Anda di halaman 1dari 34

Kuliah II MK P2 Tapak

Gasal 2020/2021

KARAKTER TAPAK
KARAKTER TAPAK
 Setiap tapak mempunyai karakter sendiri-sendiri,
sesuai dengan sifat dan kondisi lingkungannya
(topografi).
 Tapak dapat dikategorikan menjadi:
1. tapak di dalam kota
2. tapak di desa
3. tapak miring
4. tapak datar
 Sifat dari rancangan dapat disesuaikan dengan
karakter dari 4 (empat) tipe tapak tersebut.
 Untuk setiap tapak selalu ada penggunaan yang
paling tepat
 Untuk setiap kebutuhan/program selalu ada tapak
yang tepat
 Merancang suatu proyek yang harmoni terhadap
tapaknya adalah merupakan tujuan dari
perencanaan.
 Oleh sebab itu “ekspresi design” dari sebuah
proyek akan tergantung dari sifat dan kondisi
tapaknya (karakter tapak).
1. Tapak di dalam kota
 Harga tanah yang tinggi/ mahal.
Tapak dimanfaatkan seoptimal mungkin. Bentuk bangunan
diusahakan sekompak mungkin.

 Space/ ruang yang terbatas. Perencanaan diarahkan untuk


memperluas kesan space dengan berbagai penggunaan dari area
dan permainan hubungan ruang.

 Lingkungan kota menimbulkan kesan adanya pembatasan dan


menekan. Dengan memanfaatkan bentuk-bentuk yang transparan
untuk mengurangi rasa tertekan/ tertutup.

 Daerah dan space/ ruang dengan skala terbatas. Perencanaan


mempertimbangkan skala ruang.
 Jalan-jalan di dalam kota dan jalan bagi pejalan kaki merupakan
garis utama untuk pendekatan /approach, peninjauan / observasi
dan pencapaian.
Garis-garis jalan ini merupakan elemen-elemen yang mengikat
rumah ke dalam lingkungan. Mulut jalan dan pintu masuk depan
hendaknya direncanakan dengan ekspresi „menerima‟. Hubungan
antara struktur / bangunan dengan garis-garis tegas jalan
merupakan pertimbangan yang utama.

 Jalan merupakan sumber asap, kebisingan/kegaduhan dan


bermacam-macam gangguan.
Elemen perencanaan yang dekat dengan jalan sebaiknya diatur
agar memberi kesan „terpisah‟
 Kota mempunyai iklim mikro yang terjadi karena
perkerasan.
Dapat diatasi dengan merencanakan sebuah oase,
memanfaatkan angin yang sejuk, bayangan, sun
screen, kolam dan air mancur.
Iklim dapat diperbaiki dengan pendinginan
perkerasan / paving oleh gerakan udara melalui
dinding yang berlubang, dengan penyemprotan kabut,
kerikil, atau penguapan permukaan.
 Hal-hal penting yang berkaitan dengan alam seperti pohon,
bentuk tanah (topografi), batu karang, air jarang didapat
sehingga arti serta nilainya makin bertambah.
Benda-benda tersebut tidak lagi merupakan sebagian
pemandangan alam tetapi menjadi obyek khusus yang harus
diperlakukan secara khusus. Material lansekap ini dimasukkan
dalam perencanaan untuk mendapatkan daya tarik dan kondisi
iklim yang optimum. Karena di dalam kota berbagai material
bermunculan, maka tumbuh-tumbuhan serta material yang eksotis
hendaknya ditambahkan secara khusus.
 Bentuk dan material di dalam kota adalah palsu/dibuat.
Karena ukuran serta jumlah yang terbatas, maka pengolahan
memerlukan penyelesaian detail-detail yang menarik.
 Tetangga sekitar, menjadikan kita sebagai bagian yang
lengkap dari masyarakat, sebuah unit di dalam kelompok yang
saling berhubungan satu sama lain, merupakan bagian penting
dari keseluruhan.
Karakter lingkungan tidak dapat dirusak seenaknya dengan
tanpa memperhatikan kepentingan sosial. Kita harus
menyesuaikan diri dengan perencanaan suatu komplek
 Dalam tapak, hanya terdapat sedikit ruang peralihan
antara lalu lintas ramai dengan daerah tenang untuk
hidup.
Perencanaan transisi yang baik merupakan ciri
keberhasilan bangunan kota.

 Keadaan kota menghendaki adanya batas-batas yang


jelas karena kita hidup berdekatan dengan tetangga.
Perencanaan berorientasi pada privasi yang merupakan
kebutuhan utama. Orientasi mengarah ke dalam, ke
taman pribadi, halaman (patio, court).
2. Tapak di Desa

 Daerah ini luas sekali. Perencanaan dapat lebih


terbuka, bebas sama sekali

 Meskipun secara fisik tanah dibatasi kepemilikan,


tetapi secara visual tapak meliputi daerah yang luas.
Skope perencanaan kita bertambah karena pagar,
kebun, lapangan dan puncak gunung yang bermil-mil/
km jauhnya menjadi faktor dan elemen desain.
 Kebebasan dengan pemandangan terbuka ke ladang,
hutan dan langit merupakan kualitas lansekap yang
utama.
Orientasi utama adalah keluar untuk memanfaatkan segi-
segi tapak secara menyeluruh serta mendapatkan
pemandangan-pemandangan yang baik
 Pemilihan tapak rural menunjukkan keinginan
“bersatu” dengan alam. Jadikanlah kekaguman akan
alam menjadi tujuan dan tema perencanaan. Pengolahan
alam dilakukan hanya untuk memperindah alam tersebut.
 Bentuk lansekap yang utama hendaknya dijaga.
Membangun sesuai dengan unsur-unsur lansekap yang baik,
mengurangi atau membuang unsur-unsur yang kurang baik.
Menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan bentuk lansekap.
Penggunaan tapak disesuaikan dengan bentuk topografi. Garis-
garis kontur menentukan tata letak secara arsitektonis.

 Lansekap merupakan hal yang dominan (didalam karakter maupun


kesan). Kemungkinan besar tapak tersebut dipilih karena karakter
lansekapnya. Perencanaan bangunan hendaknya diarahkan untuk
menjaga, memanfaatkan karakter tersebut. Jika karakter lansekap lain
yang diinginkan, kita dapat mengubah karakter lansekap yang ada
sedemikian rupa, sehingga segi-segi lansekap yang ada dapat
dimanfaatkan.
 Bentuk permukaan tanah merupakan elemen visual
yang kuat.
Bangunan yang ditempatkan dalam hubungan
dengan bentuk permukaan tanahnya akan
memperoleh kekuatan arsitektonis dan harmoni
terhadap tapak.
 Lansekap yang baik merupakan transisi yang baik pula.
Dalam perencanaan, adanya transisi antara bangunan terhadap tapak,
hubungan sekitar bangunan terhadap daerah sekelilingnya merupakan
kunci/faktor yang penting

 Bangunan menjadi elemen yang diletakkan di atas lansekap.


Bangunan maupun tapak harus dominan. Baik tapak dianggap sebagai
suasana dimana bangunan yang dominan terletak, atau bangunan dianggap
sebagai sesuatu yang ditempatkan di dalam lansekap untuk memperkuat
bentuk dan kontur yang terdapat di dalam lansekap. Keduanya saling
melengkapi.

 Lansekap di desa adalah lansekap yang halus, terdiri dari bayangan-


bayangan daun, cahaya langit dan bayangan awan. Perencana harus
mengenal nilai-nilai / potensi ini dan mengolahnya secara baik atau nilai-nilai
tadi akan rusak.
 Tapak sangat dipengaruhi cuaca/iklim, seperti
hujan, angin, matahari, salju, musim panas dan
musim dingin.
Diagram struktur tapak dan bentuk-bentuk bangunan
hendaknya merupakan penyesuaian terhadap
cuaca/iklim.

 Tapak meliputi daerah yang lebih luas.


Approach kendaraan dan pedestrian merupakan
elemen penting didalam perencanaan.
 Material khas suatu tapak rural adalah batu-batuan
dan pohon menentukan suatu karakter lansekap.
Penggunaan material tersebut secara tepat di dalam
bangunan, pagar, jembatan dan dinding membantu
hubungan antara bangunan terhadap tapak.

 Kualitas yang terpenting dari lansekap adalah


sesuatu yang asli. Material bangunan hendaknya
sanggup merefleksikan keasliannya terhadap alam.
3. Tapak Miring/Lerengan (berkontur)

 Kontur merupakan faktor perencanaan yang utama.


Perencanaan kontur (penempatan elemen-elemen
perencanaan sejajar dengan kontur) merupakan ciri
umum.
 Luas terbagi menjadi jalur-jalur sempit yang
luasnya relatif sama tegak lurus pada sumbu
kemiringan.
Sempit seperti pita sangat dianjurkan
 Daerah datar yang cukup luas dapat dikatakan tidak
ada.
Permukaan datar harus dibuat. Jika permukaan datar
dibuat dari tanah urug, maka harus ada dinding penahan
tanah atau diberi kemiringan yang lebih besar

 Bagian atas dari bidang miring dapat dilihat dari semua


bagian.
Perencana dapat memanfaatkan profil tanah ini.
Penyesuaian ataupun pengolahan bidang miring adalah
untuk melindungi ataupun memperindah pemandangan
yang ada.
 Hakekat dari bidang miring adalah naik dan turun.
Skema perencanaan berbentuk teras sangatlah
dianjurkan. Perbedaan tinggi permukaan untuk
membeda-bedakan fungsi, seperti halnya dengan
bangunan split level atau berlantai banyak

 Bidang miring adalah ramp.


Ramp atau tangga merupakan ciri yang jelas
 Kemiringan yang biasa seringkali terlampau curam
untuk kendaraan beroda.

Akses yang termudah adalah sepanjang kontur.


Kenyataan ini menunjukkan bahwa approach yang
normal adalah dari samping
 Arah gaya gravitasi adalah ke bawah bidang
miring.
Bentuk-bentuk perencanaan tidak hanya harus stabil
tetapi juga mempunyai ekspresi stabil. Tentu saja ada
pengecualian untuk bangunan-bangunan yang
direncanakan untuk menimbulkan kesan istimewa dan
berani

 Tapak yang miring memiliki kualitas lansekap yang


dinamis.
Tapak cocok untuk bentuk-bentuk yang dinamis.
 Kualitas dramatis dari suatu bidang miring adalah
perubahan permukaan.
Perubahan tinggi permukaan yang ada dapat
diaksentuasikan dan didramatisir dengan penggunaan teras
yang melayang atau balkon-balkon yang berbentuk teras.
 Bidang miring memberikan kesan pertemuan antara
tanah dan udara.
Suatu bidang lantai yang ditempatkan di atas bidang miring
seringkali di bagian dalam berhubungan dengan tanah
sedang bagian luarnya bebas tergantung di udara. Bagian
yang berhubungan dengan tanah hendaknya diekspresikan
dengan jelas. Demikian pula yang berhubungan dengan
udara.
 Tapak yang miring memberikan view yang
menarik.
Perombakan tapak untuk mendapatkan lansekap
yang menarik hendaknya dikurangi, karena tapak
yang miring sudah mendapatkan view yang baik
sehingga tidak begitu penting membuat daya tarik
lain
 Tapak miring berorientasi ke luar. Orientasi perencanaan
bangunan cenderung ke luar dan ke bawah.
Karena sisi yang menghadap view terbuka dan hubungannya
dengan matahari merupakan segi perencanaan yang penting.

 Tapak miring menimbulkan persoalan drainase.


Air tanah yang turun dari atas harus dihindarkan dengan
membelokkan, menyebarkan aliran tersebut dengan melewati
bagian bawah atau secara khusus dilewatkan melalui bawah
bangunan.

 Bidang miring memungkinkan adanya permainan air.


Air yang jatuh, aliran melalui cascade dan sebagainya memberikan
gambaran yang menarik
4. Tapak Datar
 Tapak yang datar lebih bebas terhadap batasan-
batasan perencanaan yang mengikat.
Dari semua tipe tapak, tapak datar adalah yang paling
cocok untuk pola-pola sel, maupun geometris

 Tapak datar relatif hanya memiliki daya tarik lansekap


yang tidak begitu istimewa.
Daya tarik sangat tergantung kepada relasi/hubungan
antara obyek terhadap obyek, space terhadap space
dan obyek terhadap space
 Pada hakekatnya tapak yang datar adalah bidang
dasar yang luas.
Semua elemen yang diletakkan di atas bidang ini
memiliki kesan visual yang kuat masing-masing
mempunyai nilai sculptural sendiri.
 Setiap bidang vertikal tidak hanya dilihat sebagai
bentuk saja, tetapi juga sebagai background untuk
obyek-obyek lain atau juga sebagai pembentuk
bayangan yang jatuh pada obyek lain.
 Tapak yang datar tidak memiliki focal point.
Elemen yang paling menarik yang ditempatkan di dalam
tapak, akan menguasai lansekap

 Garis approach /jalan masuk tidak dipengaruhi


topografi.
Kemungkinan approach jalan masuk dari semua sisi sama
pentingnya. Garis sirkulasi eksterior dan interior
merupakan elemen perencanaan yang kritis karena garis-
garis ini menguasai perletakkan keseluruhan secara visual.
 Lengkung langit merupakan elemen lansekap yang
dominan karena memiliki keindahan dan
kemungkinan perubahan yang tidak terbatas.
Kita dapat memanfaatkan langit dengan
menggunakan waskom, kolam, lapangan terbuka
atau patio / halaman.
 Matahari adalah faktor perencanaan yang kuat.
Kita dapat memanfaatkan sebagai sumbu cahaya untuk
memperoleh permainan gelap dan terang.
 Kita dapat memilih kemungkinan-kemungkinan permainan
cahaya dan memanfaatkannya ke dalam bentuk, warna,
tekstur dan material. Kita dapat mendramatisir
bayangan yang terjadi dan menimbulkan bayangan
jatuh ke dinding, bergerak-gerak di air, bentuk sculptural
dari obyek, bayangan obyek-obyek yang bercahaya
 Tapak datar memiliki kualitas lansekap yang netral.
Karakter tapak dibentuk oleh elemen-elemen yang
ditempatkan ke dalam tapak. Bentuk yang menarik,
warna yang kuat dan material yang eksotis dapat
dipergunakan tanpa mengganggu tapak
 Tapak kurang mendapat perlindungan dari elemen-
elemen yang ditempatkan.
Perlu diadakan elemen-elemen tambahan untuk
perlindungan, misalnya terhadap cuaca. Daerah atau
space dengan iklim yang dapat diatur juga diperlukan.
 Tapak kurang memiliki privasi.
Menciptakan privasi merupakan tujuan orientasi
perencanaan. Privasi ke dalam untuk space yang
privat sedangkan ke luar untk pembatasan daerah
sekelilingnya.
 Kurangnya dimensi ketiga.
Dimensi ketiga pada bidang dasar dapat diciptakan
dengan mengolah permukaan tanah. Sedikit
kemiringan atau tangga dapat membantu
 Tapak yang datar cocok untuk perencanaan lateral
(bercabang).
Suatu skema perluasan dengan elemen-elemen atau
selasar-selasar penghubung merupakan ekspresi yang
logis
 Tapak yang datar bersifat monoton.
Daya tarik utama terletak pada bangunan bukan pada
lansekap, maka sebaiknya bangunan dibuat menarik
serta dramatis.
 Horizon merupakan garis yang kuat.
Effek yang menarik dapat dicapai dengan penggunaan
bentuk horizontal yang rendah (untuk memperkuat) atau
vertical (sebagai kontras)
 Lansekap yang datar di bawah langit terbuka seringkali
menekan dan kurang memiliki skala manusia.
Skala dengan mudah dapat diatur dari yang intim sampai
kepada yang monumental. Jika kita menginginkan skala
manusia , maka kita harus menciptakan secara sadar.

Anda mungkin juga menyukai