PENDAHULUAN
Perubahan lingkungan saat ini telah memaksa berbagai jenis perusahaan untuk melakukan
visi misi dan strategi adaptasi dalam struktur, kultur dan sistem perusahaan. Perubahan yang
terjadi akibat kemajuan teknologi dan informasi maka perusahaan harus berani melakukan
perubahan strategi yang menuntut pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-
kebutuhan yang akan datang. Tingkat persaingan usaha semakin hari mengalami peningkatan.
Dengan kondisi seperti saat ini memacu tiap-tiap perusahaan mempertahankan kelangsungan
organisasinya. Dalam era persaingan global, sumber daya manusia memiliki peran yang lebih
strategis dibandingkan sumber daya yang lain. Suatu perusahaan membutuhkan sumber daya
yang dapat mengelola sumber daya lainnya agar dapat menjadi sumber daya yang bersinergi dan
dapat mencapai tujuan organisasi. Dalam hal ini, peran sumber daya manusia sangat
menentukan. Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal
perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, dan karya (rasio, rasa, dan karsa)
(Sutrisno, 2009:3). Dalam hal ini, sumber daya manusia bagi suatu perusahaan adalah karyawan.
Karyawan merupakan salah satu tonggak penting bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena
karyawan lah yang menjadi penggerak dalam organisasi tersebut. Sumber daya manusia adalah
harta yang paling penting yang dimiliki oleh suatu organisasi, sedangkan manajemen
yang efektif adalah kunci bagi keberhasilan suatu organisasi tersebut. Hal ini disebabkan
sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu perusahaan.
Mengingat begitu besarnya peran dan kedudukan sumber daya manusia sebagai karyawan
dalam kegiatan usaha perusahaan, maka manjemen sumber daya manusia mempunyai peranan
yang sangat penting dalam memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya yang dimiliki,
sehingga organasasi dapat memberikan pelayanan prima seiring dengan perubahan tuntunan
public (masyarakat). Suatu organisasi pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang telah digerakkan
oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku,antara lain dengan
tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya yang dilakukan oleh
satunya adalah mengembangkan industri pariwisata. Ini dilakukan karena Kota Soe merupakan
salah satu kota tujuan wisata dari berbagai daerah baik lokal maupun mancanegara. Salah satu
industri yang sedang berkembang pesat adalah industri perhotelan, karena pada dasarnya hotel
sudah menjadi kebutuhan bagi setiap kalangan baik swasta maupun pemerintah. Industri
perhotelan merupakan salah satu bentuk perdagangan jasa yang menyediakan jasa penginapan
Tahun 2014 Pasal 1, definisi hotel adalah “Penyediaan akomodasi berupa kamar-kamar di dalam
suatu bangunan yang dilengkapi dengaqn jasa pelayanan makan atau minum, dan fasilitas lainya
Operasional hotel tidak terlepas dari peran penting sumber daya manusia yang ada
didalamnya. Sumber daya manusia pada sebuah hotel harus mempunyai satu tujuan sama yaitu
berkeinginan hotel mengalami peningkatan pendapatan dari tahun ke tahun. Untuk itu kinerja
yang baik serta meningkatkan hasil kerja merupakan hal terpenting dalam mewujudkan
Mada-Soe Kobelete Soe Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Hotel Bahagia 2 Soe
Opersional hotel sangat dibutuhkan peran penting sumber daya manusia serta kesadaran
terhadap peraturan yang ada dalam perusahaan. Kesadaran dari karyawan tersebut dipengaruhi
oleh faktor yang dapat menghasilkan kinerja karyawan yang baik seperti Faktor disiplin.
Kedisiplinan adalah fungsi manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal. Dalam
suatu organisasi, dibutuhkan keteraturan guna mencapai tujuan organisasi tersebut. Disiplin kerja
peraturan dan prosedur kerja yang ada pada organisasi, baik secara tertulis maupun yang tidak
tertulis. Disiplin kerja karyawan yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan
karyawan yang tidak disiplin memperlambat pencapaian tujuan perusahaan. Disiplin kerja
merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap karyawan. Peraturan sangat diperlukan
untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi karyawan dalam menciptakan tata tertib
yang baik di perusahaan. Selain itu perusahaan sendiri harus mengusahakan agar peraturan itu
bersifat jelas, mudah dipahami dan berlaku bagi semua karyawan. Hasibuan (2008 : 194). Tujuan
utama disiplin kerja adalah untuk meningkatkan efisiensi semaksimal mungkin dengan cara
mencegah pemborosan waktu dan energi. Disiplin berusaha mencegah kerja yang lambat atau
terlalu awal mengakhiri kerja yang disebabkan karena keterlambatan atau kemalasan. Disiplin
juga berusaha untuk mengatasi perbedaan pendapat antar karyawan dan mencegah ketidaktaatan
kantor tepat waktu dan teratur, mengenakan pakaian yang rapi, menggunakan perlengkapan
kantor dengan hati-hati, dan kinerjanya dapat menghasilkan sesuatu yang berkualitas atau
kinerjanya dapat menghasilkan output yang jumlahnya sesuai dengan standar yang diharapkan
perusahaan. Suatu organisasi tentu tidak dapat beroperasi dan mencapai tujuannya tanpa adanya
partisipasi dari karyawan. Dalam pengoperasian dan pencapaian tujuannya, kinerja karyawan
menjadi salah satu faktor terpenting bagi suatu organisasi. Istilah kinerja berasal dari kata Job
Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi yang sesungguhnya dicapai
oleh seseorang). Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
Kreatifitas dan inisiatif yang tinggi, mampu menjalin hubungan kerjasama dengan rekan
kerja, pimpinan dan pelanggan serta sopan santun dan respek terhadap orang lain merupakan hal
terpenting yang harus dimiliki karyawan untuk mendapatkan kinerja karyawan yang tinggi. Hotel
Bahagia 2 Soe merupakan hotel yang memperhatikan disiplin kerja serta kinerja dari masing-
masing karyawan. Kegiatan yang dilakukan manajemen untuk tujuan tersebut yaitu dengan
melakukan evaluasi dan penilaian karyawan. Kinerja karyawan dapat dilihat berdasarkan
Quality, Quantity, Timeliness, Cost Efectiveness, Need for Supervision and Interpersonal Impact
sehingga perusahaan dapat mengetahui sejauh mana kinerja dari karyawan. Kinerja karyawan
dalam suatu organisasi tidak terlepas dari dua hal yaitu motivasi dan yaitu suatu sifat
membangkitkan semangat. Disiplin kerja yaitu sikap taat dan tertip terhadap aturan yang telah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti menentukan rumusan masalah mengenai
“bagaimana pengaru disiplin kerja terhadap terhadap kinerja hotel bahagia 2 soe?”
1) Untuk mengetahui disiplin kerja karyawan bagian operasional pada hotel bahagia 2 soe
2) Untuk mengetahui kinerja karyawan bagian operasional pada hotel bahagia 2 soe
3) Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan bagian operasional
bidang sumber daya manusia ke dalam bentuk praktek yang sebenarnya dan untuk
2) Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pengaruh disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan
3) Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai tambahan
4) Melalui penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak lain sebagai tambahan
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan selanjutnya
untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di samping itu kajian terdahulu
penelitian. Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang
terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, agar pokok masalah yang diteliti memiliki
reverensi (sesuiai/tidak sesuai) dengan sejumlah teori yang telah ada. Adapun beberapa
penelitian terdahulu yang dijadikan bahan komplementer dalam penelitian ini dipaparkan dalam
tabel berikut:
Analisis
hotel grand inna karyawan s,dan Uji termasuk dalam terhadap assosiatif kausal
secara kualitatif.
keseluruhan
termasuk dalam
kategori baik.
febrianti. Terminal
S,2017) Petikemas
Makassar.
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Manajemen
formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan
Yuli (2005 : 15) mengemukakan bahwa : “ Manajemen sumber daya manusia merupakan
kegiatan yang mengatur tentang cara pengadaan tenaga kerja, melakukan pengembangan,
Manajemen sumber daya manusia terdiri atas serangkaian keputusan yang terintegrasi
Manajemen sumber daya manusia merupakan aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan agar sumber
daya manusia di dalam organisasi dapat digunakan secara efektif guna mencapai berbagai tujuan
organisasi.
Adapun definisi manajemen sumber daya manusia dikemukakan oleh Alwi (2008 : 6)
adalah pendekatan yang khas, terhadap manajemen tenaga kerja yang berusaha mencapai
keunggulan kompetitif melalui pengembangan strategi dari tenaga kerja yang mampu dan
memiliki komitmen tinggi dengan menggunakan tatanan kultur yang integrated, struktural dan
tehnik-tehnik personel.
Faktor tingkat kedisiplinan sumber daya manusia dapat dijadiikan salah satu tolak ukur
pencapaian prestasi dan produktivitas kerja yang mampu diraih oleh karyawan yang pada akhir
berpengaruh pada tujuan yang diharapkan perusahaan. Tingkat kedisiplinan ini merupakan salah
satu fungsi kegiatan manajemen sumber daya manusia yang terpenting dan harus lebih
diperhatikan, karena semakin baik disiplin karyawan, maka akan semakin tinggi prestasi kerja
yang dapat dicapainya. Sulit bagi karyawan dalam mencapai prestasi kerja yang diharapkan
tanpa adanya disiplin kerja yang baik dan bertanggung jawab yang ditunjukkan oleh karyawan
yang bersangkutan. Tanpa disiplin karyawan dengan baik dan adil, sulit pula bagi organisasi
perusahaan untuk mencapai hasil optimal yang ingin diharapkan pada karyawannya.
adalah sifat seorang karyawan yang secara sadar mematuhi aturan dan peraturan organisasi
seharusnya dipandang sebagai bentuk-bentuk latihan bagi karyawan dalam melaksanakan aturan-
aturan perusahaan. Semakin disiplin, semakin tinggi produktivitas kerja karyawan dan kinerja
perusahaan.
Menurut Hasibuan (2009 : 193) menyatakan bahwa : “Kedisiplinan adalah kesadaran dan
kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang
berlaku”.
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan sadar akan tugas dan tanggung
jawabnya”.
untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut”.
Kedisiplinan dapat diartikan bilamana karyawan selalu datang dan pulang tepat pada
waktunya, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan
Dari uraian definisi yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin
kerja merupakan kegiatan dari manajemen perusahaan yang berfungsi sebagai bentuk
pengendalian karyawan dalam menjalankan standar organisasional perusahaan yang teratur demi
Setiap tenaga kerja memiliki banyak motif dan hampir tak ada satu orang tenaga kerja
pun yang memiliki motif sama. Ini berarti kenyataannya tidak satu motif pun yang menentukan
bagaimana setiap tenaga kerja harus bereaksi terhadap seluruh beban yang ada. Oleh karena itu,
tak ada teknik dan strategi yang dapat menjamin terpenuhinya moral dan disiplin kerja yang
tinggi bagi setiap tenaga kerja di mana pun juga. Beberapa tenaga kerja bekerja hanya untuk
mendapatkan uang, ada yang bekerja mencari keselamatan, dan ada pula yang bekerja karena
tertarik pada pekerjaannya. Bahkan mungkin ada beberapa tenaga kerja yang tidak tahu apa yang
akan mereka lakukan. Akan tetapi generalisasi terhadap motif mana pun yang bersifat universal
Banyak masalah yang dihadapi dalam memahami motif yang terbentuk dalam diri setiap
tenaga kerja. Dengan demikian, amat sulit menerapkan disiplin terhadap pekerjaan bagi setiap
tenaga kerja. Tampaknya motif setiap tenaga kerja menerima struktur dan dinamika sendiri.
Struktur tersebut seringkali disebut hierarki, yaitu suatu motif biasanya lebih kuat dibandingkan
motif yang lain. Oleh karena itu, motif juga kuat pengaruhnya terhadap disiplin kerja tenaga
kerja dibandingkan motif-motif yang lain. Akan tetapi, sebenarnya struktur tersebut tidak tetap.
Motif utama tenaga kerja yang ada saat ini mungkin bukan merupakan motif yang utama untuk
hari esok. Perubahan susunan motif tersebut terjadi kapan saja setelah suatu motif terpenuhi
dengan baik dan motif yang lain muncul menggantikannya. Motif lama yang sudah terpuaskan
akan menjadi tenang dan mungkin tak akan banyak mendorong tenaga kerja untuk bertindak dan
berperilaku dibandingkan dengan motif baru yang masih belum terpuaskan. Motif-motif para
tenaga kerja yang memiliki struktur dan selalu timbul apabila motif yang satu terpenuhi sangat
mempengaruhi kondisi disiplin kerja para tenaga kerja. Dampak tersebut perlu mendapatkan
porsi pembinaan dengan prioritas utama dari para manajemen. Dengan demikian, disiplin kerja
Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi
dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku.Sebagai contoh, beberapa karyawan terbiasa terlambat
untuk bekerja, mengabaikan prosedur keselamatan, melalaikan pekerjaan detail yang diperlukan
karyawan konsisten dengan aturan perusahaan. Secara khusus tujuan pembinaan disiplin kerja,
1. Agar para tenaga kerja menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun
peraturan dan kebijakan perusahaan yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta
yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan perusahaan sesuai dengan
3. Dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa perusahaan
dengan sebaik-baiknya.
4. Dapat bertindak dan berperilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada perusahaan.
5. Tenaga kerja mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan
Pemimpin perusahaan harus mampu mengenal dan mempelajari perilaku dan sifat
karyawannya. Hal ini dapat membantu pemimpin dalam memilih jenis motivasi kerja mana yang
sesuai dengan karyawannya. Selain itu, perilaku dan sifat karyawan juga berpengaruh terhadap
Terdapat beberapa tipe kegiatan pendisiplinan menurut Handoko (2008 :208), antara lain:
1. Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar
2. Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-
Sasaran pokok dari disiplin preventif adalah untuk mendorong disiplin diri di antara para
karyawan. Dengan cara ini para karyawan dapat menjaga disiplin diri mereka bukan semata-mata
karena dipaksa manajemen. Manajemen harus mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan
suatu iklim disiplin preventif dimana berbagai standar diketahui dan dipahami. Bila para
karyawan tidak mengetahui standar-standar apa yang harus dicapai, mereka cenderung menjadi
salah arah. Di samping itu, manajemen hendaknya menetapkan standar-standar secara positif dan
bukan secara negatif. Para karyawan biasanya perlu mengetahui alasan-alasan yang
melatarbelakangi suatu standar agar mereka dapat memahami dan menjalankannya. Sedangkan
pada disiplin korektif kegiatannya biasanya dapat diaplikasikan dalam suatu bentuk hukuman
atau disebut juga sebagai tindakan pendisiplinan (disciplinary action). Tindakan pendisiplinan ini
karyawan untuk mengambil tindakan korektif sebelum hukuman yang lebih serius diberikan.
kesalahannya. Tindakan pendisiplinan dapat diberikan berurut, misalnya : teguran secara lisan
oleh pimpinan, setelah itu teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia, skorsing dari
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu, penurunan jabatan (demosi), dan yang terakhir
pemecatan. Bentuk tindakan pendisiplinan terakhir yang dapat diambil oleh manajemen
dan karyawan tersebut dapat langsung dipecat, tanpa harus lagi melalui susunan tindakan
Disiplin yang baik adalah disiplin diri. Kecenderungan orang normal adalah melakukan
apa yang menjadi kewajibannya dan menempati aturan permainan. Suatu waktu orang mengerti
apa yang dibutuhkan dari mereka, dimana mereka diharapkan untuk selalu melakukan tugasnya
secara efektif dan efisien dengan senang hati. Kini banyak orang mengetahui bahwa
kemungkinan yang terdapat di balik disiplin adalah meningkatkan diri dari kemalasan.
Pengenaan sanksi kepada para pelanggar disiplin, tergantung pada tingkat pelanggaran
yang telah dilakukan. Pelanggaran disiplin berupa sering terlambat tentu lebih ringan sanksinya
daripada sanksi yang dikenakan kepada karyawan yang sering tidak masuk kerja. Sanksi bagi
karyawan yang tidak mau bekerja tentu lebih berat daripada sanksi bagi pelanggar disiplin yang
Dengan demikian, penerapan sanksi itu sebaiknya diatur dengan menampung usulan atau
masukan yang berasal dari para karyawan sendiri. Sehingga bila mereka diikut sertakan dalam
menyusun sanksi itu sedikit banyak akan dapat mengurangi ketidakdisiplinan itu sendiri. Sanksi
yang paling tepat dan bisa diterapkan adalah sanksi berupa pengurangan hak-hak imbalan
karyawan itu sendiri, seperti pengurangan gaji, penurunan gaji, dan sebagainya sehingga bagi
mereka benar-benar merasakan pengaruh sanksi itu bagi diri dan keluarganya.
Dengan adanya bentuk disiplin kerja yang baik akan tergambar pada suasana :
2. Tinggi semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan dalam melakukan pekerjaan
3. Besarnya rasa tanggung jawab para karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya
4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan
mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan karyawan yang berbuat salah. Maksud
pendisiplinan adalah untuk memperbaiki kegiatan di waktu akan datang bukan menghukum
kegiatan di masa lalu. Pendekatan negatif yang bersifat menghukum biasanya mempunyai
berbagai pengaruh yang merugikan, seperti hubungan emosional terganggu, absensi meningkat
2. Untuk menghalangi para karyawan yang lain melakukan kegiatan –kegiatan yang serupa
Bentuk tindakan pendisiplinan yang terakhir adalah pemecatan. Tindakan ini sering
dikatakan sebagai kegagalan manajemen dan departemen personalia, tetapi pandangan tersebut
tidak realistik. Tidak ada manajer maupun karyawan yang sempurna, sehingga ada berbagai
masalah yang tidak dapat dipecahkan. Kadang-kaadang lebih baik bagi seorang karyawan untuk
pindah bekerja diperusahaan lain. Bagaimanapun juga, organisasi mempunyai batas kemampuan
Menurut Sastrohadiwiryo (2002 : 293) bahwa sanksi disiplin kerja terbagi menjadi 3,
yaitu:
a. Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan/pekerjaan yang diberikan
sebelumnya.
b. Pembebasan dari jabatan/pekerjaan untuk dijadikan sebagai tenaga kerja biasa bagi yang
memegang jabatan
c. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga kerja yang
bersangkutan.
d. Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai tenaga kerja di perusahaan.
kerja lainnya.
b. Penurunan upah sebesar satu kali upah yang biasanya diberikan, harian, mingguan atau
bulanan.
c. Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada jabatan yang lebih
tinggi.
b. Teguran tertulis
1. Pemberian Peringatan
Karyawan yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan agar karyawan yang
Karyawan yang melanggar disiplin kerja harus segera diberikan sanksi sesuai dengan peraturan
perusahaan yang berlaku. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin yang ada.
Pemberian sanksi kepada karyawan tidak disiplin harus konsisten agar pegawai sadar dan
pelanggaran yang sama akan dihukum sesuai dengan hukum yang berlaku.
disiplin kerja karyawan dengan baik, sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan
194), diantaranya :
(d) Keadilan
sebagai berikut :
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal. Pekerjaan
the right man is the right place and the right man in the right job.
2. Teladan Pimpinan
jujur, adil, serta sesuai katadengan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang
baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan kurang
baik (kurang berdisiplin), para bawahan pun akan kurang disiplin. Pimpinan
kedisiplinan yang baik agar para bawahan pun mempunyai disiplin yang baik0
pula. Pepatah lama mengatakan kalau guru kencing berdiri, murid kencing
berlari atau pepatah Batak singkam batang na singkam tunas na atau harimau
3. Balas Jasa
balas jasa yang relatif besar. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik
apabila balas jasa yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya beserta keluarga. Jadi, balas jasa berperan penting untuk
4. Keadilan
sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan
dalam pemberian balas dan jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang
keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. Jadi,
5. Waskat
Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam
harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan
prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu ada/hadir di
tempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada
bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya.
mengawasi moral kerja dan kedisiplinan karyawan saja, tetap juga harus
berusaha mencari sistem kerja yang lebih efektif untuk mewujudkan tujuan
organisasi, karyawan dan masyarakat. Dengan sistem yang baik akan tercipta
atasan dengan bawahan, terwujudlah kerja sama yang baik dan harmonis2
baik.
6. Sanksi Hukum
Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut
kepada semua karyawan. Sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau
terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan untuk mengubah
7. Ketegasan
hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas dalam
indisipliner sulit.
23
indisipliner sulit.
8. Hubungan Manusia
tersebut baik.
C. KINERJA
Kata kinerja merupakan singkatan dari kinetika energy kinerja yang padanannya dalam bahasa
inggris adalah performance, yang sering di indonesiakan menjadi kata penforma.Kinerja adalah
tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.Kinerja pegawai merupakan tingkat
pencapaian hasil yang telah dicapai organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi atau
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi tersebut bersif at profid
oriented dan non profid oriented yang dihasilkan selama satu periode tertentu.Konsep kinerja
merupakan singkatan dari kinetika energy kerja yang padananya dalam bahasa inggris adalah
keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu
profesi dalam waktu tertentu.Kinerja (penformance) adalah hasil pekerjaan yang dicapai
Kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor, faktor-faktor tersebut adalah:
a. Faktor internal karyawan, yaitu faktor-faktor dalam diri karyawan yang merupakan faktor
karyawan.
Faktor yang mempengaruhi pencapain kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan factor
a. Faktor kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan
b. Faktor motivasi
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi (situation)
kerja.Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk
Manajemen kinerja karyawan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari sistem
manajemen sumber daya manusia, merupakan suatu metode untuk mengevaluasi tingkat
organisasi. Menurut Hasibuan (2017) tujuan organisasi dibagi dua yaitu tujuan organisasi
a. Mendukung strategi
tertentu.
menghasilkan kesimpulan apakah kinerja karyawan saat ini sesuai dengan yang
c. Administrasi
dicapai oleh karyawan dan potensi manajerial mereka yang berprestasi perlu
b. Hidup sejahtera
Dengan posisi jabatan yang makin tinggi, karyawan akan memperoleh
kompensasi yang lebih baik daripada sebelumnya sehinga hal ini dapat
c. Status
Penilaian kinerja karyawan mencakup sejumlah aspek teknis yang perlu dipahami oleh
seluruh manajer dan karyawan dan bahwa penilaian kinerja bukan merupakan wahana
untuk menjalin hubungan kedekatan demi keuntungan pribadi atau sebaliknya yaitu
menjadi wahana untuk memperlakukan seseorang secara tidak adil menghakimi atau
secara utuh baik tentang sisi positif maupun sisi negative kinerja karyawan (Emron,
2017).
memberikan gambaran dan memacu yang dinilai untuk tujuan dan kemajuan
organisasi. Menilai kinerja karyawan dapat dilakukan dengan mengukur
secara kualitatif dan kuantitatif, yaitu dengan melihat kintribusi dan prestasi
a. Pengamatan kegiatan
Penilaian ini merupakan proses menilai yang telah di tentukan oleh tim
kerja.
a. Ukuran
personal tersebut.
b. Pengembangan
Menurut Moeheriono (2012) faktor yang mempengaruhi penilian kinerja tersebut terdiri
dari empat aspek yakni sebagai berikut :
1. Hasil Kerja
besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya dan berapa besar kenaikannya, misalkan,
omset pemasaran, jumlah keuntungan dan total perputaran aset dan lain-lain.
2. Perilaku
Yaitu kemahiran dan penguasaan karyawan sesuai tuntutan jabatan, pengetahuan, ketrampilan
4. Komperatif
Yaitu membandingkan hasil kinerja karyawan dengan karyawan lainnya yang selevel
dengan yang bersangkutan, misalnya sesama sales berapa berapa besar omset penjualan
Indikator Kinerja
1. Target
Target merupakan indikator terhadap pemenuhan jumlah, pekerjaan, atau jumlah uang
yang dihasilakan.
2. Kualitas
Kualitas terhadap hasil yang dicapai, dan ini adalah elemen penting, karena kualitas
3. Waktu Penyelesaian
Penyelesaian yang tepat waktu dan atau penyerahan pekerjaan menjadi pasti. Ini adalah
modal untuk membuat kepercayaan pelanggan. Pengertian pelanggan disini berlaku juga
terhadap layanan pada bagian lain dilingkup internal perusahaan atau oganisasi.
4. Taat Asas
Tidak saja harus memenuhi target, kualitas dan tepat waktu tetapi juga harus dilakukan
Disiplin kerja para karyawan memang sangat penting. Disiplin kerja ialah hal yang
seharusnya tertanam dalam diri tiap-tiap karyawan, karena hal ini akan menyangkut
tanggung jawab moral karyawan tersebut terhadap tugas dan kewajibannya. Dengan
disiplin yang baik maka pencapaian tujuan organisasi akan segera tercapai, tetapi jika
disiplin kerja merosot akan menjadi penghalang dan akan memperlambat pencapaian
tujuan organisasi. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran para karyawan dalam mematuhi
diharapkan oleh organisasi. Oleh karena itu, peraturan disiplin kerja pada
(Hasibuan,2016).
sudah melalui tahapan dengan manajemen kinerja yang baik, dan usaha
Hubungan positif antara disiplin kerja dengan kinerja telah dibuktikan dengan adanya
yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud
tujuan yang maksimal. Kedisplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk menaati peraturan-
Dalam penelitian Ova Nuracto Sofiati, disiplin kerja memberikan pengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan, baik dalam bentuk preventif, korektif dan progresif.55 . Disiplin
kerja pegawai bagian dari faktor kinerja. bahwa salah satu faktor penentu dari efektivitas
agar dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi karena merupakan wujud dari kepatuhan
terhadap aturan kerja dan juga tanggung jawab diri terhadap organisasi atau perusahaan.
Holil dan Sriyanto dalam penelitainnya menyatakan bahwa dari perspektif organisasi, disiplin
kerja dapat dirumuskan sebagai ketaatan setiap anggota organisasi terhadap setiap aturan
yang berlaku didalam organisasi, yang terwujud diberi melalui sikap,perilaku, dan perbuatan
Disiplin sangat berpengaruh pada kinerja pegawai, karena merupakan ketaatan dan kesediaan
untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan. Sikap disiplin harus dimiliki oleh
setiap pegawai tanpa ada rasa keterpaksaan dan juga pengawasan oleh pimpinan organisasi.
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organsasi baik bersifat profid oriented dan non
profid oriented yang dihasilkan selama satu periode tertentu. Kinerja merupakan keluaran
yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikatorindikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
dalam waktu tertentu. Dalam bagan dibawah ini, factor kinerja karyawan meliputi (disiplin
(kepemimpinan, strategi organisasi, visi dan misi, stuktur organisasi, pendidikan dan
Kinerja
Kinerja Pegawai
Organisasi
Kinerja pegawai merupakan hasil sinergi dalam sejumlah faktor (Gambar 2.1) faktor-faktor
tersebut adalah lingkungan eksternal, lingkungan internal organisasi, dan faktor internal
pegawai. Ada hubungan disiplin kerja dengan kinerja pegawai terdapat pada perilaku kerja
yang harus ditingkatkan.59 Disiplin kerja harus dimiliki oleh setiap pegawai agar dapat
mendukung tercapainya organisasi karena merupakan wujud dari kepatuhan terhadap aturan
Metodelogi penelitian
Teknik analisis data ini, menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan ini
informasi hanya mengenai data yang di amati dan tidak bertujuan menguji hipotesis serta
menarik kesimpulan. Tujuannya hanya menyajikan dan menganalisis data agar bermakna dan
komunikatif.
maka analisis eksplanatif menjelaskan pertanyaan penelitian dengan “why”. Pada analisis ini
dibahas mengenai factor-faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya sesuatu peristiwa dan
mengapa demikian.
Pada penulisan proposal ini penulis melakukan penelitian hotel yang berlokasi di Jl. Gaja
Mada-Soe Kobelete, Soe Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini
meliputi Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hotel Bahagia 2 Soe.
Menurut (Sugiyono) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan peneliti
dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel merupakan bagian dari populasi penelitian yang
digunakan untuk memperkirakan hasil dari suatu peneliti. Teknik pengumpulan sampel
adalah sebagian dari metodologi statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan
sampel. Sedangkan menurut (Akunto), apabila populasinya kurang dari 100, maka seluruhnya
1. Data primer yaitu sumber data yang diperoleh dari hasil interviu dan observasi
dengan pihak Hotel Bahagia 2 Soe Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi
2. Data sekunder yaitu sumber data yang diperoleh sumber-sumber lain dengan
modal usaha dan lama usaha terhadap jumlah tenaga kerja industri kecil meubel
di Jl. Gaja Mada-Soe Kobelete, Soe Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur.
Y=b0 +b1X1+b2X2+b3X3+e
Keterangan:
b0
b1
X1
b2
X2
b3
X3
3.6.2UjiStatistik
terhadapjumlahtenagakerjadigunakankriteriastatistikberikut:
a.UjiStatistikF:
Menurut(Gujarati)untuk mengujiadanyapengaruhkeuntungan,
modalusahadanlamausahasecarabersama– samaterhadapjumlahtenagakerja
digunakananalisisstatistikujiFsebagaiberikut:
2
F= R / (k-1) (1-
R2)/(n–k–1)
Keterangan:
R2 = koefisiendeterminasi
k = banyaknyavariabel
n = jumlahsampel
b. UjiStatistikt:
bi = koefisienregresi
Si = standarerror
2
c. KoefisienDeterminasiBerganda(R )
lama usaha terhadap jumlah tenaga kerja digunakan analisis statistik koefisien
berganda(Gujarati)sebagaiberikut:
2
Keterangan: R = ESS TS
R2 =
koefisiendeterminasi ESS =
jumlahkuadratregresi TSS=
totaljumlahkuadrat
RSS = jumlahkuadratkesalahanpengganggu
3.6.3UjiEkonometrika.
a. UjiMultikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji model regresi apabila terdapat
sehinggasulituntukmemisahkan pengaruhantaravariabel–variabelbebasitu
secaraindividu.
dengan melihat hasil tolerance dan nilai VIF. Kedua ukuran ini
olehjumlahtenagakerjadenganmenggunakankriteriasebagaiberikut(Gujarati):
1. jikanilaitolerance <0,10dannilaiVIF>10makahasilregresiberganda
antarakeuntungan,modalusahadanlamausahaterjadikolinieritasbergan
da.
2. jikanilaitolerance >0,10dannilaiVIF<10makahasilregresiberganda
b. UjiHeteroskedastisitas
2
Uji heteroskedastisitasdigunakanuntuk mengetahuiapakankesalahanR = ESS TS
menggunakanmetodeGlejser.Glejsermengusulkanuntuk meregresikannilai