Anda di halaman 1dari 23

BUDAYA DAN ETIKA

Perubahan lingkungan semakin


turbulen, sistem dan subsitem
organisasi menjadi makin terbuka dan
tingkat persaingan semakin ketat dan
tajam, bahkan semakin tidak menentu
arah perubahannya.
Secara eksplisit turbulensi dalam sistem
ekonomi dapat menciptakan berbagai ancaman
yang dapat melemahkan daya saing perusahaan,
atau bahkan menyingkirkannya dari lingkungan
perusahaannya.
Percepatan perubahan lingkungan ini dapat
berakibat pada perubahan budaya perusahaan.
Secara umum, individu dilatarbelakangi oleh
budaya yang mempengaruhi perilakunya.
Budaya menuntut individu untuk berperilaku
dan memberi petunjuk pada mereka mengenai
apa saja yang harus diikuti dan dipelajari.
Kondisi tersebut juga berlaku dalam suatu
organisasi.
Bagaimana karyawan berperilaku dan apa yang
seharusnya mereka lakukan, banyak dipengaruhi
oleh budaya yang dianut oleh organisasi
tersebut, atau disebut budaya organisasi.
Budaya sesungguhnya tumbuh karena
diciptakan dan dikembangkan oleh individu-
individu yang bekerja dalam suatu organisasi,
dan diterima sebagai nilai-nilai yang harus
dipertahankan dan diturunkan kepada setiap
anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan
sebagai pedoman bagi setiap anggota selama
mereka berada dalam lingkungan organisasi
tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas
yang membedakan sebuah organisasi dengan
yang lainnya.
Harus disadari bahwa kita masih hidup dalam
sebuah kultur yang di dalam ada etika, ada
norma, sopan santun, dan tata krama, maka
secara umum bahwa semua nilai-nilai itu adalah
sesuatu yang luhur dalam mengatur hidup kita.
Pengertian Budaya Organisasi

Menurut Hofstede (1994), budaya merupakan


suatu program metal yang kolektif yang
membedakan anggota suatu kelompok dari
kelompok lainnya. Meskipun budaya itu berada
dalam pikiran setiap individu, ia menjadi
terkristalisasi dalam institusi dan produk suatu
kelompok masyarakat, yang akhirnya
memperkuat program metal tersebut.
Budaya organisasi merupakan gaya dan cara
hidup dari suatu organisasi yang merupakan
pencerminan dari nilai-nilai atau kepercayaan
yang selama ini dianut oleh seluruh anggota
organisasi.
Budaya organisasi adalah pola kepercayaan,
nilai, ritual, mithos para anggota suatu
organisasi, yang mempengaruhi perilaku semua
individu dan kelompok di dalam organisasi.
(Harrison & Stokes, 1992).
Pengertian Budaya Menurut
Susanto (2000) :
Budaya perusahaan adalah nilai-nilai yang
menjadi pegangan SDM dalam menjalankan
kewajiban dan merupakan landasan perilaku
dalam organisasi.
Budaya perusahaan adalah suatu nilai-nilai yang
menjadi pedoman SDM untuk menghadapi
permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian
integrasi ke dalam organisasi sehingga mereka
mengetahui bagaimana mereka harus bertindak
atau berperilaku.
Djamaludin Ancok (2002)
Mendifinisikan Budaya sebagai
Perangkat yang penting
berikutdalam peningkatan
kinerja organisasi. Majunya organisasi didorong
oleh budaya organisasi, terlihat dari perilaku
perusahaan, atribut, dan hal-hal simbolik yang
melekat pada anggota perusahaan, serta
kebiasaan yang berjalan pada perusahaan.
Karakteristik Sosial Masyarakat

Karakteristik sosial masyarakat dimana


perusahaan beroperasi merupakan faktor
mendasar yang mempengaruhi pembentukan
budaya organisasi.
Karakteristik sosial masyarakat Jepang, misalnya
mempengaruhi pembentukan budaya
perusahaan Jepang yang pada akhirnya
mempengaruhi pembentukan gaya manajemen,
misalnya lebih menghargai senoiritas dan
kolektifitas, kesediaan mengabdi seumur hidup
Tipe Masyarakat Bisnis

Tipe masyarakat bisnis juga mempengaruhi


pembentukan budaya organisasi. Perilaku
perusahaan yang hidup ditengah masyarakat
bisnisnya sedikit banyak dipengaruhi
karakteristik industri dan semakin homogen
suatu masyarakat bisnisnya, memiliki ciri yang
baku dan terdapat kode etik para profesional
yang menjadi pedoman umum bagi profesional
yang bekerja pada perusahaan terkait dalam
menjalankan usahanya.
Kapabilitas dan Kemampuan
kendali Perusahaan
Pembentukan budaya organisasi juga
dipengaruhi oleh sejarah berdirinya dan
berkembangnya perusahaan tersebut. Para
pendiri memiliki peran penting dalam
meletakkan pondasi perusahaan dengan
menanamkan visi, nilai-nilai dan norma-norma
yang harus diikuti oleh para pekerja agar mampu
menjalankan dan memacu kegiatan usaha yang
diharapkan oleh para pendirinya.
Keuntungan bila perusahaan memiliki budaya
yang kuat, adaptif dan kompetitif yakni :
1. Budaya perusahaan sangat menentukan etika
kerja. Caranya banyak perusahaan memberi
hadiah kepada karyawan yang tidak pernah
terlambat sampai setahun penuh hari kerja.
Dari budaya ini munculah perilaku dan
mental sikap disiplin.
2. Budaya perusahaan memberi arah
pengembangan bisnis. Adanya evaluasi
terhadap visi, misi, struktur,maka budaya
perusahaan mendukung terhadap kejelasan
3. Budaya perusahaan mampu meningkatkan
produktivitas dan kreativitas. Budaya yang
dinamis, kreatif, memberikan jaminan
tumbuhnya kreativitas pada semua level, maka
para pegawainya tidak akan terjebak dalam
aktivitas rutin.
4. Budaya perusahaan mengembangkan kualitas
barang dan jasa. Bila ada komitmen, sistem nilai,
maka gerak organisasi dalam menekankan
masalah mutu akan terjaga baik.
5. Budaya perusahaan memotivasi pegawai
mencapai prestasi tinggi. Pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan menjadi tanggung
jawab bersama.
Schein (1992) mengidentifikasi tiga
tingkat budaya yaitu :
1. Artifact, yaitu struktur dan proses
organisasional purba yang dapat diamati
tetapi sulit ditafsirkan.
2. Espoused Value, yaitu tujuan, strategi dan
filsafat.
3. Basic Underlying Assumption, Yaitu
kepercayaan, persepsi, perasaan, dan
sebagainya, yang menjadi sumber dan
tindakan.
Kendala dalam Mewujudkan
Kinerja Bisnis yang Etis yaitu :
1. Mentalitas para pelaku bisnis, terutama top
management yang secara moral rendah,
sehingga berdampak pada seluruh kinerja
Bisnis. Perilaku perusahaan yang etis
biasanya banyak bergantung pada kinerja top
management, karena kepatuhan pada aturan
itu berjenjang dari mulai atas ke tingkat
bawah.
2. Faktor budaya masyarakat yang cenderung
memandang pekerjaan bisnis sebagai profesi
yang penuh dengan tipu muslihat dan
keserakahan serta bekerja mencari untung.
Bisnis merupakan pekerjaan yang kotor.
Pandangan tersebut memperlihatkan bahwa
masyarakat kita memiliki persepsi yang keliru
tentang profesi bisnis.
3. Faktor sistem politik dan sistem kekuasaan
yang diterapkan oleh penguasa sehingga
menciptakan sistem ekonomi yang jauh dari
nilai-nilai moral. Hal ini dapat terlihat dalam
bentuk KKN.
Pengaruh Etika terhadap Budaya

Etika personal dan etika bisnis merupakan


kesatuan yang tidak dapat terpisahkan dan
keberadaannya saling melengkapi dalam
mempengaruhi perilaku manajer yang
terinternalisasi menjadi perilaku organisasi yang
selanjutnya mempengaruhi budaya perusahaan.
Jika etika menjadi nilai dan keyakinan yang
terinternalisasi dalam budaya perusahaan maka
hal tersebut berpotensi menjadi dasar kekuatan
perusahaan yang pada gilirannnya berpotensi
menjadi sarana peningkatan kinerja.
Etika bisnis adalah produk pendidikan etika
masa kecil, namun tetap dipengaruhi oleh
lingkungan sekitarnya (budaya masyarakat).
Terdapat pengaruh yang kuat antara etika
personal dari manajer tingkah laku etis dalam
pengambilan keputusan.
Kemampuan seorang profesional untuk dapat
mengerti dan peka akan adanya masalah etika
dalam profesinya sangat dipengaruhi oleh
lingkungan, budaya, atau masyarakat dimana
profesi itu berada lingkungan profesinya,
lingkungan organisasinya atau tempat ia bekerja
Budaya perusahaan memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap perilaku etis. Perusahaan
akan menjadi lebih baik jika mereka
membudayakan etika dalam lingkungan
perusahaannya.

Anda mungkin juga menyukai