Anda di halaman 1dari 2

Kompetensi Dasar

3.1 Menganalisis kerajaan - kerajaan maritim Indonesia pada masa Hindu dan Buddha dalam sistem
pemerintahan , sosial , ekonomi , dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
Indonesia pada masa kini .

3.2 Menganalisis kerajaan - kerajaan maritim Indonesia pada masa Islam dalam sistem pemerintahan ,
sosial , ekonomi , dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada
masa kini .

4.1 Menyajikan hasil analisis tentang kerajaan - kerajaan maritim Indonesia pada masa Hindu dan
Buddha dalam sistem pemerintahan , sosial , ekonomi , dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam
kehidupan masyarakat Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan / atau media lain .

4.2 Menyajikan hasil analisis tentang kerajaan - kerajaan maritim Indonesia pada masa Islam dalam
sistem pemerintahan , sosial , ekonomi , dan kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan
masyarakat Indonesia pada masa kini dalam bentuk tulisan dan / atau media lain .

1. Kerajaan Sriwijaya
a . Letak Geografis
Dari prasasti - prasasti yang ditemukan dapat diketahui bahwa letak Kerajaan Sriwijaya di
wilayah Sumatra bagian selatan . Diperkirakan pusat pemerintahannya terletak di tepi Sungai
Musi atau di sekitar kota Palembang sekarang . Dari tepian Sungai Musi , pengaruh Kerajaan
Sriwijaya terus meluas mencakup Selat Malaka , Selat Sunda , Selat Bangka , Laut Jawa bagian
barat , Bangka , Jambi Hulu , Semenanjung Malaya hingga ke Tanah Genting Kra . Luas wilayah
laut yang dikuasai Kerajaan Sriwijaya menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang besar .
b. Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Sejak abad ke - 7 , Kerajaan Sriwijaya mulai melakukan perluasan wilayah kekuasaan . Perluasan
wilayah kekuasaan dimulai dari Minangatamwan ke daerah sekitarnya , yaitu Palembang , Jambi ,
Lampung , dan Jawa ( Tarumanegara ) tetapi belum berhasil . Penguasaan wilayah - wilayah
tersebut erat hubungannya dengan penguasaan lalu lintas perdagangan . Wilayah kekuasaan
Kerajaan Sriwijaya sampai abad ke - 13 meliputi sebagian besar Sumatra , Semenanjung Malaya ,
sebagian wilayah Jawa Barat , dan pulau pulau yang ada di Laut Cina Selatan .
C . Kehidupan Ekonomi
Salah satu faktor penyebab Kerajaan Sriwijaya disebut kerajaan maritim adalah Sriwijaya
menitikberatkan perekonomiannya pada kegiatan perdagangan antarpulau dan antarkawasan .
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang menguasai perdagangan di wilayah
perairan Asia Tenggara . Sebagai pusat perdagangan , setiap kapal yang singgah di pelabuhan
Sriwijaya diwajibkan untuk membayar pajak kepada raja . Dalam kronik Sung - Shih diceritakan
bahwa rakyat Kerajaan Sriwijaya dibebaskan dari kewajiban membayar pajak kepada kerajaan .
Hal tersebut berbeda dengan kapal - kapal asing yang berlabuh di pelabuhan Sriwijaya . Bagi
Kerajaan Sriwijaya , kegiatan perdagangan dianggap penting karena Kerajaan Sriwijaya
menguasai Selat Malaka , Tanah Genting Kra , dan Selat Sunda yang menjadi urat nadi
perdagangan di Asia Tenggara . Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi pelabuhan transit yang
ramai disinggahi kapal asing untuk mengambil air minum dan perbekalan makanan serta
melakukan aktivitas perdagangan . Kerajaan Sriwijaya memperoleh banyak keuntungan dari
komoditas ekspor dan pajak kapal asing yang singgah di pelabuhan pelabuhan Sriwijaya .
D. Kehidupan Sosial
Untuk meningkatkan kehidupan sosial masyarakat , Kerajaan Sriwijaya mengadakan hubungan
dengan kerajaan di sekitarnya dan mengembangkan pendidikan . Bukti bahwa Kerajaan
Sriwijaya dikenal sebagai pusat pendidikan agama Buddha adalah catatan ITsing yang
menyatakan bahwa terdapat seribu pendeta Buddha yang belajar agama Buddha di Sriwijaya ,
bahkan I Tsing menyarankan kepada pendeta Cina agar belajar terlebih dahulu di Sriwijaya
sebelum melanjutkan pendidikan di India . Salah satu guru yang terkenal adalah Dharmakirti .
Berdasarkan catatan | Tsing dapat diketahui bahwa rakyat Kerajaan Sriwijaya sudah
berpendidikan tinggi . Oleh karena itu , Sriwijaya dapat dikatakan sebagai pusat ilmu
pengetahuan agama.
E. Kehidupan Budaya
Bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya memiliki kebudayaan yang tinggi adalah dari prasasti prasasti
yang ditemukan . Prasasti tersebut tidak lagi menggunakan bahasa Sanskerta , tetapi sudah
mengunakan bahasa Melayu Kuno . Hal tersebut menunjukkan bahwa masya rakat Kerajaan
Sriwijaya tidak menerima budaya asing begitu saja , tetapi disesuaikan dengan budaya setempat .
Hasil budaya peninggalan Kerajaan Sriwijaya adalah berupa prasasti , arca Buddha di Bukit
Siguntang , bangunan suci di Jambi , kompleks Candi Muara Takus , beberapa bangunan suci di
Gunung Tua ( Padang Lawas ) , dan Arca Awalokiteswara yang ditemukan di Tapanuli Selatan .

Anda mungkin juga menyukai