Anda di halaman 1dari 55

MK.

DESAIN DAN BUDAYA


MINGGU KE. XI

ARSITEKTUR TRADISIONAL
L O M B O K

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
ABSTRACT

Suku Sasak adalah penduduk asli dan suku mayoritas


di Lombok. Sebagai penduduk asli, suku Sasak telah
mempunyai sistem budaya sebagaimana terekam
dalam kitab Nagara Kartha Gama karangan Empu Nala
dari Majapahit. Dalam kitab tersebut, suku Sasak
disebut “Lomboq Mirah Sak-Sak Adhi.” Jika saat kitab
tersebut dikarang suku Sasak telah mempunyai sistem
budaya yang mapan, maka kemampuannya untuk tetap
eksis sampai saat ini merupakan salah satu bukti
bahwa suku ini mampu melestarikan tradisinya.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


01 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
I. PULAU LOMBOK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


02 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
II. LATAR BUDAYA

The Wallace line,Dinamai oleh ahli naturalist setelah abad 19, Alfred russel Wallace,
menandai titik pergeseran antara tumbuhan dan binatang dari bagian barat sampai
timur Indonesia dan membagi batas bagian paling barat, dari Nusa Tenggara Barat
termasuk pulau Lombok dan Sumbawa. Lombok dikenal sangat berbeda dengan
tetangga dekatnya, Bali.Bagian sebelah utara dari pulau lombok berbukit-bukit dan
ditumbuhi dengan pohon-pohon yang tinggi dan ditumbuhi semak belukar.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
03 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
II. LATAR BUDAYA
Perbedaan menjadi semakin jelas kearah timur jauh dimana musim panas
lebih lama dan tanahnya kering dan penuh semak belukar, jagung dan sagu
adalah merupakan hasil utama,sebagai pengganti beras. Pada waktu Islam
pertama kali datang ke pulau ini pada abad ke-16,empat kerajaan hindu terus
hidup tenang di nusa tenggara barat dan sampai sekarang masyakatnya
masih memeluk agama hindu di Lombok bagian barat,yang mana penduduk
utamanya orang Bali. Lombok mengalami pengaruh yang kuat dari Bali pada
masa lampau, tapi masih memiliki indentitas yang unik. Penduduk asli
Lombok, adalah suku etnik Sasak, pengaruh agama Islam sangat dominan,
mempunyai nilai tradisi yang sangat berbeda dengan Sumbawa
Pasir putih yang lembut, pantai yang masih perawan adalah ciri khas
lombok, dengan motonya “anda dapat melihat Bali di lombok tapi tidak bisa
melihat lombok di bali” terkenal dengan tenun ikatnya, pulau lombok memiliki
keramahtamahan yang spesial dan relatif belum terjamah, kecuali beberapa
daerah seperti senggigi yang menjadi resort area. Mataram adalah ibu kota
propinsi,yang dulunya bergabung dengan Ampenan, Pelabuhan dan
Cakranegara yang kemudian skg berubah menjadi kota besar.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
04 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
III. LOMBOK LANDSCAPE

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


05 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
III. LOMBOK LANDSCAPE

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


06 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
III. LOMBOK LANDSCAPE

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


07 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
III. LOMBOK LANDSCAPE

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


08 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
III. LOMBOK LANDSCAPE

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


09 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
III. LOMBOK LANDSCAPE

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


10 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
III. LOMBOK LANDSCAPE

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


11 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

Gunung Rinjani, dengan ketinggian


3,726 m merupakan gunung berapi
yang aktif, merupakan salah satu
gunung tertinggi di Indonesia.
Gunung Rinjani dengan Pulau
Lombok identik dengan Gunung
Agung dan Pulau Bali
Pada puncak Gunung Rinjani
mempunyai kaldera yang sangat
besarberbentuk bulan sabit yang
disebut segara anak, dikelilingi
dinding yang terjal, Rinjani sangat
populer dikalangan pendaki,
Sembalun Bumbung dan Sembalun
Lawang adalah desa di lerengnya .
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
12 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


13 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


13 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


14 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


15 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


16 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


17 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


18 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV. GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


19 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IV GUNUNG RINJANI

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


20 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
V. PURA MERU

Pada awal abad ke-18, Mataram adalah


kediaman putra mahkota Kerajaan Karang
Asem,yang berada di bagian selatan Bali.
Raja sendiri berkedudukan di Cakranegara.
Kekuasaan kerajaan tidak berlangsung
lama, tetapi banyak peninggalan Pura tua
dan Taman Sari yang masih tersisa.
Pura Hindu terbesar di Lombok adalah
Pura Meru di kota Cakranegara. Merupakan
persembahan kepada Tritunggal (the hindu
trinity), Dewa Brahma, Dewa Siwa dan Dewa
Wisnu, dibangun pada tahun 1720 oleh Anak
Agung Made Karang, yang mempunyai tiga
taman, tiga pagoda seperti tempat pemujaan
yang berdiri berjajar dari utara ke selatan
dibagian taman bagian paling dalam.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


21 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
V. PURA MERU

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


22 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
V. PURA MERU

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


23 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
V. PURA MERU

Pura yang berada di deretan utara


dipersembahkan untuk Dewa Wisnu dan
mempunyai atap sembilan tingkat. Dibagian
tengah diperuntukan untuk Dewa Siwa
mempunyai atap 11 tingkat dan dibagian
selatan diperuntukan untuk Dewa Brahma
dengan konstruksi atap bersusun 7 tingkat.
Tidak jauh dari pura ada Taman Mayura,
yang merupakan bagian taman dari
kerajaan, mempunyai danau buatan yang
terletak ditengah taman, dari sisi danau
dibangun jalan setapak yang menuju ke
pendopo yang berada di tengah danau,
dahulu pendopo ini dipakai untuk pertemuan
sehari-hari, acara keagamaan dan tempat
kegiatan pemerintahan berupa pengadilan.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


24 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VI. TAMAN NARMADA

Taman Narmada, berada 11 km arah timur


kota Mataram, dibangun pada tahun 1727
oleh Raja Karang Asem Anak Agung Gede
Ngurah, merupakan tempat pemujaan dewa
shiwa sekaligus taman peristirahatan.
Merupakan Kolam yang sangat besar
sebagai perwujudan segara Anak, kawah
kepundan di gunung Rinjani yang digunakan
untuk melempar persembahan sbg ritual.
Karena raja baeranjak tua untuk
berziarah ke puncak rinjani 3,726 meter, dia
membuat Narmada merupakan perwujudan
dari Gunung and danau. Tidak jauh dari
danau merupakan tempat pemujaan dan
sumber mata air yang dipercaya bisa
memberikan awet muda pada para peziarah.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


25 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VI. TAMAN NARMADA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


26 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VI. TAMAN NARMADA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


27 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VI. TAMAN NARMADA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


28 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VI. TAMAN NARMADA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


29 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VII. PURA LINGSAR

Ini mungkin merupakan satu-satunya


tempat suci Hindu di dunia dimana umat
hindu dan muslim berdo’a bersama.
sekitar 7 km sebelah barat Narmada,
dibangun pada tahun 1714 dan dibangun
kembali tahun 1878 sebagai simbol
keharmonisan hubungan antara umat
hindu bali dengan muslim sasak, terutama
penganut Islam wektu telu yang terasa
unik di seluruh pulau Lombok.
Pura hindu di bangun dibagian tanah
yang paling tinggi,dibelakang bagian
islam di satu komplek. di taman bagian
bawah pada waktu purnama para
peziarah melakukan pesta perang-
perangan saling melempar ketupat antara
masyarakat agama Hindu dan Islam.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
30 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VII. PURA LINGSAR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


31 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VII. PURA LINGSAR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


32 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VII. PURA LINGSAR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


33 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VII. PURA LINGSAR

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


34 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VIII. ARSITEKTUR SUKU
SASAK

Dalam masyarakat Sasak, rumah berada dalam dimensi sakral


(suci) dan profan duniawi) secara bersamaan. Artinya, rumah adat
Sasak disamping sebagai tempat berlindung dan berkumpulnya
anggota keluarga juga menjadi tempat dilaksanakannya ritual-ritual
sakral yang merupakan manifestasi dari keyakinan kepada Tuhan,
arwah nenek moyang (papuk baluk) bale (penunggu rumah), dsb
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
35 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VIII. ARSITEKTUR SUKU SASAK

Salah satu bentuk dari bukti kebudayaan Sasak adalah bentuk


bangunan rumah adatnya. Rumah bukan sekadar tempat hunian yang
multifungsi, melainkan juga punya nilai estetika dan pesan-pesan
filosofi bagi penghuninya, baik arsitektur maupun tata ruangnya.
Rumah adat Sasak pada bagian atapnya berbentuk seperti gunungan,
menukik ke bawah dengan jarak sekitar 1,5-2 meter dari muka tanah.
Atap dan bubungannya (bungus) terbuat dari alang-alang,
dindingnya dari anyaman bambu, hanya mempunyai satu berukuran
kecil dan tidak ada jendelanya. Ruangannya (rong) dibagi menjadi
inan bale (ruang induk) yang meliputi bale luar (ruang tidur) dan bale
dalem berupa tempat menyimpan harta benda, ruang ibu melahirkan
sekaligus ruang disemayamkannya jenazah sebelum dimakamkan.

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


36 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VIII. ARSITEKTUR SUKU SASAK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


37 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VIII. ARSITEKTUR SUKU SASAK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


38 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VIII. ARSITEKTUR SUKU SASAK

Ruangan bale dalem dilengkapi


amben, dapur, dan sempare
(tempat menyimpan) dari bambu
ukuran 2 x 2 m persegi atau bisa
empat persegi panjang. Selain itu
ada sesangkok (ruang tamu)
d e n g a n p i nt u m as u k ut am a
Di antara bale luar dan bale
dalem ada pintu dan tangga (tiga
anak tangga) dan lantainya berupa
campuran tanah dengan kotoran
kerbau atau kuda, getah, dan abu
jerami. Undak-undak (tangga),
digunakan sebagai penghubung
antara bale luar dan juga dalem.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
39 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
VIII. ARSITEKTUR SUKU SASAK

Hal lain yang cukup menarik diperhatikan dari rumah adat Sasak adalah pola
pembangunannya. Dalam membangun rumah, orang Sasak menyesuaikan
dengan kebutuhan keluarga maupun kelompoknya. Artinya, pembangunan
tidak semata-mata untuk mememenuhi kebutuhan keluarga tetapi juga
kebutuhan kelompok. Karena konsep itulah, maka komplek perumahan adat
Sasak tampak teratur seperti menggambarkan kehidupan harmoni penduduk.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
40 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IX. LUMBUNG BERUGA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


41 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IX. LUMBUNG BERUGA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


42 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IX. BALE KERJA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


43 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
X. SENGGIGI BEACH HOTEL

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


44 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
X. SENGGIGI BEACH HOTEL

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


45 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
X. SENGGIGI BEACH HOTEL

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


46 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
X. SENGGIGI BEACH HOTEL

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


47 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
X. SENGGIGI BEACH HOTEL

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


48 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
X. SENGGIGI BEACH HOTEL

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


49 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
XI. QUEEN VILLA GILI TRAWANGAN

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


50 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
XI. QUEEN VILLA GILI TRAWANGAN

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


51 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
XI. QUEEN VILLA GILI TRAWANGAN

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


52 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
XI. QUEEN VILLA GILI TRAWANGAN

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


53 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Anda mungkin juga menyukai