DISUSUN OLEH:
Sumber daya manusia (SDM) dalam suatu system operasi perusahaan merupakan
salah satu pasar modal, memegang suatu peran yang penting dalam mencapai tujuan
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengelola dan mengembangkan SDM
dengan baik. Sebab kunci sukses suatu perusahaan bukan hanya pada keunggulan
teknologi dan tersedianya dana saja. Akan tetapi faktor manusia manusia merupakan
faktor yang penting pula.
Sumber daya manusia memegang peran penting dalam suatu kegiatan perusahaan,
meskipun peran dan fungsi dari tenaga kerja lebih banyak digantikan dengan teknologi
yang semakin canggih. Tetapi pada kenyataannya sampai saat ini tenaga kerja masih
menjadi factor yang penting dalam menentukan jalannya proses produksi. Maka dari itu
setiap perusahaan menghendaki agar setiap tenaga kerja dapat bekerja secara efektif dan
efisien.
Dalam budaya organisasi mengacu pada budaya yang berlaku dalam
perusahaan,karena pada umumnya perusahaan itu dalam bentuk organisasi,yaitu kerja
sama antara beberapa orang yang membentuk kelompok atau satuan kerja sama tersendiri
Budaya organisasi tiak dapat dilihat oleh mata, tapi bisa dirasakan melalui perilaku para
anggota atau cara berpikir, merasa, menanggapi dan menuntut para anggota organisasi
dalam mengambil keputusanataupun dalam kegiatan lainnya. Budaya organisasi juga
tidak terlepas dari motivasi kerja dalam suatu perusahaan.
Motivasi kerja dapat dikatakan sebagai penggerak maupun dorongan yang dapat
memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu mengubah tingkah laku individu
untuk menuju pada hal yang lebih baik. Motivasi kerja meliputi usaha untuk mendorong
atau memberikan semangat kepada pegawai dalam bekerja. Pada hakikatnya motivasi
kerja adalah untuk menggerakan dan mengarahkan pegawai dalam bekerja sehingga
mencegah terjadinya hambatan, kesalahan dan kegagalan dalam bekerja.
Sumber daya manusia merupakan motor penggerak dalam sebuah perusahaan,
tanpa sumber daya manusia maka perusahaan tidak akan dapat beroperasi. Dan sumber
daya manusia juga merupakan faktor yang mempengaruhi perkembangan suatu
perusahaan.Dan didukung pula oleh sumber daya manusianya yang mampu bekerja keras
propesional, sadar akan tanggung jawabanya dan mempunyai produktivitas yang tinggi.
Untuk mencapai produktivitas yang tinggi bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan.
Faktor yang sangat penting untuk pencapaian produktivitas yang tinggi adalah dengan
pelaksanaan budaya organisasi yang baik dan disiplin kerja yang baik pula dari para
karyawannya, karena hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menjadi penentu
keberhasilan dan kemajuan dalam pencapaian tujuan. (Sedarmayanti,2001). Salah satu
tujuan organisasi adalah peningkatan budaya organisasi merupakan kepribadian yang ada
pada organisasi, pada banyak organisasi peran budaya organisasi sangat menonjol, karena
membentuk karakter organisasi secara anggota organisasi melakukan pekerjaannya.
(Widjaja, 2001).
PT. PLN (Persero) Area Pekanbaru Rayon Kota Timur merupakan salah satu
cabang dari PT. PLN (Persero) Wilayah Riau dan Kepulauan Riau. PT. PLN (Persero)
Area Pekanbaru Rayon Kota Timur merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang mengurusi semua aspek kelistrikan yang ada didaerah Pekanbaru
khususnya kota Timur dan merupakan salah satu cabang yang banyak terdapat pelanggan.
Melihat pertumbuhan dan kemajuan ekonomi sangat pesat khususnya di daerah PT.PLN
(Persero) Area Pekanbaru Rayon Kota Timur dan secara tidak langsung menuntut PT.
PLN (Persero) Area Pekanbaru Rayon Kota Timur untuk dapat menyediakan kebutuhan
listrik serta memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggan yang ada di Area
Pekanbaru Rayon Kota Timur
1. Apakah terdapat hubungan Budaya Organisasi dengan motivasi kerja pada suatu
perusahaan?
2. Apakah terdapat hubungn Budaya organisasi dengan Disiplin kerja pada suatu
perusahaan?
3. Apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara Motivasi kerja dengan Kinerja
karyawan dalam suatu perusahaan?
V. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam melakukan penelitian ini penulis dapat membahasnya dalam enam bab yang
antara lain yaitu :
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam bab ini, menulis akan mengungkapkan tentang latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sitematika penulisan.
Dalam bab ini, akan diuraikan teori-teori yang mendukung penelitian yang terdiri dari,
pengertian Budaya organisasi, pengertian Budaya organisasi, pengertian Disiplin kerja,
pengertian kinerja karyawan, faktor-faktor yang mempengaruhi Disiplin kerja, faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja, indikator yang mempengaruhi Disiplin kerja, indicator yang
mempengaruhi Budaya organisasi, jurnal, kerangka pemikiran dan hipotesis.
Menguraikan tentang, objek penelitian, populas dan sampel, tehnik pengambilan sampel,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, identifikasi dan operasionalisasi variabel
serta analisis data.
Pada bab ini berisikan tentang sejarah singkat perusahaan, Struktur organisasi dan
indicator Budaya organisasi,Disiplin kerja,Motivasi kerja dan Kinerja karyawan
Pada bab ini adalah bab terakhir yang akan membuat suatu kesimpulan dari hasil
penelitian tersebut dan akan memberikan saran-saran atas hasil tersebut.
Telaah Pustaka
1. Budaya Organisasi
Menurut pendapat Kotter dan Heskett, Budaya organisasi adalah “keseluruhan dari
kepercayaan, norma, sikap, dan praktik-praktik yang melekat pada suatu organisasi dan yang
membedakannya dari organisasi lain”.
Menurut pendapat Peters dan Waterman, Budaya organisasi adalah “keseluruhan dari
nilai-nilai, tradisi, dan keyakinan yang menentukan bagaimana organisasi tersebut bekerja
dan mencapai tujuannya”.
Menurut pendapat Deal dan Kennedy menyatakan bahwa budaya organisasi adalah
“keseluruhan dari keyakinan, norma, dan tradisi yang diterima oleh anggota suatu organisasi
dan yang menentukan bagaimana organisasi tersebut berperilaku”.
Robbins (2001) menyatakan riset paling baru mengemukakan tujuh karakteristik primer yang
sama-sama menangkap hakikat dari suatu budaya suatu organisasi yaitu:
1. Inovasi dan pengambilan resiko, sejauh mana karyawan didorong untuk inovatif dan
mengambil resiko
2. Perhatian, sejauh mana karyawan diharapkan memperlihatkan prestasi, analisis dan
perhatian kepada rincian.
3. Orientasi hasil, sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
4. Orientasi orang, sejauh mana manajemen memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-
orang di dalam organisasi itu
5. Orientasi tim, sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, bukannya
individu-individu.
6. Keagresifan, sejauh mana orang-orang itu agresif dan bukannya santai-santai.
7. Kemantapan, sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo
dari pada pertumbuhan.
2. Disiplin Kerja
1) Taat terhadap aturan waktu, dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang, dan jam istirahat
yang tepat waktu sesuai dengan aturan yang berlaku di perusahaan.
2) Taat terhadap peraturan perusahaan, peraturan dasar tentang cara berpakaian, dan
bertingkah laku dalam pekerjaan.
3) Taat terhadap aturan perilaku dalam pekerjaan, ditunjukan dengan caracara melakukan
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan jabatan, tugas, dan tanggung jawab serta cara
berhubungan dengan unit kerja lain.
4) Taat terhadap peraturan lainnya diperusahaan, aturan tentang apa yang boleh dan apa
yang tidak boleh dilakukan oleh para pegawai dalam perusahaan.
5) Pengukuran waktu secara efektif dengan indikator ketaatan dan ketepatan,
6) Tanggung jawab dalam pekerjaan dan tugas dengan indikator sebagai berikut motivasi,
loyalitas, pekerjaan, dan pakaian
3. Kinerja
Menurup Amstrong, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan pekerjaan yang ditampilkan setiap orang
sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam
perusahaan.
Menurut Gilbert, kinerja adalah apa yang dapat dikerjakan oleh seseorang sesuai
dengan tugas dan fungsinya. Bahwa kinerja (performance) merupakan hasil kerja yang
ditampilkan atau penampilan kerja seorang karyawan
Menurut Levinson, dilansir dari buku Manajemen Sumber Daya Manusia oleh
Marwansyah, Levinson menjelaskan, kinerja adalah pencapaian atau prestasi seseorang
berkenaan dengan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja merupakan hasil-hasil
fungsi pekerjaan atau kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang
dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu
tertentu.
Menurut Anwar Prabu Mangkunegara, kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
b. Indikator Kinerja
Indikator Kinerja Karyawan menurut Priansa (2018: 271) menyatakan bahwa indikator
kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan dimensi:
4. Motivasi Kerja
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik, bernapas, dan
sexual. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini pemimpin perlu memberikan gaji yang
layak kepada pegawai.
2. Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan perlindungan dari ancaman, bahaya, dan
lingkungan kerja. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini, pemimpin perlu memberikan
tunjangan kecelakaan, perumahan, dan dana pensiun.
3. Kebutuhan sosial atau rasa memiliki, yaitu kebutuhan untuk diterima dalam kelompok
unit kerja, berafiliasi, berinteraksi, serta rasa dicintai dan mencintai. Dalam hubungan
dengan kebutuhan ini, pemimpin perlu menerima eksistensi/keberadaan pegawai sebagai
anggota kelompok kerja, melakukan interaksi kerja yang baik, dan hubungan kerja yang
harmonis Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihormati, dihargai oleh orang
lain. Dalam hubungan dengan kebutuhan ini, pemimpin tidak boleh sewenang-wenang
memperlakukan pegawai karena mereka perlu dihormati, diberi penghargaan terhadap
prestasi kerjanya
PENELITIAN TERDAHULU
HASIL
NO NAMA JUDUL JURNAL PERSAMAAN PERBEDAAN PENELITIAN
BUDAYA
ORGANISASI
MOTIVASI KINERJA
KERJA KARYAWAN
DISIPLIN
KERJA
Secara empiris, hasil kajian ini mendukung penelitian Aryati (2009), Adhi, et al.(2013),
dan Juliningrum (2013) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja. Apabila budaya organisasi ditingkatkan,maka akan
mengakibatkan peningkata motivas kerja karyawan dan sebaliknya, apabila budaya organisasi
diturunkan,maka akan mengakibatkan penurunan motivasi kerja karyawan
Dalam penelitian (Shina et al. (2010), Patnaik (2011), dan Guo et al. (2014) Budaya
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan, dimana semakin
kondusif antara atasan dan bawahan, karyawan dengan sesama karyawan serta dukungan
lingkungan manajemen perusahaan maka semakin meningkatkan rasa nyaman dalam lingkungan
organisasi, sehingga dapat mendorong motivasi kerja karyawan.
Shina et al. (2010), Patnaik (2011), dan Guo et al. (2014) menyimpulkan bahwa budaya
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan, dimana semakin
kondusif antara atasan dan bawahan, karyawan dengan sesama karyawan serta dukungan
lingkungan manajemen perusahaan maka semakin meningkatkan rasa nyaman dalam lingkungan
organisasi, sehingga dapat mendorong motivasi kerja karyawan.
Cemal et al. (2012) menyaakan motivasi kerja adalah proses penentuan seberapa banyak
tindakan atau usaha yang dicurahkan dalam melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan. Dimana
motivasi yang rendah membuat karyawan memiliki kinerja yang buruk dan sebaliknya motivasi
yang tinggi akan membuat karyawan mempunyai kinerja yang optimal.
Shina et al. (2010), budaya organisasi itu sendiri dapat membantu kinerja karyawan, karena
mampu menciptakan motivasi kerja bagi karyawan untuk memberikan kemampuan yang terbaik
dalam memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan oleh perusahaan.
1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan antara disiplin kerja dan motivasi kerja secara
bersama-sama terhadap produktivitas kerja karyawan di KP-RI Mekkar Kecamatan
Kutoarjo Kabupaten Purworejo.
2. Berdasarkan uraian tentang disiplin kerja, dan motivasi kerja akan mudah dimengerti
bahwa manusia sebagai tenaga kerja atau karyawan adalah faktor utama dalam
penentuan dan pencapaian tujuan suatu organisasi.
Menurut Indriyani dan Wisnu (2010) bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan, dimana budaya yang semakin kuat akan memberikan arah,
nilai-nilai, dan norma-norma bagi karyawan dalam organisasi untuk melaksanakan tugas dan
pekerjaan, sehingga kinerja karyawan semakin meningkat. Selain budaya organisasi berpengaruh
terhadap kinerja karyawan, budaya organisasi juga berpengaruh terhadap motivasi kerja.
Menurut (Khaliq, 2015; Aziz, 2018; Suharto & Nusantoro, 2018; Rosyidah, Fadah &
Tobing, 2018) Hubungan budaya organisasi dengan Kinerja Karyawan. Hasil analisis regresi
linier berganda menunjukkan bahwa budaya organisasi dapat mempengaruhi secara positif
terhadap kinerja karyawan. Hal ini mengkonfirmasikan faktor-faktor dari budaya organisasi
sebagai sekumpulan nilai-nilai yang diyakini bersama dapat menjadi pengikat organisasi dengan
karyawan. Ikatan yang kuat ini dapat memotivasi karyawan untuk memberikan daya dan
upayanya secara maksimal sehingga kinerja karyawan dapat menjadi maksimal. Hasil temuan ini
sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa budaya organisasi mempengaruhi kinerja karyawan
Hasil Penelitian penelitian yang dilakukan (Ainanur & Tirtayasa, 2018) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karywan. Artinya
semakin baik budaya orgniasi maka semakin meningkatkan kinerja karyawan. Budaya
organisasional dalam sebuah organisasi biasanya dikaitkan dengan nilai, norma, sikap, dan etika
kerja yang dipegang bersama oleh setiap komponen organisasi.
Shina et al. (2010), budaya organisasi itu sendiri dapat membantu kinerja karyawan, karena
mampu menciptakan motivasi kerja bagi karyawan untuk memberikan kemampuan yang terbaik
dalam memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan oleh perusahaan.
Menurut Yanti Komala Sari (2014) hasil penelitian membuktikan aspek disiplin tidak
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Patra Komala.
Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas
yang diberikan kepadanya. Disiplin lebih banyak bersumber dari dalam diri pegawai itu
sendir, seperti mentaati semua peraturan yang ada di dalam perusahaan, menyelesaikan
tugas tepat waktu, dan melakukan absensi saat memulai bekerja maupun selesai bekerja.
Sehingga semakin tinggi disiplin kerja karyawan akan meningkatkan kinerja karyawan
Menurut Ery Teguh Prasetyo (2019) menunjukkan bahwa kedisiplinan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila disiplin
kerja karyawan ditingkatkan akan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan. Hasil
penelitian yang dilakukan Ni Luh Sekartini(2016), juga mendukung dan menunjukkan disiplin
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Artinya bahwa jika disiplin kerja
karyawan semakin baik maka kinerja karyawan semakin baik pula, namun secara signifikan
mempengaruhi naiknya kinera karyawan.
Menurut (Supardi, 1989:63) dalam teori motivasi terhadap kinerja karyawan terdapat dua
faktor. Faktor motivator antara lain : keberhasilan pelaksanan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri,
tanggung jawab, dan pengembangan sedangkan faktor hygiene antar lain: kebiijakan dan
administrasi, supervisi perusahaan, hubungan antar pribadi, dan gaji / upah. Cara yang tepat
memotivasi seseorang, menurut Herzberg, adalah mengatur pekerjaan sedemikian rupa sehingga
orang itu memperoleh keberhasilan dengan melakukan pekerjaan itu. Selanjutnya dengan
melaksanakan pekerjaan itu, orang tersebut termotivasi untuk terus berusaha memenuhi cita-
citanya dalam rangka upaya mencapai kebutuhan tingkat yang lebih tinggi.
Menurut Hakim (2006) menyebutkan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan
yaitu faktor motivasi, dimana motivasi merupakan kondisi yang menggerakan seseorang
berusaha untuk mencapai tujuan atau mencapai hasil yang diinginkan. Terbentuknya motivasi
yang kuat, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari
pekerjaan yang dilaksanakannya. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan motivasi yang dimiliki
oleh karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya akan memberikan peningkatan terhadap
kinerjanya.
Menurut penelitian (Taurisa & Ratnawati, 2012) yang menyatakan budaya organisasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan seperti teori yang sudah ada yang
menyatakan bahwa budaya organisasi berfungsi sebagai inti dari organisasi karena disana
terdapat filosofi, misi dan visi organisasi yang jika diinternalisasikan oleh semua anggota
organisasi akan menjadi kekuatan bagi organisasi tersebut untuk bersaing atau berkompetensi.
Dari penelitian Singodimedjo dalam Sutrisno 2009 dalam (Ilahi et al., 2017) berdasarkan
studi empiris dilapangan, kedisiplinan yang terwujud memberikan pengaruh yang besar
terhadap motivasi karyawan dalam bekerja. Dengan adanya tingkat kedisiplinan yang tinggi serta
sanksi dan promosi yang menyertai kedisiplinan tersebut memberikan semangat terhadap
karyawan agar tidak mendapat sanksi atau mengharapkan promosi dalam pekerjaannya.
Dan ditunjukkan dengan adanya kedisiplinan karyawan yang meningkat, karyawan semakin
semangat dalam bekerja dan datang tepat waktu. Salahsatu yang mempengaruhi disiplin kerja
adalah kompensasi, dan dari adanya kompensasi tersebut menjadikan motivasi dalam diri
karyawan.
Menurut Suriani (2018) bahwa secara simultan budaya organisasi dan Disiplin Kerja
berpengaruh terhadap Motivasi Kerja. Dengan demikian bahwa variabel Disiplin Kerja dapat
meningkatkan Motivasi. Peningkatan dari budaya organisasi dan Disiplin Kerja akan
memberikan peningkatan Motivasi Kerja pegawai.
Berdasarkan penelitian Meutia et al.2019 budaya organisasi dan disiplin kerja berpengaruh
secara positif terhadap kinerja karyawan, hal ini mengonfirmasikan beberapa faktor budaya
organisasi yang merupakan sekumpulan nilai dan diyakini bersama dapat menjadi pengikat
organisasi dengan karyawan. Hal ini dapat memotivaasi karyawan untuk memberikan aya serta
upayanya dengan maksimal, sehngga kinerja karyawan dapat menjadi maksimal.
Menurut Robbins (2010) Selain disiplin kerja, salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai adalah budaya organisasi. budaya organisasi mencerminkan sifat-sifat dan ciri-ciri yang
dirasa terdapat dalam lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang dilakukan
secara sadar atau tidak, dan dianggap mempengaruhi perilaku serta kepribadian organisasi.
Menurut Melville Herskowitz dalam Kusdi (2011) mengemukakan bahwa budaya organisasi
adalah sebuah struktur yang menggambarkan keyakinan, perilaku, pengetahuan, sanksi, nilai-
nilai yang mengatur cara hidup anggota – anggota organisasi.
Berdasarkan beberapa para ahli dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah persepsi
bersama yang dianut oleh angggota organisasi sebagai suatu sistem nilai organisasi yang dianut
oleh anggota organisasi,yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan disiplin kerja anggota
organisasi, sehingga sistem nilai atau sistem makna tersebut mampu membedakan kinerja
karyawan satu dengan yang lainnya.
VIII. HIPOTESIS
Berdasarkan pada perumusan masalah dan landasan teori, maka penulis merumuskan hipotesis
dalam penelitian ini yaitu:
Lokasi penelitian ini penulis laksanakan pada PT. PLN (Persero) Area Pekanbaru Rayon
Kota Timur Jl. Dr. Soetomo No 69. Objek penelitian adalah mengenai Pengaruh Budaya
Organisasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Kantor pada PT. PLN
(Persero) Area Pekanbaru Rayon Kota Timur Jl. Dr. Soetomo No 69.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan pada PT. PLN (Persero) Area
Pekanbaru Rayon Kota Timur yang berjumlah 82 orang. Teknik pengambilan sampel ditentukan
dengan sensus (seluruh populasi dijadikan sampel),sejumlah 41 orang sedangkan yang menjadi
key informant adalah Human Resources Development (HRD) dan karyawan PT .PLN (Persero)
Area Pekanbaru Rayon Kota Timur.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengumpulan
Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode
kuesioner dan wawancara. Skala pernyataan yang digunakan adalah skala likert. Skala likert
adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat persetujuan
terhadap atau ketidak setujuan terhadap masing-masing dari serangakaian pernyataan mengenai
objek stimulus dalam pengukurannya setiap item skala mempunyai bobot 1 sampai dengan bobot
5 skala likert.
Definisi Operasional
Dalam penelitian ini data dianalisis secara deskriptif dan kuantitatip. Untuk analisis
kautitatif dicari menggunakan bantuan program SPSS. Untuk menguji hipotesis dilakukan uji
validitas, reliabilitas, analisis regresi linear sederhana dan berganda, uji koefisien determinasi, uji
t dan uji F
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pola kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghazali, 2012:45). Dalam pengujian yang dilakukan peneliti
untuk menghasilkan kualitas data layak atau tidak layaknya suatu data yang diangkat maka
peneliti mengaitkan data, faktor dengan metode validitas yaitu korelasi antara skorbutir
pertanyaan dengan total skor kontruk atau variabel, masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat
kevalidanya dari corrected item total correlation. Untuk menentukan suatu instrument penelitian
valid atau tidak dapat, maka dapat dilakukan dengan membandingkan antara hasil r hitung
dengan r tabel pada taraf signifikan (0,05) dan df (n-k-1). Criteria pengujiannya adalah:
2) Jika r hitung < r tabel, maka instrument penelitian adalah tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji realiabilitas dilakukan dalam sebuah penelitian dengan maksud untuk mengetahui
seberapa besar tingkat keabsahan sehingga dapat menghasilkan data yang memang benar-benar
sesuai dengan kenyataan dan dapat digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. (Ghozali,
2012:41).
Kuesioner dikatakan andal (reliabel) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji coba terhadap butir pertanyaan yang valid
dilakukan untuk mengetahui keandalan butir pertanyaan tersebut dengan bantuan program SPSS.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS.
Adapun langkah-langkah dalam analisis data ini meliputi:
Deskripsi data ini menyajikan keadaan data masing-masing variabel penelitian, seperti
skor rata-rata (mean), media, modus, standar deviasi, tabel distribusi frekuensi, gambar
histogram distribusi frekuensi data dan tingkat pencapaian responden masing-masing variabel
penelitian dengan mengunakan analisis skor ideal, yaitu:
b. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik uji t dan uji f. Uji t digunakan untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.
Sementara uji f guna melihat signifikan atau tidaknya pengaruh Budaya organisasi,Disiplin kerja
dan Motivasi terhadap Kinerja karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Ec. Nurmansyah SR, B. M. (2010). Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik.
Pekanbaru: Unilak Press.
Drs. Ec. Nurmansyah SR, B. M. (2023). Metodologi Riset Manajemen Bisnis. Pekanabaru:
Unilak Press.
PURBA, Deni Candra; LENGKONG, Victor PK; LOINDONG, Sjendry. Analisis pengaruh
kepuasan kerja, motivasi kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada
perusahaan umum percetakan negara republik indonesia cabang manado. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 2019, 7.1.
SUTORO, Sutoro. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja Pegawai BPSDM
Provinsi Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 2020, 20.1: 104-112.
MUIS, Muhammad Ras; JUFRIZEN, J.; FAHMI, Muhammad. Pengaruh budaya organisasi dan
komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Jesya (Jurnal Ekonomi dan Ekonomi
Syariah), 2018, 1.1: 9-25.
SARI, Nike Ningsih Purnama; KASMIRUDIN, Kasmirudin. Pengaruh Budaya Organisasi dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Kantor Pada PT. PLN (Persero) Area
Pekanbaru Rayon Kota Timur. 2017. PhD Thesis. Riau University.
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Sdr/I Responden
Saya adalah Mahasiswi dari Universitas Lancang Kuning Fakultas Ekonomi dan Bisnis
yang sedang melakukan penelitian mengenai “pengaruh budaya organisasi dan disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja” dalam rangka menyelesaikan tugas
Metodologi Penelitian saya. Saya sangat memahami bahwa waktu ada sangat berharga. Namun
demikian, saya sangat mengharapkan kesediaan anda untuk meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner ini dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Data Responden
Nama : …………
Umur : …………
Email : ………….
Petunjuk pengisian
1. Daftar pertanyaan di bawah ini hanya semata-mata untuk data penelitian dalam rangka
penyelesaian studi.
3. Pilihlah jawaban yang menurut anda sesuai pada pertanyaan di bawah ini.
1. Budaya Organisasi
No Pertanyaan SS S TS
2. Disiplin kerja
No Pertanyaan SS S TS
1. Setiap karyawan harus berusaha untuk
melaksanakan tugas sesuai dengan posisi dan
fungsinya
2. Suasana kerja sangat mempengaruhi anda dalam
melaksanakan pekerjaan
3. Disiplin dalam peraturan jam masuk dan jam
pulang diperusahaan harus efektif bagi karyawan
4. Atasan akan memberikan teguran apabila pekerjaan
tidak dapat diselesaikan
5. Sistem pendataan kehadiran suatu perusahaan harus
efektif
3. Kinerja karyawan
No Pertanyaan SS S TS
1. Suksesnya suatu perusahaan akan bergantung pada
kinerja karyawan
2. Penghargaan dalam pencapaian atau prestasi yang
didapat sangat penting dalam meningkatkan kinerja
karyawan
3. Memiliki basis pengetahuan yang luas. Berusaha
untuk mengikuti trend dan perkembangan yang ada
4. Karyawan harus memiliki pemahaman yang jelas
tentang apa yang diharapkan dari mereka dan
bagaimana pekerjaan mereka berkonstribusi
terhadap tujuan perusahaan
5. Kryawan berusaha mengeluarkan kemampuan
terbaik nya untuk suatu perusahaan
4. Motivasi kerja
No Pertanyaan SS S TS
1. motivasi kerja adalah sesuatu yang harus dibangun
dengan kepribadian atau karakter yang baik, karena
dorongan motivasi kerja yang didasarkan dengan
adanya prinsip serta alasan yang salah akan
mengakibatkan suatu kerugian secara pribadi
maupun organisasi
2. Motivasi kerja sangat berpengaruh pada suatu
perusahaan
3. Motivasi kerja dipengaruhi oleh faktor pribadi
seperti nilai,kebutuhan dan aspirasi individu.
4. Suasana kerja yang positif,kolaboratif, dan
mendukung dapat meningkatkan motivasi
5. Motivasi tidak diperlukan dalam suatu organisasi
agar karyawan tetap bekerja dengan baik