Anda di halaman 1dari 3

Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang berdiri pada masa hindu-

budha di Indonesia. Kedua kerajaan ini mengalami perkembangan yang baik pada masa
pemerintahannya. Kedua kerajaan ini pada masa puncak pemerintahannya mengalami
perluasan wilayah hingga ke nusantara. Kerajaan ini memiliki perkembangan yang pesat dalam
bidang sosial ekonominya.

Kerajaan Sriwijaya ini merupakan salah satu kerajaan yang terletak di pulau Sumatera. Kerajaan
Sriwijaya ini termasuk kerajaan maritim pertama di Nusantara yang memiliki wilayah kekuasaan
mencapai seluruh wilayah Asia Tenggara hingga Madagaskar. Kerajaan ini pada suatu waktu
pernah menguasai perairan barat Nusantara, terutama Selat Malaka. Hubungan perdagangan
saat itu dilakukan di Tiongkok, India, Persia, dan Arab. Kerajaan Sriwijaya ini memiliki hubungan
perdagangan yang sangat baik dengan wilayah lain. Hal inilah yang menyebabkan wilayah ini
mengalami perluasan wilayah yang begitu pesat. Kerajaan Sriwijaya ini memanfaatkan
perdagangan hingga ke wilayah nusantara dengan melalui jalur pelabuhan. Perluasan wilayah
ini dengan sistem perdagangan yang begitu pesat ini yang menyebabkan Kerajaan Sriwijaya ini
dikenal sebagai Kerajaan maritim.

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang terletak di wilayah Jawa. Berdasarkan bukti
peninggalannya, kerajaan ini terletak di Jawa Timur. Kerajaan ini termasuk kerajaan maritim
kedua setelah Kerajaan Sriwijaya di Nusantara. Kerajaan ini mengalami perkembangan
perluasan wilayah dibawah kepemimpinan Raja Hayam Wuruk dengan mahapatihnya yaitu
mahapatih Gajah Mada. Berdasarkan pemberitaan Prapanca di dalam kakawin Nagarakrtagama
bahwa daerah-daerah yang berada dibawah pengaruh kekuasaan Majapahit itu sangat luas.
Daerah ini meliputi hampir seluas wilayah Indonesia sekarang. Wilayah kekuasaannya itu
daerah di Sumatera bagian barat hingga ke daerah Maluku dan Irian bagian timur, bahkan
hingga beberapa negara di Asia Tenggara.

Dengan demikian kedua kerajaan inilah dikatakan sebagai kerajaan maritim. Kedua kerajaan ini
dapat memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke nusantara. Sehingga kedua kerajaan ini
dijadikan Sentral dalam pelaksanaan sistem sosial ekonomi. Hal ini dikarenakan hanya kedua
kerajaan ini pada masa Hindu-Buddha yang berhasil memperluas wilayahnya hingga ke
nusantara.

Sistem ekonomi kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit

Kerajaan Sriwijaya

Berdasarkan letak geografisnya, Kerajaan Sriwijaya memiliki wilayah yang strategis, yaitu
berada di tengah-tengah jalur pelayaran antara India dengan Tiongkok. Dengan demikian,
aktivitas perekonomian masyarakatnya tidak pernah lepas dari perdagangan. Di samping itu,
Kerajaan Sriwijaya begitu dekat dengan Selat Malaka yang merupakan salah satu urat nadi yang
menghubungkan dengan kawasan Asia Tenggara. Maka dari itu, Kerajaan Sriwijaya dalam
bidang perdagangan internasional dinilai sangat baik. Saat itu, Kerajaan Sriwijaya memiliki
keterikatan ekonomi yang kuat dengan Tiongkok dan India, salah satunya dengan perdagangan
rempah-rempah. Selain rempah-rempah, Sriwijaya juga aktif dalam ekspor hasil hutan, bahan
pangan, hingga pekerja atau budak.

Kerajaan Sriwijaya dinilai sangat mampu untuk menguasai jalur pelayaran karena
memanfaatkan daerah yang begitu strategis bagi pedagang luar untuk menjajakan
perdagangannya di wilayah perairan Sriwijaya. Pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke
Asia Timur harus melalui jalur atau perairan Sriwijaya yang meliputi seluruh kawasan Sumatra.
Adapun komoditas Kerajaan Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-
buahan, kapas, dan cula badak.

Perdagangan dengan Cina dan India ini telah memberikan keuntungan besar kepada Sriwijaya.
Kerajaan Sriwijaya ini berhasil mengumpulkan kekayaannya yang sangat besar. Hal ini karena
Kerajaan Sriwijaya memiliki memiliki raja termasyhur karena kekayaannya. Raja tersebut yaitu
Balaputradewa yang sangat mempengaruhi keadaan. Pola pengamanan yang ditempuh oleh
Kerajaan Sriwijaya ini yaitu dengan memasukkan kepala-kepala kelompok bajak laut dalam
ikatan dengan Kerajaan. Mereka mendapat bagian yang ditentukan oleh Raja dari hasil
perdagangan. Dengan demikian mereka menjadi bagian dari organisasi Perdagangan Kerajaan.
Dengan ini, mereka akan berusaha agar kepentingan mereka tidak dirugikan oleh kelompok
bajak laut lainnya yang tidak mengikuti peraturan tersebut.

Kerajaan Majapahit

Berdasarkan letaknya yang strategis dan menjadi pusat perdagangan di Jawa, Kerajaan
Majapahit menjadi kerajaan yang penduduknya bermatapencaharian dalam bidang
perdagangan dan pertanian. Selain itu, didalam beberapa prasasti disebutkan bahwasanya
masyarakat di kerajaan Majapahit telah mengenal mata pencaharian sebagai pengrajin emas,
penjual minuman, tukang daging, dan pengrajin perak.

Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk tampak menampilkan usahanya untuk
meningkatkan kemakmuran bagi rakyatnya. Berdasarkan kakawin Nagarakrtagama dan
beberapa buah prasasti yang berasal dari masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk bahwa untuk
meningkatkan kesejahteraan dalam bidang pertanian, raja telah memerintahkan pembuatan
bendungan-bendungan, dan saluran-saluran pengairan, serta pembuakaan tanah-tanah baru
untuk perladangan. Di beberapa tempat sepanjang sungai-sungai besar diadakan tempat-
tempat penyebrangan untuk memudahkan lalu lintas antardaerah.

Kehidupan sosial
Pola tata masyarakat Majapahit dibedakan atas lapisan-lapisan masyarakat yang perbedaannya
lebih bersifat statis. Walaupun di Majapahit terdapat empat kasta seperti di India, yang lebih
dikenal dengan catur warna, tetapi hanya bersifat teoritis dalam literatur istana.

Pola ini dibedakan atas empat golongan masyarakat, yaitu brahmana, ksatria, waisya, dan
sudra. Namun terdapat pula golongan yang berada di luar ini, yaitu Candala, Mleccha, dan
Tuccha, yang merupakan lapisan terbawah dari lapisan masyarakat Majapahit.Selain itu,
kehidupan sosialnya kerajaan ini sering berinteraksi dengan kerajaan dari Tiongkok, karena
perluasan wilayahnya juga mencakup tiongkok juga.

Kehidupan sosial masyarakat di Kerajaan Sriwijaya berbaur dengan para pedagang dari luar,
karena saat itu wilayah tersebut merupakan pelabuhan bagi kapal-kapal asing yang singgah.
Kemungkinan bahasa yang berkembang adalah bahasa melayu kuno, mereka menggunakan
bahasa tersebut untuk berkomunikasi dengan para pedagang.

Budaya asing, khususnya dari India berkembang di wilayah Sriwijaya. Contohnya penggunaan
nama-nama khas India dan pengaruh agama Hindu-Budha semakin menyebar menyeluruh, baik
masyarakat maupun di dalam kerajaan. I Tsing, orang China yang pernah singgah di Kerajaan
Sriwijaya juga menjelaskan bahwa banyak para pendeta dari luar yang berdatangan untuk
berguru/belajar bahasa Sanskerta dan mempelajari kitab suci agama Budha.

Anda mungkin juga menyukai