Tira Vilagna Resort & Spa merupakan Butik Resort Hotel dengan konsep
tradisional bali yang terletak di Jalan Shanti, Subak Padang Mun, Kintamani,
Bangli, Indonesia. Tira Vilagna Resort & Spa dibangun pada lahan yang kritis
dan transis. Seperti yang kita ketahui, Kecamatan Kintamani merupakan
daerah dataran tinggi dengan kandungan tanah andosol yang dapat
mempengaruhi bangunan di daerah tersebut.
Salah satu masalah yang dihadapi bangunan pada lahan kritis yaitu erosi. Erosi
merupakan proses pengikisan tanah yang disebabkan oleh air hujan. Lahan
miring dengan curah hujan tinggi sangat berpotensi untuk terjadinya erosi.
Untuk mengatasi hal tersebut, dapat dilakukan hal-hal berikut :
LAHAN TRANSIS
Lahan transis yaitu lahan dengan topografi yang berbeda-beda, atau bisa
disebut tanah dengan kemiringan tertentu. Dalam merancang bangunan di
lahan bertransis, perlu diperhatikan kemiringan dari lahan, dan luas lahan
yang dibangun. Berdasarkan kemiringannya lahan bertransis memiliki luas
lahan yang efektif untuk dibangun, antara lain :
4. Analisis kondisi iklim, topografi, sosial budaya pada site dan lingkungan sekitarnya sebelum merancang bangunan
5. Perhatikan jalur buangan air dan sumber air pada site, untuk menjadi pertimbangan dalam membuat sistem drainase
6. Gunakan metode cut & fill jika pembangunan pada site tidak memungkinkan untuk mengikuti kontur ataupun menginginkan split
level yang lebih landai
7. Perhatikan pola sirkulasi manusia, kendaraan, maupun udara agar dapat selaras dengan bentuk bangunan serta tanah tempatnya
membangun.
9. Pencapaian pada bangunan dapat dilakukan dengan mendirikan tangga agar mempermudah akses pengguna ke dalam bangunan
dari ruang luar.
LAHAN KRITIS
Lahan kritis merupakan lahan yang keadaannya sudah tidak berfungsi dengan
baik karena kerusakan secara fisik, kimia, maupun biologis. Dalam penyertaan
tersebut bisa diartikan bahwa lahan kritis dapat menyebabkan produktivitas
lahan menjadi rendah karena akibat adanya erosi. Namun terdapat beberapa
parameter penentu lahan kritis sebagai berikut: penutup lahan, kemiringan
lereng, tingkat Bahasa erosi, produktivitas lahan, dan manajemen lahan
(Permenhut Nomor P.32/Menhut-II/2009). Klasifikasi tingkat lahan kritis
dibagi menjadi 5 bagian yaitu tidak kritis, agak kritis, potensial kritis, kritis,
dan sangat kritis.
FAKTOR PENYEBAB LAHAN KRITIS