Anda di halaman 1dari 39

TATA TEMPAT, TATA UPACARA

DAN TATA PENGHORMATAN

EGI T. DINO PUTRA, S.STP., M.Si


TUJUAN PENGATURAN KEPROTOKOLAN
PASAL 3 UU NO.9 TAHUN 2010 TENTANG KEPROTOKOLAN

a. Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara,


Pejabat Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau
Organisasi Internasional, serta Tokoh Masyarakat tertentu,
dan/atau Tamu Negara sesuai dengan kedudukan dalam
negara, pemerintahan, dan masyarakat;
b. Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara
agar berjalan tertib, rapi, lancar, dan teratur sesuai
dengan ketentuan dan kebiasaan yang berlaku, baik secara
nasional maupun internasional; dan
c. Menciptakan hubungan baik dalam tata
pergaulan antarbangsa.
TATA TEMPAT (PRESEANCE)

Adalah pengaturan tempat


bagi Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, perwakilan
negara asing dan/atau organisasi
internasional, serta Tokoh
Masyarakat Tertentu dalam acara
kenegaraan atau acara resmi;

Mengandung unsur tentang


siapa yang berhak didahulukan
dan siapa yang berhak mendapat
prioritas.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
1. Orang yang berhak mendapat tata urutan
pertama/paling tinggi adalah mereka yang
mempunyai urutan paling depan/mendahului.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
2. Jika berjajar, yang berada di sebelah kanan
dari orang yang mendapat urutan tata
tempat paling utama, dianggap lebih
tinggi/mendahului orang yang duduk di
sebelah kirinya.
Lanjutan Aturan Dasar...

3. Jika menghadap meja, tempat utama yang


menghadap ke pintu keluar dan tempat
terakhir adalah tempat yang paling dekat
dengan pintu keluar.
Lanjutan Aturan Dasar...
3. Pada posisi berjajar pada garis yang sama,
tempat yang terhormat adalah di tempat paling
tengah, dan di tempat sebelah kanan luar.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT (lanjutan)

5. Apabila naik kendaraan, orang yang mendapat tata


urutan paling utama di pesawat terbang naik paling
akhir dan turun paling dahulu.
ATURAN DASAR TATA TEMPAT
6. Dalam hal kedatangan dan kepulangan, orang yang
paling dihormati selalu datang paling akhir dan
pulang paling dahulu.
PEDOMAN TATA TEMPAT
a. Urutan Tata Tempat di Pusat:
1) Presiden RI
2) Wakil Presiden RI
3) Mantan Presiden & Mantan
Wakil Presiden RI
4) Ketua Lembaga Negara
(Ketua MPR, DPR, DPD, BPK,
MA, MK dan KY)
5) Perintis Pergerakan
Kebangsaan/Kemerdekaan
6) Duta Besar/Kepala Perwakilan Negara Asing dan
Organisasi Internasional.
7) Wakil Ketua MPR, DPR, DPD, Gubernur BI, Ketua Badan
Penyelenggara Pemilu, Wakil Ketua BPK, MA, MK dan KY.
8) Menteri, Pejabat Setingkat Menteri, Anggota DPR- RI, dan
Anggota DPD-RI, serta Dubes LBBP-RI.
9) Kepala Staf TNI AD, AL dan AU TNI
10) Pemimpin Parpol yang memiliki wakil di DPR-RI
11) Anggota BPK, Ketua Muda dan Hakim Agung MA, Hakim MK, dan
Anggota KY Republik Indonesia.
12) Pemimpin LN yang ditetapkan sebagai PN, Pemimpin LN
lainnya yang ditetapkan dg UU, DGS dan Deputi Gubernur BI,
serta Wakil Ketua Badan Penyelenggara Pemilu.
9
13) Gubernur Kepala Daerah.
14) Pemilik Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan
Tertentu
15) Pimpinan Lembaga Pemerintah Nonkementerian, Wakil
Menteri, Wakil Kepala Staf AD, AL, dan AU TNI, Wakil
Kapolri, Wakil Jakgung, Wakil
Gubernur, Ketua DPRD Provinsi, Pejabat Eselon I atau
yang disetarakan.
16) Bupati/Walikota dan Ketua DPRD
Kabupaten/Kota; dan
17) Pimpinan tertinggi representasi organiasi keagamaan
tingkat nasional yang secara faktual
diakui keberadaannya oleh Pemerintah dan

10
b. Urutan Tata Tempat di Provinsi:
1) Gubernur;
2) Wakil Gubernur;
3) Mantan Gubernur dan Wakil Gubernur;
4) Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
5) Kepala Perwakilan Konsuler Negara Asing di
daerah;
6) Wakil Ketua DPRD Provinsi atau nama lainnya;
7) Sekretaris Daerah, Panglima/Komandan Tertinggi TNI
semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua Pengadilan
Tinggi semua badan peradilan, dan Kepala Kejaksaan
Tinggi di Provinsi.
b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi:
8) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil di DPRD
Provinsi;
9) Anggota DPRD Provinsi atau nama lainnya, Anggota Majelis
Permusyawaratan Ulama Aceh dan Anggota Majelis Rakyat
Papua;
10) Bupati/Walikota;
11) Kepala Kantor Perwakilan BPK di daerah, Kepala Kantor
Perwakilan BI di daerah, Ketua KPUD;
12) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh Masyarakat
Tertentu Tingkat Provinsi;
13) Ketua DPRD Kabupaten/Kota;
b. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Provinsi:
14) Wakil Bupati/Wakil Walikota dan Wakil Ketua
DPRD Kabupaten/Kota;
15) Anggota DPRD Kabupaten/Kota;
16) Asisten Sekda Provinsi, Kepala Dinas Tingkat
Provinsi, Kepala Kantor Instansi Vertikal di
Provinsi, Kepala Badan Provinsi, dan Pejabat
Eselon II; dan
17) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Provinsi dan
Pejabat Eselon III.
c. Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
1) Bupati/Walikota;
2) Wakil Bupati/Walikota;
3) Mantan Bupati/Walikota dan Wakil
Bupati/Walikota;
4) Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau
nama lainnya;
5) Wakil Ketua DPRD Kabupaten/Kota atau nama
lainnya;
6) Sekretaris Daerah, Komandan Tertinggi
TNI semua angkatan, Kepala Kepolisian, Ketua
Pengadilan Negeri semua badan peradilan, dan
Kepala Kejaksaan Negeri di Kabupaten/Kota;
c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
7) Pemimpin Parpol di Provinsi yang memiliki wakil di DPRD
Kabupaten/Kota;
8) Anggota DPRD Kabupaten/Kota atau nama lainnya;
9) Pemuka Agama, Pemuka Adat, dan Tokoh
Masyarakat Tertentu Tingkat Kabupaten/Kota;
10) Asisten Sekda Kabupaten/Kota, Kepala Badan Tingkat
Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Tingkat Kabupaten/Kota,
dan Pejabat Eselon II, Kepala Kantor Perwakilan BI di
Tingkat Kabupaten, Ketua KPU Kabupaten/Kota;
c. Lanjutan Urutan Tata Tempat di Kabupaten/Kota:
11) Kepala Instansi Vertikal Tingkat Kabupaten/Kota, Kepala Unit
Pelaksana Teknis Instansi Vertikal, Komandan Tertinggi TNI
semua angkatan di kecamatan, dan Kepala Kepolisian di
kecamatan;
12) Kepala Bagian Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, Camat,
dan Pejabat Eselon III;
13) Lurah/Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain
dan Pejabat Eselon IV.

d. Istri / suami yg mendampingi Pejabat Negara/ Pemerintah atau


Tokoh Masyarakat ttt mendapat tempat sesuai dengan urutan tata
tempat pejabat tsb
e. Dlm hal Pejabat Negara/Pemerintah atau Tokoh
Masyarakat ttt berhalangan hadir pd suatu acara, maka
tempatnya tidak diisi oleh Pejabat yg mewakili (Pejabat
yg mewakili mendapat tempat sesuai dg jabatan yang
dipangkunya)

f. Dalam hal Pejabat Negara/Pemerintahan memangku


jabatan lebih dari satu yang berbeda tingkatannya, maka
tata tempatnya berdasarkan urutan yang lebih dahulu

g. Mantan Pejabat Negara/Pemerintah mendapat tempat


setingkat lebih rendah dari jabatan yg pernah dipangku
sebelumnya.
h. Acara resmi yang diselenggarakan oleh instansi pusat dan
dilaksanakan di daerah, maka Menteri/ Pimpinan LPNK yang
bertindak sebagai tuan rumah acara. Sedangkan tuan rumah
daerah adalah Gubernur atau Bupati/Walikota.

i. Pendamping Presiden RI atau Wakil Presiden RI pada saat


menghadiri acara resmi di daerah :
- Bila penyelenggaranya adalah instansi pusat, maka
Menteri/Pimpinan LPNK yang mendampingi
- Bila penyelenggaranya adalah daerah, maka
Gubernur atau Bupati/Walikota yang bersang- kutan yang
mendampingi
3. Contoh Pengaturan Tata Tempat
a. Berdiri
- Bila berjabat tangan :
P = Presiden
P

5 4 3 2 1

1 = Presiden
M
M = Masyarakat
1 2 3 4 5

- Bila tidak berjabat tangan :

5 3 1 2 4 4 2 1 3
b. Duduk
- Dalam rapat (meja bentuk U):
13 12
11 10
9 8
7 6 1 = Pemimpin Rapat

5 3 1
2 4
- Meja Bulat :
6
7
4
5 2
3
- Dalam pertemuan / tatap muka (theater):

6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6
6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6

1 = Presiden

4 2 1 3
LAYOUT TEMPAT ACARA PERESMIAN

Berhadapan : Satu Arah :

Kursi Utama/Main Seat Kursi Perangkat Podium


Tombol Sirine 17
Kursi Menteri/ Kursi Muspida Daerah
Meja
Rombongan Resmi Para Undangan lainnya Prasasti
LAYOUT TEMPAT ACARA JAMUAN
SANTAP MALAM KENEGARAAN

Kursi Utama/Main Seat Para Ka. Lembaga Undangan lain


Negara, Menteri dan 19
Romb. Resmi Tamu
Negara
Aturan Dasar Tata tempat yang telah kita
bahas bersama tersebut pada dasarnya
mengandung esensi bahwa tata tempat
(preseance) mengandung
unsur tentang siapa yang berhak
didahulukan dan siapa yang berhak
mendapat prioritas.
TATA UPACARA

Upacara Bendera hanya dapat dilaksanakan


untuk Acara Kenegaraan atau Acara Resmi:
•Hari Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan
Republik Indonesia;
Upacara •Hari Besar Nasional;Hari Ulang Tahun Lahirnya
Bendera Lembaga Negara;
•Hari Ulang Tahun Lahirnya Instansi Pemerintah;
•Hari Ulang Tahun Lahirnya Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Tata upacara bendera dalam penyelenggaraan
Acara Kenegaraan dan Acara Resmi meliputi:

o Tata Urutan dalam Upacara Bendera;


oTata Bendera Negara dalam Upacara
Bendera
oTata Lagu Kebangsaan dalam upacara
bendera
oTata Pakaian dalam upacara bendera
Tata Urutan Upacara Bendera
sekurang-kurangnya meliputi:

Pengibaran Bendera Negara diiringi


dengan Lagu Kebangsaan Indonesia
Raya
Mengheningkan Cipta
Pembacaan Naskah Pancasila
Pembacaan Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945; dan
Pembacaan doa. 
Tata urutan upacara bendera dalam rangka peringatan Hari
Ulang Tahun Proklamasi Kemerdekaan RI sekurang-kurangnya
meliputi :

Pengibaran Bendera Negara diiringi dengan


Lagu Kebangsaan Indonesia Raya;
Mengheningkan Cipta;
Mengenang Detik-Detik Proklamasi diiringi
dengan tembakan meriam, sirine, bedug,
lonceng gereja dan lain-lain selama 1 menit;
Pembacaan Teks Proklamasi;dan
Pembacaan doa
Upacara Bukan Upacara Bendera

Tata urutan acara bukan Upacara Bendera dalam


Acara Kenegaraan atau Acara Resmi,antara lain
meliputi:

Menyanyikan dan/atau mendengarkan Lagu


Kebangsaan Indonesia Raya;
Pembukaan;
Acara Pokok; dan
Penutup.Misalnya : Rapat kerja , seminar , Lokarya , dll
TATA PENGHORMATAN
DASAR
• Pasal 31 UU No. 9 Tahun 2010, “Pejabat Negara, Pejabat
Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan/atau organisasi
internasional serta Tokoh Masyarakat Tertentu mendapat
penghormatan.

• Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:


 Penghormatan dengan Bendera Negara;
 Penghormatan dengan Lagu Kebangsaan; dan/atau
 Bentuk Penghormatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
 Tata penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BENTUK-BENTUK PENGHORMATAN
• Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk preseance
(urutan)
• Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk rotation
(susunan)
Urutan
• Penghormatan terhadap seseorang dalam bentuk
Sambutan

perlakuan
• Penghormatan terhadap sesorang dengan menggunakan
Bendera Kebangsaan
Kedangan
dan
SangRotation
Merah Putih kehormatan
Jajar

kepulangan
• Penghormatan terhadap seseorang dengan menggunakan
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
• Penghormatan Jenazah
Lambang-
Lambang
Kehormatan
NKRI

55
Semua pengaturan ini bertujuan untuk
( Pasal 3 UU no. 9 Tahun 2010 ) yaitu

 Memberikan penghormatan kepada Pejabat Negara, Pejabat


Pemerintahan, Perwakilan Negara Asing dan atau Organisasi
Internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dan atau Tamu
Negara sesuai dengan kedudukan dalam negara, pemerintahan
atau masyarakat
 Memberikan pedoman penyelenggaraan suatu acara agar
berjalan tertib, rapi, lancar dan teratur sesuai dengan ketentuan
dan kebiasaan yang berlaku, baik secara nasional maupun
internasional
Menciptakan hubungan baik dalam tata pergaulan antar
bangsa
BURUNG IRIAN

BURUNG CENDRAWASIH

SEKIAN

TER IMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai