Anda di halaman 1dari 23

Makalah kelompok 3

MAKALAH SEJARAH INDONESIA ABAD IV/XV


“ STRUKTUR DAN BIROKRASI DALAM KERAJAAN
DINUSANTARA”

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Hanafiah,MM

NAMA KELOMPOK:
Indro sutrisno
Safrol fazil
Ayu ramadhani
Lika virda
Sri suci pratiwi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SAMUDRA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Struktur dan
Birokrasi dalam kerajaan di Nusantara”.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Sejarah Indonesia Abad IV/XV. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Hanafiah,MM selaku dosen


pengampu pada mata kuliah Sejarah Indonesia Abad IV/XV yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
maklah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki sejarah dan perjuangan yang
tidak boleh dilupakan. Mulai dari sejarah nusantara, hingga zaman reformasi seperti
sekarang ini. Semuanya telah melalui waktu yang cukup panjang. Sejarah yang telah
dialami oleh negara ini, tentunya menjadi saksi bisu perjuangan para pahlawan yang
telah membawa Indonesia menuju kebebasan dari penjajahan. Sebelum adanya
Republik Indonesia, Nusantara telah dijajah oleh beberapa negara. Berkat persatuan
dan kesatuan yang dijunjung tinggi, Indonesia menjadi negara merdeka yang
independen. Jauh sebelum tahun masehi, Nusantara menjadi nama yang dikenal oleh
masyarakat masa itu, mulai dari wilayah ujung Sumatera hingga Papua. Sejarah
Nusantara menyebutkan bahwa Nusantara memiliki wilayah dengan berbagai kerajaan
yang mendiaminya.

Wilayah utama daratan Nusantara terbentuk dari dua ujung


Superbenua Pangaea di Era Mesozoikum (250 juta tahun yang lalu), namun bagian
dari lempeng benua yang berbeda. Dua bagian ini bergerak mendekat akibat
pergerakan lempengnya, sehingga pada saat zaman es terakhir telah terbentuk selat
besar di antara paparan sunda di barat dan paparan sahul di timur. Pulau sulawesi dan
pulau-pulau di sekitarnya mengisi ruang di antara dua bagian benua yang
berseberangan. Kepulauan antara ini oleh para ahli biologi sekarang disebut
sebagai Wallacea, suatu kawasan yang memiliki distribusi fauna yang unik. Situasi
geologi dan geografi ini berimplikasi pada aspek topografi, iklim, kesuburan tanah
sebaran mahkluk hidup (khususnya tumbuhan dan hewan), serta migrasi manusia di
wilayah ini.
Bagian pertemuan Lempeng Eurasia di barat, Lempeng Indo-Australia di
selatan, dan Lempeng Pasifik di timur laut menjadi daerah vulkanik aktif yang
memberi kekayaan mineral bagi tanah di sekitarnya sehingga sangat baik
bagi pertanian, namun juga rawan gempa bumi. Pertemuan lempeng benua ini juga
mengangkat sebagian dasar laut ke atas mengakibatkan adanya formasi perbukitan
karst yang kaya gua di sejumlah tempat. Fosil-fosil hewan laut ditemukan di kawasan
ini.

Nusantara terletak di daerah tropika, yang berarti memiliki laut hangat dan
mendapat penyinaran cahaya matahari terus-menerus sepanjang tahun dengan
intensitas tinggi. Situasi ini mendorong terbentuknya ekosistem yang kaya
keanekaragaman makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Lautnya hangat dan
menjadi titik pertemuan dua samudera besar. Selat di antara dua bagian benua
(Wallacea) merupakan bagian dari arus laut dari Samudera Hindia ke Samudera
Pasifik yang kaya sumberdaya laut. Terumbu Karang di wilayah ini merupakan tempat
dengan keanekaragaman hayati sangat tinggi. Kekayaan alam di darat dan laut
mewarnai kultur awal masyarakat penghuninya. Banyak di antara penduduk asli yang
hidup mengandalkan pada kekayaan laut dan membuat mereka memahami navigasi
pelayaran dasar, dan kelak membantu dalam penghunian wilayah Pasifik (Oseania).

Benua Australia dan perairan Samudera Hindia dan Pasifik di sisi lain
memberikan faktor variasi iklim tahunan yang penting. Nusantara dipengaruhi oleh
sistem muson dengan akibat banyak tempat yang mengalami perbedaan ketersediaan
air dalam setahun. Sebagian besar wilayah mengenal musim kemarau dan musim
penghujan. Bagi pelaut dikenal angin barat (terjadi pada musim penghujan) dan angin
timur. Pada era perdagangan antarpulau yang mengandalkan kapal berlayar, pola
angin ini sangat penting dalam penjadwalan perdagangan.

Dari sudut persebaran makhluk hidup, wilayah ini merupakan titik pertemuan
dua provinsi flora dan tipe fauna yang berbeda, sebagai akibat proses evolusi yang
berjalan terpisah, namun kemudian bertemu. Wilayah bagian Paparan Sunda, yang
selalu tidak jauh dari ekuator, memiliki fauna tipe Eurasia, sedangkan wilayah bagian
Paparan Sahul di timur memiliki fauna tipe Australia. Kawasan Wallacea membentuk
"jembatan" bagi percampuran dua tipe ini, namun karena agak terisolasi ia memiliki
tipe yang khas. Hal ini disadari oleh sejumlah sarjana dari abad ke-19, seperti Alfred
Wallaca, Max Carl Wilhelem Welber, dan Richard Lydecker. Berbeda dengan fauna,
sebaran flora (tumbuhan) di wilayah ini lebih tercampur, bahkan membentuk suatu
provinsi flora yang khas, berbeda dari tipe di India dan Asia Timur maupun kawasan
kering Australia, yang dinamakan oleh botaniwan sebagai Malesia. Migrasi manusia
kemudian mendorong persebaran flora di daerah ini lebih jauh dan juga masuknya
tumbuhan dan hewan asing dari daratan Eurasia, Amerika, dan Afrika pada masa
sejarah.

Kerajaan pertama di Nusantara sampai hari ini masih dipegang dinasti


Mulawarman. Berdiri pada abad keempat, kerajaan tersebut berpusat di Muara
Kaman, hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Akan tetapi, dalam beberapa
tahun terakhir, ada yang bersemangat ingin menganulir predikat tersebut. Caranya,
lewat klaim Kerajaan bahwa Salakanagara dan Kerajaan Nan Sarunai lebih tua
ketimbang monarki Hindu warisan Kundungga di Muara Kaman. Kerajaan
Salakanegara di Jawa Barat diklaim tertua di Nusantara, kerajaan tersebut berdiri pada
abad kedua dengan sumber sejarah naskah pangeran Wangsakerta. Naskah
Wangsakerta dipublikasikan Ayatrohaedi pada 1986, disebut karya tulis kesultanan
Cirebon pada abad ke 17. Naskah ini ditulis kolektif oleh panitia Wangsekerta selama
21 tahun. Selain itu kerajaan Majapahit juga menjadi kerajaan terbesar di Nusantara
yang berpusat di Jawa Timur Indonesia yang pernah berdiri sekitar tahun 1293-1527
M. Kerajaan Majapahit adalah kerajaan Hindu-Budha terakhir yang
menguasai Nusantara dan dianggap sebagai kerajaan terbesar dalam Sejarah
Indonesia.
B. RUMUSAN MASALAH

C. PENULISAN MAKALAH

Didalam penulisan makalah ini ada beberapa tujuan untuk penulis jabarkan,
diantaranya adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Sejarah Indonesia abad IV/XV. Dan hasil diatas kami ingin mengetahui lebih dalam
lagi tentanf hubungan era tatas islam dan alam semesta, dan juga menambah wawasan
serta pengalaman penulis pribadi dan mahasiswa serta masyarakat sekitar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KERAJAAN SRIWIJAYA

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan besar di pulau Sumatra yang
banyak berpengaruh dan berhasil membawa kejayaan bagi bangsa Indonesia dimasa
lalu. Kerajaan ini menjadi symbol kebesaran Sumatra pada masa lalu, kebesarannya
dapat mengimbangi kerajaan Majapahit di Timur. Bahkan, jika wilayah kekuasaan
dari kedua kerajaan tersebut digabungkan akan seperti wilayah negara Indonesia saat
ini.

Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Sejak awal
berdiri, pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya selalu berubah-ubah tanpa alas an
yang jelas. Semula kerajaan ini berpusat di Minanga Tamwan, lalu pindah ke Jambi,
dan terakhir di Palembang.

Kerajaan Sriwijaya mengalami puncak kejayaan pada abad ke VIII dan IX di


bawah kekuasaan Raja Balaputradewa. Ia naik tahta pada tahun 850 dibawah
kekuasannya. Sriwijaya memperluas kekuasannya hingga Jawa Barat, Kalimantan
Barat, Bangka Belitung, Malaysia, Singapura, Thailand Selatan.

Kebesaran kerajaan Sriwijaya kemudian mulai mengalami kemunduran sejak


abad ke 11. Berawal dari serangan besar-besaran yang dilakukan oleh Raja Rajendra
Coladewa dari kerajaan Colla (India) pada tahun 1017. Pada tahun 1025 serangan
kedua, Kerajaan Cola berhasil menawan raja Sriwijaya,
Sanggramawijayatunggawarman. Kedua serangan tersebut mengakibatkan ancurnya
jalur perdagangan yang menjadi sumber penghasilan utama Kerajaan Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya semakin tenggelam oleh adanya Ekspedisi Pamalayu dari
Kerajaan Singhasari pada tahun 1275. Ekspedisi ini adalah misi dari Raja Kertanegara
yang ingin melemahkan Sriwijya dengan menjalin hubungan persahabatan dengan
melayu. Ekspedisi ini berhasil, sehingga Melayu melepaskan diri dari Sriwijaya dan
kemudian muncul sevagai kekuatan baru di Sumatra.

Akhirnya pada tahun 1977, Kerajaan Sriwijaya benar-benar mengalami


keruntuhan. Ini adalah sepak terjang dari Kerajaan Majapahit yang ,embuat kerajaan
hilang dari kancah sejarah dan tidak pernah lagi disebut dalam sumber sejarah apapun.

Bagaimana Struktur dan Birokrasi Kerajaan Sriwijaya

Struktur prasasti berbahasa Melayu Kuno peninggalan Kedatuan Sriwijaya. Hal


ini mempertimbangkan umumnya pandangan Boechari dalam kajian ilmu epigrafi dan
relevansi beberapa bagian struktur yang umum dijumpai dalam prasasti berbahasa
Melayu Kuno seperti manggala. Bahasa Melayu Kuno dipilih karena wilayah
persebaran dan jumlahnya relative banyak. Prasasti berbahasa tersebut
mengindikasikan adanya kemungkinan hubungan yang kuat antara suatu wilayah
dengan Kedatuan Sriwijaya. Pemilihan bahasa Melayu Kuno juga didasarkan atas
pertimbangan lokasi temuan prasasti-prasasti tersebut yang masih insitu, serta
mengingat pandangan Munoz bahwa Kedatuan Sriwijaya berasosiasi kuat dengan
kebudayaan Melayu. Adapun batasan kronologis yang dipilih adalah prasasti-prasasti
dari abad ke-7 hingga abad ke-8 Masehi. Rentang waktu ini dipilih karena masa ini
merupakan masa awal berdirinya Kedatuan Sriwijaya sekaligus Kerajaan Mataram
Kuno. Keseluruhan prasasti berbahasa Melayu Kuno dari dua Kerajaan pada abad
tersebut juga memiliki jumlah yang cukup signifikan. Pada abad ke-8 Masehi situasi
di Asia Tenggara disebut oleh Coedes sebagai masa-masa bermasalah atau “troubled
time” akibat banyaknya konflik yang menunjukkan dominasi Kerajaan-kerajaan di
Nusantara seperti pengaruh militer Kerajaan Mataram Kuno di Kamboja dan Vietnam
serta pembangunan candi oleh Kedatuan Sriwijaya diThailand

Sistem birokrasi Kerajaan Sriwijaya dipertautkan dengan konsep kedatuan


karena dari kelembagaan datu inilah terbentuk konsep penataan kenegaraan/birokrasi
Sriwijaya. Mereka yang mengendalikan mandala-mandala. Para datu ini mereupakan
analiansi persekutuan para pangeran keluarga raja, bukan kalangan raja atau penguasa
lokal. Menelisik keterkaitan pada bukti epigrafis prasasti Sriwijaya, terdapat
persekutuan para datu yang membentuk kohesi kewilayahan. Mereka tinggal
diwilayah pedalaman (samaryyada) serta menguasai vanua masing-masing.

Sistem birokrasi Kerajaan Sriwijaya tidak hanya terdiri dari seorang raja,
bahkan sistem Birokrasinya pun tergolong sedikit berbeda dengan birokrasinya pada
Kerajaan-kerajaan dipulau jawa. Apabila sistem birokrasi itu hendak disamakan
dengan masa dewasa saat ini, ialah birokrasi sriwijaya menganut sistem pusat dan
provinsi, dimana ianmembagi wilayah kekuasaannya dalam bentuk daerah/provinsi
(wanua/mandala). Pejabatnya pun diisi oleh para datu utusan raja yang merupakan
masih keluarga dekat Raja.

Siapa saja nama Raja di Kerajaan Sriwijaya

 Dapunta Hyang Sri Jayanasa (683 M)


 Indrawarman (702 M)
 Rudra Wikrama (728-742 M)
 Sanggramadhananjaya (775 M)
 Dharanindra/Rakai Panangkaran (778 M)
 Samaragrawira/Rakai Warak (782 M)
 Dharmasetu (790 M)
 Samaratungga/Rakai Garung (792 M)
 Balaputradewa (856 M)
 Sri Udayadityawarman (960 M)
 Sri Wuja atau Sri Udayaditya (961 M)
 Hsiae-she (980 M)
 Sri Cudamani Warmadewa (988 M)
 Malayagiri/Suwarnadwipa (990 M)
 Sri Marawijayottunggawarman (1008 M)
 Sumatrabhumi (1017 M)
 Sri Sanggrama Wijayatunggawarman (1025 M)
 Sri Dewa (1028 M)
 Dharmawira (1064 M)
 Sri Maharaja (1156 M)

Apa saja yang menjadi peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Peninggalan Kerajaan Sriwjaya berupa prasasti/candi yaitu anatara lain:

 Prasasti Kedukan Bukit


 Prasasti Kebon Kopi
 Prasasti Telaga Batu
 Prasasti Karang Berahi
 Prasasti Palas Pasemah
 Prasasti Talang Tuo
 Prasasti Hujung Langit
 Prasasti Ligor
 Prasasti Leiden
 Candi Muara Takus

B. KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan Majapahit berdiri pada tahun 1293 hingga sekitar tahun 1527,
kerajaan yang berpusat di Jawa Timur ini mencapai puncak kejayaannya
dibawah pemerintahan Prabu Hayam Wuruk, yang memperluas wilayah
kerajaannya dipulau Nusantara dan daratan Asia Tenggara. Keberhasilannya
tersebut dicapai lewat bantuan Majapatihnya, Gajah Mada. Menurut
Nagarakertagama (Desawarnana) yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun
1365, Kemaharajaan Majapahit memiliki 98 kerajaan bawahan, yang
membentang dari Sumatra disebelah barat hingga Papua disebelah Timur, suatu
wilayah luas yang kini meliputi Indonesia, Singapura. Malaysia, Brunei, Timor-
Timur, dan bagian selatan Filipina modern, kendati sifat sebenarnya dari
diantara para sejarawan modern.

Siapa pendiri Kerajaan Majapahit

Pendiri kerajaan Majapahit ialah Raden Wijaya. Raden Wijaya memiliki


nama asli Sang Naraya Snggramawijaya. Ayah dari Raden Wijaya adalah
seorang pangeran yang berasal dari Kerajaan Sunda Galuh bernama Rakyan
Jayadarma. Sedangkan ibu dari Raden Wijaya adalah Syah Lembu Tal yaitu
cucu dari Ken Arok sang pendiri Kerajaan Singasari.

Kerajaan Majapahit yang didirikan oleh Raden Wijaya pun berhasil


berkembang menjadi sebuah kerajaan besar dan memiliki wilayah yang luas
sebab Raden Wijaya pandai mengambil hati para penduduk dari Daha serta
Tumapel. Pengikut Raden Wijaya yang setia pun turut berperan dalam
mendirikan Kerajaan Majapahit dan kemudian diangkat oleh Raden Wijaya
sebagai para pejabat tinggi dalam pemerintahan di Kerajaan Majapahit. Akan
tetapi, masa pemerintahan Raden Wijaya diperkeruh oleh hadirnya seseorang
bernama Mahapati yang gemar mengadu domba. Karena adu domba dari
Mahapati tersebutlah, kemudian perang antara pasukan Majapahit dengan
Ranggalawe serta sabahat Raden Wijaya lainnya pun terjadi. Dalam peperangan
yang melibatkan sahabat Raden Wijaya, Ranggalawe serta Lembu Sora
kemudian terwas. Lalu menurut Kitab Negarakertagama, Raden Wijaya pun
meninggal pada tahun 1309 usai 16 tahun memerintah dan menguasai Kerajaan
Majapahit. Untuk mengenang Raden Wijaya sebagai pendiri dari Kerajaan
Majapahit, Raden Wijaya kemudian dijadikan candi di Antahpura dengan arca
Jina serta di Simping dengan arca Siwa. setelah Raden Wijaya wafat, putranya
bernama Jayanegara pun mengambil alih takhta.

Kerajaan Majapahit kemudian semakin jaya serta berkembang ketika


dipimpin oleh cucu dari Raden Wijaya yaitu Hayam Wuruk dengan gelar Sri
Rajasanagara yang menjabat sebagai raja pada tahun 1350 hingga 1389. Hayam
Wuruk saat itu didampingi oleh seorang mahapatih bernama Gajah Mada yang
kemudian memiliki ikrar terkenal yaitu Sumpah Amukti Palapa. Pada era
Hayam Wuruk serta Gajah Mada tersebutlah, Kerajaan Majapahit kemudian
menjadi salah satu kerajaan besar yang berhasil menguasai sebagian besar dari
wilayah Nusantara serta kawasan lain yang berada di sekitar Nusantara.

Apa dan dimana peninggalan Kerajaan Majapahit

 Candi Bajang Ratu


Candi Bajang Ratu atau Gapura Bajang Ratu adalah gapura terbesar
Kerajaan Majapahit yang terletak di Desa Temon, Trowulan, Mojokerto.
Dari Kitab Negarakertagama, diketahui bahwa gapura ini berfungsi
sebagai pintu masuk ke bangunan suci. Candi yang memiliki struktur
vertikal ini terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, badan, dan atap, serta
terdapat relief Sri Tanjung yang dipercaya sebagai penangkal bahaya.
 Candi Brahu
Candi Brahu terletak di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto, yang pada
masanya digunakan sebagai tempat pembakaran jenazah raja-raja
Majapahit. Nama Brahu diperkirakan berasal dari kata Wanaru atau
Warahu yang didapatkan dari sebutan bangunan suci.
 Candi Penatara
Candi Penataran adalah candi Hindu terluas dan termegah di Jawa Timur
yang letaknya berada di Desa Penataran, Nglegok, Blitar. Diperkirakan
candi ini dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri, yaitu
sekitar 1200 Masehi. Pembangunannya kemudian baru selesai pada 1415,
saat Kerajaan Majapahit diperintah oleh Wikramawardhan.
 Candi Tikus
Candi Tikus terletak di Desa Bejijong, Trowulan, Mojokerto.
Bangunannya berbentuk seperti petirtaan, sehingga banyak yang
menduga bahwa dulunya adalah tempat pemandian bagi keluarga
kerajaan.

 Candi Wringin Lawang


Candi Wringin Lawang atau Gapura Wringin Lawang terletak di Desa
Jatipasar, Trowulan, Mojokerto. Gapura setinggi 15,5 meter ini diduga
sebagai pintu gerbang ke kediaman Mahapatih Gajah Mada.
 Candi Sukuh
Candi peninggalan Kerajaan Majapahit tidak hanya tersebar di Jawa
Timur, tetapi juga di Jawa Tengah. Salah satunya adalah Candi Sukuh,
yang terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.
Struktur bangunannya pun unik, berbeda dari candi peninggalan
Majapahit lainnya. Candi bercorak Hindu ini diperkirakan dibangun pada
1437 Masehi.
 Candi Jabung
Candi bercorak Hindu ini terletak di Desa Jabung, Paiton, Probolinggo.
Struktur bangunan candi ini terlihat mirip dengan Candi Bahal di
Sumatera Utara yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya.
 Candi Pari
Candi Pari adalah bangunan yang dibangun di Desa Candi Pari, Porong,
Sidoarjo, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Bangunannya disusun
dari batu bata segi empat yang menyerupai pura di Bali.

C. KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai adalah salah satu kerajaan yang tertuan di Indonesia, yang
muncul pada abad ke-5 Masehi atau ± 400 Masehi. Kerajaan ini
terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai
Mahakam. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat
ditemukannya prasasti Yupa yang menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut.
Salah satu yang menjadi bukti yang menerangkan mengenai kerajaan kutai
dimana Yupa diidentifikasi yang merupakan suatu peninggalan Hindu-Buddha
dan bahasa yang telah digunakan yaitu bahasa sansekerta. Bahasa sansekerta
ialah bahasa Hindu asli. Tulisan atau bentuk dari hurufnya itu dinamakan huruf
pallawa, yaitu tulisan yang digunakan pada tanah Hindu Selatan sekitar ditahun
400 masehi. Yupa adalah sebuah tiang batu berukuran ± 1 meter sebagian
ditanam di atas tanah. Pada tiang batu inilah terukir prasasti dari kerajaan Kutai
Mulawarman yang dianggap msebagai sumber tulisan tertua, sehingga
Indonesia mulai memasuki masa sejarah dan mengakhiri masa prasejarahnya.

Yupa mempunyai 3 fungsi utama, yaitu sebagai prasasti,

tiang pengikat hewan untuk upacara korban keagamaan, dan lambang

kebesaran raja. Kerajan Kutai Mulawarman (Martadipura) didirikan oleh


pembesar kerajaan Campa (Kamboja) bernama Kudungga, yang selanjutnya
menurunkan Raja Asmawarman, Raja Mulawarman, sampai 21 (dua puluh satu)
generasi Kerajaan Kutai Mulawarman yaitu sebagai berikut:

1. Maharaja Kudungga, bergelar Anumerta Dewawarman (pendiri)

2. Maharaja Aswarman (anak Kudungga)

3. Maharaja Mulawarman (raja yang terkenal)

4. Maharaja Marawijaya Warman

5. Maharaja Gajayana Warman

6. Maharaja Tungga Warman

7. Maharaja Tungga Warman


8. Maharaja Jayanaga Warman

9. Maharaja Nalasinga Warman

10. Maharaja Gadingga Warman Dewa

11. Maharaja Indra Warman Dewa

12. Maharaja Sangga Warman Dewa

13. Maharaja Candrawarman

14. Maharaja Sri Langka Dewa

15. Maharaja Guna Parana Dewa

16. Maharaja Wijaya Warman

17. Maharaja Sri Aji Dewa

18. Maharaja Mulia Putera

19. Maharaja Nala Pandita

20. Maharaja Indra Paruta Dewa

21. Maharaja Dharma Setia

Kejayaan ini dapat dilihat dari aktivitas ekonomi. Dalam salah satu Yupa

tersebut telah dikatakan bahwa pada Raja Mulawarman telah melakukan sebuah

upacara korban emas yang sangat banyak. Kemajuan dari kerajaan kutai ini juga

terlihat dari tanda adanya golongan terdidik. Mereka terdiri dari para golongan

ksatrian dan brahmana yang kemungkinan telah bepergian ke India atau pada

pusat-pusat penyebaran agama Hindu yang ada di Asia Tenggara. Masyarakat

tersebut mendapat kedudukan yang terhormat dalam kerajaan kutai.

Ada beberapa aspek kehidupan yang dapat kita perhatikan dalam


kehidupan masyarakat di Kerajaan Kutai Mulawarman, antara lain:

a. Kehidupan Sosial
Pada kerajaan Kutai memiliki golongan masyarakat yang telah
menguasai bahasa sansekerta dan bisa menulis huruf Pallawa yaitu
golongan para Brahmana. Golongan yang lain ialah suatu golongan
ksatria yang terdiri atas kerabat dari Raja Mulawarman. Pada
masyarakat kutai akan sendiri merupakan suatu golongan penduduk
yang masih erat memegang teguh suatu kepercayaan asli dari leluhur
mereka. Mulawarman kemudian menjadi penganut agama hindu syiwa
dan golongan para brahmana.
b. Kehidupan Politik
Kudungga tak dianggap menjadi sebagai pendiri dari dinasti
karena menggunakan konsep keluarga raja di zaman tersebut masih
terbatas di para keluarga raja yang sudah menyerap kebudayaan india
pada setiap kehidupan dalam sehari-hari. Raja mulawaranman juga
menciptakan adanya stabilitas politik dimana pada masa
pemerintahannya tersebut. Itu terlihat dari adanya Yupa yang
menyebutkan bahwa Mulawarman menjadi raja berkuasa, kuat dan
bijaksana
c. Kehidupan Ekonomi
Adapun mata pencaharian yang utama dalam masyarakat zaman
kerajaan kutai merupakan beternak sapi. Pada mata pencaharian yang
lain ialah bercocok tanam dan lewat berdagang. ini dilihat dari letak
kerajaan kutai berada ditepian sungai mahakam yang sangat subur
sehingga cocok untuk pertanian

D. KERAJAAN SAMUDERA PASAI

Pendiri Kerajaan Samudera Pasai, Kerajaan Islam Pertama di Nusantara –


Kesultanan atau Kerajaan Samudera Pasai adalah kerjaan Islam pertama yang
hadir di Nusantara. Kerajaan Samudera Pasai hadir pada abad ke 13 hingga
abad ke 16 M di Nusantara dan berdiri pada tahun 1267 serta masa kejayaannya
berakhir pada tahun 152. Pendiri dari Kerajaan Samudera Pasai adalah Marah
Silu dan ketika masuk Islam, Marah Silu pun memiliki gelar Sultan Malik Al
Pendiri Kerajaan Samudera Pasai dan Awal Berdirinya Saleh.

Menurut beberapa sumber, disebutkan bahwa Kerajaan Samudera Pasai berdiri


lebih awal dibandingkan Dinasti Utsmani di Turki yang berdiri pada tahun 1297
masehi. Menurut catatan dari Marcopolo, disebutkan pula bahwa ada seorang
pedagangan yang berasal dari Venesia, Italia dan singgah di Samudera Pasai
tahun 1292 masehi. Menurut para ahli sejarah di Eropa, Kerajaan Samudera
Pasai muncul pada sekitar pertengan abad ke 13 dengan raja pertamanya ialah
Sultan Malik Al Saleh. Beberapa sumber menyatakan bahwa Sultan Malik Al
Saleh bisa menjadi raja pertama dari Kerajaan Samudera Pasai karena
Nazimuddin Al Kamil. ada tahun 1238 M, Nazimuddin Al Kamil diperintahakn
oleh Kesultanan Mamluk yang berada di Kairo untuk merebut sebuah pelabuhan
yang bernama Kambayat berada di Gujarat India. Perebutan pelabuhan tersebut
bertujuan untuk menjadikan pelabuhan sebagai tempat pemasaran barang
perdagangan yang berasal dari timur.

Atas perintah dari Kesultanan Mamluk tersebut, Nazimuddin Al Kamil


kemudian mengangkat Marah Silu atau Sultan Malik Al Saleh sebagai
pemimpin pertama atau raja pertama dari Kerajaan Samudera Pasai di Aceh
dengan gelar Sultan Malikussaleh atau Sultan Malik Al Saleh pada tahun 1267
hingga 1297 M.

Pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai memiliki pusat pemerintahan yang berada di antara


Krueng Jambo Aye atau Sungai Jambu Air dengan Krueng Pase atau Sungai
Pasai di Aceh Utara.
Dalam struktur pemerintahan yang ada di Kerajaan Samudera Pasai, ada istilah
menteri, syahbandar serta kadi. ada era pemerintahan Sultan Muhammad Malik
Az Zahir, Kerajaan Perlak juga menjadi bagian dari kedaulatan Pasai. Pada
masa pemerintahan Sultan Zain Al Abidin Malik Az Zahir, Kerajaan Pedir atau
Kerajaan Lide disebutkan menjadi salah satu kerajaan bawahan dari Pasai.
Sementara itu, Pasai saat itu juga memiliki hubungan yang cukup buruk dengan
Kerajaan Nakur, yaitu kerajaan yang berada di dekat perbatasan wilayah Pasai.
Hubungan buruk antara dua kerajaan tersebut diperparah dengan Kerajaan
Nakur yang menyerang Pasai dan mengakibatkan Sultan Pasai akhirnya
terbunuh.

Perekonomian Kerajaan Samudera Pasai

Pasai adalah kota dagang yang mengandalkan lada sebagai komoditas


andalannya. alam urusan perdagangan, Kesultanan Pasai mengeluarkan koin
emas sebagai salah satu alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini juga
disebut Deureuham atau Dirham yang komposisinya terbuat dari 70% emas
murni dengan berat alat tukar tersebut 0.60 gram dan dengan diameter 10 mm
serta mutu 17 karat. Sementara itu, masyarakat di Pasai umumnya juga
menanam padi di ladang. Padi tersebut dapat dipanen dua kali setahun. Selain
padi, para masyarakat di Pasai juga memiliki sapi perah untuk menghasilkan
keju. Rumah masyarakat Pasai pun terbuat dari lantai yang bahannya berasal
dari kayu kelapa atau kayu pinang serta disusun dengan rotan, lalu di atasnya
dihamparkan sebuah tikar rotan atau pandan.

E. KERAJAAN SINGHASARI

Singosari merupakan sebuah kerajaan yang bercorak Hindu, dimana kerajaan


tersebut berkembang dengan pesat di wilayah Jawa Timur, tepatnya di daerah
Malang. Kerajaan Singosari pada awalnya adalah bernama Tumapel yang
beribu kota Singosari. Akan tetapi nama ibukota tersebut yang justru lebih
dikenal luas. Sehingga sampai sekarang, kerajaan tersebut tetap dikenal dengan
nama Kerajaan Singosari. Kerajaan tersebut berdiri pada tahun 1222 Masehi
oleh raja pertamanya yang bernama Ken Arok. Dimana Kerajaan Singosari
awalnya merupakan bagian dari Kerajaan Kediri yang pada saat itu masih
dipimpin oleh Tunggul Ametung. Namun Ken Arok merasa tidak puas dan
semakin menjadi-jadi. Oleh karena itu, Ken Arok kemudian memutuskan untuk
menyerang Kerajaan Kediri yang pada saat itu masih dipimpin oleh Raja
Kertajaya hingga akhirnya kerajaan tersebut dapat ditaklukkan. Semua wilayah
Kediri kemudian disatukan ke dalam Kerajaan Tumapel yang kemudian lebih
populer dengan sebutan Kerajaan Singosari.
K ehidupan Kerajaan Singosari
Berikut ini adalah beberapa kisah kehidupan pada masa kekuasaan Kerajaan
Singosari.
1. Kehidupan Politik Kerajaan Singosari
Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Singosari berkembang dengan cepat,
khususnya ketika masa pemerintahan Raja Kertanegara. Hal tersebut dapat kita
lihat dari pelaksanaan politik yang ada di dalam maupun di luar negeri pada
masa pemerintahan Raja Kertanegara. Adapun politik dalam negeri yang
dilakukan antara lain yaitu dengan mengganti pejabat pembantunya. Sedangkan
untuk politik luar negeri yang mereka lakukan diantaranya yaitu dengan
melakukan sebuah ekspedisi Pamalayu yang bertujuan untuk menguasai
Kerajaan Melayu dan melemahkan kekuasaan dari Kerajaan Sriwijaya.

2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Singosari

Untuk kehidupan ekonomi saat zaman Kerajaan Singosari tergolong cukup


maju. Karena letaknya yang sangat strategis yaitu berada di lembah sungai
Brantas, hal ini menjadikan tanah yang ada di kawasan tersebut menjadi sangat
subur. Oleh karena itulah, mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian
sebagai seorang petani.

3. Kehidupan Sosial Kerajaan Singosari


Tidak jauh dari kehidupan ekonominya, kehidupan sosial dari Kerajaan
Singosari juga mengalami pasang surut. Ketika masih dipimpin oleh Ken Arok,
kehidupan sosial pada saat itu tergolong cukup maju. Hal itu dibuktikan dengan
adanya daerah yang bergabung ke dalam wilayah Kerajaan Tumapel.

4. Kehidupan Keagamaan Kerajaan Singosari

Kehidupan keagamaan di Kerajaan Singosari tidak dapat dilepaskan dari sejarah


perkembangan Agama Hindu dan Budha di Indonesia pada saat itu. Dimana saat
itu penganut Agama Hindu dan Budha bisa hidup secara berdampingan dengan
damai.

5. Kehidupan Budaya Kerajaan Singosari

Kehidupan budaya yang ada di Kerajaan Singosari tergolong cukup maju. Hal
tersebut bisa dibuktikan dengan adanya prasasti yang ditinggalkan sebagai salah
satu bukti dari kejayaan Kerajaan Singosari pada waktu itu. Ada banyak sekali
produk kebudayaan yang dihasilkan dari kerajaan tersebut. Selain peninggalan
prasasti, ada pula patung dan juga candi yang ditemukan diseluruh wilayah
Kerajaan Singosari. Adapun peninggalan yang cukup terkenal dari Kerajaan
Singosari yaitu Candi Singosari, Candi Jago, dan Candi Kidal. Selain itu, ada
juga peninggalan lain yang cukup populer yaitu Patung Ken Dedes yang
biasanya disebut sebagai Dewi Kesuburan dan Patung Tarumanegara.

Sistem dan Perkembangan Pemerintahan Kerajaan Singosari

Pemerintahan dari Kerajaan Singosari berpusat di Jawa bagian timur. Dimana


sistem pemerintahan tersebut sempat mengalami perkembangan yang sangat
pesat, tapi juga harus mengalami kemunduran karena adanya sengketa karena
terjadi perebutan kekuasaan. Hal itu terjadi karena pada saat berdirinya kerajaan
tersebut, sistem pemerintahan dan juga kehidupan politik yang diterapkan lebih
fokus kepada pengembangan wilayah kekuasaan. Tentunya, hal tersebut tidak
bisa dipungkiri karena membawa kesuksesan tersendiri. Terbukti dengan
adanya keberhasilan dalam menguasai wilayah Sunda, Malaka, Bali, dan
Kalimantan. Akan tetapi, disisi lain, dalam kerajaan itu sendiri justru
mengalami pengeroposan karena adanya perebutan kekuasaan.

Silsilah Raja Kerajaan Singosari

1. Ken Arok (1222-1227 M)


2. Anusapati (1227-1248 M)
3. Tohjoyo (1248 M)
4. Ranggawuni (1248-1268 M)
5. Kertanegara (1268-1292 M)
Walaupun Kertanegara merupakan salah satu raja yang membawa
Kerajaan Singosari pada masa puncak kejayaannya. Namun Ia juga
menjadi raja yang membawa Kerajaan Singosari pada masa
keruntuhannya. Hal itu terjadi karena Kertanegara justru lebih fokus pada
strateginya dalam mengembangkan kekuasaan Kerajaan Singosari
melalui sistem ketahanan lautnya. Saat Kertanegara sedang fokus dengan
misinya dalam mengembangkan kekuasaannya, Jayakatwang yang masih
mempunyai garis keturunan Kerajaan Kediri mulai memberikan serangan
kepada Kerajaan Singosari. Usaha tersebut semakin dilancarkan karena
Jayakatwang dibantu oleh Wiraraja yang sebelumnya sudah pernah
dijatuhkan dari keratin. Dari Wiraraja, akhirnya Jayakatwang mengetahui
waktu yang tepat untuk melaksanakan serangan ke Kerajaan Singosari.
Pada saat itu, Singosari diserang dari dua arah sekaligus, yaitu dari arah
utara dan selatan. Akan tetapi, ternyata serangan yang berasal dari arah
utara justru malah mengecoh pasukan yang dipimpin oleh Ardharaja dan
juga Raden Wijaya. Sementara serangan yang berasal dari arah Selatan
justru yang paling berdampak sampai menewaskan Kertanegara.
Meninggalnya Kertanegara kemudian menjadi akhir dari masa kejayaan
Kerajaan Singosari. Kemudian wilayah Singosari dikuasai oleh
Jayakatwang dan Ia membuat ibukota baru.
Peninggalan Kerajaan Singosari

Berikut ini adalah beberapa peninggalan Kerajaan Singosari yang bisa kamu
temukan keberadaannya:

1. Candi Singosari
2. Prasasti Mula Malurung
3. Candi Kidal

F. kerajaan demak

Anda mungkin juga menyukai