasil penelitian ini didukung dari penelitian yang
organisasi dan kompetensi pegawai sebesar 4,78 %. dilakukan Adiapsari (2012:96) menemukan bahwa
Sehingga total pengaruh langsung dan tidak iklim organisasi berpengaruh positif pada komit-
langsung, Budaya organisasi terhadap Komitmen men organisasi. Dengan demikian, iklim kerja
pegawai, yakni : 9,89 persen. organisasi yang positif yang ditunjukkan dalam
bentuk kondisi kerja yang baik, hubungan dengan
Hasil penelitian ini senada dengan penelitian yang
rekan kerja dan atasan yang harmonis, sarana-
dilakukan oleh Gaustamam (2011:58) yang menya-
sarana kerja yang memadai serta rasa kebermak-
takan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif
naan dan kenyamanan berada dalam organisasi
terhadap komitmen organisasi. Pegawai yang
mempermudah karyawan untuk melibatkan diri
memiliki komitmen tinggi akan mempunyai
dalam kegiatan-kegiatan organisasi. Hal ini tidak
kepedulian yang tinggi pula terhadap kondisi
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Liou
organisasi, baik pada saat organisasi mengalami
dan Cheng (2010:115) menunjukkan bahwa
kemajuan atau pun sebaliknya. Robbins and Judge
meskipun perawat Taiwan puas dengan iklim
(2012) menyatakan, budaya organisasi juga
organisasi rumah sakit mereka, komitmen kerja
memiliki hubungan dengan komitmen organisasi.
mereka ke rumah sakit rendah. Suaraningsih,
Salah satunya hasil spesifik dari budaya organisasi
Alamsyah & Thayib (2013) melakukan uji Path
yang kuat adalah penurunan perputaran karyawan.
Analysis pada data yang diperoleh dari 81
Itu keadaan koheren antara tujuan karyawan dan
responden untuk mengetahui pengaruh iklim
tujuan organisasi melalui perspektif budaya akan
organisasi terhadap komitmen organisasional dan
membangun komitmen organisasi yang kuat di
kinerja karyawan di rumah sakit dan memperoleh
dalam karyawan.
hasil bahwa iklim Organisasi berpengaruh positif
Hal ini didukung hasil penelitian I Ketut Mustika dan signifikan terhadap komitmen organisasional
(2012) dengan mengukur pengaruh antara variabel maupun kinerja karyawan.
budaya organisasi terhadap komitmen organisasi
Penelitian Yessi Mailisa, dkk, (2016) terhadap pe-
terbukti mempunyai pengaruh yang signifikan
gawai Disperindagkop dan UKM Kota Pontianak,
antara budaya organisasi dengan komitmen
menyebutka Iklim organisasi berpengaruh positif
organisasi.
dan s-ignifikan terhadap komitmen organisasional.

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 32
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Persepsi pegawai tentang lingkungan organisasinya DAFTAR PUSTAKA


dapat mempengaruhi komitmen organisasional.
Hasil penelitian Amiartuti Kusmaningtyas Buku:
(2012:487) memberikan gambaran bahwa terdapat Boulter, N. Dalziel, M and Hill, J. 2014. People
pengaruh antara Iklim Organisasi dengan Komit- and Competencies. London. Bidlles, Ltd.
men Organisasi. Dimensi Komitmen Organisasi Chatab, Nevizond. 2011. Profil Budaya Orga-
yang diungkap Allen dan Meyer (1990) terdiri dari nisasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Komitmen Afektif, Komitmen Kontinuans dan Dean Anderson and Linda Ackerman Anderson.
Komitmen Normatif secara relatif dapat memberi 2016. Beyond Change Management: how to
kontribusi terhadap Iklim Organisasi. Hal ini sesuai achieve breakthrough results through
dengan pendapat Stringer (2002) yang menyatakan conscious change leadership. San Francisco,
bahwa iklim organisasi merupakan kualitas Pfeiffer.
lingkungan internal organisasi yang secara relatif Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis
terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, Multivariate dengan Program IBM SPSS.
mempengaruhi perilaku mereka dan dapat digam- 20. Semarang: Badan Penerbit Universitas
barkan dalam pengertian seperangkat karakteristik Diponegoro.
atau sifat organisasi. Agar sumber daya manusia Gordon, Davis, B. 2013. Kerangka Dasar Sistem
dalam organisasi dapat bekerja secara optimal dan Informasi Manajemen. Palembang: Maxikom.
memiliki loyalitas yang tinggi, maka organisasi Kerlinger. 2012. Asas–Asas Penelitian Behaviour.
harus dapat menciptakan iklim organisasi yang Edisi 3, Cetakan 7. Yogyakarta: Gadjah
baik dan menyenangkan, sehingga sumber daya Mada University Press.
manusia yang telah terbentuk kualitasnya bisa Lussier, Robert N. 2014. Human Relation in
merasakan kepuasan dalam bekerja. Organizations.New York: McGraw- Hill.
Luthans, Fred. 2016. Perilaku Organisasi.
5. Simpulan Yogyakarta: Penerbit Andi.
Moeheriono.2014. Pengukuran Kinerja Berbasis
Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpul-
Kompetensi, Edisi Revisi, Jakarta: Rajawali.
kan beberapa hasil dari keseluruhan dalam
Mondy, R. Wayne. 2016. Human Resource
penelitian yaitu sebagai berikut :
Management. Eleventh Edition. New Jersey:
a. Menurut persepsi pegawai, tingkat kompetensi Prentice Hall.
pegawai dalam bekerja sebesar 82,07%. Yang Moorhead dan Griffin. 2013. Perilaku Organisasi.
terbaik dari aspek kompetensi adalah konsep diri Jakarta: SalembaEmpat.
pegawai, lalu dari aspek pengetahuannya. Duku- Rivai, Veithzal. 2014. Manajemen Sumber Daya
ngan budaya organisasi terhadap komitmen Manusia untuk Perusahaan ,Edisi ke 6,
sebesar 82,67 persen, baik dari aspek gaya kepe- Depok: PT. Raja Grafindo Persada.
mimpinan, Pola Komunikasi, Gaya Pengambilan Robins P. Stephen. 2006. Perilaku Organisasi.
Keputusan, Penggunaan Informasi, Konsekuensi Edisi, kesepuluh. Terjemahan Benyamin
Kegagalan, Norma dan Perilaku, Simbol dan Molan. Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia.
Gambar, dan Cerita, mitos dan tradisi,. Sedang Robbins. Stephen. P., and Coulter, Mary. 2015.
iklim organisasi telah meyakinkan pegawai akan Management. 9 Edition. Jakarta: England.
berpengaruh pada komitmen mereka sebesar Robbins, S.P dan Judge, Timothy A. 2015 Perilaku
83,50%, baik keadaan lingkungan fisik tempat Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
kerja, keadaan lingkungan sosial, dan pelaksana- Sopiah. 2013.Perilaku Organisasi. Yogyakarta:
an sistem manajemen, di RSU n. Penerbit Andi.
b. Hasil pengujian secara statistik menyatakan Sutrisno,Edy.2016. Manajemen Sumber Daya
terdapat pengaruh Kompetensi terhadap Komit- Manusia, Jakarta: Kencana.
men pegawai di Rumah Sakit Umum BMC Stinger, Robert. 2015. Leadership and Organiza-
sebesar 34,72 persen. tional Climate: The Clouds Chamber Effect.
Upper Sadle River, NJ: Prrentice Hall.
c. Demikian juga dengan adanya dukungan Budaya
Wibowo.2014. Manajemen Kinerja, Edisi keempat.
organisasi berdampak terhadap Komitmen pega-
Jakarta: Rajawali Pers.
wai, yakni : 9,89 persen.
Wirawan. 2007. Budaya dan iklim organisasi:
d. Sedangkan pengaruh iklim organisasi berpe- Teori aplikasi dan penelitian. Salemba.Jakarta.
ngaruh sebesar 24,40 persen terhadap terhadap Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, and
Komitmen pegawai di RSU BMC. Osborn. 2014. Organizational Behaviour an

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 33
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Asia Pacific Perspective. Singapore: John Kuntjoro, S, Zaenuddin. 2015. Komitmen


Wiley and Sons. Organisasi. E-psikologi. Diperoleh dari
www.e-psikologi.com/epsi/search.asp.
Jurnal :
Diakses tanggal 28 Maret 2019.
Adiapsari, Retno. 2012. Analisis Pengaruh Iklim
Liou, S. R., and Cheng, C. Y. 2013.Organisational
Organisasi Terhadap Komitmen Dengan
climate, organisational commitment and
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi
intention to leave amongst hospital nurses in
Pada Karyawan PT Tiga Serangkai
Taiwan. Journal of Clinical Nursing, 19,
Solo.Riset Manajemen dan Akuntans, Staf
1635–1644.
PT Tiga Serangkai Surakarta, Vol 3 No. 5.
Lok, Peter dan Crawford, John. 2004. The Effect of
Allen, N.J., dan Meyer, J.P. 1990. The measure-
Organizational Culture and Leadership
ment and antecedents of affective, continu-
Style on Job Satisfaction and Organizational
ance, and normative commitment to organi-
Commitment. The Journal of Management
zation. Journal of occupational psychology,
Development, 23: 321-337.
63, 1–18.
Martin, Effendi and Patulak. 2013. The Role of
Amiartuti Kusmaningtyas, 2012. Kinerja Aparatur
Organizational Commitment as Mediator of
Sipil Negara (Asn) Pemerintah Kota
Organizational Culture and Employees’
Mataram, Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan
Competencies on Employees’ Performances
Keuangan ISSN 1411 – 0393
(A Study on Irrigation Area Management in
Amiruddin Idris dan Win Konadi, (2010). Model
Southeast Sulawesi. Journal of Economics
Peningkatan Kualitas Sdm Penduduk Usia
and Sustainable Development
Kerja Yang Unggul Professional Dan
www.iiste.org.Vol.4, No.5
Islami, Jurnal ekonomika Universitas
Mustika, I Ketut, 2012, Analisis Budaya
Almuslim Bireuen – Aceh, Vol.1 No.1
Organisasi dan Kepuasan Kerja Melalui
Maret 2010 ISSN:2086-6011.
Komitmen Pengaruhnya Terhadap Intent to
Fadli, Uus, Md. dkk.2012. Pengaruh Kompetensi
Leave Karyawan pada Industri Jasa
Karyawan Terhadap Komitmen Kerja pada
Perhotelan di Kabupaten Badung dan Kota
PT PLN (persero) Rayon Rengas dengklok.
Denpasar, Jurnal Mitra Ekonomi dan
Jurnal Manajemen. Vol. 09 No. 2.
Manajemen Bisnis, Vol.3, No. 1, April 2012,
Gaustamam, 2014. Pengaruh Budaya Organisasi
1-24 ISSN 2087-1090
Terhadap Komitmen Pegawai Dinas
Surianingsih, N. L. P., Alamsyah, A. & Thoyib,
Pendidikan
A. 2013. Pengaruh Iklim Organisasi
Iswahyu, Hartati, 2015. Pengaruh Kesesuaian
terhadap Komitmen Organisasional dan
Kompetensi dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan
Kinerja Pegawai pada Sekretariat Daerah
Syahrum, Andi, Brahmasari, Ida, AjudanNugroho,
Kabupaten Malang, Eksekutif, Jurnal Bisnis
Riyadi. 2016. Effect of Competence, Orga-
Manajemen, Vol. II, No.1.
nizational Culture and Climate of Organiza-
Kustianto, Feri dan Iskhak, Abidin, Ahmad. 2015.
tion to the Organizational Commitment, Job
Pengaruh Iklim O rganisasi Terhadap
Satisfaction and the Performance of
Komitmen Karyawan Dengan Kepuasan
Employees in the Scope of Makassar City
Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada PT
Government. International Journal of
Garam (Persero).e-Jurnal Ilmu Manajemen
Business and Management Invention.
MAGISTRA, Magister Manajemen Fakultas
Volume 5 Issue 4, PP—52-64.
Ekonomi Universitas Narotama, Vol. 1
Yessi Mailisa, M. Irfani Hendri, Rizky Fauzan,
No.1.
2016. Pengaruh Iklim Organisasi dan
Kumar, BP, and Giri, VN. 2016. Organizational
Kemampuan Kerja Terhadap Komitmen
Commitment, Climate and Job Satis-
Organisasional dan Dampaknya Pada
faction: An Empirical Study. The ICFAI
Kinerja Pegawai DISPERINDAGKOP dan
Journal of Organizational Behavior, 6 (3),
UKM Kota Pontianak, Jurnal Ekonomi,
7-18
Bisnis dan Kewirausahaan 2016, Vol. 5. No.
3, 198 – 215

Rommi Juliansyah & Win Konadi | Pengaruh Kompetensi, Budaya dan Iklim Organisasi terhadap Komitmen . . . 34

Anda mungkin juga menyukai