Anda di halaman 1dari 66

1. Kelas 10 KD 3.2 Perubahan dan Kesinambungan.

Bagaimana peristiwa sejarah


menggunakan konsep tersebut
Perubahan merupakan pengertian dari seluruh aspek dalam kehidupan yang selalu
berjalan seiring dengan perjalanan kehidupan masyarakat dan menimbulkan adanya sifat
perbedaan. Perubahan dapat terjadi secara cepat dan dapat juga terjadi secara lambat.
Keberlanjutan merupakan pengertian dari sebuah keadaan yang telah berlangsung dalam
kurun waktu lama. Selain itu konsep keberlanjutan di cantumkan dalam bentuk garis lurus
hingga terjadi sebuah perubahan yang digambarkan dengan garis zig – zag.
Contoh konsep perubahan dan keberlanjutan:
a. Konsep Perubahan :  
1. Nusantara mengalami kejayaan. Ketika adanya kerajaan-kerajaan besar, pada akhirnya
datang sebuah masa penjajahan, setelah lama dijajah, Indonesia akhirnya merdeka.  
2. peristiwa pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945.
b. Konsep Keberlanjutan :
1. Masa keruntuhan kerajaan-kerajaan Nusantara berlanjut hingga masa penjajahan.
2. Terbentuknya sebuah organisasi pertama di Indonesia yang kemudian berlanjut dengan
ditandai munculnya organisasi-organisasi lain.
3. Setelah proklamasi kemerdekaan, Indonesia menjadi negara merdeka hingga saat ini.
4. Wangsa Syailendra menguasai wilayah Jawa selama kurang lebih 250 tahun.  
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah sebuah peristiwa yang selalu berjalan dengan seiring berjalannya
waktu dinamakan dengan perubahan. Sedangakan sebuah kejadian yang telah berlangsung
lama dinamakan keberlanjutan. Perubahan dan keberlanjutan merupakan sebuah bagian dari
pelajaran sejarah yang pasti ada.  
2. KD 3.3 Pendapat Alfred Russel Wales
Pengertian Garis Wallace dan Garis Weber
Garis Wallace merupakan sebuah garis khayal yang membentang dan membagi
wilayah geografi fauna asia dan fauna australia.
Wilayah yang dilintasi antara lain kepulauan melayu, antara kalimantan dan sulawesi, antara
bali yang berada di sebelah barat dan lombok di sebelah timur.
Garis Weber adalah garis khayal yang membentang dari utara ke selatan antara
maluku dengan papua, dan antara NTT dengan Australia serta berada diantara pembagian
wilayah geografi fauna asia dan fauna australia.
Pembagian dan Persebaran Fauna di Indonesia
Persebaran Fauna dipengaruhi oleh unsur geografis, dimana Indonesia berada diantara
benua Asia dan Australia. Dan berikut adalah pembagian wilayah persebaran fauna
berdasarkan garis wallace dan garis weber.
Fauna di Bagian Barat Indonesia (Asiatis)
Wilayah bagian barat dibatasi oleh garis khayal wallace dan kawasan yang termasuk
di dalamnya ialah sumatra, borneo, dan jawa. Di kawasan ini banyak sekali ditemui beraneka
ragam jenis hewan oriental atau fauna asiatis.
Ciri-ciri Fauna Asiatis:
1. Termasuk dalam golongan mamalia.
2. Memiliki ukuran yang besar.
3. Merupakan satwa endemik.
4. Beraneka ragam kera.
5. Beraneka ragam ikan air tawar.
Contoh : Harimau sumatra, badak bercula satu, banteng jawa, orang utan, merak hijau,
burung jalak bali.
Fauna di Bagian Tengah Indonesia (Peralihan)
Kawasan peralihan merupakan kawasan yang berada diantara bagian timur dan barat,
kawasan ini sering disebut kawasan wallacea.
Yang termasuk kawasan peralihan ialah sulawesi, maluku, sumbawa, sumba, lombok, dan
timor. Di kawasan ini pula terjadi percampuran antara fauna asiatis dan fauna australis
dengan ratio seimbang yakni 50:50, yang disebut fauna peralihan.
Ciri-ciri Fauna Peralihan:
1. Memiliki beraneka ragam jenis reptil.
2. Hewan endemik.
3. Memiliki beberapa fauna yang mirip dengan fauna australis.
4. Terdapat hewan yang hampir punah.
5. Memiliki binatang purba yang masih bertahan
Contoh: marsupialia, burung pelatuk, kodomo,anoa, kakaktua putih, burung maleo, babi rusa.
Fauna di Bagian Timur Indonesia (Australis)
Bagian timur indonesia banyak dihuni oleh beraneka ragam jenis satwa australis,
kawasan yang termasuk ialah papua dan beberapa pulau kecil di sekitarnya.
Ciri-ciri Fauna Australis:
1. Termasuk dalam golongan mamalia.
2. Memiliki ukuran yang kecil.
3. Merupakan satwa endemik.
4. Hanya memiliki sedikit jenis ikan air tawar.
5. Memiliki hewan berkantong
Contoh: Kangguru, cendrawasih, burung kaswari, burung kasturi raja, walabi, buaya irian

3. KD 3.4 Kehidupan Zaman Praaksara (Pelajari pola hunian dari paleo-


perundagian)
- Pola Hunian Masa Berburu (PALEOLITIKUM) food gathering
Karakteristik pola hunian manusia purba pada masa berburu dan meramu sangat
tergantung dengan kondisi alam. Hal tersebut disebabkan oleh rendahnya pengetahuan
mereka mengenai teknologi dan kebudayaan. Manusia purba pada masa berburu dan meramu
memiliki pola hunian yang berpindah-pindah (nomaden). Mereka mulai berpindah ketika
sumber daya makanan yang terdapat di wilayah hunian mulai menipis
Selanjutnya mereka mencari wilayah baru yang potensial untuk dijadikan sebagai
kawasan pemukiman. Manusia purba pada masa berburu dan meramu biasanya
memanfaatkan bentukan alam seperti gua, lembah sungai dan kawasan karst pantai untuk
difungsikan sebagai pemukiman.
- Pola Hunian masa Food Producing (MESOLITIKUM)
Karakter pola hunian manusia purba pada masa food producing tidak terlalu bergantung
pada alam. Manusia purba pada masa ini sudah mampu untuk menciptakan teknologi dan
kebudayaan pertanian sederhana untuk menghasilkan bahan makanan secara mandiri.
Manusia purba pada masa food producing memiliki pola hunian yang menetap. Pada masa
food producing, manusia purba sudah mampu membuat sistem irigasi untuk pertanian dalam
tingkatan yang sederhana.
- Pola Hunian Perundagian
Manusia purba pada masa perundagian mampu membuat pola hunian dengan sistem
pembagian kawasan. Pada masa ini, terdapat kawasan pemukiman pengrajin besi, pengrajin
tanah liat, petani, pedagang dan pasar. Dalam buku Sejarah Indonesia masa Pra-aksara (2012)
karya Herimanto, pola hunian masa perundagian bisa dikatakan sebagai prototype dari pola
hunian manusia modern masa kini.

4. KD 3.6 Kerajaan hindu-buddha (4) Prasasti Kerajaan Mataram Kuno.


a) Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka
tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang
isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja
oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya
adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).
b) Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis
dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan
pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran
atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan
untuk para Sanggha (umat Budha).
c) Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang
menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja
Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai
Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.
d) Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf
Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja
Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.
e) Wonogiri, suatu pajak. Tujuan pajak

5. KD 3.6 Kerajaan Sriwijaya. Pelajari dan membandingkan keistimewaan kerajaan


sriwijaya dengan hindu-buddha yang lain
kejayaan masa lampau, sri-maja. Berusaha mempersatukan nusantara. Pusat agama
budha sriwijaya, sumpah palapa maja
a) Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim dengan aktivitas perdagangannya pada
abad ke-7. Pada masanya, para saudagar dari China melakukan transaksi perdagangan
dengan Kerajaan Sriwijaya. Kedatangan pendeta Buddha dari China melambungkan
ketenaran Kerajaan Sriwijaya sebagai kota dagang terbesar di Nusantara. Sebagai
kerajaan maritim berpengaruh, Kerajaan Sriwijaya meluaskan ekspansi kekuasaannya
dengan menaklukkan Jawa. Kerajaan Sriwijaya juga telah menaklukkan Laut Jawa,
Indonesia Timur, dan beberapa daerah lain di Nusantara. Kondisi itu membuat kehidupan
sosial dan perekonomian masyarakat berkembang. Itu membuat masyarakat
berkesempatan memperoleh pendidikan yang layak.
b) Menjalin hubungan luar negeri Kerajaan Sriwijaya juga menjalin jalur perdagangan
dengan India, Burma, Melayu Kalimantan, Siam, Kamboja, China, Filipina, Persia, Arab,
atau Afrika. Dengan angkatan lautnya yang besar dan kuat, jalur-jalur utama kegiatan
pelayaran dan perdagangan dikontrol secara katat. Lewat cara itu kapal-kapal dagang
dipaksa masuk dan berlabuh di Bandar Sriwijaya. Dengan penguasaannya jalur pelayaran
penting membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi satu-satunya kerajaan maritim terbesar di
Asia Tenggara. Banyak kapal-kapal dagang dari berbagai negara yang berlabuh
membawa keuntungan tidak sedikit bagi Kerajaan Sriwijaya.
c) Letak yang strategis Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar di
Nusantara yang wilayah kekuasaannya hingga ke Mancanegara. Kerajaan Sriwijaya
terletak di daerah lintasan pelayaran dan perdagangan antara Asia Timur, Asia Selatan.
Menurut para ahli Kerajaan Sriwijaya terletak ditepi Sungai Musi, Palembang. Kerajaan
Sriwijaya merupakan kerajaan maritim dengan letak yang strategis. Ini mendorong para
pedagang untuk melakukan kegiatan perdagangan. Kerajaan Sriwijaya juga menguasai
dua perairan laut penting dalam perdagangan Nusantara, yakni Selat Malaka dan Selat
Sunda. Dengan kondisi itu membuat Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan di
Asia Tenggara. Untuk melindungi dan menjaga jalur perdagangan laut, Kerajaan
Sriwijaya menyusun kekuatan angkatan laut. Itu membuat aman oleh para kapal dagang
dan mendorong semakin banyak pedagang singgah ke Sriwijaya.
d) Pusat agama Buddha Selain menjadi pusat perdagangan, Kerajaan Sriwijaya juga
menjadi pusat ilmu dan agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur. Baca juga:
Kerajaan Kutai: Kerajaan Hindu Tertua di Nusantara Agama Buddha yang berkembang di
Sriwijaya adalah agama Buddha Mahayana. Kondisi pendidikan dan agama Buddha yang
berkembang di Sriwijaya diperoleh dari seorang pendeta Buddha China bernama I-Tsung.
Pada 672, ia akan pergi ke India dan singgag di Sriwijaya. Ia mengatakan bahwa Kerajaan
Sriwijaya merupakam pusat ilmu dan agama Buddha. Sekembalinya dari India, T-Tsing
tidak langsung pulang ke China tapi singgah di Sriwijaya. Di sana, ia mempelajari dan
menterjemahkan kitab-kitab ajaran agama Buddha dari bahasa Sansekerta ke bahasa
China. Bahkan sekitar ribuan pendeta datang dan berkumpul di Sriwijaya untuk
membahas tentang agama Buddha.

1.  letaknya strategis dijalur perdagangan


2.  adanya kemajuan pelayaran dan perdagangan
3. akibat dari keruntuhan kerajaan funan di indochina, memberi kesempatan kerajaan
sriwijaya untuk berkembang menjadi kerajaan maritime menggantikan kerajaan yang telah
runtuh
4.  sriwijaya memiliki kemampuan untuk melindungi peayaran dan perdagangan di perairan
asia tenggara
5.  didalam prasasti nelanda menyebutkan kalau raja dewa pala dewa menghadiahkan tanah
untuk biara bagi para bhiksu Sriwijaya yang belajar agama Buddha di India
6.  dari prasasti itu menjelaskan bahwa raja sailendra merup. nenek moyangnya

6. KD 3.7 Cara penyebaran agama Islam yang dilakukan oleh para wali.
Kawin dagang dakwah
Abangan, kebudayaan kalijaga (wayang),bonang(gamelan)
putihan

1) Sunan Gresik
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim menyebarkan Islam di wilayah Gresik, Jawa
Timur. Dia, berdakwah dengan cara pergaulan di masyarakat. Budi pekerti dan ramah
tamah selalu diperlihatkan saat pergaulan sehari-hari dengan masyarakat. Sunan Gresik
juga mengajarkan cara bercocok ke masyarakat untuk mengambil hati. Sunan Gresik
juga mendirikan pondok pesantren dan masjid sebagai tempat untuk mengajarkan agama
Islam. Banyak sumber jika Sunan Gresik berasal dari Timur Tengah, yakni Persia.
Banyak dianggap sebagai wali yang pertama kali menyebarkan Islam di Pulau Jawa
2) Sunan Ampel
Sunan Ampel dikenal juga dengan nama Raden Rahmat. Ia menyebarkan Islam melalui
pendidikan pesantren di wilayah Surabaya. Sunan Ampel juga sebagai perencana
berdirinya Kerajaan Islam Demak.
3) Sunan Giri
Sunan Giri Sunan Giri atau Raden Paku tidak hanya menyebarkan Islam di tanah Jawa
tapi juga sampai ke Maluku. Sunan Giri menyebarkan Islam melalui dunia seni dan
sangat berpengaruh terhadap pemerintahan di Kerajaan Demak yang merupakan kerajaan
Islam pertama di Jawa.
4) Sunan Bonang
Sunan Bonang yang disebut juga Raden Makdum Ibrahim menyebarkan Islam melalui
kesenian. Ia menciptakan tembang tombo ati yang terkenal hingga saat ini. Gamelan
Jawa yang merupakan salah satu budaya Hindu diubah dengan nuansa Islam. Di mana
dengan memasukan rabab dan bonang sebagai pelengkap dari gamelan Jawa.
5) Sunan Drajat
Sunan Drajat atau Raden Qasim menggunakan kegiatan sosial sebagai media untuk
berdakwah. Ia yang mempelopori penyantunan kepada anak-anak yatim dan orang-orang
sakit. Di bidang politik Sunan Drajat sangat mendukung Kerajaan Demak.
6) Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga atau Raden Mas Syahid dalam dakwahnya dengan memanfaatkan media
wayang. Di mana memasukan cerita-cerita tentang ajaran-ajaran Islam. Tidak hanya
lewat wayang, tapi juga lewat seni ukir atau seni suara. Beberapa lagu yang berhasil
diciptakan seperti Lir Ilir atau Gundul Pacul. Cara itu dipakai untuk menarik dan
mengambil hati masyarakat. Bahkan terkesan efektif.
7) Sunan Muria
Sunan Muria Sunan Muria atau Raden Umar Said ikut membantu berdirinya Kerajaan
Islam Demak. Ia banyak menyebarkan Islam di sekitar Jawa Tengah. Sarana yang
dipakai untuk berdakwah sama yang dipakai Sunan Kalijaga, yakni lewat kesenian dan
kebudayaan.
8) Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah berasal dari Palestina. Ia belajar agama
diberbagai negara sejak usia belia. Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya wali yang
menjadi kepala pemerintah. Ia mendirikan Kasultanan Cirebon dan Banten. Posisinya
tersebut dimanfaatkan untuk menyebarkan dan mengembangkan Islam. Cara berdakwah
yang dipakai cenderung seperti Timur Tengah yang lugas dan mendekati masyarakat
dengan membangun infrastruktur.
9) Sunan Kudus
Sunan Kudus atau Ja'far Shadiq cara mendekati masyarakat dengan memanfaatkan
simbol-simbol Hindu dan Budha. Itu bisa terlihat pada arsitektur Masjis Kudus yang
memiliki keunikan. Ia berasal dari Palestina dan menyebarkan agama Islam di pesisir
Jawa Tengah. Ia pernah menjadi Senapati atau panglima perang Kerajaan Islam Demak.
7. KD 3.8 Kerajaan Islam. (Mataram Islam) Kekalahan Mataram Islam melawan
VOC di Batavia tahun 1628 dan 1629.
Politik=gelar raja
Knp gagal
Penyerangan I
Pada tanggal 22 Agustus 1628, Tumenggung Bahureksa dari Kendal yang diberi titah
Sultan Agung memimpin penyerbuan ke Benteng Belanda, mendaratkan 59 perahu berisi
900 prajurit ke teluk Jakarta.Di dalam kapal, armada Bahureksa membawa 150 ekor sapi,
5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa dan 12.000 karung beras. Armada Bahureksa
beralasan kedatangan mereka untuk berdagang dengan Batavia.
Meski sempat curiga, tetapi VOC menyetujui sapi diturunkan dari kapal. Syaratnya kapal
Mataram hanya menepi satu demi satu. Guna mengantisipasi, 100 prajurit bersenjata dari
garnisun Kasteel (benteng) keluar untuk menjaga-jaga saat penurunan sapi. Tiga hari
setelahnya, tujuh kapal Mataram kembali datang ke Teluk Jakarta untuk meminta surat
jalan dari VOC agar dapat berlayar ke Malaka yang saat itu berada di bawah kekuasaan
VOC. Kecurigaan VOC semakin membesar. Terbukti mereka memperkuat penjagaan di
dua benteng kecil utara dan menyiapkan artilerinya. Ba'da waktu Ashar sekitar 20-an
kapal Kerajaan Mataram menurunkan pasukannya di depan Kasteel. Belanda terkejut dan
buru-buru masuk benteng kecil. Sejumlah kapal Mataram lain mendaratkan prajuritnya.
Dikira akan menyerbu, Pasukan Mataram kemudian dihujani tembakan dari Kasteel.
Tanggal 25 Agustus 1628, 27 kapal Mataram lagi masuk Teluk Jakarta, tetapi berlabuh
agak jauh dari Kasteel. Di sebelah selatan Batavia, serdadu Mataram mulai tiba, dengan
panji perang berkibar. Tanda sudah dimunculkan, Kerajaan Mataram menyatakan
keinginannya menyerang Batavia. Esok harinya, terhitung 1.000 prajurit Mataram
memasang kuda-kuda di depan Batavia. Serangan pertama pasukan Mataram pun
dimulai pada tanggal 27 Agustus.
Pasukan Mataram menyerang benteng kecil "Hollandia" di sebelah tenggara kota.
Kewalahan menghadapi gempuran pasukan Mataram, Belanda mendatangkan bantuan
200 prajurit dari Banten dan Pulau Onrust. Sekitar 500-800 orang termasuk tentara
bayaran dari Jepang, China, India, dan Jawa, terlibat membantu VOC mempertahankan
Kastil Batavia.
Serangan Mataram kian gencar. Pasukan kedua yang dipimpin cucu Ki Juru Martani,
Pangeran Mandurareja tiba di Batavia pada bulan Oktober. Kini 10.000 prajurit
mengepung Batavia.Perang besar pecah di Benteng Holandia. Namun, serangan Pasukan
Mataram ke Batavia gagal lantaran kurang perbekalan.
Sultan Agung naik pitam. Kemarahan atas kegagalan tersebut tidak bisa ditoleransi.
Sejarah mencatat, pada 21 Oktober 1628 Tumenggung Bahureksa dan Pangeran
Mandurareja serta prajurit yang tersisa dihukum mati dengan cara dipenggal. "VOC
menemukan 744 mayat prajurit Jawa yang tidak dikuburkan, beberapa di antaranya tanpa
kepala," tulis sejarawan M.C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200–2008. 
Penyerangan II
Sultan Agung kembali menyerang Batavia untuk kedua kalinya pada tahun berikutnya
atau 1629. Pasukan pertama dipimpin Adipati Ukur berangkat pada bulan Mei 1629,
sedangkan pasukan kedua dipimpin Adipati Juminah berangkat bulan Juni. Total semua
14.000 orang prajurit.
Belajar dari pengalaman karena kurangnya perbekalan, Kerajaan Mataram membangun
lumbung-lumbung beras di Karawang dan Cirebon. Namun, lumbung-lumbung pangan
yang dibangun sembunyi-sembunyi itu berhasil ditemukan lewat mata-mata. Belanda
pun membakar semua lumbung padi yang membuat pasukan Mataram kekurangan
perbekalan.
Di tahun itu wabah malaria dan kolera menyerang. Termasuk Pasukan Mataram yang
hendak menuju Batavia. Tumenggung Sura Agul-Agul yang memimpin pasukan
Mataram tiba di Batavia. Ia didampingi dua bersaudara panglima lapangan, Kiai Adipati
Mandurareja dan Kiai Adipati Upa Santa dalam misi menyerang Batavia. Namun, jauh
panggang dari api. Menurunkan kualitas prajurit karena wabah kolera dan malaria,
kurangnya perbekalan, dan ancaman kekalahan membuat mental pasukan Mataram
hancur.
Paham jika kekuatan pasukannya berkurang dan tak mungkin menyerang mendadak,
Mandurareja menggunakan cara yang berhasil mengalahkan Surabaya, yakni
membendung sungai. Pasukan Mataram melemparkan bangkai hewan ke Sungai
Ciliwung yang aliran airnya mengalir ke Batavia.
Sungai Ciliwung pun tercemar. Penduduk Batavia yang mau tak mau memanfaatkan air
dari sungai tersebut akhirnya terserang penyakit kolera. Pasukan VOC banyak yang
meninggal. Termasuk Gubernur Jenderal VOC saat iut, JP Coen dilaporkan meninggal
dunia karena wabah kolera dan dimakamkan di Museum Wayang. Namun, dalam
riwayat lain, Coen dilaporkan tewas dalam serangan Mataram dan kepalanya dipenggal
serta dikuburkan di bawah tangga jembatan Kompleks Pemakaman Imogiri.
Pasukan Mataram yang luluh lantak dalam pertempuran memilih bersembunyi di tepian
Sungai Ciliwung. Namun, keberadaan mereka ketahuan pasukan VOC yang menyisir
Sungai Ciliwung menggunakan perahu. Pasukan Mataram pun berpencar. Sebagian
pasukan ada yang bersembunyi di perkampungan yang kini dikenal sebagai Matraman.

8. KD 3.8 Kerajaan Islam. (Mataram Islam) Pelajari Latar belakang berdirinya


mataram islam.
Pada mulanya, Mataram adalah wilayah yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya
kepada Ki Gede Pemanahan karena telah berhasil membantu Sultan Adiwijaya dalam
membunuh Arya Penangsang di Jipang Panolan. Ki Pamenahan, disinyalir sebagai
penguasa Mataram yang patuh kepada sultan Pajang. Ia mulai naik tahta di Istananya di
Kotagede pada tahun 1577 M. Di tangan Ki Gede Pemanahan, Mataram mulai
menunjukkan kemajuan. Pada tahun 1584 Ki Gede Pemanahan meninggal, maka usaha
memajukan Mataram dilanjutkan oleh anaknya yaitu Sutawijaya (Panembahan
Senapati).

Sepeninggal ayahnya, ia dilantik sebagai penguasa penting di Mataram menggantikan


Ayahnya. Ia seorang yang gagah berani, mahir dalam hal berperang. Sehingga sejak ia
masih sebagai pemimpin pasukan pengawal raja Pajang ia telah diberi galar oleh Sultan
Adiwijaya, Senapati ing Alaga (panglima perang).
Senapati memiliki cita-cita hendak mengangkat kerajaan Mataram sebagai penguasa
tertinggi di Jawa menggantikan Pajang. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, Senapati
mengambil dua langkah penting, pertama memerdekakan diri dari pajang dan kedua
untuk memperluas wilayah kerajaan Mataram keseluruh jawa. Konflik antara raja
Pajang dengan Sutawijaya menghasilkan kemenangan dipihak Sutawijaya. Setelahnya,
keturunan Adiwijaya, yaitu pangeran Benawa yang seharusnya menjadi ahli waris
kesultanan pajang, menyerahkan tahta kekuasaan kerajaan Pajang kepada Senapati.
Sejak saat itu Senapati mengambil gelar Panembahan tahun 1586. Sutawijaya berhasil
membangun  Mataram pada tahun 1586. Wilayah yang dikuasai Kesultanan  Mataram
adalah Mataram, Kedu, dan Banyumas. Sutawijaya meninggal pada tahun 1601 dan ia
menguasai wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di sebelah timur hanya Blambangan,
Panarukan, dan Bali yang masih tetap merdeka. Lainnya tunduk pada kekuasaan
Senapati Sedangkan di pantai laut Jawa Rembang, Pati, Demak, Pekalongan mengakui
kekuasaan Mataram.
Setelah Sutawijaya meninggal, posisinya sebagai Sultan digantikan oleh putranya yaitu
Raden Mas Jolang. Ia diberi gelar Sultan Hanyakrawati. Ia memerintah pada tahun
1601-1613. Pada masa pemerintahannya, sering terjadi perlawanan dari wilayah pesisir,
yang merupakan salah satu penyebab mengapa RM Jolang tidak mampu memperluas
wilayah Kesultanan Mataram. Dalam menjalankan roda pemerintahan, ia cenderung
mengadakan pembangunan dibanding ekspansi. Menjelang wafatnya, RM Jolang
menunjuk Raden Mas Rangsang sebagai penggantinya. Setelah dilantik, RM Rangsang
diberi gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma Senopati Ing Ngalaga Ngabdurrahaman. Ia
memerintah dari tahun 1613-1645. Pada masa pemerintahannya, Kesultanan Mataram
mengalami kejayaan.
9. Kelas 11 Kondisi umum Eropa sebelum kolonialisme dan imperialism bangsa barat
di Indonesia
Perang salib (Nasrani vs islam turki)
Sebab: Bangsa turki menghalangi bangsa eropa mengunjungi Yerussalem

Renaisance (abad ke 14 - abad ke 17)


Setelah Eropa mengalami masa kegelapan, para pemikir berusaha mencari ide-ide baru
dengan cara mempelajari ilmu-ilmu dari zaman Romawi kuno, Yunani kuno, atau
kerajaan Ottoman untuk kemudian dimodifikasi. Mereka kembali melihat dan membuka
ide-ide lama yang ditinggalkan oleh bangsa Yunani dan Romawi, baik dalam bentuk
pemikiran, bangunan, atau karya seni. Selain karya seni, hal yang cukup populer pada
zaman ini adalah berkembangnya cara berpikir manusia dan ilmu filsafat.
NOTE: Copernicus (bumi bulat), kompas, dan misiu (peledak).

Reformasi gereja
Latar belakang: Martin Luther yang seorang biarawan Jerman menghadap gereja di
Wittenberg dan menuliskan 95 dalil yang berisi kritik terhadap otoritas Gereja Katolik.
Peristiwa inilah yang menjadi cikal bakal gerakan Reformasi Gereja di Eropa dan meluas
ke seluruh dunia yang selanjutnya melahirkan gagasan atau kepercayaan Protestantisme.
Luther menilai begitu banyak penyalahgunaan yang telah dilakukan oleh pihak Gereja
Katolik terhadap ajaran Kristiani seperti, penjualan indulgensi, penyimpangan sakramen
suci, mitologisasi dan takhayul, bahkan praktik korupsi berupa pajak yang membebani
masyarakat.

Jatuhnya konstantinopel
Konstantinopel adalah tempat yang strategis untuk berdagang dan Turki Usmani ingin
menaklukkannya. Akibatnya, para pedagang dan pembeli tidak bisa lagi masuk ke kota
tersebut. Setelah ditaklukkannya Konstantinopel, bangsa Eropa menjadi bingung harus
mencari ke mana untuk memenuhi komoditas rempah-rempah, padahal di masa itu
rempah-rempah sangat tinggi nilai jualnya di Eropa. Kemudian bangsa Eropa mulai
melirik Indonesia, karena keberadaan Indonesia sebagai penghasil rempah-rempah
terbaik mulai terdengar bangsa Eropa. 

10. Undang-undang Agraria // dilaksanakan oleh Belanda dan muncul banyak


perkebunan baru. Untuk mengikat para pekerja pekebunan mengeluarkan
kebijakan yaitu… //
Beberapa hari sebelum musim tebang atau panen, perusahaan memberikan uang panjer
atau uang muka untuk mengikat para pekerja agar bekerja di perkebunannya. Jumlah
uang panjer yang diberikan juga tidaksetara dengan pendapatan selama seminggu,
bahkan sering kali telah dimanipulasi oleh para bekel. Demikian halnya dengan dengan
mandormandor, mereka juga melakukan pemotongan upah milik para pekerja.

11. Pelajari perbandingan kebijakan Raffles dengan Deandless (PDF)


Prancis vs belanda
Prancis menang, daendles disuruh pegang indo oleh bonaparte.
 Kebijakan Daendels
a) Bidang Pertahanan dan Keamanan
1. Membangun benteng-benteng pertahanan baru.
2. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon. Namun
pembangunan pangkalan di Ujungkulon boleh dikatakan tidak berhasil.
3. Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orangorang pribumi karena
pada waktu pergi ke Nusantara, Daendels tidak membawa pasukan. Oleh
karena itu, Daendels segera menambah jumlah pasukan yang diambil dari
orang-orang pribumi, yakni dari 4.000 orang menjadi 18.000 orang.
4. Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat, sekarang Provinsi Banten)
sampai Panarukan (ujung timur Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur) sepanjang
kurang lebih 1.100 km. Jalan ini sering dinamakan Jalan Daendels.
Pelaksanaan program pembangunan di bidan
b) Bidang Pemerintahan
1. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja di Nusantara.
2. Membagi Pulau Jawa menjadi sembilan daerah prefectuur/prefektur (wilayah
yang memiliki otoritas).
3. Masing-masing prefektur dikepalai oleh seorang prefek. Setiap prefek
langsung bertanggung jawab kepada Gubernur Jenderal. Di dalam struktur
pemerintahan kolonial, setiap prefek membawahi para bupati.
4. Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai
pemerintah (kolonial) yang digaji. Sekalipun demikian para bupati masih
memiliki hak-hak feodal tertentu.
5. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai
wilayah pemerintahan kolonial.
c) Bidang Peradilan
1. Daendels membentuk tiga jenis peradilan: (1) peradilan untuk orang Eropa, (2)
peradilan untuk orang-orang Timur Asing, dan (3) peradilan untuk orang-
orang pribumi. Peradilan untuk kaum pribumi dibentuk di setiap prefektur,
misalnya di Batavia, Surabaya, dan Semarang.
2. Peraturan untuk pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Pemberantasan
korupsi diberlakukan terhadap siapa saja termasuk orang-orang Eropa, dan
Timur Asing.
d) Bidang Sosial Ekonomi
1. Daendels memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta dan
Yogyakarta yang intinya melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam
wilayah pemerintahan kolonial, misalnya daerah Cirebon,
2. Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak,
3. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku di pasaran dunia,
4. Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya,
5. Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta.
 Kebijakan Raffles
a) Bidang Pemerintahan
Dalam menjalankan tugas di Hindia, Raffles didampingi oleh para penasihat
yang terdiri atas: Gillespie, Mutinghe, dan Crassen. Secara geopolitik, Jawa dibagi
menjadi 16 karesidenan. Selanjutnya untuk memperkuat kedudukan dan
mempertahankan keberlangsungan kekuasaan Inggris, Raffles mengambil strategi
membina hubungan baik dengan para pangeran dan penguasa yang sekiranya
membenci Belanda.
Strategi ini sekaligus sebagai upaya mempercepat penguasaan Pulau Jawa
sebagai basis kekuatan untuk menguasai Kepulauan Nusantara. Sebagai
realisasinya, Raffles berhasil menjalin hubungan dengan raja-raja di Jawa dan
Palembang untuk mengusir Belanda dari Hindia.
Pada waktu Raffles berkuasa, konflik di lingkungan istana Kasultanan
Yogyakarta nampaknya belum surut. Sultan Sepuh yang pernah dipecat oleh
Daendels, menyatakan diri kembali sebagai Sultan Hamengkubuwana II dan
Sultan Raja dikembalikan pada kedudukannya sebagai putera mahkota.
Tetapi nampaknya Sultan Raja tidak puas dengan tindakan ayahandanya,
Hamengkubuwana II. Melalui seorang perantara bernama Babah Jien Sing, Sultan
Raja berkirim surat kepada Raffles. Surat itu isinya melaporkan bahwa di bawah
pemerintahan Hamengkubuwana II, Yogyakarta menjadi kacau.
Dengan membaca isi surat dari Sultan Raja itu, Raffles menyimpulkan bahwa
Sultan Hamengkubuwana II seorang yang keras dan tidak mungkin diajak kerja
sama bahkan bisa jadi akan menjadi duri dalam pemerintahan Raffles di tanah
Jawa. Oleh karena itu, Raffles segera mengirim pasukan di bawah pimpinan
Kolonel Gillespie untuk menyerang Keraton Yogyakarta dan memaksa Sultan
Hamengkubuwana II turun dari tahta.
Sultan Hamengkubuwana II berhasil diturunkan dan Sultan Raja dikembalikan
sebagai Sultan Hamengkubuwana III. Sebagai imbalannya Hamengkubuwana III
harus menandatangani kontrak bersama Inggris. Isi politik kontrak itu antara lain
sebagai berikut.
1. Sultan Raja secara resmi ditetapkan sebagai Sultan Hamengkubuwana III, dan
Pangeran Natakusuma (saudara Sultan Sepuh) ditetapkan sebagai penguasa
tersendiri di wilayah bagian dari Kasultanan Yogyakarta dengan gelar Paku
Alam I.
2. Sultan Hamengkubuwana II dengan puteranya Pangeran Mangkudiningrat
diasingkan ke Penang.
3. Semua harta benda milik Sultan Sepuh selama menjabat sebagai sultan
dirampas menjadi milik pemerintah Inggris
b) Bidang Ekonomi
1. Pelaksanaan sistem sewa tanah atau pajak tanah (land rent) yang kemudian
meletakkan dasar bagi perkembangan sistem perekonomian uang.
Kebijakan dan program land rent yang dicanangkan Raffles tersebut tidak
terlepas dari pandangannya mengenai tanah sebagai faktor produksi. Menurut
Raffles, pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah. Dengan demikian
sudah sewajarnya apabila penduduk Jawa menjadi penyewa dengan membayar
pajak sewa tanah dari tanah yang diolahnya dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pajak dipungut perorangan.
- Jumlah pungutannya disesuaikan dengan jenis dan produksi tanah.
- Tanah yang paling produktif akan membayar pajak sekitar ½ dari hasil dan
tanah yang paling tidak produktif hanya 1/4 dari hasil.
- Kalau dirata-rata setiap wajib pajak itu akan menyerahkan sekitar 2/5 dari
hasil. Setelah itu petani bebas menggunakan sisanya.
2. Penghapusan pajak dan penyerahan wajib hasil bumi.
3. Penghapusan kerja rodi dan perbudakan.
4. Penghapusan sistem monopoli.
5. Peletakan desa sebagai unit administrasi penjajahan.
Kebijakan dan program land rent yang dicanangkan Raffles tersebut tidak terlepas
dari pandangannya mengenai tanah sebagai faktor produksi. Menurut Raffles,
pemerintah adalah satu-satunya pemilik tanah. Dengan demikian sudah sewajarnya
apabila penduduk Jawa menjadi penyewa dengan membayar pajak sewa tanah dari
tanah yang diolahnya dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pajak dipungut perorangan.
- Jumlah pungutannya disesuaikan dengan jenis dan produksi tanah.
- Tanah yang paling produktif akan membayar pajak sekitar ½ dari hasil dan
tanah yang paling tidak produktif hanya 1/4 dari hasil.
- Kalau dirata-rata setiap wajib pajak itu akan menyerahkan sekitar 2/5 dari hasil.
Setelah itu petani bebas menggunakan sisanya.
Pajak yang dibayarkan penduduk diharapkan berupa uang. Tetapi kalau
terpaksa tidak berupa uang dapat juga dibayar dengan barang lain misalnya beras.
Kalau dibayar dengan uang, diserahkan kepada kepala desa untuk kemudian
disetorkan ke kantor residen.
Tetapi kalau dengan beras yang bersangkutan harus mengirimnya ke kantor
residen setempat atas biaya sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi ulah
pimpinan setempat yang sering memotong/mengurangi penyerahan hasil panen itu.
Pelaksanaan sistem land rent itu diharapkan dapat lebih mengembangkan sistem
ekonomi uang di Hindia.
Kemudian ditempatkannya desa sebagai unit administrasi pelaksanaan
pemerintah, dimaksudkan agar desa menjadi lebih terbuka sehingga bisa
berkembang. Kalau desa berkembang maka produksi juga akan meningkat, hidup
rakyat bertambah baik, sehingga hasil penarikan pajak tanah juga akan bertambah
besar. Raffles juga ingin memberikan kebebasan bagi para petani untuk menanam
tanaman yang sekiranya lebih laku di pasar dunia, seperti kopi, tebu, dan nila.
12. KD Strategi perlawanan bangsa Indonesia. Pelajari taktik Perang Diponegoro
melawan Belanda.
Pangeran Diponegoro melancarkan strategi perang melawan Belanda selama lima tahun dari
1825-1830. Ia mennggunakan taktik gerilya dengan melakukan pengelabuan, serangan kilat,
dan pengepungan tak terlihat.
13. Pelajari tentang Politik Pintu Terbuka // nantinya ada kendala yang dialami
para pengusaha (pelajari)
 Pengertian
Politik pintu terbuka adalah kebijakan politik dimana perekonomian Indonesia dibuka kepada
pihak swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan.
 Latar Belakang
Awal dari terbentuknya sistem politik ini adalah traktat Sumatera yang dilakukan pada tahun
1871, dengan perjanjian tersebut pihak Belanda bisa memperluas kekuasaan sampai wilayah
Aceh.
Inggris yang juga termasuk dalam pihak yang berada dalam lingkup perjanjian tersebut
meminta pembayaran dari Belanda, yakni dengan menerapkan sistem ekonomi liberal di
wilayah Hindia Belanda, yang saat itu meliputi wilayah Indonesia.
Hal tersebut bukan tanpa alasan, penggunaan politik pintu terbuka hampir serupa dengan
sistem ekonomi liberal yang diajukan oleh Inggris.
Pemerintah Inggris ingin agar pengusaha asing bisa menanamkan modal dengan mudah di
Hindia Belanda. Selain itu, Inggris juga ingin menyebarkan ideologi kapitalisme dan
liberalismenya ke seluruh dunia.
 Ciri-ciri
a. Indonesia menjadi pengawas
Indonesia, yang saat itu masih berstatus sebagai Hindia Belanda hanya menjadi pengawas
saja dalam kursi pemerintahan.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa pihak swasta dan perusahaan asing mempunyai
kuasa penuh terhadap berbagai aktivitas ekonomi yang terjadi.
Aktivitas tersebut tidak hanya jual beli, melainkan juga pengontrolan dan penjalanan aktivitas
ekonomi secara keseluruhan pada suatu negara.
Pemerintah tidak boleh ikut melakukan campur tangan pada proyek pembangunan yang
hendak atau sedang dijalankan.
Selain tidak boleh ikut campur, mereka juga tidak boleh mempengaruhi pelaku ekonomi yang
menjalankan politik pintu terbuka.
b. Rakyat menjadi menderita
Awalnya politik ini memang dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan
cara menumbuhkan ekonomi. Namun, lambat laut malah memiliki tujuan yang berbeda, yaitu
untuk memperkaya pebisnis.
Rakyat yang memiliki tanah dipaksa untuk menyewakan lahan yang dimiliki, terutama
kepada pihak swasta.
Biaya sewa yang diberikan oleh pihak swasta kepada pemilik tanah atau rakyat juga rendah,
sehingga pemilik tanah tidak mendapat keuntungan yang besar.
c. Swasta menjadi kaya
Pihak swasta yang sejak awal diuntungkan dengan adanya perjanjian ini tentunya
mendapatkan keuntungan yang besar.
Apalagi mereka juga dapat mengendalikan perekonomian di suatu wilayah dalam cakup yang
luas. Dampaknya tentu kekayaan pihak swasta terus meningkat dari hasil perkebunan rakyat
dan eksploitasi sumber daya alam Indonesia.
Keuntungan tersebut semakin meningkat dengan makin intensnya produksi yang dilakukan
oleh rakyat pada saat itu.
Tentunya ditambah dengan permintaan barang yang tinggi di luar negeri dan aktivitas ekspor
yang dilakukan. Hal ini menguntungkan segelintir orang yang menguasai perdagangan laut di
Nusantara.
Belanda otomatis menjadi pusat perdagangan dengan adanya politik pintu terbuka ini.
d. Matinya industri kerakyatan dan pengusaha dalam negri
Kebanyakan penduduk lebih memilih bekerja di pabrik atau perusahaan swasta kolonial,
dibandingkan dengan mengolah usaha sendiri. Hal ini terjadi karena pihak swasta menguasai
arus ekonomi, sehingga sangat sulit untuk membangun bisnis pada masa-masa ini sebagai
seorang pribumi.
Kekayaan yang dimiliki oleh rakyat pun secara perlahan meredup dan mati, karena usaha-
usaha mereka tidak berkembang.
 Undang-Undang
1) Undang-Undang Agraria 1870
Setelah memenangkan parlemen, kaum liberal di Belanda berupaya untuk memperbaiki taraf
hidup masyarakat Indonesia. Namun, mereka tetap ingin Indonesia menjadi tanah jajahan
Belanda.
Keinginan ini dicapai dengan mengeluarkan undang-undang yang mengatur perekonomian
dan tata lahan yaitu Undang-Undang Agraria tahun 1870.
Hukum ini akan menjadi dasar dari penataan ruang dan kepemilikan lahan di Indonesia
hingga saat ini.
Isi UU Agraria 1870
Undang Undang Agraria 1870 memiliki beberapa pokok isi yang antara lain adalah
a. Masyarakat lokal diberikan hak atas tanah yang mereka tempati dan dapat
menyewakannya kepada pengusaha swasta.
b. Pengusaha bisa membeli hak pengelolaan tanah dari gubernur atau pemilik tanah
lokal dalam waktu sewa 75 tahun.
Isi ini terdengar baik dan menguntungkan, namun, dalam keberjalanannya banyak
penyimpangan. Bahkan, ada pemaksaan-pemaksaan pula kepada para pribumi untuk
menyewakan lahannya kepada pihak kolonial.
Tujuan UU Agraria 1870
Hukum agraria ini bertujuan untuk mendukung kebijakan pintu terbuka yang diprakarsai oleh
Belanda. Secara lebih spesifik, UU ini memiliki tujuan sebagai berikut
a. Memberi kesempatan dan jaminan pada pihak swasta dalam membuka usaha dalam
bidang perkebunan di Indonesia.
b. Melindungi hak atas tanah penduduk agar tidak dibeli dan dimonopoli oleh pihak
asing
c. Mensejahterakan masyarakat karena mendapatkan pembayaran sewa untuk lahannya
yang digunakan
2) Undang-Undang Gula (Suiker Wet)
Untuk mendukung keberjalanan UU Agraria dan kebijakan politik terbuka, pemerintah
belanda juga melansir undang-undang baru yaitu UU Gula atau pada saat itu lebih dikenal
sebagai Suiker Wet.
Isi UU Gula Suiker Wet
Undang-undang gula ini memiliki beberapa isi pokok yang antara lain adalah
a. Perusahaan gula milik pemerintah akan dihapus secara bertahap untuk
membuka monopoli pada gula
b. Pada tahun 1891 semua perusahaan gula milik pemerintah harus sudah dibubarkan
atau diambil alih oleh swasta.
Harapannya, undang-undang ini dapat membuka pasar produksi dan pengolahan gula agar
tidak terjadi monopoli dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
 
Tujuan UU Gula Suiker Wet
Tujuan dari dibentuknya UU Gula ini adalah untuk memberikan kesempatan sebesar-
besarnya kepada pengusaha dan juga masyarakat pribumi untuk mengembangkan usahanya.
Hal ini terjadi karena saat itu, hampir semua perusahaan gula yang ada di Indonesia dikuasai
oleh pemerintah Belanda, sehingga sangat sulit bagi pengusaha untuk berkompetisi disini.
 Dampak
1. Rakyat mengenal sistem upah dan juga penggunaan uang, mengetahui barang yang
perlu di ekspor karena minat yang besar di luar negeri, serta mengetahui barang impor
yang dibuat di luar wilayah mereka.
2. Munculnya pedagang perantara, sehingga mereka bisa menjual hasil bumi yang
dimiliki oleh rakyat Indonesia kepada penjual atau pengepul swasta. Tidak jarang
perantara ini masuk ke daerah pedalaman guna mendapatkan hasil tani dengan harga
yang terjangkau kemudian dengan harga yang tinggi pada grosir.
3. Mematikan industri milik rakyat Indonesia, sebab seluruh pekerjanya masuk ke dalam
pabrik dan perkebunan yang dikelola oleh orang Eropa dan kolonial swasta.
4. Rakyat semakin sengsara karena penjajahan, makin sengsara karena eksploitasi besar-
besaran yang dilakukan oleh penjajah. Sumber pertanian dan perkebunan yang
menjadi andalan mereka terpaksa dijual, begitu pula dengan tenaga mereka.
5. Semakin kaya pihak swasta karena mereka dapat menguasai perekonomian Indonesia
dan mereka dapat melakukannya dengan lebih efisien dibandingkan dengan
pemerintah. Selain itu, pihak swasta juga memiliki modal yang lebih besar untuk
mengolah sumber daya alam yang ada di Indonesia
6. Berpindahnya monopoli ekonomi dari pemerintah ke pihak swasta . Dahulu
perekonomian hanya dikontrol oleh pemerintah Belanda, sekarang pihak swasta
perlahan lahan bisa masuk dan mulai menggantikan monopoli pemerintahan menjadi
monopoli korporasi.
14. Kebijakan Ekonomi Jepang di Indonesia
1. Sistem autarki, yakni rakyat dan pemerintah daerah wajib memenuhi kebutuhan
sendiri untuk menunjang kepentingan perang Jepang.
2. bidang perkebunan di masa Jepang mengalami kemunduran. Hal ini berkaitan dengan
kebijakan Jepang yang memutuskan hubungan dengan Eropa (yang merupakan pusat
perdagangan dunia).
3. Tanaman perkebunan yang kurang berguna bagi kepentingan perang diganti dengan
tanaman jarak yang diguanakan untuk pelumas mesin.
4. Tanah-tanah yang zaman Belanda dijadikan perkebunan, pada masa pendudukan
Jepang dirubah menjadi tanah pertanian.
5. Upaya peningkatan bahan pangan berupa beras dan jagung dengan jalan membuka
lahan pertanian baru. Dalam kaitan ini Jepang telah membentuk badan yang diberi
nama Shokuryo Konri Zimusyo (Kantor Pengelolaan Pangan)
6. Banyak prabrik gula yang ditutup
7. Jepang membuka pabrik mesin, paku, kawat, dan baja pelapis granat, tetapi semua
usaha itu tidak berkembang lancar karena kekurangan suku cadang.
8. Sistem tonarigumi, yakni dibentuk organisasi rukun tetangga yang terdiri atas 10 – 20
KK untuk mengumpulkan setoran kepada Jepang.
9. Jepang memonopoli hasil perkebunan berdasarkan UU No. 22 Tahun 1942 yang
dikeluarkan oleh Gunseikan.
10. Adanya pengerahan tenaga yakni Romusha. Mereka dipekerjakan di lingkungan
terbuka, misalnya di lingkungan pembangunan kubu-kubu pertahanan, jalan raya,
lapangan udara. Pada awalnya, tenaga kerja dikerahkan di Pulau Jawa yang padat
penduduknya, kemudian di kota-kota dibentuk barisan romusa sebagai sarana
propaganda. Desa-desa diwajibkan untuk menyiapkan sejumlah tenaga romusa.
Panitia pengerahan tersebut disebut Romukyokai, yang ada di setiap daerah
11. Para petani harus menjual hasil produksi padinya kepada pemerintah sesuai dengan
kuota yang telah ditentukan dengan harga yang telah ditetapkan pemerintah Jepang
15. Peristiwa Rengasdengklok // sebelum terjadi proklamasi ada terjadi perbedaan
pendapat antara tua dan muda. Muda bersikukuh proklamasi sekarang
sedangkan tua, tidak terburu-buru. Peran Achmad Soebarjo dikaitkan dengan
perbedaan pendapat golongan tua dan muda.
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah
pemuda antara lain Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh dari perkumpulan “Menteng
31” terhadap proklamator Indonesia yaitu Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 16 Agustus 1945 jam 3 dini hari, dimana Soekarno dan Hatta dibawa ke
Rengasdengklok, Karawang.
Awal mula terjadinya peristiwa Rengasdengklok ini karena adanya perbedaan paham
tentang waktu pengumuman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia antara golongan tua dengan
golongan muda. Ketegangan bermula dari berita kekalahan Jepang yang menyerah tanpa
syarat pada sekutu pada 15 Agustus 1945.
Kabar tersebut membuat golongan muda mendesak golongan tua untuk segera
memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, Soekarno dan Hatta tidak ingin
terburu-buru dan menginginkan proklamasi sesuai dengan PPKI, dikarenakan kekuasaan
Jepang masih mendominasi Indonesia dan takut akan adanya pertumpahan darah pada saat
proklamasi.
Golongan muda mendesak memproklamasikan kemerdekaan secepatnya dengan
mempertimbangkan Indonesia dalam keadaan kekosongan kekuasaan. Negosiasi pun
dilakukan dalam bentuk rapat PPKI, tetapi golongan muda tidak menyetujui rapat tersebut
mengingat PPKI merupakan sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang.
Para golongan muda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil
dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
Golongan muda mengadakan rapat di ruangan Lembaga Bakteriologi di Pengangsaan Timur
pada 15 Agustus 1945 jam 8 malam, dan rapat ini dihadiri oleh Chairul Saleh, Djohar Nur,
Kusnandar Subadio, Margono, Wikana dan Alamsyah.
Hasil rapat dari golongan muda ini adalah tuntutan agar bangsa Indonesia sesegera
mungkin memproklamasikan Kemerdekaan dengan menyertakan Soekarno dan Hatta untuk
menyatakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945.
Pada jam 10 malam, Wikana dan Darwis menuju kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan
Timur 56 Jakarta untuk menyampaikan hasil rapat tersebut, sehingga perdebatan pun terjadi
menampakan perbedaan pendapat antara golongan tua dan golongan muda.
Menjelang 16 Agustus 1945 para pemuda mengadakan rapat sekali lagi dan
menghasilkan keputusan untuk mengamankan Soekarno dan Moh Hatta ke luar kota dengan
tujuan menjauhkan dari pengaruh Jepang. Dengan dukungan perlengkapan tentara PETA,
maka pada 16 Agustus 1945 jam 04.30 Soekarno Hatta di bawa ke Rengasdengklok (yang
dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok).
Di Jakarta sendiri, golongan muda Wikana dan Golongan Tua Ahmad Soebardjo
melakukan perundingan tempat proklamasi dan mereka pun menyetujui Jakarta untuk
menjadi lokasinya. Maka dari itu, diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebarjo
ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta.
Sekitar jam 11 malam rombongan tiba di rumah kediaman Bung Karno untuk
menurunkan Ibu Fatwamati (istri bung Karno) dan Guntur (putranya) yang kala itu dibawa ke
Rengasdengklok.
Pada malam itu juga, sekitar jam 2 dini hari, Soekarno memimpin rapat PPKI di
rumah Laksama Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta, untuk membahas
tentang persiapan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Keesokan harinya, tepatnya 17
Agustus 1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang dipinjam dari
kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman.

Jadi peran Ahmad Soebardjo dalam Peristiwa Rengasdengklok:


1. Menjadi perwakilan golongan muda yang mendesak Soekarno-Hatta untuk
mempercepat proklamasi kemerdekaan.
2. Menjadi perantara yang memberikan jaminan kepada para pemuda bahwa proklamasi
akan dilaksanakan secepatnya.
3. Tokoh golongan tua yang mengambil inisiatif untuk memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia.
4. Menjadi penghubung antara pihak Jepang dengan pihak Sekutu pasca penyerahan
tanpa syarat.

16. Pengakuan kemerdekaan Indonesia // Faktor apa saja negara lain mau
mengakui kemerdekaan Indonesia
Syarat terbentuknya negara
a. Unsur konsitutif: wilayah, rakyat, dan pemerintah yang berdaulat
b. Unsur deklaratif: pengakuan dari negara-negara lainnya (de jure)
Negara pertama yang memberikan dukungan dan mengakui
kemerdekaan Indonesia: Mesir, Palestina, Lebanon (29 Juli 1947), Suriah (2
Juli 1947), India, Australia, Vatikan
Negara Latar Belakang Bentuk dukungan
Mesir - Persamaan agama (Islam) - 22 Maret 1946 : Mesir mengaku scr de facto
22 Maret - Senasib sepenanggungan (sama2 - 10 Juni 1947 : Perjanjian persahabatan Indo dgn
1946 pernah dijajah) mesir. Pengakuan de jure mendirikan KBRI
- Banyak mahasiswa Indo di Mesir - Mesir mendorong Liga Arab utk mengakui
kemerdekaan Indo
- Pemboikotan buruh di pelabuhan Port Said dan
Terusan Suez trhdp kapal Belanda
- Pemutusan hub.diplomatik dgn Belanda dan
pembentukan perangkat kesehatan utk menolong
korban agresi militer
India - 1946 Indo melakukan Diplomasi - Mengecam Agresi Militer I & II
Maret Beras kpd India. Indo mengirim - Membawa permasalahan Agresi Militer I & II ke
1947 bantaun 500k ton beras saat India Dewan Keamanan PBB
krisis pangan akibat penjajahan - India Menggalang simpati negara-negara Asia melalui
Inggris Konferensi Inter Asia di New Delhi
- Banyak kesamaan : negara jajahan
(India – Inggirs, Indo-Belanda),
rempah melimpah, asal sebutan mata
uang berasal dari bahasa yang sama
(Sansekerta)
Australia -Kedekatan wilayah geografis - 23 Sep 1945 : The Black Armada (pelaut Australia
27 -Saat itu, Pemerintahan Australia dikuasai memboikot kapal2 Belanda)
Desember Partai Buruh - Mengecam Agresi Militer I & II
1947 - Pihak Australia memfasilitasi pemulangan 1.400
tawanan Belanda asal Indo
- Menjadi wakil Indo dalam KTN
- Mendesak PBB utk mengakui kemerdekaan Indo
Palestina - Persamaan agama (Islam) Syekh Muhammad Amin Al-Husain-mufti mengucapkan
29 Juli ucapan selamat pd 6Sept 1944, yg bertepatan pengakuan
1947 JPN atas kemerdekaan Indo, melalui Radio Berlin bahasa
Arab, ke seluruh dunia Islam.
Vatikan Disana ada pendeta dari Jogja yang
6 Juli membantu serta meminta dukungan
1947 Vatikan. Pendeta ini memiliki pengaruh
besar trhdp Vatikan

17. Keadaan awal Indonesia merdeka // Pelajari sistem parlementer


A. CIRI
Konstitusi: UUDS 1950
Ciri ciri:
1. Presiden dan Wakil Presiden tidak dapat diganggu gugat.
2. Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah.
3. Presiden bisa dan berhak membubarkan DPR.
4. Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.
B. POLITIK
- Sering terjadi penggantian kabinet (1950-1959) karena perbedaan kepentingan
diantara partai2 yang ada. Perbedan tersebut tidak dapat terselesaikan dengan baik
- Sistem partai: multi
Partai Positif Negatif
Multi Partai aspirasi rakyat tersalurkan rawan konflik
Beberapa partai bisa terkoordinasi, pemerintah pusat mudah Aspirasi rakyat tidak tersalurkan
mengkoordinasi dengan baik

- Parpol : Menjadi bukti negara demokrasi menurut M.hatta. Parpol : mengawasi


badan² perjuangannya shg bisa dipertanggung jawab dr pemimpin² Itu. Tujuan
parpol : mendapat kekuasaan
Sumber : PPT Demokrasi Liberal
No Kabinet Proker Hasil Penyebab Berakhir
1 Natsir (Pantai 1. Menggiatkan usaha Berlangsung Adanya mosi tidak percaya
Masyumi) keamanan dan perundingan antara dari PNI menyangkut
1950-1951 ketentraman. Indonesia-Belanda pencabutan Peraturan
2. Mencapai konsolidasi dan untuk pertama kalinya Pemerintah mengenai DPRD
menyempurnakan susunan mengenai Indonesia dan DPRDS. PNI
pemerintahan. Barat menganggap terlalu
3. Menyempurnakan menguntungkan Masyumi.
organisasi angkatan Mosi tersebut disetujui
perang. Penyempurnaan parlemen
pimpinan TNI
4. Mengembangkan dan
memperkuat ekonomi
rakyat.
5. Memperjuangkan
penyelesaian Irian Barat.
2 Sukiman 1. Menjamin keamanan dan Terjadi perubahan - Mendagri menonaktifkan
(Masyumi) ketentraman. skala proritas dalam DPRD & mengangkat
1951-1952 2. Mengusahakan melaksanakan orang PNI mnjd Gubernur
koalisi antara kemakmuran rakyat dan programnya. Jabar dn Sulawesi
Masyumi dan memperbaharui hukum - Menteri kehakiman
PNI agraria agar sesuai dengan membebaskan 950
kepentingan petani. tahanan SOB tanpa
3. Mempercepat persiapan persetujuan perdana
Pemilu. menteri dan anggota lain
4. Menjalankan politik luar - Mosi tidak percaya dari
negeri bebas aktif dan PNI karena
memasukkan Irian Barat penandatanganan
perjanjian Mutual Security
Act dgn Dubes AS
- DPR menggugat Sukiman
3 Wilopo (PNI) 1. Program dalam negeri: - Peristiwa 17 Oktober
1952-1953 Menyelenggarakan 1952 demonstrasi, AD
- Zaken PEMILU (Konstituante, menolak kebijakan
kabinet : DPR, dan DPRD), pemerintah karena parpol
kabinet menyederhanakan ikut AD
yang terdiri organisasi pemerintah - Peristiwa Tanjung
dari para pusat, meningkatkan Morawa( 16 Maret 1953,)
pakar yang kemakmuran rakyat, : Pembebasan tanah milik
ahli dalam meningkatkan pendidikan DPV. Mosi tidak percaya
bidangnya rakyat, dan pemulihan dari Serikat Tani
- Dukungan keamanan. Indonesia
dr PSI dan 2. Program luar negeri:
PSII. Penyelesaian masalah
Indonesia-Belanda,
Pengembalian Irian Barat,
serta menjalankan politik
luar negeri bebas aktif.
4 Ali 1. Meningkatkan keamanan 1) Persiapan - Calon pimpinan TNI
Sastroamijoyo dan kemakmuran serta PEMILU U/ ditolak korps perwira shg
I (PNI) 1953- segera anggota timbul krisis kabinet
1955. Koalisi menyelenggarakan parlemen, akan - Mosi tdk percya trhdp
antara PNI Pemilu. diselenggarakan menhan
dan NU 2. Pembebasan Irian Barat 29 September - NU menarik dukungan
3. Pelaksanaan politik bebas- 1955. dan menterinya dari
aktif dan peninjauan 2) Terselenggaranya kabinet sehingga timbul
kembali persetujuan Konferensi Asia keretakan dalam kabinet
KMB. Afrika April 1955
4. Penyelesaian pertikaian : Menolak
politik. penjajahan dan
konolialisme.Wil
ayah Asia dan
Afrika menjadi
objek karena
SDA banyak
tetapi SDM
kurang
5 Burhanuddi 1. Mengembalikan 1) Penyelenggaraan PEMILU selesai. Pemilu
Harahap kewibawaan pemerintah. PEMILU u/ tidak menghasilkan dukungan
(Masyumi) 2. Melaksanakan PEMILU memilih Dewan yang cukup terhadap kabinet
1955-1956 dan mempercepat Konstituante sehingga kabinet pun jatuh.
pembentukan parlemen (15/12/1955) dan
baru. Parlemen/DPR
3. Masalah desentralisasi, (27/09/1955)
inflasi, pemberantasan pertama yang
korupsi. demokratis.
4. Perjuangan pengembalian 2) Perjuangan
Irian Barat. diplomasi
5. Politik kerjasama Asia- menyelesaikan
Afrika berdasarkan politik masalah Irian
luar negeri bebas aktif. Barat.
3) Pemberantasan
korupsi.
4) Terbinanya
hubungan AD dan
Kabinet
6 Ali 1. Rencana 5 Thn Pembatalan seluruh - Gagal mengembalikan
Sastroamijoyo 2. Perjuangan pengembalian perjanjian KMB. Irian Barat hingga
II (PNI) 1956- Irian Barat. pembatalan KMB
1957. hasil 3. Pembentukan daerah2 - Muncul masalah anti Cina
koalisi PNI, otonomi dan mempercepat - Peningkatan sikap kritis
Masyumi, dan terbentuknya anggota daerah trhdp pusat
NU DPRD. - Mundurnya sejumlah
4. Mengusahakan perbaikan menteri dari Masyumi
nasib kaum buruh dan karena menurunnya
pegawai. wibawa Ali dan
5. Menyehatkan kurangnya sikap tegas
perimbangan keuangan kabiner.
negara.
6. Mewujudkan perubahan
ekonomi kolonial menjadi
ekonomi nasional
berdasarkan kepentingan
rakyat.
7 Djuanda 1. Membentuk Dewan 1) Diadakannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
(Zaken Nasional. Deklarasi Juanda. dan mulailah babak baru
Kabinet) 2. Normalisasi keadaan 2) Terbentuknya sejarah RI.
1957-1959. . - Republik Indonesia. Dewan Nasional.
kegagalan 3. Melancarkan pelaksanaan 3) Mengadakan
konstituante Pembatalan KMB. Musyawarah
menyusun 4. Perjuangan pengembalian Nasional (Munas).
UUD Irian Jaya.
pengganti 5. Mempergiat/
UUDS 1950. mempercepat proses
Terjadinya pembangunan
perebutan
kekuasaan
antara parpol

C. EKONOMI
Penyebab keadaan ekonomi buruk :
1. Indonesia menanggung beban ekonomi dan keuangan seperti yang telah ditetapkan
dalam KMB.
2. Defisit yang harus ditanggung oleh Pemerintah pada waktu itu sebesar 5,1M.
3. Indonesia hanya mengandalkan satu jenis ekspor (pertanian dan perkebunan)
4. Politik keuangan Pemerintah dirancang oleh Belanda.
5. Pemerintah Belanda tidak mewarisi nilai-nilai yang cukup untuk mengubah sistem
ekonomi kolonial menjadi sistem ekonomi nasional.
6. Belum memiliki pengalaman untuk menata ekonomi secara baik, belum memiliki
tenaga ahli dan dana yang diperlukan secara memadai
7. Situasi keamanan dalam negeri yang tidak menguntungkan
8. Tidak stabilnya situasi politik shg pengeluaran pemerintah untuk operasi2 keamanan
semakin meningkat.
9. Kabinet terlalu sering berganti
10. Angka pertumbuhan jumlah penduduk yang besar.
Kebijakan Pengertian Tujuan Dampak
Gunting - Pemotongan nilai uang Menanggulangi - Rakyat kecil tidak dirugikan karena
Syafruddin (sanering) defisit anggaran uang Rp. 2,50 ke atas hanya
- Caranya memotong semua uang sebesar Rp. 5,1 dimiliki orang kelas menengah dan
yang bernilai Rp. 2,50 ke atas Miliar atas
hingga nilainya tinggal - mengurangi jumlah uang yang
setengahnya beredar
- Menggunting uang kertas - Pemerintah mendapat kepercayaan
menjadi dua bagian, bagian dari Belanda dgn mendapat
kanan dan bagian kiri. Guntingan pinjaman sebesar Rp. 200 juta.
uang kertas bagian kiri tetap
merupakan alat pembayaran
yang sah dengan nilai separuh
dari nilai nominal yang tertera,
sedangkan guntingan uang kertas
bagian kanan ditukarkan dengan
surat obligasi pemerintah yang
dapat dicairkan beberapa tahun
kemudian.
Gerakan - Memberikan bantuan berupa Mengubah Salah satu sumber defisit keuangan.
Benteng kredit dan bimbingan konkret. struktur ekonomi Menkeu, Jusuf Wibisono, memberikan
Ide dr Sumito - Program ini tidak berjalan kolonial  bantuan kredit khususnya pada
(Menteri dengan baik karena kebiasaan struktur ekonomi pengusaha dan pedagang nasional dari
Perdagangan) konsumtif pengusaha dalam nasional golongan ekonomi lemah shg
negeri. Dana kredit digunakan (pembangunan produsen dapat menghemat devisa
untuk memenuhi kepentingan ekonomi dengan mengurangi volume impor
pribadinya. Indonesia).
Ali Baba Pemberian kredit dan lisensi dapat bersaing Tidak sesuai dengan harapan
pemerintah untuk pengusaha swasta dengan pengusaha pemerintah karena Indo masih
nasional pribumi. nonpribumi. konsumtif. Akhirnya banyak
perusahan pribumi dijual kepada
nonpribumi.
Nasionalisasi Pemerintah memberhentikan Menaikkan
De Javasche Presiden de Javasche Bank dan pendapatan dan
Bank mengangkat Mr. Syafruddin menurunkan biaya
Prawiranegara sebagai Presiden de ekspor, serta
Javasche Bank yang baru. melakukan
Nasionalisasi de Javasche Bank  penghematan
Bank Sentral  Bank Indonesia. secara drastis.
Persaingan kesepakatan Finek : Melepaskan diri Banyak pengusaha Belanda yang
Finansial 1. hasil KMB dibubarkan. dari keterikatan menjual perusahaannya, sedangkan
Ekonomi 2. Hubungan Finek Indonesia- ekonomi dengan pengusaha pribumi belum mampu
(Finek) Belanda didasarkan atas Belanda mengambil alih perusahaan Belanda
hubungan bilateral tersebut.
3. Hubungan Finek didasarkan
pada Undang-undang Nasional
Rencana - Masa kabinet Ali Mengatasi RPLT tidak dapat berjalan dengan
Pembanguna Sastroamijoyo II Ketidakstabilan baik disebabkan karena :
n Lima - Dibentuk Badan Perencanaan politik dan 1. Adanya depresi ekonomi di
Tahun Pembangunan Nasional atau ekonomi yang Amerika Serikat dan Eropa
(RPLT) Biro Perancang Negara. menyebabkan Barat mengakibatkan ekspor
- Tugas : merancang merosotnya dan pendapatan negara
pembangunan jangka panjang. ekonomi, inflasi, merosot.
- Ir. Juanda : menteri perancang dan lambatnya 2. Perjuangan pembebasan Irian
nasional. pelaksanaan Barat menimbulkan gejolak
- Biro ini berhasil menyusun pembangunan ekonomi.
Rencana Pembangunan Lima 3. Adanya ketegangan antara
Tahun (RPLT), rencananya pusat dan daerah sehingga
dilaksanakan : 1956-1961 banyak daerah yang
melaksanakan kebijakan
ekonominya masing-masing
Musyawara - Mengubah rencana tidak dapat dilaksanakan dengan baik :
h Nasional pembangunan agar 1. Adanya kesulitan dalam
Pembangun dapat dihasilkan menentukan skala prioritas.
an (Munap) rencana 2. Terjadi ketegangan politik
pembangunan yang tak dapat diredakan.
yang menyeluruh 3. Timbul pemberontakan
untuk jangka PRRI/Permesta.
panjang. 4. Membutuhkan biaya besar
untuk menumpas
pemberontakan sehingga
meningkatkan defisit
Indonesia.
5. Memuncaknya ketegangan
politik Indonesia- Belanda
menyangkut masalah Irian
Barat
Gerakan Oktober 1956, pemerintah melindungi
Asaat menyatakan akan membuat lisensi perekonomian
khusus untuk para pengusaha warga Indonesia
pribumi. asli dari
persaingan dagang
dengan pengusaha
asing khususnya
Tionghoa.

18. Peran Sutan Sjahrir terhadap kekalahan Jepang


 Pada masa kependudukan Jepang, Syahrir melakukan gerakan bawah tanah
untuk mempersiapkan kemerdekaan tanpa bekerja sama dengan Jepang.
 Sutan Syahrir mendengar berita kekalahan Jepang dari Sekutu.
 Pada 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir mendengar berita tersebut dari siaran
radio luar negeri yang pada waktu itu dilarang. Akhirnya, Syahrir
menghubungi Chairil Anwar dan segera meneruskan berita tersebut kepada
para pemuda yang pro kemerdekaan.

19. Tujuan Indonesia memperjuangkan diplomasi // Maksudnya tujuan Indonesia


mempertahankan pemerintahan awal, kemerdekaan
Kemerdekaan menjadi modal dasar pembangunan di berbagai bangsa, termasuk
Indonesia. Dengan kemerdekaan, bangsa Indonesia bebas menentukan nasib sendiri.
Hidup merdeka tentuakan membuat kita lebih leluasa menentukan arah dan jalan
pembangunan bangsa Indonesia. Kemerdekaan juga memberikan keberpihakan
pembangunan kepada bangsa sendiri.

20. Perundingan Roem Royen


a) Pelaksanaan
Waktu : Dimulai 14 April 1949 dan ditandangani pada 7 Mei 1949
Tempat : Hotel Des Indes, Jakarta, atas prakarsa UNCI (United Nations
Commission for Indonesia), yang merupakan pengganti KTN (Komisi Tiga
Negara).
b) Nama Perjanjian Roem-Royen diambil dari tokoh pemimpin delegasi di kedua belah
pihak.
 Indonesia : Mohamad Roem
 Belanda : Herman van Roijen.
c) Tokoh
1) Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mohammad Roem, dengan anggota Ali
Sastroamijoyo, Dr. Leimena, Ir. Djuanda, Prof. Supomo, dan Laturharhary.
Perundingan ini diperkuat juga dengan kehadiran Drs. Moh. Hatta dan Sri Sultan
Hamengkubowono IX.
2) Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. J. H. van Royen, dengan anggota Blom,
Jacob, dr. Van, dr. Gede, Dr. P. J. Koets, Van Hoogstratendan, Dr. Gieben.
3) UNCI dipimpin oleh Merle Cochran dari Amerika Serikat, dibantu Critchley dari
Australia dan Harremans dari Belgia.
d) Latar belakang
Terjadi Agresi Militer II yang dibalas dengan Serangan 1 Maret 1949.
Belanda juga menahan para pemimpin Indonesia dan menuai kecaman dunia
internasional, terutama Amerika Serikat dan Dewan PBB. Dewan Keamanan PBB
mendesak Belanda agar dilakukan perundingan kembali. Maka, digelarlah
Perundingan Roem-Royen pada 14 April 1949 hingga 7 Mei 1949.
e) Perundingan
 “Persetujuan Roem Roijen” membahas tentang penyerahan ibu kota
Yogyakarta yang sempat dikuasai Belanda kepada Pemerintah Republik
Indonesia.
 Isi Perundingan Roem-Royen:
1) Indonesia menghentikan perang gerilya.
2) Indonesia bekerja sama mengembalikan keamanan.
3) Belanda menyetujui pengembalian pemerintahan RI ke Yogyakarta.
4) Belanda menghentikan operasi militer dan membebaskan semua tahanan
perang dan politik.
5) Belanda menyetujui Republik Indonesia sebagian dari NIS (Negara
Indonesia Serikat).
6) Belanda menyerahkan kedaulatan pada Indonesia secara utuh dan tak
bersyarat.
7) Belanda memberikan semua hak, kekuasaan, dan kewajiban pada
Indonesia.
8) Belanda sesegera mungkin mengadakan KMB dan Indonesia akan
menghadirinya

 Inti dari isi perundingan dikutip dari kemendikbud :


1) Pemerintahan RI, termasuk para pemimpin yang ditawan, akan
dikembalikan ke Yogyakarta.
2) Kedua pihak, Belanda dan Indonesia, sepakat untuk melaksanakan
Konferensi Meja Bundar (KMB) yang akan digelar di Den Haag, Belanda

 Isi Perjanjian Roem–Royen :


1) Pemerintahan RI dikembalikan ke Jogjakarta, penghentian perang
gerilya dan pembebasan semua tahanan politik.
2) Indonesia dan Belanda bekerja sama dalam mengembalikan
perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan.
3) Belanda menyetujui adanya RI sebagai bagian dari Negara Indonesia
Serikat.
4) Akan diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) antara
Indonesia dan Belanda di Den

 Delegasi Republik Indonesia juga mengajukan syarat dalam perundingan tersebut.


Pemerintah RI menuntut ditariknya tentara Belanda dari Yogyakarta.
Belanda menyetujuinya dan pengosongan wilayah Yogyakarta dilakukan mulai 2
Juni 1949 di bawah pengawasan UNCI.
f) Dampak
1) Soekarno dan Hatta kembali ke Yogyakarta dari pengasingan pada 6 Juli 1949.
2) Penyerahan mandat kepresidenan kepada Soekarno oleh Syafruddin
Prawiranegara (Ketua PDRI atau Pemerintahan Darurat Republik Indonesia).
3) Gencatan senjata antara Belanda dan Indonesia.
4) Dilaksanakannya KMB di Den Haag, Belanda.

21. Kelas 12 Pelajari PKI (upaya Indonesia menghadapi disintergrasi Bangsa)


A. PKI MADIUN 18, SEPTEMBER 1948
* Terjadi pada tanggal : 18 September 1948
* Tokoh : Muso dan Amir Syarifuddin
* Sebab- sebab :
1.       Pada awal pemerintahannya Amir Syarifuddin berniat mendirikan negara komunis.Hal ini
dibuktikan dengan adanya pendidikan politik bagi TNI.
2.       Ketidakpuasan terhadap hasil Renville, dimana pada saat itu kabinetnya adalah kabinet
Hatta.
3.       Amir Syarifuddin kemudian melakukan oposisi,dan membentuk FDR ( Front Demokrasi
Rakyat ).
Muso bergabung dengan FDR membuat beberapa kebijakan yang pada intinya mendukung
ide- ide komunis diterapkan di Indonesia.Puncaknya dengan diumumkannya Republik Soviet
Indonesia.
TUJUAN
: Meruntuhkan RI yang merupakan hasil Proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan
Pancasila dan diganti dengan komunis.
*Cara mengatasi :
1.       Soekarnno- Hatta melalui pidatonya memberikan pilihan kepada rakyat untuk memilih
antara Soekarno-Hatta atau PKI-Muso.
2.       Panglima Besar Jendral Soedirman memerintahkan kolonel Gatot Soebroto dan Sungkono
mengerahkan pasukan TNI.Madiun berhasil direbut pada tanggal 30 September 1948.

B.DARUL ISLAM/TENTARA ISLAM INDONESIA ( DI/TII )

1.Di Jawa Barat


*Terjadi pada tanggal : 7 Agustus 1949
*Tokoh : Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo
* Sebab : Penolakan Kartosuwiryo terhadap perjanjian Renville yang mengharuskan TNI di
daerah kantong hijrah ke Yogyakarta.Pada waktu itu Kartosuwiryo berada di Jawa Barat,dan
memproklamasikan berdirinya negara Islam Indonesia (NII).
* Cara mengatasi :
 Operasi militer tanggal 27 Agustus 1949
Operasi Bharatayudha
2. Di Jawa Tengah
* Terjadi pada tanggal : 23 Agustus 1949
* Tokoh : Amir Fatah dan Kiai Sumolangu
* Sebab :
1.       Adanya persamaan ideologi antara Amir Fatah dengan S.M. Kartosuwirjo, yaitu keduanya
menjadi pendukung setia Ideologi Islam.
2.       Amir Fatah dan para pendukungnya menganggap bahwa aparatur Pemerintah RI dan TNI
yang bertugas di daerah Tegal-Brebes telah terpengaruh oleh "orang-orang Kiri",
dan mengganggu perjuangan umat Islam.
3.       Adanya pengaruh "orang-orang Kiri" tersebut, Pemerintah RI dan TNI tidak
menghargai perjuangan Amir Fatah dan para pendukungnya selama itu di daerah Tegal-
Brebes. Bahkan kekuasaan yang telah dibinanya sebelum Agresi Militer II, harus diserahkan
kepada TNI di bawah Wongsoatmojo.
4.       Adanya perintah penangkapan dirinya oleh Mayor Wongsoatmodjo
* Cara mengatasi : Tahun 1957 ditumpas melalui operasi gerakan Banteng Nasional dari
divisi Diponegoro.
3. Di Aceh
* Terjadi pada tanggal : Pemberontakan DI/TII di Aceh dimulai dengan
"Proklamasi" Daud Beureueh bahwa Aceh merupakan bagian "Negara
Islam Indonesia" di bawah pimpinan Imam Kartosuwirjo pada tanggal 20
September 1953.
* Tokoh : Daud Beureuh
* Sebab :
1. Persoalan otonomi daerah
2. Pertentangan antar golongan
3. Tidak lancarnya rehabilitasi dan modernisasi daerah

* Cara mengatasi : Pemberontakan Daud Beureuh ini dilakukan dengan suatu "
Musyawarah Kerukunan Rakyat Aceh" pada bulan Desember 1962 atas prakarsa
Panglima Kodam I/Iskandar Muda, Kolonel Jendral Makarawong.
4.Di Sulawesi Selatan
*Terjadi pada tanggal : 17 Agustus 1951
* Tokoh : KaharMuzakar
* Sebab : Pada tanggal 30 April 1950 Kahar Muzakar menuntut kepada pemerintah agar
pasukannya yang tergabung dalam Komando Gerilya Sulawesi Selatan dimasukkan ke dalam
Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat ( APRIS ). Tuntutan ini ditolak karena harus
melalui penyaringan.
* Cara mengatasi :
1.       Operasi Militer
2.       Pada bulan Februari 1965 Kahar Muzakar berhasil ditangkap dan ditembak mati sehingga
pemberontakan DI/TII di Sulawesi dapat dipadamkan.
5. Di Kalimantan Selatan
* Terjadi pada Bulan oktober 1950
* Tokoh : Ibnu Hajar
* Sebab : Ketidakpuasan terhadap kebijakan mengenai TNI
* Cara mengatasi :
Dalam menghadapi gerombolan DI/TII tersebut pemerintah pada mulanya melakukan
pendekatan kepada Ibnu Hadjar dengan diberi kesempatan untuk menyerah, dan akan
diterima menjadi anggota ABRI. Ibnu Hadjar sempat menyerah, akan tetapi setelah menyerah
dia kembali melarikan diri dan melakukan pemberontakan lagi sehingga pemerintah akhirnya
menugaskan pasukan ABRI (TNI-POLRI) untuk menangkap ibnu Hadjar. Pada akhir tahun
1959 Ibnu Hadjar beserta seluruh anggota gerombolannya tertangkap dan dihukum mati.

C. Pemberontakan Andi Azis

* Terjadi pada : 5 April 1950


* Tokoh : Andi Azis
* Sebab :
1.       Menuntut agar pasukan bekas KNIL saja yang bertanggung jawab atas keamanan di
Negara Indonesia Timur.
2.       Menentang masuknya pasukan APRIS dari TNI
3.       Mempertahankan tetap berdirinya Negara Indonesia Timur.
* Cara mengatasi :
1.       Pada tanggal 8 April 1950 dikeluarkan ultimatum bahwa dalam waktu 4 x 24 jam Andi
Azis harus melaporkan diri ke Jakarta untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,
pasukannya harus dikonsinyasi, senjata-senjata dikembalikan, dan semua tawanan harus
dilepaskan.
2.       Kedatangan pasukan pimpinan Worang kemudian disusul oleh pasukan ekspedisi yang
dipimpin oleh Kolonel A.E Kawilarang pada tanggal 26 April 1950 dengan kekuatan dua
brigade dan satu batalion di antaranya adalah Brigade Mataram yang dipimpin oleh Letnan
Kolonel Suharto. Kapten Andi Azis dihadapkan ke Pengadilan Militer di Yogyakarta untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya dan dijatuhi hukuman.

D. REPUBLIK MALUKU SELATAN(RMS)

* Terjadi pada : tanggal 25 April 1950


* Tokoh : Soumokil, J.H. Manuhutu, Frans Tutuhatunewa
* Sebab : Mendirikan negara sendiri
* Cara mengatasi : Menggunakan pasukan ekspedisi yang dipimpin oleh Kolonel A.E
Kawilarang

E. PRRI/PERMESTA :

* Awal peristiwa :
 Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (biasa disingkat dengan PRRI) merupakan
salah satu gerakan pertentangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat (Jakarta)
yang dideklarasikan pada tanggal 15 Februari 1958.
*Tokoh : Dengan keluarnya ultimatum dari Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Letnan
Kolonel Ahmad Husein di Padang, Sumatera Barat, Indonesia.
* Sebab :
Konflik yang terjadi ini sangat dipengaruhi oleh tuntutan keinginan akan adanya otonomi
daerah yang lebih luas. Selain itu ultimatum yang dideklarasikan itu bukan tuntutan
pembentukan negara baru maupun pemberontakan, tetapi lebih kepada konstitusi dijalankan.
Pada masa bersamaan kondisi pemerintahan di Indonesia masih belum stabil pasca agresi
Belanda. Hal ini juga mempengaruhi hubungan pemerintah pusat dengan daerah serta
menimbulkan berbagai ketimpangan dalam pembangunan, terutama pada daerah-daerah di
luar pulau Jawa. Dan sebelumnya bibit-bibit konflik tersebut dapat dilihat dengan
dikeluarkannya Perda No. 50 tahun 1950 tentang pembentukan wilayah otonom oleh provinsi
Sumatera Tengah waktu itu yang mencakup wilayah provinsi Sumatera Barat, Riau,
Kepulauan Riau, dan Jambi.
22. Pelajari tokoh-tokoh nasional dari Papua

1. Frans Kaisiepo

Lahir di Wardo, Biak, Papua pada 10 Oktober 1921, ia terlibat


sebagai wakil Papua pada Konferensi Malino di tahun 1946
yang membicarakan tentang Pemesanan Republik Indonesia
Serikat. Nama Irian berasal dari usulnya, satu kata dalam bahasa
Biak yang artinya tempat yang panas. Selama tiga hari
menjelang proklamasi atau tanggal 14 Agustus 1945, Kaisiepo
dan rekan - rekan seperjuangannya memperdengarkan lagu
kebangsaan Indonesia Raya di Kampung Harapan Jayapura.
Beberapa hari kemudian setelah proklamasi atau tanggal 31 Agustus 1945, ia dan rekan -
rekan juga mengadakan upacara pengibaran bendera merah putih dan bernyanyi lagu
kebangsaan. Pernah menjadi Gubernur Irian Barat keempat pada 1964 - 1973. Ia meninggal
pada 10 April 1979 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Cendrawasih,
Jayapura. Namanya dijadikan nama bandara Frans Kaisiepo di Biak, juga sebagai nama KRI
Frans Kaisiepo. Gelar pahlawan nasional ditetapkan pada 1993 bersama penganugerahan
Bintang Mahaputera Adi Pradana kelas dua. Frans Kaisiepo juga diabadikan dalam uang
kertas Rupiah cetakan baru pada pecahan 10 ribu rupiah. Ketahui juga mengenai
para pahlawan nasional dari jakarta dan pahlawan nasional dari sumatera .

2. Johannes Abraham Dimara

Mayor TNI Johannes Abraham Dimara adalah putra asli


Papua yang lahir di Korem, Biak Utara, Papua pada 16 April
1916. Pada tahun 1946 ia ikut serta dalam peristiwa
pengibaran Bendera Merah Putih di Namlea, Pulau Buru,
Maluku. Ia juga ikut berjuangan untuk mengembalikan Irian
Barat ke wilayah Indonesia. Pada tahun 1950 ia diangkat
menjadi ketua OPI (Organisasi Pembebasan Irian Barat).
Johannes kemudian menjadi anggota TNI dan melakukan
infiltrasi ke Irian Barat di tahun 1954 sehingga dibeli oleh
tentara Belanda dan dibuang ke Digul sampai dibebaskan
tahun 1960. Ia ikut menyerukan Trikora bersama Bung Karno di Yogyakarta dan menyerukan
seluruh masyarakat Irian Barat agar mendukung penyatuan wilayah Irian Barat ke dalam
NKRI. Pada tahun 1962 ketika diadakan perjanjian di New York, Johannes menjadi salah
satu delegasi bersama Menteri Luar Negeri Indonesia.
Isi perjanjian tersebut pada akhirnya mengharuskan pemerintah kerajaan Belanda untuk
menyerahkan wilayah Irian Barat kepada Pemerintah RI. Sejak wilayah Irian Barat menjadi
bagian dari NKRI. Johannes wafat pada tanggal 20 Oktober 2000 dan mendapat penghargaan
berupa tanda jasa Satyalancana Perang Kemerdekaan Kesatu dan Satyalancana
Bhakti. Pemerintah juga menganugerahkan gelar pahlawan nasional dari Papua pada tahun
2011. Ketahui juga mengenai pahlawan nasional non muslim dan penyebab perang antar suku
di Papua .

3. Silas Papare

Lahir di Serui, Papua pada 18 Desember 1918, Silas Papare


adalah seorang pejuang yang berusaha menyatukan Irian Jaya
(Papua) ke dalam wilayah NKRI dalam perjuangan bersama
Irian Barat . Perjuangan kemerdekaan Papua. '' Dengan sangat
gigih sehingga kerap dibuat dengan aparat keamanan
Belanda. Dalam perlawanannya terhadap kolinialisme
Belanda, ia sampai dipenjarakan di Belanda karena
mempengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.
Ketika sedang menunjukkan di Serui, ia bertemu dengan Dr.
Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh
Belanda. Dari situ ia semakin berkeyakinan bahwa Papua
harus bebas dari penjajah dan bergabung dengan Republik Indonesia. Pada Oktober 1949 di
Yogyakarta, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian untuk membantu pemerintah RI untuk
memasukkan Irian Barat ke dalam wilayah Indonesia. Ketika itu Silas aktif dalam Front
Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB) juga ditunjuk oleh Soekarno untuk menjadi salah
seorang Utusan Indonesia dalam Perjanjian New York yang ditandatangani pada 15 Agustus
1962. Perjanjian tersebut menghentikan konfrontasi Indonesia dengan Belanda mengenai
masalah Irian Barat.
Setelah Irian Barat bersatu dengan RI, Silas Papare diangkat menjadi anggota
MPRS. Sepeninggalnya pada usia 60 tahun di 7 Maret 1978, namanya diabadikan sebagai
salah satu Kapal Perang Korvet kelas Parchim yaitu KRI Silas Papare bernomor lambung
386. Monumen Silas Papare juga didirikan di dekat pantai dan pelabuhan laut Serui. Di
Jayapura, namanya digunakan untuk Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Silas
Papare di jalan Diponegoro. Dan di kota Nabire, namanya diabadikan dalam bentuk nama
jalan. Gelar pahlawan nasional disematkan pada tahun 1993 bersama Marthen Indey dan
Frans Kaisiepo.

4. Marthen Indey
Lahir di Doromena, Papua pada 14 Maret 1912 dan mendapatkan gelar pahlawan nasional
dari Papua pada 1993, ia adalah polisi Belanda yang berbalik mendukung Indonesia. Ketika
sedang menjaga keamanan para tahanan politik di Digul, ia bertemu dengan tahanan seperti
Sugoro Atmoprasojo yang mengubah cara berpikirnya. Marthen kemudian bergabung dengan
organisasi politik bernama Komite Indonesia Merdeka (KIM) pada tahun 1946, yang
kemudian dikenal dengan nama Partai Indonesia Merdeka (PIM). Ketika menjadi ketua, ia
dan beberapa kepala suku Papua menyampaikan protes kepada Belanda yang berencana
untuk memilih Irian Barat dari wilayah kesatuan Indonesia.
Ketika siaga Marthen membelot, Belanda kemudian menangkapnya dan menahannya selama
3 tahun di Digul. Pada tahun 1962 ia bergerilya untuk menyelamatkan anggota RPKAD yang
didaratkan di Papua pada masa Trikora. Ia juga menyampaikan Piagam Kota Baru yang berisi
keinginan kuat penduduk Papua untuk tetap setia pada wilayah NKRI. Berkat piagam itu ia
dikirim untuk ikut Perundingan New York. Setelah itu ia diangkat sebagai anggota MPRS
sejak tahun 1963 - 1968, dan juga diangkat sebagai kontrol diperbantukan pada Residen
Jayapura dengan pangkat Walikota Tituler selama 20 tahun. Marthen wafat di Doromena
pada usia 74 tahun tanggal 17 Juli 1986.

23. Pelajari tentang Pemilu 1955

Latar Belakang

Setelah terbentuknya Panitia Pemilihan Umum Pusat, tanggal 16 April 1955, Hadikusumo
mengumumkan pemilihan Umum Parlemen yang akan diselenggarakan pada 29 September
1955. Selama 5 bulan lebih tersebut, partai-partai melakukan kampanye ke berbagai daerah
untuk meningkatkan elektabilitasnya. Beberapa hal yang menjadi latar belakang pelaksanaan
Pemilu 1955, yaitu:

1. Revolusi Fisik hearts Perang mempertahankan Kemerdekaan , menuntut SEMUA


Potensi bangsa untuk review memfokuskan Diri PADA usaha mempertahankan
Kemerdekaan.
2. Adanya pertikaian internal di dalam lembaga pemerintah. Hal ini cukup menguras
energi dan perhatian sehingga kondisi negara tidak stabil.
3. Belum adanya UU pemilu yang tentang pelaksanaan pemilu. Namun, pada 4 April
1953, UU Pemilu disahkan oleh kabinet Wilopo menjadi UU Nomor 7 Tahun 1953.

Pelaksanaan Pemilu 1955

Selang setelah UU Pemilu disahkan, selama bulan Mei hingga November 1954, terdapat
43.104.464 jumlah warga negara yang memenuhi syarat pemilu. Sebanyak 87,65 persen atau
37.875.229 warga negara menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 1955. Kemudian, diikuti
oleh 208 daerah kabupaten, 2.193 kecamatan, dan 43.429 desa.

Penyelenggaraan Pemilu 1955 dilaksanakan dalam dua tahap atau gelombang agar menjadi
lebih fokus. Berikut kedua tahap tersebut:

1. Tahap pertama, diselenggarakan pada 29 September 1955 dengan tujuan yang


memilih anggota DPR. Tahap ini diikuti oleh 29 kandidat yang terdiri dari partai
politik dan juga individu;
2. Tahap kedua, diselenggarakan pada 15 Desember 1955 dengan tujuan untuk memilih
anggota Konstituante. Terdapat 35 kandidat dari partai politik dan juga individu
dalam pemilihan anggota Konstituante ini.

Hasil Pemilu 1955


Banyak ahli penilaian penyelenggaraan Pemilu 1955 adalah salah satu yang paling tertib,
disiplin, demokrasi, dan tanpa adanya politik uang atau tekanan dari pihak apapun. Adapun
hasil dari pemilu pertama Indonesia ini yaitu empat partai pemenang yakni Masyumi, PNI
(Partai Nasional Indonesia), NU (Nahdlatul Ulama), dan PKI (Partai Komunis Indonesia.

Selanjutnya adalah persebaran kursi yang diperoleh dari keempat partai adalah sebagai
berikut:

Persebaran Kursi DPR
Tidak Partai Persebaran Kursi Konstituante
1. Masyumi 57 112
2. PNI 57 119
3. NU 45 91
4. PKI 39 80

Kelebihan dan Kekurangan Pemilu 1955

Pemilu 1955 tercatat sebagai salah satu Pemilu dengan tingkat partisipasi suara rakyat
tertinggi, yakni sekitar 87 persen. Itu berarti, lebih dari 37 juta orang memberikan hak
suaranya dari total 43 juta pemilih yang terdaftar. Selain itu, pelaksanaannya berlangsung
dengan aman, tersier, demokratis, dan bahkan tidak menyebabkan konflik sosial.

Sebagai penyelenggaraan yang pertama, tentu Pemilu 1955 tidak luput dari
kekurangannya. Salah satunya mendorong mendorong Dekret Presiden 5 Juli 1959
(Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun 1959 tentang Kembali kepada Undang-Undang
Dasar 1945) yang berisi pembubaran Badan Konstituante dan pergantian Undang-Undang
Dasar dari UUD Sementara 1950 ke UUD '45. Kondisi tersebut menyebabkan berbagai aliran
politik yang sedikit-banyak memengaruhi sistem pemerintah menjadi tidak stabil.

24. Pelajari mengenai Demokrasi Liberal ketika mulai tidak stabil.

Dalam perjalanannya, bangsa Indonesia telah mengalami banyak perubahan baik secara
konstitusi maupun sistem pemerintahan. Dimana, pasca kemerdekaan tahun 1945, Indonesia
masih mencari sistem pemerintahan yang dirasa sesuai dengan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Salah satu sistem pemerintahan yang pernah diterapkan di Indonesia adalah sistem
Demokrasi Liberal. Demokrasi Liberal sendiri merupakan sistem politik yang melindungi
secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah.

Berawal dari pengakuan kedaulatan, bangsa Indonesia mulai mengadakan penataan


kehidupan politik dan ekonomi. Masa demokrasi liberal adalah masa dimana sistem
parlementer Indonesia masih mencontoh sistem parlementer barat yang dibentuk setelah
dibubarkannya Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tahun 1950.

Masa demokrasi liberal ini ditandai dengan tumbuh suburnya partai politik dan berlakunya
kabinet parlementer. Dimana, pada masa itu Indonesia sebagai “negara baru” harus banyak
belajar dalam berbagai hal, sehingga negara semakin kuat. Salah satunya dalam bidang
ekonomi, yang akibat sering terjadinya perubahan kabinet berdampak negatif terhadap
kehidupan ekonomi Indonesia.

Demi memperbaiki kondisi tersebut, beberapa kebijakan ekonomi pun dikeluarkan oleh
pemerintah. Adapun program-program di masa demokrasi liberal itu meliputi Gunting
Starifudi, Program Banteng, Nasionalisasi De Javasche Bank dan Kebijakan Ekonomi Ali-
Baba.,

Gunting Syarifudin

Gunting Syarifudin adalah kebijakan pemotongan nilai uang atau senering yang diambil
Menteri Keuangan Syafruddin Prawiranegara. Pada 20 Maret 1950, semua uang yang bernilai
Rp.2,50 keatas dipotong nilainya hingga setengahnya. Hal ini bertujuan guna menanggulangi
deficit anggaran sebesar Rp.5,1 miliar dan bisa mengurangi jumlah uang yang beredar.

Program Benteng

Program Benteng adalah sistem ekonomi yang bertujuan mengubah struktur ekonomi
kolonial menjadi struktur ekonomi nasional, dengan menumbuhkan pengusaha Indonesia
lewat kredit. Sayangnya, program ini gagal karena pengusaha tak mampu bersaing dan malah
berdampak negative terhadap deficit anggaran yang membengkak menjadi 3 miliar pada
tahun 1952.

Nasionalisasi De Javasche Bank

Pada tahun 1951, pemerintah menasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia.
Hal ini dilakukan untuk menaikan pendapatan, menurunkan biaya ekspor, dan menghemat
secara drastis. Dengan nasionalisasi bank yang semula milik Belanda ini maka pemerintah
lebih leluasa dalam menjalankan kebijakan ekonomi dan moneter.

Kebijakan Ekonomi Ali-Baba

Sistem ekonomi Ali Baba ini melibatkan pengusaha pribumi (Ali) dan pengusaha keturunan
Tionghoa (Baba). Lewat program ini, pengusaha keturuanan Tionghoa diwajibkan melatih
tenaga pribumi, dan imbalannya mereka akan mendapat bantuan kredit dan lisensi dari
pemerintah.

Pemilihan Umum Pertama


Pada masa demokrasi liberal ini tahun 1955, pemerintah untuk pertama kalinya melakukan
pemilihan umum nasional. Pada bulan September rakyat memilih wakil untuk DPR dan pada
bulan Desember pemilih kembali memilih wakil-wakil yang lebih banyak lagi yang akan
bekerja di sebuah institusi yang dikenal dengan konstituante.

Disamping itu, terjadi beberapa krisis politik dimana banyak pergantian kabinet diakibatkan
situasi politik yang tidak stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa itu yaitu, kabinet Natsir (6
September 1950-21 Maret 1951), Kabinet Sukiman-Suwirjo (26 April 1951-3 April 1952),
Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953), Kabinet Ali Sastroamidjojo (31 Juli 1953-12
Agustus 1955), Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955-3 Maret 1956), Kabinet Ali
Sastroamidjojo II (20 Maret 1956-4 Maret 1957), Kabinet Djuanda (9 April 1957-5 Juli
1959).

25. Demokrasi Terpimpin // Demokrasi Terpimpin nantinya mengarah ke politik


mercusuar dimana ada negara yang nantinya akan bergabung termasuk Indonesia.
Indonesia kemudian merasa masuk ke dalam blok komunis dan kemudian
konfrontatif terhadap negara barat. Kenapa Indonesia bersikap demikian?
 Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1966), adalah masa penerintahan Presiden Sukarno
yang berlangsung sejak dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Pada masa ini,
politik luar negeri Indonesia semakin dekat dengan negara-negara Blok Komunis.

Kebijakan yang menunjukkan kedekatan Indonesia dengan Blok Komunis pada masa ini
adalah:

1. Keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa

Pada tahun 1965, Indonesia keluar dari PBB karen PBB menerima Malaysia sebagai anggota.
Saat itu presiden Sukarno memimpin Indonesia menuju "Konfrontasi" menentang
pembentukan Malaysia yang terdiri atas Malaya, Sabah dan Serawak, karena menganggap
bahwa Malaysia adalah kaki tangan imperialis Inggris.

2. Mendirikan CONEFO dan Menyelenggarakan GANEFO

Setelah mengeluarkan Indonesia dari PPBB, Presiden Sukarno berusaha membentuk


organisasi tandingan yang bernama CONEFO (Conference of New Emerging Forces). Hanya
negara komunis China, Vietnam Utara dan Korea Utara yang bersedia bergabung dengan
organiasi tandingan ini.

Sebagai protes Indonesia atas hukuman oleh IOC (Komisi Olimpiade Internasional) karena
menolak mengizinkan atlet dari Israel dan Taiwan berlaga di Asian Games 1962, Indonesia
mengadakan GANEFO (Games of New Emerging Forces) pada 10 November 1963 hingga
22 November 1963. Lomba ini diikuti kebanyakan hanya oleh negara-negara Blok Komunis
dalam CONEFO saja.
3. Melakukan politik mercusuar

Proyek mercusuar adalah proyek pembangunan besar-besaran yang dilakukan untuk


menunjukkan kemajuan Indonesia ke dunia. Proyek ini menggunakan dana dan tenaga ali
dari Blok Komunis, terutama Uni Sovyet.

Contohnya seperti pembangunan gedung CONEFO (sekarang Gedung DPR) dan Monas.
Namun pembangunan ini hanya mengejar gengsi saja dan tidak efektif sebagai kebijakan
fiplomasi. Malah, proyek ini menghabiskan banyak anggaran negara.

4. Membentuk Poros Jakarta Peking Pyongyang Moscow

Presiden Sukarno menjalin hubungan erat dengan pemimpin negara Komunis seperti Nikita
Kruschev dari Uni Sovyet, Mao Zedong dari China, dan Kim Il Sung dari Korea Utara.
Misalnya, ketika Kim Il Sung datang ke Indonesia, Presiden Sukarno mengajaknya ke Kebun
Raya Bogor dan menghadiahkan bunga anggrek hibrida kepadanya dan menamakan bunga
itu "Kimilsungia".

 Selain itu penyebab Indonesia cenderung di blok komunis karena, Negara-negara Blok
Barat menolak memberikan bantuan ekonomi kepada Indonesia pada masa Demokrasi
Terpimpin.

26. Demokrasi Terpimpin dalam bidang Ekonomi // Perkonomian Indonesia pada masa
Demokrasi Terpimpin
 KEBIJAKAN SANERING MATA UANG
Pengertian
Sanering adalah pemotongan daya beli masyarakat melalui pemotongan nilai uang.
Hal yang sama tidak dilakukan pada harga-harga barang, sehingga daya beli masyarakat
menurun.
Latar belakang
Perkembangan defisit anggaran pada awal pembangunan sistem ekonomi terpimpin
dikarenakan pemerintah tidak dapat meningkatkan penerimaannya untuk membiayai
pengeluaran negara yang semakin meningkat yang dikarenakan realisasi proyek-proyeknya
pemerintah tanpa menyesuaikan diri dengan besarnya pengeluaran negara.
Bank Indonesia kemudian mencetak uang baru untuk memenuhi pinjaman
pemerintah, tetapi tidak berhasil menutup pinjaman tersebut. Uang yang beredar pun semakin
meningkat dengan tidak diimbangi kenaikan harga barang. Akibatnya inflasi semakin
meningkat. Pada 1958, inflasi mencapai 45,76 %. Selain itu, kondisi ekonomi dan keuangan
mengalami kemerosotan dan tidak stabil. Untuk mengurangi inflasi dan, memperbaiki kondisi
ekonomi dan keuangan yang ditinggakan dari masa ekonomi liberal, pemerintah mengambil
kebijakan sanering.
Pelaksanaan
Kebijakan sanering yang dilakukan pemerintah berdasarkan:
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 2/1959 yang dikeluarkan tanggal 25
Agustus 1959 pukul 06.00 pagi.
- Nilai mata uang Rp.1.000 diturunkan menjadi Rp.100
- Rp.500 diturunkan menjadi Rp.50.
- Mata uang seratus rupiah kebawah nilainya tetap.
 PENURUNAN NILAI UANG DAN PEMBEKUAN SIMPANAN DI BANK
Latar Belakang
Strukur Ekonomi Indonesia pada waktu itu menjurus kepada sistem etatisme, artinya
segala-galanya diatur dan dipegang oleh pemerintah. Kegiatan-kegiatan ekonomi banyak
diatur oleh peraturan-peraturan pemerintah, sedangkan prinsip-prinsip ekonomi diabaikan.
Akibatnya, defisit dari tahun ke tahun meningkat 40 kali lipat. Dari Rp. 60,5 miliar pada
tahun 1960 menjadi Rp. 2.514 miliar pada tahun 1965. Defisit yang semakin meningkat
ditutup dengan pencetakan uang baru tanpa perhitungan matang. Akibatnya menambah berat
angka inflasi.
Dalam rangka membendung inflasi dan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
di masyarakat, maka pada tanggal 25 Agustus 1959 pemerintah mengumumkan keputusannya
tentang penurunan nilai uang (devaluasi)
Pelaksanaan
- Perpu No. 6 Tahun 1959
 Uang kertas pecahan bernilai Rp. 500 menjadi Rp. 50.
 Uang kertas pecahan bernilai Rp. 1000 menjadi Rp. 100.
 Pembekuan semua simpanan di bank yang melebihi Rp. 25.000
 PEMBENTUKAN DEWAN PERANCANG NASIONAL (DEPERNAS) DAN
BADAN PERANCANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)
Dewan Perancang Nasional (Depernas) pada 15 Agustus 1959 yang dipimpin Moh.
Yamin. Dapernas kemudian menyusun program kerjanya berupa pola pembangunan nasional
yang disebut sebagai Pola Pembangunan Semesta Berencana.
 POLA PEMBANGUNAN SEMESTA BERENCANA
Pengertian
Pembangunan semesta berencana adalah pembangunan yang bersifat menyeluruh
untuk menuju tercapai masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
Latar Belakang
Pembangunan semesta berencana merupakan salah satu program kerja DAPERNAS,
sebenarnya istilah ini pertama kali sudah digunakan pada TAP MPRS No. II/ MPRS/ 1960
tentang garis – garis besar pola pembangunan nasional semesta berencana.
Pelaksanaan
Pola pembangunan semesta berencana disusun dengan mempertimbangkan faktor
pembiayaan dan waktu pelaksanaan pembangunan. Perencanaan ini meliputi perencanaan
segala segi pembangunan jasmaniah, rohaniah, tekhnik, mental, etis, dan spiritua berdasarkan
norma - norma dan nilai - nilai yang tersimpul dalam alam adil dan makmur.
Pola pembangunan semesta dan berencana terdiri atas blueprint tripola, yang meliputi
pola proyek pembangunan, pola penjeladan pembangunan, dan pola pembiayaan
pembangunan.
 KONSEP JUANDA
Pengertian
Konsep rehabilitasi ekonomi yang disusun oleh tim yang dipimpin oleh Menteri
Pertama Ir. Djuanda.
Latar Belakang
- Keadaan keuangan masa Demokrasi Terpimpin sangat buruk
- Banyaknya uang yang beredar
Pelaksanaan
Konsep Djuanda ini mati sebelum lahir sehingga belum sempat terlaksana. Hal ini
dikarenakan adanya kritikan yang tajam dari PKI sebab dianggap bekerja sama dengan
negara revisionis, Amerika Serikat, dan Yugoslavia.
 PANITIA 13
Pengertian
Panitia 13 Adalah sebuah panitia bentukan Presiden Ir. Soekarno untuk mengurus
pembentukan kabinet kabinet pada masa demokrasi terpimpin dimulai dari bentukan
pertamanya yaitu kabinet Natsir. Dinamakan Panitia 13 karena anggotanya berjumlah 13
orang.
Latar Belakang
Panitia 13 ini dibentuk oleh pemerintah sebagai upaya perbaikan ekonomi.
Pelaksanaan
Tahapan pertama, harus menciptakan suasana ekonomi yang bersifat nasional
demokratis yang bersih dari sisa-sisa imperialisme dan kolonialisme. Tahapan ini merupakan
persiapan menuju tahapan kedua yaitu tahap ekonomi sosialis. Beberapa peraturannya
merupakan upaya mewujudkan stabilitas ekonomi nasional dengan menarik modal luar negeri
serta merasionalkan ongkos produksi dan menghentikan subsidi.
 DEKON
Pengertian
Deklarasi ekonomi merupakan strategi dasar ekonomi Indonesia dalam rangka
pelaksanaan Ekonomi Terpimpin yang dibentuk oleh panitia 13.
Latar Belakang
Sulitnya memperoleh bantuan modal dan tenaga dari luar negeri sehingga
pembangunan yang direncanakan guna meningkatkan taraf hidup rakyat tidak dapat
terlaksana dengan baik. Sehingga pada tanggal 28 Maret 1963, dikeluarkan landasan baru
guna perbaikan ekonomi secara mengeluruh yaitu Deklarasi Ekonomi (Dekon) dengan 14
peraturan pokoknya.
Pelaksanaan
- Menciptakan suasana ekonomi yang bersifat nasional demokratis yang bersih dari
sisa-sisa imperialism dan kolonialisme
- Ekonomi sosialis. Yang berisi upaya mewujudkan stabilitas ekonomi nasional dengan
menarik modal luar negeri serta merasionalkan ongkos produksi dan menghentikan
subsidi.
Masalah dalam Pelaksanaan Dekon
- Peraturan tersebut (dekon) tidak mampu mengatasi kesulitan ekonomi dan masalah
inflasi
- Dekon mengakibatkan stagnasi bagi perekonomian Indonesia
- Kesulitan ekonomi semakin tampak dengan naiknya harga barang mencapai 400%
tahun 1961-1962
- Beban hidup rakyat semakin berat
 PROYEK MERCUSUAR
Proyek Mercusuar adalah proyek bermegah-megahan yang dilakukan oleh Presiden Ir.
Soekarno yang pada dasarnya adalah politik dimana Indonesia menjadi pusat dari negara-
negara yang sedang berkembang, dilaksanakan dengan pembangunan secara besar-besaran
dalam negeri tanpa adanya sosial kontrol dan sangat bergantung pada bantuan-bantuan yang
diberikan oleh negara–negara besar serta pada akhirnya Ir. Soekarno membentukan kelompok
– kelompok negara yaitu NEFO dan OLDEFO.
Untuk memfasilitasi Ganefo (Games of the New Emerging Forces) sebagai tandingan
dari Olimpiade, pemerintah membangun proyek besar seperti gedung CONEFO yang
sekarang dikenal sebagai DPR, MPR, DPD DKI Jakarta, Gelora Bung Karno, Hotel
Indonesia, Jembatan Semanggi, pembangunan Monumen Nasional (Monas), dan pusat
pertokoan Sarinah.
27. Kehidupan politik dan ekkonomi dalam masa Orde Baru // pelajari kehidupan politik
pada masa orde baru
Kebijakan Politik Dalam Negeri Indonesia antara lain:
1. Pelaksanaan pemilu 1971
Pemilu yang sudah diatur melalui SI MPR 1967 yang menetapkan pemilu akan
dilaksanakan pada tahun 1971 ini, berbeda dengan pemilu pada tahun 1955 (orde revolusi
atau orde lama). Pada pemilu ini para pejabat pemerintah hanya berpihak kepada salah satu
peserta Pemilu yaitu Golkar. Golkar lah yang selalu memenangkan pemilu di tahun
selanjutnya yaitu tahun 1977, 1982, 1987, 1992, hingga 1997.
2. Penyederhanaan partai politik
Penyederhanaan partai politik menjadi dua partai dan satu golongan karya yaitu:

3. Dwifungsi ABRI
Dwifungsi ABRI adalah peran ganda ABRI sebagai kekuatan pertahanan keamanan
dan sebagai kekuatan sosial politik. Sebagai kekuatan sosial politik ABRI diarahkan untuk
mampu berperan secara aktif dalam pembangunan nasional. ABRI juga memiliki wakil dalam
MPR yang dikenal sebagai Fraksi ABRI, sehingga kedudukannya pada masa Orde Baru
sangat dominan.
4. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4)
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau P-4 atau Ekaprasetya
Pancakarsa, bertujuan untuk memberi pemahaman kepada seluruh lapisan masyarakat
mengenai Pancasila. Semua organisasi tidak boleh menggunakan ideologi selain Pancasila,
bahkan dilakukan penataran P4 untuk para pegawai negeri sipil.
5. Menghabisi sisa – sisa G30SPKI
Kebijakan Politik Luar Negeri Indonesia antara lain:
1. Indonesia kembali menjadi anggota PBB
Indonesia keluar dari PBB tanggal 7 Agustus 1965.
Pada tanggal 28 September 1966, Indonesia resmi aktif kembali menjadi anggota PBB.
2. Pemulihan hubungan diplomatik dengan Malaysia dan Singapura dan pemutusan hubungan
dengan Tiongkok
Pada tahun 1965, terjadi konfrontasi antara Indonesia dengan Malaysia dan
Singapura. Untuk memulihkan hubungan diplomatik, dilakukan penandatanganan perjanjian
antara Indonesia yang diwakili oleh Adam Malik dan Malaysia yang diwakili oleh Tun Abdul
Razak pada tanggal 11 Agustus 1966 di Jakarta. Pemulihan hubungan diplomatik dengan
Singapura melalui pengakuan kemerdekaan Singapura pada tanggal 2 Juni 1966.
3. Memperkuat Kerja Sama Regional dan Internasional

28. Reformasi (nomor 28-31) // Pelajari era Megawati terutama dalam kasus korupsi di
Indonesia
Megawati dinilai tidak serius dan tidak bervisi dalam memerangi korupsi. Contoh
kasus:
- Penggelapan dan likuiditas BI yang menyebabkan pergerakan nilai mata uang tidak
terkendali
- Kasus penyelewengan APBD oleh 300 anggota DPRD Sumatera Barat tak membuat
Presiden Megawati tergerak mengizinkan pemerikasaan terhadap Gubernur Zainal
Bakar.
- Isu suap di Komisi IX DPR dalam kasus divestasi Bank Niaga pada tahun 2002 oleh
Badan Penyehatan Perbankan Nasional dengan besaran 1,000 – 15,000 dollar AS.
- Kasus Jaksa Agung MA Rachman yang menyembunyikan kekayannya dalam laporan
kepada Komisi Pemeriksa Kekayaan Pelenggara Negara
29. Masih dalam era Megawati // Pelajari tentang pemilu 2004
Pemilu tahun 2004 merupakan pemilu pertama dimana untuk pertama kalinya
masyarakat pemilik hak suara dapat memilih wakil rakyat mereka di tingkat pusat dan daerah
secara langsung. Pemilu untuk memilih anggota legislatif tersebut selanjutnya diikuti dengan
pemihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden yang juga dipilih langsung oleh
rakyat. Pemilihan anggota legislatif dan pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden
memiliki keterkaitan erat karena setelah pemilu legislatif selesai, maka partai yang memiliki
suara lebih besar atau sama dengan tiga persen dapat mencalonkan pasangan calon presiden
dan wakil presidennya untuk maju ke pemilu presiden.
Jika dalam pemilu presiden dan wakil presiden terdapat satu pasangan yang
memperoleh suara lebih dari 50%, maka pasangan tersebut dinyatakan sebagai pasangan
pemenang pemilu presiden. Jika pada pemilu presiden tidak terdapat pasangan yang
mendapatkan suara lebih dari 50%, maka pasangan yang mendapatkan suara tertinggi
pertama dan kedua berhak mengikuti pemilu presiden putaran kedua. Pemilu legislatif 2004
yang diselenggarakan pada tanggal 5 April 2004 diikuti oleh 24 partai politik. Lima partai
politik yang berhasil mendapatkan suara terbanyak adalah:
1. Partai Golkar (24.480.757 atau 21,58% suara),
2. PDI-P (21.026.629 atau 18,53% suara),
3. PKB (11.989.564 atau 10,57% suara),
4. PPP (9.248.764 atau 8.15% suara),
5. Partai Demokrat (8.455.225 atau 7,45%),
6. Partai Keadilan Sejahtera (8.325.020 atau 7,34% suara) dan
7. PAN (303.324 atau 6,44% suara).
Berdasarkan perolehan suara tersebut, KPU meloleskan lima pasangan calon presiden
dan wakil presiden vang dianggap mamer persyaratan yang telah ditetapkan berdasarkan
Keputusan KPU No. 36 Tahun 2004 untuk mengikuti pemilihan presiden dan wakil presiden
yakni:
1) Nomor urut 1: H. Wiranto, S.H. dan Ir. H. Salahuddin Wahid (calon dari partai
Golkar).
2) Nomor urut 2: Hj. Megawati Soekarmoputri dan K.H. Ahmad Hasyim Muzadi
(calon dari PDI-P).
3) Nomor urut 3: Prof. Dr. H.M. Amien Rais dan Dr. Ir. H. Siswono Yudhohusodo
(calon dari PAN).
4) Nomor urut 4: H. Susilo Bambang Yudhoyono dan Drs. Muhammad Jusuf Kalla
(calon dari Partai Demokrat).
5) Nomor Urut 5: Dr. H. Hamzah Haz dan H. Agum Gumelar. M. Se (calon dari PPP)
Pemilu presiden yang diselenggarakan pada tanggal 5 Juli 2004 belun menghasilkan
satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang mendapatkan suara lebih dari
50% sehingga pemilu presiden diselenggarakan dalam dua putaran. Dalam pemilu presiden
putaran kedua yang diselenggarakan pada tanggal 20 September 2004, pasangan H. Susilo
Bambang Yudhoyeno dan Drs. Muhammad Jusuf Kalla mengungguli pasangan Hj. Megawati
Soekarnoputri dan K.H. Ahmad Hasyim Muzadi. Pada pemilu putaran kedua tersebut,
pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla memperoleh 62.266.350 suara atau
60,62% sementara pasangan Hj. Megawati Soekarnoputri dan K.H. Ahmad Hasvim Muzadi
memperoleh 44.990.704 suara atau 39.38%
30. Pelajari mengenai era SBY
Wakil Presiden: Jusuf Kalla dan Boediono
Nama Kabinet: Indonesia Bersatu (Jilid 1 dan 2)
Jumlah Menteri: 34 Menteri + 1 Sekretaris Kabinet
a. 21 Menteri Departemen,
b. 10 Menteri Negara,
c. 3 Menteri Koordinator.
d. 3 Pejabat Setingkat Menteri
Partai anggota: Golkar, Partai Demokrat, PKB, PBB, PPP, PAN, PKS, PKPI, Independen.
Peristiwa Penting:
- KASUS BANK CENTURY
Merupakan salah satu kasus korupsi dan penggelapan dana nasabah terbesar di Indonesia
- TSUNAMI ACEH
Menewaskan ratusan ribu orang dan menghilangkan tempat tinggal warga
- KETUA ASEAN 2011
Indonesia menjabat sebagai Ketua ASEAN 2011 selepas KTT ASEAN di Hanoi, Vietnam.
- KASUS KPK
Seperti konfrontasi “Cicak-Buaya”, kasus Antasari Azhar, mafia koruptor Gayus Tambunan,
dan kader partai Demokrat (Angelina Sondakh; Anas Urbaningrum)
Pada masa Kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kebijakan
kontroversial pertama presiden Yudhoyono adalah mengurangi subsidi BBM. Kebijakan ini
dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke
subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan kontroversial pertama itu menimbulkan kebijakan
kontroversial kedua, yakni Bantuan Langsung Tunai (BLT) bagi masyarakat miskin.
Kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang berhak, dan pembagiannya menimbulkan
berbagai masalah sosial. Kebijakan-kebijakan lain yang dilakukan pada masa SBY antara
lain:
a. Anggaran pendidikan ditingkatkan menjadi 20% dari keseluruhan APBN.
b. Konversi minyak tanah ke gas.
c. Pembayaran utang secara bertahap kepada badan PBB.
d. Buy back saham BUMN
e. Pelayanan UKM (Usaha Kecil Menengah) bagi rakyat kecil.
f. Memudahkan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia.
g. Meningkatkan sektor pariswisata dengan mencanangkan “Visit Indonesia 2008″.
h. Pemberian bibit unggul pada petani.
i. Pemberantasan korupsi melalui KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi).

31. Pelajari era Abdurrahman Wachid (source: buku)


Presiden keempat, terpilih tanggal 20 Oktober 1999. Menggantikan B.J. Habibie yang
laporan pertanggungjawabannya ditolak MPR. Terpilih melalui pemungutan suara dalam
Rapat Paripurna ke-13 MPR. Wakilnya, Megawati, dilantik tanggal 21 Oktober 1999.
Membentuk Kabinet Persatuan Nasional, merupakan kabinet koalisi PKB, Golkar,
PPP, PAN, PK, dan PDI-P. Membubarkan 2 departemen (Dep. Penerangan dan Dep.
Sosial) untuk perampingan struktur pemerintahan, juga baranggapan bahwa aktivitas
kedua departemen dapat ditangani masyarakat. Pada masa Orde Baru, 2 departemen ini
merupakan alat pemerintah untuk mengendalikan media massa.
Departemen Eksplorasi Laut
26 Oktober 1999 : Dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden No. 355/M
Tahun 1999
10 November 1999 : Tugas dan fungsi tertera dalam Keputusan Presiden No. 136
Tahun 1999
23 November 2000 : Berubah menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan
(PKD) berdasarkan Keputusan Presiden No. 165 Tahun 2000
18 Agusutus 2000, dilakukan amandemen terhadap UUD 1945 yang berkaitan tentang
susunan pemerintahan NKRI. Mengubah pelaksanaan proses pemilu (pemilik hak suara
dapat memilih wakil mereka di tiap tingkat Dewan Perwakilan). Pemisahan ABRI
menjadi TNI dan Polri untuk mengembalikan fungsinya masing-masing.
Pada 6 Desember 1999, berbagai kasus KKN kembali dibuka (tapi terfokus pada
kasus Suharto). Pada 3 Agustus 2000, Soeharto ditetapkan ditetapkan sebagai terdakwa
setelah sebelumnya menjadi tahanan kota.
Pemulihan hak minoritas keturunan Tionghoa untuk menjalankan keyakinana
Konghucu melalu Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2000. Berupaya mengurangi campur
tangan negara dalam kehidupan umat beragama. Di sisi lain, bergagasan mencabut Tap.
MPRS No. XXV Tahun 1966 tentang larangan terhadap Partai Komunis Indonesia.
Namun, gagasan ini mendapat tantangan dari kalangan Islam (MUI), ormas Islam, dan
parpol Islam. Sehingga beliau mengurungkan niatnya. Beliau juga ingin membuka
hubungan dagang dengan Israel tetapi mendapat tantangan keras.
Hubungan Abrudahman Wahid dengan DPR tidak harmonis. Beliau sering
memberhentikan dan mengangkat menteri tanpa memberikan keterangan yg dapat
diterima DPR. Contohnya, Laksamana Sukardi diberhentikan dari Menteri Negara
Penanaman Modal; Jusuf Kall diberhentikan dari Menteri Perindustrian dan Perdagangan
sehingga DPR mengajukan hak interpelasi.
Dugaan presiden telibat pencairan dan penggunaan dana Yayasan Dana Kesejateraan
Karyawan (Yantera) Bulog sebesar 35 miliar & dana bantuan Sultan Brunei sebesar 2
juta dollar. Akibatnya DPR membentuk Panitia Khusus (Pansus) untuk menyelidiki ini. 1
Februari 2001, DPR mengeluarkan memorandum berdasarkan Tap MPR No.
III/MPR/1978 pasal 7, bahwa presiden telah melanggar UUD 1945 pasal 9 dan Tap MPR
No. XI/MPR/1998. Presiden menolak memorandum ini. Kemudian, DPR mengeluarkan
memorandum kedua dalam rapat paripurna DPR 30 April 2000 yang berisi pandangan
fraksi-fraksi DPR atas tanggapan presiden terhadap memorandum pertama.
Presiden mengancam akan mengumumkan keadaan darurat, mempercepat pemilu
sehingga angota DPR berganti, dan memerintahkan TNI Polri untuk mengambil tindakan
hukum kepada orang yg menyudutkan pemerintah apabila DPR bersikeras menggelas
Sidang Istimewa MPR.
Dua hari menjelang Sidang Paripurna DPR, Kejaksaan Agung mengumumkan bahwa
Presiden tidak terbukti terlibat dalam skandal keungan sebelumnya. Disampaikan oleh
Jaksa Marzuki Darusman kepada pimpinan DPR pada 28 Mei 2001.
DPR menyelenggarakn rapat paripurna untuk meminta MPR mengadakan sidang
istimewa MPR. Pada 21 Juli 2001, sidang istimewa MPR diadakan dengan dipimpin oleh
ketua MPR saat itu (Amien Rais), meskipun presiden menegaskan bahwa ia tidak akan
mundur dari jabatan dan menganggap bhwa sidang istimewa ini tidak sah karena
melanggar tata tertib MPR.
Presiden mengeluarkan Maklumat Presiden tanggal 22 Juli 2021, disebut Dekret
Presiden. Berisi pembekuan MPR dan DPR RI, mengembalikan kedaulatan ke tangan
rakyat, dan menyiapkan pemilu dan menyelamatkan gerakan reformasi dari hambatan
unsur Orde Baru, sekaligus pembekuan Partai Golkar sambil menunggu keputusan MA.
Namun, isi Dekret ini tidak dapat dijalankan karena TNI dan polri tidak menjalankan
tugasnya karena tidak melibatkan diri dalam politik.
Akhirnya MPR kembali menggelas Sidang Istimewa. Agenda nya adalah:
 Pemandangan umum fraksi-fraksi atas pertanggungjawaban presiden
 Pemungutan suara menerima/menolak Rancangan Ketetapan MPR No.
II/MPR/2001 tentang pertanggungjawaban presiden
 Pemungutan suara menerima/menolak Rancangan Ketetapan MPR No.
III/MPR/2001 tentang penetapan Wakil Presiden Megawati sebagai Presiden
Seluruh anggota MPR menerima dua ketetapan tersebut. Presiden dianggap
melanggar haluan karena tidak hadir dan menolak memberikan pertanggungjawaban.
Presiden Megawati diangkat pada 23 Juli 2001 sebagai presiden kelima.
32. Peran - Sumpah Pemuda (source: PPT)
Dampak sumpah pemuda:
 Adanya penyatuan semangat juang para pemuda di Indonesia
 Semakin kokohnya keinginan dan cita-cita untuk jadi bangsa yang merdeka
 Indonesia memiliki lagu kebangsaan yang dilantunkan oleh W.R. Supratman
pada kongres pemuda II
 Memilih bendera merah putih sebagai lambang persatuan dan kesatuan bangsa
 Memiliki ikrar sumpah pemuda
33. Pelajari mengenai tuntutan aksi Mahasiswa pada masa reformasi (source: buku)
Reformasi adalah gerakan untuk mengubah bentuk atau perilaku suatu tatanan, karena
tatanan tersebut tidak lagi disukai atau tidak sesuai dengan kebutuhan zaman, baik
karena tidak efisien maupun tidak bersih dan tidak demokratis. Aktivis mahasiswa
menyerukan “Reformasi atau mati,” gerakan ini bertujuan menekan pemerintah untuk
mengadakan perubahan politik (reformasi secara total)
Gerakan reformasi memiliki 6 agenda:
1) Suksesi kepemimpinan nasional
2) Amandemen UUD 1945
3) Pemberantasan KKN
4) Penghapusan dwifungsi ABRI
5) Penegakan supremasi hukum
6) Pelaksanaan otonomi daerah
34. Pelajari mengenai tuntutan Mahasiswa pada saat pergantian Orla ke Orba (source:
buku)
Kesatuan aksi-aksi menuntut penyelesaian politis yang terlibat G30S/PKI, yang
kemudian bergabung dalam satu Front Pancasila. Mereka mengajukan 3 buah tuntutan:
1) Pembubaran PKI
2) Pembersihan kabinet dari unsur-unsur G30S/PKI
3) Penurunan harga/perbaikan ekonomi
35. Faktor pendorong pergerakan nasional (source: Google)
Faktor yang mendukung munculnya pergerakan nasional dibagi menjadi faktor internal
dan juga faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal atau juga biasa disebut sebagai faktor yang berasal dari dalam negeri
adalah faktor pendukung pembentukan pergerakan nasional yang muncul dari dalam diri
bangsa Indonesia itu sendiri.
 Penderitaan Rakyat yang Berkepanjangan
 Lahirnya Golongan Pelajar
 Sejarah Bangsa yang Gemilang
Indonesia sebenarnya telah mengalami masa-masa yang gemilang dan penuh
kejayaan. Hal tersebut terjadi pada masa pemerintahan Kerajaan Majapahit dan
Kerajaan Sriwijaya yang merupakan salah satu tokoh sejarah pada masa Buddha.
Kejayaan inilah yang menjadikan bangsa Indonesia memiliki pemikiran dan cita-
cita untuk terus melanjutkan dan menikmati kebesaran tersebut.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal atau faktor yang berasal dari luar negeri membantu menjadikan
pergerakan nasional ini semakin tumbuh dan berkembang. Hal tersebut juga memberikan
motivasi dan energi bagi seluruh bangsa Indonesia pada masa itu.
 Kemenangan Jepang terhadap Rusia
 Partai Kongres India
Pada masa India melawan penjajahan Inggris, para kaum pergerakan nasional India
membentuk sebuah kongres yang bernama All India National Congress atau disebut
dengan Partai Kongres India. Kongres tersebut terbentuk atas dasar pemikiran
berbagai pihak dan juga dipelopori oleh seseorang yang bernama Allan Octavian
Hume yang berasal dari Inggris. Kemudian partai ini menetapkan sebuah garis
perjuangan dalam berbagai aspek yaitu Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan juga
Hartal. Semua ajaran Gandhi ini terutama Satyagraha yang menjadikan perjuangan
bangsa Indonesia semakin kuat pada waktu itu.
 Gerakan Nasionalisme China
Muncul gerakan untuk melawan campur tangan pemerintahan barat terhadap bangsa
China kala waktu itu. Gerakan pemberontakan terhadap campur tangan pihak asing
tersebut diawali oleh seseorang yang bernama Tai Ping pada tahun 1850 sampai
dengan 1864 yang kemudian disusul oleh pemberontakan boxer. Gerakan
nasionalisme China ini juga mempengaruhi semangat bangsa Indonesia untuk
melindungi seluruh kekayaan, kejayaan dan kemerdekaan bangsa dari penjajahan
bangsa lain.
36. Peran pemuda Indonesia (Kongres Pemuda ke-II)
Peristiwa sejarah Sumpah Pemuda adalah pengakuan dari pemuda-pemudi
Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Dengan
kata lain, pemuda-pemudi mencetuskan ikrar Sumpah Pemuda 1928. Sumpah Pemuda
dibacakan pada 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari Kerapatan Pemoeda-Pemoedi
atau Kongres Pemuda II Indonesia.
Kongres Pemuda II dikenal sebagai Kongres Pemuda 28 Oktober 1928.
Dilaksanakan dalam tiga sesi di tiga tempat berbeda. Penggagas Kongres ini adalah
Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). PPPI beranggotakan pelajar dari
seluruh wilayah Indonesia. Kongres dihadiri oleh berbagai wakil organisasi
kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumateranen Bond,
Jong Islamieten Bond, Jong Ambon dan lainnya. Juga dihadiri pengamat dari pemuda
Tionghoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi
Djien Kwie.
37. Politik dan Ketatanegaraan Indonesia (Penyebab Perubahan Organisasi Indiche
ke Perhimpunan Indonesia)
Pada awalnya bernama Indische Vereeninging namun sejak Cipto
Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat bergabung pada 1913, organisasi berubah
haluan dari organisasi yang bergerak dibidang sosial-budaya menjadi organisasi yang
bergerak dibidang politik. Maka dari itu nama Indiche Vereeniging berubah menjadi
perhimpunan indonesia. Pergantian nama ini mempunyai arti strategis, karena dengan
demikian telah muncul sebuah identitas baru bagi suatu bangsa yang ingin berdiri
sendiri dan menjadi bangsa merdeka.
38. Perdamaian dunia Indonesia dengan negara lain (UUD 1945 alinea ke-4)
Selain terdapat pada pembukaan UUD 1945 alinea ke-4, yaitu Ikut melaksanakan
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Indonesia memiliki peran dalam perdamaian dunia dengan beberapa cara, yaitu :
1. Mengirim kontingen Garuda Indonesia
Mengirim kontingen Garuda merupakan peran Indonesia dalam PBB untuk ikut
serta menciptakan perdamaian dunia. Kontingen Garuda ada yang dikirim ke
Timur Tengah (Arah, Israel, Mesir), Kongo, Kamboja, Yugoslavia, dan beberapa
negara lain yang sedang mengalami konflik.
2. Peran Indonesia dalam perdamaian dunia lainnya yakni bersama negara
Mesir, India, Yugoslavia, dan Ghana, menjadi pelopor berdirinya Gerakan
Non Blok (GNB)
Gerakan Non Blok berusaha meredakan ketegangan dunia dan menciptakan
perdamaian dunia yang ketika itu (1960-an) terancam akibat terjadinya perang
dingin antara Blok Barat dan Blok Timur.
3. Ikut secara aktif membantu menyelesaikan konflik di Kamboja dengan
mensponsori penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM I) bulan Juli
1988
Kegiatan tersebut berhasil menemukan masalah yang penting dalam
menyelesaikan konflik di Kamboja, yaitu penarikan pasukan Vietnam dari
Kamboja dan upaya mencegah kembalinya rezim Pol Pot yang banyak melakukan
pembantaian rakyat Kamboja.
4. Hubungan Internasional
a. Mengirimkan duta besar ke beberapa negara atau menerima duta besar negara
lain yang menjalin kerja sama dengan Indonesia.
b. Mendukung gerakan zona bebas nuklir di kawasan negara-negara anggota
Association of South East Asian Nations (ASEAN).
c. Mendukung terselenggaranya ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan
negara anggota ASEAN.
d. Turut berpatisipasi dalam kegiatan pertukaran pelajar dan mahasiswa dari dan
ke luar Indonesia.
39. ASEAN
a. Pembentukan ASEAN
 Pembentukan Masyarakat ASEAN dilatarbelakangi oleh :
- Adanya pengaruh negatif krisis ekonomi yang menimpa negara-negara anggota
ASEAN pada tahun 1997. Hal itu mendorong ASEAN berinisiatif untuk
menciptakan kawasan yang memiliki daya tahan ekonomi.
- Timbulnya beberapa isu global yang mengganggu stabilitas di kawasan ASEAN,
seperti terorisme, perdagangan narkotika, kejahatan lintas batas, dan kelestarian
lingkungan hidup.
 Bendera ASEAN melambangkan ASEAN yang stabil, penuh perdamaian,
bersatu, dan dinamis.

Ikatan rumpun padi melambangkan harapan para tokoh pendiri ASEAN agar
asosiasi ini secara bersama-sama terikat dalam persahabatan dan
kesetiakawanan sosial.
Lingkaran melambangkan kesatuan ASEAN.

Biru melambangkan perdamaian dan stabilitas.

Merah melambangkan semangat dan kedinamisan.

Putih melambangkan kesucian.

Kuning melambangkan kemakmuran.


 Pada tanggal 5-8 Agustus dilangsungkan pertemuan antarmenteri luar negeri di
Bangkok dari lima negara, yakni
- Adam Malik (Indonesia)
- Tun Abdul Razak (Malaysia)
- S. Rajaratman (Singapura)
- Narsisco Ramos (Filipina)
- Thanat Khoman (Thailand) sbg tuan rumah
 Pada tanggal 8 Agustus 1967 para menteri tsb menandatangani suatu deklarasi
yang dikenal sbg Bangkok Declaration, yaitu persetujuan kesatuan tekad kelima
negara tersebut untuk membentuk organisasi kerja sama regional yang disebut
Association of South East Asian Nations (ASEAN).
 Menurut Deklarasi Bangkok, tujuan ASEAN yaitu :
a) Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan perkembangan
kebudayaan di Asia Tenggara.
b) Memajukan stabilisasi dan perdamaian regional di Asia Tenggara.
c) Memajukan kerja sama aktif dan saling membantu dalam bidang ekonomi, social,
budaya, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
d) Memajukan studi-studi masalah Asia Tenggara.
e) Kerja sama yang lebih besar dalam bidang pertanian, industri, perdagangan,
pengangkutan, komunikasi serta usaha peningkatan standar kehidupan rakyatnya.
f) Memelihara dan meningkatkan kerja sama dengan organisasi regional dan
internasional.
 ASEAN merupakan organisasi kerja sama yang bersifat non politik dan non
militer.
 ASEAN selaras dengan tujuan politik luar negeri Indonesia, yaitu mengutamakan
pembangunan ekonomi dalam negeri
 Daftar negara ASEAN
- Indonesia (negara pendiri)
- Malaysia (negara pendiri)
- Thailand (negara pendiri)
- Filipina (negara pendiri)
- Singapura (negara pendiri)
- Brunei Darussalam (bergabung tahun 1984)
- Vietnam (bergabung tahun 1995)
- Laos (bergabung tahun 1997)
- Myanmar (bergabung tahun 1997)
- Kamboja (bergabung tahun 1999)
 Bentuk kerja sama ASEAN
a. Bidang sosial dan budaya
- Bidang pembangungan sosial menekankan kesejahteraan golongan
berpendapatan rendah, perluasan kesempatan kerja, serta pembayaran
(upah) yang wajar
- Membantu kaum wanita dan pemuda dalam usaha-usaha pembangunan
- Menanggulangi masalah-masalah perkembangan penduduk dengan
bekerja sama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan
- Pengembangan sumber daya manusia; Peningkatan kesejahteraan
- Program peningkatan kesehatan (makanan dan obat-obatan)
- Pertukaran budaya dan seni, juga festival film ASEAN
- Penandatanganan kesepakatan bersama di bidang pariwisata ASEAN
(ASEAN Tourism Agreement atau ATA)
- Penyelenggaraan pesta olahraga dua tahun selaki (SEA Games).
b. Bidang politik dan keamanan
- Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty on
Mutual Assistance in Criminal Matters/MLAT)
- Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN
Convention on Counter Terrorism)/ACCT)
- Pertemuan para Menteri Pertahanan (Defense Ministers
Meeting/ADMM) yang bertujuan mempromosikan perdamaian dan
stabilitas kawasan melalui dialog serta kerja sama di bidang pertahanan
dan keamanan
- Penyelesaian sengketa Laut China Selatan
- Kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara yang mencakup
pemberantasan terorisme, perdagangan obat terlarang, pencucian uang
penyelundupan dan perdagangan senjata ringan dan manusia, bajak
laut, kejahatan internet, dan kejahatan ekonomi internasional
- Kerja sama di bidang hukum, bidang migrasi dan kekonsuleran, serta
kelembagaan antarparlemen.
c. Bidang pendidikan
- ASEAN Council of Teachers Convention (ACT) di Sanur, Denpasar,
pada 8 Desember 2012, dengan tema ASEAN Community 2015:
Teacher Professionalism for Quality Education and Humanity. Pada
pertemuan ini hadir organisasi guru dari Indonesia, Brunei Darussalam,
Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Korea Selatan
- Penawaran beasiswa pendidikan. Contoh, Singapura memberikan
beasiswa latihan pengelolaan jasa pelabuhan udara, kesehatan dan
keselamatan kerja industri, komunikasi bahari, dan lain-lain. Contoh,
Indonesia memberikan beasiswa pendidikan kedokteran, bahasa, dan
seni kepada pelajar negara-negara anggota ASEAN dan kawasan
negara berkembang
- Negara-negara ASEAN memanfaatkan beasiswa untuk belajar di
berbagai universitas di negara-negara ASEAN dan Jepang atas biaya
yang diberikan oleh ASEAN-Japan Scholarship Fund (Dana Beasiswa
ASEAN-Jepang)
- Olimpiade di bidang pendidikan sering diadakan pada taraf regional
Asia Tenggara. Contoh: Pertamina menyelenggarakan Olimpiade Sains
Nasional (OSN) 2015.
d. Bidang ekonomi
- Pembukaan pusat promosi ASEAN
- Penyediaan Cadangan Pangan
- Penyelanggaraan Proyek Industri
- Kawasan Perdagangan Bebas
- Koperasi ASEAN
Sumber yg bidang ekonomi 
https://bobo.grid.id/read/082466634/bentuk-kerja-sama-bidang-ekonomi-
di-asean?page=all
40. Perdamaian dunia Indonesia dengan negara-negara lain (Peran aktif Indonesia
dalam dunia internasional pada masa Demokrasi Terpimpin)
a. Pengiriman Pasukan Garuda II ke Kongo untuk bergabung dengan pasukan
perdamaian PBB, UNOC (United Nations Operation for Congo).
b. Presiden Soekarno berpidato dalam Sidang Umum PBB pada tanggal 30
September 1960. Judul pidato tersebut “To Built the World a New” yang
menguraikan tentang Pancasila, masalah Irian Barat, kolonialisme, meredakan
Perang Dingin , dan perbaikan organisasi PBB.
c. Ikut memprakarsai berdirinya PBB.
d. Pada tanggal 24 Agustus – 4 September 1962 Indonesia berhasil
menyelenggarakan Asian Games IV di Jakarta.
41. MATARAM KUNO
Kehidupan Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno
Dalam aspek sosial, kehidupan masyarakat di Kerajaan Mataram Kuno jauh dari konflik
meskipun memiliki dua dinasti yang berbeda. Dalam sejarahnya, mataram kuno terbagi
menjadi 2 dinasti yaitu dinasti sanjaya dan dinasti syilendra. Ikatan persaudaraan rakyat
Mataram Kuno sangat kuat, dan itu dilihat dari banyaknya candi-candi besar yang dibangun
pada masa itu.
Untuk kehidupan berpolitik, Kerajaan Mataram Kuno memiliki sistem birokrasi yang tertata.
Terdapat beberapa istilah dari sistem pemerintahan kerajaan ini yakni Rakryan Mahamantri
yang merupakan pembantu utama raja, Rakryan sebagai pejabat administrasi, dan Rakai yang
merupakan penguasa daerah.

Prasasti Kedu ( Prasasti Mantyasih ) berangka tahun 907 M mencantumkan silsilah raja-raja
yang memerintah di Kerajaan Mataram. Prasasti Kedu dibuat pada masa Raja Rakai Dyah
Balitung. Adapun silsilah raja-raja yang pernah memerintah di Mataram yaitu sebagai
berikut.

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya


2. Sri Maharaja Rakai Panangkaran
3. Sri Maharaja Rakai Panunggalan
4. Sri Maharaja Rakai Warak
5. Sri Maharaja Rakai Garung
6. Sri Maharaja Rakai Pikatan
7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi
8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang
9. Sri Maharaja Rakai Dyah Balitung.

Masyarakat Kerajaan Mataram Kuno umumnya bercocok tanam, berternak, dan melakukan
perdagangan ke berbagai daerah untuk kegiatan perekonomiannya. Namun jika dilihat
melalui letak geografisnya, kecil kemungkinan kegiatan berdagang rakyat Mataram dilakukan
melalui laut.

Dalam bidang kebudayaan, Mataram Kuno banyak menghasilkan karya yang berupa candi.
Candi yang dihasilkan merupakan hasil dari akulturasi agama Hindu-Budha yang telah
berkembang. Kerajaan Mataram Kuno terus berkembang dan mencapai puncak kejayaan
ketika para pemimpin melakukan pembangunan candi. Rakai Pinangkaran memulai
pembangunan komplek besar Candi Borobudur dan Candi Sewu yang bercorak agama
Buddha. Kemudian disusul dengan Rakai Pikatan yang mulai membangun Candi Prambanan
sebagai komplek percandian terbesar agama Hindu.

BUKTI BUKTI KERAJAAN MATARAM KUNO HINGGA SAAT INI ADALAH :


Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Dieng

Situs Liangan, salah satu peninggalam mataram kuno.


42. Peranan yang dimiliki oleh Sutan Syahrir dalam persiapan kemerdekaan
Indonesia adalah melakukan kegiatan penculikan bertujuan untuk menculik Ir. Soekarno dan
Mohammad Hatta dikarenakan Sutan Syahrir telah mengetahui kekalahan Jepang dengan cara
mendengar berita yang berasal dari stasiun radio yang berasla dari luar negeri. Kemudian ia
bersama dengan rekan-rekannya membawa Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta ke wilayah
Rengasdengklok dengan tujuan untuk mempercepat kemerdekaan dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia. 
Kegiatan yang dilakukan oleh Sutan Syahrir tersebut berguna untuk melakukan
pemaksaan guna menyegerakan kemerdekaan yang dimiliki oleh Indonesia. Akan tetapi,
dalam kegiatan tersebut pula terdapat penolakan yang dilakukan oleh Ir. Soekarno dan
Mohammad Hatta dikarenakan mereka ingin mendapatkan info dari Jepang terlebih dahulu
ketika akan melakukan pelaksanaan kemerdekaan di Indonesia sesuai dengan prosedur yang
ada.
43. Karena Pelaksanaan tanam paksa tidak sesuai dengan peraturan yang tertulis. Meskipun
seluruh masyarakat melaksanakan, tetapi semuanya tetap disuruh melaksanakan pekerjaan
yang berat. Hal ini telah medorong terjadinya tindak korupsi dari para pegawai dan pejabat
yang terkait dengan pelaksanaan tanam paksa. Tanam paksa telah membawa penderitaan bagi
rakyat, banyak rakyat yang jatuh sakit. Mereka dipaksa fokus bekerja untuk tanam paksa,
sehingga nasib diri sendiri dan keluarganya tidak terurus. Bahkan timbul banyak kelaparan
dan kematian di berbagai daerah.
Kalo mau tau dampak dr berbagai bidang ini : https://pendidikanmu.com/2020/09/tanam-
paksa.html
44. Alasan utama sulitnya menumpas DI/TII adalah karena banyak kalangan rakyat yang
menganggap bahwa para pemberontak DI/TII adalah sosok pahlawan bagi mereka sehingga
mereka berupaya untuk melindungi secara diam-diam dan hal itu menyulitkan pemerintah
untuk menumpasnya.
45. Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Sultan Syarif Kasim II merupakan tokoh-tokoh raja
yang rela berkorban untuk bangsa karena mereka merupakan tokoh-tokoh yang mengakui,
mendukung dan berani berkorban tenaga dan harta untuk kemerdekaan Indonesia. Bukti-
bukti pernyataan tersebut dapat dijelaskan pada uraian berikut.
A. Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Sri Sultan Hamengkubuwono IX diangkat menjadi Raja Yogyakarta pada tahun 1940. Beliau
menunjukkan rasa nasionalismenya terhadap Indonesia dengan pernyataan beliau bahwa
Yogyakarta merupakan bagian dari Republik Indonesia setelah pembacaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan mengirimkan telegram pada
tanggal 19 Agustus 1945 yang berisi ucapan selamat kepada Soekarno Hatta atas
pembentukan Republik Indonesia dan terpilihnya Soekarno Hatta sebagai presiden dan wakil
presiden. Bukti lainnya bahwa Sri Hamengkubuwono IX adalah:
- Sultan Hamengkubuwono IX memberikan fasilitas dalam menjalankan pemerintahan
bagi anggota pemerintahan RI yang baru yaitu dengan merelakan daerah Yogyakarta
sebagai ibukota RI dan markas TKR.
- Sri Sultan Hamengkubuwono IX memberikan perlindungan dan bantuan logistik bagi
TNI dalam peperangan untuk mendapatkan kemerdekaan.
- Sultan Hamengkubuwono IX menolak tawaran dari Belanda untuk dijadikan sebagai
raja di seluruh Jawa pada saat berlangsungnya agresi militer Belanda yang ke-2.

B.  Sultan Syarif Kasim II


Sultan Syarif Kasim II dinobatkan sebagai Raja Siak Indrapura pada tahun 1915 ketika masih
berusia 21 tahun. Raja Sultan Syarif Kasim II memiliki sikap bahwa Kerajaan Siak memiliki
kedudukan yang sama dengan Belanda sehingga kebijakan-kebijakannya banyak
bertentangan dengan keinginan Belanda. Hal ini membuktikan bahwa Sultan Syarif Kasim II
merupakan tokoh raja yang mencintai Indonesia dan rela berkorban dengan cara menentang
Belanda. Bukti lainnya, antara lain:
- Sultan Syarif Kasim II memberikan ucapan selamat kepada Soekarno Hatta saat
mendengar berita Republik Indonesia telah merdeka dan juga memberikan13 juta
gulden untuk membantu perjuangan Republik Indonesia sebagai bentuk dukungan dan
kesetiaan kepada pemerintah RI.
- ia juga membentuk Barisan Pemuda Republik, Komite Nasional Indonesia, dan
Tentara Keamanan Rakyat atau TKR yang berada di Siak. Sultan Syarif Kasim II
bahkan segera mengibarkan bendera Merah Putih dikerajaannya dan melakukan rapat
umum di istana negara untuk mengajak para raja lain di Sumatera Timur untuk
bergabung dengan RI.
- Sultan Syarif Kasim II memberikan suplai bahan makanan bagi para laskar TKR  saat
revolusi kemerdekaan.
- Sultan Syarif Kasim II menyerahkan 30% harta kekayaannya berupa emas untuk
Presiden Soekarno demi kepentingan perjuangan di Yogyakarta.
- Sultan Syarif Kasim II menolak bujukan dari Gubernur Jenderal de facto Hindia
Belanda yaitu Van Mook untuk dijadikan sebagai "Sultan Boneka" bagi pemerintahan
Belanda.

Anda mungkin juga menyukai