Anda di halaman 1dari 19

1.1.

l
ProyekBAB 3 TINJAUAN
TEORI

3.1. Tinjauan Teori Analisis Tapak Untuk Lahan Berkontur

Tapak adalah sebidang lahan/tanah yang telah memiliki kejelasan status kepemilikan
dan siap untuk direncanakan dan dikembangkan menjadi berbagai fungsi kegiatan (hunian,
komersial, industri, pemerintahan, fasilitas umum, ruang terbuka hijau.)

Menurut (Lynch Al., 1984) dan dalam Buku Perencanaan Tapak mengatur
penggunaan lahan terkait dengan bidang-bidang yang mengisi sebuah lahan, yakni
arsitektur (kaveling dan bangunan, baik hunian maupun non hunian), teknik (sarana dan
prasarana), arsitektur lanskap (menentukan ruang terbuka hijau maupun non hijau) dan
perencanaan kota (pengaturan tata ruang dan kebijakan pembangunan). Perencanaan tapak
menempatkan objek fisik dan kegiatan pemilik lahan dalam kesatuan ruang dan waktu.

Untuk Tapak/lahan berkontur merupakan tipe lahan yang memiliki ketidaksetaraan


tinggi lahan, berbeda dengan lahan datar yang hampir memiliki ketinggian setara atau
datar, tidak memiliki perbedaan ketinggian.

1. Analisa Tautan

Lokasi menunjukkan letak tapak terhadap lingkungan yang lebih besar. Akses
menunjukkan jalan-jalan menuju ke tapak.
2. Analisa Topografi

Kontur menantang arsitek untuk membuat bangunan yang menyesuaikan dengan


kondisi tanah. Perbaikan kontur dan tanah harus dilakukan sesedikit mungkin.
Perataan tanah besar-besaran sebaiknya dihindari. Justru kondisi tanah yang berkontur
memberikan tantangan bagi arsitek untuk menghasilkan rancangan yang tidak sama
dengan rancangan di atas lahan yang konturnya rata. Analisis tentang kontur juga
menentukan letak utilitas pada lahan, seperti drainase dsb.
3. Analisa Lingkungan

Lingkungan sekeliling tapak juga berpengaruh pada peletakan bangunan. Tapak


yang terletak di sudut jalan akan sangat berbeda responsnya dengan tapak yang hanya
satu sisinya menghadap jalan. Bangunan yang terletak di sudut jalan harus
memberikan perlakuan khusus pada ‘sudut’ sebagai penghargaan terhadap ‘sudut’
tersebut. Bangunan-bangunan di sekitar tapak juga mempengaruhi bentuk, tinggi
bangunan kita. Oleh karena itu tautan lingkungan harus menjadi perhatian dalam
analisa tapak.

4. Analisa Aksesibilitas

Sirkulasi mencakup sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Dalam menganalisis


sirkulasi hal yang penting diperhatikan adalah sirkulasi kendaraan di sekeliling tapak,
baik itu lalulintas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kendaraan umum
sebagai sumber datangnya pejalan kaki dan arus lalu lintas kendaraan pribadi akan
menentukan letak pencapaian Jalan masuk ke dalam tapak baik bagi pejalan kaki
maupun bagi kendaraan pribadi. Dalam menentukan letak jalan masuk, juga perlu
diperhatikan kemudahan pencapaian, baik secara fisik maupun secara visual.
5. Analisa Kebisingan

Pada tapak dapat diidentifikasi zonazona yang bising maupun yang tenang.
Pengaruh kebisingan adalah akibat aktivitas yang terjadi di sekeliling tapak.
Kebisingan akibat ramainya lalu lintas pada jalan di depan tapak mempengaruhi
kebisingan zona tapak yang terletak di tepi jalan tersebut. Zona yang semakin jauh
letaknya dari sumber kebisingan maka berangsur-angsur menjadi zona sedang dan
akhirnya menjadi zona tenang.
Zona-zona ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi di mana harus diletakkan
ruang-ruang yang bersifat publik, semi publik (semi privat) maupun privat. Begitu
pula untuk ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan sebaiknya diletakkan pada
zona tenang. Untuk mengurangi kebisingan pada tapak dapat diberikan buffer berupa
bangunan atau ruang-ruang yang boleh bising ataupun ruang-ruang yang
menimbulkan kebisingan. Kadang-kadang dapat digunakan pohon sebagai buffer,
tetapi pohon kurang efektif untuk bangunan bertingkat, apalagi jika pohon lebih
rendah dari bangunan.
6. Analisa Vegetasi

Penggunaan Pepohonan sebagai buffer panas matahari membutuhkan kejelian


pemilihan jenis pohon pengaturan peletakannya pada tapak. Pohon-pohon palem yang
ditanam berjarak sedang tidak terlalu berguna sebagai penahan panas matahari. Tetapi
Pohon bambu yang ditanam secara rapat lebih baik dari pada pohon palem. Akan
tetapi pemeliharaan kebersihan pada daun-daun bambu yang gugur lebih merepotkan
ketimbang pohon palem. Untuk perlu juga dipikirkan bagaimana kemudahan
pemeliharaannya. Ketinggian pohon terhadap ketinggian bangunan juga perlu
diperhatikan.
Ketinggian pohon-pohon yang lebih rendah dari pada ketinggian Bangunan
tidak dapat difungsikan sebagai penahan panas matahari. Maka untuk bangunan-
bangunan bertingkat Tinggi (High Rise Building) perlu dipikirkan cara-cara lain,
misalnya dengan meletakkan Core pada daerah yang terkena panas matahari secara
langsung, membuat Balkon, sehingga permukaan ruang-ruang lebih mundur, dan tidak
terkena panas matahari secara langsung. Cara lain dengan membuat taman di dinding
dan atap bangunan.
7. Analisa Iklim dan Lintasan Matahari
• Lintasan Matahari

Orientasi matahari mempengaruhi suhu dalam bangunan. Pada


daerah daerah tropis seperti Indonesia, panas matahari kurang disukai. Oleh
karena itu orientasi matahari pada tapak mempengaruhi letak dan bentuk
bangunan. Mengingat radiasi matahari yang tinggi di Indonesia, maka daerah-
daerah di bawah bayangan bangunan menjadi daerah yang nyaman. Untuk
menurunkan suhu dalam bangunan maka ruangruang penting diusahakan
menghindari hadapan timur-barat secara langsung, karena orientasi matahari
di Indonesia adalah Timur-Barat. Arah Timur Barat dapat diberi buffer ruang-
ruang servis, di mana tidak dihuni manusia secara terus menerus, seperti
tangga, toilet, pantri, gudang dll.
• Iklim

Word Climate Conference menyatakan bahwa iklimadalah


suatu Sintesis kejadian suatu cuaca selama jangka waktu yang lama atau
panjang, yang secara statistik cukup untuk digunakan
sebagai menunjukkan suatu nilai statistik yang berbeda dengan sebuah
keadaan disetiap saatnya.

8. Analisa Drainase
• Utilitas

Utilitas bangunan adalah kelengkapan penting untuk bangunan yang


mempermudah pengguna gedung untuk mencapai kebutuhan dasar seperti
kenyamanan, keselamatan, kemudahan komunikasi, kesehatan, dan mobilitas.
sistem utilitas bangunan wajib seperti sistem air, sistem pencahayaan, sistem
elektrik, dan sistem ventilasi udara. Seorang arsitek harus mempertimbangkan
semua sistem utilitas bangunan dari awal perencanaan pembangunan.

• Drainase

Drainase merupakan hal penting pada lahan berkontur, terutama jika


terdapat ruang-ruang di bawah tanah. Aliran air dari level yang lebih tinggi
harus dialirkan melalui saluran-saluran yang dirancang agar tidak membanjiri
ruang yang terletak di bawahnya.

Air buangan dari air hujan maupun talang juga dapat dialirkan menuju
sumursumur resapan. Hal ini sangat membantu dalam pelestarian lingkungan
alam. Sumur resapan air hujan sebaiknya tidak berdekatan dengan septik tank
dan berisi batu karang, ijuk, pasir dan kerikil. Sumur resapan dapat dirancang
secara harmonis dengan penataan taman serta lanskap.

9. Analisa Peraturan Tata Bangunan


Letak pintu Masuk (entrance) menentukan pembagian Zoning. Entrance berada
pada Zona publik karena Zona publik adalah area di mana dapat diakses oleh semua
orang (publik). Mengingat entrance merupakan jalan masuk ke dalam tapak yang
dapat dimasuki oleh semua orang maka daerah sekitar entrance termasuk dalam Zona
publik. Semakin menjauh dari daerah masuk, maka berangsur-angsur sifat zona
berubah menjadi Zona semi privat, yaitu zona tidak semua orang dapat masuk, dan
zona privat hanya dapat dimasuki atau diakses oleh orang-orang tertentu, misalnya
pemilik ruang tersebut. Contoh ruang yang termasuk zona publik adalah ruang tunggu.
Penzoningan juga dapat dianalisis secara vertikal. Pada tapak yang berkontur
apabila entrance berada pada kontur yang tinggi, maka zona semi privat dan privat
dapat berada di kontur yang lebih rendah, sepanjang letaknya semakin menjauh dari
entrance. Pada bangunan yang lebih dari 1 lantai, maka penzoningan juga dapat
dilakukan secara vertikal.
Dalam perencanaan kota, biasanya telah ditetapkan zona-zona dalam kota yang
antara lain terdiri dari zona tinggal (hunian), zona karya (perkantoran), zona
komersial, zona industri dsb. Dalam zona-zona tersebut telah ditentukan fungsi
bangunan yang diperbolehkan dibangun pada lahan dimaksud. jadi tidak diizinkan
membangun perkantoran di lingkungan (zona) hunian. Sehingga dalam mencari lahan
perlu dicari informasi tentang tata guna lahan yang telah ditentukan oleh pemda
setempat.
• KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
Aturan ini mengatur bagaimana di dalam membangun suatu bangunan,
si pemilik bangunan diwajibkan menyisakan lahannya untuk area resapan air.
KDB ini biasanya dinyatakan di dalam persentase. Misalnya suatu lahandengan
luasnya 150 m2 pada daerah A memiliki KDB 60%, artinya hanya boleh
membangun rumah seluas 60% x 150 m2 = 90 m2, sisanya 60 m2 sebagaiarea
terbuka yang fungsinya seperti disebutkan di atas.
• KLB (Koefisien Lantai Bangunan)
KLB merupakan perbandingan antara luas total bangunan dibandingkan
dengan luas lahan. Luas bangunan yang dihitung KLB ini merupakan seluruh
luas bangunan yang ada, mulai dari lantai dasar hingga lantai di atasnya.
Mezanin atau bangunan dengan dindingnya yang lebih tinggidari 1.20 m, yang
digunakan sebagai ruangan harus dimasukkan ke dalam perhitungan KLB.
• GSB (Garis Sempadan Bangunan)
Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis batas minimal yang
membatasi bangunan dan batas lahan yang Anda miliki dengan lahan lain
seperti jalan, jaringan tegangan tinggi, rel kereta api, taman umum, tepi pantai,
tepi sungai, dan bangunan tetangga. Jarak antara sebuah bangunan dengan area
lainnya juga ditentukan menurut GSB yang diatur oleh peraturan daerah
setempat. Jadi, saat ingin membangun rumah, sebaiknya Anda
mempertimbangkan GSB dengan berkonsultasi kepada instansi setempat. Jika
melanggar, tentu saja akan ada sanksi hukumnya.

Prinsip perancangan tapak berkontur

1. Perancangan tapak yang menarik,sesuai konteks dan ekonomis


2. Manfaatkan kontur secara ilmiah,
3. Pencapaian yang aman,nyaman dan fungsional untuk penggunaan dan
pemeliharaan
4. Usahakan perletakan massa bangunan pada tempat yang paling tinggi dan
kemiringan paling landau
5. Hindari perletakan bangunan pada tanah rawan banjir/sekungan
6. Menghindari limpasan air kejalan
7. Gangguan minimal terhadap lahan dan vegetasi
8. Cut& fill optimum
9. Pengendalian erosi
10. Kumpulkan air menuju reservoir,dan resapkan
11. Membagi aliran air menjauhi bangunan & perkerasan agar tidak merusak
struktur bangunan.

Cut and fill

Penambahan dan pemotongan muka tanah

• Disekitar bangunan
• Pada permukaan miring
• Untuk jalan
• Drainase

3.2. Tinjauan Fungsi Bangunan

Menurut Building Planning & Design standart secara umum, kafe merupakan tempat
yang menyediakan makanan dan minuman yang mendekati restoran dalam sistem
pelayanan yang di dalamnya terdapat hiburan alunan musik sehingga kafe dapat digunakan
sebagai tempat yang santai dan untuk berbincang-bincang.
Pengertian Kafe (Cafe) adalah tempat untuk bersantai dan berbincang-bincang dimana
pengunjung dapat memesan minuman dan makanan. Kafe termasuk tipe restoran
namun lebih mengutamakan suasana rileks, hiburan dan kenyamanan pengunjung
sehingga menyediakan tempat duduk yang nyaman dan alunan musik.

Pengertian Kafe menurut Dictionary of English Language and Culture, Longman


adalah restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, kafe
biasanya digunakan orang untuk rileks. Sedangkan menurut The New Dictionary and
Theosaurus, Kafe merupakan restoran murah yang menyediakan makanan yang mudah
diolah atau dihidangkan kembali.

➢ Fungsi Cafe

Dengan melihat sejarah yang ada, fungsi cafe saat ini memang sudah berubah
mengikuti zaman. Apabil dahulu hanya sebagai kedai yang menawarkan minuman kopi
kini memiliki fungsi yang lebih luas. Hal ini bisa kita lihat dari desain-desain bangunan
cafe yang ada saat ini. Selain dibuat senyaman mungkin juga dibuat semenarik mungkin
untuk menarik para kawula muda.

Adapun fungsi cafe tersebut diantaranya adalah :

• Sebagai tempat yang nyaman untuk menikmati makanan dan minuman


• Sebagai tempat untuk melepas penat setelah seharian bekerja
• Sebagai tempat yang pas untuk bercengkrama bersama teman-teman
• Sebagai tempat meeting dengan rekan kerja diluar jam kantor

➢ Sistem Penyajian Cafe

Ada beberapa cara penyajian makanan dan minuman yang umum di


implementasikan pada sebuah kafe, diantaranya adalah :
1. Self Service

Cara penyajian ini dibuat secara self service, maksudnya para pengunjung café
melakukan pelayanan untuk dirinya sendiri.Jadi alurnya pengunjung datang langsung
mengambil makanan dan minuman yang telah disediakan, kemudian membawanya ke
bagian kasir untuk kemudian dihitung berapa yang harus dibayarkan. Barulah
pengunjung memilih tempat duduk dengan membawa makanan dan minuman yang
telah dipesannya.

Cara ini memang bisa memberikan kesan familiar dan bersahabat, terlebih lagi
cara penyajian ini diklaim bisa mengatasi antrian yang terlalu menumpuk saat sedang
banyak pengunjung yang datang secara bersamaan.

2. Waiter or Waitress Service to Table

Cara penyajian ini seorang waiter/waitress akan menghampiri pengunjung yang


telah memilih tempat duduk untuk memberikan daftar menu yang tersedia.Jadi
pengunjung hanya perlu memesan makanan dan minuman langsung di tempat duduk,
begitupun cara pembayarannya juga. Cara ini memang terkesan formal namun
keuntungannya adalah si pengunjung tidak perlu beranjak dari kursi untuk melakukan
pemesanan dan pembayaran.

3. Counter Service

Cara penyajian ini dimana pengunjung langsung ke counter untuk memesan


makanan dan minuman, apabila pesanannya sudah siap maka penyajiannya pun akan
diletakkan di bagian counter tadi.Adapun model penyajian ini terbilang praktis, terlebih
lagi juga bisa menghemat tenaga dan waktu bagi pelaku bisnis.

3.3. Tinjauan Teknis Persyaratan Kenyamanan Bangunan

Dalam Undang-Undang RI No 28 Tahun 2002, telah diatur bahwa persyaratan


kenyamanan menjadi salah satu persyaratan teknis dalam penilaian kelaikan fungsi
bangunan gedung. Lebih detail lagi di dalam pasal 26 disebutkan bahwa persyaratan
kenyamanan bangunan gedung haruslah meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan
antar ruang, kondisi dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
Jika kaidah keandalan bangunan gedung, yang salah satunya adalah persyaratan
kenyamanan telah terpenuhi, pemerintah daerah dapat menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi
(SLF). Namun, bukan hanya persyaratan teknis kenyamanan saja yang akan dinilai.
Melainkan juga persyaratan keselamatan, kesehatan, dan kemudahan dari bangunan
gedung.

SLF bangunan gedung ini diterbitkan untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu
bangunan gedung baik secara administratif dan teknis, sebelum pemanfaatannya.
Sementara yang dimaksud dengan kelaikan bangunan adalah suatu ukuran di mana
bangunan gedung tersebut dapat digunakan dalam penyelenggaraan bangunan.

➢ Kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang

Sebuah bangunan gedung idealnya dirancang untuk dapat mengakomodasi


segala aktivitas manusia yang menghuni di dalamnya. Selain itu, bangunan gedung
haruslah didukung dengan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi penggunanya
supaya dapat berfungsi secara optimal.

Aspek kenyamanan ruang umumnya dipengaruhi oleh kenyamanan ruang gerak


dan kenyamanan hubungan antar ruang. Kenyamanan ruang gerak dapat diperoleh
dari dimensi ruang dan tata letak ruang yang memberikan kenyamanan bergerak
selama berada di dalam ruangan. Sementara kenyamanan hubungan antar ruang
merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi
antar ruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya fungsi bangunan.
Secara harfiah, sirkulasi juga dapat dikatakan sebagai ‘tali’ yang mengikat
ruang-ruang suatu bangunan atau ‘tali’ yang mengikat suatu deretan ruang-ruang
dalam maupun luar menjadi saling berhubungan. Perancangan sirkulasi dapat meliputi
bagaimana tata letak bangunan/ruang, pembagian sirkulasi baik untuk manusia dan
barang, sirkulasi kendaraan, sirkulasi bangunan bertingkat, dan lainnya. Pengaturan
dan perancangan sirkulasi yang benar akan menentukan tingkat efisiensi penggunaan
bangunan gedung.

➢ Kondisi udara di dalam ruangan

Kenyamanan kondisi udara di dalam ruangan merupakan tingkat kenyamanan


yang diperoleh dari temperatur dan kelembaban di dalam ruangan untuk
terselenggaranya fungsi bangunan gedung. Kualitas udara yang buruk di dalam
ruangan bangunan gedung dapat menimbulkan gangguan kesehatan sehingga perlu
upaya penanggulan secara tepat dan berkesinambungan.

Dampak dari adanya pencemaran udara di dalam ruangan banguan gedung


dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan kesehatan secara
langsung dapat terjadi setelah terpajan. Misalnya iritasi mata, iritasi hidung dan
tenggorokan, sakit kepala, mual, nyeri otot, termasuk asma, flu, dan penyakit virus
lainnya. Sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung dampaknya dapat
terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan. Misalnya saja penyakit paru,
jantung, dan kanker.

Parameter kualitas udara di dalam gedung bangunan dapat dilihat dan diukur
melalui suhu, bau, kelembaban, kecepatan aliran udara, kualitas ventilasi,
pencahayaan, kadar debu, dan partikulat (partikel yang sangat kecil atau halus).
Sementara dampak kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan suburnya
pertumbuhan jamur/mikroorganisme sehingga kualitas konstruksi bangunan gedung
akan berkurang.

➢ Pandangan

Kenyamanan pandangan merupakan kondisi di mana hak pribadi orang dalam


melaksanakan segala aktivitas/kegiatannya di dalam bangunan gedung tidakterganggu
dari bangunan gedung lain di sekitarnya.

Tak dapat dipungkiri juga, kemampuan dalam perancangan ruang


dalam/interior bangunan gedung tak boleh terlepas dari aspek psikologi manusia,
mengingat manusia merupakan pengguna dari hasil rancangan bangunan gedung.
Untuk itu, libatkanlah tim ahli maupun profesional dalam pekerjaan perancangan
ruang dalam/interior bangunan gedung agar memberikan rasa nyaman saat
difungsikan.

4. Tingkat getaran dan tingkat kebisingan


Persyaratan Getaran :

1) Umum

• Persyaratan ini menyangkut paparan manusia terhadap getaran dan kejut dari
seluruh badan pada bangunan gedung berkenaan dengan kenyamanan dan
gangguan terhadap penghuninya.
• Respon dasar manusia terhadap getaran dalam bangunan gedung adalah
keluhan.
• Kenyamanan terhadap getaran adalah suatu keadaan dengan tingkat getaran
yang tidak menimbulkan gangguan bagi kesehatan dan kenyamanan seseorang
dalam melakukan kegiatannya. Getaran dapat berupa getaran kejut, getaran
mekanik atau seismik baik yang berasal dari dalam bangunan maupun dari luar
bangunan

2) Sifat getaran

Respon subyektif juga merupakan fungsi dari sifat getaran. Sifatnya dapat
ditentukan sesuai dengan sifat getaran yang diukur:

• Getaran dapat menerus, denan magnituda yang berubah, atau tetap terhadap
waktu;
• Getaran dapat terputus-putus, dengan magnituda tiap kejadian yang berubah
maupun tetap terhadap waktu.
• Getaran dapat bersifat impulsif, seperti dalam kejut.

3) Waktu paparan

Waktu paparan pada penghuni yang terpengaruh mungkin juga perlu dievaluasi.
Waktu penghunian bangunan gedung harus dicatat.

4) Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan dan getaran pada


bangunan gedung harus mengikuti persyaratan teknis, yaitu Standar tata cara
perencanaan kenyamanan terhadap getaran pada bangunan gedung.

Persyaratan Kebisingan :

1) Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan pada bangunan


gedung harus mempertimbangkan jenis kegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau
sumber bising lainnya baik yang berada pada bangunan gedung maupun di luar
bangunan gedung.

2) Penanganan kebisingan memerlukan perencanaan dinding dengan kombinasi


material antara 1/8 sampai dengan 1/4 kaca dan sisanya dengan bahan yang masif untuk
mereduksi kebisingan dari luar bangunan sebesar 26-29 dB. Prosentase material kaca
masih memungkinkan, mengingat material kaca mampu mengurangi kebisingan dari
luar sebesar 20 dB. Waktu reverberasi perancangan untuk berbagai kegiatan di dalam
bangunan
BAB 4

RENCANA PROGRAM RUANG

1. Kegiatan
No Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Waktu
(1) (2) (2) (3) (4)
Pemilik/Manager/Owner
1 Datang Parkir Publik 08:00
2 Bekerja Ruang Manager Privat 09:00 – 23:00
3 Menerima Tamu Ruang Semi privat Selama jam kerja
Manager/Meeting
4 Pulang Parkir Publik 23:00

Karyawan
1 Datang Parkir Publik 08:00
2 Menerima pesanan kasir Semi Publik 09:00 – 21:00
3 Memasak Dapur Semi Publik 08:00 – 22:00
4 Menerima Kasir Semi Publik 09:00 – 22:00
pembayaran
5 Mencuci Tempat cuci Semi Publik 08:00 – 22:00
6 Istirahat Tempat istirahat Semi Publik -
7 Pulang Parkir Privat 22:30

Pengunjung
1 Datang Parkir Publik 09:00 – 22:00
2 Memesan Kasir Semi Publik 09:00 – 22:00
3 Makan/Minum Ruang makan Publik 09:00 – 22:00
4 Membayar Kasir Semi Publik 09:00 – 22:00
5 Pergi Parkir Publik 09:00 – 22:00
2. Besaran Ruang
No Items Dimensi m2 Jumlah Luas
P L PxL m2
Zona Indoor
Mushalla
1 Manusia 1 0.8 0.8 10 8
2 Sajadah 1.5 0.9 1.35 10 13.5
3 Lemari 2 0.6 1.2 1 1.2
Sirkulasi 30% 22.7
Total Luas 29.51
Dapur kotor
1 Manusia 1 0.8 0.8 2 0.16
2 Meja Cuci 1.5 0.70 1.05 1 1.05
Sirkulasi 30% 1,21
Total Luas 1.573
Toilet
1 Closet Duduk 0.59 0.38 0.22 1 0.22
2 Wastafel 0.53 0.47 0.24 1 0.24
Sirkulasi 30% 0.46
Total Luas 0.598

ss Items Dimensi Jumlah Luas


P L PxL
Kasir
1 Manusia 0.8 1 0.8 2 1.6
2 Meja Kasir 1.5 0.8 1.2 1 1.2
3 Kursi 0.4 0.4 0.8 2 1.6
4 Etalase 1.2 0.5 0.6 1 0.6
Sirkulasi 30% 5
Total Luas 1.573
Parkiran
1 Motor 2.5 1.05 2.625 30 78.75
2 Mobil 6 2 12 15 1.80
Sirkulasi 30% 80.55
Total Luas 104.715
Ruang Manager
1 Manusia 0.8 1 0.8 4 3.2
2 Meja 1.2 0.6 0.72 2 1.44
3 Kursi 0.69 0.69 0.4761 1 0.4761
4 Sofa 3 seater 1.98 8.2 16.236 1 16.236
5 Lemari 1.2 0.8 0.96 1 0.96
Sirkulasi 30% 22.3121
Total Luas 29,00573
Ruang Meeting 1 & 2
1 Manusia 0.8 1 0.8 15 12
2 Meja 1.2 0.6 0.72 3 2.16
3 Kursi 0.69 0.69 0,4761 15 7.05
4 Rak 1 0.90 0.90 1 0.90
Sirkulasi 30% 22.11
Total Luas 28.743
Parkir Manager dan Karyawan
1 Manusia 0.8 1 0.8 7 5.6
2 Parkir Motor 2.5 1.05 2.625 5 13.125
3 Parkir Mobil 6 2 12 2 24
Sirkulasi 30% 42.725
Total Luas 55.5425
Indoor Cafe
1 Manusia 0.8 1 0.8 60 48
2 Meja 1.2 0.6 0.72 30 21.6
3 Kursi 0.69 0.69 0.47 60 28.2
Sirkulasi 30% 97.8
Total Luas 29.34
Ruang Istirahat
1 Manusia 0.8 1 0.8 3 2,4
2 Meja 1.2 0.6 0.72 2 1.44
3 Kursi 0.69 0.69 0.4761 3 1,4283
Sirkulasi 30% 5.2683
Total Luas 6.84879

No Items Dimensi Jumlah Luas


P L PxL
Dapur bersih
1 Manusia 0.8 1 0.8 5 4
2 G shape kitchen set 3.5 3.5 7 1 7
3 Kulkas 0.60 0.60 1.2 1 1.2
Sirkulasi 30% 12.2
Total Luas 15.86
Outdoor Caffe
1 Manusia 0.8 1 0.8 40 32
2 Meja 1.2 0.6 0.72 20 14.4
3 Kursi 0.69 0.69 0.4761 40 19,044
Sirkulasi 30% 65.444
Total Luas 85.0772

Anda mungkin juga menyukai