datar yang hampir memiliki ketinggian setara atau datar, tidak memiliki perbedaan ketinggian. Kondisi
lahan seperti ini biasanya dapat kita jumpai di daerah dataran tinggi seperti pegunungan atau perbukitan.
Beberapa dapat kita jumpai di daerah dataran rendah, namun perbedaan tinggi lahan biasanya tidak
seekstrim di daerah dataran tinggi. Perencanaan pembangunan di lahan berkontur dapat berupa perencanaan
kawasan yang luas, misalnya: perencanaan kawasan perumahan atau kawasan dalam bentuk skala kecil.
Salah satu keuntungan perencanan bangunan terutama rumah tinggal adalah kita dapat membuat desain
ruang-ruang yang dapat diarahkan secara visual menjadi arah yang mempunyai pandangan terbaik/over
view dari rumah ke lingkungan sekitarnya yang lebih rendah.
Sebagian masyarakat merasa kesulitan jika ingin membangun hunian pada lahan berkontur. Beberapa
cenderung meratakan kondisi lahan dengan menggali atau mengurug tanah sehingga didapatkan kondisi
lahan yang datar unuk mempermudah membangun hunian. Hal ini secara teknis pembangunan memang
lebih mudah, namun cukup memakan biaya untuk penggalian maupun pengurugan lahan tersebut.
Sebaliknya, memiliki lahan berkontur bukan berarti sulit untuk memanfaatkannya. Lahan berkontur
memiliki nilai tersendiri, jika dapat mengolah lahan tersebut dengan bijak, maka hunian yang dibangun di
atas lahan berkontur memiliki nilai estetis yang sangat tinggi, yang tidak dimiliki oleh hunian yang
dibangun di atas lahan datar.
Untuk lahan berkontur yang akan di bangun hunian atau rumah tinggal, sebaiknya tetap mempertahankan
kondisi eksisting lahan. Hal ini salah satu cara adalah dengan menyesuaikan desain rumah tinggal dengan
kondisi lahan. Penggalian dan pengurugan memang akan diperlukan, namun hanya sebagian kecil, tidak
untuk meratakan kondisi lahan berkontur secara keseluruhan. Ketinggian pada desain rumah tinggal akan
mengikuti tinggi kontur, sehingga beberapa ruang dalam rumah memiliki kemungkinan berada pada
ketinggian yang berbeda. Perbedaan ketinggian dalam ruang ini dikoneksikan atau dihubungkan dengan
beberapa anak tangga atau ramp.
Desain rumah tinggal di lahan berkontur memiliki nilai seni atau artistik yang tinggi jika didesain secara
baik. Fungsi ruang publik dan ruang privat dalam hunian dapat dibatasi melalui perbedaan tinggi ruang, hal
ini biasa disebut dengan pembatas imajiner, dimana fisik pembatas tidak selalu terlihat, seperti pembatas
menggunakan dinding, namun dapat dilakukan tanpa dinding dengan perbedaan ketinggian lahan. Beberapa
ruang dalam rumah mendapatkan view yang berbeda, ini menambah pengalaman pengguna dalam ruang,
pengguna dapat menemukan view baru antar ruang sehingga mengurangi rasa bosan ketika seharian berada
dalam rumah.
kemiringan lebih dari 48ᵒ pada umumnya tidak dipergunakan sebagai lahan untuk tempat tinggal karena
terlalu curam. Faktor gradasi atau kemiringan kontur sangat mempengaruhi sistem utilitas terutama
drainase, jika salah penempatan ruang 60 Kajian Tentang Penerapan Konsep Split Level Pada Rumah
Tinggal di Lahan Berkontur dan Lahan Datar pada gradien tertentu maka akan sangat mengganggu
operasional sistem drainase. Demikian juga pemandangan dari dan ke luar site akan terganggu atau tidak
maksimal.
Rumah split-level yang berdiri sendiri, berderet, dan sebagainya pada lerengan <10% ( <6°), rumah seperti
ini dikerena topografi tanah merupakan lerengan landai, maka memiliki dua lantai yaitu dibagian bawah
dan di bagian atas lerengan, biasanya dengan beda tinggi setengah tingkat rumah.
Rumah sengkedan yang berdiri sendiri, berderet, dan sebagainya pada lerengan >10% ( >6°), merupakan
rumah yang karena topografi tanah merupakan lerengan yang agak terjal, meka memiliki susunan tingkat
rumah yang sesuai garis kontur, dengan beda tinggi selalu satu tingkat rumah.
Rumah sengkedan yang tersusun ( terraced houses ) pada lerengan ±20% (± 11°)
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hunian membangun di atas tanah yang berkontur:
Menyesuaikan bangunan dengan kontur tanah, sebaiknya bangunan yang akan dibangun
mengikuti lekukan tanah yang ada
Jika kontur tajam, sebaiknya memanfaatkan ruang pada kontur menjadi bagian dari bangunan
Memperhatikan jalur buangan air dan sumber air pada site, untuk menjadi pertimbangan
dalam membuat sistem drainase
Jika menginginkan split level yang landai, sebaiknya menggunakan sistem cut and fill pada kontur,
sehingga bisa disesuaikan dengan desain bangunan
Mempertimbangkan pula posisi dan bentuk sirkulasi agar tidak menyulitkan pengguna bangunan
Countur Farming, yakni dengan melakukan penanaman pada lahan dengan berdasar pada garis kontur.
Dengan demikian, sistem perakarannya bisa membantu menahan tanah.
Terassering, yakni dengan melakukan penanaman berdasarkan sistem teras demi teras. Tujuannya
untuk mencegah terjadinya erosi pada tanah yang dipicu oleh pengaruh kuat gravitasi.
Contour Plowing, yaitu dengan membajak tanah searah dengan garis kontur. Dengan demikian akan
muncul alur tanam yang horizontal.
Contour Strip Cropping, yakni dengan melakukan kegiatan bercocok tanam dan membagi bidang-
bidang pada tanah tersebut dalam bentuk yang sempit juga memanjang. Pemetaan ini harus ikut
pada garis kontur dengan demikian bentuknya akan berbelok-belok.
Pemupukan, cara mencegah erosi yang satu ini bertujuan untuk mengembalikan vitalitas tanah sehingga
ia tidak akan mudah tergerus oleh air, es maupun angin.
Reboisasi, langkah ini sangat signifikan. Dengan menanami kembali lahan gundul maka potensi erosi bisa
ditekan seminimal mungkin. Langkah reboisasi ini juga harus bersinergi dengan pelarangan menebang
pepohonan sembarangan utamanya di daerah yang rawan erosi.
Drainase, yakni dengan mengatur sirkulasi air demi untuk memaksimalkan kesuburan tanah. Ingat, tanah
yang subur lebih solid dan tidak mudah terkikis.
Cara mencegah erosi lainnya adalah dengan membangun atau memasang tembok batu rangka besi di
pinggiran sungai. Langkah ini sangat efektif dalam mengurangi resiko terjadinya bencana alam erosi sungai.
A. Metode Vegetatif , Metode vegetatif untuk konservasi tanah di antaranya sebagai berikut:
Pemilihan vegetasi tertutup, yaitu menutup lahan dengan menanam tanaman yang dapat tumbuh di lahan
kritis.
Pencegahan erosi, yaitu dengan cara membuat sengkedan pada lahan yang miring atau dengan penamanan
tumbuhan di daerah lahan miring yang dapat mengikat tanah.
Pencegahan remediasi tanah dari kontaminasi zat kimia atau zat biologis.
B. Metode Mekanik, Metode mekanik untuk konservasi tanah di antaranya sebagai berikut:
Adanya rotasi tanaman, jadi tanah tidak hanya ditanam satu jenis tanaman saja, melainkan adanya
penggantian jenis tanaman.