DRAFT
Sir Walter Releigh, sekitar abad ke XV mengutarakan pemikirannya
bahwa: “barang siapa menguasai lautan maka ia akan menguasai perdagangan,
menguasai kekayaan dunia dan akhirnya menjadi penguasa dunia.” Nusantara
sejak zaman Kerajaan Sriwijaya (abad ke VII) hingga Kerajaan Majapahit (abad
XIV) telah menguasai perdagangan melalui lautan. Secara tidak sadar mereka
sudah menerapkan padangan Sir Walter Raleigh, yang notabene baru
dikumandangkan pada abad ke XV. Posisi geografis Indonesia yang berada pada
persilangan jalur penting perhubungan dunia telah memberikan kedudukan dan
peranan strategis pada Indonesia, baik dalam percaturan hubungan antarbangsa
maupun untuk pembangunan kejayaannya sendiri. (Pramono, 2005:14). Letak
persilangan wilayah Indonesia diantara benua Asia dan Australia, dan di antara
samudra Hindia dan Pasifik, menjadikan wilayah laut Indonesia khususnya
sebagai jalur pelayaran yang sangat penting bagi dunia internasional.
Secara geopolitik, Negara Republik Indonesia, seperti pernah dikatakan
oleh Soekarno, adalah “negara lautan” (archipelago) yang ditaburi pulau-pulau,
atau sering disebut sebagai “negara kepulauan”. Sebagai “negara kepulauan”
terbesar di dunia, yang terdiri dari sekitar 17.508 pulau dimana sekitar 6000 di
antaranya berpenduduk (United Nations Environment Program, UNEP, 2003),
lautan menjadi faktor dominan. (Latif, 2011: 251).
Kerajaan Majapahit didirikan tahun 1293 oleh Raden Wijaya yang menjadi
raja pertama dan bergelar Kertarajasa Jayawardana. Pemerintahannya diketahui
berlangsung dengan aman dan tentram, rakyat pun hidup berkecukupan. Pada
masa Majapahit, perdagangan di sekitar perairan Nusantara telah dikuasai oleh
para pedagang Jawa yang merupakan pedagang kaya raya pada waktu itu. Banyak
pedagang dari Tuban, Gresik, dan Jepara menetap di Pelabuhan Malaka yang saat
itu menjadi pusat perdagangan internasional di Asia Tenggara. Dikisahkan
bahwa Majapahit berada dalam keadaan parah. Wilayah-wilayah pinggiran tidak
terkuasai, sebagian Jawa bagian timur menolak mengakui kekuasaan raja.
Terhadap pemberontak-pemberontak Jawa inilah Gajah Mada melancarkan
ekspedisi militernya yang pertama. Dalam waktu singkat dia pulang dengan
kemenangan, dan setelah itu mengangkat sumpah khidmat di hadapan raja
bahwa dia tidak akan menikmati palapa, hingga semua wilayah raja terakhir
Singasari berhasil untuk dipulihkan kemuliaannya seperti semula. Laksamana
Nala pun diangkat menjadi menteri yang bertugas memimpin kekuatan laut
Majapahit. Melalui armada laut yang kuat, Majapahit mampu menguasai seluruh
wilayah Nusantara hingga ke Semenanjung Melayu dan Filipina. Pada mulanya
Kerajaan Majapahit adalah kerajaan agraris. Namun setelah Gajah Mada
diangkatmenjadi mahapatih, barulah kerajaan Majapahit berkembang menjadi
kerajaan maritim. Kerajaan Majapahit berkembang menjadi kerajaan maritim
terbesar setelah Sriwijaya dan menjadi pusat perdagangan Asia. Tuban yang
merupakan pelabuhan ekspor ke seluruh penjuru Asia selalu ramai oleh
pedagang dari India,Kamboja, dan Campa. Komoditas yang diperdagangkan di
antaranya beras, lada, garam, rempah-rempah, mutiara, kulit penyu, gula,
pisang, kayu cendana, kelapa,kapas, belerang, perak, dan emas.
Pada tahun 1957, tercatat ada kebangkitan baru bagi kebudayaan bahari
Nusantara. Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno telah
mendeklarasikan Wawasan Nusantara (Oleh Perdana Menteri Juanda). Inti
Wawasan Nusantara tadi adalah wawasan kebangsaan bangsa Indonesia yang
mengetengahkan diteguhkannya asas “Negara Nusantara: (archipelagic state).
Wawasan Nusantara memandang wilayah laut merupakan satu keutuhan dengan
wilayah darat, udara, dasar laut dan tanah yang ada di bawahnya, serta seluruh
kekayaan yang terkandung di dalamnya tidak bisa dipisah-pisahkan. (Pramono,
2005