Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS PENGARUH ​BUDAYA DAN KEPRIBADIAN ​KARYAWAN

TERHADAP ​FUNGSIONALISME​ PERUSAHAAN PLN TARAKAN

KU4184 - ANTROPOLOGI

Disusun oleh :
Kelompok 3

Frietz Noor Abraham 10118008


Mita Nur Fadila 10718027
Dale Tandersen 12519073
Asif Hummam Rais 13517099
I Made Ngurah Chandra Marutha 18018022
Sabila Hikmatul A'la 19018109

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


BANDUNG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perusahaan adalah lembaga yang organisir dengan tujuan untuk memperoleh


keuntungan. Perusahaan mempunyai fungsi esensial untuk mencapai tujuan, fungsi produk,
fungsi pemasaran, fungsi keuangan, dan fungsi personalia yang merupakan fungsi-fungsi
yang saling berkaitan satu dengan yang lain, salah satu contohnya adalah fungsi personalia
sebagai salah satu fungsi perusahaan yang berhubungan erat dengan fungsi produk.
Pada zaman sekarang ini, dapat diketahui dengan jelas bahwa terdapat sangat banyak
perusahaan dengan berbagai bidang di Indonesia maupun di dunia. Perusahaan-perusahaan
itu, tentu saja, tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya pekerja-pekerja yang bekerja
sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut dibangun, salah satu tujuan utamanya, yaitu
memperoleh keuntungan. Pada setiap perusahaan, biasanya, memiliki nilai atau budaya yang
secara unik dimiliki oleh perusahaan tersebut. Budaya-budaya tersebut dipengaruhi oleh
pemimpin dan juga orientasi dari perusahaan terkait.
Karyawan pada suatu perusahaan sangat penting karena berperan sebagai sumber
daya manusia yang sangat dibutuhkan untuk menentukan kesuksesan berdirinya suatu
perusahaan tersebut. Saat melakukan pekerjaannya, karyawan diminta untuk memenuhi
kompetensi yang telah ditetapkan perusahaan agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan
perusahaan tersebut. Namun, ada beberapa perusahaan yang tidak dapat meningkatkan
fungsionalismenya sehingga tujuan dari perusahaan tersebut tidak tercapai secara optimal.
Oleh karena itu, perlu diketahui apakah budaya dan kepribadian karyawan serta nilai orientasi
budaya dapat berpengaruh terhadap fungsionalisme perusahaan.

1.1.1. Das Sollen


Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan, terdapat pasal 1 ayat 10 yang berbunyi “Kompetensi kerja adalah
kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan”. Berdasarkan pasal tersebut,
fungsionalitas perusahaan dapat tercapai apabila setiap karyawannya memiliki kompetensi
kerja yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Standar ini dapat berbeda-beda di
setiap perusahaan karena budaya yang berkembang dan yang dijadikan sebagai pedoman di
setiap perusahaan juga berbeda-beda.
Dalam mencapai fungsionalitas perusahaan, perusahaan harus dapat mensejahterakan
karyawan-karyawan supaya tingkat produktivitas karyawan dapat meningkat. Hal ini sesuai
dengan pasal 1 ayat 31, pada Undang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2003 tentang ketenagakerjaan, yang berbunyi “ Kesejahteraan pekerja/buruh adalah suatu
pemenuhan kebutuhan dan/atau keperluan yang bersifat jasmaniah dan rohaniah, baik di
dalam maupun di luar hubungan kerja, yang secara langsung atau tidak langsung dapat
mempertinggi produktivitas kerja dalam lingkungan kerja yang aman dan sehat”. Oleh karena
itu, untuk mencapai kompetensi kerja yang sesuai standar dan kesejahteraan karyawannya
perusahaan dapat melakukan hal yang tercantum pada Undang Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, tepatnya pada Bab V pasal 9, yang
berbunyi “Pelatihan kerja diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali, meningkatkan,
dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas, dan
kesejahteraan”.
Selain itu, meningkatkan kompetensi kerja dan kesejahteraan karyawan guna
mencapai fungsionalitas perusahaan juga harus dibarengi dengan pemberian upah yang sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini terdapat pada Undang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pasal 88
ayat 4 yang berbunyi “Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) huruf a berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas
dan pertumbuhan ekonomi”.

1.1.2. Das Sein

Di era sekarang ini, para pebisnis dituntut untuk mampu bersaing dalam berbagai
bidang. Selain itu, para pebisnis juga harus berani mengambil resiko untuk mencoba hal baru
di berbagai peluang bisnis dan usaha. Pertumbuhan atau perluasan bisnis ke arah yang lebih
maju dan besar merupakan salah satu tujuan utama dari setiap pebisnis. Karena dapat
dipastikan akan seiring pula dengan meningkatnya pendapatan dan keuntungan yang
diraihnya. Berikut ini ada beberapa ide yang cukup membangun dan dapat memotivasi
pemikiran baru, guna mendapatkan gagasan tentang bagaimana cara yang paling rasional
dalam mengembangkan bisnis dan usaha.
- Menambah Produk dan Layanan Jasa
- Melakukan Penjualan yang Lebih Besar
- Memperluas Industri yang telah Dikuasai
- Target Mencapai Konsumen Baru
- Mengambil Peluang Bisnis Lain
Selain itu, cara lain untuk meningkatkan fungsionalisme suatu perusahaan adalah
dengan meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawannya. Ada beberapa hal yang bermanfaat
bagi perusahaan ketika tingkat kesejahteraan perusahaannya tinggi, yaitu :
- Meningkatkan Kualitas Perusahaan
- Meningkatkan Hasil Produksi
- Menaikkan Citra Perusahaan
Adapun cara untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah dengan cara sebagai
berikut.
- Mempertahankan Karyawan Berpotensi
- Memberi Reward Bagi Karyawan Berprestasi
- Memotivasi Cara Bekerja Karyawan
- Memberikan Jaminan Kesehatan

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dirangkum
identifikasi masalah yang ditinjau dalam pembahasan berikut.
1. Perusahaan belum mengetahui jenis dan besarnya dampak yang dimiliki oleh karyawan
terhadap fungsionalisme perusahaan.
2. Banyak perusahaan yang fungsionalismenya cenderung tidak meningkat.
3. Perusahaan tidak terlalu memperhatikan budaya yang dimiliki oleh
karyawan-karyawannya.

1.3. Rumusan Masalah


1. Apa pengaruh ​budaya dan kepribadian​karyawan terhadap fungsionalisme perusahaan
PLN Tarakan?
2. Mengapa​ nilai orientasi budaya​berpengaruh terhadap fungsionalisme perusahaan PLN
Tarakan?
3. Bagaimana cara meningkatkan​ fungsionalisme ​perusahaan PLN Tarakan?
1.4. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh budaya dan kepribadian karyawan terhadap fungsionalisme
perusahaan PLN Tarakan.
2. Mengetahui pengaruh nilai orientasi budaya karyawan terhadap fungsionalisme
perusahaan PLN Tarakan.
3. Mengetahui cara-cara untuk meningkatkan fungsionalisme perusahaan PLN Tarakan.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Dengan mengetahui pengaruh budaya dan kepribadian karyawan terhadap fungsionalisme
perusahaan, perusahaan-perusahaan atau organisasi-organisasi diharapkan mampu
membentuk budaya dan kepribadian karyawan/anggotanya yang dapat dijadikan sebagai
kunci untuk mencapai tujuan perusahan atau organisasi tersebut.
2. Memahami pentingnya implementasi nilai orientasi budaya yang baik oleh karyawan
terhadap fungsionalisme perusahaan.
3. Dengan mengetahui cara-cara meningkatkan fungsionalisme perusahaan atau organisasi,
perusahaan atau organisasi diharapkan mampu menekan kerugian yang terjadi.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Teori Rumusan Masalah ke-1


2.1.1 Teori Budaya dan Kepribadian
Teori Kepribadian dan Kebudayaan ini merupakan ilmu dari antropologi dan
psikologi yang digunakan oleh ahli ilmu sosial, J.W.M. Whiting dan I.L. Child (1953), untuk
mengkaji suatu kepribadian seseorang yang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan, dimana
kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang manapun dan tidak hanya
sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang dianggap masyarakat lebih tinggi atau lebih
diinginkan. Kebudayaan menunjuk kepada berbagai aspek kehidupan. Kata itu meliputi
cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan
manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu. Karena itu,
bagi seorang ahli ilmu sosial tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak
berkebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan, bagaimanapun sederhananya
kebudayaan itu dan setiap manusia adalah makhluk berbudaya. Sedangkan, kepribadian
adalah suatu susunan sistem (psikis dan fisik yang berpadu dan saling berinteraksi dalam
mengarahkan tingkah laku) yang kompleks dan dinamis dalam diri seorang individu, yang
menentukan penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya, sehingga akan
tampak dalam tingkah lakunya yang unik dan berbeda dengan orang lain.

2.2.1 Teori Evolusi sosiokultural

Evolusi sosiokultural menurut Sahlin (1960) dan Harris (1968) meliputi seluruh
sistem sosiokultural maupun komponen-komponen yang terpisah. Biasanya, terjadinya
perubahan ​berawal dari suatu komponen dari suatu komponen atau sub komponen dan
perubahan ini menimbulkan perubahan-perubahan pada komponen yang lain​.
Evolusi paralel merupakan evolusi yang terjadi dalam dua atau lebih sosio budaya
atau masyarakat yang berkembang dengan cara yang sama dan dengan tingkat pada dasarnya
sama. Evolusi konvergen terjadi ketika berbagai masyarakat yang semula berbeda
perkembangannya, namun akhirnya mengikuti pola yang serupa kemajuannya. Evolusi
Divergen terjadi ketika berbagai masyarakat yang semula mengikuti banyak persamaan yang
serupa, namun akhirnya mencapai tingkat perkembangan yang jauh berbeda.
2.2. Teori Rumusan Masalah ke-2
2.2.1 Teori Nilai Orientasi Budaya

Dalam karya yang berjudul ​Variations in Value of Orientation (​ 1961)​, ​Florence


Kluckhohn dan F.L. Strodtbeck mengemukakan bahwa setidaknya ada lima hal yang paling
tinggi nilainya dalam kebudayaan manusia, yaitu sebagai berikut.
1. Human nature:​ makna hidup manusia
2. Man-nature: ​makna dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya
3. Time: ​persepsi manusia mengenai waktu
​ asalah makna dari perbuatan manusia
4. Activity: m
5. Relational: h​ ubungan sesama manusia

2.2.2 Teori Difusionisme


Haviland, Prints, Walrath, and Mcbride pada tahun 2011, mendefinisikan ​diffusion
sebagai penyebaran ide, kebiasaan, atau praktik tertentu dari satu budaya ke budaya lain.
Atau dengan kata lain difusionisme adalah distribusi budaya dalam hal asal mula ciri budaya
dan penyebarannya dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Ada 2 perbedaan utama difusionisme sebagai sekolah antropologi yaitu British dan
German. British difusionis seperti G. E. Smith dan W. J. Perry mengatakan bahwa setiap
aspek peradaban (dari teknologi sampai agama) sebenarnya dari Mesir dan kemudian
menyebar ke seluruh penjuru dunia (Ember & Peregrine, 2011). Mereka juga mengatakan
bahwa ‘beberapa budaya justru mengalami degenerasi’. Pandangan ini juga bersifat
etnosentris karena menjadikan Mesir sebagai asal muasal setiap budayanya.
Sedangkan ​German diffusionist percaya bahwa manusia pada umumnya tidak
memiliki inventif dan saling meminjam dari budaya lain. tetapi para difusionis Jerman tidak
percaya bahwa asal muasal budaya hanya berasal dari satu daerah saja. Mereka percaya dulu
ada beberapa pusat budaya dan penyebaran terjadi dari beberapa budaya tersebut. Pandangan
difusionisme Jerman ini disebut juga sebagai ​Kulturkreis ​yang artinya lingkaran budaya.
2.3. Teori Rumusan Masalah ke-3
2.3.1 Teori Fungsionalisme

Akar dari fungsionalisme ditemukan pada karya oleh Herbert Spencer dan Émile
Durkheim. Fungsionalisme mempertimbangkan sebuah budaya sebagai sifat yang saling
terhubung secara penuh, tidak terpisah secara terisolasi. Ibarat manusia memiliki berbagai
organ yang saling berhubungan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, maka
masyarakat adalah suatu sistem bagian-bagian yang saling berhubungan yang membuat
keseluruhan berfungsi secara efisien. Kaum Fungsionalis memeriksa bagaimana fase budaya
tertentu saling terkait dengan aspek budaya lainnya dan bagaimana hal itu mempengaruhi
keseluruhan sistem masyarakat; dengan kata lain, sebab dan akibat.
Teori Fungsionalisme muncul pada 1920-an dan kemudian menurun setelah Perang
Dunia II karena perubahan budaya yang disebabkan oleh perang tersebut. Karena teori
tersebut tidak menekankan pada transformasi sosial, maka digantikan oleh teori lain yang
berkaitan dengan perubahan budaya. Meski begitu, ide dasar Fungsionalisme sudah menjadi
bagian dari akal sehat bagi analisis budaya dalam antropologi. Para antropolog umumnya
mempertimbangkan keterkaitan domain budaya yang berbeda ketika mereka menganalisis
budaya, misalnya, hubungan antara strategi subsistensi dan organisasi keluarga atau agama.
Metode fungsionalisme didasarkan pada kerja lapangan dan pengamatan langsung
terhadap masyarakat. Antropolog harus mendeskripsikan berbagai institusi budaya yang
membentuk suatu masyarakat, menjelaskan fungsi sosialnya, dan menunjukkan kontribusi
mereka terhadap stabilitas masyarakat secara keseluruhan. Pada saat yang sama, pendekatan
fungsionalis ini dikritik karena tidak mempertimbangkan perubahan budaya masyarakat
tradisional.

2.3.2 Struktural-fungsionalisme

Struktural-fungsionalisme adalah bentuk fungsionalisme yang muncul di Inggris


Raya. Antropolog Inggris, A.R Radcliffe-Brown, adalah pendukungnya yang paling
terkemuka. Dalam pendekatan fungsionalisme struktural, masyarakat, kelembagaan dan
perannya merupakan hal yang tepat untuk dipelajari. Ciri-ciri budaya mendukung atau
membantu melestarikan struktur sosial. Pendekatan ini memiliki sedikit minat pada individu,
yang kontras dengan pendekatan yang dianjurkan oleh Bronislaw Malinowski.
Istilah 'fungsionalisme' dan 'struktural-fungsionalis' dan 'isme' sebagai sufiks
masing-masing sekarang cukup stabil dalam maknanya. Namun, beberapa antropolog masih
ada yang menganggap maknanya dapat saling menggantikan.
'Fungsionalisme' adalah istilah yang luas. Dalam arti terluas, ini mencakup
fungsionalisme (didefinisikan secara sempit) dan fungsionalisme struktural. Mayoritas
antropolog menggunakannya terutama dalam arti yang lebih sempit, yaitu untuk merujuk
kepada ide-ide yang terkait dengan Bronislaw Malinowski dan para pengikutnya, terutama
Sir Raymond Firth. Ide-ide tersebut adalah perspektif yang berkaitan dengan tindakan di
antara individu, kendala yang dikenakan oleh lembaga sosial pada individu, dan hubungan
antara kebutuhan individu dengan kepuasan kebutuhan tersebut melalui kerangka budaya dan
sosial.
'Struktural-fungsionalisme' cenderung kurang memperhatikan tindakan atau
kebutuhan individu, dan lebih pada tempat individu dalam tatanan sosial, atau dengan
konstruksi tatanan sosial itu sendiri. Biasanya, istilah ini mengidentifikasi karya A. R.
Radcliffe-Brown dan para pengikutnya. Di Inggris ini termasuk E. E. Evans-Pritchard (dalam
karya awalnya), Isaac Schapera, Meyer Fortes, dan Jack Goody, di antara banyak lainnya.
Namun batas antara struktural-fungsionalisme dan fungsionalisme tidak pernah
tertulis dengan formal dan baku. Beberapa pengikut Radcliffe-Brown tidak
mempermasalahkan istilah 'fungsionalisme'; sedangkan yang lain menggunakan label
'struktural-fungsional' atau 'strukturalisme' untuk membedakan pekerjaan mereka dari
Malinowski. Lebih lanjut lagi, istilah 'strukturalisme Inggris' terdengar pada tahun 1950-an
untuk membedakan Radcliffe-Brownianisme dari Lévi-Straussianisme atau 'strukturalisme
Prancis'.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara kualitatif kepada satu narasumber yang
bekerja di perusahaan PLN Tarakan untuk memperoleh informasi terkait pengaruh budaya
kerja terhadap kinerja karyawannya.

3.2. Pedoman Wawancara

Rumusan Teori Pertanyaan


Masalah

Apa pengaruh Teori Kebudayaan dan 1. Apakah terdapat ​kebudayaan


budaya dan Kepribadian pada perusahaan Anda?
kepribadian
karyawan Teori Kepribadian dan 2. Bagaimana pengaruh
terhadap Kebudayaan ini merupakan ilmu kebudayaan tersebut terhadap
fungsionalisme dari antropologi dan psikologi kepribadian​Anda?
perusahaan yang digunakan oleh ahli ilmu
3. Apakah kepribadian karyawan
PLN Tarakan? sosial, J.W.M. Whiting dan I.L.
mempengaruhi ​hasil ​kerjanya
Child (1953), untuk mengkaji
di perusahaan?
suatu ​kepribadian ​seseorang yang
sangat dipengaruhi oleh 4. Bagaimana cara karyawan
kebudayaan​, dimana kebudayaan dapat melakukan ​penyesuaian
adalah seluruh cara kehidupan dari diri terhadap budaya yang ada
masyarakat yang manapun dan di perusahaan?
tidak hanya sebagian dari cara
hidup itu yaitu bagian yang 5. ​Apa saja ​aspek kehidupan

dianggap masyarakat lebih tinggi yang penting bagi keberjalanan


atau lebih diinginkan. Kebudayaan perusahaan Anda?
menunjuk kepada berbagai ​aspek
kehidupan​. Kata itu meliputi 6. Bagaimana cara Anda untuk
cara-cara berlaku​, menjaga kondisi ​psikis
kepercayaan-kepercayaan dan karyawan baru Anda saat
sikap-sikap​, dan juga ​hasil ​dari mereka beradaptasi dalam
kegiatan manusia ​ yang khas untuk perusahaan Anda?
suatu masyarakat atau kelompok 7. Bagaimana cara Anda untuk
penduduk tertentu. Karena itu, menjaga kesehatan fisik
bagi seorang ahli ilmu sosial tidak karyawan perusahaan Anda?
ada masyarakat atau perorangan
yang tidak berkebudayaan. Setiap 8. Apakah
​ ada perubahan
masyarakat mempunyai cara-cara berlaku
kebudayaan, bagaimanapun Anda/karyawan saat bekerja di
sederhananya kebudayaan itu dan perusahaan?
setiap manusia adalah makhluk
berbudaya. Sedangkan, 9. Apakah ada sebuah
kepribadian adalah suatu susunan kepercayaan tertentu (seperti
sistem (​psikis dan ​fisik yang jika rajin bekerja, akan sukses)
berpadu dan saling berinteraksi yang bisa membuat karyawan
dalam mengarahkan tingkah laku) Anda lebih produktif?
yang kompleks dan dinamis dalam
10. Apa saja sikap-sikap karyawan
diri seorang individu, yang
yang dapat mengganggu sistem
menentukan penyesuaian diri
di perusahaan?
individu tersebut terhadap
lingkungannya, sehingga akan
tampak dalam tingkah lakunya
yang unik dan berbeda dengan
orang lain.

Mengapa nilai Teori Orientasi Nilai Budaya 1. Dari pilihan dibawah ini
orientasi urutkan yang paling penting
budaya Dalam karya yang berjudul berdasarkan pengaruhnya
berpengaruh Variations in Value of Orientation terhadap fungsionalisme
terhadap ​ lorence Kluckhohn dan
(1961)​, F perusahaan; Jelaskan alasan
fungsionalisme F.L. Strodtbeck mengemukakan Anda.
perusahaan bahwa setidaknya ada lima hal - Human nature​: makna
PLN Tarakan? yang paling tinggi nilainya dalam hidup manusia (sifat
kebudayaan manusia, yaitu; manusia)
1. Human nature​: makna hidup
manusia - Man-nature​: m ​ akna dari
2. Man-nature​: m ​ akna dari hubungan manusia dengan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya
alam sekitarnya
- Time​: p​ ersepsi manusia
3. Time​: p​ ersepsi manusia
mengenai waktu
mengenai waktu
4. Activity​: ​masalah makna dari - Activity​: ​masalah makna
perbuatan manusia dari perbuatan manusia
5. Relational​: h​ ubungan sesama
manusia - Relational​: h​ ubungan
sesama manusia

2. Mengapa ​human nature


penting bagi
fungsionalisme perusahaan?
3. Mengapa ​time p​ enting bagi
fungsionalisme perusahaan?
4. Mengapa ​activity p​ enting
bagi fungsionalisme
perusahaan?
5. Mengapa ​relational p​ enting
bagi fungsionalisme
perusahaan?

Bagaimana cara Teori Fungsionalisme 1. Apakah ​berhubungan dengan


meningkatkan setiap karyawan Anda itu
fungsionalisme Akar dari fungsionalisme penting? Jika iya, jelaskan
perusahaan ditemukan pada karya oleh alasan Anda.
PLN Tarakan? Herbert Spencer dan Émile
Durkheim. Fungsionalisme 2. Bagaimana cara Anda
mempertimbangkan sebuah menyusun ​sistem di perusahaan
budaya sebagai sifat yang saling supaya dapat ​berfungsi ​dengan
terhubung secara penuh, tidak baik?
terpisah secara terisolasi. Ibarat
3. Bagaimana cara anda dapat
manusia memiliki berbagai organ
menyatukan budaya perusahaan
yang saling berhubungan dan
anda dengan ​aspek budaya
diperlukan agar tubuh dapat
lainnya yang dimiliki
berfungsi dengan baik, maka
karyawan anda?
masyarakat adalah suatu ​sistem
bagian-bagian yang saling 4. Bagaimana ​strategi subsistensi
berhubungan yang membuat perusahaan dalam mencukupi
keseluruhan ​berfungsi secara kebutuhan dasar Anda (makan,
efisien. Kaum Fungsionalis kebersihan, waktu tidur &
memeriksa bagaimana fase budaya istirahat)? Adakah kebutuhan
tertentu saling terkait dengan lain yang belum tercakupi oleh
aspek budaya lainnya dan kebijakan perusahaan
bagaimana hal itu mempengaruhi (misalnya: biaya telepon
keseluruhan sistem ​masyarakat; bisnis)?
dengan kata lain, sebab dan akibat.
Teori Fungsionalisme 5. Apakah ​organisasi yang
muncul pada 1920-an dan pernah diikuti karyawan dapat
kemudian menurun setelah Perang mengubah cara bekerja
Dunia II karena perubahan budaya karyawan tersebut?
yang disebabkan oleh perang
tersebut. Karena teori tersebut
tidak menekankan pada
transformasi sosial, maka
digantikan oleh teori lain yang
berkaitan dengan perubahan
budaya. Meski begitu, ide dasar
Fungsionalisme sudah menjadi
bagian dari akal sehat bagi analisis
budaya dalam antropologi. Para
antropolog umumnya
mempertimbangkan keterkaitan
domain budaya yang berbeda
ketika mereka menganalisis
budaya, misalnya, hubungan
antara ​strategi subsistensi dan
organisasi ​keluarga atau agama.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil Penelitian

Berikut ini merupakan rangkuman dan simpulan dari jawaban narasumber untuk pertanyaan
yang kami tanyakan untuk setiap rumusan masalah.

Teori Pertanyaan Jawaban

Teori 1. Apakah terdapat ​kebudayaan 1. Ada, ada terdapat dua budaya yang
Kebudayaan pada perusahaan Anda? ada di perusahaan. Pertama, tema
dan budaya “Back to basic, build the
Kepribadian 2. Bagaimana pengaruh core” budaya turunan dari PT PLN
kebudayaan tersebut terhadap (Persero) kepada seluruh anak
kepribadian​Anda? perusahaannya. Kedua, budaya
lokal perusahaan kami yang
3. Apakah kepribadian
menjaga lingkungan tetap bersih di
karyawan mempengaruhi
setiap hari Jum’at (Jum’at Bersih).
hasil ​kerjanya di perusahaan?
2. Pengaruh budaya tersebut sangat
4. Bagaimana cara karyawan
baik bagi diri saya maupun pegawai
dapat melakukan
yang ada di perusahaan. Karena
penyesuaian diri terhadap
budaya itu menyeragamkan
budaya yang ada di
norma-norma dan perilaku yang
perusahaan?
baik di lingkungan perusahaan.
5. Apa saja ​aspek kehidupan Dampaknya adalah kinerja akan
yang penting bagi menjadi lebih baik.
keberjalanan perusahaan
3. Berpengaruh, karena kompetensi
Anda?
yang harus dipunyai karyawan tidak
6. Bagaimana cara Anda untuk hanya dari skill (hard competency),
menjaga kondisi ​psikis namun juga dari Perilaku (soft
karyawan baru Anda saat competency) yang mana
mereka beradaptasi dalam kepribadian sangat berpengaruh
perusahaan Anda? langsung terhadap perilaku
seseorang/karyawan.
7. Bagaimana cara Anda untuk
menjaga kesehatan fisik 4. Karyawan dapat melakukan
karyawan perusahaan Anda? penyesuaian diri terhadap budaya
perusahaan dengan cara
8. Apakah ada perubahan membiasakan diri melakukan
cara-cara berlaku tindakan-tindakan atau nilai yang
Anda/karyawan saat bekerja ada di perusahaan. Contohnya
di perusahaan? seperti yel-yel yang selalu
dilakukan pada saat briefing/Code
9. Apakah ada sebuah of Conduct. Pegawai akan terbiasa
kepercayaan tertentu (seperti dengan budaya tersebut jika sering
jika rajin bekerja, akan berperan langsung dalam
sukses) yang bisa membuat implementasi budaya tsb. Juga
karyawan Anda lebih peran dari atasan/karyawan yang
produktif? lebih tinggi yang sering
mengingatkan, melakukan
10. Apa saja sikap-sikap sosialisasi dan memberikan
karyawan yang dapat awareness budaya maka pegawai
mengganggu sistem di akan dengan mudah menyesuaikan
perusahaan? diri dengan budaya yang ada pada
perusahaan.

5. Loyalitas/Engagement, integritas,
sosialisasi (hubungan antar
pegawai, pegawai-atasan),
spiritual/keyakinan, komunikasi,
dan finansial.

6. Dengan cara memberikan


keramah-tamahan walaupun dengan
staf paling dasar, mendengarkan
keluh kesah karyawan, menjalani
bersama apa yang menjadi
kesenangan karyawan (olahraga
bersama, makan bersama),
menguatkan engagement karyawan
dengan program-program yang
menarik minat mereka.
7. Untuk kesehatan sebelum adanya
covid 19 kami rutin melakukan
kegiatan olahraga bersama seperti
senam, sepeda dan tenis untuk
menjaga tubuh tetap sehat. Saat
pandemi kegiatan diluar kami
tiadakan, namun tetap memberikan
suplemen seperti vitamin
Becom-zet setiap bulan (untuk
kebutuhan 1 bulan) kepada
pegawai, penyemprotan disinfektan
setiap hari sabtu, menyediakan
hand sanitizer setiap pintu masuk
ruangan dan membuat wastafel
pencuci tangan di pintu masuk
kantor. Perusahaan juga
mempunyai budaya jumat bersih
mulai dari setiap bidang di kantor
pusat hingga unit terkecil, gunanya
untuk menjaga lingkungan tetap
bersih dan jauh dari penyakit.
8. Menurut saya, seorang karyawan
saat ditempatkan di perusahaan
dengan pekerjaan yang ada akan
berubah kearah lebih baik seperti
menjadi lebih bertanggung jawab,
lebih bijaksana dan lebih disiplin.
9. Tentu saja ada. Setiap hasil pasti
ada prosesnya. Setiap keberhasilan
pasti ada kerja kerasnya.

10. Menurut saya, semua sikap yang


negatif pasti dapat mengganggu
sistem yg sudah ada di perusahaan,
hanya saja ada yang berpengaruh
langsung dan ada juga yang tidak
berpengaruh langsung. Yang
berpengaruh langsung seperti sikap
yang tidak berintegritas kepada
perusahaan atau kepada karyawan
lain atau kepada atasan, hal tsb
dapat merugikan perusahaan.

Teori 1. Dari pilihan dibawah ini 1. Berdasarkan pengaruhnya terhadap


Orientasi urutkan yang paling penting fungsionalisme perusahaan, maka
Nilai berdasarkan pengaruhnya dapat diurutkan mulai dari yang
Budaya terhadap fungsionalisme paling penting, yaitu Human Nature
perusahaan; Jelaskan alasan - Time - Activity - Relational -
Anda. Man-nature.
- Human nature​: makna 2. Human Nature: makna hidup
hidup manusia (sifat manusia (sifat manusia), dapat
manusia) memberikan pengaruh yang paling
penting terhadap fungsionalisme
- Man-nature​: m ​ akna dari perusahaan. Sifat manusia ini harus
hubungan manusia dengan dapat dijadikan kekuatan yang
alam sekitarnya positif, dikendalikan dan diarahkan
dalam pencapaian yang optimal dari
- Time​: p​ ersepsi manusia
setiap tujuan perusahaan.
mengenai waktu
3. Persepsi manusia mengenai waktu,
- Activity​: ​masalah makna
ini akan memberikan pengaruh
dari perbuatan manusia
yang penting setelah sifat dari
- Relational​: h​ ubungan manusia itu sendiri. Hal ini terkait
sesama manusia langsung terhadap pemanfaatan
waktu secara optimal untuk
melakukan hal-hal terbaik dalam
mencapai tujuan-tujuan perusahaan.
2. Mengapa ​human nature 4. Pekerjaan, karya, dan amal
penting bagi fungsionalisme perbuatan dari manusia akan
perusahaan? memberikan pengaruhnya yang
penting terhadap fungsionalisme
3. Mengapa ​time p​ enting bagi perusahaan.
fungsionalisme perusahaan?
5. Untuk menunjang pengaruh dari
4. Mengapa ​activity p​ enting bagi semua hal tersebut diatas, maka
fungsionalisme perusahaan? hubungan sesama manusia serta
5. Mengapa ​relational p​ enting hubungan manusia dan alam
bagi fungsionalisme sekitarnya akan berpengaruh
perusahaan? penting terhadap fungsionalisme
perusahaan.

Teori 1. Apakah ​berhubungan 1. Sangat penting, karena sosialisasi


Fungsionalis dengan setiap karyawan Anda dan komunikasi itu hal yang sangat
me itu penting? Jika iya, jelaskan berpengaruh dalam keharmonisan
alasan Anda. suatu lingkungan perusahaan dan
akan berdampak pada pencapaian
2. Bagaimana cara Anda target yang baik pada perusahaan.
menyusun ​sistem di Hubungan yang baik dimulai dari
perusahaan supaya dapat atasan yang baik, sering
berfungsi ​dengan baik? berkomunikasi, saling sharing
terhadap kendala yang terjadi di
3. Bagaimana cara anda dapat
perusahaan akan membuat pegawai
menyatukan budaya
merasa dihargai dan diperhatikan.
perusahaan anda dengan
aspek budaya lainnya yang 2. Caranya adalah, pertama, dengan
dimiliki karyawan anda? memperhatikan struktur organisasi
yang ada, sumber daya manusia,
4. Bagaimana ​strategi
dan kompetensinya untuk mengisi
subsistensi perusahaan dalam
struktur tersebut. Kedua,
mencukupi kebutuhan dasar
memperhatikan kemampuan
Anda (makan, kebersihan,
finansial atau cash flow yang ada
waktu tidur & istirahat)?
pada perusahaan. Ketiga,
Adakah kebutuhan lain yang
membentuk rules/aturan untuk
belum tercakupi oleh
menopang arah perusahaan agar
kebijakan perusahaan
tetap sesuai dengan tujuan dan
(misalnya: biaya telepon
norma-norma yang berlaku.
bisnis)?
Keempat, impelementasi sistem
5. Apakah ​organisasi yang tersebut. Kelima, evaluasi terkait
pernah diikuti karyawan dapat kendala yang ada atau lebih
mengubah cara bekerja meningkatkan fungsi yang sudah
karyawan tersebut? ada saat penerapan sistem ke dalam
sebuah perusahaan.
3. Tentu saja dengan strategi
komunikasi dan implementasi
budaya perusahaan, melakukan
FGD kecil yang melibatkan
karyawan pada bidang budaya dan
masing-masing atasan karyawan
untuk membuat program yang dapat
menggabungkan aspek-aspek
budaya lainnya. Setelah program
tersebut dibuat maka kita buat
timeline impelentasi mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
Sering bersosialiasi dan
berkomunikasi kepada karyawan
perihal budaya perusahaan agar
dapat diimplementasikan dengan
baik oleh karyawan.
4. Strategi perusahaan dalam
mencukupi kebutuhan pegawai
dengan memetakan apa saja aspek
yang berpengaruh dalam kehidupan
pegawai. Apalagi pegawai yang
berasal dari luar pulau atau provinsi
tempat kedudukan perusahaan.
Contohnya, seperti bantuan sewa
rumah dan bantuan transportasi
untuk pegawai-pegawai struktural
yang rata-rata semuanya merupakan
pegawai yang berasal dari luar
kota/provinsi. Pegawai juga
diberikan asuransi kesehatan yang
kelasnya berdasarkan level jabatan.
Semua itu dengan tujuan untuk
menciptakan kesejahteraan bagi
pegawai, keterikatan pegawai
(engagement) dan loyalitas
pegawai, yang dampaknya pada
tercapainya kinerja perusahaan.

5. Benar, karena organisasi-organisasi


yang ada sebelum ke dalam
organisasi besar seperti perusahaan,
adalah tempat belajar untuk
melakukan kerja sama (teamwork)
antar divisi/bidang untuk mencapai
target, komunikasi antara 1 bidang
dengan bidang lainnya yang ada
pada struktur. Berlatih
mengembangkan diri atau tim
dalam mencapai target yang lebih
besar.
BAB V

ANALISIS PENELITIAN

Setelah dilakukan wawancara terhadap narasumber mengenai pertanyaan berkenaan


dengan budaya, kepribadian, nilai budaya, dan fungsionalisme pada konteks karyawan
perusahaan, kami melakukan analisis jawaban yang diberikan terhadap rumusan masalah
yang sudah kami rumuskan.
5.1. Analisis Rumusan Masalah 1

Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber, terdapat dua kebudayaan pada


perusahan PLN yaitu budaya “​back to basic, build the core”​ dan budaya Jumat bersih.
Pengaruh budaya tersebut sangat positif bagi pegawai maupun narasumber itu sendiri karena
budaya tersebut dapat menyeragamkan norma-norma dan perilaku yang baik di lingkungan
perusahaan sehingga kinerjanya pun menjadi lebih baik. Tidak hanya itu, kepribadian pun
mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku dari karyawan dimana kompetensi yang
harus dimiliki seorang karyawan tidak dilihat hanya dari kemampuan namun juga dilihat dari
perilakunya. Selain itu, terdapat perubahan terhadap karyawan kearah yang lebih baik, seperti
menjadi lebih bertanggung jawab, lebih bijaksana, dan lebih disiplin, sehingga karyawan di
perusahaan PLN lebih produktif.
Karyawan akan melakukan penyesuaian diri terhadap budaya perusahaan dengan
melakukan tindakan yang ada di perusahaan sehingga karyawan akan terbiasa dan akan
menyesuaikan diri dengan budaya tersebut. Dalam Perusahaan PLN ini, aspek kehidupan,
seperti loyalitas, integritas, sosialisasi, komunikasi, dan finansial, berperan penting dalam
keberjalanan perusahaan. Perusahaan PLN juga ikut berperan dalam menjaga kesehatan dan
kondisi psikis karyawannya dengan cara mengadakan kegiatan olahraga rutin saat sebelum
adanya COVID-19, memberikan suplemen vitamin Becom-zet setiap bulan saat adanya
COVID-19, penyemprotan desinfektan setiap hari sabtu kemudian menyediakan ​hand
sanitizer dan wastafel di setiap pintu masuk ruangan, serta mendengarkan keluh kesah
karyawan.
Hal ini sesuai dengan Teori Kebudayaan dan Kepribadian yang mengkaji suatu
kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan. Kebudayaan menunjuk kepada
berbagai aspek kehidupan. Teori ini juga didukung oleh Teori Evolusi Sosiokultural yang
menyatakan bahwa ketika berbagai masyarakat yang semula mengikuti banyak persamaan
yang serupa, akhirnya, akan mencapai tingkat perkembangan yang jauh berbeda. Hal ini
dapat dilihat dari ketika budaya dalam suatu perusahaan mempengaruhi kepribadian
karyawan tidak hanya dari kemampuan, namun perilakunya juga berubah menjadi ke arah
yang lebih baik.

5.2. Analisis Rumusan Masalah 2

Berdasarkan hasil penelitian kami, dari lima hal yang paling besar pengaruhnya dalam
suatu budaya menurut Florence Kluckhohn dan F.L. Strodtbeck, narasumber memilih ​Human
Nature ​sebagai hal yang paling penting, diikuti ​Time, Activity, Relational, dan yang terakhir
Man-Nature.
Human Nature merupakan hal yang sangat penting dalam fungsionalisme suatu
perusahaan. Sifat manusia harus bisa menjadi suatu hal yang positif untuk meningkatkan
fungsionalisme suatu perusahaan. Hal ini dapat dicapai apabila sifat-sifat manusia dalam
suatu perusahaan dapat dikontrol dan diarahkan sesuai dengan peran dari masing-masing
karyawan dalam perusahaan tersebut.
Persepsi karyawan terhadap waktu juga sangatlah penting. Karyawan perlu untuk
memanfaatkan waktu seoptimal mungkin. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengerjakan
tugas yang telah diberikan jauh sebelum ​deadline tugas tersebut apabila memungkinkan agar
pekerjaan tersebut dapat dikerjakan semaksimal mungkin dan mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Semua perbuatan manusia dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi satu
fungsionalisme perusahaan tersebut. Seperti jika pemimpin suatu perusahaan dapat
memberikan perintah yang jelas dan juga ramah kepada karyawannya, karyawan perusahaan
tersebut pasti akan lebih semangat dalam mengerjakan tugasnya dan dikarenakan perintahnya
jelas, tugas yang telah dibuat pasti akan sesuai dengan yang diinginkan.
Hal di atas berhubungan dengan teori difusionisme dikarenakan sifat salah satu
karyawan dapat mempengaruhi karyawan lainnya. Jika satu karyawan rajin dalam
menjalankan kewajibannya, karyawan tersebut pastinya akan dicontoh oleh karyawan lain
dalam melaksanakan tugasnya. Sifat suatu pemimpin juga dapat mempengaruhi karyawan
agar bekerja lebih optimal jika pemimpin tersebut memberikan contoh yang baik.

5.3. Analisis Rumusan Masalah 3

Berdasarkan hasil penelitian kami, narasumber kami menyatakan bahwa ada lima cara
dalam menyusun suatu sistem perusahaan supaya dapat berfungsi dengan baik, yaitu sebagai
berikut.
1. Memperhatikan struktur organisasi yang ada, sumber daya manusia, dan
kompetensinya untuk mengisi struktur tersebut.
2. Memperhatikan kemampuan finansial atau ​cash flow​ yang ada pada perusahaan.
3. Membentuk rules​/aturan untuk menopang arah perusahaan agar tetap sesuai dengan
tujuan dan norma-norma yang berlaku.
4. Implementasi sistem tersebut.
5. Evaluasi terkait kendala yang ada atau lebih meningkatkan fungsi yang sudah ada saat
penerapan sistem ke dalam sebuah perusahaan.
Akan tetapi, lima cara di atas tidak akan berguna jika hubungan antara pimpinan dan
karyawan, hubungan antar divisi, serta hubungan antar karyawan tidak baik. Oleh karena itu,
narasumber kami mengatakan bahwa hubungan-hubungan tersebut sangat penting dalam
meningkatkan keharmonisan di lingkungan perusahaan PLN Tarakan. Peningkatan hubungan
ini dapat dilakukan dengan cara sering berkomunikasi dan ​sharing kendala yang terjadi
sehingga hal ini dapat berimplikasi terhadap pencapaian target yang diinginkan perusahaan
serta berdampak pada karyawan karena mereka akan merasa diperhatikan dan dihargai.
Selain itu, sistem perusahaan juga dapat berjalan dengan baik apabila budaya
perusahaan dapat terimplementasi dengan baik pada diri setiap karyawannya. Hal ini dapat
dilakukan melalui sosialisasi mengenai budaya perusahaan. Namun, setiap karyawan,
tentunya, memiliki budaya dalam diri masing-masing yang berbeda sehingga perlu diadakan
Focus Group Discussion kecil antar pimpinan dan karyawan untuk merencanakan sebuah
program yang dapat menggabungkan budaya perusahaan dan aspek-aspek budaya lainnya,
seperti yang dikatakan oleh narasumber kami.
Hal lain yang dapat membantu berjalannya sistem adalah strategi subsistensi dan
pengalaman organisasi karyawan. Menurut narasumber kami, penerapan strategi subsistensi
yang baik dari perusahaan dapat menciptakan kesejahteraan bagi pegawai, keterikatan
pegawai (​engagement​) dan loyalitas pegawai, yang dampaknya pada tercapainya kinerja
perusahaan. Perusahaan PLN Tarakan sudah melakukannya melalui pemetaan aspek-aspek
yang paling berpengaruh pada kehidupan karyawan. Untuk pengalaman berorganisasi,
tentunya, dapat membantu sistem perusahaan berjalan dengan baik karena pengalaman
berorganisasi menuntut seseorang untuk dapat bekerja sama dengan siapa saja, walaupun
memiliki perbedaan budaya antar karyawan dan perbedaan divisi/bidang, sehingga hal ini
dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan tersebut.
Jadi, berdasarkan hasil wawancara tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa sistem
yang baik akan meningkatkan fungsionalisme perusahaan. Hal-hal yang dapat dilakukan
adalah dengan menjaga hubungan dan komunikasi, mengimplementasikan budaya
perusahaan dan mengaitkan aspek-aspek budaya lainnya, menerapkan strategi subsistensi
yang baik, serta pengalaman berorganisasi karyawannya. Hal ini bersesuaian dengan teori
fungsionalisme yang menjelaskan bahwa keseluruhan sistem dapat berfungsi secara efisien
apabila bagian-bagiannya saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lainnya.
Bagian-bagian tersebut dapat berupa budaya, komunikasi, strategi subsistensi, dan
pengalaman organisasi karyawannya. Namun, hal ini tidak sejalan dengan teori
struktural-fungsionalisme yang tidak menekankan pada tindakan atau kebutuhan individu
(seperti komunikasi, strategi subsistensi untuk pemenuhan kebutuhan dasar karyawan),
melainkan teori ini menekankan pada tempat individu dalam suatu sistem.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis rumusan masalah, kami dapat


menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
1. Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh budaya yang bersumber dari masyarakat atau
lingkungan. Budaya ini dapat membawa perubahan positif maupun negatif terhadap diri
seseorang, seperti menjadi lebih disiplin terhadap waktu, pola berpikir yang runtut yang
kemudian hal-hal tersebut membuat seseorang dapat bekerja lebih efisien, produktif, dan
meningkatkan kinerja yang lebih baik untuk meningkatkan fungsionalisme perusahaan.
2. Kebudayaan yang nilainya paling tinggi adalah ​Human nature, Man-nature, Time,
Activity, d​ an ​Relational. A
​ pabila kebudayaan ini diimplementasikan dengan baik, maka
fungsionalisme perusahaan juga akan berjalan baik. Hal tersebut dapat berupa melakukan
interaksi dengan rekan kerja, memperhatikan jam-jam kerja, membantu rekan, memahami
sifat rekan kerja yang berbeda-beda, dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
3. Suatu sistem perusahaan yang berfungsi dengan baik dapat meningkatkan fungsionalisme
perusahaan tersebut. Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan fungsionalisme
perusahaan, yaitu dengan menjaga hubungan dan komunikasi, mengimplementasikan
budaya perusahaan dan mengaitkan aspek-aspek budaya lainnya, menerapkan strategi
subsistensi yang baik, serta pengalaman berorganisasi karyawannya.

6.2. Saran
Saran-saran untuk penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Dalam melakukan pengumpulan data melalui wawancara, sebaiknya jumlah narasumber
ditambah agar informasi yang didapatkan lebih representatif.
2. Sebaiknya pembuatan makalah tidak dilakukan ketika mendekati waktu pengumpulan
karena pembuatannya bisa tidak optimal serta memperhatikan petunjuk-petunjuk yang
telah diberikan.
3. Pedoman wawancara sebaiknya mengandung kasus anti-hipotesis agar jawaban yang
didapat tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang positif.
4. Dalam menjaga kesehatan karyawan, perusahaan sebaiknya tidak hanya menyediakan
sarana saja, namun juga membuat peraturan khusus yang mengikat karyawannya agar
selalu diterapkan di lingkungan pekerjaan. Dengan ketat dalam menjaga kesehatan
karyawan, kemungkinan untuk kehilangan karyawan karena sakit akan berkurang
sehingga perusahaan dapat berjalan dengan optimal.
5. Dikarenakan pengaruh dari kebudayaan cukup besar, sebaiknya perusahaan perlu
mengevaluasi secara periodik kepribadian karyawan, selain hanya mengarahkan dan
berkomunikasi.
6. Karyawan dengan nilai kepribadian yang baik dapat diberikan apresiasi khusus (​reward)​
agar menjadi ​role model​ untuk dapat memotivasi karyawan lainnya.
7. Fungsionalisme di dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap performa karyawan
perusahaan, maka perlu dilakukan evaluasi performa karyawan, seperti menggunakan
performance appraisal, a​ gar dapat meningkatkan efisiensi.
8. Meningkatkan fungsionalisme perusahaan dapat dilakukan dengan menjaga hubungan
dan komunikasi. Oleh karena itu, di situasi pandemi ini hubungan dan komuniksi
sebaiknya tetap terjalin, walaupun hanya melalui media daring.
DAFTAR PUSTAKA

Barnard, A. (2000). Functionalism and structural-functionalism.​ In History and Theory in


Anthropology (pp. 61-79). Cambridge: Cambridge University Press.
doi:10.1017/CBO9780511808111.006.

Diah, N. M., Hossain, D. M., Mustari, S., & Ramli, N. S. (2014, August). An Overview of the

Anthropological Theories. ​International Journal of Humanities and Social Science,​

4​(1), 155-164. ​http://ijhssnet.com/journals/Vol_4_No_10_1_August_2014/19.pdf

Diakses pada tanggal 19 Oktober 2020 pukul 18.05 WIB

Macionis, John (1944–2011). Sociology. Gerber, Linda Marie (7th ed.)​. Toronto, Canada:
Pearson Prentice Hall. ISBN 9780137001613. OCLC 652430995.

kemenperin.go.id. ​[Online] ​https://kemenperin.go.id/kompetensi/UU_13_2003.pdf​. diakses


pada tanggal 18 Oktober 2020 pukul 08.42 WIB

Kodiran. 2004. Humaniora. ​Pewarisan Budaya dan Kepribadian.​ 16(1): 10-16

Social Science: LibreTexts.​ 2020. ​Anthropological Theory diakses dari


https://socialsci.libretexts.org/Bookshelves/Anthropology/Cultural_Anthropology/Bo
ok%3A_Cultural_Anthropology_(Evans)/03%3A_Anthropological_Theory pada
tanggal 17 Oktober 2020 pukul 20.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai