Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.

16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, DIKLAT, DAN PENGEMBANGAN


KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA IMPLIKASINYA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DI RSU BIREUEN MEDICAL CENTER

Melur Rahma1*)
1, Manager Keuangan RSU BMC Bireuen
Mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIKI
*) email: m3l_mail87@yahoo.co.id

__________________________________________________________________________

ABSTRAK

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Bireuen Medical Center (RSU BMC) Kabupaten Bireuen, Aceh.
Penelitian ini dilakukan untuk mebuktikan sekaligus menentukan besaran pengaruh; a. Lingkungan kerja
terhadap kepuasan kerja pegawai, b. Pendidikan dan Pelatihan terhadap kepuasan kerja pegawai, c.
Pengembangan Karir terhadap kepuasan kerja pegawai, d. Kepuasan Kerja terhadap Kinerja pegawai.
Dengan mengambul sampel 58 pegawai di RSU BMC, diperoleh hasil, yakni; 1). Menurut persepsi
karyawan, dukungan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan sebesar 87 persen. Sedang pemberian
Diklat kepada karyawan telah meyakinkan karyawan akan berpengaruh pada kinerja hingga 88 persen,
serta persepsi karyawan tentang pengembangan karier di RSU BMC telah dijalankan hingga 84 persen. 2).
Hasil pengujian secara statistik dengan pendekatan path analysis, menyatakan: a. Terdapat pengaruh baik
secara langsung dan tidak langsung faktor Lingkungan kerja terhadap Kepuasan kerja karyawan di RSU
BMC, sebesar 37,58 persen, b.Adanya pemberian Diklat berdampak langsung dan tidak langsung terhadap
Kepuasan kerja karyawan. Kontribusinya 15,80 persen, c.Sedangkan pengaruh faktor Pengembangan
Karir berpengaruh sebesar 18,32 persen terhadap terhadap Kepuasan kerja karyawan di RSU BMC, d.
Hasil pengujian secara statistik juga ditemukan dengan meningkatnya Kepuasan kerja karyawan
berdampak langsung pada kinerja karyawan. Kontribusi pengaruh Kepuasan kerja terhadap Kinerja
karyawan sebesar 51,41 persen, dan e. Hasil analisis menemukan faktor Lingkungan kerja berpengaruh
positif terhadap Kinerja melalui kepuasan kerja karyawan, sebesar 37,28 persen. Sedangkan faktor Diklat
terhadap Kinerja melalui kepuasan kerja karyawan, sebesar 19,65 persen. Dan pengaruh faktor
Pengembangan karir terhadap Kinerja melalui kepuasan kerja karyawan di RSU Bireuen Medical Center,
sebesar 20,79 persen.

Keywords: Lingkungan kerja, Pendidikan dan Pelatihan, Pengembangan Karir, Kepuasan, Kinerja.

__________________________________________________________________________

1. Pendahuluan ketepatan serta kecepatan dalam bertindak. Dalam


menghadapi pasar global, Rumah sakit dituntut
Dewasa ini, fokus utama Manajemen Sumber dapat melaku-kan pengelolaan manajemen yang
Daya Manusia (SDM) adalah memberikan professional dalam menghadapi persaingan industri
kontribusi pada suksesnya organisasi. Kunci untuk pelayanan kesehatan yang makin ketat serta upaya
meningkatkan kinerja organisasi adalah dengan untuk memenuhi berbagai tuntutan dalam bidang
memastikan aktivitas SDM mendukung usaha pela-yanan kesehatan. Salah satu upaya yang harus
organisasi yang terfokus pada produktivitas, pela- dilakukan adalah dengan melakukan peningkatan
yanan dan kualitas. Seperti halnya Rumah sakit, kualitas sumber daya manusia (SDM) di rumah
sebagai sebuah institusi pelayanan jasa yang sakit tersebut.
mengedepankan kepuasan pelanggan (pasien) dan

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 10
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Daya saing komparatif dan kompetitif, menjadi pengetahuan serta keterampilan pegawai, sehingga
“PR” semua lembaga, instansi, perusahaan dan tanggungjawab terhadap pekerjaan akan semakin
organisasi. Banyak pegawai, saat ini, masih mem- besar. Tanggung jawab yang semakin besar
pertanyakan dan malah mempertahuhkan kemam- terhadap pekerjaannya akan mengurangi tingkat
puan menjaga eksistensi dan warna perubahan ketidakhadiran dan turn over pegawai.
dunia kerja (Win Konadi: 2017:17).
Umumnya, terdapat beberapa pilihan pemberian
SDM merupakan elemen organisasi yang sangat pendidikan dan pelatihan di kalangan pegawai
penting. Karena merupakan pilar utama sekaligus rumah sakit, seperti yang dilakukan oleh RSU
penggerak roda organisasi dalam upaya mewujud- BMC Bireuen. Pilihan seputar Diklat untuk
kan visi dan misi institusi atau organisasi. Karena- kebutuhan peningkatan kualitas SDM di rumah
nya harus dipastikan sumber daya ini dikelola sakit, yang dapat dijadikan pilihan dalam
dengan sebaik mungkin agar mampu member meningkatkan kompetensi pegawai rumah sakit,
kontribusi secara optimal. Maka diperlukanlah antara lain: 1). Audit Keperawatan dan Operasional
sebuah pengelolaan secara sistematis dan terencana Rumah Sakit, 2) Building Corporate Culture
agar tujuan yang diinginkan dimasa sekarang dan Rumah Sakit, 3) Business Plan Rumah Sakit, 4) K3
masa depan bisa tercapai. Tujuan manajemen Rumah Sakit, 5) Manajemen Kehumasan Rumah
sumber daya manusia adalah mengelola atau Sakit, 6) Manajemen Keuangan Rumah Sakit, 7)
mengembangkan kompetensi personil agar mampu Penerapan Kode Etik dan Hukum dalam kepera-
merealisasikan visi dan misi organisasi dalam watan, 8) Pengembangan Karir Perawat berbasis
rangka mewujudkan tujuan akhir organisasi. Kompetensi, 9) Penyusunan Sasaran Kerja Pegawai
bidang Layanan Medis, 10). Sistem Informasi
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas
Manajemen Rumah Sakit, dan 11) Strategi
SDM Rumah sakit, seprti di RS BMC Bireuen,
Pelayanan Keperawatan.
maka dibutuhkan lingkungan kerja yang mendu-
kung kepuasan dan kinerja pegawai, disamping itu Kepuasan kerja pegawai dalam rangka peningkatan
pula dibutuhkan pelatihan untuk pegawai rumah mutu kerja tidak dapat dipisahkan juga dengan
sakit yang dapat dijadikan sebuah langkah dalam unsur perangsang bagi pegawai di suatu instansi
peningkatan kualitas SDM di rumah sakit, serta atau organisasi, seperti juga di institusi Rumah
unsur perangsang bagi kinerja pegawai yakni Sakit. Unsur yang dimaksud antara lain adanya
adanya pengembangan karier kepada semua pemberian dan kejelasan tentang pengembangan
pegawai, tanpa kecuali. karir pegawai. Sebagai jaminan mereka dapat
mengmangkan profesi dan pengidupannya di masa
Lingkungan kerja yang baik akan membuat para
depan. Karena beberapa kasus yang terjadi, ter-
pegawai nyaman dalam bekerja, tanpa adanya
masuk pada Rumah Sakit BMC Bireuen, bahwa
keterbatasan gerak kerja antar pegawai, dan para
masih terdapat setiap tahunnya pegawai yang
pegawai bisa fokus terhadap kerjaan sehingga
recent (berhenti bekerja atau keluar dari
menciptakan kinerja yang tinggi. Sebagaimana
pekerjaannya), dengan alasan karir yang belum
disebutkan oleh Nitisemito (2008:183) bahwa
jelas ataupun tidak adanya jaminan pengembangan
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
karir pegawai.
disekitar pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan Pada dasarnya, peluang pengembangan karir dapat
kepadanya. Lingkungan kerja yang baik, aman, dijelaskan dari dua perspektif, yaitu internal dan
bersih dan sehat akan membuat pegawai merasa eksternal. Secara eksternal, pengembangan karir
aman dan nyaman dalam melaksanakan tugas-tugas dapat dipandang sebagai suatu pendekatan formal
yang dibebankan kepadanya. Lingkungan kerja yang diambil organisasi guna memastikan bahwa
lebih dititik beratkan pada keadaan fisik tempat orang-orang dengan kualifikasi pengalaman yang
kerja. Indikator-indikator lingkungan kerja meliputi tepat tersedia pada saat dibutuhkan. Pengembangan
ruangan, suhu udara maupun kebisingan. Dari karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja
pengertian tersebut maka lingkungan kerja dapat individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir
mempengaruhi kinerja pegawai dalam bekerja. yang diinginkan.
Disamping adanya dukungan lingkungan kerja, Pegawai akan berusaha mencapai kinerja tertentu
pegawai perlu diberikan Pendidikan dan pelatihan sesuai yang telah ditentukan atau yang dikehendaki
(diklat), agar pegawai semakin terampil dan organisasi. Jika merasa senang dan puas dengan
mampu melaksanakan tanggung jawab dengan pekerjaannya, karena setiap pegawai yang puas
semakin baik sesuai dengan standar. Adanya akan bekerja pada tingkat kapasitas penuh sebab
pendidikan dan pelatihan mampu meningkatkan kepuasan itu tidak diukur oleh adanya pengakuan

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 11
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

dari atasan atau kemajuan karier saja, Namun juga berikan reward untuk perawat yang telah mela-
dapat berwujud benda atau bukan benda (Reward). kukan tugas keperawatan dengan baik untuk
meningkatkan motivasinya. Hal ini bisa diambil
Mengingat pula institusi rumah sakit adalah
berdasarkan penilaian kinerja perawat yang sudah
organisasi atau perusahaan jasa kesehatan, yang
dicapai. c). Rumah sakit sebaiknya meningkatkan
dalam Undang – undang nomor 44 tahun 2009
pengembangan potensi terhadap perawat. Berbagai
tentang Rumah Sakit disebutkan bahwa Rumah
hal yang menunjang pengembangan potensi antara
Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan
lain pelatihan keperawatan, tugas yang menantang
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dan mengikutsertakan perawat untuk melanjutkan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pendidikan di perguruan tinggi. d). Manajemen
pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
rumah sakit membuka sistem penjenjangan karir
darurat. Adapun tugasnya adalah memberikan
terhadap perawat. Sehingga perawat teredukasi
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.
peluang-peluang karir yang didapat di rumah sakit.
Demikian pula dalam Undang-undang Republik
Dari uraian diatas, peneliti merasa masih relevan
Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 menyatakan
untuk mengkaji hal ini di RSU Bireuen Medical
bahwa Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk
Center di Kabupaten Bireuen-Aceh, dengan
pelayanan profesional yang merupakan bagian
mengambil judul “Pengaruh Lingkungan Kerja,
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepua-
pada ilmu dan kiat Keparawatan ditujukan kepada
san kerja dan implikasinya terhadap Kinerja
individu, keluarga, kelompok, atau masyarakat,
Pegawai”.
baik sehat maupun sakit. Bahkan di rumah sakit
pelayanan keperawatan adalah penghasil aktivitas
terbesar sehingga dapat mencerminkan mutu pela- 2. Landasan Teoritis
yanan rumah sakit. Oleh karena itu, pengelolaan Lingkungan Kerja
pegawai, khusunya tenaga perawat perlu mendapat
perhatian dari pimpinan rumah sakit. Lingkungan kerja bagi karyawan memegang peran
penting untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Tingkat turn over tenaga kesehatan yang tinggi Bahkan, hal ini juga menjadi salah satu pertimba-
dapat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ngan utama bagi seseorang untuk melamar bekerja di
Rumah Sakit. Seperti yang terjadi dan dirasakan sebuah perusahaan. Lingkungan kerja yang dimak-
pada RSU BMC Bireuen. Salah satu faktor yang sud bisa mencakup segi fisik dan psikologisnya.
mempengaruhi turn over tenaga kesehatan adalah Dari segi fisik, lingkungan yang kondusif bisa di
kepuasan kerja yang juga dipengaruhi oleh banyak capai dengan adanya fasilitas yang memadai untuk
faktor. Penelitian ini akan mencoba mnedeteksi mendukung kerja karyawan dan memberi suasana
faktor yang membentuk kepuasan kerja tenaga yang nyaman untuk bekerja. Dari segi psikologis,
kesehatan atau pegawai di RS BMC Bireuen, yang lingkungan kerja yang kondusif bisa dicapai melalui
menurunkan angka turn over dan kinerja pegawai hubungan yang terjalin dengan baik dan meng-
di Rumah Sakit tersebut. hindari terjadinya konflik. Dalam banyak kasus,
Seperti dari hasil penelitian Nanditya, dkk (2014). karyawan masih mentolerir fasilitas yang kurang
faktor pembentuk kepuasan kerja tenaga kesehatan memadai, asalkan suasana kerja nyaman dan
di Rumah Sakit, menunjukkan bahwa terbentuk menyenangkan.
faktor intrinsik dan ektrinsik yang mempengaruhi Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di
kepuasan kerja. Faktor intrinsik yang terbentuk lingkungan pekerja yang dapat mempengaruhi
adalah penghargaan. Faktor ektrinsik yang terben- dirinya dalam menjalankan tugas yang dibebankan.
tuk adalah kebijakan RS, gaji dan kompensasi, (Nitisemito dalam Sariyathi, 2007:66)
lingkungan kerja dan hubungan antara atasan
dengan bawahan. Menurut Artoyo dalam (Sariyathi, 2007:66) lingku-
ngan kerja dalam suatu organisasi sangat penting
Demikian pula jika ditinjau dari penelitian Nurfrida untuk diperhatikan pimpinan organisasi, karena
P, dkk (2018), tentang faktor-faktor yang berhu- lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung
bungan dengan kepuasan kerja perawat Rawat Inap terhadap karyawan yang bekerja. Lingkungan kerja
Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo., mere- yang memuaskan karyawan akan dapat meningkat-
mendasikan hal-hal seperti; a) Meningkatkan peran kan kinerja karyawan dan berlaku sebaliknya.
perawat untuk terlibat dalam setiap kegiatan di
ruang rawat inap. Dengan ini, perawat akan merasa Bila prestasi karyawan berada di bawah standar,
senang karena turut diikutsertakan dalam kegiatan mungkin disebabkan sejumlah faktor, mulai dari
rumah sakit bersama dengan lainnya. b). Mem- ketrampilan kerja yang buruk hingga motivasi yang

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 12
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

tidak cukup atau lingkungan kerja yang buruk. nisasikan dengan megutamakan pembinaan keju-
Oleh karena itu dapat dimaklumi mengenai pen- juran dan ketrampilan. (John Suprihanto ; 2008:86)
dapat bahwa lingkungan kerja yang kondusif harus
Siagian (2007:180) memberikan pengertian terha-
diciptakan sehingga memungkinkan setiap individu
dap kedua istilah itu, yakni: Pendidikan adalah
secara berkelompok mampu mengaktualisasi diri
keseluruhan proses, teknik dan metode mengajar
berdasar nilai-nilai yang disepakati, mengarah pada
dalam rangka mengalihkan sesuatu pengetahuan
tujuan organisasi (Triguno, 2 0 0 7:29).
dari seseorang kepada orang yang lain dengan
Dikatakan oleh Triguno (2007:29), bahwa aspek standart yang telah ditetapkan sebelumnya.
yang turut membangun lingkungan yang kon- Sedangkan pelatihan adalah juga proses belajar
dusif diantaranya adalah kondisi kerja (sarana mengajar dengan menggunakan teknik dan metode
dan prasarana). Hubungan birokrasi (organisasi tertentu.
sistem kerja atau pendelegasian umpan balik)
Secara garis besar, pendidikan dan pelatihan
kebijakan dan sebagainya.
(Diklat) dapat diartikan sebagai akuisisi dari
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills),
penting dalam menciptakan kinerja karyawan. dan sikap (attitudes) yang memampukan manusia
Karena lingkungan kerja mempunyai pengaruh untuk mencapai tujuan individual dan organisasi
langsung terhadap karyawan di dalam menyelesai- saat ini dan di masa depan (Bambrough, 1998:1).
kan pekerjaan yang pada akhirnya akan mening-
Menurut perspektif Ahwood dan Dimmoel
katkan kinerja organisasi (Win Konadi dan Faisal,
(2009:32):„„Pendidikan lebih bersifat teoritis dalam
2019:34).
pengetahuan umum, sosial dan berkiblat pada
Secara garis besar, lingkungan kerja dipengaruhi kebutuhan perorangan, sedangkan pelatihan adalah
oleh faktor-faktor sebagai berikut. Pertama, fasilitas suatu proses pengembangan keterampilan Karya-
kerja. Lingkungan kerja yang kurang mendukung wan untuk melakukan pekerjaan yang sedang
pelaksanaan pekerjaan ikut menyebabkan kinerja berjalan dan pekerjaan di masa yang akan datang.“
yang buruk, seperti kurangnya alat kerja, ruang
Paralel dengan terminologi teoritis di atas, Nadler
kerja pengap, ventilasi yang kurang, serta
dan Nadler dalam Atmosoeprapto (2005:29),
prosedur yang tidak jelas. (Tyssen, 2006:7). Kedua,
Mondy dan Noe (2009:224-225), serta Megginson
gaji dan tunjangan. (Wexly dan Yuki, 2012:108).
(2005:229) mendefinisikan Diklat sebagai berikut :
Ketiga, hubungan kerja. Kelompok kerja dengan
kekompakan dan loyalitas yang tinggi akan 1. Pendidikan adalah proses pembelajaran untuk
meningkatkan produktivitas kerja, karena antara mempersiapkan seseorang untuk mampu meng-
satu pekerja dengan pekerja lainnya akan saling identifikasi pekerjaan, menambah wawasan dan
mendukung pencapaian tujuan dan atau hasil. pengetahuan.
(Tyssen,2006:50; Likert dikutip Pigors, 1959:145). 2. Pelatihan adalah proses pembelajaran yang
Secara genetis, setiap individu mempunyai terkait dengan pekerjaan spesifik saat ini, proses
kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap desain, keahlian, dan teknis pekerjaan untuk
lingkungan pola perilaku tertentu untuk menang- mempertahankan dan meningkatkan efektifitas
gulangi masalah lingkungan. masing-masing individu dan kelompok dalam
suatu organisasi.
Sedarmayanti, (2007), menyatakan lingkungan
3. Pengembangan merupakan proses pembelajaran
kerja berkaitan dengan 1) Penerangan, 2) Keber-
untuk pertumbuhan seseorang, mengaplikasikan
sihan, 3) Pewarnaan, 4) Kebisingan, 5) Suhu
informasi, pengetahuan, dan keahlian, serta
udara, 6) Rasa nyaman, dan (7) Hubungan antar
lebih sering dikaitkan dengan pendidikan level
karyawan dan pimpinan. Ketujuh indikator ter-
manajerial dalam area yang lebih luas, seperti
sebut akan mengukur apakah lingkungan kerja komunikasi, kepemimpinan, motivasi.
tempat Karyawan bekerja telah memenuhi Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpul-
standar layaknya lingkungan kerja yang baik kan bahwa pelakasanaan pendidikan dan pelatihan
dalam memberikan kepuasan kerja dan menitikberatkan pada: 1) Membantu Karyawan
menunjang kinerja Karyawan. dalam menambah pengetahuan dan ketrampilan.
2).Pengetahuan dan ketrampilan tersebut sangat
Pendidikan dan Pelatihan erat hubungannya dengan pekerjaan sekarang
Pendidikan dan Pelatihan adalah suatu proses pem- ataupun masa yang akan dating, 3) Pelaksanaan
binaan pengertian dan pengetahuan terhadap pendidikan dan pelatihan haruslah direncanakan
kelompok fakta, aturan serta metode yang terorga- dan diorganisasikan untuk mendapatkan efektivitas

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 13
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

dalam pelaksanaan pendidikan dan latihan itu ketrampilan sehingga lebih berprestasi. Seperti
sendiri. yang dikemukakan Moekijat (2010:36), yang
penting dalam suatu jabatan adalah: a. Kesem-
Ada beberapa dimensi dan indikator dalam pela-
patan untuk melakukan sesuatu yang membuat
tihan seperti dijelaskan Mangkunegara (2011:57),
karyawan merasa senang. b. Kesempatan untuk
Indikator-indikator pelatihan tersebut, terkait
mencapai sesuatu yang berharga. c. Kesempatan
dengan usur;.
untuk mempelajari hal yang baru, dan d. Kesem-
1) Instruktur diklat adalah salah satu yang telah patan untuk mengembangkan kecakapan kerja.
dipercayakan untuk menjadi pendamping untuk
Indikator pengembangan karir menurut Wahji-
memberikan materi diklat dan bertanggung
sumidjo (2006), adalah: 1) Promosi yang telah
jawab untuk membimbing peserta.
dilakukan oleh atasan langsung, 2) Faktor Pendidi-
2) Metode diklat adalah metode dan pendekatan
kan karyawan, 3) Masa kerja yang telah dilalui
yang digunakan dalam pelaksanaan Diklat.
oleh karyawan yang bersangkutan, 4) Pangkat
3) Waktu diklat adalah akumulasi waktu yang
golongan yang dimiliki oleh kayawan dan
mengikuti pendidikan dan pelatihan karyawan
5)Tingkat Jabatan yang selama ini diemban.
dalam proses implementasi.
Ahmad Tohardi (2011:281), mengemukakan ada
4) Manfaat diklat adalah hasil pendidikan dan
lima faktor yang mempengaruhi karier seorang
pelatihan yang diperoleh baik secara konseptual
karyawan diantaranya adalah 1. Sikap atasan, rekan
dan praktis oleh karyawan/pegawai.
sekerja dan bawahan, 2. Pengalaman, 3. Pendi-
Di lain hal Rivai (2005 :256) menyebutkan dimensi dikan, 4. Prestasi, dan 5.Nasib .
dan Indikator pelatihan adalah berkaitan dengan (1)
Karir karyawan, (2) Pengetahuan, (3) Pendidikan Menurut Simamora (2012:412), dimensi dan indi-
sesuai kebutuhan, (4) Sikap dan (5) Perilaku. kator pengembangan karir meliputi: 1. Mutasi
(Promosi, Rotasi, Demosi), 2.Seleksi, 3. Penempatan,
Pengembangan Karir 4. Pendidikan, dan 5.Pelatihan.
Karir adalah perjalanan yang dilalui seseorang
selama melaksanakan pekerjaan. Menurut Handoko Kepuasan Kerja
(2007:123) karir adalah semua pekerjaan atau Menurut pendapat Handoko (2006) Kepuasan
jabatan yang ditangani atau dipegang selama kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional
kehidupan kerja seseorang. Sedangan Pengemba- yang menyenangkan dan tidak menyenagkan
ngan karir merupakan suatu kegiatan organisasi denganara karyawan memandang pekerjaan
dalam mempersiapkan seorang karya-wan untuk mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
menduduki jabatan-jabatan yang ter-sedia dan seseorang pada pekerjaanya. Ini nampak dalam
terbentuk di dalam organisasi yang ber-sangkutan sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan
baik pada waktu sekarang maupun pada waktu segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan
yang akan datang. (Sitohang ; 2007:205). kerjanya. Departemen personalia atau menajemen
Menurut Simamora (2005:392), proses pengemba- harus senantiasa memonitor kepuasan kerja, hal
ngan karir dalam suatu pendekatan formal yang itu mempengaruhi tingkat absensi, perputaran
diambil organisasi untuk memastikan bahwa orang- tenaga kerja, semangat kerja, keluhan-keluhan,
orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang dan masalah-masalah personalia lainya.
tepat tersedia pada saat dibutuhkan. Sehingga Keith Davis (2005:96) mengemukakan bahwa
pengembangan karir dapat dikatakan suatu kondisi “job satisfaction is the favorableness or
yang menunjukkan adanya peningkatan status unfavorableness with employees view their
seseorang dalam organisasi dalam jalur karir yang work”. Sedangkan Wexley dan Yuki (1977)
telah ditetapkan dalam organisasi. mendefinisikan kepuasan kerja “is the way an
Untuk memungkin-kan seseorang meniti karir employee feels about his or her job”.
puncaknya menurut Sitohang (2007: 206), pada Organ dan Hamner (2007:287) menyatakan
dasarnya terletak pada dua sebab yang sangat bahwa: “Kepuasan kerja adalah sikap seseorang
mendasar yaitu kemampuan intelektual dan terhadap pekerjaan itu, seperti sikap yang lain-
kepribadian dalam kepemimpinan. Oleh karena itu nya. Ini menunjukkan kumpulan kompleks dari
setiap orang perlu senantiasa membina kemampuan kesadaran (kepercayaan dan pengetahuan), emosi
intelektualnya dan kepribadian dalam kepemim- (perasaan, sentimen, evaluasi), dan kecenderu-
pinannya. Disamping itu sukses dalam pengemba- ngan perilaku. Seseorang yang tinggi tingkat
ngan karir yang berarti Karyawan mengalami kepuasan kerja mempunyai sikap positif pada
kemajuan dalam bekerja adalah meningkatkan kerja, dan sebaliknya orang yang tidak puas

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 14
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

dengan pekerjaannya mempunyai sikap negatif Dimensi dan Indikator kinerja menurut Robbins,
pada pekerjaanya.” (2012: 155), yakni:1). Kuantitas hasil kerja, 2).
Kualitas hasil kerja, dan 3). Ketepatan waktu.
Pendapat di atas juga dianut oleh Handoko
(2006:193-4) yang menyatakan bahwa: “Banyak Kemudian Robbins (2012: 156) juga mengemu-
orang percaya kepuasan kerja penting karena kakan indikator-indikator yang digunakan dalam
mengira pekerja yang puas akan melakukan penilaian kinerja pegawai, yaitu: 1.Prestasi kerja
pekerjaannya dengan lebih baik” (Daft dan Noe, 2.Pencapaian target, 3.Keterampilan, 4.Kepuasan,
2001:112-3). “ Kepuasan kerja memainkan peran 5.Inisiatif, 6.Tingkat Kehadiran, 7.Ketaatan, dan
penting dalam mempengaruhi pekerja untuk tetap 8.On time.
menjadi anggota organisasi atau meninggalkan
Berdasarkan pendapat Simamora (Mangkunegara,
organisasi” (Zachary dan Kuzuhara, 2005:40).
2009:14) yang mengatakan bahwa kinerja
Oleh karena itu Handoko (2006) menyebutkan (performance) dipengaruhi oleh tiga faktor atau
ada 6 indikator kepuasan kerja, yakni 1) Keba- dimensi, yaitu faktor/dimensi individual (atribut
hagiaan, 2) Hubungan sesama rekan kerja, 3) Hu- individu), faktor/dimensi psikologis (upaya kerja
bungan dengan pimpinan, 4) Mengatasi keje- atau work effort) dan faktor/dimensi organisasi
nuhan, 5) Sikap menghargai dan 6) Rasa nyaman. (dukungan organisasi). Dimensi atribut individu
memiliki indikator-indikator: (1) Kemampuan, (2)
Sedangkan Robbins and Judge dalam Puspitawati
Keahlian, (3) Latar belakang,. Dimensi upaya kerja
(2013:18), menyatakan faktor-faktor yang mem-
(work effort) memiliki indikator-indikator: (4)
pengaruhi kepuasan kerja yaitu: 1. Pekerjaan itu
Persepsi, (5) Attitude, (6) Personality (7) Pembela-
sendiri (work it self), 2. Gaji/Upah (pay), 3. Pro-
jaran (8) Motivasi dan Dimensi dukungan organi-
mosi (promotion), 4. Pengawasan (supervision),
sasi memiliki indikator-indikator: (9) Sumber daya,
dan 5. Rekan kerja (workers).
(10) Kepemimpinan, (11) Penghargaan, dan (12)
Struktur organisasi..
Kinerja
Untuk mengukur apakah kinerja karyawan tersebut
Kinerja adalah merupakan implementasi dari telah memenuhi standar yang telah ditetapkan
rencana yang telah disusun. Implementasi kinerja maka diperlukan indikator dari kinerja itu sendiri,
dilakukan oleh sumber daya manusia yang memi-
Menurut Soedjono (2008) bahwa yang menjadi
liki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepen-
indikator dari kinerja karyawan, yakni : Kualitas,
tingan. Bagaimana organisasi menghargai dan
Kuantitas, Ketepatan waktu, Efektivitas dan
memperlakukan sumber daya manusianya akan Kemandirian.
memengaruhi sikap prilakunya dalam menjalankan
kinerja. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap
Kepuasan Kerja
Mathis dan Jacson (2002) dalam Win Konadi dan
Mulyanti. (2018:24), mengatakan bahwa kinerja Beberapa penelitian sebelumnya memberikan
pada dasarnya terkait dengan apa yang dilakukan informasi yang menarik mengenai determinan
atau tidak dilakukan oleh seseorang atas kepuasan kerja karyawan. Penelitian terdahulu
pekerjaannya, yang dampaknya berupa besar atau yang dilakukan oleh Putro (2003), Suharti (2004),
kecilnya kontribusi yang bersangkutan kepada dan Lingga (2008) dalam Mukti Wibowo, dkk
organisasi.Sedang Maier (2005:383) menyatakan, (2014), meneliti tentang determinan kepuasan
perbedaan kinerja antara orang yang satu dengan kerja. Mereka menyimpulkan bahwa lingkungan
lainnya di dalam suatu situasi kerja adalah karena kerja yang terdiri dari fasilitas peralatan, perilaku
perbedaan karakteristik dari individu. Perbedaan- yang diterima karyawan, lingkungan tempat kerja,
perbedaan ini meliputi kepribadian, intelegensi, tantangan pekerjaan, sistem pemberian reward
koordinasi otot-otot, kapasitas sensoris dan yang adil, dukungan lingkungan kerja, dan sikap
keadaan pisik tubuh. rekan kerja merupakan determinan kepuasan kerja
karyawan. Lingga (2008) mengelompokan kedalam
Menurut Kirkpatrick (2006:39), terdapat delapan
dua aspek faktor penentu kepuasan kerja karyawan
karakteristik yang membuat suatu standar kinerja
yakni lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik.
efektif yaitu sebagai berikut: a.Standar berdasarkan Kedua aspek tersebut memiliki pengaruh secara
pekerjaan,b.Standar dapat dicapai, c. Standar dapat signifikan terhadap kepuasan kerja.
dipahami, d. Standar disepakati, e. Standar itu
spesifik dan sedapat mungkin terukur, f. Standar Hasil penelitian Mukti Wibowo, dkk (2014) me-
berorientasi pada waktu, g. Standar harus tertulis, nunjukkan lingkungan kerja fisik dan lingkungan
dan h. Standar dapat berubah. kerja non-fisik secara simultan berpengaruh

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 15
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan, di PT. Bank Artha Graha International, Tbk,
sebesar 53%. Sedangkan penelitian Raziq, Cabang Manado Calaca.
Abdul,et.al. (2015) menunjukkan bahwa adanya
Pengaruh Diklat terhadap Kinerja
hubungan positif antara lingkungan kerja dan
kepuasan kerja. Studi ini menyimpulkan dengan Penelitian yang dilakukan Ramya (2016) mem-
beberapa prospek singkat bahwa bisnis perlu pelajari pengaruh pelatihan terhadap kinerja
menyadari arti pentingnya lingkungan kerja yang karyawan dan menyebutkan bahwa pelatihan
baik untuk memaksimalkan tingkat kepuasan kerja. memainkan peran penting dalam membangun
Lingkungan kerja memainkan peran penting dalam kompetensi karyawan baru untuk melakukan
mencapai sebuah kepuasan kerja. Seiring dengan perkerjaan mereka dengan cara yang efektif.
meningkatnya persaingan bisnis dengan lingkungan Program pelatihan adalah stimulan yang dibutuh
yang dinamis dan menantang. kan pekerja untuk meningkatkan kinerja dan
kemampuan karyawan, yang mampu meningkatkan
Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
produktivitas organisasi.
Handoko (2008:193) menyatakan bahwa salah satu
Kemudian penelitian Onyango dan M.Wanyoike
faktor yang mempengaruhi kinerja (prestasi kerja)
(2014) menunjukkan bahwa ada hubungan positif
adalah kepuasan kerja. Penelitian Ibnu Mikhail
yang kuat antara pelatihan karyawan dan kinerja.
Abdul Muqiit, dkk (2014) tentang Pengaruh
Hal ini terbukti dari hasil uji data bahwa penyusun
Kompetensi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
utama didalam skema pemberian gaji (reward)
Perawat Rumah Sakit Syafira Pekanbaru, diperoleh
didasarkan pada sistem penilaian yang ditetapkan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap
oleh perusahaan sesuai dengan tingkat pendidikan
kinerja perawat didapatkan sebesar 36,5. Hal ini
atau pengalaman karyawan.
menunjukkan bahwa semakin tinggi kepuasan
kerja yang dirasakan oleh perawat, maka kinerja Penelitian selanjutnya oleh Athar (2015) bahwa
perawat akan meningkat atau sebaliknya, semakin melalui pelatihan karyawan dapat meningkatkan
kepuasan kerja maka semakin rendah kinerja keterampilan dan kemampuan karyawan. Melalui
perawat. Kepuasan kerja adalah sikap dan pelatihan karyawan belajar untuk bekerja dalam
mosional yang menyenangkan dan mencintai tim dengan integritas.
pekerjaannya.Sikap ini dicerminkan oleh moral
kerja,kedisiplinan,dan prestasi kerja.K epuasan 3. Metodologi Penelitian
kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, Data dan Sumber Data
dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.
(Hasibuan,2007:202). Penelitian ini dilaksanakan di RSU BMC yang
Kabupaten Bireuen, Aceh. selama bulan Maret
Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja s.d Agustus 2019. Data penelitian ini diperoleh
Adanya studi yang dilakukan oleh Samson, Maina dari angket yang disebarkan pada sejumlah 58
dan Joel Koima (2015) yang berusaha menentukan pegawai sebagai responden.
sejauh mana faktor tempat kerja fisik, faktor
Operasionalisasi Variabel
psikososial dan faktor keseimbangan kehidupan
kerja mempengaruhi kinerja pagawai Bank di Kota Tabel 1.
Nakuru. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Variabel dan Indikator
aspek fisik tidak berpengaruh signifikan terhadap
Variabel Indikator
kinerja karyawan sedangkan faktor keseimbangan
psikososial dan aktivitas kerja berpengaruh secara 1. Penerangan,
2. Kebersihan
signifikan. Hasilnya menunjukkan bahwa aspek 3. Pewarnaan,
psikososial menunjukkan hubungan terkuat dengan 4. Kebisingan,
kinerja karyawan sedangkan aspek fisik dan aspek Lingkungan kerja
5. Suhu udara,
psikososial moderat. (X1)
6. Rasa nyaman, dan
7. Hubungan antar karyawan dan
Sedangkan penelitian Demus, Kindangen dan pimpinan.
Tielung (2015) disebutkan adanya hubungan inter Sedarmayanti, (2007)
personal, supervisi, pelatihan dan pengembangan 1. Karir karyawan,
dan kesejahteraan karyawan sekaligus yang 2. Pengetahuan,
mempengaruhi kinerja karyawan. Sedangkan Diklat 3. Pendidikan sesuai kebutuhan,
pelatihan dan pengembangan dengan indikator (X2) 4. Sikap dan
pembinaan, pendampingan dan pembelajaran tidak 5. Perilaku.
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Rivai, (2005 :256)

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 16
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

1. Promosi yang telah dilakukan 4. Hasil dan Pembahasan


oleh atasan langsung,
2. Faktor Pendidikan karyawan, Uji Asumsi Klasik
3. Masa kerja yang telah dilalui
Pengemba- oleh karyawan yang
Uji Normalitas
ngan karir bersangkutan, Pengujian normalitas dilakukan dengan menggu-
(X3) 4. Pangkat golongan yang dimiliki nakan pengujian grafik P-P Plot untuk pengujian
oleh kayawan dan residual model regresi yang tampak pada gambar 2
5. Tingkat Jabatan yang selama ini
diemban.
berikut.
Wahjisumidjo (2006)
1. Kebahagiaan,
2. Hubungan sesama rekan kerja,
3. Hubungan dengan pimpinan,
Kepuasan
4. Mengatasi kejenuhan,
kerja (Z)
5. Sikap menghargai dan
6. Rasa nyaman.
(Handoko, 2006),
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Ketepatan waktu
Kinerja (Y) 4. Efektivitas
5. Kemandirian
Soedjono (2008)
Gambar 2.Grafik Uji Normalitas
Metode Analisa Data
Berdasarkan dari gambar normal P-P Plot pada
Data penelitian dianalisis secara verifikatif yang gambar 2, menunjukkan sebaran standarrized
diikuti dengan menguji persyaratan analisis dan residual berada dalam kisaran garis diagonal.Dapat
menguji hipotesis penelitian dengan menggunakan dilihat pula berdasarkan gambar tersebut bahwa
analisis model jalur. Untuk memperoleh persya- sebaran data yang ada menyebar ke seluruh bagian
ratan analisis, dilakukan uji: asumsi normalitas, kurva, sehingga dapat disimpulkan data memiliki
linearitas, otokorelasi, dan uji multikolinieritas. distribusi normal.
Dan menguji hipotesis penelitian dengan
menggunakan analisis model jalur (Path Analyis). Uji Multikolinearitas
Dengan menggunakan analisis jalur, di desain Untuk dapat menentukan apakah terdapat multi-
penelitiannya sebagaimana dinyatakan dalam kolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini
gambar berikut; adalah dengan melihat VIF (Variance Inflation
Factor) dan tolerance . Adapun nilai VIF dan nilai
tolerance dapat dilihat pada tabel 1, yang menunjuk
kan bahwa setiap variabel memiliki nilai VIF lebih
kecil dari 10 dan nilai tolerance yang lebih besar
dari 0,10 (10%) yang berarti bahwa tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas.
Tabel 2. Pengujian Multikolinearitas
Collineary Statistics
Variabel Bebas
Tolerance VIF
Lingkungan kerja .819 1.221
Diklat .751 1.331
Gambar 1. Model Struktural Pengemb Karir .697 1.434
Keterangan : Sumber: Data Primer, 2019 (diolah).
X1 = Lingkungan kerja
X2 = Pendidikan dan Pelatihan Uji Heterokesdasitas
X3 = Pengembangan karir
Heteroskedastisitas merupakan indikasi bahwa
Y = Kepuasan kerja
varian antar residual tidak homogen yang meng-
Z = Kinerja
akibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi
efisien. Salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mendeteksi ada tidaknya heterokesdasitas

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 17
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

dapat dilakukan dengan uji Glejser seperti bersama-sama atau simultan berpengaruh
tampak pada gambar berikut ini: signifikan terhadap Kepuasan kerja (Y) Karyawan
Rumah Sakit Umum Bireuen Medical Center. Dan
model analisi jalur dalam bentuk Y = f(X1, X2,
X3) = 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 diterima.
Uji Model Struktur – 2 : Z = f(Y)
Dalam penelitian ini model-2, yakni pengaruh
variable Y=kepuasan terhadap Z=kinerja. Hasilnya
sebagaimana disajikan dalam tabel 3.
Tabel 4. Uji Model Struktur-2

ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
2 Regression 376.569 1 376.569 60.433 .000a
Gambar 3. Scatterplot Uji Heterosidasitas Residual 355.175 57 6.231
Total 731.744 58
Berdasarkan gambar 3 di atas dapat dijelaskan
a. Predictors: (Constant), Kepuasan kerja
bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah
b. Dependent Variable: Kinerja
angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Fhitung
heteroskedastisitas artinya data dalam penelitian
sebesar 60,433. Sementara nilai Ftabel untuk jumlah
ini dapat digunakan sebagai indikator responden sebanyak 59 orang (N=59) pada tingkat
pengukuran variabel, (Ghozali, 2012). signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar 2,53. Hal ini
Uji Model Struktur-1: Y=1X1 + 2X2 + 3X3 + e. menunjukkan bahwa Fhitung> Ftabel dengan tingkat
signifikansi 0,000. Dengan demikian dapat
Dalam penelitian ini model analisis dengan analisi disimpulkan hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti
jalur yang menentukan pengaruh variabel bahwa variabel Kepuasan kerja (Y)berpengaruh
Lingkungan kerja (X1), Diklat (X2) dan Pengem- signifikan terhadap Kinerja (Z).
bangan karir (X3) terhadap Kepuasan kerja (Y).
Dengan model Y = f(X1, X2, X3) = 1 X1 + 2 X2 + Hasil Path Analysis
3 X3 + e. Adapun pembuktian hipotesis secara a. Model Struktural-1: Pengaruh Lingkungan
simultan dapat dilihat pada tabel berikut ini: kerja, Diklat dan Pengembangan Karir
Tabel 3. Uji Model Struktur-1 terhadap Kepuasan kerja
Sum of Mean Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS,
Model Squares df Square F Sig. maka struktur pengujian hipotesis dalam
1 Regression 482.807 3 160.936 46.499 .000a penelitian ini seperti ditunjukkan dalam gambar
Residual 190.359 55 3.461 berikut (Lingkungan kerja (X1), Diklat (X2) dan
Pengembangan karir (X3), Kepuasan (Y)):
Total 673.165 58
a. Predictors: (Constant), Pengemb Karir, Lingkungan, Diklat
b. Dependent Variable: Kepuasan kerja
Sumber: Data Primer, 2019 (diolah)
Berdasarkan hasil uji F diperoleh nilai Fhitung
sebesar 46,499. Sementara nilai Ftabel untuk jumlah
responden sebanyak 59 orang (N=59) pada tingkat
signifikansi (α) = 5% yaitu sebesar 2,53. Hal ini
menunjukkan bahwa Fhitung> Ftabel dengan tingkat
signifikansi 0,000. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa probabilitas dalam penelitian Gambar 4. Koefisien Path dan korelasi dalam
ini lebih kecil dari 0,05% maka hipotesis alternatif Model Struktural - 1
(Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak, yang
berarti bahwa variabel Lingkungan kerja (X1), Berdasarkan hasil yang ditunjukkan dalam
Diklat (X2) dan Pengembangan karir (X3), secara gambar 4 diatas, maka dapat dihitung besarnya

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 18
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

1). Pengaruh variabel Lingkungan kerja terhadap Pengembangan karir (X3) bernilai positif (0,290)
Kepuasan kerja artinya apabila Pengembangan karir semakin baik
maka akan meningkatkan Kepuasan kerja
a).Pengaruh langsung: (0,520)2 x 100% = 27,04 %.
karyawan RSU Bireuen Medical Center.
b).Pengaruh tidak langsung :
- Pengaruh X1 melalui X2 ke Y = b. Model Struktural-2: Pengaruh Kepuasan
(0,520)(0,313)(0,274) x 100% = 4,46% kerja terhadap Kinerja
- Pengaruh X1 melalui X2 ke Y =
(0,520)(0,403)(0,290) x 100% = 6,08% Berdasarkan hasil pengolahan data dengan
c).Pengaruh Total : 37,58% SPSS, maka diperoleh hasil uji;
Tabel 5. Kepuasan Kerja(Y) terhadap Kinerja (Z)
2). Pengaruh variabel Diklat terhadap Kepuasan
Kerja Koefisien Kesi
Struktural thitung ttabel
jalur mpulan
a).Pengaruh langsung: (0,274)2 x 100% = 7,51 %. ZY 0,717 7,774 1,671 H0 ditolak
b).Pengaruh tidak langsung : Sumber: Hasil Pengolahan Data
-Pengaruh X2 melalui X1 ke Y =
Untuk koefisien jalur Y ke Z sebesar zy = 0,717
(0,274)(0,313)(0,520) x 100% = 4,46%
diperoleh nilai thitung sebesar 7,774 dengan
-Pengaruh X2 melalui X3 ke Y =
mengambil taraf signifikansi α sebesar 5%, maka
(0,274)(0,482)(0,290) x 100% = 3,83%
nilai ttabel = 1,671, karena thitung lebih besar dari ttabel,
c).Pengaruh Total : 15,80%
maka H0 ditolak atau dengan kata lain terdapat
pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja
3). Pengaruh Pengembangan karir terhadap
karyawan RSU Bireuen Medical Center. Besarnya
Kepuasan kerja
pengaruh kepuasan terhadap kinerja karyawan
a). Pengaruh langsung: (0,290)2 x 100% = 8,41 %. adalah : (zy)2x100% = (0,717)2 x100% = 51,41 %.
b). Pengaruh tidak langsung :
- Pengaruh X3 melalui X1 ke Y = c. Analisis Pengaruh Lingkungan kerja, Budaya
(0,290)(0,403)(0,520) x 100% = 6,08% dan Pengembangan karir terhadap Kepuasan
- Pengaruh X3 melalui X2 ke Y = kerja implikasinya pada Kepuasan kerja
(0,290)(0,482)(0,274) x 100% = 3,83%
c).Pengaruh Total : 18,32% Berdasarkan hasil analisis kedua model struktural
sebelumnya, maka dalam bagian ini ditentukan
4). Analisis Pengaruh Variabel Lingkungan hasil model structural hipotesi yang menjadi focus
kerja, Budaya dan Pengembangan karir terhadap untuk dianalisis. Sehingga diperoleh akhir yakni
1). Pengaruh Lingkungan kerja terhadap kinerja
Kepuasan kerja
dengan variabel moderatingnya kepuasan kerja,
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS, yakni : (0,520) (0,717) x 100% = 37,28 %
maka model struktur-1 dalam menjawab Pengaruh 2). Pengaruh Diklat terhadap kinerja dengan
Variabel Lingkungan kerja, Budaya dan variabel moderatingnya kepuasan kerja, yakni :
Pengembangan karir terhadap Kepuasan kerja, (0,274) (0,717) x 100% = 19,65 %
yang dinyatakan dalam persamaan: 3). Pengaruh Pengembangan karir terhadap kinerja
Y = ρYx1 + ρYx2 + ρYx3 + Ɛ dengan variabel moderatingnya kepuasan kerja,
= 0,520 X1 + 0,274 X2 + 0,290 X3 + Ɛ yakni : (0,290) (0,717) x 100% = 20,79 %
Dimana :
Y = Kepuasan kerja, X1 = Lingkungan kerja
X2 = Diklat X3 = Pengembangan karir
5. Simpulan
ρ = Koefisien Jalur Ɛ = Structural Error Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpul-
Maka dari persamaan tersebut dapat dijelaskan kan beberapa hasil dari keseluruhan dalam
bahwa koefisien jalur Lingkungan kerja (X1) penelitian yaitu sebagai berikut :
bernilai positif (0,520) artinya semakin baik a. Menurut persepsi karyawan, dukungan
Lingkungan kerja karyawan maka akan semakin lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
meningkat Kepuasan kerja di Rumah Sakit Umum sebesar 87,07 persen. Sedang pemberian Diklat
Bireuen Medical Center. Koefisien jalur Diklat kepada karyawan telah meyakinkan karyawan
(X2) bernilai positif (0,274) artinya apabila akan berpengaruh pada kinerja hingga 88,0
diberikan Diklat yang baik maka akan meningkat- persen, serta persepsi karyawan tentang
kan Kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit pengembangan karier di RSU BMC telah
Umum Bireuen Medical Center. Koefisien jalur dijalankan hingga 84 persen.

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 19
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

b. Hasil pengujian secara statistik menyatakan Davis, Keith dan Newstorm, 2006. Perilaku
terdapat pengaruh aspek Lingkungan kerja Dalam Organisasi. Edisi Tujuh, Erlangga,
terhadap Kepuasan kerja karyawan di Rumah Jakarta.
Sakit Umum BMC, sebesar 37,58 persen. Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis
c. Demikian juga dengan adanya pemberian Diklat Multivariate dengan Program SPSS. Edisi
berdampak langsung dan tidak langsung terhadap Ketujuh. Semarang : Badan Penerbit
Kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit Universitas Diponegoro.
Umum BMC. Kontribusinya 15,80 persen. Handoko, T. Hani. (2007). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: Badan Penerbit
d. Sedangkan pengaruh faktor Pengembangan Karir
Fakultas Ekonomi.
berpengaruh sebesar 18,32 persen terhadap
Handoko, T. Hani, (2008). Manajemen
terhadap Kepuasan kerja karyawan di Rumah
Personalia Sumber Daya Manusia, Edisi.
Sakit Umum BMC.
Kedua,Yogyakarta, Penerbit : BPFE
e. Hasil pengujian secara statistik juga ditemukan Henry Simamora, (2012). Manajemen Sumber
dengan meningkatnya Kepuasan kerja karyawan Daya Manusia. Edisi 1. Yogyakarta: STIE
berdampak langsung pada kinerja karyawan. YKPN Yogyakarta
Kontribusi pengaruh lKepuasan kerja terhadap Kirkpatrick, D.L., Kirkpatrick, J.D., (2006).
Kinerja karyawan sebesar 51,41 %. Evaluating Training Program; The Four
f. Hasil analisis menemukan faktor Lingkungan Levels, 3rd Edition. San Fransisco: Berrett
kerja berpengaruh positif terhadap Kinerja Koehler, Inc
melalui kepuasan kerja karyawan di Rumah Kerlinger, FN., (2008), Multiple Regression in
Sakit Umum BMC, sebesar 37,28 persen. Behavioral Research, Holt, Richart and
Sedangkan faktor Diklat terhadap Kinerja Winston, Inc.
melalui kepuasan kerja karyawan di Rumah Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi
Sakit Umum BMC, sebesar 19,65 persen. Dan Kesepuluh. Yogyakarta: Andi.
pengaruh faktor Pengembangan karir terhadap Mangkunegara Anwar Prabu A. (2001).
Kinerja melalui kepuasan kerja karyawan di Manajemen Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit Umum BMC, sebesar 20,79 persen. Perusahaan, Jakarta, PT. Remaja
Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Mangkunegara. A.A. Anwar Prabu, (2011).
Manajemen Sumber Daya Manusia.
Perusahaan. Bandung: PT. Remaja
Buku: Rosdakarya
Ahmad Tohardi, (2011), Pemahaman Praktis
Megginson, C. Leon.2010. Pengukuran Kinerja
Manajemen Sumber Daya Manusia,
Berbasis Kompetensi, Jakarta: Ghalia
Universitas Tanjung Pura, Mandar Maju,
Indonesia.
Bandung
Moekijat, (2005), Kebijakan Kinerja Karyawan,
Ahwood, M. dan Dimmoel, S. (1999), Manajemen
BPFE, Yogyakarta.
Personalia. Bandung: ITB.
Nawawi, Hadari (2005), Perilaku Kinerja
Atmosoeprapto, Kisdarto, (2002). Menuju SDM
Karyawan, Ghalia, Jakarta
Berdaya – Dengan Kepemimpinan Efektif
Nitisemito (2008), Kebijakan Kinerja Karyawan,
dan Manajemen Efisien. PT.Elex Media
BPFE, Yogyakarta
Komputindo : Jakarta.
Nitisemito. Alex S. (2006). Manajemen Personalia.
Anoraga, P. (2007), Manajemen Sumber Daya
Cetakan Kesembilan. Edisi Keempat,
Manusia, Rineka Cipta, Jakarta
Jakarta:Ghalia Indonesia
Assael, Henry, (1995), Consumer Behavior and
Nidjo Sandjojo (2010), Metode Analisis Jalur (path
Marketing Action, 4th, International
analysis) dan Aplikasinya Penerbit : Sinar
Thomson Publishing, USA.
Harapan
Bobette M., (2007), A Customer-Friendly
Organ, Dennis W., and Hamner,W.Clay. (1982).
Revenue Cycle
Organization Behavior An Applied
Budiarto Nasution, (2006), Pengukuran Tingkat
Psyclological Approach. Revised Edition.
Kepuasan Pelanggan Studi Kasus di
Texas:Bussiness Publications, Inc.
Perusahaan Penerbangan “X”dalam
Rivai Vehitzal, (2004), Manajemen Sumber Daya
Usahawan XXIX.
Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori ke
Daft, Richard L. And Raymond A. Noe. 2001.
Praktik, Muria Kencana, Jakarta
Organizational Behavior. USA : South
Western.

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 20
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Rivai, Veithzal. (2009). Manajemen Sumber Daya Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat
Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Rumah Sakit Syafira Pekanbaru, Jom
Praktik. Jakarta: Raja Grafindo Persad Fekon 1.No.2 Oktober 2014. Faculty Of
Robbins, Stephen P. (2007). Perilaku Organisasi. Economic Riau University, Pekanbaru,
PT. Indeks Jakarta. Indonesia
Robbins, S. P. (2012). Manajemen (Edisi 11). Mukti Wibowo, Mochammad Al Musadieq,
Jakarta: PT. Indeks. Gunawan Eko Nurtjahjono, (2014).
Sariyathi, (2007), Administrasi dan Organisasi Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap
Bimbingan dan Penyuluhan, Ghalia Kepuasan Kerja Karyawan Studi Pada
Indonesia, Jakarta. Karyawan PT.Telekomunikasi Indonesia
Sihotang. (2007). Manajemen Sumber Daya Tbk Kandatel Malang. Jurnal Administrasi
Manusia. Jakarta : Pradnya Bisnis Vol. 16 No. 1 November 2014
Sedarmayanti (2007), Sumber Daya Manusia dan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Produktivitas Kerja. Mandar Maju, Brawijaya Malang.
Bandung. Nanditya Ika Faramita, Mohammad Mansur,
Sedarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Samsul Huda, (2014). Faktor Pembentuk
Manusia, Reformasi Birokrasi dan PNS, Kepuasan Kerja Tenaga Kesehatan di
Cet-5, Bandung: PT Refika Aditama Rumah Sakit, Jurnal Kedokteran Brawijaya,
Suprihanto, John. (2001). Penilaian Kinerja dan Vol 28, No 1 (2014), pp.47-53
Pengembangan Pegawai, Yogyakarta: Nasution Haslainy dam Rodhiyah, (2008), Analisis
BPFE. Hubungan antara Lingkungan Kerja dan
Triguno. (2007). Budaya Kerja: Menciptakan Kepuasan Kerja Dosen Tetap pada Fakultas
Lingkungan yang Kondsif untuk Ekonomi Untar, Jurnal Manajemen/Tahun
Meningkatkan Produktivitas Kerja, Edisi 4, XXII No.01 Februari 2008 hal 57-69.
Jakarta: PT Golden Terayon. Nurfrida Pratomo Putri, Ayun Sriatmi, Eka Yunila
Wahjosumijdo (2005), Kepemimpinan Perusahaan, Fatmasari (2018), Faktor-Faktor Yang
PT. Indek, Jakarta Berhubungan Dengan Kepuasan Kerja
Wexley & Yukl, (2012), Perilaku Organisasi dan Perawat Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Psikologi Personalia, Rineka, Daerah Tugurejo Semarang, Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume
Jurnal : 6, Nomor 4, Agustus 2018 (ISSN: 2356-
Athar,Rida,et.al. (2015). Impact of Training on 3346).
Employee Performance (Banking Sector Onyango, James Watta. (2014). Effect of Training
Karachi).IOSR.Journal of Business and on Employee performance : A Survey of
Management.Vol 17,Issue 11,pp 58-67. Health workers in siaya County,
Demus,Aditya W.Kindangen, Paulus.Tielung, Kenya.European Journal of Material
Maria V.J. (2015).The Impact of Work Sciences.Vol1,pp.11-15.
Environment on Employee Performance Puspitawati, N. M. D. (2013). Kepuasan Kerja dan
(Case Study At PT.Bank Artha Graha Komitmen Orgnisasional: Pengaruhnya
International TBK, Manado Branch Calaca) terhadap Layanan Hotel Bali Hyatt Sanur.
Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 Tesis Program Magister Manajemen.
No. 05. Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia.
Karimi, R dan Alipour, F. (2011). Reduce Job Ramadania, (2005), Kepercayaan dan Komitmen
Stress in Organization: Role of Locus of sebagai Perantara Kunci Relationship
Control. International Journal of Business Marketing dalam Membangun Loyalitas
and Social Science. Vol. 2 No. 18. Hal. (Survei pada Nasabah Bank Muammalat
231-236. Indonesia Surabaya), Tesis, Program Studi
Lewa, Eka Idham Iip K dan Subowo. (2005). Ilmu Manajemen, Pascasarjana Universitas
Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Airlangga Surabaya.
Kerja Fisik dan Kompensasi Terhadap Ramya. (2016). The Effect Training of Employee
Kinerja Karyawan Di PT. Pertamina Performance.International Journal of
(Persero Daerah Operasi Hulu Jawa Bagian Scientific Research and Modern
Barat, Cirebon. Jurnal Sinergi Edisi Education, vol I, issue I, pp. 2455-5630
Khusus on Human Resources:129 –140 Raziq, Abdul & Maulabakhsh, Raheela.(2014).
Ibnu Mikhail Abdul Muqiit, Machasin, Restu Impact of Working Environent on Job
(2014), Pengaruh Kompetensi Dan Satisfaction.30-31 October, pp. 717-725.

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 21
Jurnal Kebangsaan, Vol.8 No.16  Juli - Desember 2019 ISSN: 2089-5917

Samson, Gitahi Njenga. Waiganjo, Maina.Koima, Win Konadi dan Mulyanti. (2018:24), Pengaruh
Joel. (2015). Effect of Workplace Environ- MotivasiKerja, d an P eri la k u i no v at i f
ment on the Performance of Commercial terhadap Kinerja Guru SMP dalam
Banks Employees in Nakuru Town. Peningkatan Mutu Pendidikan di Wilayah
International Journal of Managerial Studies Kecamatan Peulimbang Kabupaten Bireuen,
and Research (IJMSR) Volume 3, Issue 12, Jurnal Kebangsaan, Vol.7 No.13  Januari-
December 2015, PP 76-89. Juni 2018, ISSN: 2089-5917. Hal-24.
Win Konadi, dan Faisal Jalal (2019). Pengaruh Zainuddin Iba, (2015). Effect Leadership,
Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja Organizational Culture And Conflict On Job
terhadap Kinerja Pegawai Di Sekretariat Satisfaction And Implications On The
DPRK Bireuen, Jurnal Kebangsaan, Vol.8 Performance Of Employees Aceh Bank In
No.15. Januari-Juni 2019, Hal-34. Aceh Province, Disertasi, Universitas
Win Konadi, (2017). Pengaruh Pengembangan Pasundan Bandung.
SDM Melalui Diklat Terhadap Produktivitas
Kerja pada Pegawai Kecamatan Samalanga
Kabupaten Bireuen, Jurnal Kebangsaan,
Vol.6 No.11. Januari-Juni 2017, ISSN:
2089-5917, Hal-17.

Melur Rahma | Pengaruh Lingkungan kerja, Diklat, dan Pengembangan Karir terhadap Kepuasan . . . 22

Anda mungkin juga menyukai