KU4184 - ANTROPOLOGI
Disusun oleh :
Kelompok 3
PENDAHULUAN
Di era sekarang ini, para pebisnis dituntut untuk mampu bersaing dalam berbagai
bidang. Selain itu, para pebisnis juga harus berani mengambil resiko untuk mencoba hal baru
di berbagai peluang bisnis dan usaha. Pertumbuhan atau perluasan bisnis ke arah yang lebih
maju dan besar merupakan salah satu tujuan utama dari setiap pebisnis. Karena dapat
dipastikan akan seiring pula dengan meningkatnya pendapatan dan keuntungan yang
diraihnya. Berikut ini ada beberapa ide yang cukup membangun dan dapat memotivasi
pemikiran baru, guna mendapatkan gagasan tentang bagaimana cara yang paling rasional
dalam mengembangkan bisnis dan usaha.
- Menambah Produk dan Layanan Jasa
- Melakukan Penjualan yang Lebih Besar
- Memperluas Industri yang telah Dikuasai
- Target Mencapai Konsumen Baru
- Mengambil Peluang Bisnis Lain
Selain itu, cara lain untuk meningkatkan fungsionalisme suatu perusahaan adalah
dengan meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawannya. Ada beberapa hal yang bermanfaat
bagi perusahaan ketika tingkat kesejahteraan perusahaannya tinggi, yaitu :
- Meningkatkan Kualitas Perusahaan
- Meningkatkan Hasil Produksi
- Menaikkan Citra Perusahaan
Adapun cara untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan adalah dengan cara sebagai
berikut.
- Mempertahankan Karyawan Berpotensi
- Memberi Reward Bagi Karyawan Berprestasi
- Memotivasi Cara Bekerja Karyawan
- Memberikan Jaminan Kesehatan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, dirangkum
identifikasi masalah yang ditinjau dalam pembahasan berikut.
1. Perusahaan belum mengetahui jenis dan besarnya dampak yang dimiliki oleh karyawan
terhadap fungsionalisme perusahaan.
2. Banyak perusahaan yang fungsionalismenya cenderung tidak meningkat.
3. Perusahaan tidak terlalu memperhatikan budaya yang dimiliki oleh
karyawan-karyawannya.
LANDASAN TEORI
Evolusi sosiokultural menurut Sahlin (1960) dan Harris (1968) meliputi seluruh
sistem sosiokultural maupun komponen-komponen yang terpisah. Biasanya, terjadinya
perubahan berawal dari suatu komponen dari suatu komponen atau sub komponen dan
perubahan ini menimbulkan perubahan-perubahan pada komponen yang lain.
Evolusi paralel merupakan evolusi yang terjadi dalam dua atau lebih sosio budaya
atau masyarakat yang berkembang dengan cara yang sama dan dengan tingkat pada dasarnya
sama. Evolusi konvergen terjadi ketika berbagai masyarakat yang semula berbeda
perkembangannya, namun akhirnya mengikuti pola yang serupa kemajuannya. Evolusi
Divergen terjadi ketika berbagai masyarakat yang semula mengikuti banyak persamaan yang
serupa, namun akhirnya mencapai tingkat perkembangan yang jauh berbeda.
2.2. Teori Rumusan Masalah ke-2
2.2.1 Teori Nilai Orientasi Budaya
Akar dari fungsionalisme ditemukan pada karya oleh Herbert Spencer dan Émile
Durkheim. Fungsionalisme mempertimbangkan sebuah budaya sebagai sifat yang saling
terhubung secara penuh, tidak terpisah secara terisolasi. Ibarat manusia memiliki berbagai
organ yang saling berhubungan dan diperlukan agar tubuh dapat berfungsi dengan baik, maka
masyarakat adalah suatu sistem bagian-bagian yang saling berhubungan yang membuat
keseluruhan berfungsi secara efisien. Kaum Fungsionalis memeriksa bagaimana fase budaya
tertentu saling terkait dengan aspek budaya lainnya dan bagaimana hal itu mempengaruhi
keseluruhan sistem masyarakat; dengan kata lain, sebab dan akibat.
Teori Fungsionalisme muncul pada 1920-an dan kemudian menurun setelah Perang
Dunia II karena perubahan budaya yang disebabkan oleh perang tersebut. Karena teori
tersebut tidak menekankan pada transformasi sosial, maka digantikan oleh teori lain yang
berkaitan dengan perubahan budaya. Meski begitu, ide dasar Fungsionalisme sudah menjadi
bagian dari akal sehat bagi analisis budaya dalam antropologi. Para antropolog umumnya
mempertimbangkan keterkaitan domain budaya yang berbeda ketika mereka menganalisis
budaya, misalnya, hubungan antara strategi subsistensi dan organisasi keluarga atau agama.
Metode fungsionalisme didasarkan pada kerja lapangan dan pengamatan langsung
terhadap masyarakat. Antropolog harus mendeskripsikan berbagai institusi budaya yang
membentuk suatu masyarakat, menjelaskan fungsi sosialnya, dan menunjukkan kontribusi
mereka terhadap stabilitas masyarakat secara keseluruhan. Pada saat yang sama, pendekatan
fungsionalis ini dikritik karena tidak mempertimbangkan perubahan budaya masyarakat
tradisional.
2.3.2 Struktural-fungsionalisme
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara kualitatif kepada satu narasumber yang
bekerja di perusahaan PLN Tarakan untuk memperoleh informasi terkait pengaruh budaya
kerja terhadap kinerja karyawannya.
Mengapa nilai Teori Orientasi Nilai Budaya 1. Dari pilihan dibawah ini
orientasi urutkan yang paling penting
budaya Dalam karya yang berjudul berdasarkan pengaruhnya
berpengaruh Variations in Value of Orientation terhadap fungsionalisme
terhadap lorence Kluckhohn dan
(1961), F perusahaan; Jelaskan alasan
fungsionalisme F.L. Strodtbeck mengemukakan Anda.
perusahaan bahwa setidaknya ada lima hal - Human nature: makna
PLN Tarakan? yang paling tinggi nilainya dalam hidup manusia (sifat
kebudayaan manusia, yaitu; manusia)
1. Human nature: makna hidup
manusia - Man-nature: m akna dari
2. Man-nature: m akna dari hubungan manusia dengan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya
alam sekitarnya
- Time: p ersepsi manusia
3. Time: p ersepsi manusia
mengenai waktu
mengenai waktu
4. Activity: masalah makna dari - Activity: masalah makna
perbuatan manusia dari perbuatan manusia
5. Relational: h ubungan sesama
manusia - Relational: h ubungan
sesama manusia
HASIL PENELITIAN
Berikut ini merupakan rangkuman dan simpulan dari jawaban narasumber untuk pertanyaan
yang kami tanyakan untuk setiap rumusan masalah.
Teori 1. Apakah terdapat kebudayaan 1. Ada, ada terdapat dua budaya yang
Kebudayaan pada perusahaan Anda? ada di perusahaan. Pertama, tema
dan budaya “Back to basic, build the
Kepribadian 2. Bagaimana pengaruh core” budaya turunan dari PT PLN
kebudayaan tersebut terhadap (Persero) kepada seluruh anak
kepribadianAnda? perusahaannya. Kedua, budaya
lokal perusahaan kami yang
3. Apakah kepribadian
menjaga lingkungan tetap bersih di
karyawan mempengaruhi
setiap hari Jum’at (Jum’at Bersih).
hasil kerjanya di perusahaan?
2. Pengaruh budaya tersebut sangat
4. Bagaimana cara karyawan
baik bagi diri saya maupun pegawai
dapat melakukan
yang ada di perusahaan. Karena
penyesuaian diri terhadap
budaya itu menyeragamkan
budaya yang ada di
norma-norma dan perilaku yang
perusahaan?
baik di lingkungan perusahaan.
5. Apa saja aspek kehidupan Dampaknya adalah kinerja akan
yang penting bagi menjadi lebih baik.
keberjalanan perusahaan
3. Berpengaruh, karena kompetensi
Anda?
yang harus dipunyai karyawan tidak
6. Bagaimana cara Anda untuk hanya dari skill (hard competency),
menjaga kondisi psikis namun juga dari Perilaku (soft
karyawan baru Anda saat competency) yang mana
mereka beradaptasi dalam kepribadian sangat berpengaruh
perusahaan Anda? langsung terhadap perilaku
seseorang/karyawan.
7. Bagaimana cara Anda untuk
menjaga kesehatan fisik 4. Karyawan dapat melakukan
karyawan perusahaan Anda? penyesuaian diri terhadap budaya
perusahaan dengan cara
8. Apakah ada perubahan membiasakan diri melakukan
cara-cara berlaku tindakan-tindakan atau nilai yang
Anda/karyawan saat bekerja ada di perusahaan. Contohnya
di perusahaan? seperti yel-yel yang selalu
dilakukan pada saat briefing/Code
9. Apakah ada sebuah of Conduct. Pegawai akan terbiasa
kepercayaan tertentu (seperti dengan budaya tersebut jika sering
jika rajin bekerja, akan berperan langsung dalam
sukses) yang bisa membuat implementasi budaya tsb. Juga
karyawan Anda lebih peran dari atasan/karyawan yang
produktif? lebih tinggi yang sering
mengingatkan, melakukan
10. Apa saja sikap-sikap sosialisasi dan memberikan
karyawan yang dapat awareness budaya maka pegawai
mengganggu sistem di akan dengan mudah menyesuaikan
perusahaan? diri dengan budaya yang ada pada
perusahaan.
5. Loyalitas/Engagement, integritas,
sosialisasi (hubungan antar
pegawai, pegawai-atasan),
spiritual/keyakinan, komunikasi,
dan finansial.
ANALISIS PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian kami, dari lima hal yang paling besar pengaruhnya dalam
suatu budaya menurut Florence Kluckhohn dan F.L. Strodtbeck, narasumber memilih Human
Nature sebagai hal yang paling penting, diikuti Time, Activity, Relational, dan yang terakhir
Man-Nature.
Human Nature merupakan hal yang sangat penting dalam fungsionalisme suatu
perusahaan. Sifat manusia harus bisa menjadi suatu hal yang positif untuk meningkatkan
fungsionalisme suatu perusahaan. Hal ini dapat dicapai apabila sifat-sifat manusia dalam
suatu perusahaan dapat dikontrol dan diarahkan sesuai dengan peran dari masing-masing
karyawan dalam perusahaan tersebut.
Persepsi karyawan terhadap waktu juga sangatlah penting. Karyawan perlu untuk
memanfaatkan waktu seoptimal mungkin. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengerjakan
tugas yang telah diberikan jauh sebelum deadline tugas tersebut apabila memungkinkan agar
pekerjaan tersebut dapat dikerjakan semaksimal mungkin dan mendapatkan hasil yang
diinginkan.
Semua perbuatan manusia dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi satu
fungsionalisme perusahaan tersebut. Seperti jika pemimpin suatu perusahaan dapat
memberikan perintah yang jelas dan juga ramah kepada karyawannya, karyawan perusahaan
tersebut pasti akan lebih semangat dalam mengerjakan tugasnya dan dikarenakan perintahnya
jelas, tugas yang telah dibuat pasti akan sesuai dengan yang diinginkan.
Hal di atas berhubungan dengan teori difusionisme dikarenakan sifat salah satu
karyawan dapat mempengaruhi karyawan lainnya. Jika satu karyawan rajin dalam
menjalankan kewajibannya, karyawan tersebut pastinya akan dicontoh oleh karyawan lain
dalam melaksanakan tugasnya. Sifat suatu pemimpin juga dapat mempengaruhi karyawan
agar bekerja lebih optimal jika pemimpin tersebut memberikan contoh yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian kami, narasumber kami menyatakan bahwa ada lima cara
dalam menyusun suatu sistem perusahaan supaya dapat berfungsi dengan baik, yaitu sebagai
berikut.
1. Memperhatikan struktur organisasi yang ada, sumber daya manusia, dan
kompetensinya untuk mengisi struktur tersebut.
2. Memperhatikan kemampuan finansial atau cash flow yang ada pada perusahaan.
3. Membentuk rules/aturan untuk menopang arah perusahaan agar tetap sesuai dengan
tujuan dan norma-norma yang berlaku.
4. Implementasi sistem tersebut.
5. Evaluasi terkait kendala yang ada atau lebih meningkatkan fungsi yang sudah ada saat
penerapan sistem ke dalam sebuah perusahaan.
Akan tetapi, lima cara di atas tidak akan berguna jika hubungan antara pimpinan dan
karyawan, hubungan antar divisi, serta hubungan antar karyawan tidak baik. Oleh karena itu,
narasumber kami mengatakan bahwa hubungan-hubungan tersebut sangat penting dalam
meningkatkan keharmonisan di lingkungan perusahaan PLN Tarakan. Peningkatan hubungan
ini dapat dilakukan dengan cara sering berkomunikasi dan sharing kendala yang terjadi
sehingga hal ini dapat berimplikasi terhadap pencapaian target yang diinginkan perusahaan
serta berdampak pada karyawan karena mereka akan merasa diperhatikan dan dihargai.
Selain itu, sistem perusahaan juga dapat berjalan dengan baik apabila budaya
perusahaan dapat terimplementasi dengan baik pada diri setiap karyawannya. Hal ini dapat
dilakukan melalui sosialisasi mengenai budaya perusahaan. Namun, setiap karyawan,
tentunya, memiliki budaya dalam diri masing-masing yang berbeda sehingga perlu diadakan
Focus Group Discussion kecil antar pimpinan dan karyawan untuk merencanakan sebuah
program yang dapat menggabungkan budaya perusahaan dan aspek-aspek budaya lainnya,
seperti yang dikatakan oleh narasumber kami.
Hal lain yang dapat membantu berjalannya sistem adalah strategi subsistensi dan
pengalaman organisasi karyawan. Menurut narasumber kami, penerapan strategi subsistensi
yang baik dari perusahaan dapat menciptakan kesejahteraan bagi pegawai, keterikatan
pegawai (engagement) dan loyalitas pegawai, yang dampaknya pada tercapainya kinerja
perusahaan. Perusahaan PLN Tarakan sudah melakukannya melalui pemetaan aspek-aspek
yang paling berpengaruh pada kehidupan karyawan. Untuk pengalaman berorganisasi,
tentunya, dapat membantu sistem perusahaan berjalan dengan baik karena pengalaman
berorganisasi menuntut seseorang untuk dapat bekerja sama dengan siapa saja, walaupun
memiliki perbedaan budaya antar karyawan dan perbedaan divisi/bidang, sehingga hal ini
dapat meningkatkan kinerja dari perusahaan tersebut.
Jadi, berdasarkan hasil wawancara tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa sistem
yang baik akan meningkatkan fungsionalisme perusahaan. Hal-hal yang dapat dilakukan
adalah dengan menjaga hubungan dan komunikasi, mengimplementasikan budaya
perusahaan dan mengaitkan aspek-aspek budaya lainnya, menerapkan strategi subsistensi
yang baik, serta pengalaman berorganisasi karyawannya. Hal ini bersesuaian dengan teori
fungsionalisme yang menjelaskan bahwa keseluruhan sistem dapat berfungsi secara efisien
apabila bagian-bagiannya saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lainnya.
Bagian-bagian tersebut dapat berupa budaya, komunikasi, strategi subsistensi, dan
pengalaman organisasi karyawannya. Namun, hal ini tidak sejalan dengan teori
struktural-fungsionalisme yang tidak menekankan pada tindakan atau kebutuhan individu
(seperti komunikasi, strategi subsistensi untuk pemenuhan kebutuhan dasar karyawan),
melainkan teori ini menekankan pada tempat individu dalam suatu sistem.
BAB VI
6.1. Simpulan
6.2. Saran
Saran-saran untuk penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
1. Dalam melakukan pengumpulan data melalui wawancara, sebaiknya jumlah narasumber
ditambah agar informasi yang didapatkan lebih representatif.
2. Sebaiknya pembuatan makalah tidak dilakukan ketika mendekati waktu pengumpulan
karena pembuatannya bisa tidak optimal serta memperhatikan petunjuk-petunjuk yang
telah diberikan.
3. Pedoman wawancara sebaiknya mengandung kasus anti-hipotesis agar jawaban yang
didapat tidak hanya dilihat dari satu sudut pandang positif.
4. Dalam menjaga kesehatan karyawan, perusahaan sebaiknya tidak hanya menyediakan
sarana saja, namun juga membuat peraturan khusus yang mengikat karyawannya agar
selalu diterapkan di lingkungan pekerjaan. Dengan ketat dalam menjaga kesehatan
karyawan, kemungkinan untuk kehilangan karyawan karena sakit akan berkurang
sehingga perusahaan dapat berjalan dengan optimal.
5. Dikarenakan pengaruh dari kebudayaan cukup besar, sebaiknya perusahaan perlu
mengevaluasi secara periodik kepribadian karyawan, selain hanya mengarahkan dan
berkomunikasi.
6. Karyawan dengan nilai kepribadian yang baik dapat diberikan apresiasi khusus (reward)
agar menjadi role model untuk dapat memotivasi karyawan lainnya.
7. Fungsionalisme di dalam suatu perusahaan berpengaruh terhadap performa karyawan
perusahaan, maka perlu dilakukan evaluasi performa karyawan, seperti menggunakan
performance appraisal, a gar dapat meningkatkan efisiensi.
8. Meningkatkan fungsionalisme perusahaan dapat dilakukan dengan menjaga hubungan
dan komunikasi. Oleh karena itu, di situasi pandemi ini hubungan dan komuniksi
sebaiknya tetap terjalin, walaupun hanya melalui media daring.
DAFTAR PUSTAKA
Diah, N. M., Hossain, D. M., Mustari, S., & Ramli, N. S. (2014, August). An Overview of the
Macionis, John (1944–2011). Sociology. Gerber, Linda Marie (7th ed.). Toronto, Canada:
Pearson Prentice Hall. ISBN 9780137001613. OCLC 652430995.