Anda di halaman 1dari 38

Dasar-Dasar

Adat dan Kebudayaan Minangkabau

Oleh:
Puti Reno Raudha Thaib
I.
Tujuan mempelajari Adat dan Kebudayaan
Minangkabau

1. Utk mengetahui dasar-dasar adat dan kebudayaan


Minangkabau.
Sebab, antara adat dan kebudayaan sangat
babeda.
• Adat adalah jalan hidup (ada dalam pemikiran,
way of life, abstrak)
• Kebudayaan adalah hasil usaha yang
dilakukan/dikerjakan untuk menjalani jalan hidup
(tampak, wujud, nyata).
2. Utk mangatahui siapa kita sebenarnya
• Apakah adat dan budaya Minang itu hebat,
apakah tidak ada budaya lain yang hebat pula.
• Banyak orang Minang beranggapan, bahwa
adat dan budayanya saja yang hebat, yang
lain jelekk semuanya.
Makanya kita perlu menimbang, menilai
secara benar (objektif).
3. Supaya kita bisa dapat memisahkan mana
yang adat dan mana yang kebudayaan.
– Kini banyak orang mencampur adukan
– antara adat dengan budaya. Misalnya,
– pakaian itu bukan adat , tapi budaya.
Adat -> jalan pikiran, ada dalam
pemikiran,sedangkan budaya adalah
segala bentuk usaha dalam manjalani
adat itu.
4. Khusus utk orang muda/generasi muda.

• Belajar adat dan kebudayaan negeri kita, tidak hanya


pidato, pantun atau patatah patitih saja.
• Adat dan budaya itu dapat dipalajari secara akademik .
• Sebab, kini banyak orang Minang yang manjalankan
adat, dan banyak pula yang mengerti adat.
Tapi ada pula orang Minang yang tidak mau tahu
dengan adat, dan ada pula orang yang takut pada adat.

• Jika kita orang Minang sudah tahu dan memahami


adat Minang, tentu tidak akan susah kita untuk
menjalankannya dalam kehidupan kita.
Ada dua sumber rujukan untuk belajar adat dan
kebudayaan Minang yaitu: Tambo dan Sejarah
• Tambo Alam, adalah kisah asal usul orang
Minang dimulai sejak Raja Iskandar Zulkarnain.
• Tambo Adat berisi undang-undan adat.
• Sejarah, adalah hasil penelitian dan analisa
terhadap suatu kejadian masa lampau
berdasarkan penemuan-penemuannya, dan
bukti-bukti.
Jadi belajar adat dan budaya kita, tidak boleh
bacupak ciek, artinya tidak boleh kita
berpegang/ merujuk kepada satu sumber saja;
tambo saja, atau sejarah saja.
II.Minangkabau

• Adalah salah satu suku Bangsa di Indonesia


• Mempunyai kawasan, bahasa, adat dan budaya
Minangkabau.
• Mempunyai spesifikasi dan karakteristik
tersendiri.
• Mempunyai sistem kemasyarakatan/kelarasan
sendiri
• Menganut sistem kekerabatan matrilineal.
1. Pengertian kata Minangkabau
Pengertian budaya;
• Wilayah yang didukung oleh suatu masyarakat yang
bersatu berdasarkan persamaan sejarah dan falsafah
hidup.
• Merupakan kesatuan geografis, politis, ekonomi dan
kultur historis.
Pengertian geografis;
Darek
Dataran tinggi dan lembah dari gunung Singgalang,
Tandikek, Merapi, Sago) ->Disebut Luhak Nan Tigo :
Luhak Tanah Data, Luhak Agam dan Luhak 50 Koto.
Darek disebut juga sabagai daerah inti Minangkabau
Rantau (merupakan daerah perluasan dari
Darek/luhak);
– Rantau (Minangkabau Timur) daerah iliran sungai-
sungai besar; Rokan, Siak, Tapuang, Kampar,
Kuantan, Indragiri, Batang Hari.
– Pesisir (daerah sepanjang pantai Barat); Sikilang,
Aie Bangih, Tiku Pariaman, Padang, Banda
Sapuluah, Air Haji, Indrapura, Kerinci, Muko-
muko, Bengkulu.
Ikua darek kapalo rantau; daerah-daerah yang
berada di antara luhak dengan rantau.
2. Asal usul orang Minangkabau
Menurut sejarah;
• ± 2000 tahun SM (zaman batu baru) bangsa Austronesia datang
bekelompok dari Asia Tenggara.
• ± 500 SM datang dari Cina Selatan ( Yunan) kebudayaan
Dongson/perungu.
• Menurut ahli, dari percampuran dua suku itulah asal usul orang
Minangkabau.
Manuruik tambo (tambay / tambe (bamulo. Snkrt)
Tambo(buku tambo itu banyak)
• Orang Minang berasal dari keturunan anak bungsu Raja
Iskandar Zulkarnain (Sutan Maharja Diraja, manjadi raja di
Pulau Perca (pulau Sumatera)
• Prof. Kuncaraningrat; dalam bukunyo, Kuntala, Swarnabhumi,
Sriwijaya asal usul orang Minang dari Asia Tenggara dan
Australia. Kemudian terjadi perkawinan dan menetap di Timur
Sumatera
• Sasudah itu baru terus ke gunuang Marapi.
3. Asal kata Minangkabau
Menurut ahli sejarah dan bahasa
• Purbacaraka: Minanga Kabawa, Minanga Tamwan,
pertemuan Kampar kiri dan Kampar kanan.
• Van Der Tuuk (Bld) 1866; Phinang Kabhu = tanah asal.
• St. Muhd Zain; Binanga Kanvar = Muara batang
Kampar
• Hussein Naimar; Menon Khabu = tanah pangkal, tanah
nan mulia
• Dari bahasa Arab; Mukminan Kanabawiah. Adalah
negeri yang pemerintahannya berpedoman kapada cara
pemerintahan nabi2
Asal kata Minangkabau menurut tambo:
Manang maadu kabau; antara kerbau orang Minang dgn
Kerbau orang Majapahit.
4. Wilayah Alam Minangkabau
Menurut Tambo
Dari Sikilang Aie Bangih -Sampai Taratak Aie
Hitam
Dari Sipisok-pisok Anyuik-Sampai Sialang Balantak
Basi
Dari ombak nan badabua-Sampai durian ditakuak rajo
Menurut sejarah
• Kerajaan Kuntala (abad 1 – 4 M). Sekitar Jambi lama
dan sekitar muaro batang Kampar.
• Kerajaan Suwarnabhumi (abad 6 – 7 M).
• Kerajaan Sriwijaya (abad 7 – 12 M). Palembang
• Kerajaan Malapura (Melayu. Abad 13 M). Sekitar
Hulu Batang Hari - Darmasyraya
• Kerajaan Pagaruyung (abad 13 M) Sekitar Tanah
Datar/Pagaruyung.
• Baik menurut sejarah maupun tambo,
wilayah Minangkabau itu tidak sama
dengan daerah Sumatera Barat.
• Termasuk ke dalamnya a.l. daerah Riau,
Jambi, Sumatera Selatan,Bangkulu, Negeri
Sambilan di Malaysia,
Mindanao,Manggarai Flores dll.
5. Perkembangan Wilayah
Menurut tambo adatdan undang-undang nagari
• Taratak / Lindang.
• Dusun.Dipimpin Tuo Dusun.
• Kampuang. Dipimpin Tuo Kampuang.
• Koto / Kubu (benteang). Dipimpin Pengulu Kaum
• Nagari.Merupakan federasi geneologis (federasi
perkauman dan suku), bukan teritorial. Pemerintahan
nagari dijalankan oleh KAN.
• Luhak.Tadiri dari bbrp nagari. Berasal dari nenek
moyang yang sama.
• Alam Minangkabau. Gabungan dari ketiga luhak. Pusek
jalo pumpunan ikannyo di Pagaruyuang.
• Sumarak Alam (luhak jo rantau)
6. SISTIM ORGANISASI KELEMBAGAAN DAN
KEMASYARAKATAN
Ranji Limbago Adat Alam Minangkabau
Adalah Institusi yang menyelenggarakan adat dan
pengambil keputusan adat. Struktur / kedudukan adat
demikian disebut; “Adat Diisi, Limbago Dituang”.
Ranji Limbago Terdiri dari;
1. Limbago Rajo terdiri dari Rajo Tigo Selo
2. Limbago Kelarasan terdiri dari 2 kelarasan
3. Limbago Kerapatan terdiri dari kerapatan ditiap
nagari
4. Limbago Suku/Kaum
Limbago Rajo
Lembaga Eksekutif tertinggi kerajaan Pagaruyung:
1. Balai Tinggi
Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam di Pagaruyung, Rajo
Adat di Buo, Rajo Ibadat Di Sumpu Kudus (Rajo 3 Selo).
Di bawah Rajo Tigo Selo:
• Pucuak Bulek Urek Tunggang Bodi Caniago, disebut juga
Gajah Gadang Patah Gadiang , karena tidak memegang
kekuasaan Eksekutif.Bergelar Datuak Bandaro Kuniang.
• Sebagai Gajah Gadang Patah Gadiang lebih tinggi dari
Panitahan Sungai Tarab. Tetapi sebagai Pucuak Bulek
Urek Tunggang Bodi Caniago dia sejajar dengan Pucuak
Bulek Urek Tunggang Koto Piliang.
2. Balai Basa
Merupakan Kabinet (Dewan Menteri) terdiri dari :
a). Pamuncak (Perdana Menteri) disebut Tuan Titah
berkedudukan di Sungai Tarab,
b) Payung Panji (Menkopolkam) disebut Tuan Indomo
berkedudukan di Saruaso,
c) Aluang Bunian disebut juga Anak Kunci (Menkokesra)
disebut Tuan Machudum berkedudukan di Sumanik,
d) Suluah Bendang (Menteri Agama dan Penerangan)
disebut Tuan Kadhi berkedudukan di Padang Ganting.
Di samping itu seorang menteri Ex officio: Harimau
Campo (Parik Paga Alam) disebut Tuan Gadang
berkedudukan di Batipuah. Tuan Gadang ini tidak
termasuk ke dalam Basa Ampek Balai.
LIMBAGO KELARASAN

1. Lareh Nan Duo/ Lareh Nan Bunta


Dua sistem kemasyarakatan/keorganisasian; terutama
dalam sistem pengambilan keputusan

Koto piliang : didirikan Dt.Katumangguangan :


• Cucua nan datang dari langik. Nan titik dari ateh
• Bajanjang naiak batanggo turun Bacupak sapanjang
batuang. Putusan indak buliah dibandiang

Bodi Caniago.didirikan Dt. Parpatih Nan Sabatang.


• Nan tabusek dari bumi, mambasuik dari bawah
• Tagak samo tinggi duduak samo randah
• Nan bungkuak buliah dikadang, nan luruih buliah
ditenok.
• Kedua sistem itu dipakai sampai kini. Kedua sistem itu
mempunyai persamaan dan perbedaan.
• Koto Piliang dipimpin Dt.Bandaro Putiah di S.Tarab
Bodi Caniago dipimpin Dt.Bandaro Kuniang di Limo
Kaum
2. Lareh Nan Panjang.
Disusun oleh Datuk Sakalap Dunie Nan Banego-nego dan
dipimpin oleh Datuk Bandaro Kayo di Pariangan.

Lareh Nan Panjang ini dalam mamangan adat disebut:


Pisang sikalek-kaek utan
Pisang simbatu nan bagatah
Koto Piliang inyo buka
Bodi Caniago inyo antah
• Hubungan antara Dt. Katumanggungan,
dengan Dt.Parpatih Nan Sabatang dan Dt.
Sikalap Dunie Nan Banego-nego. Berasal
dari satu ibu; yaitu : Indo Jalito (saparuik).

• Sedangkan Datuk Parpatih Nan Sabatang


dengan Dt. Sikalap Dunie Nan Banego-Nego
adalah seibu seayah.

• Ketiga kelarasan itu diikat oleh sistem


matrilineal. Karena ketiganya berasal dari ibu
yang sama
7. SISTEM KEKELUARGAAN DAN KEKERABATAN
• Kekeluargaan
Hubungan antar anggota suatu kaum dalam bentuk
keluarga kecil (nuclear family; ayah, ibu, anak)
Dalam bentuk keluarga kaum (extended family; mamak,
kemenakan, mande)
• Kekerabatan
Hubungan antar anggota keluarga suatu kaum dengan
anggota kaum lainnya dalam kaitan-kaitan tertentu
secara adat tersebab suatu perkawinan (bako-baki,
sumando manyumando, ipa besan, andan pasumandan)
Di Indonesia, ada 2 sistem kekerabatan yang besar:
1. Sistem kekerabatan Patrilineal. Menempatkan
ayah/laki-laki sebagai punca dari segala aturan
hukum tentang hak dan pewarisan. Wanita
merupakan bagian atau sub-ordinat dari laki-laki.
2. Sistem kekerabatan Matrilineal. Ibu/perempuan
sebagai basis dari segala aturan, hak dan
kewajiban. perempuan merupakan “pasangan”
dari kehidupan laki-laki.
• Matrilineal adalah sistem kekerabatanmenurut
garis ibu.
• Matriarkhat adalah kekuasaan di tangan
perempuan.
1. Keturunan dihitung menurut garis ibu
2. Suku terbentuk menurut garis ibu
3. Tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar sukunya
(exogami)
4. Menutup malu keluarga merupakan suatu kewajiban bagi
seluruh anggota kaum.
5. Otoritas di dalam suku, terletak di tangan ibu sebagai pemilik
sako dan pusako.
6. Kewenangan mengatur kaum berada pada saudara laki-laki dari
ibu (mamak).
7. Perkawinan bersifat matrilokal, suami mengunjungi rumah
istrinya.
8. Hak-hak dan pusaka diwariskan oleh mamak kepada
kemenakannya, dari saudara laki-laki ibu kepada anak dari
saudara perempuannya.
Syarat-syarat seseorang dapat dikatakan sebagai orang
Minangkabau:
1. Basuku (bamamak bakamanakan)
2. Barumah gadang
3. Basasok jarami (batunggu panabangan)
4. Basawah baladang
5. Bapandam pakuburan
6. Batapian tampek mandi

Empat aspek penting yang diatur dalam sistem


matrilineal;
1. Pengaturan harta pusaka (harato pusako)
2. Peranan laki-laki (bamamak bakamanakan)
3. Kaum dan Pasukuan
4. Peranan dan kedudukan perempuan (Bundo Kanduang)
8. Bahasa dan Sastra
Bahasa menunjukkan bangsa
Sastra peradaban suatu bangsa

• Kesusasteraan  menunjukkan ketinggian citarasa dan


budaya.
• Upacara adat, pidato dan pasambahan:diungkapkan
dalam bahasa sastra.
• Dipelajari untuk mengetahui citarasa, bahasa, sopan
santun, cara berpikir dan rasa seni dalam indiviu
Minangkabau
• Tanpa mengetahui bahasa dan sastra Minangkabau
tidak mungkin kita dapat mempelajari, mengerti dan
memahami serta menjalankan adat dan budaya
Minangkabau secara baik.
Ciri-Ciri Bahasa Minangkabau
• Banyak dialek.
• Penuh dengan: kiasan, sindiran, perumpamaan,
peribahasa.
• Bermakna ganda; baso, tabulalang, mandiangin.
Labuah (kapal merapat, jalan raya), kaki kuciang
balang tigo.
• Mengubah kata untuk membedakan pengertian
suatu kata yang hampir sama artinya; baso basi,
takok taki.
• Mengubah letak susunan kata berulang; bakaik-
kaik  kaik bakaik, bapilin-pilin  pilin bapilin.
• Memendekkan kata atau kalimat; lambek-
lambek  lalambek, cik cah lu, kurarirutu.
Bahasa Minangkabau dapat ditemukan pada ;

1. Pantun dan Petatah-petitih;


• PeTatah; terdiri dari dua kalimat. Cupak diisi,
limbago dituang – Buhue mambuku, uleh mangasan
• Petitih; kalimat melengkapi pepatah. Kok dianjak
layue, kok dibubuik mati.
• Mamangan mengandung arti sebagai pegangan hidup,
anjuran atau larangan. Kaba baiak baimbauan, kaba
buruak maambauan.
• Pituah; kata mutiara, berhikmah. Lamak diawak,
katuju diurang. Budi baiak baso katuju.
• Pemeo; bahasa paradok (sunsang). Duduak surang
basampik-sampik, duduak basamo balapang-
lapang. Tagang bajelo-jelo, kandua badantiang-
dantiang.
• Kiasan (sindiran); untuk menegur, menasehati tetapi
tidak secara langsung. Manusia tahan kieh,
binatang tahan palu.
• Tambo, Pasambahan adat, Teka teki, Mantera,
kaba, cerita rakyat,
9. Tanda & Lambang Dalam Beberapa Aktifitas dan
Benda Budaya Minangkabau
Tanda dan Lambang merupakan bahasa tersendiri yang
dipahami oleh suatu masyarakat tertentu.
Batasan;
• Tanda (sign)  sesuatu benda untuk maksud tertentu.
 tando, kurenah (gelagat), isyarat, jajak.
Contoh; sirene tando urang kababuko, tando kabakaran,
tando tsunami katibo. Ado; tando baco, tando tangan,
tando mato, dll.
• Lambang (symbol)  lambang; sesuatu benda/barang
mengandung maksud-maksud tertentu.
Contoh; warna putih lambang kesucian, gambar padi
lambang kemakmuran, gambar timbangan lambang
keadilan.
10. Adat Nan Ampek

Aturan tentang tatacara, tingkah laku, perbuatan


dantara manusia dengan Allah swt dan antara
manusia dengan manusia.

1. Adat Nan Sabana Adat (Ketetapan-ketetapan


Allah swt. terhadap makhluknya /ciptaanNya.

Merupakan dasar dari falsafah :


Adat Basandi Syara’,Syara’ Basandi Kitabullah
Syara’Mangato Adat Mamakai Alam
Takambang Jadi Guru
2. Adat Nan Diadatkan Terdiri dari:
a. Sandi Adat (Rujukan UU.Adat ):
Cupak Nan Duo (cupak usali jo cupak buatan)
Kato Nan Ampek : Kato pusako, kato mupakaik, kato
daulu (ditapati), kato kudian (kato bacari)
b. Buek (tingkahlaku dan perbuatan manusia).

Adat nan Sabana Adat dan Adat Nan Teradat disebut


dengan Adat Nan Sabatang Panjang yang berlaku secara
umum dan universal dan yang berlaku khusus bagi
manusia/ individu Minang.
3. Adat Nan Teradat
Berlaku pada suatu nagari berdasarkan hasil kesepakatan
antara pemuka adat.Ada tiga macam bentuk Adat Nan
Teradat;
* Adat salingka nagari
* Undang-undang salingka korong
* Pusako salingka kaum
4. Adat Istiadat
Berdasarkan pada tingkah laku dan perbuatan
manusia yang berlaku turun-temurun, atau tradisi
khusus pada setiap nagari/kawasan), meliputi;
• Adat baso jo basi (etika, sopan santun)
• Adat palanggaman (tradisi, kesenian)
• Adat pamedanan (majlis, pertemuan)
• Adat urang mudo (permainan, kepemudaan)
11. Limbago Suku/ Limbago Kaum
Limbago suku (Ampek jinih);
Pangulu
Manti
Malin
Dubalang
• Limbago kaum;
Niniek/mande kaum/mande soko/mande paruik
Mamak
kemenakan
UPACARA-UPACARA ADAT
Dalam mengimplementasikan nilai-nilai ABS-SBK dalam
kehidupan masyarakat Minangkabau antara lain dengan
Menjalankan berbagai upacara yang dibedakan atas dua
jenis:

Upacara Adat antara lain:


• Mandirikan Rumah Gadang Kaum
• Manobatkan Pangulu /Batagak Gala (gala Sako, gala
Mudo maupun gala Sangsako)
• Perkawinan /Daur hidup seorang individu:
Pinang maminang, batuka tando, baralek/
kenduri,
Kehamilan (umur kandungan 4 dan 7
bulanan; Turun mandi; Turun tanah;
Menjemput anak dan maanta anak yang akan
menikah oleh bakonya; Mandi balimau;
Malam bainai bagi penganten
perempuansebelum nikah
Manjalang mintuo, penganten perempuan pergi ke
rumah suaminya(suami membawa isterinya ke rumah
nya); Marabahan Tungkek.
• Kematian :
Membuat Kacang Pali (keranda bagi keluarga raja);
Mancabiak kain kapan; Upacara penguburan;
Manduo malam, manigoari, tujuah ari, 14 hari, 40
hari, 50 hari, 100 hari dan 110 hari. Manjapuik
angun-angun apabila seorang penghulu yang
meninggal.
b. Upacara Agama
• Khatam Al quran bagi calon penganten dilakukan
sebelum menikah
• Ijab Kabul
• Sunatan bagi anak laki-laki dan anak perempuan
• Maulutan
• Balimau menjelang memasuki bulan suci Ramadhan
• Kematian menyelenggarakan jenazah, menyolatkan
jenazah, menguburkan jenazah.
Semua upacara adat ini menurut adat salingka nagari
sedangkan upacara agama mengikut kepada aturan
syariat agama Islam
PENUTUP

Dari apa yang dikemukakan secara ringkas sebagai


sebuah pengantar mudah-mudahan akan dapat
membantu dan bermanfaat bagi guru-guru untuk
dikembangkan secara rinci sesuai dengan tingkatan anak
didik kita. InsyaAllah.

Wassalam dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai