I. LATAR BELAKANG
Sebuah pertanyaan untuk kita adalah: apakah Irian Barat
termasuk wilayah
Indonesia ? Jawabannya
adalah ya !
Karena apabila
ditinjau dari segi politis,
bahwa berdasarkan
perjanjian international
1896 yang diperjuangkan
oleh Prof. Van Vollen
Houven (pakar hukum adat Indonesia) di sepakati bahwa ”Indonesia”
adalah bekas Hindia Belanda. Sedangkan Irian Barat walaupun
dikatakan oleh Belanda secara kesukuan berbeda dengan bangsa
Indonesia, tetapi secara sah merupakan wilayah Hindia Belanda.
Apabila ditinjau dari segi antropologi, bahwa bangsa Indonesia
yang asli adalah Homo Wajakensis dan Homo Soloensis yang
mempunyai ciri-ciri: kulit hitam, rambut keriting (ras austromelanesoid)
yang merupakan ciri ciri suku bangsa Aborigin (Australia) dan ras
negroid (Papua).
Apabila ditinjau dari segi sejarah , bahwa Konferensi Meja
Bundar yang dilakukan untuk mengatur penyerahan kedaulatan
Indonesia diwarnai dengan usaha licik Belanda yang ingin terus
mempertahankan Irian Barat (New Guinea) dengan alasan kesukuan.
Akhirnya KMB memutuskan penyelesaian Irian Barat akan ditentukan
dalam masa satu tahun setelah penyerahan kedaulatan melalui
perundingan antara RIS dengan Kerajaan Belanda.
Operasi-Operasi Indonesia
Sebuah operasi rahasia dijalankan untuk menyusupkan
sukarelawan ke Papua bagian barat. Walaupun Trikora telah
6.1 Dasar
Referendum dan melakukan yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian New York; Pasal 17 yang sebagian mengatakan:
"Indonesia akan mengundang Sekretaris Jenderal untuk
menunjuk seorang Wakil yang" .. "akan melaksanakan tanggung
jawab Sekretaris-Jenderal untuk memberikan saran, membantu,
dan berpartisipasi dalam pengaturan yang menjadi tanggung
jawab dari Indonesia untuk pelaksanaan pemilihan bebas.
Sekretaris Jenderal akan, pada waktu yang tepat, menunjuk PBB
Perwakilan sehingga dia dan stafnya mungkin menganggap
tugas mereka dalam satu tahun wilayah sebelum penentuan-diri.
"Perwakilan PBB dan stafnya akan memiliki kebebasan yang
sama gerakan seperti yang disediakan bagi personel dimaksud
dalam Pasal XVI".
Perjanjian ini berlanjut dengan Pasal 18:
Pasal XVIII Indonesia akan membuat pengaturan, dengan
bantuan dan partisipasi PBB Perwakilan dan stafnya, untuk
memberikan orang-orang di wilayah, kesempatan untuk
6.2 Proses
Menurut Pasal 17 dari New York Agreement, plebisit itu
tidak terjadi sampai satu tahun setelah kedatangan wakil PBB
Fernando Ortiz-Sanz di wilayah pada tanggal 22 Agustus 1968.
Namun setelah NASA mengumumkan jadwal penerbangan
Apollo 11 mendarat di Bulan untuk Juli, Indonesia mengusulkan
plebisit yang dilakukan enam minggu-minggu awal selama bulan
Juli 1969.
Perjanjian New York ditetapkan bahwa semua laki-laki
dan perempuan di Papua yang tidak asing memiliki hak untuk