Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN (Alfiky)

1.1 Latar Belakang

Sektor perikanan memegang peranan penting dalam perekonomian


nasional terutama dalam penyedian lapangan kerja, sumber pendapatan bagi
nelayan/petani ikan, sumber protein hewani yang bernilai gizi tinggi, serta
sumber devisa yang sangat potensial. Indonesia merupakan negara maritim
dengan sumber daya perikanan yang sangat melimpah, berdasarkan data
Kementerian Kelautan dan Perikanan (2014).

Hasil Perikanan, tergolong dalam perishable product, memiliki masa


simpan pendek dan cepat rusak. Salah satu usaha pengolahan hasil perikanan
berupa pembuatan terasi. Terasi (Shrimp paste) merupakan produk awetan ikan-
ikan kecil atau rebon yang telah diolah melalui proses pemeraman atau
fermentasi, penggilinan atau penumbukkan, dan penjemuran (Sharif et al., 2008).

Terasi merupakan bumbu penting dikawasan asia tenggara dan china


selatan. Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat
sambal terasi, tapi juga ditemukan dalam berbagai resep tradisional Indonesia.
Udang yang di gunakan dalam pembuatan terasi adalah udang jeruk. Udang
jeruk merupakan udang dengan ukuran yang sangat kecil (Fananta et al., 2015).

Produk Terasi merupakan produk fermentasi ikan atau udang khas


Indonesia. Akan tetapi biasanya pembuatan terasi dilakukan dengan cara
tradisional dan kurang higenis, sehingga konsumen merasa khawatir untuk
menikmatinya. Pembuatan terasi dengan teknologi modern diharapkan mampu
memperbaiki pola piker konsumen untuk tidak ragu dalam menggunakan terasi.

1.2 Waktu dan Tempat

Praktikum Manajemen Industri Perikanan dilaksanakan pada tanggal 13


Maret 2017 sampai tanggal 4 April 2017, bertempat di labolatorium Sosial dan
Ekonomi Gedung Baru Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Brawijaya Kota Malang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembentukan Organisasi Perusahaan dan Perencanaan Tenaga Kerja


(Alfiky)

Sistem kerja yang baik juga memperhatikan kondisi lingkungan


kerja sehingga dapat memberi rasa aman, sehat dan mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Sehingga dalam perencanaan tenaga kerja
memerlukan perhatian kedua belah pihak yaitu antara manajemen
perusahaan dan karyawan karena prosedur, kondisi kerja dan waktu
standar yang di tetapkan harus realitas dan dapat di laksanakan oleh
karyawan dalam kondisi normal (Herjanto, 2007).
Perancangan sistem kerja merupakan faktor penting dalam
manajemen operasi karena berkaitan dengan produktivitas dan
menyangkut kepuasan kerja. Tujuannya adalah untuk mencapai
keefektifan yang maksimum dari sistem kerja perusahaan. Sistem kerja
yang baik diperlukan untuk membangun semangat bekerja karyawan
yang tinggi dalam suasana kerja yang menyenangkan.
a) Prinsip dan Fungsi Personalia

Keberadaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi


sangat penting artinya bagi perusahaan. Dalam perkembangannya,
organisasi akan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin
kompleks,dengan demikian perencanaan tenaga kerja harus dilakukan
secara profesional. Tenaga kerja dapat diartikan sebagai manusia yang
bekerja di lingkungan suatu perusahaan atau potensi manusiawi sebagai
penggerak perusahaan dalam mewujudkan eksistensinya.
Perancangan sistem kerja merupakan faktor penting dalam
manajemen operasi karena berkaitan dengan produktivitas dan
menyangkut kepuasan kerja. Tujuannya adalah untuk mencapai
keefektifan yang maksimum dari sistem kerja perusahaan. Sistem kerja
yang baik diperlukan untuk membangun semangat bekerja karyawan
yang tinggi dalam suasana kerja yang menyenangkan. Sistem kerja yang
baik juga memperhatikan kondisi lingkungan kerja sehingga dapat
memberi rasa aman, sehat dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
Sehingga dalam perencanaan tenaga kerja memerlukan perhatian kedua
belah pihak yaitu antara manajemen perusahaan dan karyawan karena
prosedur, kondisi kerja dan waktu standar yang di tetapkan harus realitas
dan dapat di laksanakan oleh karyawan dalam kondisi normal (Herjanto,
2007).
Perancangan system kerja bertujuan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi perusahaan. Tugas dan tanggung jawab masing-
masing tenaga kerja tertulis dan di deskripsikan secara jelas sehingga
tidak terjadi penumpukan tugas. Pekerjaan dapat dilaksanakan oleh
karyawan dengan cepat dan tidak bertabrakan dengan tugas karyawan
lain.

Prinsip dan Fungsi Personaliamenurut Rangkuti (2005) adalah


sebagai berikut:
Pengadaan Karyawan (Procurement)
Kegiatan ini berhubungan dengan penarikan tenaga kerja, seleksi
dan penempatan kerja sesuai dengan keahliannya. Bukan hanya mencari
jumlah tenaga kerja tetapi memperoleh tenaga kerja yang tepat untuk
setiap jenis pekerjaan yang ada di perusahaan. Untuk memperoleh tenaga
kerja yang di butuhkan harus dilihat dulu dari mana sebaiknya yang akan di
pakai maksudnya penarikan tenaga kerja dari luar perusahaan untuk
mengisi jabatan yang kosong atau dari dalam perusahaan dari karyawan
yang memang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan
perusahaan.
Pengembangan Tenaga Kerja
Pengembangan tenaga kerja bertujuan untuk meningkatkan
keahlian dan ketrampilan melalui pendidikan dan latihan. Hal ini dilakukan
pada setiap karyawan baru yang di terima perusahaan jarang sekali yang
siap pakai. Oleh karena itu, diadakan latihan dan training untuk
meningkatkan ketrampilan mereka sesuai dengan jabatan yang mereka
terima. Latihan dan training juga berhubungan erat dengan 3 kegiatan
dalam penarikan tenaga kerja yaitu analisa jabatan, spesifikasi jabatan dan
deskripsi jabatan. Dengan mengetahui tugas, wewenang dan persyaratan
keahlian minimal yang harus dimiliki seorang karyawan pada suatu jabatan
tertentu perusahaan dapat menentukan latihan dan training yang sesuai.
Kompensasi (balas jasa)
Kompensasi adalah imbalan balas jasa yang diberikan kepafa
karyawan baik yang bersifat financial maupun non financial secara adil dan
layak sesuai dengan sumbangan karyawan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan.
Integrasi Tenaga Kerja
Integrasi tenaga kerja adalah penyesuaian antara perbedaan
kepentingan perusahaan dengan karyawan sebagai individu agar dapat
bekerja sama secara harmonis dalam mencapai tujuan perusahaan.
Disamping menyangkut keselarasan antar berbagai kepentingan fungsi ini
juga harus memeperhatikan dan mempertimbangkan keluhan karyawan,
sikap buruh, pemahaman perasaan mengenai keikut sertaan mereka
dalam pengambilan keputusan.
Pemeliharaan Karyawan
Pemeliharaan karyawan berkaitan erat dengan usaha usaha
untuk mempertahankan kontinuitas dari kondisi kerja yang sudah efektif
tersevut melalui kelima fungsi operasional dan manajemen personalia.
Dalam fungsi ini ada dua hal yang harus di perhatikan yaitu sikap positif
karyawan terhadap tugas tugas dan pokoknya melalui proses komunikasi
yang baik dalam organisasi dan mempertahankan kondisi fisik karyawan
melalui program kesehatan dan keamanan.

Perencanaan sistem kerja harus dilaksanakan dengan jelas


sehingga tidak terjadi kesalahan prosedur yang dapat mengakibatkan
kerusakan atau kecelakaan kerja. Prosedur kerja harus di terangkan
secara jelas dan mudah dipahami oleh personil perusahaan, kata-kata
yang digunakan dalam sebuah prosedur kerja tidak boleh bersifat ambigu.

b) Jenis tenaga keja dan Pengelompokkan Jam kerja PerusahaanJenis


Tenaga Kerja
Menurut Agus (2006), Jenis tenaga kerja Berdasarkan kualitasnya
dapat dikelompokan menjadi tiga. pertama Tenaga kerja terdidik adalah
tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian atau kemahiran dalam bidang
tertentu dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan nonformal.
kedua Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja
terampil ini dibutuhkan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu
menguasai pekerjaan tersebut. dan Tenaga Tenaga kerja tidak terdidik
dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan
tenaga saja.
Tenaga kerja dalam suatu pabrik itu dapat dibagi menjadi tiga
yang pertama tenaga kerja yang terdidik dimana tenaga ini diisi oleh
orang telah melakukan pendidikan formal atau non formal dengan
memiliki suatu keahlian dan kemahiran dalam bidang tertentu.kedua
tenaga kerja terlati, tennaga kerja ini diisi oleh orang yang mempunyai
pengalaman atau keterampilan, dimana ketrampilan ini didapatkan
melelui latihan yang berulang-ulang.dan tenaga kerja yang tidak terdidik
atau terlatih dimana biasanya tenaga kerja ini diisi oleh orang yang hanya
mengandalkan tenaganya saja, kebanyakan tenaga ini hanya dibagian
bawah saja.
Pengelompokkan Jam Kerja menurut Dwianto(2006), Standar
waktu kerja yang digunakan oleh perusahaan adalah 8 jam kerja/hari atau
40 jam kerja dalam seminggu. Waktu kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan bertujuan agar tenaga kerja bekerja lebih efektif. Waktu kerja
yang diberlakukan oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk kepada seluruh
karyawan selama 8 jam kerja. Pembagian waktu kerja dilakukan dengan
pembagian shift kerja yaitu 2 shift yaitu jam 07.00-15.00 dan jam 23.00-
07.00. Alasan perusahaan menggunakan 2 shift kerja adalah untuk
menghindari beban puncak biaya listrik yang meningkat pada pukul
18.00-22.00.

c) Desain pekerjaan
Menurut Simamora (2004), mengatakan desain pekerjaan adalah
proses penentuan tugas-tugas yangakan dilaksanakan, metode-metode
yang digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas ini, danbagaimana
pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam
organisasi. Desainpekerjaan memadukan isi pekerjaan (tugas, wewenang
dan hubungan) balas jasa dan kualifikasiyang dipersyaratkan (keahlian,
pengetahuan dan kemampuan) untuk setiap pekerjaan dengancara
memenuhi kebutuhan pegawai maupun perusahaan. Pekerjaan yang
tidak sesuai dengankeahlian akan sangat sulit untuk dilaksanakan oleh
pegawai. Desain perkerjaan haruslahdirancang dengan sebaik mungkin
dengan mempertimbangkan elemen-elemen yangmempengaruhi desain
pekerjaan.
Desain pekerjaan atau job desain merupakan faktor penting dalam
manajemen terutama manajemen operasi karena selain berhubungan
dengan produktifitas juga menyangkut tenaga kerja yang akan
melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Desain Pekerjaan adalah
suatu alat untuk memotivasi dan memberi tantangan pada karyawan.
Oleh karena itu perusahaan perlu memiliki suatu sistem kerja yang dapat
menunjang tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien
yang dapat merangsang karyawan untuk bekerja secara produktif.

d) Penilaian kerja

Menurut Wherther (1996),Ada empat hal yang harus


diperhatikan dalam menyusun standar penilaian kinerja yang baik dan
benar yaitu validity, agreement, realism, dan objectivity.
Validity adalah keabsahan standar tersebut sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dinilai. Keabsahan yang dimaksud di sini adalah
standar tersebut memang benar-benar sesuai atau relevan dengan
jenis pekerjaan yang akan dinilai tersebut.
Agreement berarti persetujuan, yaitu standar penilaian tersebut
disetujui dan diterima oleh semua pegawai yang akan mendapat
penilaian. Ini berkaitan dengan prinsip validity di atas.
Realism berarti standar penilaian tersebut bersifat realistis, dapat
dicapai oleh para pegawai dan sesuai dengan kemampuan
pegawai.
Objectivity berarti standar tersebut bersifat obyektif, yaitu adil,
mampu mencerminkan keadaan yang sebenarnya tanpa
menambah atau mengurangi kenyataan dan sulit untuk dipengaruhi
oleh bias -bias penilai.
Penilaian kinerja sangat membutuhkan standar yang jelas yang
dijadikan tolok ukur atau patokan terhadap kinerja yang akan diukur.
Standar yang dibuat tentu saja harus berhubungan dengan jenis
pekerjaan yang akan diukur dan hasil yang diharapkan akan terlihat
dengan adanya penilaian kinerja. penilaian kerja dilakukam agar dapat
mengevaluasi individu dalam menjalankan tugas.
e) Produktivitas Kerja
Produktivitas secara sederhana dapat diartikan dengan
peningkatan kuantitas dan kualitas, bisa juga diartikan bekerja secara
efektif dan efisien. Karena itu antara produktivitas, efektif dan efisien dan
kualitas sangat berdekatan artinya. Sumber-sumber ekonomi yang
digerakkan secara efektif memerlukan keterampilan organisatoris dan
teknis, sehingga mempunyai tingkat hasil guna yang tinggi. Artinya, hasil
ataupun outputyang diperoleh seimbang dengan masukan (sumber-
sumber ekonomi) yang diolah (Sinungan, 2005).
Produktivitas kerja dalam suatu perusahaan itu dibutuhkan karena
dapat meningkatkan suatu perusahaan. produktivitas dapat diartikan
bekerja secara efektif san efisien. karena itulah produktivitas, efektif dan
efisian dan juga kualitas sangat berdekatan. mutu dan kemampuan
tenaga kerja indonesia masih tergorong rendah yang tercemin dari
rendahnya produktivitas kerja, baik dalam tingkatannya maupun
pertumbuhannya.
f) Kompensasi
Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena
besar kecilnya kompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja
karyawan, maka apabila sistem kompensasi yang diberikan perusahaan
cukup adil untuk karyawan, akan mendorong karyawan untuk lebih baik
dalam melakukan pekerjaannya dan lebih bertanggung jawab atas
masing-masing tugas yang diberikan perusahaan. Tujuan kompensasi
dilakukan perusahaan antara lain untuk menghargai prestasi karyawan,
menjamin keadilan diantara karyawan, mempertahankan pegawai,
memperoleh karyawan yang lebih bermutu, dan sistem kompensasi
haruslah dapat memotivasi para karyawan. Oleh karena itu, kompensasi
merupakan faktor yang penting untuk dapat bekerja lebih produktif dan
berkualitas.
Kompensasi diberikan kepada karyawan agar karyawan/karyawati
lebih termotivasi untuk lebih baiak dalam melakukan pekerjaan yang
terbaik dan lebih bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh
perusahaan.tujuan dari kompensasi ini sendiri untuk menghargai tenaga
karyawan atau memberi prestasi pada karyawan, memberi fasilitas yang
lengkap, memberikan keadilan bagi sesama karyawan, memperoleh
karyawan yang lebih bermutu.Kompensasi merupakan istilah yang
berkaitan dengan imbalan-imbalan finansial (financial reward) yang
diterima oleh orang-orang melalui hubungan kepegawaian mereka
dengan sebuah organisasi.
2.2 Perencanaan Produk (Alfiky)

a) Perencanaan Produk
Perencanaan produk merupakan suatu poses menciptakan ide
produk dan menindak lanjuti sampai produk diperkenalkan ke pasar.
Perencanaan produk harus dijalankan secara optimal agar dapat
memenuhi permintaan konsumen. Hal tersebut bertujuan agar konsumen
mendapatkan barang yang diperlukan dan dengan kualitas yang
sebanding. Oleh Karena itu perencanaan produk merupakan hal yang
sangat penting.
Pengembangan produk yang berhasil juga membutuhkan proses
yang direncanakan dengan baik dan matang. Pengembangan produk
baru dianalogikan seperti mendaki puncak tebing yang tinggi dan curam,
menantang, menghidupkan, dan memberdayakan pengalaman orang
yang terlibat didalamnya. Untuk dapat berhasil mendaki puncak tebing
tersebut, dibutuhkan sekumpulan alat, rencana yang tersusun rapi, dan
tim yang saling mendukung dan bekerja sama menggunakan sekumpulan
alat tersebut bilamana diperlukan pada waktunya. (Hariandja dan Arief,
2007).
Proses perencanaan dan pengembangan produk harus dilakukan
dengan cermat. Perencanaan sebuah produk harus dilakukan dengan
persiapan yang matang agar dapat meminimalisir resiko yang tidak
diinginkan. Pengembangan produk harus dilakukan dengan kerjasama
tim yang baik. Produk yang dipersiapkan dengan baik akan mudah
dikembangkan.

b) Siklus Pengembangan Produk

Semua produk mengalami siklus produk mulai produk dilahirkan,


melalui beberapa fase, dan pada akhirnya mati karena produk baru telah
hadir dengan berbagai kelebihan yang memenuhi kebutuhan konsumen.
Produk baru perusahaan mengalami rentang usia yang terbatas dan
harus digantikan oleh produk baru. Siklus hidup ini menghadirkan dua
masalah utama, yaitu :pertama perusahaan harus mampu
mengembangkan produk baru untuk menggantikan produk lama. Kedua
perusahaan harus mampu menyesuaikan strategi pemasaran dalam
menghadapi perubahan selera, teknologi, dan selera.
Semua produk yang berasa di pasaran akan mengalami siklus
kehidupan yang terdiri dari empat tahapan yakni pengenalan,
pertumbuhan, kejenuhan dan penurunan. Grafik siklus kehidupan produk
dapat dilihat pada gambar dibawah ini,:

Volume penjualan produk

Waktu
Pengenalan Pertumbuhan Kejenuhan Penurunan

Seraca rinci keempat siklus diatas dapat dijelaskan sebagai


berikut, :

1. Tahap Pengenalan
Produk yang baru diperkenalkan biasanya dalam operasi
penjualan tidak selalu baik. Beberapa hambatan yang ditemui
antara lain masih terdapat masalah kelambanan dalam perluasan
kapasitas produksi, masalah-masalah teknis yang belum dapat
diatasi dan harga jual yang tinggi.
2. Tahap Pertumbuhan
Produk diperbaiki dan distandarisasi, menjadi lebih
fungsional dan memiliki harga yang lebih rendah. Kuantitas
penjualan perusahaan terus meningkat.
3. Tahap Kejenuhan
Pada tahap ini produk telah siap. Volume penjualan mulai
menurun. Penjualan sangat tergantung dari pertambahan
penduduk dan pergantian barang baru. Tugas manajemen
produksi pada tahap ini adalah modifikasi produk dan
mengusahakan inovasi produk baru.
4. Tahap Penurunan
Pada tahap ini terjadi penurunan permintaan dan produk
perlu peremajaan dan diganti dengan selesa pasar.

Menurut Supranoto (2009), pengembangan produk baru dan


strateginya yang lebih efektif seringkali menjadi penentu keberhasilan dan
kelanngsungan hidup suatu perusahaan, tetapi ini bukanlah sebuah
pekerjaan yang mudah. Pengembangan produk baru memerlukan upaya,
waktu, dan kemampuan termasuk besarnya resiko dan biaya kegagalan.

Menurut Anthony dan Ramesh (1998) menyatakan bahwa setiap


perusahaan pasti mengalami tahapan siklus kehidupan dimana siklus ini
identik dengan siklus kehidupan perusahaan yaitu tahap pendirian (start-
up), tahap ekspansi (expansion), tahap kedewasaan (mature), dan tahap
penurunan (declining). Pada tiap tahap siklus kehidupan perusahaan
perilaku rasio-rasio keuangan juga tidak mengalami kesamaan.

Siklus pengembangan produk bertujuan untuk menghindari


kejenuhan konsumen dan mempertahankan keberlanjutan perusahaan.
Setiap perusahaan pasti akan mengalami penurunan permintaan
konsumen. Sehingga pengembangan produk sangat diperlukan untuk
memperbarui siklus kehidupan perusahaan. Setiap membuat siklus baru
perusahaan juga akan menghadapi resiko baru.

c) Proses Pengembangan Produk Baru

Pengembangan produk dimulai dari kepuasaan pelanggan,apabila


puas maka suatu produk akan terus berkembang. Pengembangan produk
juga harus mengidentifikasi dari keadaan pasar yakni banyaknya
permintaan di pasaran. Langkah-langkah dalam mengembangkan produk
baru dapat dilihat pada bagan dibawah ini, :

Pencarian Gagasan
Pelanggan Teknologi R&D

Seleksi Produk

Desain proses pendahuluan


Desain Produk Pendahuluan

Pengujian

Desain produk akhir


Desain produk akhir

Produksi produk
Perencanaan
baru kapasitas, produksi, dan scheduling

Dibawah ini merupakan uraian dari tahapan pengembangan


produk pada diagram diatas, :

a) Pencarian gagasan
Sumber gagasan produk baru berasal dari pasar dan
perkembangan teknologi. Selain itu gagasan produk baru juga dapat
berasal dari observasi produk yang ada sekarang, masukan dari
berbagai pihak, pesaing, dan orang bagian pemasaran.
b) Seleksi produk
Tujuan dari seleksi produk adalah untuk mengetahui gagasan
mana yang sesuai dengan potensi pasar, kelayakan financial, dan
keseluruhan operasi.
c) Desain produk pendahuluan
Desain pendahuluan dibuat untuk mengembangkan produk
alternative desain yang memenuhi cirri-ciri konseptual produk terpilih.
d) Pengujian
Pengujian ditujukan pada sampel untuk pengujian pemasaran dan
kemampuan produk secara teknik. Sampel produk diberikan kepada
sejumlah konsumen untuk dilakukan penilaian dari sudut pandang
mereka.
e) Desain akhir
Desain akhir adalah hasil tetap dari berbagai tahapan diatas
dimana produk sudah siap untuk diproduksi dan dipasarkan.

Manajemen perusahaan pertama-tama harus mengidentifikasi


pelanggan dan segmen pasar terlebih dahulu dimana unit bisnis tersebut
akan bersaing dan berbagai ukuran kinerja unit bisnis didalam segmen
sasaran. Ukuran generic keberhasilan perusahaan yang pertama terdiri
atas kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru,
profitabilitas pelanggan, dan pangsa pasar di segmen sasaran. Sebagai
contoh, pelanggan menghargai sebuah kecepatan (lead time) dan
ketepatan waktu ppengiriman atau produk dan jasa inovatif yang konstan
atau pemasok yang mampu mengantisipasi kebutuhan dan kapabilitas
yang berkembang terus dalam pengembangan produk dan
pengembangan baru yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan tersebut (Budiarti, 2005).
Menurut Wignjosoebroto (2000), untuk bisa menghasilkan produk
yang memiliki nilai komersial tinggi, maka diperlukan serangkaian
kegiatan berupa perencanaan, perancangan, maupun pengembangan
produk. Pengembangan produk dimulai dari tahap menggali idea tau
gagasan tentang fungsi produk dilanjutkan dengan tahapan-tahapan
pengembangan konse, perancangan produk (engineering and industrial
design), evaluasi dan pengujian, dan berakhir dengan tahapan
pendistribusiannya.
Awalmula produk diciptakan Karena adanya kebutuhan dari
konsumen, produk merupakan sebuah gagasan yang dapat menjadi
solusi dari permasalahan konsumen. Sebuah gagasan produk harus di
tuangkan dalam bentuk desain produk untuk diujikan agar mengetahui
penerimaan konsumen. Perusahaan akan cepat berkembang apabila
penerimaan dan permintaan di pasar tinggi.

2.3 Penentuan Lokasi (Alfiky)


a) Faktor Penentuan Lokasi
Pada dasarnya lokasi sebuah perusahaan adalah hal yang
penting yang sangat menentukan proses atau kegiatan sebuah industri.
Maka dari itu diperlukan strategi dan pertimbangan mengenai pemilihan
lokasi produksi yang juga merupakan investasi yang penting.
Dalam penilihan lokasi pabrik harus benar-benar memperhatikan
factor-faktor dalam memilih lokasi sebagai tempat usaha member
keuntungan yang sebanyak-banyaknya dengan biaya produksi yang
wajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi pabrik adalah
sebagai berikut, :
1. Lingkungan masyarakat
Kesediaan masyarakat pada suatu daerah untuk menerima segala
konsekuensi atas pabrik yang kita dirikan, baik positif maupun
negative merupakan suatu syarat yang penting.
2. Kedekatan dengan bahan baku
Hal ini berkaitan dengan biaya produksi dan keberlanjutan sebuah
produksi dalam sebuah industri.
3. Fasilitas dan sarana transportasi
Tersedianya fasilitas transportasi baik lewat darat, udara, dan air
akan melancarkan kegiatan produksi dan pendistribusian produk
perusahaan.
4. Tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja disekitar lokasi industry diperlukan
dalam jumlah yang cukup agar proses produksi berjalan dengan
baik.
5. Kedekatan dengan pasar
Kedekatan dengan pasar memudahkan sebuah perusahaan
dalam proses distribusi dan meminimalkan biaya distribusi dan
operasional.

Menurut Tarigan (2005) dalam Sudarsono (2014), dalam


menetapkan lokasi industry harus melalui berbagai pertimbangan guna
menentukan kalkulasi yang bernar mengenai biaya investasi dan biaya
produksi, perushaan harus memamfaatkan berbagai keahlian
menyangkut teknis bangunan, ahli daya dukung lahan, ahli permesinan,
hingga ahli di bidang riset pasar, ahli manajemen, sosiologi, dan ahli di
bidang pemerintah atau ahli hukum.

Menurut Wahyudi (2013), factor-faktor pemilihan lokasi perlu


dipertimbangkan oleh pemilik usaha dalam menentukan lokasi usahanya,
karena lokasi usaha tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu strategi
bisnis. Memilih lokasi usaha yang dekat dengan target pasarnya,
ketersediaan infrastruktur yang memadai juga dipertimbangkan dalam
pemilihan lokasi usaha.

Penentuan dan pemilihan lokasi harus mempertimbangkan


beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembuatan sebuah
perusahaan. Faktor-faktor tersebut harus sangat diperhitungkan untuk
efektifitas dan efisiensi sebuah perusahaan. Besar kecilnya biaya yang
akan dikeluarkan perusahaan dapat diperhitungkan melalui penentuan
dan pemilihan lokasi

b) Metode Penetuan Lokasi


Metode AHP adalah menentukan urutan prioritas lokasi usaha
yang strategis, dengan adanya Sistem Pendukung Keputusan untuk
memilih lokasi usaha dengan menggunakan metode AHP diharapkan
dapat membantu calon pedagang dalam menentukan lokasi usaha yang
tepat.
Dalam menentukan lokasi perusahaan dapat dilakukan melalui
berbagai metoda dan analisa antara lain, :
a) Perbandingan berbagai alternative lokasi
Disini harus mempertimbangkan factor objektif (tenaga kerja, biaya
bahan mentah, transportasi, pajak, dan pasar potensial) maupun
mempertimbangkan factor subjektif (kegiatan serikat karyawan,
kondisi cuaca, iklim politik, dan sekolah).
b) Analisa biaya dalam penentuan lokasi
Konsep biaya tetap dan biaya variable dapat membantu penentuan
lokasi. Kombinasi biaya tetap dan variable bagi lokasi yang
berbeda-beda dapat menciptakan persamaan biaya yang
menunjukkan hubungan antara biaya dan volume produksi, yang
berlaku bagi masing-masing lokasi.
c) Metode transportasi dalam keputusan lokasi
Metoda transportasi adalah suatu teknik riset (operation research)
yang dapat sangat membantu dalam pembuatan keputusan-
keputusan lokasi pabrik atau gudang. Metoda ini terutama
digunakan bila perusahaan yang mempunyai beberapa gudang
bermaksud menambah kapasitas satu pabriknya atau relokasi
pelayanan dari setiap pabrik sera penambahan pabrik atau gudang
baru.
AHP merupakan salah satu metode untuk membantu menyusun
suatu prioritas dari berbagai pilihan dengan menggunakan beberapa
criteria (multi criteria). Karena sifatnya yang multi criteria, AHP cukup
banyak digunakan dalam penyusunan prioritas. Disamping bersifat multi
criteria, AHP juga didasarkan pada suatu proses yang terstruktur dan
logis (Susila dkk, 2007).

Menurut Wahyudi (2013), pemilihan lokasi suatu organisasi atau


perusahaan akan mempengaruhi resiko dan keuntungan perusahaan
tersebut secara keseluruhan, mengingat lokasi sangat mempengruhi
biaya tetap maupun biaya variable, baik dalam jangka menengah maupun
jangka panjang. Adanya perbedaan sukses organisasi-organisasi dan
perbedaan kekuatan atau kelemahan organisasi, sering karenafaktor-
faktor lokasi. Dalam situasi persaingan, factor-faktor lokasi dapat menjadi
factor-faktor kritis yang membuatnya sangat penting agar usaha yang
dijalankan dapat bersaing secara efketif, lokasi usaha haruslah strategis
dan mudah dijangkau.

Penentuan lokasi harus memperhatikan proses jangka panjang


keberlanjutan perusahaan. Penentuan Lokasi sangat mempengaruhi
biaya yang dikeluarkan perusahaan, baik biaya yang dikeluarkan di awal
pembangunan dan biaya oprasioanal perusahaan selama berjalan. Oleh
Karena itu penentuan lokasi harus diperhitungkan secara cermat diawal.

2.4 Manajemen Bahan Baku (Alfiky)

Persediaan merupakan suatu istilah umum yang menunjukkan


segala sesuatu yang disimpan sebagai antisipasi terhadap pemenuhan
fluktuasi kebutuhan. Pengertian bahan baku menurut Handoko (2000),
adalah sumber daya organisasi yang disimpan yang berupa bahan
mentah dan berwujud seperti baja, kayu, dan komponen-komponen
lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

Pengertian persediaan (inventory) Sumayang (2003:197)


merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam
proses, dan barang jadi. Dari sudut pandang sebuah perusahaan maka
persediaan adalah sebuah investasi modal yang dibutuhkan untuk
menyimpan material pada kondisi tertentu. Kesimpulan dari beberapa
definisi diatas bahwa persediaan adalah sejumlah bahan/barang yang
disediakan oleh perusahaan, baik berupa bahan mentah, barang dalam
proses maupun barang jadi yang disimpan di gudang sebagai antisipasi
terjadinya kekurangan bahan baku dan untuk menjaga kelancaran
operasi perusahaan.

Menurut Heizer dan Render (2010), untuk mengakomodasi fungsi-


fungsi persediaan, perusahaan harus memelihara empat jenis
persediaan:

a. Persediaan bahan mentah (raw material inventory) telah dibeli, tetapi


belum diproses. Persediaan ini dapat digunkan untuk melakukan
decouple (memisahkan) pemasok dari proses produksi.

b. Persediaan barang setengah jadi (work in process-WIP inventory)


adalah komponen-komponen atau bahan mentah yang telah melewati
beberapa proses perubahan, tetapi belum selesai.

c. MRO adalah persediaan-persediaan yang disediakan untuk persediaan


pemeliharaan, perbaikan, operasi (maintenance, repair, operating-
MRO) yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin-mesin dan proses-
proses tetap produktif.

d. Persediaan barang jadi adalah produk yang telah selesai dan tinggal
menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke persediaan
karena permintaan pelanggan di masa mendatang tidak diketahui.

Dalam penyediaan bahan baku, dikenal suatu metode bernama


EOQ (Economic Order Quantity). EOQ adalah suatu istilah untuk
mengetahui jumlah pembelian paling ekonomis. Yakni mendapatkan
banyaknya pembelian bahan baku yang optimal sekali pesan dengan
biaya minimal.

Menurut Syamsudin (2011), EOQ adalah suatu metode yang


digunakan untuk menentukan jumlah kuantitas pemesanan yang optimal.
Dalam penentuan jumlah pemesanan yang optimal digunakan rumus
sebagai berikut:
EOQ = 2 D .Co
Cu .i

(Syamsudin, 2011)

Keterangan:

D = total kebutuhan bahan baku dalam satu tahun

Co = biaya untuk setiap kali pemesanan

Cu = harga per unit

i = prosentase biaya pemeliharaan

Menurut Darmawan (2013), EOQ banyak dipergunakan sampai


saat ini karena mudah dalam penggunaannya, meskipun dalam
penerapannya harus memperhatikan asumsi yang dipakai. Asumsi dasar
untuk menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut:

(1) Permintaan dapat ditentukan secara pasti dan konstan


sehingga biaya stock out dan yang berkaitan dengan
kapasitasnya tidak ada.

(2) Item yang dipesan independent dengan item yang lain.

(3) Pemesanan diterima dengan segera dan pasti.

(4) Harga item yang konstan.

Penyediaan bahan baku harus diperhitungkan dengan cermat,


sehingga proses produksi tidak terhambat. Dalam pemenuhan bahan
baku yang bersifat musiman harus disediakan ruang penyimpanan lebih
sehingga tidak mengalami kelangkaan bahan baku. Proses penyimpanan
bahan baku juga harus memperhatikan perawatan dan keamanan
sehingga bahan baku yang disimpan tidak mengalami kerusakan atau
perubahan sifat fisik maupun kimia.

Anda mungkin juga menyukai