Anda di halaman 1dari 4

ROMLI /20190309189/KELAS C

Dosen : Dr. ROKIAH KUSUMAPRADJA, SKM, MHA

RANGKUMAN BUDAYA KERJA

ROMLI (20190309189)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
TAHUN 2020
ROMLI /20190309189/KELAS C

Dosen : Dr. ROKIAH KUSUMAPRADJA, SKM, MHA

RANGKUMAN BUDAYA KERJA

Budaya kerja adalah falsafah dengan di sertai pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang
menjadi sifat, kebiasaan dan juga pedoman yang di budayakan dalam suatu kelompok dan
tercermin dalam sikap menjadi perilaku,cita-cita, pendapat serta tindakn yang terwujud bagai
kerja atau bekerja.Sebagai organisasi yang menjual layanan, maka pihak rumah sakit dihadapkan
langsung kepada masyarakat sebagai pengguna jasanya. Jenis layanan medis yang di sediakan
oleh Rumah Sakit yang berbasis Islam di Malang pada penelitian ini tergolong lengkap, baik
secara fisik maupun yang non fisik, seperti tenaga medis dan para-medis yang di milikinya atau
juga tenaga administrasi. Produk layanan ini sangat membutuhkan kepercayaan dari masyarakat
luas sebagai konsumennya. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan komplek karena
merupakan institusi padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsi-fungsi yang
khusus dalam proses menghasilkan jasa dan mempunyai berbagai kelompok profesi dalam
pelayanannya. Standar yang dibutuhkan untuk layanan medis ini, seperti ahli medis dan para-
medis yang di milikinya juga seharusnya memadai, sehingga mampu memberikan layanan yang
optimal. Namun demikian, pelayanan medis ini tidakhanya cukup dengan kepercayaan saja, akan
tetapi juga harus memberikan layanan terbaik serta dengan ditunjang oleh fasilitas yang
memadai. Keberadaan dokter maupun perawat pada Rumah Sakit bersinggungan langsung
dengan pasien. Tenaga medis ataupun perawat akan membawa citra bagi rumah sakit tersebut.
Dapat dikatakan bahwa budaya kerja mengandung beberapa pengertian
 Pola nilai,sikap,tingkahlaku,hasil karsa dan karya termasuk segala instrument
,syarat kerja teknologi dan bahasa yang di gunakan .
 Budaya berkait dengan persepsi terhadap nilai-nilai dan lingkungan yang
melahirkan makna dan pandangan hidup ,yang akan mempengaruhi sikap dan
tingkahlaku dalam bekerja.
 Budaya merupakan dari pengalaman hidup,kebiasan-kebiasaan serta proses
seleksi (menerima-menolak)
 Dalam proses budaya terdapat saling mempengarui dan saling keter gantungan
(interdepensi), baik social maupun lingkungan social budaya kerja.
Budaya kerja mempunyai dua tingkatan yaitu pada tingkatan yang lebih dalam dan
kurang terlihat, budaya merujuk pada nilai-nilai yang di anut bersama oleh orang dalam
kelompok dan cenderung bertahan sepanjang waktu. Pengertian ini mencakup tentang apa yang
penting dalam kehidupan dan sangat bervariasi dalam perusahaan yang berbeda. Pada tingkatan
yang lebih terlihat, budaya menggambarkan pola atau gaya perilaku suatu perusahaan, sehingga
karyawan karyawan baru secara otomatis terdorong untuk mengikuti perilaku sejawatnya.
ROMLI /20190309189/KELAS C

Dosen : Dr. ROKIAH KUSUMAPRADJA, SKM, MHA

unsur-unsur yang terkandung dalam budaya kerja dapat di uraikan sebagai berikut :
1. Asumsi dasar Dalam budaya kerja terdapat asumsi dasar yang dapat berfungsi
sebagai pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk
berperilaku.
2. Keyakinan yang dianut Dalam budaya kerja terdapat keyakinan yang dianut dan
dilaksanakan oleh para anggota perusahaan. Keyakinan ini mengandung nilai-
nilai yang dapat berbentuk slogan atau motto, asumsi dasar, tujuan umum
perusahaan, filosofiusaha, atau prinsip-prinsip menjelaskan usaha.
3. Pimpinan atau kelompok pencipta dan pengembangan budaya kerja. Budaya kerja
perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin perusahaana tau kelompok
tertentu dalam perusahaan tersebut.
4. Pedoman mengatasi masalah Dalam perusahaan, terdapat dua masalah pokok
yang sering muncul, yakni masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi
internal. Kedua masalah tersebut dapat di atasi dengan asumsi dasar dan
keyakinan yang dianut bersama anggota organisasi.
Bahwa budaya terdiridari 3 (tiga) lapisan atau tingkatan, yaitu:
a. Artefacts, tingkat pertama/atas dimana kegiatan atau bentuk organisasi terlihat
seperti struktur organisasi maupun proses, lingkungan fisik organisasi dan produk
produk yang dihasilkan.
b. Espoused Values, tingkat kedua adalah nilai-nilai yang didukung, terdiri dari
strategi, tujuan, dan filosofi organisasi. Tingkat ini mempunyai arti penting dalam
kepemimpinan, nilai-nilai ini harus ditanamkan pada tiap-tiap anggota organisasi.
c. Underlying Assumption, asumsi yang mendasari, yaitu suatu keyakinan yang di
anggap sudah harus ada dalam diritiap-tiap anggota mengenai organisasi yang
meliputi aspek keyakinan, pemikiran dan keterikatan perasaan terhadap
organisasi.
Fungsi utama budaya organisasi
o Sebagai proses integrasi internal (budaya organisasi berfungsi sebagai
pemersatu setiap komponen internal organisasi)
o Sebagai proses adaptasi internal (budaya organisasi berfungsi sebagai untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan luar organisasi)
Organisasi di definisikan sebagai suatu kesatuan social dari sekelompok individu
(orang), yang saling berinteraksi menurut suatupola yang terstruk turdengan cara tertentu,
sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsi nya masing-masing, dan
sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batas-batas yang
jelas, sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya. Setiap
organisasi yang mampu membangun dan mengembangkan budaya organisasi sesuai
ROMLI /20190309189/KELAS C

Dosen : Dr. ROKIAH KUSUMAPRADJA, SKM, MHA

dengan tuntutan lingkungan eksternal, akan mempunyai budaya kerja yang efektif dan
efesien untuk meningkatkan kinerja nya guna memenuhi kebutuhan stakeholder dan
existensi-nya. Pada saat sekarang tuntutan perubahan budaya organisasi tidak ukup hanya
dengan mengandalkan perubahan secara tradisional saja. Perubahan organisasi harus
dengan tahapan dan proses yang direncanakan, karena disadari pencapaian budaya
organisasi yang ideal memerlukanwaktu yang panjang dan memerlukan pemantauan
secara berkesinambungan.
Budaya kerja tidak muncul dengan sendirinya di kalangan tempat saya
bekerja,tetapi perlu di bentuk dan di pelajari karena pada dasarnya budaya kerja adalah
sekumpulan nilaian pola perilaku yang di pelajari di miliki bersama ,oleh semua anggota
organisasi dan di wariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya di dalam sebuah
dunia kerja

Anda mungkin juga menyukai