PROPOSAL SKRIPSI
NAMA : M.KURNIAWAN
NPM : 1611073
2
3
yang secara permanen atau sering pada jam kerja yang tidak teratur (Kuswadji,
1997).
Penggunaan jam kerja shift menjadi salah satu strategi yang dilakukan
perusahaan untuk meningkatkan produktivitas secara maksimal dan efisien. Tidak
semua orang dapat menyesuaikan diri dengan sistem jam kerja shift. Jam kerja shift
membutuhkan banyak sekali penyesuaian waktu, seperti waktu tidur, waktu makan
dan waktu berkumpul bersama keluarga. Indikasi shift kerja yang buruk terlihat dari
terganggunya pola tidur hingga pola hidup pegawai karena adanya jam kerja Shift.
Dengan demikian, jam kerja shift dan emolumen dapat mempengaruhi kinerja
pegawai di suatu perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai pengaruh jam kerja shift dan emolumen terhadap
kinerja pegawai PT.KAI di UPT Stasiun Tigagajah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Tiap Shift sore seharusnya diikuti dengan paling sedikit 24 jam libur dan tiap Shift
malam dengan paling sedikit 2 hari libur, sehingga pekerja dapat mengatur kebiasaan
tidur mereka.
5. Memungkinkan adanya interaksi sosial dengan teman kerja.
6. Musik yang tidak monoton selama bekerja Shift malam sangat berguna.
Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit,
jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu.
Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang
tersedia untuk aktivitas lain.
4. Efektivitas.
Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi,
bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam
penggunaan sumber daya.
5. Kemandirian.
Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi
kerjanya
6. Komitmen kerja.
Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan
instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Data kuantitatif
Data yang berupa kondisi perusahaan dan data ini berbentuk angka-angka, misalnya
data jumlah pegawai tetap di PT. KAI (Persero) di UPT Stasiun Tigagajah.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh melalui data yang sudah diolah seperti dalam
bentuk dokumen dan sumber data lainnya.
asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil
estimasi regresi yang dilakukan, benar-benar bebas dari adanya gejala
heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, gejala autokorelasi dan gejala
normalitas.
Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah
memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak
terdapat heteroskedastistas, tidak terdapat multikolinearitas, tidak terdapat
autokorelasi dan berdistribusi normal (Ghozali, 2006). Jika terdapat
heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan
biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk
mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat
signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi
mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja
menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Pengujian-
pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Uji Multikolinearitas
Uji Multkolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki persamaan/kemiripan dengan variabel independen
lainnya dalam suatu model regresi, atau untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
diantara sesama variabel independen. Uji Multikolinearitas dilakukan dengan
membandingkan nilai toleransi (tolerance value) dan nilai (Variance Inflation
Factor) VIF dengan nilai yang disyaratkan. Nilai yang disyaratkan bagi nilai
toleransi adalah lebih besar dari 0,01 dan untuk nilai VIF kurang dari 10 (Ghozali,
2006).
b. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika varians berbeda, maka disebut
heteroskedastisitas. Selain diukur dengan grafik Scaterplot, heteroskedastisitas
dapat diukur secara sistematis dengan uji Gletser. Jika variabel bebas signifikan
16
2. Variabel Depeden (Y), yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Yang termasuk dalam variabel dependen dalam
penelitian ini adalah: Variabel Y: Kinerja Pegawai.
20
Mulai
Pengumpulan Data
Uji Kualitas data agar memperoleh data yang berkualitas dari instrument
penelitian (Uji validitas, Uji reabilitas)
Analisis statistik deskriptif, Uji Asumsi Klasik agar diperoleh model dengan data
yang berdistribusi normal dan bebas dari Multikolinearitas dan
Heteroskedastisitas
Hasil Penelitian
Penutup
Selesai
Kerangka Kerja Penelitian
21
Jadwal Penelitian
22
DAFTAR PUSTAKA