Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN TANAH LAUT


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Metode Penelitian Sosial

Dosen Pembimbing : Drs. Asmungi , SH., M.Si

OLE H :
KHAIRUMAN RISWANDA
F5 29.1175 14
 
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
PRODI KEUANGAN PUBLIK
KAMPUS SUMATERA BARAT
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah tentang “Analisis Kinerja Keuangan Pada Pemerintah Daerah Kabupaten Tanah Laut” ini tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Sosial
dengan bimbingan Bapak Drs. Asmungi , SH., M.Si.

Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu, memfasilitasi, memberi
masukan, dan mendukung penulisan makalah ini sehingga selesai tepat pada waktunya. Semoga dibalas oleh
Allah SWT dengan ganjaran yang berlimpah.

Meski penulis telah menyusun makalah ini dengan maksimal, tidak menutup kemungkinan masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca
sekalian.

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan UU No 23 Tahun 2014, Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan
kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Asas
Otonomi adalah prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan Otonomi
Daerah.
Untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Tanah Laut tentunya dibutuhkan anggaran
biaya yang sangat banyak dan terbagi dalam beberapa bidang. Besarnya anggaran yang
dikeluarkan harus dipertanggungjawabkan. Tujuan yang dikehendaki oleh masyarakat
mencakup pertanggungjawaban yaitu: ekonomis (hemat cermat) dalam pengadaan dan alokasi
sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam penggunaan sumber daya dalam arti 3
penggunaannya diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektif (berhasil guna) dalam
arti mencapai tujuan dan sasaran.

3
Untuk mewujudkan visi dan misi Kabupaten Tanah Laut tentunya dibutuhkan
anggaran biaya yang sangat banyak dan terbagi dalam beberapa bidang. Besarnya
anggaran yang dikeluarkan harus dipertanggungjawabkan. Tujuan yang dikehendaki
oleh masyarakat mencakup pertanggungjawaban yaitu: ekonomis (hemat cermat)
our office
dalam pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien (berdaya guna) dalam
penggunaan sumber daya dalam arti 3 penggunaannya diminimalkan dan hasilnya
dimaksimalkan, serta efektif (berhasil guna) dalam arti mencapai tujuan dan
sasaran..

Find more maps at slidescarnival.com/extra-free-resources-icons-and-maps

4
BAB II
KONSEP TEORI DAN PEMBAHASAN

2.1.1.1 Pengertian Kinerja Keuangan


Menurut Mulyadi (2001: 348) Kinerja Keuangan merupakan manifestasi
keberhasilan atau kegagalan yang terjadi di kinerja operasional. Menurut Agnes
Sawir (2003: 1) Kinerja Keuangan merupakan gambaran umum mengenai kondisi
dan prestasi keuangan perusahaan yang terjadi pada masa lalu yang berdasarkan
laporan keuangan perusahaan yang berisi mengenai aktivitas-aktivitas keuangan
perusahaan yang telah terjadi.
2.1.1.2 Alat ukur Analisa
kinerja keuangan

Rasio keuangan adalah suatu


alat untuk menganalisis dan mengukur
kinerja perusahaan dengan menggunakan
data-data keuangan perusahaan tersebut.
Data-data keuangan dapat diambil dari
laporan keuangan seperti laporan laba
rugi, neraca, laporan arus kas, dan
laporan lainnya.

6
2.1.1.3 Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Mardiasmo (2009: 122) secara umum, tujuan pengukuran kinerja


adalah:
1. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik.
2. Untuk mengukur kinerja finansial dan non-fmansial secara berimbang
sehingga dapat ditelusur perkembangan pencapaian strategi.
3. Untuk mengkomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah
dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence.
4. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan
individual dan kemampuan kolektif yang rasional.

7
2.1.1.4 Hubungan Rasio Keuangan Dengan Kinerja

Menurut Mardiasmo (2009: 126) Rasio keuangan APBD dapat menilai tingkat
ketercapaian hasil kinerja sesuai dengan tujuan organisasi. Alat ukur ini digunakan
sebagai alat ukur untuk menilai kinerja finansial dari pemerintah daerah atas
pelaksanaan kerja yang terjadi. Analisis atas anggaran pendapatan dan belanja daerah
merupakan objek analisis yang digunakan sebagai sumber data dalam menentukan
pengendalian kinerja finansial.

8
Hasil analisis rasio keuangan ini selanjutnya digunakan sebagai tolak ukur dalam:
1. Nilai kemandirian keuangan daerah dalam membiayai otonomi daerah.
2. Mengukur efektifitas dan efisiensi dalam merealisasikan pendapatan daerahnya.
3. Mengukur sejauh mana aktifitas pemerintah daerah dalam membelanjakan pendapatan
daerahnya.
4. Mengukur sejauh mana pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana di darah selain
membangun PAD, pemerintah daerah dapat membangun altematif dana lain.
5. Melihat pertumbuhan / perkembangan perolehan dan pengeluaran yang dilakukan selama
waktu tertentu.

9
2.1.2 Anggaran

2.1.2.1 Pengertian Anggaran

Menurut Mardiasmo (2009: 61) Anggaran merupakan pemyataan mengenai


estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan
dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metode untuk
mempersiapkan suatu anggaran. Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang tinggi.

10
Penganggaran sektor publik terkait dengan proses penentuan jumlah alokasi dana untuk tiap-tiap
program dan aktivitas dalam satuan monter. Proses penganggaran organisasi sektor publik dimulai
ketika perumusan strategi dan perencanaan strategik telah selesai dilakukan. Anggaran merupakan
artikulasi dan hasil perumusan strategi dan perencanaan strategik yang telah dibuat. Tahap
penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada
kinerja akan dapat mengagalkan perencanaan yang sudah disusun. Anggaran merupakan managerial
plan for action untuk memfasilitasi tercapainya tujuan organisasi.
▫Aspek-aspek yang harus tercakup dalam anggaran sektor publik meliputi;
1. Aspek perencanaan
2. Aspek pengendalian
3. Aspek akuntabilitas publik.

11
2.1.2.2 Fungsi Anggaran Sektor Publik
Menurut Mardiasmo (2009: 63) anggaran sektor publik berfungsi sebagai
berikut:
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
3. Anggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antara atasan dan bawahan.
4. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
5. Anggaran merupakan instrumen politik.
6. Anggaran merupakan instrumn kebijakan fiscal

12
2.1.3 Rasio Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Sofyan (2008: 297) Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dan hasil
perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang mempunyai hubungan
yang relevan dan signifikan. Analisis rasio keuangan adalah cara menganalisis dengan
menggunakan perhitunganperhitungan perbandingan data atas kuantitatif (Kuswandi, 2006:
2). Analisis rasio keuangan adalah analisis dengan jalan membandingkan satu persatu pos
dengan pos laporan lainya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui
hubungan antara pos tertentu (Jumigan, 2005: 6)

13
2.1.3.2 Tujuan Rasio Keuangan

Menurut Sofyan (2008: 297) tujuan rasio keuangan adalah menyederhanakan


informasi yang mengambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya.
Tujuan rasio keuangan adalah cara untuk mendeteksi kesehatan suatu perusahaan
maupun pemerintah dan problem-problem yang sedang dihadapi (Kuswandi, 2006: 2).
Berdasarkan tujuan rasio keuangan diatas dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi keuangan dan prestasi untuk
kemajuan dalam pemerintah maupun perusahaan.

14
2.1.3.3 Analisis Rasio Keuangan
pada APBD
Analisis rasio keuangan pada APBD
dilakukan dengan membandingkan hasil
yang dicapai dari satu periode
dibandingkan dengan periode sebelumnya
sehingga dapat diketahui bagaimana
kecenderungan yang terjadi. Selain itu
dapat pula dilakukan dengan cara
membandingkan dengan rasio keuangan
yang dimiliki suatu pemerintah daerah
tertentu
dengan rasio keuangan daerah
lainnya.
15
2.1.4 Pembiayaan
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang bertujuan untuk menutup selisih
antara pendapatan dan belanja daerah (LKPJ, 2010: 32) pembiayaan tersebut dibagi menjadi
dua komponen terdiri dari:
1. penerimaan pembiayan, yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA).
3. Pengeluaran pembiayaan, yang bersumber dari pembayaran hutang pokok yang jatuh tempo,
trasnfer kedana cadangan, penyertaan modal dan sisa lebih perhitungan tahun berjalan.

16
2.2 Pembahasan
2.2.1 Tinjauan yang diambil oleh pemerintah daerah Kabupaten Tanah Laut berdasarkan
rasio kemandirian, derajat desentralisasi fiskal, efektivitas dan efesiensi, keserasian
belanja, aktivitas, share and growth pada tahun 2015-2020
Rasio yang digunakan oleh peneliti dalam menganalisis kinerja keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Tanah Laut pada penelitian ini adalah: Rasio Kemandirian, Rasio
efektivitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Pertumbuhan. Data yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah Laporan Realisasi Anggaran Pemerintah Kabupaten Kaur yang diperoleh
dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Tanah
Laut.

17
▫ Adapun hasil dari analisis Rasio tersebut adalah:

1. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah


▫ Rasio Kemandirian Keuangan Daerah menunjukkan tingkat kemampuan suatu
daerah dalam membiayai sendiri kegiatan pemerintah, pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat
2. Rasio Efektivitas Pendapatan Asli Daerah
▫ Rasio Efektivitas menggambarkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
merealisasikan PAD yang direncanakan dibandingkan dengan target yang
ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.

2.
18
3. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas menggambarkan bagaimana pemerintahan daerah memprioritaskan


alokasi dananya pada belanja operasi dan belanja modal secara optimal.

4. Rasio pertumbuhan
Rasio pertumbuhan (growth ratio) Halim (2007 :128) rasio pertumbuhan
dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam
mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang dicapai dari periode ke
periode berikutnya.
2.

19
Rasio Pertumbuhan
Pemerintah daerah
Kabupaten Tanah
Laut Periode Tahun
2018-2020
ditunjukkan pada
gambar 1.

20
Dari perhitungan rasio pertumbuhan mengukur seberapa besar kemampuan pemerintah
daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari
periode ke periode berikutnya. Dari gambar 1 menunjukkan bahwa pertumbuhan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) dari tahun 2017 ke tahun 2018 hanya mencapai 14,26% dengan kategori
pertumbuhan yang rendah, artinya bahwa potensi yang ada pada sumber-sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD) yang meliputi: pajak daerah, retribusi daerah, laba BUMD serta pendapatan
lain-lain yang sah belum dikelola secara maksimal. Jika dilihat pertumbuhan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) tahun 2019 sebesar 32,86%, ini berarti bahwa terjadi kenaikan sebesar 18,6%.

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: Pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Tanah Laut mengalami perkembangan dari tahun ke
tahun dengan kategori pertumbuhan rendah (14,26%) untuk tahun 2018, namun rasio
pertumbuhan pada tahun 2019 mengalami peningkatan yakni dengan kategori pertumbuhan
sedang (32,86%), dan di tahun 2020 kembali mengalami peningkatan dengan kategori
pertumbuhan tinggi (88,53%) sehingga selama periode pengamatan, pertumbuhan tersebut
tergolong pertumbuhan sedang dengan nilai rata-rata pertahun sebesar 45,22% per tahun.

22
3.2. Saran

Pemerintah Daerah harus mampu mengoptimalkan penerimaan dari potensi pendapatan yang
telah ada. Inisiatif dan kemauan Pemerintah Daerah sangat diperlukan dalam upaya peningkatan
PAD. Peningkatan PAD dapat dilakukan Pemerintah Daerah dengan cara melaksanakan secara
optimal pemungutan pajak dan retribusi daerah serta melakukan pengawasan dan pengendalian
secara sistematis dan berkelanjutan untuk mengantisipasi terjadinya penyimpangan dalam
pemungutan PAD oleh aparatur daerah. Selain itu Pemerintah Daerah harus mencari alternatif-
alternatif yang memungkinkan untuk dapat mengatasi kekurangan pembiayaannya, dan hal ini
memerlukan kreativitas dari aparat pelaksanaan keuangan daerah untuk mencari sumber-sumber
pembiayaan baru baik melalui program kerjasama pembiayaan dengan pihak swasta dan juga
program peningkatan PAD, misalnya pendirian BUMD sektor potensial. Selain itu Pemerintah
Daerah diharapkan dapat mengurangi ketergantungannya terhadap bantuan dari pemerintah pusa
Sekian
Terima Kasih

Wassalamualaikum Wr. Wbr

Anda mungkin juga menyukai