Anda di halaman 1dari 22

PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN DAN KOMPETENSI

SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN

(Studi Empiris pada SKPD Kota Padang)

Artikel

DAVID SUDASRI

2010 / 56324

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2016
PENGARUH PERENCANAAN ANGGARAN DAN KOMPETENSI
2
SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN
(STUDI EMPIRIS PADA SKPD KOTA PADANG)

David Sudasri
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jln. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : dav3_3id@outlook.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh perencanaan anggaran dan


kompetensi sumber daya manusia terhadap penyerapan anggaran. Jenis penelitian
ini digolongkan sebagai penelitian kausatif. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 39 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Padang.
Data dikumpulkan dengan menggunakan total Sampling dan dianalisis dengan
menggunakan regresi berganda dengan bantuan SPSS versi 21 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan anggaran berpengaruh
signifikan terhadap penyerapan anggaran dengan nilai (sig 0.021) dan kompetensi
sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap penyerapan anggaran
dengan nilai (sig 0.034).
Kata kunci: perencanaan anggaran, kompetensi sumber daya manusia,
penyerapan anggaran

ABSTRACT

This research aimed to examine the effect of budget planning and human
resource competencies toward the budget absorption. This type of research is
classified as causative research. The sample that used in this study are the 39
work units (SKPD) in Padang city. Data were collected with using total sampling
and analyzed with using multiple regression with using SPSS version 21 for
Windows. The result of this study showed that the budget planning significant
effect toward budget absorption with score (sig 0.021) and human resource
competencies significant effect toward budget absorption with score (sig 0.034).

Keywords: budget planning, human resource competencies, budget absorption.

3
I. PENDAHULUAN yang lebih kuat dan cepat bagi pergerakan
Penerapan Undang-undang (UU) No. roda perekonomian. Peran pemerintah
22 tahun 1999 yang telah direvisi menjadi disini dapat dinyatakan dalam bentuk
UU No. 32 tahun 2004 tentang mengoptimalkan pengelolaan potensi
pemerintahan daerah atau lebih dikenal daerah dan sumber daya manusia yang
dengan UU otonomi daerah dan UU No. memberikan manfaat terhadap masyarakat.
25 tahun 1999 yang telah direvisi menjadi Hal tersebut dapat terlaksana jika segala
UU No. 33 tahun 2004 tentang sesuatunya dilakukan secara efektif dan
perimbangan keuangan antara pemerintah efisien, tetapi pada kenyataannya masih
pusat dan daerah telah menciptakan banyak hal-hal yang diharapkan oleh
perubahan mendasar terhadap pelaksanaan masyarakat terhadap pemerintah untuk
pemerintahan, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan tidak dapat
pengelolaan keuangan negara, serta terpenuhi (Putri, 2014).
menjadi langkah awal kemunculan Salah satu faktor penyebabnya adalah
otonomi daerah. Adanya kedua UU rendahnya penyerapan anggaran pada
tersebut, pemerintah daerah (selanjutnya pemerintah daerah. Banyak para pengamat
akan disingkat menjadi pemda) dituntut ekonomi menyoroti masalah rendahnya
untuk meningkatkan efektivitas dan tingkat penyerapan anggaran sebagai salah
efisiensi dalam penyelenggaraan satu indikator kegagalan birokrasi. Dalam
pemerintahan dengan lebih memperhatikan kerangka penganggaran berbasis kinerja,
aspek-aspek hubungan antara susunan sebenarnya penyerapan anggaran bukan
pemerintahan dan antara pemerintahan merupakan target alokasi anggaran.
daerah, potensi dan keanekaragaman Performance based budget lebih
daerah, serta peluang dan tantangan menitikberatkan pada kinerja ketimbangan
persaingan gloal. Selain itu, pemda juga penyerapan itu sendiri. Untuk mengukur
dituntut untuk mempercepat terwujudnya kinerja suatu kegiatan, yang dilihat adalah
kesejahteraan masyarakat melalui output dan outcome-nya. Hanya saja
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan variabel pendorong pertumbuhan
peran serta masyarakat, serta peningkatan perekonomian kita saat ini lebih
daya saing daerah (Yani, 2013: 346). didominasi oleh faktor konsumsi, sehingga
Setelah berlakunya otonomi daerah, belanja pemerintah yang merupakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah konsumsi pemerintah menjadi pendorong
(APBD) dijadikan salah satu sorotan utama lajunya pertumbuhan. Untuk
utama oleh masyarakat untuk mengukur kegiatan yang langsung menyentuh
kinerja pemerintah daerah masing-masing, kepentingan masyarakat luas, makin awal
sehingga dapat dilihat penyusunan dan pelaksanaan kegiatannya, maka manfaat
realisasi APBD tersebut sudah sesuaikah serta efek stimulusnya juga makin besar.
atau belum dengan harapan masyarakat. Jika pelaksanaanya cenderung terlambat
Untuk mewujudkannya pemerintah daerah hingga akhir tahun padahal seharusnya
dapat memenuhinya dengan menyusun bisa dilakukan lebih awal, maka yang
Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja dirugikan sebenarnya adalah masyarakat
Perangkat Daerah (RKA-SKPD) seperti banyak, karena manfaat yang akan
yang disebut dalam Undang-Undang diterima tertunda (Halim, 2014: 83).
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Menurut Mardiasmo (2009), anggaran
Negara pasal 19 (1) dan (2) yaitu, merupakan pernyataan mengenai estimasi
pendekatan berdasarkan prestasi kerja kinerja yang hendak dicapai selama
yang akan dicapai (Putri, 2014). periode waktu tertentu yang dinyatakan
Sebagai negara yang sedang giat dalam ukuran finansial. Sedangkan
membangun, peran pemerintah sangat pengertian penyerapan yang dimaksud di
dibutuhkan untuk memberikan dorongan sini adalah realisasi dari anggaran. Secara

4
umum penyerapan anggaran yang Pendapat tersebut juga diperkuat
dimaksud adalah pencapaian dari suatu dengan dilakukannya survei (sejak tahun
estimasi yang ingin dicapai selama periode anggaran 2010) oleh Direktorat Jenderal
waktu tertentu dipandang pada suatu saat Perbendaharaan terhadap Kementerian
tertentu. Secara lebih mudah orang awam Negara/Lembaga dan satker-satker di
mengatakan pencairan anggaran. Oleh bawahnya untuk mengidentifikasi
karena yang diamati adalah organisasi penyebab dari permasalahan penyerapan
sektor publik atau entititas pemerintahan, anggaran ini. Dari hasil survei tersebut,
maka penyerapan anggaran disini dapat diketahui beberapa faktor yang
diartikan sebagai pencairan atau realisasi menyebabkan buruknya penyerapan
anggaran sesuai yang tercantum dalam anggaran, antara lain: adanya
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) pada permasalahan perencanaan anggaran,
periode tertentu. pengadaan barang/jasa, mekanisme
Pendapat lain, menurut Williams pembayaran, persiapan pelaksanaan
(2004), secara garis besar tujuan kegiatan, dan force majeur (JRAK, 2013).
manajemen kas pemerintah adalah untuk Menurut Yani (2013: 348), langkah
membiayai pengeluaran-pengeluaran awal dari pengelolaan keuangan daerah
pemerintah secara tepat waktu serta adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi
memenuhi kewajiban pemerintah ketika perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
jatuh tempo, dengan memperhatikan pelaporan, pertanggungjawaban, dan
efektivitas biaya, pengurangan risiko dan pengawasan keuangan daerah. Menurut
efisiensi, serta menjaga saldo kas yang Mardiasmo (2005), anggaran merupakan
menganggur (idle cash) yang terdapat pernyataan mengenai estimasi kinerja
dalam sistem perbankan pada tingkat yang yang hendak dicapai selama periode waktu
minimal. tertentu yang dinyatakan dalam ukuran
Permasalahan keterlambatan dan finansial. Senada dengan pendapat
ketidakpastian penyerapan anggaran tersebut, Munandar (2007: 1) menyatakan
menyebabkan opportunity cost atas uang anggaran atau budget adalah suatu rencana
pemerintah. Hal tersebut berdampak pada yang disusun secara sistematis meliputi
tidak optimalnya usaha-usaha penempatan seluruh kegiatan perusahaaan, dinyatakan
dan investasi kas pemda apabila terdapat dalam unit (kesatuan) moneter, dan
kelebihan kas akibat meningkatnya berlaku untuk jangka waktu (periode)
penerimaan daerah. Senada dengan tertentu pada masa yang akan datang.
pendapat Williams, menurut Seftianova Lebih lanjut menurut Mardiasmo (2005),
(2013), mengemukakan buruknya kualitas karakteristik penganggaran pada organisasi
penyerapan anggaran ini akan berdampak sektor publik berbeda dengan
terhadap perekonomian nasional secara penganggaran pada sektor swasta. Pada
keseluruhan. Pertama, tidak berjalannya organisasi sektor swasta, anggaran
fungsi kebijakan fiskal dalam rangka merupakan rahasia perusahaan yang
meningkatkan pertumbuhan ekonomi tertutup untuk publik, sedangkan pada
secara efektif. Kedua, hilangnya manfaat sektor publik, anggaran harus
belanja karena dana yang telah dipublikasikan kepada publik untuk
dialokasikan ternyata tidak semuanya dievaluasi, dikritik, dan didiskusikan guna
dapat dimanfaatkan yang berarti terjadi mendapatkan masukan.
idle money. Ketiga, terlambatnya Penyerapan anggaran yang belum
pelaksanaan program pemerintah terkait optimal ini perlu mendapat perhatian yang
dengan penanggulangan kemiskinan. serius dari pemerintah terutama untuk jenis
Terakhir, penumpukan tagihan pada akhir belanja barang dan belanja modal. Belanja
tahun anggaran sangat tidak sehat bagi tersebut dapat meningkatkan kualitas
manajemen kas pemerintah. hidup dan kesejahteraan masyarkat melalui

5
peningkatan nilai konsumsi, peningkatan perencanaan kas merupakan suatu bagian
produktifitas tenaga kerja, peningkatan penting dalam upaya percepatan
kemakmuran nyata dan terwujudnya penyerapan anggaran. Adanya
stabilisasi makro ekonomi. Banyak faktor perencanaan kas yang baik akan
yang mempengaruhi penyerapan anggaran memastikan tersedianya dana untuk
dua diantaranya adalah faktor perencanaan membiayai kegiatan pemerintah. Hal
dan faktor Sumber Daya Manusia (SDM). tersebut tentu dapat mencegah
Menurut Halim (2014: 104), kemungkinan keterlambatan suatu
memaparkan penyerapan anggaran yang kegiatan akibat dari tidak tersedianya dana
maksimal harus juga diikuti dengan (Sihombing, 2008).
perencanaan anggaran yang baik. Selanjutnya untuk setiap organisasi,
Penyerapan anggaran yang maksimal private atau publik perlu membangun
tanpa adanya perencanaan anggaran yang sumber daya manusia (SDM) yang
baik dapat dikatakan sebagai suatu hal profesional dan memiliki kompetensi yang
yang mustahil akan terwujud. Perencanaan tinggi. SDM yang berkompetensi tinggi
anggaran akan bermula dari pengajuan akan menjadi keunggulan tersendiri dalam
awal yang dilakukan kementrian dan sebuah organisasi sekaligus sebagai
lembaga yang kemudian bermuara dalam pendukung daya saing organisasi dalam
RKA-KL. Pembahasan dan penganggaran era globalisasi dan menghadapi
yang dilakukan dapat dikatakan lingkungan kerja serta kondisi sosial
merupakan proses yang berulang terus- masyarakat yang mengalami perubahan
menerus dalam tahapanya, walupun yang dinamis. Tidak terkecuali bagi setiap
mungkin berbeda dalam program dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
pelaksanaannya. dalam melakukan setiap program kerja
Program yang direncanakan harusnya terutama dalam hal penyusunan anggaran.
bersifat komprehesif dan simultan, dimana Apalagi dengan adanya regulasi sebagai
setiap program telah melalui suatu pedoman dalam bekerja, sangat diperlukan
pembahasan dan perencanaan terlebih kompetensi pegawai untuk memahami dan
dahulu sebelum masuk dalam mengambil keputusan (Putri, 2014).
penganggaran. Suatu program diharapkan Menurut Utomo (2002:35), sebagai
dapat diselesaikan dengan baik dalam satu organisasi nirlaba, Pemda juga harus dapat
tahun anggaran, kecuali dinyatakan bahwa lebih berorientasi pada peningkatan kinerja
program tersebut akan memakan waktu akibat dari diberlakukannya otonomi
dan anggaran lebih dari satu tahun daerah sehingga dependensi daerah
(multiple years). Makin banyak program terhadap pusat dikurangi. Oleh karena itu,
yang dilaksanakan dalam satu periode pegawai yang berada dalam lingkungan
anggaran maka akan meningkatkan pemda dituntut untuk tidak bekerja sesuai
penyerapan anggaran dalam satu dengan imbalannya (the in role), akan
organisasi, kementrian atau lembaga. tetapi pegawai diharapkan memiliki
Sehingga dapat dikatakan secara kinerja motivasi untuk bekerja melebihi apa yang
anggaran penyerapannya mendekati seharusnya ia lakukan (the extra role).
maksimal. Untuk meningkatkan SDM, perlu diadakan
Dalam Undang-Undang (UU) Nomor pembinaan yang baik. Pembinaan tersebut
33 tahun 2004 pasal 66, disebutkan bahwa bertujuan untuk meningkatkan kualitas
Anggaran Pendapatan Belanja Daerah tenaga kerja, meningkatkan disiplin,
(APBD) mempunyai fungsi otorisasi, profesional, produktif guna mendapatkan
perencanaan, pengawasan, alokasi, dan hasil kerja yang efektif dan efisien.
distribusi. Tambahan pula, survei yang Pendapat lain, menurut Thoha (2001),
dilakukan Direktorat Jenderal manusia adalah aktor utama dalam setiap
Perbendaharaan menunjukkan hasil bahwa organisasi yang memiliki karakteristik

6
seperti kemampuan, kepercayaan pribadi, pembangunan di kota Padang. Iswandi,
pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman. menilai banyaknya anggaran yang tidak
Komponen karakteristik inilah yang terserap dengan baik oleh Satuan Kerja
kemudian membentuk perilaku pegawai. Perangkat Daerah (SKPD), menunjukkan
Selanjutya, organisasi merupakan suatu rendahnya kemampuan Sumber Daya
wadah untuk mencapai tujuan dan Manusia (SDM) dalam mengelola
manusialah yang akan membawa anggaran (harian singgalang.com).
organisasi tersebut untuk mencapai tujuan. Senada dengan pendapat itu menurut
Senada dengan pendapat Thoha, menurut Komisi II DPRD Kota Padang, Elvi Amri
Halim (94:2014), kompetensi sumber daya mengemukakan, APBD Kota Padang
manusia (SDM) merupakan faktor yang belum terserap secara efektif oleh semua
menyebabkan rendahnya penyerapan SKPD, hal ini terkait dengan kinerja
anggaran. Salah satunya terlihat dalam SKPD yang belum maksimal. Ia bersama
proses pengadaan barang dan jasa, dimana anggota dewan lainnya berjanji akan
terdapat keterbatasan SDM saat mendorong SKPD terkait untuk
mengadakan pelelangan. Akibatnya proses melakukan penyerapan terhadap dana
pelelangan pun terganggu karena harus APBD tersebut. Hal ini dilakukan untuk
mengikuti ketersediaan waktu panitia mencapai target, dan ia berharap saat
lelang. evaluasi anggaran nanti semua SKPD telah
Menurut Herriyanto (2012), menyerap dana anggaran yang telah
permasalahan SDM terjadi berawal dari disediakan pemeritah.(cendananews.com)
keengganan dan ketakutan untuk menjadi Perlunya untuk memaksimalkan
panitia pengadaan. Hal ini karena tidak penyerapan anggaran juga disampaikan
seimbangnya resiko pekerjaan dengan oleh Mahyeldi Ansharullah Walikota
imbalan yang diterima. Di samping itu, Padang, yang menyatakan bahwa:
bekerja sebagai panitia merupakan Penyusunan anggaran mesti bisa
pekerjaan sampingan di samping pekerjaan dipertanggungjawabkan dan
pokok dan rutin sehari-harinya, sehingga dipertanggunggugatkan agar
kurang kompeten dalam melaksanakan anggaran dan kegiatan yang ada tidak
pengadaan barang/jasa. Hal ini beresiko menjadi temuan Badan Pemeriksa
terjadi keterlambatan dalam proses Keuangan (BPK). Yang terlebih
pengadaan barang/jasa. Permasalahan penting, penyusunan anggaran harus
SDM terkait erat dengan dorongan berdasarkan permasalahan dan
motivasi. Motivasi dapat berupa materi kebutuhan masyarakat.
maupun inmateri. Secara materi, imbalan Lebih lanjut menurut Mahyeldi,
yang diperoleh menjadi panitia pengadaan diperlukan kehati-hatian dalam mengurus
barang/jasa kecil dibandingkan dengan dan mengelola keuangan negara.
resiko dan waktu yang habis tercurah. Perencanaan dan kelengkapan data secara
Panitia pengadaan barang/jasa hanya historis harus termenej dengan baik, serta
memperoleh honorarium per paket (sekali memprediksi dengan melihat
selama pengadaan barang/jasa kecenderungan-kecenderungan yang
dilaksanakan). Padahal mereka harus berkembang. Diharapkan aparatur dari
melakukan berbagai tahap pelaksanaan SKPD terkait dalam menyusun anggaran-
kegiatan lelang yang memerlukan waktu anggaran kegiatan yang dilaksanakan ini
yang cukup lama. bisa meningkatkan kapasitas dan
Fenomena mengenai penyerapan kompetensinya agar bisa
anggaran di kota Padang terlihat masih dipertanggungjawabkan
belum optimal. Anggota DPRD kota (padangmedia.com).
Padang, Iswandi mengatakan anggaran Penelitian terdahulu dilakukan oleh
yang tidak terserap jelas sangat merugikan Hendris Herriyanto (2012) dengan judul

7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mempengaruhi Penyerapan Anggaran
Keterlambatan Penyerapan Anggaran pada Satuan kerja Lingkup Pembayaran
Belanja pada Satuan Kerja Kementrian di KPPN Blitar. Penelitian ini menggunakan
Wilayah Jakarta dengan menggunakan analisis faktor dan regresi logistik. Dari 15
analisis faktor eksploratori (Eksploratory variabel awal yang dimunculkan, diperoleh
Faktor Analysis-EFA). Penelitiaan ini tiga faktor, yakni Faktor Adminsitrasi dan
menemukan bahwa keterlambatan SDM, Faktor Perencanaan, dan Faktor
penyerapan anggaran belanja pada satuan Pengadaan Barang dan Jasa. Hasil
kerja di wilayah Jakarta disebabkan oleh: penelitian ini menunjukkan bahwa Faktor
(1) Faktor Perencanaan yang menjelaskan Adminstrasi dan SDM mempunyai
variasi seluruh item sebesar 42,91%, (2) pengaruh yang tidak signifikan terhadap
Faktor Administrasi yang menjelaskan penyerapan anggaran satuan kerja,
variasi seluruh item sebesar 8,84%, (3) sedangkan Faktor Perencanaan dan Faktor
Faktor Sumber Daya Manusia yang Pengadaan Barang dan Jasa yang
menjelaskan variasi seluruh item sebesar mempunyai pengaruh yang signifikan
7,80%, (4) Faktor Dokumen Pengadaan terhadap penyerapan anggaran satuan
yang menjelaskan variasi seluruh item kerja.
sebesar 6,47%, (5) Faktor Ganti Uang Berbeda dengan penelitian
yang menjelaskan variasi seluruh item sebelumnya, dalam penelitian ini
sebesar 5,41%, sisanya sebesar 28,57% difokuskan pada faktor-faktor yang
dijelaskan oleh faktor lain selain faktor berhasil dimuculkan dari penelitian
tersebut. terdahulu yang terbukti signifikan terhadap
Penelitian Carlin Tasya Putri (2014) penyerapan anggaran. Penelitian ini juga
dengan judul Analisis Faktor-faktor yang bertujuan untuk menguji apakah faktor-
Mempengaruhi Penyerapan Anggaran faktor yang dimunculkan konsisten
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di berpengaruh signifikan terhadap
Pemerintah Provinsi Bengkulu. Sampel penyerapan anggaran. Perbedaan lain dari
dalam penelitian adalah 44 responden yang penelitian ini adalah dari segi studi empiris
menduduki jabatan di bidang yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di Kota
berkaitan dengan anggaran, di antaranya Padang. Dari segi tahun, sampel, dan
adalah pejabat pembuat komitmen, pejabat respoden berbeda. Penelitian ini dilakukan
pelaksana teknis kegiatan, pejabat penanda pada tahun 2014 dengan sampel Satuan
tangan surat perintah membayar dan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan
bendahara pengeluaran pada 11 SKPD. responden terkait dengan penyerapan
Penelitian ini dengan regresi linier anggaran. Sedangkan penelitian
berganda dan menemukan bahwa sebelumnya dilakukan pada tahun yang
kompetensi sumber daya manusia berbeda dengan responden yang berbeda.
memiliki pengaruh yang signifikan Berdasarkan latar belakang tersebut,
terhadap penyerapan anggaran, dokumen peneliti termotivasi untuk melakukan
pengadaan memiliki pengaruh yang penelitian dengan judul Pengaruh
signifikan terhadap penyerapan anggaran Perencanaan Anggaran dan Kompetensi
dan uang persediaan memiliki pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap
yang signifikan terhadap penyerapan Penyerapan Anggaran (Studi Empiris
anggaran. Dokumen perencanaan tidak pada SKPD Kab/Kota Padang).
memiliki pengaruh terhadap penyerapan
anggaran dan pencatatan administrasi Rumusan Masalah
tidak memiliki pengaruh terhadap Berdasarkan latar belakang tersebut,
penyerapan anggaran. rumusan masalah dalam penelitian ini
Penelitian Prasetyo Adi Priatno (2013) dibatasi pada hal-hal berikut:
dengan judul Analisis Faktor-faktor yang

8
1. Sejauhmana perencanaan anggaran II. KAJIAN TEORI, KERANGKA
berpengaruh terhadap penyerapan KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS
anggaran SKPD kota Padang?
2. Sejauhmana kompetensi sumber Penyerapan Anggaran
daya manusia berpengaruh Kondisi penyerapan anggaran pada
terhadap penyerapan anggaran pemerintah pusat maupun pemerintah
SKPD kota Padang? daerah di indonesia mempunyai kondisi
yang hampir sama, diistilahkan menurut
Tujuan Penelitian Bank Dunia yaitu lambat di awal tahun
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan namun menumpuk di akhir tahun (slow
dari penelitian ini untuk menganalisis: and back-loaded expenditure). Penyerapan
1. Pengaruh perencanaan anggaran yang menumpuk di akhir tahun biasanya
terhadap penyerapan anggaran belanja yang nonrecurrent, seperti belanja
SKPD kota Padang. modal dan belanja bantuan sosial.
2. Pengaruh kompetensi sumber daya Menurut Halim (2014: 84), penyerapan
manusia terhadap penyerapan anggaran adalah pencapain dari suatu
anggaran SKPD kota Padang. estimasi yang hendak dicapai selama
periode waktu tertentu dipandang pada
Manfaat Penelitian suatu saat tertentu (realisasi dari
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, anggaran). Secara lebih mudah orang
harapan kami manfaat penelitian ini awam menyebutnya pencairan anggaran.
sebagai berikut: Oleh karena yang diamati adalah
1. Bagi penulis organisasi sektor publik atau entitas
Penelitian ini diharapkan dapat pemerintahan, maka penyerapan anggaran
menambah wawasan penulis yang disini dapat diartikan sebagai pencairan
sebelumnya hanya tahu secara teori atau realisasi anggaran sesuai yang
menjadi mengetahui pengaruh masing- tercantum dalam Laporan Realisasi
masing variabel terhadap teori yang Anggaran (LRA) pada saat tertentu.
digunakan dalam penelitian. Senada dengan hal itu menurut
2. Bagi tujuan akademik (perguruan Kuncoro (2013), penyerapan anggaran
tinggi) merupakan salah satu tahapan dari siklus
Penelitian ini diharapkan dapat anggaran yang dimulai dari perencanaan
memberikan sumbangan pengetahuan annggaran, penetapan dan pengesahan
terkait dengan variabel yang dibahas. anggaran oleh Dewan Perwakilan Rakyat
Selain itu, penelitian ini juga dapat (DPR), penyerapan anggaran, pengawasan
dijadikan referensi untuk penelitian anggaran dan pertanggungjawaban
selanjutnya. penyerapan anggaran.
3. Bagi Objek penelitian “Kinerja manajer publik akan dinilai
Bagi pihak pemerintah, diharapkan berdasarkan pencapaian target anggaran,
hasil penelitian ini dapat memberikan berapa besar yang berhasil dicapai.
masukan atau gambaran terkait dengan Penilaian kinerja dilakukan dengan
minimalisasi permasalahan penyerapan menganalisis simpangan kinerja aktual
anggaran APBD kab/kota Padang. dengan yang dianggarkan” (Mardiasmo,
2009). Sedangkan menurut Lusiana (1997)
dalam Adi (2013), kemampuan
penyerapan anggaran dianggap baik dan
berhasil apabila prestasi realisasi
penyerapan adalah sesuai dengan prestasi
aktual fisik pekerjaan yang dapat
diselesaikan dengan anggapan bahwa

9
prestasi fisik aktual pekerjaan tersebut perumusan sistem perencanaan yang
adalah relatif sama dengan target prestasi menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
penyelesaian pekerjaan yang mengkoordinasikan seluruh pekerjaan
direncanakan. Secara sederhana, dari organisasi, hingga tercapainya tujuan
pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa tersebut (Robbins dan Coulter, 2002 dalam
suatu penyerapan anggaran dikatakan baik Bastian, 2010: 165). Perencanaan dapat
apabila telah dilaksanakan sesuai dengan dilihat dalam tiga kategori, yaitu:
perencanaan. 1. Dari segi proses: perencanaan
Menurut Halim (2014: 84), terdapat merupakan proses dasar yang
dua sudut pandang mengenai rendahnya digunakan untuk memilih tujuan dan
penyerapan anggaran. Ada pun pendapat menentukan cara pencapaian tujuan
tersebut sebagai berikut: tersebut.
1. Penyerapan anggaran yang dimaksud 2. Dari segi fungsi manajemen:
adalah realisasi anggaran pada akhir perencanaan berfungsi ketika pimpinan
tahun dibandingkan dengan menggunakan pengaruh atau
anggarannya. wewenangnya untuk menentukan atau
2. Dari segi ketidak-proporsionalitasnya mengubah tujuan serta kegiatan
penyerapan anggaran. organisasi.
Menurut Lubis (199: 3) dalam Shenny 3. Dari segi pengambilan keputusan:
(2012), mengatakan efektivitas penyerapan perencanaan merupakan pengambilan
anggaran lebih menekan pada pencapaian keputusan jangka panjang atau yang
segala sesuatu yang dilaksanakan berdaya akan datang mengenai hal yang akan
guna yang berarti tepat, cepat, hemat, dan dilakukan, cara pelaksanaan, dan
selamat. Adapun penjelasannya sebagai waktu serta pelaku hal tersebut. Dalam
berikut: perencanaan, keputusan yang diambil
1. Tepat artinya apa yang dikehendaki belum tentu sesuai dengan tujuan
tercapai kena sasaran memenuhi target, sebelumnya hingga implementasi
apa yang diinginkan menjadi realitas. perencanaan tersebut akan dibuktikan
2. Cepat artinya pekerjaan tersebut dapat di masa datang.
diselesaikan sebelum waktu yang Inti dari perencanaan adalah salah satu
ditetapkan. langkah mengantisipasi kejadian di masa
3. Hemat artinya, tanpa terjadi depan berdasarkan tujuan yang telah
pemborosan dalam bidang apapun ditetapkan di awal. Salah satu bagian dari
dalam pelaksanaan pekerjaan untuk perencanaan organisasi, baik itu organisasi
mencapai tujuan tersebut. publik, maupun organisasi privat, adalah
4. Selamat artinya tanpa mengalami perencanaan anggaran.
hambatan-hambatan yang dapat Menurut Conyers dan Hills dalam
menyebabkan kegagalan sebagian atau Kuncoro (2012: 50), perencanaan
seluruh usaha pencapaian tujuan. didefinisikan sebagai suatu proses
berkesinambungan yang mencakup
Perencanaan Anggaran keputusan-keputusan atau pilihan-pilihan
Perencanaan secara konvensional berbagai alternatif penggunaan sumber
didefinisikan sebagai kegiatan yang daya untuk mencapai tujuan-tujuan
dilakukan untuk masa mendatang yang tertentu pada masa mendatang.
lebih baik dengan memperhatikan keadaan Berdasarkan definisi tersebut, terdapat
sekarang maupun sebelumnya. empat elemen dasar perencanaan, yaitu :
Perencanaan (planning) merupakan proses 1. merencanakan berarti memilih
yang dimulai dari penetapan tujuan hal itu dapat diartikan bahwa tahap
organisasi berupa penentuan strategi untuk perencanaan ini adalah proses
pencapaian tujuan secara menyeluruh serta pemilihan sumber daya- sumber daya

10
yang akan digunakan dalam penguasaan mereka terhadap pengetahuan,
mewujudkan tujuan yang diinginkan. keterampilan, nilai dan sikap sebagai hasil
2. perencanaan merupakan alat belajar (Sutrisno, 2009: 223).
pengalokasian sumber daya Berdasarkan paparan tersebut, dapat
dengan kata lain, pada tahap kita tarik kesimpulan bahwa kompetensi
perencanaan ini, dilakukan suatu mencakup tugas, keterampilan, sikap, dan
proses alokasi besarnya sumber daya- apresiasi yang harus dimiliki oleh sumber
sumber daya yang digunakan dalam daya manusia dalam sebuah organisasi
perwujdkan tujuan yang diinginkan. untuk menunjang pelaksaan tugas sesuai
Oleh karena itu pilihan berarti dengan yang seharusnya. Oleh karena itu
menentukan prioritas pembangunan perlu rasanya untuk lebih menekan
daerah, baik fokus (sektoral) maupun kompetensi apa yang harus dikuasai
lokusnya (wilayah).lokus sumber daya manusia dalam organisasi,
memperlihatkan wilayah agar dapat dinilai sebagai wujud dari hasil
(kabupaten/kota/kecamatan/kawasan) pelaksanaan tugas yang berdampak
yang ingin dikerjakan, sedangkan langsung terhadap pengalaman.
fokus memperhatikan sektor yang Menurut Hutapea dan Thoha (2008:
menjadi prioritas. 28), ada tiga komponen utama
3. perencanaan merpakan alat untuk pembentukan kompetensi yaitu:
mencapai tujuan 1. Pengetahuaan (knowledge), informasi
tujuan ini tercermin dari target atau yang dimiliki seseorang karyawan
ukuran kinerja yang ingin dicapai. untuk melaksanakan tugas dan
4. perencanaan untuk masa depan tanggung jawabnya sesuai dengan
dapat diartikan bahwa perencanaan bidang yang digelutinya (tetentu),
merupakan tahap yang diperlukan misalnya bahasa komputer.
untuk masa depan. 2. Kemampuan (skill), sesuatu yang
dimiliki oleh individu untuk
Kompetensi Sumber Daya Manusia melaksanakan tugas atau pekerjaan
Menurut Spencer dan Spencer (1993), yang dibebankan kepada karyawan.
yang dikutip oleh Sutrisno (2009: 221), Misalnya standar perilaku para
kompetensi adalah suatu yang mendasari karyawan dalam memilih motode kerja
karakteristik dari suatu individu yang yang dianggap lebih efektif dan
dihubungkan dengan hasil yang diperoleh efisien.
dalam suatu pekerjaan. Kompetensi 3. Perilku individu (attitude), perasaan
sebagai karakteristik yang mendasari (senang-tidak senang, suka-tidak suka)
seseorang dan berkaitan dengan efektifitas atau reaksi terhadap suatu rangsangan
kinerja individu dalam pekerjaannya. yang datang dari luar. Misalnya reaksi
Senada dengan pendapat tersebut, menurut terhadap krisis eknomi, perasaan
Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun terhadap kenaikan gaji.
2000 pasal 3, mengatakan bahwa yang Konsep dasar kompetensi ini berakar
namanya kompetensi adalah kemampuan dari konsep individu yang bertujuan untuk
dan karakteristik yang dimiliki oleh mengidentifikasi, memperoleh, dan
Pegawai Negeri Sipil (PNS), baik berupa mengembangkan kemampuan individu
pengetahuan, keterampilan, dan sikap agar dapat bekerja lebih baik. Individu
perilaku yang diperlukan dalam adalah komponen utama yang menjadi
menunjang pelaksanaan tugas jabatannya. pelaku dalam organisasi. Oleh karena itu,
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi kemampuan organisasi sangat bergantung
perlu dilakukan secara objektif, dengan kemampuan individu-individu
berdasarkan kinerja para karyawan ang ada yang ada di dalamnya.
di dalam sebuah organisasi, dengan bukti

11
Evaluasi Hasil Penelitian Terdahulu anggaran dan uang persediaan memiliki
Penelitian terdahulu mengenai faktor- pengaruh yang signifikan terhadap
faktor yang mempengaruhi penyerapan penyerapan anggaran. Dokumen
anggaran pada satuan kerja dan kementrian perencanaan tidak memiliki pengaruh
lembaga yang telah dilakukan oleh para terhadap penyerapan anggaran dan
peneliti sebagai berikut: pencatatan administrasi tidak memiliki
1. Penelitian Hendris Herriyanto pengaruh terhadap penyerapan anggaran.
(2012) dengan judul Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Keterlambatan 3. Penelitian Prasetyo Adi Priatno
Penyerapan Anggaran Belanja pada (2013) dengan judul Analisis Faktor-faktor
Satuan Kerja Kementrian di Wilayah yang Mempengaruhi Penyerapan
Jakarta dengan menggunakan analisis Anggaran pada Satuan kerja Lingkup
faktor eksploratori (Eksploratory Faktor Pembayaran KPPN Blitar. Penelitian ini
Analysis-EFA). Penelitiaan ini menggunakan analisis faktor dan regresi
menemukan bahwa keterlambatan logistik. Dari 15 variabel awal yang
penyerapan anggaran belanja pada satuan dimunculkan, diperoleh tiga faktor, yakni
kerja di wilayah Jakarta disebabkan oleh: Faktor Adminsitrasi dan SDM, Faktor
(1) Faktor Perencanaan yang menjelaskan Perencanaan, dan Faktor Pengadaan
variasi seluruh item sebesar 42,91%, (2) Barang dan Jasa. Hasil penelitian ini
Faktor Administrasi yang menjelaskan menunjukkan bahwa Faktor Adminstrasi
variasi seluruh item sebesar 8,84%, (3) dan SDM mempunyai pengaruh yang tidak
Faktor Sumber Daya Manusia yang signifikan terhadap penyerapan anggaran
menjelaskan variasi seluruh item sebesar satuan kerja, sedangkan Faktor
7,80%, (4) Faktor Dokumen Pengadaan Perencanaan dan Faktor Pengadaan
yang menjelaskan variasi seluruh item Barang dan Jasa yang mempunyai
sebesar 6,47%, (5) Faktor Ganti Uang pengaruh yang signifikan terhadap
yang menjelaskan variasi seluruh item penyerapan anggaran satuan kerja.
sebesar 5,41%, sisanya sebesar 28,57%
dijelaskan oleh faktor lain selain faktor 4. Penelitian Emkhad Arif (2011)
tersebut. dengan judul Identifikasi Faktor-faktor
Penyebab Minimnya Penerapan Anggaran
2. Penelitian Carlin Tasya Putri Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
(2014) dengan judul Analisis Faktor-faktor Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Data
yang Mempengaruhi Penyerapan yang diperoleh dianalisis menggunakan
Anggaran pada Satuan Kerja Perangkat model Miles dan Hubberman. Penelitian
Daerah di Pemerintah Provinsi Bengkulu. ini menemukan bahwa masing-masing
Sampel dalam penelitian adalah 44 daerah kabupaten/kota memiliki faktor-
responden yang menduduki jabatan di faktor penyebab minimnya penyerapan
bidang yang berkaitan dengan anggaran, di APBD yang berbeda-beda tergantung
antaranya adalah pejabat pembuat kondisi internal pemerintahan daerah.
komitmen, pejabat pelaksana teknis Namun, ada beberapa faktor yang selalu
kegiatan, pejabat penanda tangan surat konsisten, antara lain: Faktor Regulasi,
perintah membayar dan bendahara Faktor Politik, Faktor Lelang/tender, dan
pengeluaran pada 11 SKPD. Penelitian ini Faktor Komitmen Organisasi.
dengan regresi linier berganda dan
menemukan bahwa kompetensi sumber 5. Penelitian Amdi Noviwijaya
daya manusia memiliki pengaruh yang (2013) dengan judul Pengaruh Keragaman
signifikan terhadap penyerapan anggaran, Gender dan Usia Pejabat Perbendaharaan
dokumen pengadaan memiliki pengaruh terhadap Penyerapan Anggaran Satuan
yang signifikan terhadap penyerapan Kerja pada Lingkup Pembayaran KPPN

12
Semarang I. Hasil penelitian ini sejauh mana variabel bebas memengaruhi
menunjukkan bahwa keragaman gender variabel terikat (Umar, 2006).
secara statistik signifikan berpengaruh
negatif terhadap penyerapan anggaran, Populasi dan Sampel
sedangkan keragaman usia secara statistik Populasi dalam penelitian ini adalah 39
signifikan berpengaruh positif terhadap Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD)
penyerapan anggaran. kota Padang yang terdiri dari dinas, badan,
kantor, kecamatan, dan Inspektorat (data
Kerangka Konseptual terlampir). Dalam penelitian ini, penarikan
Kerangka konseptual akan sampel berdasarkan total sampling dengan
memperlihatkan dengan jelas keterkaitan 117 responden; 39 orang kepala pimpinan
antara variabel-variabel yang diteliti SKPD, 39 orang Pejabat Pembuat
berdasarkan rumusan masalah. Pada Komitmen (PPK)/Pejabat Pelaksana
penelitian ini,terdapat dua variabel bebas Teknis kegiatan (PPTK) dan 39 orang
yang mempengaruhi penyerapan anggaran Bendahara Pengeluaran pada masing-
(Y), yaitu perencanaan anggaran (X1) dan masing SKPD.
kompetensi sumber daya manusia (X2).
Berdasarkan uraian diatas, maka Jenis dan Sumber Data
kerangka konseptual dari penelitian ini Jenis data dalam penelitian ini adalah
dapat dilihat pada gambar di bawah ini. data subjek yang merupakan jenis data
berupa opini, sikap, pengalaman atau
Perencanaan karakteristik dari seseorang/sekelompok
Anggaran (X1) Gambar orang yang menjadi subjek penelitian
Penyerapan (responden). Sumber data dalam penelitian
Anggaran (Y) ini adalah data primer dan data sekunder.
Kompetensi Data primer berupa data yang diperoleh
Sumber Daya langsung dari sumber asli (tidak melalui
Manusia (X2) media perantara) dan diperoleh dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah
Hipotesis terstruktur dengan tujuan untuk
Berdasarkan latar belakang, perumusan mengumpulkan informasi dari para
masalah dan tujuan penelitian,maka responden. Sedangkan data sekunder data
hipotesis atau jawaban sementara dari yang diperoleh melalui penelusuran dan
peneltian ini adalah : penelaahan studi-studi dokumen yang ada
H1: Perencanaan anggaran berpengaruh hubungannya dengan masalah yang diteliti
signifikan positif terhadap berupa data pagu anggaran dan data
penyerapan anggaran. realisasi belanja pemerintah daerah.
H2: Kompetensi Anggaran berpengaruh
signifikan positif terhadap Teknik Pengumpulan Data
penyerapan anggaran. Data untuk penelitian ini dikumpulkan
dengan cara menyebarkan kuesioner
tertutup pada instansi pemerintah kota
III. METODE PENELITIAN Padang. Kuesioner diberikan dan dijemput
langsung ke instansi pemerintah.
Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, ruang Variabel Penelitian
lingkup penelitian ini tergolong pada Berikut ini adalah variabel-variabel
penelitian kausatif. Dengan kata lain, penelitian yang digunakan:
penelitian ini bertujuan untuk melihat 1. Variabel Dependen

13
Variabel dependen (terikat) adalah dengan metode kolmogorof smirnov. Jika
variabel yang menjadi perhatian utama nilai signifikansi yang dihasilkan >0,05
dalam sebuah pengamatan yang diukur maka data berdistribusi normal.
dengan menggunakan skala likert 1 sampai
5 dengan item pertanyaan 10 buah. Skala 1 2. Uji Multikolinearitas
(satu) untuk pertanyaan sangat tidak setuju Pengujian ini dilakukan untuk melihat
dan skala 5 (lima) untuk pertanyaan sangat hubungan linear antara variabel bebas,
setuju. dilakukan dengan menggunakan Variance
Inflation Factor (VIF). Menurut Ghozali
2. Variabel Independen (2007: 42), nilai toleransi yang rendah
Variabel independen (variabel bebas) sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF
adalah variabel yang dapat mempengaruhi = 1/tolerance) nilai cut off yang umum
perubahan dalam variabel terikat dipakai untuk menunj ukkan tidak adanya
(dependen variabel) dan mempunyai multikoleniaritas adalah nilai toleransi >
pengaruh positif ataupun negatif bagi 0,10 atau sama dengan < 10.
variabel terikat nantinya. Dalam penelitian
ini yang menjadi independen adalah: 3. Uji Heterokedastisitas
a. Perencanaan anggaran (x1) Uji heterokedastisitas adalah uji yang
Perencanaan anggaran diukur dengan bertujuan untuk menguji apakah dalam
menggunakan skala likert 1 sampai 5 sebuah model regresi terjadi
dengan item pertanyaan 9 buah. Skala 1 ketidaksamaan varians dari residual atas
(satu) untuk pertanyaan sangat setuju. satu pengamatan yang lain. Untuk
b. Kompetensi sumber daya manusia (x2) mendeteksi adanya heterokedastisitas
Kompetensi sumber daya manusia diukur dapat menggunakan uji gletser. Dalam uji
dengan menggunakan skala likert 1 sampai ini apabila probabilitas signifikansi diatas
5 dengan item pertanyaan 9 buah. Skala 1 5%, dapat disimpulkan model regresi tidak
(satu) untuk pertanyaan tidak pernah dan mengandung adanya heterokedastisitas.
skala 5 (lima) untuk pertanyaan selalu.
Teknik Analisis Data
Uji Validitas 1. Analisis deskriptif
Uji validitas digunakan untuk Analisis ini bertujuan menggambarkan
mengukur sah/valid tidaknya suatu masing-masing variabel dalam bentuk
kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan hasil distribusi frekuensi, kemudian
valid jika pertanyaan pada kuesioner dilakukan analisis mean, standar deviasi,
mampu untuk mengungkapkan sesuatu tingkat capaian responden dan koefisien
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, serta memberikan interpretasi analisis
iman (2007). tersebut.
Menghitung nilai jawaban:
Uji Reliabilitas 1. Menghitung frekuensi dari jawaban
Instrumen dikatakan reliabel (andal) yang diberikan responden atas setiap
jika jawaban seseorang terhadap item pertanyaan yang diajukan.
pertanyaan adalah konsisten atau stabil 2. Menghitung rata-rata skor total item
dari waktu ke waktu. dengan menggunakan rumus :
5SS+4S+3KS+2TS+1STS
Uji Asumsi Klasik Dimana:
1. Uji Normalitas Residual SS = Sangat Setuju
Uji normalitas digunakan untuk S = Setuju
menguji apakah distribusi normal, data KS = Kurang Setuju
yang baik adalah data yang distribusinya TS = Tidak Setuju
normal. Uji formalitas dapat dilakukan STS = Sangat Tidak Setuju

14
b1b2 = koefisien regresi dari variabel
3. Menghitung nilai rerata jawaban independen
responden x1 = perencanaan anggaran
4. Menghitung nilai TCR masing-masing x2 = kompetensi sumber daya manusia
kategori jawaban dari deskriptif e = Epsilon (variabel-variabel independen
variabel. lainyang tidak diukur dalam
penelitian yang mempunyai
2. Metode Analisis pengaruh terhadap variabel lain).
a. Koefisien Determinasi yang
Disesuaikan (R2) c. Uji F (F-test)
Untuk mengetahui kontribusi dari Uji F dilakukan untuk mengetahui
variabel bebas terhadap variabel terikat apakah secara serentak variabel
dilihat dari adjusted R square-nya, independen secara baik untuk menguji
pemilihan nilai adjusted R square karena apakah model yang digunakan telah
penelitian ini menggunakan analisis fit/tidak. Rumus yang digunakan adalah :
regresi berganda dengan jumlah variabel F = R2/(K-1)
lebih dari satu. Koefisien determinasi (R2) Keterangan :
pada intinya mengukur seberapa jauh F = uji f
kemampuan model dalam menerangkan R2 = koefisien determinan
variasi variabel terikat adjusted R2 berarti K = jumlah variabel bebas
R2 sudah disesuaikan dengan derajat bebas n = jumlah sampel
dari masing-m,asing jumlah kuadrat yang Jika Fhitung > Ftabel,atau sig < 0,05, maka Ha
tercakup didalam perhitunggan adjusted diterima, dan H0 ditolak. Jika Fhitung < F
R2. Untuk membandingkan dua R2, maka tabel, atau sig > 0.05. maka H0 ditolak.
harus memperhitungkan banyaknya
variabel X yang ada dalam model. Hal ini d. Uji Hipotesis
dapat dilakukan dengan menggunakan Dalam melakukan uji hipotesis
adjusted R2 yaitu : dilakukan dengan uji t (t-test). Uji t
Adjusted R2 = 1-(1-R2) bertujuan untuk menguji pengaruh secara
parsial antara variabel bebas terhadap
Dari rumus diatas jelas bahwa: variabel tidak bebas dengan variabel lain
1. Kalau K > 1 maka adjusted R2 < R2, dianggap konstanta, dengan asumsi bahwa
yang berarti bahwa apabila banyaknya jika signifikan nilai t hitung yang dapat
variabel bebas ditambah, adjusted R2 dilihat dari analisis regresi menunjukkan
dan R2 akan sama-sama meningkat, kecil dari α = 5 %, berarti variabel
tetapi peningkatan adjusted R2 lebih independen berpengaruh terhadap variabel
kecil dari pada R2. dependen,. Dengan tingkat kepercayaan
2. Adjusted R2 dapat positif atau negatif, untuk menguji hipotesis adalah 95 % atau
walaupun R2 selalu non negatif. Jika (α) = 0,05 (5%) dengan kriteria sebagai
adjusted R2 negatif lainnya dianggap 0. berikut:
a. Jika tingkat signifikan < α = 0,05 dan
b. Persamaan Regresi koefisien regresi (β) positif maka H0
Untuk mengetahui pengaruh variabel ditolak yang berarti tersedia bukti yang
independen terhadap variabel dependen cukup untuk menerima H1, H2 dengan
maka digunakan regresi berganda, dengan demikian dapat dikatakan bahwa
persamaan sebagai berikut : perencanaan anggaran dan kompetensi
Y = a+b1x1+b2x2+ e sumber daya manusia terhadap
Di mana: penyerapan anggaran.
Y = penyerapan anggaran b. Jika tingkat signifikan > α = 0,05 dan
a = konstanta koefisien regresi (β) negatif maka H0

15
diterima dan H1, H2 ditolak, dengan (dengan standard deviasi 4,17 yang nilai
demikian dapat dikatakan bahwa maximum 40, nilai minimum 24).
perencanaan anggaran dan kompetensi
sumber daya manusia tidak
berpengaruh terhadap penyerapan Uji Validitas dan Reabilitas Penelitian
anggaran. 1. Uji Validitas
c. Jika tingkat signifikan < α = 0,05 dan Untuk melihat validitas dari masing-
koefisien regrasi (β) negatif, maka H0 masing item kuesioner, digunakan
diterima dan H1, H2 ditolak, dengan Corrected Item-Total Colleration. Jika
demikian dapat dikatakan bahwa rhitung > rtabel, maka data dikatakan valid,
perencanaan anggaran dan kompetensi dimana rtabel untuk N = 65, adalah 0,2441.
sumber daya manusia tidak Berdasarkan hasil pengolahan data
berpengaruh terhadap penyerapan didapatkan bahwa nilai Corrected Item-
anggaran. Total Colleration untuk masing-masing
item variabel X1, X2 dan Y semuanya di
IV. HASIL PENELITIAN DAN atas rtabel. Maka dapat dikatakan bahwa
PEMBAHASAN seluruh item pernyataan variabel X1 X2,
dan Y adalah valid. Untuk instrumen
Gambaran Umum Objek Penelitian penyerapan anggaran diketahui nilai
Populasi dari penelitian ini adalah Corrected Item-Total Correlation terkecil
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di 0,331, untuk instrument perencanaan
kota Padang dengan total sampling dengan anggaran nilai terkecil 0,522, dan untuk
jumlah 39 SKPD. Masing-masing SKPD kompetensi sumber daya manusia nilai
terdiri dari 3 responden. Dari 39 SKPD terkecil 0,290.
tersebut, disebarkan sebanyak 117
kuesioner. Jumlah responden SKPD yang 2. Uji Reabilitas
mengembalikan kuesioner sebanyak 100 Uji reliabilitas dimaksudkan untuk
responden dan kuesioner yang dapat diolah mengukur bahwa instrumen yang
sebanyak 65 disebabkan banyak responden digunakan benar-benar bebas dari
yang tidak mengisi dengan lengkap kesalahan, sehingga diharapkan dapat
identitas responden. menghasilkan hasil yang konstan. Nilai
reliabilitas dinyatakan reliabel, jika nilai
Statistik Deskriptif cronbach’s alpha dari masing-masing
Sebelum dilakukan pengujian data instrumen pernyataan lebih besar dari 0,6
secara statistik dengan lebih lanjut, (Imam, 2006). Dari nilai cronbach’s alpha
terlebih dahulu dilakukan pendeskripsian dapat disimpulkan bahwa instrumen
terhadap variabel penelitian. Hal ini pertanyaan adalah reliabel karena memiliki
dimaksudkan agar dapat memberikan nilai Cronbach’s alpha lebih dari 0,6.
gambaran tentang masing-masing variabel Dari hasil nilai Cronbach’s Alpha,
yang akan diteliti. instrumen penyerapan anggaran adalah
Statistik deskriptif dari masing-masing 0,822, perencanaan anggaran adalah 0,902
variabel, yaitu variabel X1 diketahui dan kompetensi sumber daya manusia
besarnya nilai mean adalah 15,03 (dengan adalah 0,758 ini menunjukkan nilai berada
standard deviasi 3,94, nilai maximum diatas 0,6. Dengan demikian semua
sebesar 25, nilai minimum sebesar 9), instrument dapat dikatakan reliabel.
variabel X2 diketahui nilai mean 31,46
(dengan standard deviasi 3,64, nilai Uji Asumsi Klasik
maximum 40, nilai minimum sebesar 22), 1. Uji Normalitas
dan variabel Y dengan nilai mean 35,18 Hasil uji normalitas residual dari
pengolahan SPSS dapat diketahui dengan

16
melihat nilai signifikansi dari hasil uji Uji Model
kolmogorov smirnov. Uji kolmogorov 1. Uji F
smirnov dilakukan untuk menguji apakah Uji F dilakukan untuk menguji apakah
residual terdistribusi secara normal, secara serentak variabel independen
dengan melihat nilai α > 0,05. Dari analisis mampu menjelaskan variabel dependen
data diperoleh hasil bahwa residual secara baik atau untuk menguji apakah
terdistribusi secara normal. Dari tabel uji model yang digunakan telah fix atau tidak.
normalitas terbukti nilai kolmogorov Pengaruh secara bersama-sama variabel
smirnov sebesar 0,918 dan nilai independen terhadap variabel dependen
signifikansinya 0,369 > 0,05. dilakukan dengan cara membandingkan
Ftabel dan Fhitung. Hipotesis diterima jika
2. Uji multikolinearitas Fhitung > Ftabel dan nilai sig > α 0,05. Nilai
Untuk menguji tidak adanya Ftabel pada α 0,05 adalah 2,766438. Nilai
multikolinearitas dapat dilihat melalui Fhitung adalah 6,097 sedangkan nilai sig
variance inflation factor (VIF) < 10 dan adalah 0,004. Dengan demikian Fhitung >
tolerance > 0,1. Variabel Perencanaan Ftabel dan nilai sig < α 0,05 yaitu 6,097 >
Anggaran (X1) dengan nilai VIF 1.025, 2,76643 8dan sig 0,004 < α 0,05. Hal ini
Kompetensi Sumber Daya Manusia (X2) menunjukkan bahwa variabel independen
dengan nilai VIF 1.025. Perencanaan secara bersama-sama memberikan
Anggaran (X1) dengan nilai tolerance pengaruh yang signifikan terhadap
0,975, Kompetensi Sumber Daya Manusia variabel dependen. Ini berarti model fix
(X2) dengan nilai tolerance 0,975. Dengan digunakan untuk uji t statistik yang
demikian dapat dikatakan bahwa tidak menguji variabel independen secara parsial
terdapat korelasi variabel-variabel bebas terhadap variabel dependen.
antara satu sama yang lainnya, atau
variabel independen pada penelitian bebas 2. Uji Koefisien Determinasi
multikol. Koefisien determinasi bertujuan untuk
melihat seberapa kuat model yang
3. Uji Heterokedastisitas dihasilkan dari variabel penelitian ini.
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk Nilai Adjusted R Square menunjukkan
menguji apakah dalam sebuah model 0,140. Hal ini mengindikasikan bahwa
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari kontribusi variabel bebas yaitu
residual atas satu pengamatan ke perencanaan anggaran dan kompetensi
pengamatan yang lain. Jika varians dari sumber daya manusia terhadap variabel
residual suatu pengamatan ke pengamatan terikat yaitu penyerapan anggaran adalah
lain tetap, maka disebut homokedatisitas sebesar 13,7%, sedangkan 86,3%
dan jika berbeda disebut ditentukan oleh faktor lain di luar model
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi yang tidak terdeteksi dalam penelitian ini.
adanya heteroskedastisitas pada penelitian
ini menggunakan uji Gletser. Pada uji ini 3. Analisis Regresi Berganda
apabila hasilnya sig > 0,05 maka tidak Analisis regresi berganda dilakukan
terdapat gejala heterokedastisitas. dengan membandingkan thitung dengan ttabel
Berdasarkan analisis diketahui bahwa dan nilai sig dengan α yang diajukan yaitu
nilai sig variabel-variabel > 0,05 (sig > 95% atau α = 0,05.
0,05), dapat dikatakan bahwa tidak terjadi Berdasarkan pengolahan data, dapat
heterokedastisitas pada penelitian ini. dianalisis model estimasi sebagai berikut:
Y = 30,444 - 0,295(X1) +
0,292(X2) + e
Dimana:
X1 = Perencanaan Anggaran

17
X2 = Kompetensi Sumber Daya 0,021 < 0,05. Nilai koefisien β dari
Manusia variabel X1 bernilai negatif yaitu 0,295.
Y = Penyerapan Anggaran Jadi hipotesis yang telah dirumuskan
Dari persamaan diatas dapat dijelaskan sesuai dengan hasil penelitian sehingga H1
bahwa: diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
a. Nilai konstanta sebesar 30,444 penelitian ini dapat membuktikan
mengindikasikan bahwa jika variabel perencanaan anggaran (X1) berpengaruh
independen yaitu perencanaan signifikan terhadap penyerapan anggaran.
anggaran dan kompetensi sumber daya
manusia adalah nol maka nilai 2. Pengujian Hipotesis II
penyerapan anggaran adalah sebesar Pengujian hipotesis kedua dilakukan
konstansta (30,444). dengan membandingkan nilai thitung dan
b. Koefisien perencanaan anggaran ttabel. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel
sebesar 0,295 mengindikasikan bahwa atau nilai sig < α (0,05). Nilai t tabel pada α
setiap peningkatan perencanaan 0,05 adalah 1,9989. Pada variabel
anggaran satu satuan akan kompetensi sumber daya manusia (X2)
mengakibatkan penurunan penyerapan nilai t hitung adalah 2,164 dan nilai sig
anggaran 0,295 satuan. Nilai koefisien adalah 0,034. Hal ini dapat dilihat bahwa
β dari variabel X1 bernilai negatif thitung > ttabel yaitu 2,164 > 1,9989 atau nilai
0,295. signifikansi 0,034 < 0,05. Nilai koefisien β
c. Koefisien kompetensi sumber daya dari variabel X2 bernilai positif yaitu
manusia sebesar 0,292 0,292. Hal ini menunjukkan bahwa pe-
mengindikasikan bahwa setiap nelitian ini membuktikan kompetensi
peningkatan kompetensi sumber daya sumber daya manusia (X2) berpengaruh
manusia satu satuan akan signifikan dan positif terhadap penyerapan
mengakibatkan peningkatan anggaran. Jadi hipotesis kedua dari
penyerapan anggaran sebesar 0,292 penelitian ini diterima.
satuan. Nilai koefisien β dari variabel
X2 bernilai positif 0,292. Pembahasan
1. Pengaruh Perencanaan Anggaran
Uji Hipotesis (t test) terhadap Penyerapan Anggaran
Uji t statistik (t-Test) bertujuan untuk Hasil penelitian ini menunjukkan
mengetahui hubungan yang signifikan dari bahwa perencanaan anggaran berpengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap signifikan terhadap penyerapan anggaran.
variabel terikatnya. Pengujian hipotesis Nilai t yang negatif menunjukkan bahwa
secara parsial dilakukan dengan cara perencanaan anggaran mempunyai
membandingkan nilai thitung dengan nilai hubungan yang berlawanan arah dengan
ttabel. Nilai ttabel dengan α = 0,05 dan derajat penyerapan anggaran.
bebas (db) = n-k = 65-3 = 62 adalah Penelitian ini sesuai dengan penelitian
1,9989. yang dilakukan Herriyanto (2012) yang
1. Pengujian Hipotesis I menyimpulkan faktor perencanaan
Pengujian hipotesis pertama dilakukan berpengaruh signifikan terhadap
dengan membandingkan nilai t hitung dan penyerapan anggaran sebesar 42,91%,
ttabel. Hipotesis diterima jika thitung > ttabel semakin baik perencanaan anggaran maka
atau nilai sig < α (0,05). Nilai ttabel pada α penyerapan anggaran lebih baik. Menurut
(0,05) adalah 1,9989. Pada variabel Akadira (2010) mengungkapkan bahwa
perencanaan anggaran (X1) nilai thitung perencanaan yang baik akan sangat
adalah 2,368 dan nilai sig adalah 0,021. membantu tingkat penyerapan.
Hal ini dapat dilihat bahwa thitung > ttabel Pengawasan yang dilakukan perlu sejak
yaitu 2,368 > 1,9989 atau nilai signifikansi awal perencanaan untuk membantu

18
mendeteksi lebih dini kemungkinan pokok dan rutin sehari-harinya, sehingga
kegagalan yang ada dan ini mampu kurang kompeten dalam melaksanakannya
memperbaikinya. Semakin baik di tambah lagi dorongan motivasi yang
perencanaan anggaran yang dilaksanakan kurang akibat dari kurangnya
akan memberikan dampak semakin baik penghargaan, baik secara materi maupun
penyerapan anggaran yang dicapai. Hanya nonmateri pada SKPD. Selanjutnya
saja dalam penelitian ini perencanaan hipotesis ini diperkuat oleh Carlin (2014)
anggaran mempunyai hubungan yang dengan judul Analisis Faktor-faktor yang
berlawanan arah dengan penyerapan Mempengaruhi Penyerapan Anggaran
anggaran. pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Penelitian
tabel distribusi frekuensi untuk variabel ini juga menyatakan bahwa faktor yang
perencanaan anggaran dengan Rerata mempengaruhi penyerapan anggaran
tingkat capaian responden 33,40% yang adalah kompetensi SDM. Terlihat dalam
dikategorikan kurang baik. Dari hasil penelitian ini bahwa kompetensi SDM
tersebut dapat diketahui bahwa cukuf efektif dalam meningkatkan
perencanaan anggaran pada satuan kerja penyerapan anggaran.
perangkat daerah kota padang Hal ini sesuai dengan Putri (2014),
dikategorikan kurang baik. Sehingga dapat kompetensi berpengaruh signifikan
disimpulkan bahwa perencanaan anggaran terhadap kualitas anggaran SKPD,
yang tidak baik pada satuan kerja penyebabnya adalah dengan kompetensi
perangkat daerah kota padang dapat yang dimiliki oleh seorang penyusun
menurunkan penyerapan anggaran. anggaran diharapkan dapat mengambil
keputusan yang cepat, lugas, dan tepat.
2. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Selain itu kompetensi yang dimiliki juga
Manusia terhadap Penyerapan memperlihatkan kesanggupan seorang
Anggaran pegawai dalam menyusun anggaran di
Hipotesis kedua penelitian ini SKPD tempat ia bekerja dengan
menyatakan bahwa kompetensi SDM permasalahan serta tantangannya.
berpengaruh signifikan positif terhadap Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
penyerapan anggaran. Hal ini manyatakan tabel distribusi frekuensi untuk variabel
bahwa baik atau buruknya kompetensi kompetensi sumber daya manusia dengan
SDM dapat mempengaruhi peningkatan rata-rata tingkat capaian responden
ataupun penurunan penyerapan anggaran 78,65% yang dikategorikan baik. Dari
di Kota Padang . hasil tersebut dapat diketahui bahwa
Dari hasil diatas, dapat dilihat bahwa kompetensi pada satuan kerja perangkat
terdapat pengaruh yang kuat variabel daerah kota padang dikategorikan baik.
kompetensi SDM terhadap penyerapan Sehingga dapat disimpulkan bahwa
anggaran. Menurut Herriyanto (2012) kompetensi sumber daya manusia yang
dalam penelitiannya menjelaskan bahwa baik pada satuan kerja perangkat daerah
factor-faktor yang mempengaruhi kota padang dapat meningkatkan
keterlambatan penyerapan anggaran adalah penyerapan anggaran. Hal ini mungkin
kompetensi SDM sebesar 7,80%. disebabkan terciptanya karyawan yang
Permasalahan SDM berawal dari berkompeten di bidang nya pada satuan
keengganan dan ketakutan untuk menjadi kerja perangkat daerah kota padang.
panitia pengadaan. Hal ini karena tidak Mungkin ketika proses
seimbangnya resiko pekerjaan dengannh pengklasifikasian/penempatan karyawan
imbalan yang diterima. Di samping itu, telah tercapai sebagaimana mestinya.
bekerja sebagai panitia merupakan Sehingga para karyawan dapat mencapai
pekerjaan sampingan di samping pekerjaan target yang telah ditentukan.

19
Dalam meningkatan penyerapan penelitian ini yang masih perlu untuk
diperlukan adanya kompetensi agar direvisi peneliti selanjutnya yaitu :
program pemerintahan dapat berjalan a. Pada penelitian ini menunjukkan
efektif dan efesien demi meningkatkan bahwa uji Adjusted R2 adalah sebesar
manfaat guna dari sebuah kegiatan. Dalam 0,137%. Atau hanya sebesar 13,7%. Ini
kenyataan di SKPD Kota Padang, berarti bahwa kontribusi variabel
kompetensi menjadi hal yang diperhatikan dependen terhadap variable
dan hal ini telah mampu meningkatkan independen hanya sebesar 13,7%.
penyerapan anggaran. Jadi dapat Sedangkan 86,3% dijelaskan oleh
disimpulkan apabila kompetensi SDM faktor lain yang tidak diteliti.
telah ditingkatkan semaksimalnya maka b. Peneliti hanya meneliti pada
penyerapan anggaran juga akan maksimal Pemerintah Kota Padang, sehingga
dan jika dilihat dari tanggapan responden untuk Pemerintah Kota lain yang
mengenai variabel kompetensi SDM, maka berbeda dapat dimungkinkan
kompetensi SDM terhadap penyerapan terjadinya perbedaan kesimpulan.
anggaran pada Pemerintah Kota Padang
sudah optimal. Saran
Berdasarkan pada pembahasan dan
kesimpulan diatas, maka peneliti
V. PENUTUP menyarankan bahwa:
1. Bagi organisasi, diharapkan dapat
Kesimpulan menjadi bahan acuan dalam upaya
Kesimpulan yang dapat diambil dari meningkatan penyerapan anggaran
penelitian mengenai “Pengaruh kota Padang dan perencanaan anggaran
Perencanaan Anggaran dan Kompetensi yang baik akan mempermudah dalam
Sumber Daya Manusia Terhadap pelaksanaan anggarannya serta
Penyerapan Anggaran” ini adalah sebagai memberikan perhatian yang mendalam
berikut: terhadap pembakalan dan pelatihan
1. Perencanaan anggaran mempunyai terkait kompetensi sumber daya
pengaruh signifikan terhadap manusia dalam sebuah SKPD.
penyerapan anggaran. Hal ini 2. Bagi peneliti selanjutnya: Penelitian ini
menunjukkan bahwa semakin tidak masih terbatas pada perencanaan
baik perencanaan anggaran yang anggaran dan kompetensi sumber daya
dilakukan oleh aparat pemerintahan manusia, untuk penelitian selanjutnya
maka semakin rendah tingkat dapat dilakukan perluasan variabel
penyerapan anggaran. penelitian untuk menemukan variabel-
2. Kompetensi sumber daya manusia variabel lain yang berpengaruh kuat
mempunyai pengaruh signifikan positif dengan penyerapan anggaran seperti
terhadap penyerapan anggaran. Hal ini faktor administrasi, dan faktor lainnya.
menunjukkan bahwa semakin baik
kompetensi sumber daya manusia yang
ada di dalam sebuah SKPD atau DAFTAR PUSTAKA
pemerintahan maka semakin baik pula
penyerapan anggarannya. Adi, Mashudi Nugroho. 2013. Analisis
Faktor-Faktor Yang Menyebabkan
Keterbatasan Penumpukan Pencairan Dana APBN Di
Meskipun peneliti telah berusaha Akhir Tahun. Studi Kasus Di KPPN
merancang dan mengembangkan Malang. Universitas Brawijaya.
penelitian sedemikian rupa, namun masih
terdapat beberapa keterbatasan dalam

20
Andarias, Bangun. 2009. Pengaruh Elfindri. 2001. Ekonomi Sumber Daya
Partisipasi Dalam Penyusunan Manusia. Padang : Universitas Andalas
Anggaran, Kejelasan Sasaran Dengan Arim Press.
Anggaran dan Struktur Desentralisasi
Terhadap Kinerja Manajerial SKPD Handoko, Hani. 2001. Manajemen
dengan Pengawasan Internal Sebagai Personalia Dan Sumber Daya Manusia,
Variabel Pemoderasi. Tesis. USU: Edisi 15 agustus BPFE. Yogyakarta.
Medan.
Herriyanto, Hendris. 2012. Faktor-faktor
Anggaeni, Shenny.2012. Hubungan yang Mempengaruhi Keterlambatan
Penyusunan Anggaran Belanja Modal Penyerapan Anggaran Belanja pada
Dengan Efektivitas Penyerapan Satuan Kerja Kementrian di Wilayah
Anggaran Belanja Modal. Studi pada Jakarta. Tesis. Depok: Universitas
Pemeritah Kabupate/Kota Wilayah IV Indonesia.
Priangan Jawa Barat. Universitas
Pendidikan Indonesia. Halim, Abdul.2014. Manajemen
Keuangan Sektor Publik problematika
Arif, Emkhad. 2011. Identifikasi Faktor- penerimaan dan pengeluaran
faktor Penyebab Minimnya Penerapan pemerintah. Jakarta : Salemba Empat.
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten/Kota di Hutapea, Parulin dan Nurianna Thoha.
Provinsi Riau. Universitas Islam Riau. 2008. Kompetensi Plus: Teori, Desai,
Kasus dan Penerapan untuk HR dan
Arif, M. Irsan. 2010. Pengaruh Sumber Organisasi yang Dinamis.Gramedia
Daya Manusia Serta Partisipasi Pusaka Utama: Jakarta.
Anggaran Terhadap Kinerja SKPD
Pada Pemerintahan Kabupaten Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor
Langkat. Universitas Sumatera Utara. Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Arcynthia M, Lian. 2013. Analisis Maria, Renata. 2006. “Pengaruh Gaya


Pengaruh Kompetensi Terhadap Kepemimpinan dan Kualitas Sumber
Kinerja Karyawan Pada Pt.Bank Daya Manusia terhadap Kinerja
Bukopin, Tbk Cabang Makassar. Kementerian Luar Negeri dan Kerja
Universitas Hasanuddin Makassar. Sama Republik Demokratik Timur
Leste di Dili” dalam Jurnal Manajemen
Akadira,Tora.2010.Faktor-Faktor Yang Publik Bisnis hlm. 51-73.
Mempengaruhi Penyerapan Anggaran
Di Direktorat Jenderal Manajemen Martoya, Susilo. 1992. Manajemen
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Tesis. UI: Jakarta CV.Haji Masagung.

Bastian, Indra. 2006. Sistem Akuntansi Miftah, Thoha. 2008. Perilaku Orang
Sektor Publik. Jakarta : Erlangga. Konsep Dasar Dan Aplikasi. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
-----------------. 2010. Akuntansi Sektor
Publik: Suatu Pengantar (edisi ketiga). Munandar, M. 2007. Budgeting:
Jakarta: Erlangga. Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian
Kerja, Pengawasan Kerja. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta.

21
Nawawi, Hadari. 2001. Manajemen Wilayah KPPN Malang” dalam Jurnal
Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Riset Akuntansi & Komputerisasi
yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Akuntansi (JRAK) Vol. 4 No. 1.
Mada University Press.
Sekaran, Umar. 2006. Metode Penelitian
Nordiawan, Dedi. 2007. Akuntansi dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat.
Sihombing, Pram Wibawa dan Iman
Priatno, Prasetyo Adi. 2013. Analisis Widhiyanto. 2008. Modul Perencanaan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kas: Revisi 3. Jakarta: Direktorat
Penyerapan Anggaran pada Satuan Pengelolaan Kas Negara, Direktorat
kerja Lingkup Pembayaran KPPN Jenderal Perbendaharaan.
Blitar. Jurnal Ilmiah. Malang:
Universitas Brawijaya. Susilo. W. 2002. Audit Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Gema Amini.
Putri, Carlin Tasya. 2014. Analisis Faktor-
faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Wilfah, Busri Wahyu. 2010. Pengaruh
Anggaran pada Satuan Kerja Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Perangkat Daerah di Pemerintah Pembagian Tugas terhadap Kinerja
Provinsi Bengkulu. Skripsi. Bengkulu: Pemerintah Kota Padang. Skripsi.
Universitas Bengkulu. Padang: Universitas Negeri Padang.

Putri, Daniati.2014. Pengaruh Kompetensi Williams, Mike. 2004. “Government Cash


dan Motivasi terhadap Kualitas Management Good and Bad - Practise”
Anggaran dengan Regulasi sebagai tersedia pada laman
Variabel Moderasi. Tesis. Padang: http://treasury.worldbank..org./web/p
Universitas Andalas. df/williams_technote.pdf.

Rahayu, Sri. 2007. Studi Fenomenologis Yani, Ahmad. 2013. Hubungan Keuangan
terhadap Proses Penyusunan Anggaran antara Pemerintah Pusat dan Daerah
Daerah (Bukti Empiris dari Satu di Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Satuan Kerja Perangkat Daerah di
Provinsi Jambi. Simposium Akuntansi Utomo, Kabul Wahyu. 2002.
Nasional X. “Kepemimpinan dan Pengaruhnya
terhadap Perilaku Cityzenship (OCB),
Samuel, Abel TS. 2008. Penggaruh Kepuasan Kerja dan Perilaku
Pertisipasi Anggaran dan Kejelasan Organisasional (Penelitian Empiris
Sasaran Anggaran terhadap Kinerja pada Pemda Kota Kebumen)” dalam
Manajerial Aparat Pemerintah Daerah. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen
Tesis. Medan. Vol. 2, Hlm 34-52.
Seftianova, Ratih dan Helmy Adam. 2013.
“Pengaruh Kualitas DIPA dan Akurasi BPKP.2011.Misteri Penyerapan
Perencanaan Kas terhadap Kualitas Anggaran. Yogyakarta: Paris Review.
Penyerapan Anggaran pada Satker

22

Anda mungkin juga menyukai