Abstract
This paper is about a historical research aimed to understand the islamization process
in Kuntu, Kampar Regency, Riau Province. Historicaly, an Islmaic preacher from
middle east named Syekh Burhanudin was a missionary that introduced Islamic teaching
in Kuntu. This teaching did not only played a big role in the life of people in Kuntu but
it also influenced others region in Riau Province in every walks of life. The wide spread
of Islamic teaching boiled down to the humble personality of Syekh Burhanudin on
promoting Islamic values as what others Islam missionaries did across Indonesia. At the
end, Islamic values play an important role on cultre and character of people in Kuntu
and Indonesia.
yang menjadi lokasi penelitian, masih Riau terutama yang masuk dan
ditemui makam seorang penyebar Islam berkembang di Kuntu Kampar
yang berasal dari Timur Tengah yang merupakan penelitian sejarah masa lalu
bernama Syekh Burhanuddin. Dalam masyarakat Riau yang berimplikasi pada
sejarah Islam dikenal dua nama Syeikh IIslamisasi di Nusantara maka untuk
Burhanuddin yakni satunya menjadi mendapatkan hasil penelitian yang
penyebar Islam di Ulakan Pariaman maksimal melibatkan berbagai aspek
Sumatera barat dan satunya lagi menjadi pendekatan ilmu, dengan
penyebar Islam di Kuntu Kampar Riau. mengintegrasikan berbagai bidang ilmu
Kedua nama penyebar Islam tersebut untuk merekonstruksi peristiwa sejarah
sebenarnya memiliki perbedaan akan di Riau. Dengan demikian, tentunya
tetapi sebagian masyarakat mengatakan penelitian ini sangat berguna bagi
sama. Oleh karena itu sangat perlu pengembangan ilmu pengetahuan di
kiranya dilakukan penelitian agar masa sekarang sesuai dengan Visi UIN
didapat penjelasan yang sebenarnya Suska Riau yakni mewujudkan
mengenai tokoh penyebar Islam di Univesitas Islam Negeri sebagai
daerah Riau. teknologi dan seni secara integral di
Di samping persoalan di atas, ada kawasan Asia Tenggara. Selain itu
juga persoalan lainnya seperti adanya penelitian ini juga untuk
kenyataan masih sulitnya mendapatkan mengimplementasikan misi UIN Suska
buku-buku mengenai sejarah dan dalam melaksanakan penelitian dan
kebudayaan Islam Riau karena belum pengkajian untuk mengembangkan ilmu
adanya perhatian dari berbagai pihak ke pengetahuan, teknologi dan seni dengan
arah itu. Selain itu, menggali sejarah dan menggunakan paradigma Islam.
budaya memerlukan dana yang tidak Selanjutnya, sebagai institusi pendidikan
sedikit karena daerah Riau masih belum yang mengintegrasikan Islam dan ilmu,
lancar dari aspek transportasi sehingga maka penelitian ini merupakan
lokasi sukar ditempuh dengan kendaraan implementasi dari karakteristik UIN
umum. Kondisi yang demikian itulah Suska Riau guna mengembangkan Studi
yang menjadi penyebab kurangnya Regional Islam Asia Tenggara dan
minat untuk meneliti hal-hal yang Tamaddun Melayu sebagai pusat
berkaitan dengan peninggalan sejarah keunggulan (center of excellence).
pada hal tugas tersebut menjadi Dengan demikian penelitian ini sangat
tanggungjawab ilmuwan yang berguna bagi dosen yang membidangi
membidangi sejarah untuk mengkaji dan sejarah dan kebudayaan Islam karena
menelitinya.Oleh karena itu hasil dapat menerapkandan mengembangkan
penelitian mengenai Sejarah Islam di ilmu dibidangnya. Yang terpenting dari
Riau memiliki kontribusi yang positif semua itu adalah hasil penelitian ini
terhadap pemerintah, ilmuwan, tentuinya dapat menjadi referensi
mahasiswa, mayarakat dan lain masyarakat umumnya dan mahasiswa
sebagainya. khususnya sebagai bahan tambahan ilmu
Mengingat penelitian mengenai pengetahuan mengenai IIslamisasi di
masuk dan berkembangnya Islam di Riau yang sampai saat ini belum ditemui
32
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
adanya bahkan hasil penelitian ini dapat Provinsi Riau itu sendiri. Sungai besar
pula menjadi bahan dan sumber tersebut adalah (1) Sungai Siak
penelitian bagi ilmuwan di bidang sepanjang 300 km dengan kedalaman 8-
lainnya.Dan yang tidak kalah pentingnya 12 m,(2) Sungai Rokan sepanjang 400
adalah UIN Suska Riau sebagai mitra km dengan kedalaman 6-8 m.(3) Sungai
pemerintah dibidang pendidikan jika Kampar sepanjang 400 km dengan
melakukan penelitian ini berarti telah kedalaman 6 m, dan (4) Sungai Indragiri
mendukung visi Riau 2020 yang sepanjang 500 km dengan kedalaman 6-
menjadikan Riau sebagai pusat 8 m.
perekonomian dan kebudayaan Melayu Keempat sungai tersebut membelah
di Asia Tenggara. Artinya telah dari pegunungan daratan tinggi Bukit
terlaksana sebuah program tentang Barisan dan bermuara di Selat Melaka
aspek penggalian dan pelestarian sejarah dan Laut Cina Selatan. Keadaan dan
dan budaya lokal. kondisi pasang airnya dipengaruhi oleh
pasang surut laut. Dikarenakan provinsi
Pembahasan Riau terletak di daratan rendah dan
Letak Geografis Riau memiliki sungai-sungai besar dan dalam,
Riau adalah salah satu provinsi yang maka transportasi yang mendominasi
ada di Indonesia yang terdiri dari daerah masyarakat adalah transportasi air
daratan dan daerah perairan dengan luas dengan menggunakan kapal. Di
lebih kurang 8.915. 015,09 km (Badan samping itu, bumi Riau terkenal dengan
Pusat Statistik Provinsi Riau, 2012). sumber alam yang terkandung di
Keberadaannya membentang dari lereng dalamnya. Dapat disaksikan sampai
Bukit Barisan sampai dengan Selat sekarang bahwa sebahagian besar
Melaka. Terletak antara 01 0 05’ 00’’ buminya mengandung minyak yang
Lintang Selatan dan 02 0 25’ 00’’ sangat diperlukan dalam kehidupan
Lintang Utara atau antara 100 0 00’ 00’’ bahkan selalu didengar sebuah ungkapan
– 1050 05’ 00’’ Bujur Timur. Di untuk Riau di atas minyak di bawah
samping itu sesuai dengan Undang- minyak.
undang no.32 tahun 2004 terdapat Letak Riau yang sangat strategis
wilayah lautan sejauh 12 mil dari garis yakni di posisi silang sangat
pantai. Adapun penduduk Provinsi Riau menguntungkan kepada perkembangan
pada tahun 2007 berjumlah 5.070.952 daerahnya sehingga Riau segera dapat
jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi mensejajarkan kondisi dan
Riau tahun, 2012). perkembangan daerahnya dengan daerah
Di wilayah daratan terdapat banyak lainnya di Indonesia. Dengan kata lain
sungai, di antaranya ada 4 sungai besar Riau dapat dijangkau dari mana saja dan
yang mempunyai arti penting bagi dengan alat transportasi apa saja seperti
kelancaran hubungan dengan daerah luar darat, laut dan udara sehingga Riau
Riau. Bahkan sungai-sungai tersebut sebagai daerah transit yang amat
merupakan sarana perhubungan utama menguntungkan bagi kehidupan
yang digunakan masyarakat antara masyarakatnya. Riau yang kaya dengan
daerah-daerah yang berada dalam alamnya dan kaya dengan buminya
33
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
34
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
35
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
36
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
37
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
barat yakni dari Sumatera Barat.Artinya atau pelabuhan seperti Aceh dan terus
IIslamisasi Riau kemungkinan juga memasuki Selat Melaka sebelum sampai
terjadi dan bermula dari Sumatera Barat ke Cina. Atas itu semua yang diperkuat
melalui Sungai Sebayang di Kuntu dengan temuan-temuan sejarah, para ahli
Kampar karena Sungai Sebayang sejarah memperkuat pendaptnya untuk
merupakan anak cabang Sungai Kampar mengatakan bahwa pada pertengahan
yang hulunya sampai ke Payakumbuh. pada akhir abad ke-7 sudah berdiri
Selain itu juga dapat dilakukan beberapa perkampungan Muslim di
perjalanan melalui darat yakni melalui Kanfu atau Kanton. Kanton merupakan
perbukitan yang tinggi yang membatasi pelabuhan pertama yang disinggahi oleh
Sumatera Barat dan Riau.Perjalanan para pedagang ketika memasuki wilayah
yang dilakukan adalah dengan berjalan Cina.
kaki sambil menuruni perbukitan dan Persentuhan antara penduduk
mendaki perbukitan yang berlapis-lapis pribumi dengan pedagang muslim
karena Bukit Barisan yang membentang dari
di sepanjang pulau Sumatera pada Arab,Persia dan India memang
bagian tengahnya sangat kokoh pertama kali terjadi didaerah
adanya.Oleh karena itu, sangat Sumatera bagian utara karena posisi
dimungkinkan IIslamisasi Riau terjadi letaknya yang strategis untuk
melalui daerah tetangganya yang persinggahan para pedagang waktu
terdekat yakni Sumatera Barat. itu. Kondisi itu memperkuat indikasi
Sungai Kampar pada masa lalu bahwa diperkirakan proses
merupakan sungai yang menjadi sarana IIslamisasi sudah berlangsung sejak
transportasi para pedagang asing persentuhan itu terjadi sehingga
terutama pedagang dari Arab yang jauh terbentuk komunitas dimana orang-
sebelum Islamisai sudah melakukan orang Arab yang bermukim di
transaksi dagang ke berbagai daerah di perkampungan itu menikah dengan
Riau termasuk daerah Kuntu di penduduk lokal sehingga membentuk
sepanjang aliran Sungai Kampar.Kuntu komunitas-komunitas Muslim.
terkenal dengan ladanya yang menjadi
sasaran pedagang Arab. Setiap tahun Islamisasi di Kuntu Kampar Riau
kedatangan utusan dari Timur Tengah ke Geografis Kuntu
wilayah Nusantara selalu bertambah. Desa Kuntu termasuk ke dalam
Misalnya pada masa Dinasti Umayyah wilayah Kecamatan Kampar Kiri
telah melakukan ekspedisi ke Cina Kabupaten Kampar Riau.Desa ini
sebanyak 17 muslim. Kemudian terletak + 85 km di sebelah selatan
dilanjutkan pada masa Dinasti Pekanbaru.Desa ini juga termasuk desa
Abbasiyah juga telah dikirim 18 utusan/ tertua di Propinsi Riau yang syarat
delegasi muslim ke negeri Cina, yang dengan lembaran sejarah, baik agama,
tentunya tidak hanya ke negeri Cina adat istiadat maupun peranan Desa
perjalanan yang mereka lakukan, Kuntu sebelum dan sesudah
diperkirakan rombongan muslim kemerdekaan. Dan apabila diperhatikan
tersebut juga singgah di beberapa negeri letak desa Kuntu dapat dikatakan
38
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
39
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
40
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
42
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
43
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
44
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
45
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
46
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
47
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
48
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
49
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
50
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
51
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
karena tidak semua masyarakat yang memakan tupai dan kelelawar. Demikian
punya anak laki-laki, maka Sekh juga dalam setiap tingkah laku
Burhanuddin menganjurkan kepada perbuatan beliau yang mencerminkan
keluarga yang punya banyak laki-laki akhlak Islam.(3) mengadakan suluk dan
untuk berada di rumah keluarga yang berkhalwat bersama masyarakat selama
tidak memilii anak laki-laki agar tetap 40 hari.
terjalin silaturrahim dengan sesame Kebiasaan lama yang
keluarga. di kalangan masyarakat. diwariskan oleh Syekh Burhanuddin
Kondisi seperti itu sampai sekarang menjadi pedoman masyarakat dalam
menjadi tradisi. menjalankan kehidupan di
Berbagai warisan tradisi yang Kuntu.Terjadinya komunikasi yang baik
ditinggalkan Syekh Burhanuddin kepada antara pemimpin dengan masyarakat
masyarakatKuntu ternyata membawa sehingga masyarakat merasakan nyaman
dampak positif bagi kehidupan social dan tidak resah.Antara pemimpin dan
budaya masyarakatnya hingga saat ini. masyarakat terjadi saling tegursapa dan
Hal ini terbukti dari kehidupan saling ingat mengingatkan sehingga
masyarakat yang religius.Mesjid sebagai tidak terjadi jarak antara pemimpin
pusat konsolidasi umat selalu dengan masyarakat.
disuburkan oleh masyarakat, baik tua
maupun muda. Kehidupan masyarakat Simpulan
diwarnai dengan kehidupan yang gotong Diakhir tulisan ini, penulis
royong sesama masyarakat.Bahkan menyimpulkan bahwa Islam masuk ke
berbagai tradisi masyarakat yang masih Kuntu Kampar pada abad ke-11 Masehi
dilakukan misalnya dengan adanya sesuai dengan kedatangan Syekh
bunyi-bunyian alat tabuh dan gendang Burhanuddin ke Kuntu.Beliau adalah
ketika melakukan helat perkawinan dan salah seorang bangsa Arab yang datang
peringatan hari-hari besar Islam. ke Nusantara untuk menyebarkan agama
Tradisi masyarakat sebagaian Islam secara damai sebagaimana yang
besar dilakukan di mesjid sebagai dilakukan oleh penyebar agama Islam
tempat utama dalam berkumpul dan Indonesia pada umumnya. Beliau lahir
bermusyawarah adat.Hal ini merupakan dikota suci Mekkah tahun 530 H ( 1111
implikasi dari cara yang diterapkan M) dan meninggal di Kuntu pada tahun
Syekh Burhanuddin dalam 610 H/1191 M.Sebelum menyebarkan
melaksanakan tugasnya sebagai agama Islam di daerah Kuntu, Syekh
penyebar dakwah Islamiyah di desa Burhanuddin telah menyebarkan agama
Kuntu yakni (1) lisan, berupa ceramah, Islam di daerah Batu Hampar Sumatera
tanya jawab, nasehat, obrolan bebas Barat selama sepuluh tahun pada tahun
setiap kesempatan guna menyampaikan yakni tahun 560 H-570 H atau 1141 M-
dakwah secara berangsur-angsur; (2) 1151 M. Kemudian mengembangkan
contoh teladan, cara ini terlihat ketika Islam di daerah Sumatra Barat lainnya
beliau tidak ikut serta melakukan selama lima tahun sejak tahun 570 H-
kebiasaan masyarakat yang jelas 575 H atau tahun 1151 M- 1156 M
bertentangan dengan ajaran Islam seperti yakni di daerah Kumpulan. Setelah itu
52
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
53
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015
Hamka. 1974. Antara Fakta dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008,
Kenyataan Tuanku Rao, Jakarta: Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia.
Bulan Bintang.
Kuntowijoyo. 1994. Metodologi
Harimukti Kridalaksana. 1991.Masa Sejarah.Yogyakarta: Tiara
Lampau Bahasa Indonesia : Wacana.
Sebuah Bunga Rampai. ___________. 2001. Pengantar Ilmu
Yogyakarta: Sinar Harapan Sejarah. Yogyakarta: Yayasan
Bentang.
Heri Gunawan.2012.Pendidikan Louis Gottchalk. 1975. Mengerti
Karakter Konsep dan Sejarah. Terjemahan Nugroho
Implementasi. Bandung: Notosusanto. Jakarta: UI Press.
Alfabeta.
Mahdini, Islam dan kebudayaan Melayu,
H. Wan Saleh Tamim. 1972.Lintasan Pekan Baru: Daulat Riau,2003
Sejarah Rokan.Pekanbaru: BPKD
Prop.Riau. Mahyudin H. Yahya, 1993, Sejarah
Islam, Kuala Lumpur: Fajar
Helmiati, 2008, Dinamika Islam Asia Bakti.
Tenggara, Pekanbaru: Suska
Press Majalah Prestasi, 1987, Dinas
Husen Djajadiningrat. 1982. Kesultanan Pendidikan dan Kebudayaan
Aceh.Banda Aceh: Departeman Propinsi Riau.
P&K. Muhammad Dhiya Syahab dan Abdullah
Husni Tamrin dan Afrizal Nur. 2007. bin Nuh. 1980.Al-imam al-
Pemetaan Kebudayaan Melayu muhajir Ahmad bin Isa, Jeddah:
Riau. Laporan Hasil Penelitian Daar asy-syuruq.
Universiti Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Othman Soh.t.th.Sejarah Dunia SPM,
Kuala Lumpur: Pustaka Delta
Ismail Hussein (penyelenggara).
Tamadun Melayu. 1989. Jilid 2. Ma’ruf. 1956. Riwayat Ringkas Syekh
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Burhanuddin. Kuntu: Makalah
dan Pustaka. tidak diterbitkan. 7 Juli.
54
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)
55