Anda di halaman 1dari 10

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Kerajaan Melayu


Kerajaan Melayu atau juga dikenal dengan Malayu merupakan salah
satu kerajaan yang berdiri di Pantai Sumatera Timur. Nama Malayu berasal
dari bahasa Sanskerta, yakni kata Malaya yang berarti bukit. Kerajaan
Melayu adalah salah satu Kerajaan tertua di Nusantara yang berpusat di
Jambi, Sumatera. Kerajaan ini didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa
pada abad ke-7 Masehi, sekitar tahun 683. Nama Kerajaan ini pertama kali
disebutkan dalam prasasti Kedukan Bukit yang ditemukan di Palembang,
Sumatera Selatan. Prasasti ini menceritakan tentang ekspedisi militer
Dapunta Hyang yang menaklukkan daerah-daerah di sepanjang suangai
Batang Hari dan mencapai Minanga Tamwan yang kemungkinan adalah ibu
kota Kerajaan Melayu.
Kerajaan Melayu berkembang menjadi Kerajaan maritim yang
berhubungan dengan Kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara, India, Cina.
Kerajaan ini jugadikenal sebagai Kerajaan Sriwijaya, yang merupakan nama
dinasti yang memerintahnya. Sriwijaya adalah salah satu Kerajaan terbesar
dan terkuat di Nusantara pada masa itu. Kerajaan ini mencapai puncak
kejayaannya pada abad ke-10 dan ke-11, Ketika menguasai jalur
perdagangan di Selat Malaka dan Selat Sunda, serta menjadi pusat
penyebaran agama Buddha.
Kerajaan Melayu mengalami kemunduran pada abad ke-12, akibat
serangan dari Kerajaan Chola dari India Selatan, persaingan dengan
kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, dan perubahan iklim yang
mempengaruhi pertanian dan perdagangan. Kerajaan ini akhirnya runtuh
pada abad ke-13, setelah ditaklukkan oleh Kerajaan Singasari dari Jawa
Timur. Namun, warisan budaya dan politik Kerajaan Melayu masih terus
hidup hingga kini, melalui Kerajaan-kerajaan yang muncul di wilayah bekas
kekuasaannya, seperti Kerajaan Malayu Dharmasraya, Kerajaan Jambi,
Kerajaan Palembang, dan Kerajaan Riau.

B. Perkembangan Kerajaan Melayu


Pada 645 M, Kerajaan Melayu pertama kali mengirim utusannya ke
Tiongkok. Hal ini diberitakan T’ang-Hui-Yao yang disusun oleh Wang p’u.
Pada awal pemerintahannya, Melayu memiliki kendali atas perdagangan di
Selat Malaka. Kemudian munculnya Kerajaan Sriwijaya pada 670 M,
menyebabkan Melayu tidak lagi mengirimkan utusannya ke Tiongkok.
Diperkirakan bahwa Melayu telah menjadi di bawah pemerintahan
Sriwijaya pada 685 M.

Pada abad ke-7, Kerajaan Melayu didirikan oleh Dapunta Hyang Sri
Jayanasa, yang juga merupakan pendiri dinasti Sriwijaya. Kerajaan ini
bwrpusat di Jambi, Sumatera dan menguasai daerah-daerah di sepanjang
Sungai Batang Hari. Kerajaan ini juga berhubungan dengan Kerajaan-
kerajaan di Asia Tenggara, India, dan Cina melalui jalur perdagangan
maritim. Pusat pemerintahan Melayu berada di Minanga pada awal
kekuasaan abad ke-7. Kemudian berpindah ke Dharmasraya pada abad ke-
13. Hal ini didukung dengan pengiriman Arca Amoghapasa dari Kerajaan
Kediri. Pada saat itu wilayah Melayu bahkan membentang dari Kamboja,
Semenanjung Malaya, Sumatra sampai Sunda.

Pada abad ke-10 dan ke-11, Kerajaan Melayu mencapai puncak


kejayaannya sebagai Kerajaan Sriwijaya, yang merupakan Kerajaan
maritim terbesar dan terkuat di Nusantara, Kerajaan ini mengendalikan jalur
perdagangan di Selat Malaka dan Selat Sunda, serta menjadi pusat
penyebaran agama Buddha. Kerajaan ini juga memiliki hubungan
diplomatic dengan Kerajaan-kerajaan di Asia, seperti Cina, India, Kamboja,
dan Thailand.

Pada abad ke-12, Kerajaan Melayu mengalami kemunduran akibat


serangan dari Kerajaan Chola dari India Selatan, yang merusak ibu kota dan
pelabuhan kerajaan. Kerajaan ini juga menghadapu oersaingan dengan
kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti kerajaan Kediri dan kerajaan
Singasari dari Jawa Timur. Selain itu, kerajaan ini juga terpengaruh oleh
perubahan iklim yang menyebabkan penurunan produktivitas pertanian dan
perdagangan.
Pada abad ke-13, kerajaan Melayu runtuh setelah ditaklukan oleh
kerajaan Singasari, yang dipimpin oleh Raha Kartanegara. Kerajaan ini
kemudian digantikan oleh kerajaan-kerajaan yang muncul di wilayah bekas
kekuasaannya, seperti kerajaan Malayu Dharmasraya, kerajaan Jambi,
kerajaan Palembang, dan kerajaan Riau. Kerajaan-kerajaan ini masih
mewarisi budaya dan politik kerajaan Melayu, yang juga menjadi cikal
bakal bangsa Melayu modern.

1. Kehidupan Politik Kerajaan Melayu


Kerajaan Melayu memiliki kehidupan politik yang cukup
stabil. Dikatakan bahwa ada sebuah konflik berarti yang terjadi
dengan wilayah sekutu saat itu. Namun, beberapa sumber juga
menyatakan bahwa kedudukan pemerintahannya selalu mengalami
pasang surut. Perseturuannya dengan Sriwijaya berlangsung cukup
sengit dan melibatkan banyak hal hingga akhirnya dipaksa untuk
mengalah.
Untuk sistem kekuasaan yang dijalankan dikatakan bahwa
dipelopori oleh kaum pendeta. Dilakukan sebuah politik perkawinan
dengan kerajaan Singasari. Dimana sang raja pada masa itu
membawa kedua putrinya sebagai lambang persahabatan antar
kedua kerajaan tersebut. Sehingga kemudian wilayahnya lebih kuat
dan bertahan dari serangan yag dilakukan Sriwijaya.
Pada konsep yang diusungnya ini disimbolkan dengan
penempatan gelar atas kepala pemerintahannya yaitu seorang Raja.
Dimana tugas dan wewenangnya mengantarkan pada sebuah
penerapan yang dipimpinnyaatas serangan sekutu atau wilayah di
luar kekuasaannya.
Pada sistem ini, seorang Raja sudah jelas sekali menempati
posisi paling utama dan juga teratas. Kelemahannya adalah otoritas
penuh yang disandarkannya kepada pemimpin di puncak kekuasaan
ini adalah hak untuk berlaku sesuai dengan keputusan yang dibuat
tanpa bisa diintrupsi oleh rakyat sebagai golongan yang berada di
kelas bawah.
Pada penerapan sistem ini dilakukan dengan pemberlakuan
sebuah aturan ataupun undang-undang yang digunakan untuk
mengontrol kehidupan sosial ekonomi dari rakyatnya. Dengan raja
dan juga para Menteri yang bekerja sama untuk membangun sistem
administratif guna mendukung kebijakan-kebijakan yang telah
dibuat.
Untuk mengukur tingkat kemakmuran wilayahnya biasanya
akan dilihat dari seberapa padat jumlah penduduk serta pedagang
yang menetap di sana. Apabila memiliki kuantitas yang semakin
banyak maka bisa dikatakan mengalami sebuah kemajuan.

2. Kehidupan Ekonomi Kerajaan Melayu


Keberadaan kerajaan melayu yang strategis dan berada di
tengah wilayah pelayaran atau sebuah selat tentunya sangat
mempengaruhi sistem perdagangannya. Diketahui Bersama pada
masa pemerintahannya kehidupan ekonominya disokong dan
menjadi sangat stabil karena sektor ini. Bahkan kemampanannya
pada bidang maritim diakui oleh beberapa daerah lain diluar
kekuasaannya.
Selain itu, dalam memenuhi kebutuhan kas negara juga
dilakukan pemungutan pajak ataupun upeti dari warganya.
Pemungutan di bidang pertanian juga terus dilakukan sebagai salah
satu sumber pendapatan negara. Juga dengan penambang emas, di
mana daerah kekuasaannya terkenal dengan keberadaan jenis barang
tambang tersebut.

3. Kehidupan Sosial Kerajaan Melayu


Kerajaan Melayu dipengaruhi oleh kebudayaan Buddha
yang dibawa oleh pedagang dari India, sehingga terdapat sebuah
susunan struktur sosial dianutnya. Suku dan ras yang ada di sana
juga sangat majemuk karena banyaknya pedagang dari luar negeri
singgah dan bahkan menetap dengan status perkawinan Bersama
warga local.
Kedudukan akan bangsawan dan rakyat biasa terlihat bergitu
jelas memiliki perbedaan dalam beberapa hal termasuk hak bekerja
dan sebagainya. Keturunan-keturunan dari hamba sahaya atau budak
dari kaum rendah, dipekerjakan langsung untuk keluarga dari raja.

4. Kehidupan Agama Kerajaan Melayu


Kerajaan Melayu menganut dua keyakinan dalam kehidupan
agamanya. Dimana diketahui Bersama bahwa Raja dan jajarannya
menganut agama Buddha sebagai kepercayaannya. Sedangkan bagi
warga biasa atau orang dari golongan rakyat biasa menganut
kepercayaan tradisional sebagai agamanya.
Mereka hidup berdampingan tanpa ada larangan yang
memberatkan bagi orang dengan pilihan berbeda. Raja sebagai
penguasa juga tidak memaksakan kehendak beragama terjalin
hubungan yang baik dan penuh dengan kedamaian. Dimana
toleransi menjadi satu landasan utama yang diterapkan.

5. Kehidupan Budaya Kerajaan Melayu


Kerajaan Melayu memiliki kehidupan budaya yang banyak
dipengaruhi oleh beberapa negara lain India dan juga Arab. Pasalnya
lokasi pemerintahannya memungkinkan untuk terjadi percampuran
antara keduanya. Dimana diketahui Bersama dalam sistem sosial
sudah jelas terdapat stratifikasi, dan untuk agama juga terdapat
kemajemukan. Sehingga budaya yang dihasilkan juga beragam.
Secara garis besar kebudayaan yang terebentuk di kerajaan
ini banyak dipengaruhi oleh paham agamis. Hal ini tentu bukan
tanpa alas an atau sebab yang mendasarinya. Bisa dilihat dari
beberapa peninggalannya yang berupa candi-candi, menunjukkan
bahwa kehidupan akan budayanya dibangun dengan sangat serasi
dan kental oleh konsep keagamaan.

C. Masa Kejayaan Kerajaan Melayu


Kerajaan Melayu mencapai puncak keemasannya pada masa
pemerintahan di bawah komando Raja Adityawarman. Dimana pada saat itu
pusat kotanya berada di daerah Hulu Batang Hari. Berbagai kemajuan
perekonomian terjadi dengan memanfaatkan sumber daya alam
unggulannya yaitu emas. Olahan dari bahan tambang tersebut
dimaksimalkan sebagai alat utama untuk menjalani kehidupan.
Perluasan wilayah kekuasaan juga dilakukannya setelah mendapat
kedudukan sebagai pemimpin utama dengan otoritas penuh yang
disandarkan atas kekuasaan yang dimilikinya. Bahkan dikatakan pula
bahwa Sriwijaya sempat dipaksa untuk bertekuk lutut dan menyerahkan
wilayah kekuasaannya.
Masa kejayaan kerajaan Melayu adalah masa ketika kerajaan ini
menjadi kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Nusantara, dengan nama
Sriwijaya. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7 Masehi, dan mencapai
puncak kejayaannya pada abad ke-10 dan ke-11 Masehi. Pada masa ini,
kerajaan Melayu menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan Selat
Sunda, serta menjadi pusat penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.
Kerjaan ini juga memiliki hubungan diplomatic dengan kerajaan-kerajaan
di Asia, seperti Cina, India, Kamboja, dan Thailand. Kerajaan ini juga
dikenal sebagai kerajaan yang maju dalam bidang seni, sastra, dan ilmu
pengetahuan.
Beberapa bukti menunjukkan masa kejayaan kerajaan Melayu antara lain
adalah:
• Prasasti-prasasti yang ditemukan di berbagai tempat, seperti prasasti
Kedukan Bukit, prasasti Talang Tuo, prasasti Kota Kapur, prasasti
Grahu, dan prasasti Nalanda. Prasasti-prasasti ini mengungkapkan
tentang Sejarah, pemerintahan, agama, budaya, dan hubungan
kerajaan Melayu dengan kerajaan-kerajaan lain.
• Catatan-catatan dari para pelancong dan pedagang asing, seperti I
Ching, Fa Xian, Marco Polo, dan Ibn Battuta. Catatan-catatan ini
memberikan gambaran tentang keadaan sosial, ekonomi, politik, dan
keagamaan kerajaan Melayu, serta kekaguman mereka terhadap
kemegahan dan kemakmuran kerajaan ini.
• Temuan-temuan arkeologis, seperti candi-candi, patung-patung,
relief-relief, perhiasan-perhiasan, dan keramik-keramik. Temuan-
temuan ini menunjukkan tingkat kemajuan seni dan budaya kerajaan
Melayu, serta hubungan perdagangan dan pengaruh budaya dari
luar.

D. Runtuhnya Kerajaan Melayu


Kerajaan Melayu yang dikenal juga sebagai kerajaan Sriwijaya
adalah kerajaan maritim yang berpusat di Sumatera dan menguasai jalur
perdagangan di Selat Malaka dan Selat Sunda pada abad ke-7 hingga ke-13
Masehi. Kerajaan ini runtuh akibat beberapa faktor, antara lain:
• Serangan dari kerajaan Chola dari India Selatan pada tahun 1025
Masehi, yang merusak ibukota dan Pelabuhan kerajaan Melayu di
Palembang. Serangan ini mengakibatkan kerajaan Melayu
kehilangan kendali atas jalur-jalur perdagangan dan sumber daya
alamnya.
• Persaingan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara, seperti
kerajaan Kediri dan kerajaan Singasari dari Jawa Timur, yang juga
mengincar jalur perdagangan dan wilayah kekuasaan kerajaan
Melayu. Kerajaan Melayu juga mengalami konflik internal dan
perpecahan anatar penguasa-penguasa lokal.
• Banyaknya kerajaan baru, sebagai kerajaan tertua yang pertama ada
di dataran Sumatera, memang pada awalnya mendapatkan
kedudukan yang sangat strategis ditambah dengan kekayaan alam
yang dimilikinya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu
munculah kerajaan-kerajaan baru disekitar area kekuasaannya.
Dimana hal ini menjadikan kedudukannya semakin terdesak dan
mengalami banyak tekanan.
• Perekonomian, setelah merasa terdesak dengan munculnya kerajaan
baru disekitar wilayah kekuasaannya kemudian kehidupan
ekonominya ikut terkena imbas. Penguasaan atas Pelabuhan yang
menjadi sumber utama dari perdagangannya telah dikuasai oleh
Sriwijaya sehingga pendapatan menjadi berkurang. Sehingga lambat
laun kekuasaannya menjadi melemah dan mendapati sebuah
kekalahan.
• Perubahan iklim yang menyebabkan penurunan produktivitas
pertanian dan perdagangan di wilayah kerajaan Melayu. Perubahan
iklim ini juga mempengaruhi pola musim dan arus laut yang
berdampak pada navigasi dan komunikasi maritim.
Kerajaan Melayu akhirnya runtuh pada abad ke-13 Masehi, setelah
ditaklukan oleh kerajaan Singasari yang dipimpin oleh Raja Kartanegara.
Kerajaan ini kemudian digantikan oleh kerajaan-kerajaan yang muncul di
wilayah bekas kekuasaannya, sperti kerajaan Melayu Dharmasraya,
kerajaan Jambi, kerajaan Palembang, dan kerajaan Riau.

E. Peninggalan-peninggalan Kerajaan Melayu


Berikut ini adalah peninggalan-peninggalan kerajaan Melayu:
• Prasasti-prasasti
Prasasti-prasasti adalah tulisan yang dibuat pada batu,
logam, atau bahan lain yang bertujuan untuk menyampaikan
informasi Sejarah, pemerintahan, agama, budaya, atau hubungan
kerajaan Melayu dengan kerajaan-kerajaan lain. Prasasti-prasasti
kerajaan Melayu yang ditemukan di berbagai tempat, antara lain
adalah prasasti Kedukan Bukit, prasasti Talang Tuo, prasasti Kota
Kapur, prasasti Grahi, prasasti Amonghapasa, prasasti Masjusri,
prasasti radang roco, dan prasasti Nalanda.
- Prasasti Amonghapasa

Peninggalan kerajaan Melayu ini ditemukan pada


sekitar tahun 1286 di sebuah daerah Bernama
Dharmasraya atau dikenal sekarang dengan sebutan
Jambi. Diketahui bahwa memiliki kaitan dengan
kekuasaan yang pernah dimilikinya, dimana disinyalir
diterbitkan oleh Raja Kertanegara.
- Prasasti Masjusri

Ditemukan bersama dengan candi Jago dalam rupa


sebuah patung. Dijadikan bukti bahwa pernah ada sebuah
penaklukan atas Adityawarma oleh Gajah Mada.
- Prasasti Radang Roco

Ditemukan di sebuah kompleks pemandian yang


berada di daerah Nagari Siguntur tepatnya di Kabupaten
Dharmasraya, Sumatera Barat. Terdapat sebuah tulisan
di empat bagian sisinya, saat didapati keberadaannya
pada sekitar tahun 911.
- Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti ini bercerita tentang tragedi penyerahan


kekuasaan atas kerajaan sriwijaya terhadap Melayu pada
sekitaran abad ke 11. Ditemukan di Sri Lanka dengan
sebuah cerita yang tertulis di atasnya mengenai
Malayapura yang ditinggali atau menjadi tempat tinggal
dari pangeran Suryanarayana pada sekitar tahun 1055
sampai dengan 1100.
• Candi-candi
Candi-candi adalah bangunan-bangunan yang dibuat untuk
tempat ibadah, pemujaan, atau peringatan terhadap dewa-dewa,
leluhur, atau raja-raja. Candi-candi kerajaan Melayu menunjukkan
pengaruh agama Buddha yang dianut oleh Sebagian besar
penduduknya. Candi-candi kerajaan Melayu yang ditemukan
diberbagai tempat, antara lain adalah candu Muara Takus, candi
Muara Jambi, candi Muaro, candi Bahal, dan candi Padang Lawas.

• Patung-patung
Patung-patung adalah karya seni yang dibuat dari batu,
logam, atau bahan lain yang menggambarkan sosok manusia,
Binatang, atau makhluk lain. Patung -patung kerajaan Melayu
menunjukkan kemampuan dan kreativitas seniman-senimannya
dalam mengolah bahan dan mengahsilkan karya yang indah dan
bermakna. Patung-patung kerajaan Melayu yang ditemukan
diberbagai tempat, antara lain adalah patung Buddha, patung
Bodhisattva, patung Dwarpala, patung Ganesha, dan petung Nandi.
• Perhiasan-perhiasan
Perhiasan-perhiasan adalah benda-benda yang dibuat dari
emas, perak, atau bahan lainyang digunakan untuk menghiasi tubuh
atau pakaian. Perhiasan-perhiasan kerajaan Melayu menunjukkan
kemakmuran dan kekayaan kerajaan ini, serta hubungan
perdagangan dan pengaruh budaya luar. Perhiasan-perhiasan
kerajaan Melayu yang ditemukan diberbagai tempat, antara lain
adalah gelang, cincin, kalungcanting-anting, dan liontin.

• Keramik-keramik
Keramik-keramik adalah benda-benda yang dibuat dari
tanah liat yang dibakar dan dihiasi dengan berbagai motif. Keramik-
keramik kerajaan Melayu menunjukkan aktivitas perdagangan dan
kebudayaan kerajaan ini, serta hubungan dengan kerajaan-kerajaan
di Asia, seperti Cina, India, Kamboja, dan Thailand. Keramik-
keramik kerajaan Melayu yang ditemukan diberbagai tempat, antara
lain adalah mangkuk, piring, guci, botol, dan tempayan.

Anda mungkin juga menyukai