ARSITEKTUR TRADISIONAL
L O M B O K
The Wallace line,Dinamai oleh ahli naturalist setelah abad 19, Alfred russel Wallace,
menandai titik pergeseran antara tumbuhan dan binatang dari bagian barat sampai
timur Indonesia dan membagi batas bagian paling barat, dari Nusa Tenggara Barat
termasuk pulau Lombok dan Sumbawa. Lombok dikenal sangat berbeda dengan
tetangga dekatnya, Bali.Bagian sebelah utara dari pulau lombok berbukit-bukit dan
ditumbuhi dengan pohon-pohon yang tinggi dan ditumbuhi semak belukar.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
03 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
II. LATAR BUDAYA
Perbedaan menjadi semakin jelas kearah timur jauh dimana musim panas
lebih lama dan tanahnya kering dan penuh semak belukar, jagung dan sagu
adalah merupakan hasil utama,sebagai pengganti beras. Pada waktu Islam
pertama kali datang ke pulau ini pada abad ke-16,empat kerajaan hindu terus
hidup tenang di nusa tenggara barat dan sampai sekarang masyakatnya
masih memeluk agama hindu di Lombok bagian barat,yang mana penduduk
utamanya orang Bali. Lombok mengalami pengaruh yang kuat dari Bali pada
masa lampau, tapi masih memiliki indentitas yang unik. Penduduk asli
Lombok, adalah suku etnik Sasak, pengaruh agama Islam sangat dominan,
mempunyai nilai tradisi yang sangat berbeda dengan Sumbawa
Pasir putih yang lembut, pantai yang masih perawan adalah ciri khas
lombok, dengan motonya “anda dapat melihat Bali di lombok tapi tidak bisa
melihat lombok di bali” terkenal dengan tenun ikatnya, pulau lombok memiliki
keramahtamahan yang spesial dan relatif belum terjamah, kecuali beberapa
daerah seperti senggigi yang menjadi resort area. Mataram adalah ibu kota
propinsi,yang dulunya bergabung dengan Ampenan, Pelabuhan dan
Cakranegara yang kemudian skg berubah menjadi kota besar.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
04 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
III. LOMBOK LANDSCAPE
Hal lain yang cukup menarik diperhatikan dari rumah adat Sasak adalah pola
pembangunannya. Dalam membangun rumah, orang Sasak menyesuaikan
dengan kebutuhan keluarga maupun kelompoknya. Artinya, pembangunan
tidak semata-mata untuk mememenuhi kebutuhan keluarga tetapi juga
kebutuhan kelompok. Karena konsep itulah, maka komplek perumahan adat
Sasak tampak teratur seperti menggambarkan kehidupan harmoni penduduk.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
40 UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
IX. LUMBUNG BERUGA