PEMUKA AGAMA:
KARISMA DAN PELAYANANNYA
1
PETA KONSEP
A. PENDAHULUAN
Agama merupakan lembaga yang menawarkan kebahagiaan dan keselamatan melalui
pengajaran dan pelaksanaan ajaran-ajaran yang disampaikan oleh para peletak dasar agama,
dimana ajaran tersebut kemudian dituliskan dalam Kitab Suci masing-masing. Agama sebagai
sebuah lembaga tentu menuntut adanya suatu susunan hierarki atau kepengurusan yang
mendampingi dan melayani jemaat dalam usahanya mencapai kebahagiaan dan keselamatan.
Para pengurus atau pimpinan jemaat dalam agama inilah yang kemudian disebut sebagai
pemuka agama. Jadi pemuka agama adalah orang yang karena kualitas pribadinya dipercaya dan
diberi tugas khusus untuk memimpin umat beragama.
Setiap agama memiliki sebutan yang khas untuk pemuka agamanya. Dalam agama
Islam, yang disebut pemuka agama misalnya: kyai, imam, dai, ustad, dan ustadzah; dalam
agama Kristen, yang disebut pemuka agama misalnya: pendeta, penatua, majelis gereja,
biblepro; dalam agama Katolik, yang disebut pemuka agama misalnya: Uskup, imam atau
pastor atau romo, diakon, katekis; dalam agama Hindu, yang disebut pemuka agama misalnya:
pedanda, pemangku, sulinggih; dalam agama Buddha, yang disebut pemuka agama misalnya:
Bikhu, Bikhuni, samanera, upasika, upasaka; dan pemuka agama dalam agama Khonghucu
misalnya: Haksu, Bunsu, kausing, dan Tiangloo. Adapun para pemuka agama tersebut dalam
agamanya masing-masing memiliki suatu lembaga yang menyatukan dan memberi garis besar
dalam pengajarannya. Adapun lembaga-lembaga tersebut adalah:
MUI : Majelis Ulama Indonesia
PGI : Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia
KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia
PHDI : Parisadha Hindu Dharma Indonesia
WALUBI : Wali Umat Buddha Indonesia
MATAKIN : Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia
2
PEMUKA AGAMA
a. Agama Hindu
Ada tiga kelompok pemimpin agama Hindu; rohaniwan, brahmana, dan imam.
Rohaniwan bertugas secara langsung mengantarkan suatu upacara. Rohaniwan dibedakan
menjadi dua kelompok:
kelompok eka jati dengan sebutan pinandita, pemangku, Wasi, dan sejenisnya,
kelompok dvijati dengan sebutan sulinggih atau pandita
b. Agama Budha
Sastadevanammanusyanam (Tenninsy) secara harafiah berarti guru dari dewa
(pemimpin masyarakat) dan manusia (rakyat jelata).
Arhat (orgu) adalah orang yang sudah mendapat pencerahan (pada tahap pertama
kesempurnaan).
Lokanathati artinya orang yang paling dihormati di dunia.
Dharma Duta /Juru Penerang bertugas memimpin umatnya. Mereka dapat seorang
Bhikku, Samanera, seorang Pandita dan Upasaka-upasika (semi biarawan), bahkan
seorang guru. Mereka umumnya bertugas di lingkup Vihara atau Cetiya.
Bhikku atau bante adalah sebutan untuk pendeta pria
Bhikkuni, pendeta wanita
c. Agama Islam
Khalifah adalah pemimpin masyarakat pengganti tugas nabi.
3
Kiai (Jawa) adalah orang yang dianggap menguasai ilmu agama Islam. Mereka kadang
juga berkiprah di bidang politik di mana keputusan-keputusannya dianggap penting dan
berpengaruh.
Ustad adalah seorang guru agama Islam.
Khatib adalah orang yang menyampaikan khutbah.
Imam adalah orang yang dipercaya untuk memimpin salat bersama, berdiri paling depan
serta gerak-gerik dan bacaannya diikuti oleh jemaah dan menjadi makmum (pengikut
imam dalam salat jemaah). Ketika menjalankan tugasnya itu seorang imam juga berlaku
sebagai kalifah.
Da’i atau mubaligh adalah penyampai dakwah (penerangan agama).
Dewan Takmir adalah pengelola masjid.
Haji adalah orang yang berhasil mengadakan ziarah ke tanah suci (Mekah – Madinah).
d. Agama Kristen
1) Kristen Katolik dan Ortodok
Dalam kepemimpinan papalisme (sistem paus) dikenal nama-nama para pemimpin
yang disebut hierarki. Hierarki Gereja adalah pemimpin resmi gereja katolik
(pengganti Yesus Kristus) yang terdiri dari paus, uskup, imam (pastor), dan diakon.
Dewan Pleno Paroki adalah kelompok orang biasa (awam) yang diangkat oleh
pastor untuk membantu tugas pelayanannya di paroki. Di antara mereka adalah ketua
stasi, lingkungan / wilayah, seksi-seksi, biarawan-biarawati. Pastor atau imam
menjadi ketua umum dibantu orang-orang.
Biarawan / biarawati adalah orang-orang biasa (awam) yang mempersembahkan
hidupnya untuk Tuhan dengan menghayati tri kaul. Mereka mendapatkan
kepemimpinannya karena cara hidup (kharisma).
Katekis / guru agama adalah orang yang dididik / disiapkan untuk mengajar jemaah
berdasar wewenang yang diberikan gereja katolik.
2) Katolik Anglikan
Kepemimpinan ini disebut dengan nama Cecaro papalisme (kaisar yang merangkap
sebagai pemuka agama (paus). Dalam Gereja Anglikan umat dipimpin oleh para uskup
dan para imam.
3) Kristen Lutheran
Sistem kepemimpimpinan dipegang oleh seorang pendeta sebagai ketua Sinode
yang memerintah para pendeta wilayah, yang membawahi pendeta jemaat. Sistem ini
disebut sinodal.
Pendeta / Pastor adalah pemimpin jemaat yang selain bertanggungjawab terhadap
jemaat juga bertugas melaksanakan kebaktian.
Evangelis / penginjil adalah orang yang bertugas mengajar / berkotbah.
Laose adalah guru
4) Kristen Presbyterian
Majelis Gereja adalah kumpulan orang-orang yang menjadi dewan pertimbangan
pelaksanaan kegiatan dan kebijakan gereja. Majelis terdiri dari: tua-tua, pendeta, dan
4
diaken yang mencerminkan jabatan Kristus sebagai raja, imam, dan nabi. Sistem ini
berlaku di gereja Calvinis
e. Agama Khong Hu Cu
Ada empat macam pemuka agama Khong Hu Cu yaitu Haksu (pendeta), bunsu (guru
agama), Kausing (penebar agama), dan Tiangloo (sesepuh). Para pemuka agama tersebut
bertugas memimpin kebaktian. Rohaniwan Khong Hu Cu disebut Jiao Se. Mereka ini
mengadakan perkumpulan yang diberi nama Matakin (Majelis Tinggi Agama Khong Hu Cu
Indonesia).
4. Jumlah Karisma
KBBI mengartikan karisma sebagai keadaan atau bakat yang dihubungkan dengan
kemampuan luar biasa dalam hal kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan
rasa kagum dari masyarakat. Dalam arti agamis, kharisma adalah kepemimpinan roh yang
khusus untuk melayani jemaah. Sedangkan Heuken (1992:192) menggabungkan dua pengertian
6
kharisma menjadi sebuah pengertian yang utuh. Menurut Heuken, karisma adalah karunia
istimewa yang dianugerahkan Tuhan kepada orang-orang tertentu untuk diabdikan pada sesama.
Kharisma memampukan pemimpin jemaah mendampingi jemaahnya dalam mewujudkan
kehidupan yang adil, rukun, dan damai serta mempunyai iman yang kuat pada Tuhan.
Karisma atau karunia-karunia rohani sebenarnya tidak hanya terbatas pada sembilan
karunia saja seperti yang termuat di dalam 1 Kor.12:7-11 tetapi lebih dari itu.
Dalam Rom. 12:6-8: “Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan
menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat
baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita
melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati,
baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya
dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan
rajin; siapa yang menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.”
1 Kor. 12:7-11 “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk
kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata
dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan
pengetahuan. Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa
untuk mengadakan mukjizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan
kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh.
Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada
yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini
dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang
secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.”
Ef. 4:11-13 “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul maupun nabi-nabi, baik
pemberita-pemberita Injil maupun gembala-gembala dan pengajar-pengajar, untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh
Kristus, sampai kita semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang
Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan
Kristus.”
1 Kor. 12:27-30 “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah
anggotanya. Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam Jemaat: pertama sebagai rasul,
kedua sebagai nabi, ketiga sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia untuk
mengadakan mukjizat, untuk menyembuhkan, untuk melayani, untuk memimpin, dan untuk
berkata-kata dalam bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau pengajar? Adakah
mereka semua mendapat karunia untuk mengadakan mukjizat, atau untuk menyembuhkan, atau
untuk berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan bahasa roh?”
Jadi, karisma yang diberikan Allah kepada seseorang atau kelompok tidak terbatas
jumlahnya karena karya Allah tidak dapat dibatasi. Oleh sebab itu, marilah kita terbuka terhadap
karya-Nya agar Dia dapat secara bebas melakukan karya penyelamatan bagi jemaat dan dunia.
7
Para pemuka agama memiliki tugas dan peran yang khas yaitu: 1. Menjadi panutan atau
memberi teladan bagi umatnya, khususnya di tengah situasi bangsa Indonesia yang sedang
mengalami intoleransi dalam pluralisme. 2. Menyejahterakan umat Tuhan, 3. Mendampingi
umat dalam persatuan dengan Tuhan, dan memimpin ibadat, mengajar, mempersatukan, serta
mendampingi dalam perwujudan iman.
Dalam peribadatan, seorang pemimpin agama bertugas memimpin jemaah dan
mengantar jemaah untuk berjumpa dengan Tuhan. Dalam peribadatan ini ia bertugas
menyucikan jemaahnya dengan doa-doa yang dilakukannya. Untuk itu ia harus terlebih dahulu
suci. Maka selain berdoa untuk umat, ia juga berdoa untuk dirinya sendiri. Tugas pemimpin
agama yang dermikian disebut tugas imamat.
Di luar peribadatan, pemimpin agama bertugas memimpin, mengelola atau memanage,
mengkoordinir, membimbing, mengarahkan, mempersatukan, dan mengatur jemaahnya
sehingga terwujud jemaah yang tertata rapi dan disenangi banyak orang. Tugas yang demikian
biasa disebut sebagai tugas meraja atau kegembalaan.
Sebagai seorang panutan, pemimpin agama juga bertugas menyampaikan kehendak dan
sabda Tuhan yang menjadi norma kebenaran dunia. Tugas ini disebut sebagai tugas kenabian.
Inti dari tugas ini adalah peneguhan atas keberhasilan jemaat, penghiburan atas kegagalan atau
kesusahan umat, kritikan atas kekeliruan dan kesalahan, dan memberikan kabar gembira bagi
umat yang setia. Tugas ini bisa dilakukan lewat kotbah, nasehat, konseling, tulisan di media,
renungan, dan sebagainya.
2. Buddha
Wewenang atas suatu agama harus dilaksanakan oleh seseorang atau orang-orang yang
memiliki pikiran jernih, pemahaman yang benar, kesempurnaan dan menjalankan
kehidupan suci. Wewenang tidak seharusnya dilaksanakan oleh orang berpikiran
duniawi yang menjadi budak kenikmatan sensual atau yang kecanduan perolehan materi
atau kekuasaan. Jika tidak, kesucian dan kebenaran dalam suatu agama dapat
disalahgunakan (Sri Dhammananda. 2005:64).
Sang Buddha melanjutkan kembali,” Aku bukanlah Buddha yang pertama yang datang
di dunia ini:juga bukan Buddha yang terakhir. Pada saatnya, Buddha yang lain akan
muncul di dunia ini, yang Suci, Yang tercerahkan, terberkahi dengan kebijaksanaan,
10
mengetahui alam semesta, pimpinan manusia yang tiada tara, guru dari dewa dan
manusia. Ia akan mengungkapkan kepadamu kebenaran abadi yang sama seperti
kuajarkan kepadamu. Ia akan membabarkan kehiduapan religius, sempurna, dan suci
sepenuhnya, seperti kubabarkan sekarang ini (Sri Dhammananda. 2005:65-66 ).
3. Katolik
Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu yang telah menyampaikan sabda Allah
kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka (Ibr 13:7-8). Lalu
Yesus memperingatkan mereka, kata-Nya,”Berjaga-jagalah dan awaslah terhadap ragi orang
farisi dan Ragi Herodes (Mrk. 8:15). Yang dimaksud ragi di sini adalah pola pikir atau cara
berpikir yang sesat.
4. Kristen
Dalam Gereja Protestan jabatan terutama merupakan jabatan firman.
Gereja mempunyai peranan kunci dalam hubungan antara manusia dengan sebagai
sarana firman.
Gereja mempunyai pejabat-pejabat yang ditunjuk untuk menyampaikan firman ini dan
membina orang-orang percaya. Jabatan berfungsi mengatur kehidupan sebaik-baiknya
(de Jonge. 2001: 101-102).
5. Islam
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, rasul-Nya, dan orang-orang yang
beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada
Allah) (). Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman
menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti
menang (QS.5 / Al-Maidah. 55 – 56).
6. Kong Hu Cu
Adapun Jalan Suci manusia itu akan menyempurnakan pemerintahan, dan Jalan Suci
bumi itu ialah menyempurnakan tumbuhnya pohon-pohonan. Maka, bila ada orang yang
tepat di dalam pemerintahan, urusan pemerintahan itupun akan menjadi mudah laksana
tumbuhnya tanaman pau-lo (Tyong Yong. XIX:3).
2. Bersikap Kritis
Meskipun sudah sebagai pemimpin, pemuka agama tetap manusia yang masih memiliki
kelemahan. Banyak pemuka agama lupa akan perannya dan hanya mengikuti kepentingan
sendiri. Akibatnya kekacauan dan ketidakdamaian terjadi di mana-mana. Kita sebagai umat
harus tetap kritis terhadap kepemimpinan mereka. Lebih baik menunjukkan kelemahan dan
kekurangan dengan memberi solusi daripada membiarkan seorang pemuka agama menyesatkan
banyak jemaat.
Jemaat juga harus hati-hati, karena ada orang-orang yang memanfaatkan karisma yang
dimiliki bukannya untuk membawa perdamaian, melainkan untuk menghancurkan manusia.
11
Tokoh-tokoh itu misalnya Azhari Husein, Nordin M. Top, Kartosuwiryo (pemimpin DITII), dan
lain-lain.
4. Memperdalam Keterlibatan
Kerjakanlah pertanyaan berikut di bawah ini.
1. Jelaskan keterlibatan Anda sebagai wujud dukungan kepada Pemuka agama!
2. Bagaimana bentuk keterlibatan remaja atau kaum muda di tempat ibadah Anda dalam
mendukung pemuka Agama!
3. Buatlah contoh cerita tentang tokoh yang hidup beriman dalam agama Anda serta
teladan hidupnya?
4. Jalaskan bentuk kesaksian yang relevan dengan situasi bangsa indonesia yang pluralis
saat ini!
12
d. Syarat – syarat apa saja yang dibutuhkan untuk menjadi pemuka agama dan kepercayaan
Anda?
e. Apa tugas-tugas pemuka agamamu masing-masing!
f. Dukungan – dukungan apa yang pernah anda berikan untuk pemuka agama dan
kepercayaan Anda?
2. Kesimpulan
Buatlah kesimpulan dari materi ini dengan panduan pertanyaan berikut ini, maka
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Sebutkan pengertian Pemuka Agama!
2. Sebutkan pemuka agama dan lembaga yang menyatukan mereka!
3. Jelaskan tugas dan peran pemuka agama!
4. Jelaskan syarat-syarat menjadi pemuka agama dalam agamamu masing-masing!
Para pemuka agama memiliki tugas dan peran yang khas yaitu: 1. Menjadi panutan
atau memberi teladan bagi umatnya, khususnya di tengah situasi bangsa Indonesia yang
sedang mengalami intoleransi dalam pluralisme. 2. Menyejahterakan umat Tuhan, 3.
Mendampingi umat dalam persatuan dengan Tuhan, dan memimpin ibadat, mengajar,
mempersatukan, serta mendampingi dalam perwujudan iman.
Sebagai seorang pemuka agama tentu ada syarat-syarat yang harus dipenuhi, antara
lain: memiliki kualitas pribadi yang baik, memiliki karisma, yaitu bakat dan kemampuan
luar biasa dalam kepemimpinan. Karisma ini adalah anugerah dari Tuhan. Memahami
tentang ajaran agama, memiliki kehidupan pribadi dan sosial yang baik, dan dipercaya oleh
umat atau diberi mandat oleh umat.
Selain syarat-syarat umum diatas, menjadi pemuka agama juga dituntut untuk
mampu memenuhi syarat khusus yang ditentukan dalam masing-masing agama. Dan yang
terpenting, mereka harus menyadari bahwa menjadi pemuka agama merupakan panggilan
dari Tuhan untuk melayani umatNya. Maka menjadi pemuka agama bukanlah untuk
mencari prestise atau kedudukan dan kehormatan melainkan pertama-tama untuk melayani.
Karena menjadi pemuka agama merupakan panggilan dan pilihan dari Tuhan, maka
kita sebagai orang yang percaya kepada Tuhan hendaknya menghormati dan menghargai
keberadaan pemuka agama dari agama manapun dan berusaha untuk memberi dukungan
terhadap tugas dan pelayanan pemuka agama.
13