Anda di halaman 1dari 25

ISLAMISASI DI RIAU

(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk


dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Ellya Roza dan Yasnel


Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau

Abstract

This paper is about a historical research aimed to understand the islamization process
in Kuntu, Kampar Regency, Riau Province. Historicaly, an Islmaic preacher from
middle east named Syekh Burhanudin was a missionary that introduced Islamic teaching
in Kuntu. This teaching did not only played a big role in the life of people in Kuntu but
it also influenced others region in Riau Province in every walks of life. The wide spread
of Islamic teaching boiled down to the humble personality of Syekh Burhanudin on
promoting Islamic values as what others Islam missionaries did across Indonesia. At the
end, Islamic values play an important role on cultre and character of people in Kuntu
and Indonesia.

Keywords: Islam, budaya, IIslamisasi

Pendahulaun dengan proses iIslamisasi Indonesia


Menggali masa lampau di melalui para pedagang asing yang
sebuah daerah berarti daerah tersebut melewati Selat Melaka. Artinya, apakah
dapat dikatakan telah berhasil konsep iIslamisasi di Indonesia a sama
mengungkapkan kembali sejarah dengan konsep IIslamisasi di Riau.
daerahnya. Dengan demikian Sampai setakat ini memang belum
penghargaan kepada peristiwa masa lalu ditemui konsep tersebut karena belum
menjadi nyata sehingga karakter bangsa dilakukan penelitian ke arah itu.Pada hal
menjadi lebih terarah.Sebagaimana yang kemungkinan IIslamisasi di Riau dapat
dikatakan oleh Heri Gunawan bahwa terjadi dari berbagai arah apakah melalui
karakter diyakini sebagai aspek penting jalur utara, melalui jalur timur yakni
dalam peningkatan sumber daya daerah pesisir yang terletak di sebelah
manusia karena turut menentukan timur pulau Sumatera atau melalui jalur
kemajuan suatu bangsa (Gunawan, 2012, barat yakni dari Sumatera Barat.
h. 28). Misalnya mengenai IIslamisasi di Berdasarkan kenyataan di atas,
Indonesia telah menghasilkan berbagai penelitian yang dilakukan ini berkaitan
teori yang lengkap dengan bukti dengan prosesi IIslamisasi di Riau
peninggalannya. Apakah teori tersebut daerah khususnya di Kuntu Kabupaten
dapat diimplementasikan kepada proses Kampar karena Riau sebagai daerah
IIslamisasi di daerah Riau. Hal inilah Melayu dimana Melayu identik dengan
yang harus dianalisis dengan seksama Islam, tentunya statemen tersebut juga
sehingga Riau sebagai daerah yang memiliki latarbelakang keberadaan
terletak di posisi strategis yakni di Selat Islam di Riau sehingga penduduk Riau
Melaka secara otomatis akan terimbas sebagian besar adalah Melayu.Di Kuntu
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

yang menjadi lokasi penelitian, masih Riau terutama yang masuk dan
ditemui makam seorang penyebar Islam berkembang di Kuntu Kampar
yang berasal dari Timur Tengah yang merupakan penelitian sejarah masa lalu
bernama Syekh Burhanuddin. Dalam masyarakat Riau yang berimplikasi pada
sejarah Islam dikenal dua nama Syeikh IIslamisasi di Nusantara maka untuk
Burhanuddin yakni satunya menjadi mendapatkan hasil penelitian yang
penyebar Islam di Ulakan Pariaman maksimal melibatkan berbagai aspek
Sumatera barat dan satunya lagi menjadi pendekatan ilmu, dengan
penyebar Islam di Kuntu Kampar Riau. mengintegrasikan berbagai bidang ilmu
Kedua nama penyebar Islam tersebut untuk merekonstruksi peristiwa sejarah
sebenarnya memiliki perbedaan akan di Riau. Dengan demikian, tentunya
tetapi sebagian masyarakat mengatakan penelitian ini sangat berguna bagi
sama. Oleh karena itu sangat perlu pengembangan ilmu pengetahuan di
kiranya dilakukan penelitian agar masa sekarang sesuai dengan Visi UIN
didapat penjelasan yang sebenarnya Suska Riau yakni mewujudkan
mengenai tokoh penyebar Islam di Univesitas Islam Negeri sebagai
daerah Riau. teknologi dan seni secara integral di
Di samping persoalan di atas, ada kawasan Asia Tenggara. Selain itu
juga persoalan lainnya seperti adanya penelitian ini juga untuk
kenyataan masih sulitnya mendapatkan mengimplementasikan misi UIN Suska
buku-buku mengenai sejarah dan dalam melaksanakan penelitian dan
kebudayaan Islam Riau karena belum pengkajian untuk mengembangkan ilmu
adanya perhatian dari berbagai pihak ke pengetahuan, teknologi dan seni dengan
arah itu. Selain itu, menggali sejarah dan menggunakan paradigma Islam.
budaya memerlukan dana yang tidak Selanjutnya, sebagai institusi pendidikan
sedikit karena daerah Riau masih belum yang mengintegrasikan Islam dan ilmu,
lancar dari aspek transportasi sehingga maka penelitian ini merupakan
lokasi sukar ditempuh dengan kendaraan implementasi dari karakteristik UIN
umum. Kondisi yang demikian itulah Suska Riau guna mengembangkan Studi
yang menjadi penyebab kurangnya Regional Islam Asia Tenggara dan
minat untuk meneliti hal-hal yang Tamaddun Melayu sebagai pusat
berkaitan dengan peninggalan sejarah keunggulan (center of excellence).
pada hal tugas tersebut menjadi Dengan demikian penelitian ini sangat
tanggungjawab ilmuwan yang berguna bagi dosen yang membidangi
membidangi sejarah untuk mengkaji dan sejarah dan kebudayaan Islam karena
menelitinya.Oleh karena itu hasil dapat menerapkandan mengembangkan
penelitian mengenai Sejarah Islam di ilmu dibidangnya. Yang terpenting dari
Riau memiliki kontribusi yang positif semua itu adalah hasil penelitian ini
terhadap pemerintah, ilmuwan, tentuinya dapat menjadi referensi
mahasiswa, mayarakat dan lain masyarakat umumnya dan mahasiswa
sebagainya. khususnya sebagai bahan tambahan ilmu
Mengingat penelitian mengenai pengetahuan mengenai IIslamisasi di
masuk dan berkembangnya Islam di Riau yang sampai saat ini belum ditemui

32
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

adanya bahkan hasil penelitian ini dapat Provinsi Riau itu sendiri. Sungai besar
pula menjadi bahan dan sumber tersebut adalah (1) Sungai Siak
penelitian bagi ilmuwan di bidang sepanjang 300 km dengan kedalaman 8-
lainnya.Dan yang tidak kalah pentingnya 12 m,(2) Sungai Rokan sepanjang 400
adalah UIN Suska Riau sebagai mitra km dengan kedalaman 6-8 m.(3) Sungai
pemerintah dibidang pendidikan jika Kampar sepanjang 400 km dengan
melakukan penelitian ini berarti telah kedalaman 6 m, dan (4) Sungai Indragiri
mendukung visi Riau 2020 yang sepanjang 500 km dengan kedalaman 6-
menjadikan Riau sebagai pusat 8 m.
perekonomian dan kebudayaan Melayu Keempat sungai tersebut membelah
di Asia Tenggara. Artinya telah dari pegunungan daratan tinggi Bukit
terlaksana sebuah program tentang Barisan dan bermuara di Selat Melaka
aspek penggalian dan pelestarian sejarah dan Laut Cina Selatan. Keadaan dan
dan budaya lokal. kondisi pasang airnya dipengaruhi oleh
pasang surut laut. Dikarenakan provinsi
Pembahasan Riau terletak di daratan rendah dan
Letak Geografis Riau memiliki sungai-sungai besar dan dalam,
Riau adalah salah satu provinsi yang maka transportasi yang mendominasi
ada di Indonesia yang terdiri dari daerah masyarakat adalah transportasi air
daratan dan daerah perairan dengan luas dengan menggunakan kapal. Di
lebih kurang 8.915. 015,09 km (Badan samping itu, bumi Riau terkenal dengan
Pusat Statistik Provinsi Riau, 2012). sumber alam yang terkandung di
Keberadaannya membentang dari lereng dalamnya. Dapat disaksikan sampai
Bukit Barisan sampai dengan Selat sekarang bahwa sebahagian besar
Melaka. Terletak antara 01 0 05’ 00’’ buminya mengandung minyak yang
Lintang Selatan dan 02 0 25’ 00’’ sangat diperlukan dalam kehidupan
Lintang Utara atau antara 100 0 00’ 00’’ bahkan selalu didengar sebuah ungkapan
– 1050 05’ 00’’ Bujur Timur. Di untuk Riau di atas minyak di bawah
samping itu sesuai dengan Undang- minyak.
undang no.32 tahun 2004 terdapat Letak Riau yang sangat strategis
wilayah lautan sejauh 12 mil dari garis yakni di posisi silang sangat
pantai. Adapun penduduk Provinsi Riau menguntungkan kepada perkembangan
pada tahun 2007 berjumlah 5.070.952 daerahnya sehingga Riau segera dapat
jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi mensejajarkan kondisi dan
Riau tahun, 2012). perkembangan daerahnya dengan daerah
Di wilayah daratan terdapat banyak lainnya di Indonesia. Dengan kata lain
sungai, di antaranya ada 4 sungai besar Riau dapat dijangkau dari mana saja dan
yang mempunyai arti penting bagi dengan alat transportasi apa saja seperti
kelancaran hubungan dengan daerah luar darat, laut dan udara sehingga Riau
Riau. Bahkan sungai-sungai tersebut sebagai daerah transit yang amat
merupakan sarana perhubungan utama menguntungkan bagi kehidupan
yang digunakan masyarakat antara masyarakatnya. Riau yang kaya dengan
daerah-daerah yang berada dalam alamnya dan kaya dengan buminya

33
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

tentunya akan dapat mensejahterakan bahasa Melayu zaman Riau terkenal


masyarakatnya. Batas-batas Provinsi dengan bahasa Melayu Riau.
Riau bila dilihat posisinya dengan Wijk mengatakan bahwa
negara tetangga dan provinsi lainnya bahasa Melayu dipergunakan sebagai
adalah sebagai berikut (1) Sebelah utara: bahasa perdagangan antar pulau dan
Selat Melaka dan Provinsi Sumatera akhirnya menjadi bahasa perantara
Utara, (2) Sebelah selatan: Provinsi antar kepulauan Nusantara (D. Gerth
Jambi dan Provinsi Sumatera Bara, (3) Van Wijk, 1985, h.7). Bahasa Melayu
Sebelah timur: Provinsi Kepulauan Riau adalah bahasa yang mula-mula
dan Selat Melaka, (4) Sebelah barat: digunakan di suatu daerah di Sumatra
Provinsi Sumatera Barat dan Sumatera bagian timur yang kemudian disebar
Utara. luaskan oleh para imigran ke daerah
sekitarnya seperti jazirah Malaka,
daerah Riau, Kepulauan Lingga, dan
selanjutnya ke daerah pantai pulau-
pulau lainnya. Bahasa ini sudah
dipakai pada zaman Kerajaan
Sriwijaya sebagai bahasa resmi, tidak
terbatas dalam bidang administrasi
tetapi juga sebagai bahasa pengantar
Gambar 1 : dalam kegiatan keagamaan dan
Wilayah Propinsi Riau filsafat.1Menurut Hussein,Bahasa
Melayu pada masa kejayaan Kerajaan
Bahasa pengantar pada Melayu di Malaka, Pasai dan Aceh,
umumnya menggunakan bahasa digunakan untuk menyusun dan
Melayu. Bahasa Melayu Riau menggubah karya sastra. Karya sastra
mempunyai sejarah yang cukup yang dihasilkan di istana umumnya
panjang karena pada dasarnya bahasa berupa sastra tulis dan yang tergolong
Indonesia berasal dari bahasa sastra rakyat berupa sastra lisan.
Melayu. Pada zaman Sriwijaya, (Ikram, 1976, h. 23). Menurut Teeuw
bahasa Melayu sudah menjadi bahasa yang dikutip oleh Harimukti
internasional di kepulauan Nusantara, pemakaian Bahasa Melayu
atau sekurang-kurangnya sebagai sebenarnya lebih luas lagi yaitu
bahasa perdagangan di Nusantara. semua bahasa yang dahulu atau kini
Bahasa Melayu, semenjak pusat dipakai di berbagai bagian Malaya,
kerajaan berada di Melaka kemudian Sumatera, Kalimantan, Jakarta, dan
pindah ke Johor dan akhirnya pindah Irian Jaya, namun Bahasa Melayu
ke Riau mendapat prediket pula yang lebih dikenal biasanya disebut
sesuai dengan nama pusat kerajaan Bahasa Melayu Riau atau Bahasa
Melayu karena itu, bahasa Melayu Melayu Johor karena tempat tersebut
zaman Melaka terkenal dengan merupakan bekas kerajaan yaitu
Melayu Melaka, bahasa Melayu Johor Kerajaan Riau Lingga dan Kesultanan
terkenal dengan Melayu Johor dan

34
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Johor (Kridalaksana, 1991, h. 11). dulunya terdiri dari 16 kabupaten/kota


Hal senada juga dikatakan oleh sekarang hanya menjadi 11
Barried bahwa pada waktu itu Bahasa kabupaten/kota.
Melayu istanalah yang dianggap
bahasa tinggi yaitu dialek Riau. Itu IIslamisasi di Riau
pula yang menjadi standar bahasa Masyarakat Melayu di masa
yang dianggap baik (Siti Barorah lampau bahkan sampai saat ini adalah
Baried, 1985,h.84) masyarakat yang bersifat akomodatif,
Pada zaman dahulu ada bersahabat, wellcome terhadap kaum
beberapa alasan yang menyebabkan perantau yang datang membawa budaya
bahasa Melayu menjadi bahasa resmi dan agama baru, baik dari dalam
digunakan, yaitu: (1) Bahasa Melayu maupun luar negeri. Misalnya pendatang
Riau secara historis berasal dari dari India dengan membawa agama
perkembangan bahasa Melayu Hindu, dari Cina dengan agama Budha
semenjak berabad-abad yang lalu. dan Konghuchu, dari Eropa dengan
Bahasa Melayu sudah tersebar ke agama Kristen dan Katolik, maupun
seluruh Nusantara sehingga sudah pendatang lainnya dari beragam etnis di
dipahami oleh masyarakat Bahasa ini wilayah Nusantara.Meskipun demikian,
sudah lama menjadi bahasa antar hingga kini semua suku yang datang,
suku di Nusantara; (2) Bahasa kuat memegang tradisi yang berlaku di
Melayu Riau sudah dibina sedemikian masyarakat dan dapat menerima budaya
rupa oleh Raja Ali Hají dan kawan- Melayu sebagai payung bersama.
kawannya sehingga bahasa ini sudah Pepatah Melayu, "di mana bumi dipijak
menjadi stándar : dan (3) Bahasa di situ langit dijunjung" tampaknya
Melayu Riau sudah banyak dapat diterima dan diikuti oleh para
dipublikasikan berupa buku-buku pendatang.
sastra, buku-buku sejarah dan buku- Sepanjang catatan sejarah,
buku agama. hampir tidak pernah dijumpai konflik di
Seiring dengan reformasi telah dalam masyarakat, baik yang bernuansa
memberikan perubahan yang drastis etnis maupun agama.Ini pula agaknya
terhadap negeri ini, tidak terkecuali di kenapa budaya rukun dalam masyarakat
Provinsi Riau sendiri. Salah satu Melayu tersebut mampu terpelihara
perwujudannya adalah dengan dengan baik selama berabad-abad,
diberlakukannya pelaksanaan otonomi karena dikaitkan dengan wujudnya nilai-
daerah yang mulai dilaksanakan pada nilai kerukunan yang terdapat di antara
tanggal 1 Januari 2004. Hal ini pasal-pasal dalam Gurindam 12 karya
berimplikasi terhadap timbulnya daerah- Raja Ali Haji.Oleh sebab itu, hingga
daerah baru di Indonesia, dari 27 kini Gurindam 12 sebagai salah satu
provinsi pada awalnya sekarang sudah produk seni budaya menjadi masterpiece
menjadi 32 provinsi. Terhitung mulai Budaya Melayu yang senantiasa
tanggal 1 Juli 2004 Kepulauan Riau dikenang orang.Karya monumental salah
resmi menjadi Provinsi ke-32 di seorang Raja Melayu yang sarat dengan
Indonesia, itu berarti Provinsi Riau yang pesan-pesan agama dan kemanusiaan ini

35
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

memberikan pengaruh besar dalam Jum`at seluruh karyawan instansi


membentuk perilaku masyarakat Melayu pemerintah harus memakai pakaian
dalam pergaulan mereka sehari-hari.Jadi Melayu, berupa baju "Teluk
cukup beralasan bahwa keadaan Belanga", dan dalam setiap pidato
harmonis dan rukun yang selama ini selalu disertai dengan pantun.
terbangun secara kondusif di Riau Provinsi Riau terletak tepat
merupakan kontribusi nyata dari di tengah-tengah pulau Sumatera
keberadaan Budaya Melayu secara yang berbatasan dengan beberapa
umum dan Gurindam 12 secara khusus. provinsi tetangga seperti Provinsi
Tidak dapat dipungkiri Sumatera Utara, Sumatera Barat,
bahwa keberadaan Kerajaaan Melayu Jambi, dan Kepulauan Riau, sehingga
Riau merupakan salah satu faktor secara umum penduduk Provinsi Riau
penting dalam membina kerukunan beserta budayanya menjadi tempat
dan keharmonisan masyarakat bertemu, berassimilasi dan
termasuk kerukunan umat berakulturasi berbagai budaya yang
beragama.Memang, sedari awal dibawa oleh pendatang dari berbagai
semenjak berdirinya kerajaan Melayu etnis baik di dalam maupun di luar
di wilayah Riau (kini menjadi pulau Sumatera. Dengan demikian,
Provinsi Riau dan Provinsi komposisi penduduk Provinsi Riau
Kepulauan Riau), masyarakat Melayu terdiri dari masyarakat yang sangat
selalu tebuka menerima kehadiran heterogen dengan beragam etnis,
para pendatang dari pelbagai suku, suku, status sosial, agama, budaya
bangsa, dan agama. Hal ini mungkin dan bahasa.Keadaan ini didorong pula
disebabkan antara lain oleh sifat etnis oleh semakin maju dan
Melayu yang selalu "welcome", berkembangnya perekonomian di
terbuka terhadap siapa saja dan Provinsi Riau sehingga menarik para
memiliki rasa persaudaraan yang pendatang barumengadu nasib di sini,
tinggi. dan tentunya bermukim di wilayah
Meskipun orang Melayu Provinsi Riau. Meskipun demikian,
tidak lagi merupakan satu-satunya Budaya Melayu sebagai budaya asli
penduduk mayoritas masyarakat Riau, penduduk Provinsi Riau masih tetap
namun karena Provinsi Riau berada di eksis dan dipertahankan, misalnya
bawah naungan budaya Melayu, maka melalui seni tari, seni suara, pantun,
para pendatang diharapkan sastra, kuliner, pakaian, upacara adat,
menyesuaikan diri dengan budaya upacara perkawinan, khitanan,
Melayu. Artinya Budaya Melayu bangunan rumah adat, dan tata krama
dijadikan payung dan acuan bagi kehidupan masyarakat. Komitmen
mereka dalam berprilaku dan untuk tetap mempertahankan dan
bertindak. Pepatah: "Dimana bumi melestarikan budaya Melayu ini
dipijak disitu langit dijunjung", dinyatakan secara tegas dalam visi
dipegang teguh oleh para pendatang. Riau 2020 yang berbunyi
Agar masyarakat selalu menjaga "Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai
budaya Melayu, maka setiap hari Pusat Perekonomian Dan Kebudayaan

36
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Melayu Dalam Lingkungan kerukunan umat beragama


Masyarakat Yang Agamis, Sejahtera diimplementasikan dengan koordinasi
Lahir Dan Bathin, Di Asia Tenggara yang sangat sistematik dengan lembaga
Tahun 2020". Berdasarkan kalimat agama, etnis dan suku dalam setiap
Visi Riau 2020, subjek utama yang persolan yang bersinggungan langsung
ingin dicapai dari setiap aktivitas dengan kasus-kasus Sara.
pembangunan di Riau adalah Riau
sebagai pusat perekonomian dan Islamisasi Melalui Jalur Barat
pusat kebudayaan Melayu dengan Masuknya Islam melalui jalur
bentangan ruang Asia Tenggara. barat diperkirakan berasal dari Sumatera
Jika dilihat sejarah ke belakang, Barat dimana Syekh Burhanuddin
sesungguhnya Budaya Melayu yang sebagai pembawa Islam ke Kuntu pada
identik dengan Islam sudak sejak zaman awalnya telah menyebarkan dan
dahulu menyatu dalam masyarakat dan mengembangkan agama Islam di Ulakan
dipraktekkan dalam kehidupan sehari- Pariaman Sumatera Barat. Artinya
hari. Antara ajaran Islam itu sendiri dan perjalanan Syekh Burhanuddin ke Kuntu
cara hidup masyarakat hampir tidak bisa tiada lain dikarenakan adanya perluasan
dipisahkan satu dengan yang lain. wilayah ataupun pengembangan agama
Kehidupan umat beragama yang sangat Islam ke berbagai daerah. Dan apabila
beragam di Provinsi Riau sejak dahulu diperhatikan letak daerah Kuntu yang
sampai saat sekarang cukup aman dan berada di pinggir anak sungai Kampar,
damai serta berjalan sesuai tatanan maka sangat jelas perjalanan pada masa
sosial yang ada dalam masyarakat. itu dilakukan melalui sungai yang
Pemeluk dari berbagai agama yang ada berfungsi sebagai sarana transportasi.
di daerah ini seperti Islam, Kristen, Hal ini dikarenakan transportasi darat
Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu sangat tidak memungkinkan dilakukan
relatif hidup rukun dan damai pada masa itu kecuali melalui
berdampingan mesra dalam ayoman perbukitan Bukit Barisan yakni bukit
pemerintah daerah. Meskipun terjadi panjang dan terjal yang memisahkan
konflik seperti pendirianrumah ibadah Sumatera Barat dan Riau.
yang sesuai dengan IMBnya tetapi itu Dalam perjalanan Syekh
semua tidak sampai menimbulkan Burhanudin dari Ulakan Pariaman ke
korban jiwa dan kerugian material yang Kuntu diperkirakan menggunakan jalur
besar. Itu semua tentunya berkat usaha Sungai Kampar karena anak cabang
dan kerjasama pemerintah dan segenap Sungai Kampar sampai ke wilayah
lapisan masyarakat senantiasa Sumatera Barat terutama di Kabupaten
melakukan berbagai dialog kerukunan Limapuluh Kota yakni Payakumbuh dan
dalam bingkai Tri Kerukunan Umat daerah sebelumnya adalah Pangkalan.
Beragama yaitu: kerukunan antar intern Di daerah Pangkalan ini Sungai
umat bergama, kerukunan antar umat Sibayang yakni anak Sungai Kampar
beragama dan kerukuan antar umat mencapai alirannya.Oleh karena itu
beragama dengan pemerintah.Perhatian sangat besar kemungkinan bahwa
Pemerintah Provinsi Riau terhadap IIslamisasi Riau terjadi melalui jalur

37
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

barat yakni dari Sumatera Barat.Artinya atau pelabuhan seperti Aceh dan terus
IIslamisasi Riau kemungkinan juga memasuki Selat Melaka sebelum sampai
terjadi dan bermula dari Sumatera Barat ke Cina. Atas itu semua yang diperkuat
melalui Sungai Sebayang di Kuntu dengan temuan-temuan sejarah, para ahli
Kampar karena Sungai Sebayang sejarah memperkuat pendaptnya untuk
merupakan anak cabang Sungai Kampar mengatakan bahwa pada pertengahan
yang hulunya sampai ke Payakumbuh. pada akhir abad ke-7 sudah berdiri
Selain itu juga dapat dilakukan beberapa perkampungan Muslim di
perjalanan melalui darat yakni melalui Kanfu atau Kanton. Kanton merupakan
perbukitan yang tinggi yang membatasi pelabuhan pertama yang disinggahi oleh
Sumatera Barat dan Riau.Perjalanan para pedagang ketika memasuki wilayah
yang dilakukan adalah dengan berjalan Cina.
kaki sambil menuruni perbukitan dan Persentuhan antara penduduk
mendaki perbukitan yang berlapis-lapis pribumi dengan pedagang muslim
karena Bukit Barisan yang membentang dari
di sepanjang pulau Sumatera pada Arab,Persia dan India memang
bagian tengahnya sangat kokoh pertama kali terjadi didaerah
adanya.Oleh karena itu, sangat Sumatera bagian utara karena posisi
dimungkinkan IIslamisasi Riau terjadi letaknya yang strategis untuk
melalui daerah tetangganya yang persinggahan para pedagang waktu
terdekat yakni Sumatera Barat. itu. Kondisi itu memperkuat indikasi
Sungai Kampar pada masa lalu bahwa diperkirakan proses
merupakan sungai yang menjadi sarana IIslamisasi sudah berlangsung sejak
transportasi para pedagang asing persentuhan itu terjadi sehingga
terutama pedagang dari Arab yang jauh terbentuk komunitas dimana orang-
sebelum Islamisai sudah melakukan orang Arab yang bermukim di
transaksi dagang ke berbagai daerah di perkampungan itu menikah dengan
Riau termasuk daerah Kuntu di penduduk lokal sehingga membentuk
sepanjang aliran Sungai Kampar.Kuntu komunitas-komunitas Muslim.
terkenal dengan ladanya yang menjadi
sasaran pedagang Arab. Setiap tahun Islamisasi di Kuntu Kampar Riau
kedatangan utusan dari Timur Tengah ke Geografis Kuntu
wilayah Nusantara selalu bertambah. Desa Kuntu termasuk ke dalam
Misalnya pada masa Dinasti Umayyah wilayah Kecamatan Kampar Kiri
telah melakukan ekspedisi ke Cina Kabupaten Kampar Riau.Desa ini
sebanyak 17 muslim. Kemudian terletak + 85 km di sebelah selatan
dilanjutkan pada masa Dinasti Pekanbaru.Desa ini juga termasuk desa
Abbasiyah juga telah dikirim 18 utusan/ tertua di Propinsi Riau yang syarat
delegasi muslim ke negeri Cina, yang dengan lembaran sejarah, baik agama,
tentunya tidak hanya ke negeri Cina adat istiadat maupun peranan Desa
perjalanan yang mereka lakukan, Kuntu sebelum dan sesudah
diperkirakan rombongan muslim kemerdekaan. Dan apabila diperhatikan
tersebut juga singgah di beberapa negeri letak desa Kuntu dapat dikatakan

38
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

sebagai sebuah wilayah yang sangat Semakin ke hilir, badan Sungai


strategis karena dapat ditempuh melalui Kampar dan volume airnya semakin
dua jalur perjalanan yakni perjalanan membesar karena ditambah dengan
sungai dan perjalanan darat. berbagai anak sungai lainnya.Sungai ini
Di bagian barat daya Kuntu, di dikenal dengan gelombang Bono-nya,
seberangnya ada hutan besar yang yaitu gelombang tinggi yang diakibatkan
disebut Kebun Raja.Di dalam hutan pertemuan air sungai dengan air laut.
yang bertanah tinggi itu, selain batang Bono biasanya terjadi pada saat pasang
getah, juga ada ratusan kuburan sehingga air yang berasal dari
tua.Kondisi tersebut merupakan sebuah sungaiakan tertekan oleh air laut.
petunjuk bahwa di Kuntu pada masa lalu Ditambah lagi dengan dangkalnya muara
merupakan daerah yang cukup mengakibatkan gelombang yang tercipta
ramai.Bahkan ditemukan empat buah semakin tinggi.Peristiwa Bono ini
lokasi perkuburan yang tua sekali menjadi ajang tontonan masyarakat
sehingga hampir seluruh batu nisan pada dunia sekarang ini sehingga banyak
umumnya terbuat dari kayu sungkai berdatangan para wisatawan dari
yang sudah membatu (litifikasi). Salah berbagai dunia untuk menyaksikan Bono
satu di antara makam-makam tua itu tersebut.Sangat berbeda dengan
terdapat makam Syekh Burhanuddin pandangan masyarakat masa lalu dimana
seorang penyiar agama Islam dan guru peristiwa Bono dihubungkan dengan
besar Tarekat Naqsabandiyah yang kekuatan gaib. Apabila Bono datang,
terdapat di Kuntu.Makam Syekh maka akan terdengar suara gemuruh
Burhanuddin itu berada dekat Batang dimana suara tersebut dianggap
(Sungai) Sebayang yang merupakan masyarakat ada kekuatan gaib yang telah
anak cabang dari Sungai Kampar Kiri. datang ke tempat mereka sehingga
Selain itu Kuntu adalah daerah kejadian tersebut sangat
yang pertama di Riau yang berhubungan ditakuti.Peristiwa Bono pada masa lalu
dengan pedagang-pedagang asing dari memang banyak meminta korban sebab
Cina, India, dan negeri Arab serta masyarakat yang berada di muara sungai
Persiakarena daerah lembah Sungai tidak siap menghadapi gelombang tinggi
Kampar Kiri adalah daerah penghasil yang datang dengan tiba-tibasehingga
lada terpenting di seluruh dunia dalam ada yang hanyut terbawa
periode antara 500-1400 Masehi di gelombang.Kejadian tersebut selalunya
samping itu juga sebagai gudang dikaitkan dengan hal-hal diluar
penyedia bahan baku rempah-rempah kemampuan akal manusia. Pada hal
dan hasil hutan. Pelabuhan ekspornya apabila terjadi pertemuan pasang dari
adalah Samudra Pasai dengan pasar laut dan dari sungai otomatis akan
besarnya di Gujarat.Kuntu juga adalah terjadi suara gemuruh karena saling
wilayah yang strategis sebab terletak berlawanan.
terbuka ke Selat Melaka tanpa dirintangi Sungai Kampar merupakan sungai
pegunungan (Tim Penulis Sejarah Riau, yang berhulu di Bukit Barisan sekitar
1977, h.23. Sumatera Barat dan bermuara di pesisir
timur Pulau Sumatera Riau.Sungai ini

39
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

merupakan pertemuan dua buah sungai dikenal dengan gelombang Bono-nya,


yang hampir sama besar, yang disebut yaitu gelombang tinggi yang diakibatkan
dengan Sungai Kampar Kanan dan pertemuan air sungai dengan air
Sungai Kampar Kiri. Pertemuan sungai laut.Bono biasanya terjadi pada saat
ini berada pada kawasan Langgam di pasang, sehingga air yang berasal dari
Kabupaten Pelalawan.Setelah pertemuan sungai, tertekan oleh air laut.Ditambah
dua sungai tersebut sungai ini disebut lagi dengan dangkalnya muara
dengan Sungai Kampar sampai ke mengakibatkan gelombang yang tercipta
muaranya di Selat Malaka. semakin tinggi.
Sungai Kampar Kiri bermata air
dari Gunung Ngalautinggi, Gunung Masuknya Islam Ke Kuntu
Solokjanjang, Gunung Paninjauan Nan Apabila diperhatikan letak desa
Elok dan memiliki luas daerah Kuntu yang sangat strategis, maka
tangkapan air 7.053 km².Dua anak sangat memungkinkan Kuntu termasuk
sungai besar bernama Batang Sibayang wilayah pertama di Riau yang
dan Batang Singingi.Pada aliran sungai berhubungan dengan pedagang-
Batang Sibayang inilah Kuntu berada pedagang asing seperti India, Arab dan
dimana sungai tersebut pada masa lalu Persia. Selain sebagai penghasil lada
memiliki kedalaman yang dapat dilayari terpenting di dunia pada periode antara
oleh kapal-kapal pedagang 500-1400 Masehi, Kuntu juga sebagai
asing.Sementara itu Batang Singingi gudang penyedia bahan bakurempah-
melewati Kuantan Singingi, Sijunjung. rempah dan hasil hutan dengan
Sungai Kampar Kanan bermata air pelabuhan ekspornya di Samudera Pasai.
dari Gunung Gadang, memiliki luas yangberhubungan langsung dengan
daerah tangkapan air 5.231 km².Alur Timur Tengah. Sebagaimana yang
utama semula mengalir ke utara dikatakan oleh Azyumardi Azra bahwa
kemudian berbelok ke timur dan telah terjadi hubungan perdagangan
bertemu dengan anak sungai Batang antara masyarakat Nusantara dengan
Kapur Nan Gadang yang mengalir pedagang Timur Tengah jauh sebelum
dengan kemiringan sedang melalui periode Islam (Azyumadi Azra,
lembah Batu bersurat.Selanjutnya 1994,h.12)
bertemu dengan anak sungai Batang Oleh karena letak Kuntu yang
Mahat yang mengalir ke arah timur.Para sangat strategis yang dapat ditempuh
penduduk didaerah Danau Bingkuang melalui dua jalur perjalanan yakni
kerap melakukan penambangan batu dan perjalanan sungai danperjalanan darat,
pasir secara ilegal sehingga terjadi maka sangat memungkinkan jika
pengikisan tepian sungai.Selanjutnya IIslamisasi terjadi di Kuntu lebih awal
aliran Sungai Kampar Kanan nantinya dibanding dengan daerah lainnya di
juga menelusuri Lima Puluh Kota. Riau.Artinya Kuntu adalah daerah yang
Semakin ke hilir, badan Sungai mula-mula dimasuki Islam.Adapun yang
Kampar dan volume airnya semakin pertama membawa Islam ke Kuntu
membesar karena ditambah dengan adalah Syekh Burhanuddin seorang
berbagai anak sungai lainnya.Sungai ini orang Arab yang sengaja berangkat ke

40
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

berbagai daerah di Nusantara guna


menyebarkan agama Islam.
Syekh Burhanuddin Penyebar Ajaran
Meskipun jauh sebelum
Islam di Kuntu
kedatangan Islam para pedagang Arab
dan Persia sebenarnya telah datang ke Syekh Burhanuddin adalah salah
Kuntu, akan tetapi diperkirakan hanya seorang bangsa Arab yang datang kc
sebatas melakukan trasaksi Nusantara untuk menyebarkan agama
perdagangan dengan penduduk ketika itu Islam yang diwahyukan oleh Allah Swt
dimana masyarakatnya masih kuat kepada Nabi Muhammad Saw untuk
meyakini agama Budha yang menjadi keselamatan manusia di dunia dan di
agama resmi Sriwijaya di masa itu. akhirat. Beliau lahir dikota suci Mekkah
Seirng berjalannya waktu, ketika Cina tahun 530 H ( 1111 M) dan meninggal di
merebut pasaran dagang, para pedagang Kuntu pada tahun 610 H/1191 M
Arab dan Persia yang mulai terdesak (Ma’ruf, 1956, h. 4) Beliau berdomisili
karena tidak mendapat kesempatan lagi di daerah Kuntu Kampar selama 20
untuk berdagang di Riau termasuk di tahun yang dimulai dari tahun 590 H
Kuntu dengan telah dimonopoli oleh /1171 M hingga 610 H/1191 M guna
pedagang bangsa Cina mengakibatkan menyebarkan agama Islam kepada
terjadi kekosongan kontak antara masyarakat Riau.
masyarakat Kuntu dengan dengan Mengenai silsilah keturunan
pedangang Arab dan Persia bahkan beliau, nampaknya mengalami sedikit
sempat terhenti beberapa lama. kesulitan untuk diungkapkan.Hal ini
Kemudian pada tahap berikutnya, dikarenakan dari beberapa sumber dan
menjelang abad ke-12 Masehi, para informasi yang diperoleh tidak ada yang
pedagang Arab dan Persia mulai menjelaskan mengenai silsilah
kembali berdagang di Kuntu dimana beliau.Yang diketahui masyarakat
ketika itu sedang berlangsung kekuasaan bahwa Syekh Burhanuddin ini
Dinasti Fatimiyah (976-1168 M) yakni merupakan penyebar Islam pertama di
sebuah dinasti yang mendirikan daerah Kampar Kiri khususnya di desa
Universitas Al Azhar di Kairo. Pada Kuntu. Hal ini dapat dibuktikan dalam
masa itu mulai marak kembali berbagai buku sejarah Islam misalnya
perjalanan dagang bangsa Arab dan dalam buku leksikon Islam, yang
bangsa lainnya di wilayah Indonesia merupakan kumpulan sejarah ringkas
termasuk Sumatera dengan Kerajaan tokoh kenamaan, tidak ada dijumpai
Samudera Pasai berhasil menguasai informasi mengenai sejarah keberadaan
perdagangan dengan pelabuhannya yang Syekh Burhanuddin yang dikenal
berskala besar sehingga berhasil penyebar Islam pertama di daerah Riau
melanjutkan usaha monopoli umumnya dan di daerah Kuntu
perdagangan di wilayah Sumatera yang khususnya (Tim Peyusun, 1988).Begitu
secara berturut-turut berhasil merebut juga dalam Einsoklopedi Islam maupun
kembali sentral penghasil merica di Einsoklopedi Indonesia, juga tidak
muara Sungai Pagar dan di hulu Sungai dijumpai sosok manusia yang dikenal
Kampar Kiri. dengan Syekh Burhanuddin.Sedangkan
41
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

dalam buku-buku Iain yang telah Informasi mengenai jenjang


mencoba mengungkapkan dan pendidikan yang telah dilewati oleh
memperkenalkan sosok Syekh Syekh Burhanuddin, baik dari buku-
Burhanuddin ini juga belum ada yang buku maupun informasi dari
menulis tentang silsilah keturunan masyarakat Kuntu sendiri memang
beliau.Kenyataan ini menerangkan tidak dijumpai keterangan tentang
betapa terlupanya para ahli sejarah Islam sekolah apa saja yang beliau masuki
di Indonesia sehingga mereka belum untuk menuntut ilmu. Informasi
sempat untuk mengkaji dan menyajikan yang didapat adalah bahwa beliau
mengenai silsilah Syekh Burhanuddin, adalah pengikut Imam
pada hal beliaulah orang pertama Syafi’i.Kenyataan ini dipertegas
berusaha mengembangkan risalah Islam oleh tokoh masyarakat bahwa bagi
di desa Kuntu. orang-orang dulu ijazah itu tidaklah
terlalu diperlukan dan yang penting
Di samping itu telah diusahakan
adalah ilmunya.Kenyataan inilah
pula untuk mendapatkan informasi
yang menyebabkan masyarakat
tentang siIsiIah Syekh Burhanuddin ini
tidak berusaha mencari dan
melalui tokoh masyarakat di desa Kuntu
menemukan sejarah perjalanan
namun sangat disayangkan informasi
Syekh Burhanuddin.
mengenai silsilah beliau belum juga
Walaupun keterangan
diperoleh.Dengan adanya keterangan di
mengenai pendidikan Syekh
atas dapatlah diIihat kenyataannya
Burhanuddin tidak dijumpai, namun
bahwa para ahIi sejarah tidak banyak
keulamaan dari kealiman Syekh
mengetahui tentang fakta sejarah
Burhanuddin tidaklah diragukan, hal
khususnya mengenai silsilah Syekh
ini terbukti dari kemampuan beliau
Burhanuddin ini. Namun demikian
dalam mengajar dan membina
dengan penjelasan ringkas tentang
masyarakat dengan pendidikan
riwayat hidup Syekh Burhanuddin yang
agama Islam sekarang ini yang dapat
diterangkan di atas, mudah-mudahan
kita lihat di desa Kuntu 100%
dapat menjadi pelengkap bagi bukti-
masyarakatnya beragama Islam dan
bukti yang telah ada ditemukan di
pengamalan agamanyapun sangat
Kuntu khususnya mengenai peranan
kuat. Tanpa kemampuan dan
Untuk Syekh Burhanuddin dalam
penguasaan Syekh Burhanuddin
menyebarkan agama Islam di desa
terhadap ajaran Islam, mustahil
Kuntu.
masyarakat tertarik dan menerima
Memperkuat dugaan bahwa
Islam itu sebagai agama mereka.
Syekh Burhanuddin bukanlah seorang
Sementara diketahui bahwa sebelum
pedagang terlihat dari stempel yang
Islam masuk dan berkembang di
bertuliskan dengan aksara Arab “Syekh
Kuntu, masyarakat telah mempunyai
Burhanuddin waliyullah Qodhi Makkah
kepercayaan lain yaitu Animisme
Al-Mukaromah”.
dan Hindu Budha.Kenyataan ini
menunjukkan masyarakat Kuntu mau
1. Pendidikan Syekh Burhanuddin
menerima Islam yang disampaikan

42
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

oleh Syekh Burhanuddin.Dan ini dikalangan masyarakat Kuntu,


telah mampu memberikan kesan tampaknya beliau lebih banyak
tersendiri terhadap masyarakat menggunakan metode ceramah. Sebab
Kuntu sekaligus membuktikan bahwa sampai akhir hayatnya, beliau tidak
Islam itu lebih berkenan di hati banyak meninggalkan tulisan yang
masyarakat dibanding dengan dapat dljadikan sebagai dokumen atau
keyakinan mereka dahulu. sebagai warisan peninggalan bagi
Kemampuan Syekh masyarakat Kuntu. Hal ini mungkin
Burhanuddin dalam dikarenakan kondisi masyarakati
menyampaikanajaran pendidikan yang tidak mengenal tulis baca, baik
Islam di kalangan masyarakat Arab maupun Latin atau Arab-
Kuntu, didukung oleh penguasaan Melayu. Artinya masyarakat ketika
beliau yang mendalam terhadap itu masihbuta huruf dalam
ajaran agama Islam, di samping membacadan menulis..
kepribadian yang luhur. Tanpa hal Syeh Burhanuddin dalam
tersebut sulit baginya untuk berhasil mensyiarkan agama Islam
menyampaikan pendidikan Islam di berlandaskan kepada Al-qur’an dan
kalangan masyarakat. Sunnah.Berdasarkan observasi di
Kuntu, maka dijumpai sebuah teks
2. Perkawinan Syekh Burhanuddin Khutbah Jumat yang langsung ditulis
Sebagai seorang makhluk oleh beliau demikian kata sang
Allah, yang tidak bisa dimungkiri penyimpan. Teks tersebut disimpan
kemanusiaannya, maka Syekh oleh salah seorang dari keluarga
Burhanuddin juga melakukan isterinya. Selain itu juga dijumpai
pernikahan. Dalam memilih teman sebuah kitab dalam bentuk buku yang
hidup Syekh Burhanuddin memi!ih ditulis tangan.Kitab tersebut juga
seorang putri desa Kuntu sebagai disimpan oleh keluarga Syekh
isterinya yang bernama Puti Sari Burhanuddin di Kuntu.Berdasarkan
Candrawasih anak Datuk Singkuang keterangan dari yang menyimpan
yang berasal dari suku Melayu bahwa kitab ini ditulis oleh Syekh
Singkuang. Perkawinan Syekh Burhanuddin semasa hidupnya guna
Burhanuddin dengan Puti Sari ini pengembangan dakwah Islam.Hasil
dikaruniai seorang anak laki-laki salinan ini masih tersimpan sampai
akan tetapi usianya tidak mencapai sekarang oleh keluarganya
dewasa hanya sampai 6 tahun saja (Wawancara, 2015). Menurut
karena anaknya wafat.Oleh karena itu keterangan ibu yang menyimpan kitab
sampai saat ini keturunan beliau tidak tersebut bahwa kitab yang
ada di Kuntu kecuali hanya keturunan disimpannya itu belum pernah
dari pihak isterinya saja. diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia.oleh siapapun. Oleh karena
3. Karya Syekh Burhanuddin itu apa kandungan isi kitab tersebut
Dalam usaha beliau tidak diketahui (Wawancara, 2015).
mengembangkan ajaran agama Islam

43
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

4. Akhir Hayat Syekh Burhanuddin hutan Kampar dan hutan lainnya di


Makam Syekh Burhanuddin Propinsi Riau. Kayu sungkai
terletak di desa Kuntu.Menurut digunakan untuk tanda makam atau
keterangan yang diperoleh dari warga sebagai batu nisan adalah dengan
di sekitar makam bahwa makam cara membalikkan batangnya yakni
tersebut dulunya di tanah yang tinggi yang ditanamkan ke tanah adalah
tepi sungai.Namun dikarenakan ujung kayu dan bukan pangkal kayu
adanya abrasi sungai dan terjadi juga sebangkan arah ke atas adalah
peralihan aliran sungai yang pangkal kayunya. Hal ini dilakukan
diakibatkan banjir, maka batang untuk ketahanan kayu sungkai
sungai Subayangpun pindah yang tersebut ketika ditanamkan ke tanah
muaranyasampai saat ini dapat dilihat sehingga tidak terjadi pelapukan
di Koto Lintang Dusun Koto Tuo kepada kayu yang digunakan untuk
Desa Kuntu.Sebelumberpindahnya nisan kubur.
batang sungai Subayang, jarak Penggunaan kayu sungkai
tempuh antara Kuntu dan Padang untuk nisan memang banyak
Sawah denganmemakai sampan digunakan oleh masyarakat zaman
memakan waktu berhari-hari. dahulu karena kayu tersebut mudah
Apabila dicermati makam didapatkan. Pada kuburan Syekh
Syekh Burhanudin, maka nisannya Burhanuddin ditanamkan dua batang
tidak terbuat dari batu atau lain sungkai sebagai batu nisan yakni di
sebagainya sebagaimana batu nisan di bagian kepala setinggi lebih kurang
makam yang lainnya akan tetapi 1,5 meter dan bagian kaki setinggi
berbentuk batang kayu. Menurut H lebih kurang setengah meter.
Junaidi, Pimpinan Ponpes
Burhanuddin Kuntu, batu nisan Syekh 5. Perjuangan Syekh Burhanuddin
Burhanuddin asalnya adalah pohon Mengembangkan Dakwah Islam
sungkai yang telah menjadi batu. Sebelum menyebarkan agama Islam
Sejak ditanam hingga sekarang tak di daerah Kuntu, Syekh Burhanuddin
ada yang bisa mencabutnya.Bahkan, telah menyebarkan agama Islam di
seekor gajah pernah mencabut dengan daerah Batu Hampar Sumatera Barat
belalainya, namun tidak dapat selama sepuluh tahun pada tahun
tercabut bahkan ternyata gajah itu yakni tahun 560 H-570 H atau 1141
langsung mati (Wawancara, 2015). M-1151 M. Kemudian
Berkaitan dengan kayu mengembangkan Islam di daerah
sungkai yang dipergunakan sebagai Sumatra Barat lainnya selama lima
nisan di makam memang biasa tahun sejak tahun 570 H-575 H atau
digunakan masyarakat pada masa tahun 1151 M- 1156 M yakni di
lampau karena batu nisan yang daerah Kumpulan. Setelah itu di
dicetak seperti sekarang ini belum daerah Ulakan Pariaman Sumatera
ada. Oleh karena itu digunakanlah Barat selama limabelas tahun sejak
batang kayu sungkai untuk nisannya, tahun 575 H- 590 H atau tahun 1156
Kayu sungkai banyak tumbuh di M- 1171 M.

44
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Menurut catatan sejarah kaum muslimin, (4) Menolak faham


Nusantara bahwa pada masa Raja Atheisme.
Cola dari India Selatan dapat Kegiatan yang harus
melumpuhkan kekuasaan maritim diselenggarakan dalam rangka
Sriwijaya.Seluruh wilayah kekuasaan pelaksanaan dakwah itu mencakup hal
Sriwijaya mulai melemah di yang sangat luas yang meliputi
Nusantara termasuk juga di daerah bagaimana usaha untuk mengajak orang
Kuntu. Kesempatan ini pula yang yang belum beragama Islam untuk mau
dimanfaatkan oleh penguasa Islam menerima Islam sebagai agamanya.
untuk mengembangkan ajarannya Sedangkan kewajiban untuk berdakwah
dengan mengirimkan ulama-ulama ke itu tidak mempunyai waktu tertentu akan
berbagai wilayah dan daerah yang ada tetapi dapat dilaksanakan kapan dan
di salah satunya adalah Syekh dimana saja, seperti apa yang telah
Burhanuddin yang menganut mazhab dilakukan oleh para Rasul Allah Swt
Syafi’i dalam menyebarkan da’wah terdahulu. Dengan tujuan untuk
Islam. menumbuhkan pengertian, kesadaran
Dengan adanya dakwah jelaslah panghayatan dan pengamalan ajaran
merupakan suatu usaha untuk mengajak agama Islam yang dibawa oleh para da’i
orang lain menyakini dan mengamalkan atau juru dakwah (Arifin, 2005, 14),
aqidah dan syari’ah Islam yang lebih Dalam pengembaraannya menyebarkan
dahulu telah diyakini dan diamalkan dan mengembangkan dakwah Islam,
oleh pendakwah itu sendiri. Adanya Syekh Burhanuddin sebelum sampai
dakwah merupakan salah satu usaha kedesa Kuntu, beliau telah menyinggahi
dalam menyebarkan agama Islam, beberapa daerah lain dengan tujuan yang
karena dakwah mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mengembangkan
hendak dicapai dalam ajaran agama Islam.Strategi yang
aktifitasnya.Sebagaimana yang digunakan Syekh Burhanuddin dalam
dikatakan oleh Asmuni Syakir bahwa melaksanakan tugasnya dalam
tujuan umum dakwah Islam adalah mengembangkan dakwah Islam di
mengajak umat manusia kepada jalan daerah Kuntu dilakukan dengan
yang benar yang diridoi oleh Allah Swt. pendekatan yang berbagai macam antara
agar dapat hidup bahagia dan sejahtera lain (1) pendekatan kepada kepala
di dunia dan di akhirat (Asmuni Syakir, sukudengan maksud untuk mengajak
1983, h. 51).Selain itu tujuan dakwah itu mereka (kepala suku) memeluk agama
antara lain adalahn (1) Menyiarkan Islam. Setelah kepala suku ini masuk
tuntunan Islam, membetulkan aqidah Islam, Syekh Burhanuddin berharap agar
dan meluruskan amal perbuatan para kepala suku ini nantinya akan
manusia, terutama pekerti, (2) menyampaikan dan mengajak anggota
Memindahkan hati dari keadaan yang sukunya untuk memeluk agama Islam.
jelek kepada keadaan yang baik, (3) Cara seperti inilah yang dilakukan
Membentuk persaudaraan dan Syekh Burhanuddin ketika memasuki
menguatkan tali persatuan diantara desa Kuntu.Namun sebelum memasuki
desa Kuntu diprediksi bahwa terlebih

45
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

dahulu beliau belajar bahasa agama Islam telah menjalar kesetiap


desa.Prediksi ini muncul karena bahasa lapisan masyarakat dengan cara
berguna untuk komunikasi sebab sangat pendekatan yang dilakukan olch Syekh
mustahil kalau tidak memahami bahasa Burhanuddin terhadap Datuk Mahudum,
daerah akan terjadi interaksi dengan akan tetapi masih ada kelompok
masyarakat tempatan. masyarakat yang tidak mau mengikuti
Berdasarkan informasi dari Buya ajaran agama Islam yang dibawa oleh
Habibullah, S.Pd.I.yakni pimpinan Syekh Burhanuddin ini di antaranya
tingkat Wustha Ponpes Salafiyah Syekh adalah Suku Melayu Singkuang.
Burhanuddin Kuntubahwa ketika Syekh Kelompok masyarakat ini masih taat
Burhanuddin memasuki desa Kuntu, memakai tradisi lama mereka seperti
beliau menetap dirumah seorang pemuka memakan tupai dan kelelawar.Namun
masyarakat yang bergelar “Datuk Syekh Burhanuddin tidak putus asa
Mahudum”. Itulah awal kegiatan Syeikh dalam menyiarkan ajaran Islam, bahkan
Burhanuddin mengembangkan ajaran beliau melakukan pendekatan melalui
Islam di Kuntu bak pepatah masyarakat perkawinan yaitu dengan meminang
setempat kok melompat basitumpu, kok salah seorang gadis dalam Suku Melayu
mencancang basingkalan maksudnya Singkuang yang bernama Putri Sari.
dari rumah Datuk Mahudum itulah Untuk meminang perempuan dari
Syekh Burhanuddin mengembangkan Suku Melayu Singkuang tersebut, maka
ajaran agama Islam (wawancara, 2015) Syekh Burhanuddin menyampaikan
Dengan adanya Syekh hasratnya kepada orang tua asuhnya
Burhanuddin berdomisili di Kuntu, yaitu Datuk Mahudum lalu orang tua
Datuk Mahudum akhirnya mulai sadar asuhnya melakukan peminangan kepada
dan memeluk agama Islam. Dengan perempuan yang dimaksudkan.Setelah
masuk Islam Datuk Mahudum, iapun pinangan dilakukan, maka balasannya
mulai menyampaikan petuahnya kepada adalah kata-kata yang tidak terpuji yakni
masyarakatnya. Dan itu sejalan dengan “untuk apa saya bersuamikan orang
dipetuah katakan “kok bakawan juo seperti itu, kepalanya besar, matanya
urang pamaling, awakpun ikuik menjadi besar pula, hidung,telinga serta telapak
pamaling; kok bakawan juo urang baik, kakinya begitu besar, dari pada bersuami
awakpun ikuik menjadi baik”, dengan orang itu lebih baik tidak
(wwancara 2015) maksudnya kalau bersuami selama hidup”. Mendengar
berteman dengan orang jahat kita akan cacian serta ejek-ejekan Putri tersebut
terikut juga dengan kejahatannya, kalau tidaklah menyebabkan Syekh
berteman dengan orang baik tentu kita Burhanuddin putus asa, namun Syekh
akan berbuat baik juga. Dengan Burhanuddin kembali ke Putri tersebut
demikian terjalin sebuah persahabatan seraya berkata bahwa apa yang Putri
yang baik sehingga Syekh Burhanuddin katakan memang benar bahwa kepala
dianggap oleh Datuk Mahudum sebagai saya yang besar ini adalah tempat
kemanakannya. Akhirnya semua anggota meletakkan sorban sebagai kebanggaan
suku Mahudum memeluk agama Islam. umat Islam di tanah suci, mataku yang
(2) melalui perkawinan. Walaupun besar ini adalah untuk melihat dengan

46
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

nyata isi Al-Qur’an, hidungku yang Burhanuddin memberikan penjelasan


besar ini tempat sangkutan kaca mata, bahwa memakan tupai dan kelelawar
perutku yang besar ini merupakan serta babi hukumnya adalah haram
gudang ilmu serta telapak kakiku yang dalam syari’at Islam. Mendengar
lebar ini untuk menempuh panasnya penjelasan Syekh Burhanuddin akhirnya
padang mahsyar nantinya di hari akhirat. masyarakat mulai meninggalkan
Mendengar ucapan utusan Syekh kebiasaan ini dan tidak mau memakan
Burhanuddin ini, tergugahlah hati sang tupai dan kelelawar lagi. Dinas
Putri, serta sang Putri menyatakan Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi
kesediaannya menjadi isteri Syekh Riau, 1987, h.53).
Burhanuddin dengan tata cara Demikian beberapa cara yang
pernikahan agama Islam.(Dinas diterapkan Syekh Burhanuddin dalam
Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi daerah sekitarnya.Selanjutnya ada
Riau, 1987, h.53). beberapa cara yang diterapkan oleh
Dengan adanya pernikahan Syekh Syekh Burhanuddin dalam
Burhanuddin ini akan membawa efek mengembangkan dakwah yakni :
yang sangat besar, dimana anggota yang (1) lisan, metode ini jelas sekali terlihat
tergabung dalam Suku Melayu dalam usaha beliau
Singkuang berangsur-angsur mengembangkanagama Islam di desa
menyatakan keislaman mereka.(3) Kuntu.Dakwah dengan lisan ini dapat
memperkenalkan ajaran Islam tidak berupa ceramah, tanya jawab, nasehat,
dengan pemaksaan tetapi secara damai obrolan bebas setiap kesempatan dan
termasuk terhadap kebiasaan masyarakat lain sebagainya.
yang bertentangan dengan ajaranIslam. Selain itu dengan menunggu
Pada waktu Syekh Burhanuddin giat- masyarakat yang pulang dari sungai.Hal
giatnya mengembangkan dakwah Islam ni dikarenakan masih sulitnya
terhadap masyarakat Kuntu, ditemui mengumpulkan masyarakat dalam
sekelompok masyarakat yang memakan wadah tertentu. Jadi setiap beliau
binatang hutan seperti tupai dan berjumpa dengan masyarakat, maka
kelelawar atau keluang dalam ucapan beliau langsung menyampaikan secara
masyarakat di Kuntu. Melihat kenyataan berangsur-angsur. (2)
ini Syekh Burhanuddin tidak melakukan teladan/demontrasi, cara ini terlihat
peneguran atau melarang kebiasaan yang ketika beliau tidak ikut serta melakukan
dilakukan oleh masyarakat.Syekh hanya kebiasaan masyarakat yang jelas
melihat saja dan membiarkan bertentangan dengan ajaran Islam seperti
masyarakat dengan kebiasaan mereka memakan tupai dan kelelawar. Demikian
ini. Akibatnya masyarakat bertanya- juga dalam setiap tingkah laku
tanya dan akhirnya masyarakat Kuntu perbuatan beliau yang mencerminkan
mengajukan pertanyaan Iangsung akhlak Islam.(3) mengadakan
kepada Syekh Burhanuddin “kenapa suluk.Terkait suluk beliau terapkan
Datuk (panggilan Syekh Burhanuddin) ketika Islam itu telah berkembang
tidak ikut memakannya. Menanggapi dengan luasnya di desa Kuntu ini.
pertanyaan masyarakat ini, Syekh Misalnya pada saat beliau memerintah di

47
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

Kuntu, beliau melakukan kholwat memberikan kesan tersendiri terhadap


(suluk) selama 40 hari bersama dengan masyarakat Kuntu sekaligus
masyarakat setempat. Dalam berkholwat membuktikan bahwa Islam itu lebih
ini Syekh Burhanuddin senantiasa berkenan di hati masyarakat dibanding
mencara siapa-siapa yang dapat dengan keyakinan mereka dahulu.
dijadikan pemimpin, baik pemimpin Ajaran Islam yang
dibidang keagamaan maupun dibidang diperkenalkan oleh Syekh Burhanuddin
pemerintahan. mendapat sambutan positif dari
masyarakat Kuntu.Salah satunya terlihat
6. Dampak IIslamisasi Terhadap pada rasa kekaguman dan rasa hormat
Sosial-Budaya Masyarakat Kuntu masyarakat terhadap sang tokoh yang
Keulamaan dan kealiman Syekh telah menyebarkan agama Islam selama
Burhanuddin tidaklah diragukan lagi, 20 tahun di Sumbar dan Riauhingga
hal ini terbukti dari kemampuan beliau wafat dan dikebumikan di Kuntu,
dalam mengajar dan membina Kampar Kiri pada tahun 1191 Masehi,
masyarakat Kuntu dan sekitarnya. maka seorang ulama Kampar
Ajaran dan ukhuwah Islamiyah yang mendirikan sebuah lembaga pendidikan
disyiarkan Syeh Burhanuddin melalui yang diberi nama dengan nama tokoh
bebrapa cara dan strategi sebagaimana penyebar Islam di Kuntu yakni Pondok
yang telah disebutkan sebelum ini Pesantren Salafiyah Syekh Burhanuddin.
ternyata sangat berkesan bagi Pendirian pesantren itu dikarenakan
masyarakat Kuntu hingga sekarang ini. rasa hormat masyarakat Kuntu kepada
Berdasarkan keterangan dari pimpinan sang idola yang diimplemantasikan
Pondok Pesantren yang berdiri di Kuntu melalui nama sekolah yang berbasis
ternyata masyarakat Kuntu 100% agama Islam. Pondok Pesantren
beragama Islam dan pengamalan Salafiyah tersebut didirikan pada
agamanyapun sangat kuat. Hal ini tentu tanggal 1 Februari 1973 oleh K..H.
terjadi karena keberhasilan Syekh Angku Mudo Djamarin salah seorang
Burhanuddin dalam mengembangkan warga Kuntu.
ajaran Islam kepada masyarakat Kuntu Sejak didirikan, Ponpes ini
dan sekitarnya.Tanpa kemampuan dan mendapat dukungan positif, baik moral
penguasaan Syekh Burhanuddin maupun materil dari seluruh lapisan
terhadap ajaran Islam, mustahil masyarakat sekitarnya sehingga
masyarakat tertarik dan menerima Islam mengalami kemajuan yang sangat
itu sebagai agama mereka. Sementara menggembirakan.Hanya saja ketika
diketahui bahwa sebelum Islam masuk pemerintah mengetahui KH Angku
dan berkembang di Kuntu, masyarakat Mudo Djamarin yang berstatus Pegawai
telah mempunyai kepercayaan lain yaitu Negari Sipil (PNS) itu tidak mau masuk
Animisme dan Hindu Budha.Kenyataan dan menyoblos (Partai) Golkar, Ponpes
ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak mendapatkan dukungan.“Sehingga
Kuntu menerima Islam yang banyak tekanan dan tidak ada bantuan
disampaikan oleh Syekh dari pemerintah sampai masa Reformasi
Burhanuddin.Dan ini telah mampu 1998,” ungkap Pimpinan Ponpes Syekh

48
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Burhanuddin Kuntu KH Ahmad Junaidi Pesantren memiliki Visi “


Djamarin (wawancara, 2015). K.H. Menjadikan Pondok Pesantren Syekh
Ahmad Junaidi Djamarin adalah Burhanuddin Kuntu sebagai lembaga
pimpinan Ponpes saat sekarang ini dan pendidikan unggulan dalam rangka
sewaktu ayahandanya masih hidup, penghayatan atas kebesaran Allah SWT.
beliau disuruh belajar dan menuntut ”Sedangkan Misi pesantren adalah (1)
ilmu agama Islam di Mesir. Setelah untuk membantu pemerintah untuk
ayahanda wafat, maka pimpinan ponpes meningkatkan sumber daya manusia
dipercayakan kepada beliau hingga (SDM), (2) membantu masyarakat yang
sekarang ini.Sosok pimpinan ponpes ini kurang mampu untuk melanjutkan
sangat sederhana namun memiliki pendidikan Putra dan putrinya tanpa
energik yang tinggi sehingga harus mengeluarkan biaya yang banyak
keberadaan Pondok Pesantren Salafiyah dan tanpa keluar
Syekh Burhanuddin Kuntu mengalami daerah.(3)menghasilkan lulusan yang
kemajuan yang sangat menggembirakan. memiliki keimanan dan ketaqwaan
Sejak berdiri Pondok Pesantren Syekh kepada Allah SWT.(4) menghasilkan
Burhanuddin Kuntu telah mengeluarkan lulusan yang memiliki kemampuan
alumni + 1770 orang yang tersebar integratif antara Ilmu Agama dan Ilmu
diberbagai daerah di Propinsi Riau dan Umum, (5) enghasilkan lulusan yang
Sumatera Barat. Bahkan untuk masa berkualitas dan berdaya saing, (6)
sekarang para santri juga banyak yang enghasilkan lulusan yang memiliki jiwa
berasal dari luar negeri seperti Malysia kepemimpinan yang agamis
dan Thailand. (leadership), (7) pondok Pesantren
Selanjutnya didapat juga Syekh Burhanuddin merupakan
tambahan keterangan bahwa sebagai penyambung (estapet) dari perjuangan
salah satu Lembaga Pendidikan Islam, Sykeh Burhanuddin.
Pondok Pesantren Salafiyah Syekh Sementara tujuan
Burhanuddin Kuntu bertujuan pesantren sesuai dengan motto yang
menciptakan insan yang beriman dan telah digariskan oleh pendiri
bertaqwa, disamping memiliki ilmu Pesantren K.H.Angku Mudo
pengetahuan dan berwawasan kedepan Djamarin yakniTafaqquh fiddin (
serta menguasai keterampilan yang Mendalami Ilmu Agama ) disamping
profesional dan mandiri.Karena dalam menguasai Ilmu Pengetahuan. Oleh
era globalisasi sekarang ini, pesantren karena itu untuk merealisasikan
harus berkiprah lebih proaktif. tujuan tersebut, Pondok Pesantren
Pendidikan yang memisahkan Syekh Burhanuddin Kuntu
pendidikan umum dan agama membuat mengadakan Inovasi/terobosan baru
umat Islam jauh dari ajarannya sendiri. dalam mengembangkan ilmu dan
Oleh karena itu Ponpes Syekh keterampilan yangtafaqquh fiddin
Burhanuddin Kuntu berusaha dengan beberapa program-program
memadukan pendidikan agama dengan life skill (keterampilan).
pendidikan umum serta Dakwah yang disampaikan
keterampilan.(wawancara, 205). oleh Syekh Burhanuddin sangat

49
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

berkesan bagi masyarakat Kuntu hingga melaksanakan pesta dalam bentuk


sekarang ini dimana masyarakat Kuntu apapun termasuk pesta pernikahan pada
dalam kehidupan bermasyarakat siang hari jika tidak diiringi dengan
berdasarkan ajaran agama Islam memotong kerbau dan kepala kerbaunya
sebagaimana yang telah diperturunkan harus dibuang ke sungai. Acara pesta
oleh Syekh Burhanuddin mengikut pada dilakukan semalam suntuk hingga pagi
ajaran yang telah dilakukan Rasul. Hal hari sehingga pada siang harinya
ini terlihat dari berbagai aspek perilaku masyarakat tidur saja tanpa melakukan
dan kebiasaan yang menjadi tradisi kegiatan bahkan ibadahpun
masyarakat. Sebagaimana yang tertinggalkan karena tidur. Semenjak
dikatakan oleh Buya Habibullah, S.Pd.I IIslamisasi di Kuntu, hal tersebut
bahwa dampak IIslamisasi yang terjadi menjadi berobah dimana masyarakat
di Kuntu adalah dari berbagai aspek di telah diizinkan mengadakan pesta di
antaranya adalah pada (1) aspek aqidah, malam hari tanpa membuang kepala
yakni mcngajak masyarakat Kuntu untuk kerbau karena pekerjaan itu adalah
tidak lagi melakukan tradisi nenek mubazir. Dakwah beliau itu sudah
moyang mereka dan mcngarahkan membudaya di kalangan masyarakat
mereka untuk mempunyai kepercayaan sampai hari ini.Kemudian juga bercerita
sesuai aqidah Islam yakni mensucikan atau berbincang yang dilakukan
dan mengesakan AIlah SWT; (2) aspek semalam suntuk itu diganti dengan
ibadah yakni memberikan bimbingan zikrullah lalu sebelum pulang ke rumah
kepada masyarakat tentang pelaksanaan masing-masing dilakukan sholat subuh
ibadah sesuai dengan ajaran Islam; (3) terlebih dahulu sehingga apabila tiba di
aspek pemimpin, hal ini terlihat ketika rumah boleh langsung tidur.Artinya
memilih pemimpin secara musyawarah ibadah sholat tetap dilaksanakan.Kondisi
dan mufakat (wawancara, 2105). seperti ini sudah membudaya bagi
Selain itu dakwah Islamiyah masyarakat Kuntu sampai hari ini.
yang disampaikan oleh Syekh Demikian pula pada acara olek
Burhanuddin juga berkaitan dengan nagori (pesta negeri) yakni acara rutin
kegiatan social masyarakat sehingga yang diadakan setiap tahun oleh
kegiatan tersebut menjadi budaya yang masyarakat yang disertai dengan
turun temurun dilakukan oleh pemotongan kerbau yang juga dibuang
masyarakat Kuntu. Dengan kedatangan ke laut. Oleh Syekh Burhanuddin
Syekh Burhanuddin menyiarkan agama mengajak masyarakat dengan tetap
Islam telah terjadi berbagai perobahan boleh memotong kerbau namun kepala
pada masyarakat Kuntu. kerbaunya disarankan tidak dibuang ke
Ada beberapa hal yang sangat sungai akan tetapi tetap dimasak untuk
mendasar perobahan yang terjadi pada dimakan bersama karena mubazir dan
masyarakat Kuntu semenjak proses dalam Islam tidak diperbolehkan. Ajaran
IIslamisasi terkait sosial-budaya agama Islam yang diperkenalkan oleh
sebagai temuan sejarah di antaranya Syekh Burhanuddin sekarang sudah
adalah pada masa sebelum IIslamisasi, membudaya di masyarakat Kuntu
masyarakat Kuntu tidak boleh

50
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Kemudian kebiasaan masyarakat Burhanuddin pada masyarakat Kuntu


yang dulunya bergendang atau memukul yakni menyuguhkan minuman tamu-
kayu sebagai alat berkesenian agar tamu pada acara pesta yang diadakan
irama yang dikeluarkan serasi dengan semalaman. Minuman tersebut
penyanyi.Dalam hal ini Syekh merupakan adopsi dari minuman bangsa
Burhanuddin mengenalkan music penjajah atau bangsa asing yang datang
religius berupa marhaban, barzanji dan ke Kuntu.Meskipun minuman tersebut
rebana sehingga masyarakat Kuntu berasal dari bangsa Eropah, namun tetap
menjadi terbiasa dengan kegiatan dibiarkan masyarakat untuk
kesenian tersebut. mengkosumsinya karena bahan-bahan
Lagu-lagu yang dinyanyikan oleh yang digunakan tidak dilarang dalam
orang Kuntu Darussalam dahulu agama Islam. Minuman tersebut terbuat
berisikan kata-kata yang ditujukan untuk dari bahan-bahan dapur yang digunakan
menghibur hati orang pada umumnya. untuk memasak seperti lada, serai, jahe,
Kondisi itu oleh Syekh Burhanuddin jintan, garam, dan lain-lain.Semua
walau masyarakatnya bernyanyi tetatpi bahan direbus dan ditambah dengan
isi nyanyiannya diganti dengan zikir gula.Air rebusan itu disuguhkan kepada
atau shalawat dan itu sudah mentradisi tamu yang datang pada acara pesta yang
di kalangan masyarakat yang tidak diadakan masyarakat Kuntu.Sebenarnya
hanya di Kuntu Darussalam tetapi di apabila dicermati bahwa minuman
kalangan masyarakat pada umumnya. tersebut sangat bermanfaat untuk
Tradisi masyarakat Kuntu ketahanan tubuh dan suara yang
sebelum kedatangan Syekh Burhanuddin dipergunakan untuk berzikir semalam
adalah jika memotong pokok kelapa penuh. Dikarenakan tidak bertentangan
untuk digunakan kepada berbagai hal, dengan ajaran Islam, makanya Syekh
maka harus ada izin dari ninik Burhanuddin tidak melarang tradisi
mamaknya terlebih dahulu dan aturan ini tersebut. Namun untuk saat ini
harus ditaati. Namun setelah adanya masyarakat yang pandai membuat air
IIslamisasi, maka oleh Syekh rebusan seperti telah jarang ditemui
Burhanuddin dijelaskan bahwa tradisi karena masyarakat sekarang telah mulai
seperti itu tidak sesuai dengan ajaran pula dengan minuman instan atau
agama Islam karena dalam ajaran agama minuman siap saji yang mudah
Islam kalau memotong ataupun diperoleh di kedai dan toko. Demikian
mengambil buah, daun, atau lain pula minuman yang mengandung jahe,
sebagainya tidak harus minta izin serai atau lainnya juga sudah ada yang
kepada siapapun bahkan harus sampai siap jadi sehingga masyarakat sudah
kepada ninik mamak pula. Apalagi yang mulai tidak bias lagi membuat sendiri.
dipotong atau diambil itu milik sendiri Dalam dakwah Syekh
bukan milik kaum atau suku. Kondisi Burhanuddin terhadap masyarakat
itusudah mentradisi di kalangan Kuntu, anak laki-laki yang sudah
masyarakat. Kuntu. berkeluarga pada setiap hari raya
Selain itu ada juga tradisi lama dianjurkan untuk berada di rumah orang
yang dibiarkan berkembang oleh Syekh tuanya. Namun Dalam kenyataannya

51
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

karena tidak semua masyarakat yang memakan tupai dan kelelawar. Demikian
punya anak laki-laki, maka Sekh juga dalam setiap tingkah laku
Burhanuddin menganjurkan kepada perbuatan beliau yang mencerminkan
keluarga yang punya banyak laki-laki akhlak Islam.(3) mengadakan suluk dan
untuk berada di rumah keluarga yang berkhalwat bersama masyarakat selama
tidak memilii anak laki-laki agar tetap 40 hari.
terjalin silaturrahim dengan sesame Kebiasaan lama yang
keluarga. di kalangan masyarakat. diwariskan oleh Syekh Burhanuddin
Kondisi seperti itu sampai sekarang menjadi pedoman masyarakat dalam
menjadi tradisi. menjalankan kehidupan di
Berbagai warisan tradisi yang Kuntu.Terjadinya komunikasi yang baik
ditinggalkan Syekh Burhanuddin kepada antara pemimpin dengan masyarakat
masyarakatKuntu ternyata membawa sehingga masyarakat merasakan nyaman
dampak positif bagi kehidupan social dan tidak resah.Antara pemimpin dan
budaya masyarakatnya hingga saat ini. masyarakat terjadi saling tegursapa dan
Hal ini terbukti dari kehidupan saling ingat mengingatkan sehingga
masyarakat yang religius.Mesjid sebagai tidak terjadi jarak antara pemimpin
pusat konsolidasi umat selalu dengan masyarakat.
disuburkan oleh masyarakat, baik tua
maupun muda. Kehidupan masyarakat Simpulan
diwarnai dengan kehidupan yang gotong Diakhir tulisan ini, penulis
royong sesama masyarakat.Bahkan menyimpulkan bahwa Islam masuk ke
berbagai tradisi masyarakat yang masih Kuntu Kampar pada abad ke-11 Masehi
dilakukan misalnya dengan adanya sesuai dengan kedatangan Syekh
bunyi-bunyian alat tabuh dan gendang Burhanuddin ke Kuntu.Beliau adalah
ketika melakukan helat perkawinan dan salah seorang bangsa Arab yang datang
peringatan hari-hari besar Islam. ke Nusantara untuk menyebarkan agama
Tradisi masyarakat sebagaian Islam secara damai sebagaimana yang
besar dilakukan di mesjid sebagai dilakukan oleh penyebar agama Islam
tempat utama dalam berkumpul dan Indonesia pada umumnya. Beliau lahir
bermusyawarah adat.Hal ini merupakan dikota suci Mekkah tahun 530 H ( 1111
implikasi dari cara yang diterapkan M) dan meninggal di Kuntu pada tahun
Syekh Burhanuddin dalam 610 H/1191 M.Sebelum menyebarkan
melaksanakan tugasnya sebagai agama Islam di daerah Kuntu, Syekh
penyebar dakwah Islamiyah di desa Burhanuddin telah menyebarkan agama
Kuntu yakni (1) lisan, berupa ceramah, Islam di daerah Batu Hampar Sumatera
tanya jawab, nasehat, obrolan bebas Barat selama sepuluh tahun pada tahun
setiap kesempatan guna menyampaikan yakni tahun 560 H-570 H atau 1141 M-
dakwah secara berangsur-angsur; (2) 1151 M. Kemudian mengembangkan
contoh teladan, cara ini terlihat ketika Islam di daerah Sumatra Barat lainnya
beliau tidak ikut serta melakukan selama lima tahun sejak tahun 570 H-
kebiasaan masyarakat yang jelas 575 H atau tahun 1151 M- 1156 M
bertentangan dengan ajaran Islam seperti yakni di daerah Kumpulan. Setelah itu

52
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

di daerah Ulakan Pariaman Sumatera Asmuni Syakir. 1983. Dasar-dasar


Barat selama limabelas tahun sejak Strategi Dakwah Islam.
tahun 575 H- 590 H atau tahun 1156 M- Surabaya: Al-Ikhlas.
1171 M.
Dampak IIslamisasi terhadap Azyumardi Azra. 1994. Jaringan Ulama
sosio-budaya masyarakat Kuntu Kampar Timur Tengah dan Kepulauan
di antaranya adalah terbinanya Nusantara Abad XVII-XVIII :
kehidupan yang religius sehingga Melacak Akar-akar
kehidupan beragama masyarakat masih Pembaharuan Pemikiran Islam
belum terpengaruh oleh budaya asing di Indonesia. Bandung: Mizan.
yang sedang marak masuk dan
berkembang di Riau. Azyumardi Azra, Renaissance Islam di
Peneliti merekomendasikan Asia Tenggara, Bandung: Mizan.
kepada pemerintah daerah Kabupaten
Kampar dan Propinsi Riau agar negeri A.H. Hil (pnyl). 1960. Hikayat Raja-raja
Kuntu sebagai “Serambinya Mekkah” Pasai. JMBRAS. 33
dapat diperhatikan terutama jalan
menuju makam Syekh Burhanuddin Christopher Lliod.1986. Explanation in
sebaiknya lakukan pelebaran jalan Social History. New York: Basic
kemudian di aspal atau di semenisasi Blackwell Inc.
sehingga kendraan bisa masuk sampai Departemen Agama. 2005. Rekonstruksi
ke lokasi makam. Kemudian juga Sejarah Pendidikan Islam Di
perlu melakukan renovasi seperti Indonesia. Jakarta: Depag
perawatan dan penjagaan terhadap
makam-makam yang ada di sekitar Drs.M.D.Mansoer,et.al. 1970. Sejarah
komplek pemakaman Syekh Minangkabau.Jakarta: Bharata.
Burhanuddin karena sudah menjadi
Benda Cagar Budaya. D. Gerth Van Wijk. 1985.Tata Bahasa
Melayu. Terjemahan T.W. Kamil.
Jakarta: Djambatan.
Daftar Pustaka
Ellya Roza. 2004.Sejarah Masuknya
Achadiati Ikram. 1976. “Sastra Lama Aksara Arab-Melayu ke
sebagai Penunjang Indonesia, Makalah yang
Pengembangan Sastra Modern”. disampaikan pada Seminar
dalam majalah Bahasa dan Dosen-dosen Fakultas Tarbiyah
Sastra. 2 (1) : 2-13. Jakarta: IAIN Suska pada tanggal 23
Pusat Pembinaan dan November..
Pengembangan Bahasa.
Fatimi, 1963.Islam comes to Malaysia,
Arifin Med. 2005. Psikologi Dakwah. Singapura: Malaysian
Jakarta: Bulan Bintang. Sociological Research Institute,

53
Sosial Budaya: Media Komun ikasi Ilmu-Ilmu Sosial dan Budaya,
Vol.12, No.1 Januari - Juni 2015

Gilbert J. Garraghan. 1963. A Guide to Kuntowijoyo. 2001. Pengantar Ilmu


Historical Method. New York: Sejarah. Yogyakarta: Yayasan
Fordham University Press. Bentang.

Hamka. 1974. Antara Fakta dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008,
Kenyataan Tuanku Rao, Jakarta: Jakarta: Pusat Bahasa Indonesia.
Bulan Bintang.
Kuntowijoyo. 1994. Metodologi
Harimukti Kridalaksana. 1991.Masa Sejarah.Yogyakarta: Tiara
Lampau Bahasa Indonesia : Wacana.
Sebuah Bunga Rampai. ___________. 2001. Pengantar Ilmu
Yogyakarta: Sinar Harapan Sejarah. Yogyakarta: Yayasan
Bentang.
Heri Gunawan.2012.Pendidikan Louis Gottchalk. 1975. Mengerti
Karakter Konsep dan Sejarah. Terjemahan Nugroho
Implementasi. Bandung: Notosusanto. Jakarta: UI Press.
Alfabeta.
Mahdini, Islam dan kebudayaan Melayu,
H. Wan Saleh Tamim. 1972.Lintasan Pekan Baru: Daulat Riau,2003
Sejarah Rokan.Pekanbaru: BPKD
Prop.Riau. Mahyudin H. Yahya, 1993, Sejarah
Islam, Kuala Lumpur: Fajar
Helmiati, 2008, Dinamika Islam Asia Bakti.
Tenggara, Pekanbaru: Suska
Press Majalah Prestasi, 1987, Dinas
Husen Djajadiningrat. 1982. Kesultanan Pendidikan dan Kebudayaan
Aceh.Banda Aceh: Departeman Propinsi Riau.
P&K. Muhammad Dhiya Syahab dan Abdullah
Husni Tamrin dan Afrizal Nur. 2007. bin Nuh. 1980.Al-imam al-
Pemetaan Kebudayaan Melayu muhajir Ahmad bin Isa, Jeddah:
Riau. Laporan Hasil Penelitian Daar asy-syuruq.
Universiti Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Othman Soh.t.th.Sejarah Dunia SPM,
Kuala Lumpur: Pustaka Delta
Ismail Hussein (penyelenggara).
Tamadun Melayu. 1989. Jilid 2. Ma’ruf. 1956. Riwayat Ringkas Syekh
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa Burhanuddin. Kuntu: Makalah
dan Pustaka. tidak diterbitkan. 7 Juli.

J. Vredenbergt. Metode dan Teknik M.C. Ricklefs. 1998.A history of


Penelitian, Edisi ke-6 Jakarta: Indonesia Modern.Yogyakarta:
Gramedia. Gajah Mada University Press

54
Ellya Roza dan Yasnel: ISLAMISASI DI RIAU:
(Kajian Sejarah dan Budaya Tentang Masuk dan Berkembangnya Islam di Kuntu Kampar)

Sartono Kartodirjo. 1982.Pemikiran dan Propagation of the Muslim Faith.


Perkembangan Historiografi London: Constable.
Indonesia Suatu Alternatif.
Jakarta: Gramedia. Tim Penulis. 1977.Sejarah Riau.
Pekanbaru: Unri Press.
Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan
Ilmu Sosial dalam Metodologi Tim Penyusun. 1988.Leksikon
Sejarah. Jakarta: Gramedia. Islam.Jakarta: Pustaka Perkasa.

Siti Hawa Saleh. 1970.Hikayat Merong UU Hamidy. 1994. Potensi Lembaga


Mahawangsa.Kuala Lumpur: Pendidikan Islam Di Daerah
University Malaya Press. Riau. Pekanbaru: UIR Press.

Siti Barorah Baried. 1985.Memahami


Hikayat dalam Sastra Indonesia.
Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa

Syed Naquib Al-Attas. 1972.Islam


dalam Sejarah dan Kebudayaan
Melayu, Kuala Lumpur:
Universiti Kebangsaan Malaysia.

Shafie Abu Bakar.t.th.Kedatangan dan


Perkembangan Ilmu Islam di
Nusantara. Bangi: Penerbit
UKM.
Slamet Mulyana. 1976.Tafsir Sejarah
Nagara Kretagamakarya Empu
Prapanca.Jakarta: LKIS.

Syarif Alwi bin Thohir Al-Haddad.


1985. Al-Madkhal ila tarikhi al-
Islami fi asy-syarq al-aqsha.
Jeddah: Alam al-ma’rifah.

Suwardi Endaswara. 2006. Metode,


Teori, Teknik Penelitian
Kebudayaan. Yogyakarta:
Pustaka Widyataman.

T.W. Arnold. 1913. The Preaching of


Islam : A History of the

55

Anda mungkin juga menyukai