Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PEMBAHASAN
A. Pengertian TQN
Tarekat Qodiriah Naqsyabandiah adalah Tarekat yang mutabar antara ratusan tarekat
yang dianuti oleh umat islam di seluruh dunia. Tarekat Qodiriah Naqsyabandiah adalah
gabungan 2 Tarekat terbesar yaitu Tarekat Qodiriah yang dibawa oleh Syeikh Abdul Qodir
Jailani dan Tarekat Naqsyabandiah yang dibawa oleh Syeikh Mohd Nuruddin Bahauddin An-
Naqsyabandi. Tarekat-tarekat tersebut telah digabungkan oleh Syeikh Ahmad Khatib As-
Syambasi Ibn Abdul Gaffar, seorang Ulama Nusantara yang terkenal pada zamannya yang
bermukim di Mekah dan menjadi Mursyid kepada Tarekat Qodiriah di Mekah pada awal
abad ke 13 Hijrah jadilah namanya Tarekat Qodiriah wa Naqsyabandiah dan berkembang di
negeri-negeri Nusantara.
Pondok Pesantren Suryalaya telah didirikan oleh pengasasnya Syeikh Abdullah
Mubarak Bin Nur Muhammad (Abah Sepuh) pada tanggal 5 September 1905 Masehi dengan
restu Gurunya Syeikh Thalhah menjadikannya sebagai Pusat Pegembangan Tarekat Qodiriah
Naqsyabandiah di nusantara sehinggalah beliau wafat pada tahun 1956 dan disemayamkan di
Kejambaran Rahmaniah Puncak Suryalaya. KH Ahmad Sohibulwafa Tajul Arifin (Abah
Anom) adalah anak kepada Abah Sepuh dan penerus kepada pimpinan Pondok Pesantren
Suryalaya juga berkapasiti sebagai Mursyid Tareqat Qodiriah Naqsyabandiah satelah
wafatnya Ayah beliau Abah Sepuh. Dan di bawah pimpinan Abah Anom, Pondok Pesantren
Suryalaya telah berkembang maju merentasi seluruh pelusuk Jawa dan Indonesia saterusnya
Malaysia (termasuk Sabah dan Sarawak), Singapura, Brunei dan ke seluruh dunia.
Dalam rangka pengembangan dan penyebar luasan ajaran Tareqat Qodiriah
Naqsyabandiah, Abah Anom sebagai Syeikh Mursyidnya melantik Wakil-Wakil Talqin yang
berperanan sebagai wakil mu rsyid memberikan tunjuk ajar dan bimbingan amaliah kepada
ikhwan-ikhwan yang mengambil dan mengamalkan ajaran tareqat ini.

B. Pelaksanaan Kegiatan Observasi

a. Tempat : Pondok Pesantren Suryalaya

b. Hari/Tanggal : Sabtu dan Minggu, 7-8 Desember 2019

c. Narasumber : Pedagang
C. Hasil Observasi

Dalam kegiatan observasi ini, saya melakukan 2 metode yang berbeda, yaitu
menggunakan metode wawancara dan menyebaran angket kuisioner dengan target pedagang
yang berumur 16 tahun – 39 tahun .
Target pedagang yang saya dapatkan untuk diwawancarai berjumlah 3 (tiga) orang,
dan target pedagang yang menjadi responden untuk kuisioner berjumlah 15 (lima belas)
orang.

1. Hasil Wawancara

a. Narasumber 1

Nama : Taruna Aji Sekti


Pekerjaan : Mahasiswa/Pedagang
Usia : 21 Tahun
Alamat : Bogor
No HP/WA : 083826544646

Taruna Aji Sekti (narasumber) yang berusia 21 tahun ini adalah salah satu pedagang
yang berjualan di arena sekitar Pondok Pesantren Suryalaya. Taruna juga adalah salah
seorang pedagang yang menjadi anggota TQN di Pondok Pesantren Suryalaya. Taruna masuk
TQN sejak kelas 1 MTS umur 13 tahun.
Taruna mengenal ajaran TQN dari saudara dan dari kaka orang tuanya (paman).
Proses dia menjadi ikhwan TQN adalah dengan melalui Talqin dan Baiat. Selama ia menjadi
ikhwan TQN ia sudah di Talqin kurang lebih sebanyak 3-4 kali.
Tujuan Taruna sendiri mengikuti TQN adalah, “ Karena masih kecil jadi awalnya
hanya ikut-ikutan saja, sampai kesini setidaknya terbayang kalau kita ikut tarekat itu pasti ada
gurunya setidaknya nanti di akhirat ada yang menolong (mencari ilmu dan kekuatan batin),
karena di tarekat itu ada mursyidnya jadi nanti ketika kita meninggal secara otomatis tidak
ada yang bisa menolong dan hanya bisa mengandalkan amal ibadah diri sendiri kecuali guru
kita, jadi nanti diakhirat guru itu ibarat pengacara yang akan membela kita ”.
Adapun perasaan yang Taruna rasakan ketika mengikuti Talqin, Ziarah di maqam
Abah , berdzikir, manakib , khataman , dan ibadah lainnya adalah, “ pertama kali ditalqin itu
penasaran proses apa ini? Awalnya tegang tetapi saat sampai kesini-sini jadi tahu bahwa
mentalqin itu sebenarnya untuk orang yang sudah meninggal, tetapi kita sebagai manusia
yang belum meninggal kan suatu saat pasti akan meninggal juga. ”
Taruna menjelaskan perasakan yang ia rasakan ketika beribadah sendiri adalah, ia
merasa lebih terasa akan dosa-dosanya dan merasa dzikir yang ia lakukan lebih nikmat.
Motivasinya dalam mengkuti TQN adalah untuk taubat dan meningkatkan ibadah.
Setelah mengikuti TQN, Taruna mengatakan “ Dalam menjalani kehidupan ini lebih
tenang, ibaratnya kalau lagi mempunyai masalah yang banyak, langsung melakukan zikir,
maka hati dan jiwa menjadi tenang. ”
Baginya Musryid memiliki posisi dan kiprahnya tersendiri, karena Mursyid itu sangat
penting dalam membimbing ikhwannya, nanti Mursyid lah yang akan menjadi penolong kita
dan orang-orang sholeh lainnya.
Taruna menjelaskan juga ia dalam mensyiarkan ajaran TQN atau nilai-nilai TQN
lebih memilih untuk secara offline , karena menurutnya bercakap langsung dengan teman
bisa lebih mudah dalam memahaminya. Jika mensyiarkannya melalui media online takut
terjadi kesalah pahaman. Taruna sendiri pernah mensyiarkan ajaran TQN, tapi hanya pada
saat waktu waktu tertentu, misalkan ketika akan ada acara manakiban.
Bagi Taruna orang yang belum mengikuti ajaran ini tidak apa-apa dan biasa saja,
karena dalam ajaran ini tidak diwajibkan dan bagi orang yang tidak mengikutinya tidak di
anggap salah. Kita tidak bisa memaksa kehendak orang lain, namun menurut Taruna
alangkah baiknya ia mengikuti TQN ini agar ada guru atau Mursyid yang membimbing.
Untuk memperkenalkan TQN. Taruna lebih cenderung menggunakn metode offline yaitu
berbincang secara langsung kepada orang yang ingin mengenal TQN, tidak melalui social
media.
Menurut Taruna, keunikan TQN adalah tidak harus mewajibkan ikhwannya untuk
memakai seragam. Jika di tarekat lain mereka mewajibkan untuk memakai jubah dan yang
perempuan di cadar, di TQN ia belum mengalami kejadian spiritual/batin/ghoib
Selama menjadi ikhwan di TQN, ia belum menjadi anggota GMPS, dalam memaknai
khidmah dari seorang Mursyid adalah dengan mengamalkan apa yang diajarkan oleh
guru,misalkan melaksanakan dzikir sesudah sholat, melaksanakan manaqib baik di Suryalaya
maupun di rumah, dengan kata lain Taruna sering melaksanakan manaqib di rumahnya .
Dampak dari berkhidmah yang dirasakan alam diri dan kehidupan Taruna adalah hati
menjadi tenang, karena ada yang membimbing hatinya, menurutnya juga jika tidak ada
seorang guru berarti tidak ada yang bertanggung jawab mengarahkan jalan hidupnya.
Taruna juga memberikan komentarnya terhadap berkembangannya teknologi (audio,
visual, media sosial,internet dll) saat ini yang berdampak pada kondisi masyarakat sekarang
yang tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi tersebut, kata Taruna “Jujur saya melihat
orang ketergantungan kepada teknologi itu ilfil karena bisa jadi penyakit (autis) karena selalu
bergantung kepada teknologi”

b. Narasumber II

Nama : Hamdan Maulana


Pekerjaan : Mahasiswa/Pedagang
Usia : 21 Tahun
Alamat : Bogor
No HP/WA : 083828544646

Hamdan Maulana (Narasumber) pemuda yang berusia 21 tahun ini merupakan salah
satu pedagang yang berjualan di area sekitar Pondok Pesantren Suryalaya. Hamdan maulana
juga merupakan salah satu pedagang yang menjadi anggota/ikhwan TQN di Pondok
Pesantren Suryalaya. Hamdan Maulana masuk ke TQN baru berjalan selama enam bulan.
Hamdan Maulana mengenal ajaran TQN dari orang tua dan saudaranya. Proses yang
dilalui Hamdan Maulana untuk menjadi Ikhwan di TQN adalah dengan memalui Talqin dan
Baiat. Selama ia menjadi ikhwan ia telah di Talqin sebanyak 3 kali.
Tujuan Hamdan Maulana dengan masuk TQN adalah, “jadi, ketika kita berdoa,
karena kita itu bukan orang suci, ketika kita berdoa kepada Allah kita harus melalui mursyid .
jika kita ingin doa kita sampai kepada Allah kita harus berdoa melalui mursyid.”.
Adapun perasaan yang di rasakan Hamdan Maulana ketika di talqin, ziarah maqam
abah, berdizikir, manakib,khataman dan ibadah lainnya adalah, “rasanya berbeda sebelum
saya masuk ke TQN dan sebelum masuk ke TQN,rasanya jauh berbeda apalagi saat selesai
shalat dan kita langsung dzikir itu rasanya sangat tenang walaupun sedang banyak masalah”
Hamdan Maulana menjelaskan perbedaan yang ia rasakan saat berzikir, khataman,
ziarah dan ibadah lainya ketika sendiri dengan berjamaah yaitu, “ Perbedaan saat saya zikir
mengingat dosa, zikir terasa lebih nikmat karena mengingat dosa-dosa kita.”
Setelah mengikuti TQN, Hamdan Maulana menjelaskan “Setelah mengikuti TQN
dalam menjalani kehidupan ini lebih tenang, ibaratnya kalau lagi mempunyai masalah yang
banyak, langsung melakukan zikir, maka hati dan jiwa menjadi tenang.”
Bagi Hamdan Maulana posisi dan kiprah mursyid dalam tarekat terhadap para
ikhwannya adalah, “mursyid bagi saya merupakan hal yang sangat penting dalam
membimbing ikhwannya, karena Mursyid nanti yang akan menjadi penolong kita dan orang-
orang yang shaleh.”
Hamdan Maulana juga menjelaskan bahwa ia dalam mensyiarkan ajaran TQN atau
nilai-nilai TQN lebih memilih untuk dilakukan secara offline, karena menurutnya bercakap
langsung dengan teman-teman dan lebih banyak mengobrol bersama menurutnya ia bisa lebih
paham, jika menyebarkannya melalui jejaring online ia takut jika akan terjadi
kesalahpahaman.
Bagi Hamdan Maulana orang yang belum mengikuti ajaran ini tidak apa-apa karena
mungkin belum mendapat hidayah. Dan karena masuk ke TQN juga tidak ada paksaan yang
mengharuskan, siapa saja yang ingin masuk ke TQN ya boleh saja, jika dia mau
mengamalkannya ya bagus.
Menurut Hamdan Maulana, keunikan TQN adalah cara yang dilakukan setelah shalat
seperti ada wirid dan dzikirnya berbeda dengan yang lainnya kalau disini dzikir yang di
perbanyak adalah lafadz Laillah ha Illallah sedangkan yang lainnya berbeda.
Selama menjadi ikhwan di TQN tidak ada pengalaman spritual, ia belum menjadi
anggota GMPS, dalam memaknai khidmah dari seorang Mursyid sebagai guru dan sebagai
muridnya menurut Hamdan ia harus patut dan takdim/taat mengikuti apa yang dibicarakannya
dan apa yang dilarang, karena ilmunya barokah.
Dampak dari berkhidmah yang dirasakan alam diri dan kehidupan Hamdan adalah
melakukan amalan-amalan yang telah dikatakan oleh mursyid dan menjauhi larangannya.
Hamdan Maulana juga memberikan komentarnya terhadap berkembangannya
teknologi (audio, visual, media sosial,internet dll) saat ini yang berdampak pada kondisi
masyarakat sekarang yang tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi tersebut, kata
Hamdan “Mungkin karena sekarang era globalisasi semakin meningkat pesat, dan kita
sebagai umat Muslim juga kita tidak boleh ketinggalan jadi kita harus mengikuti saja tetapi
tetap harus yang positif saja.”
c. Narasumber III

Nama : Alan Maulana


Pekerjaan : Mahasiswa/Pedagang Kaligrafi
Usia : 21 Tahun
Alamat : Cikoranji Pagerageung
No HP/WA : 081804697531

Alan Maulana (Narasumber) pemuda yang berusia 21 tahun ini merupakan salah satu
pedagang yang berjualan di area sekitar Pondok Pesantren Suryalaya. Hamdan maulana juga
merupakan salah satu pedagang yang menjadi anggota/ikhwan TQN di Pondok Pesantren
Suryalaya. Hamdan Maulana masuk ke TQN sejak 2013.
Alan mengenal ajaran TQN dari saudara dan dari Orang tua. Proses dia menjadi
ikhwan TQN adalah dengan melalui Talqin dan Baiat pertama dari bapak di suruh ke
pesantren suryalaya karena di anggap susah di atur. Selama ia menjadi ikhwan TQN ia sudah
di Talqin kurang lebih sebanyak 6 kali.
Tujuan Alan sendiri mengikuti TQN adalah, “ Awalnya tidak tahu apa-apa, tetapi kata
ibu saya ikut talqin-talqin makannya saya ikut. Tetapi setelah sekian lama dan kalau di
rasakan ternyata rasanya enak juga dan semakin di pelajari juga Alhamdulillah ”.
Adapun perasaan yang di rasakan Alan Maulana ketika di talqin, ziarah maqam abah,
berdizikir, manakib,khataman dan ibadah lainnya adalah, “ketika di talqin pertama kali ya
biasa saja karena masih kecil dan baru akan menuju dewasa, talqin itu apa sih dan hanya
sekedar ikut-ikutan saja, tetapi setelah ngobrol dan mendengarkan ceramah ternyata kalau
kita di talqin itu memang harus benar-benar bersih dari hadast besar dan hadast kecil sambil
di rasakan dan ternyata Alhamdulillah bikin tentram dan damai”.
Alan Maulana menjelaskan perbedaan yang ia rasakan saat berzikir, khataman, ziarah
dan ibadah lainya ketika sendiri dengan berjamaah yaitu, “ kalau berjamaah lebih semangat
karena suasananya lebih terasa.”
Setelah mengikuti TQN, Alan Maulana menjelaskan “Banyak: contohnya, obat galau,
kalau kita sedang tidak ada tempat untuk mengadili.”
Bagi Alan Maulana posisi dan kiprah mursyid dalam tarekat terhadap para ikhwannya
adalah, “mursyid itu seorang pembimbing. Saya pernah mengalami saat sedang dalam
perjalanan di malam hari jam 11 dan hujan besar, saya bingung karena rantai motor putus,
tidak ada orang dan posisi di tengah hutan kemudian saya Robitah (kalau dalam tarekat
berarti membayangkan sosok mursyid). Mursyid itu seorang perantara untuk menyampaikan
doa kita kepada Allah dan salah satunya membimbig rohani kita.”
Alan Maulana juga menjelaskan bahwa ia dalam mensyiarkan ajaran TQN atau nilai-
nilai TQN ia ingin mensyiarkannya melalui offline maupun online,tetapi untuk sekarang ia
lebih mensyiarkannya melalui offline menyampaikannya kepada orang-orang terdekatnya
seperti keluarga dan orangnya karena belum sepenuhnya paham ajaran TQN dan belum
mengikuti TQN.
Bagi Alan Maulana orang yang belum mengikuti ajaran ini kembali kepada masing-
masing orang, tetapi kalau misalnya kita ingin mengajak itu menjadi kewajiban kita, tetapi
jika orang yang kita ajak tidak mau maka itu kembali lagi kepada masing-masing orang.
Menurut Alan Maulana, keunikan TQN adalah
Selama menjadi ikhwan di TQN tidak ada pengalaman spritual, ia belum menjadi
anggota GMPS, dalam memaknai khidmah dari seorang Mursyid sebagai guru dan sebagai
muridnya menurut Hamdan ia harus patut dan takdim/taat mengikuti apa yang dibicarakannya
dan apa yang dilarang, karena ilmunya barokah.
Dampak dari berkhidmah yang dirasakan alam diri dan kehidupan Hamdan adalah
melakukan amalan-amalan yang telah dikatakan oleh mursyid dan menjauhi larangannya.
Hamdan Maulana juga memberikan komentarnya terhadap berkembangannya
teknologi (audio, visual, media sosial,internet dll) saat ini yang berdampak pada kondisi
masyarakat sekarang yang tidak bisa lepas dari perkembangan teknologi tersebut, kata
Hamdan “Mungkin karena sekarang era globalisasi semakin meningkat pesat, dan kita
sebagai umat Muslim juga kita tidak boleh ketinggalan jadi kita harus mengikuti saja tetapi
tetap harus yang positif saja.”

2. Data Responden Kuisioner


Pembahasan kedua yaitu mengenai profil dari 15 responden yang mana menyangkut
data pribadi responden dalam mengisi anget kuisioner .

Data Responden Kuisioner TQN

27%

73%

Laki Laki Perempuan


Diagram 1.1 Mengenai data responden pedagang menurut jenis kelamin
a. Analisis Data Kuisioner
Dalam kuesioner terdapat 30 soal yang harus di isi oleh 15 Pedagang yang berjualan
di sekitar Pondok Pesantren Suryalaya . Berikut adalah jawaban hasil analisis data dari
masing-masing soal :

1. Pertanyaan : Mengetahui sumber ajaran TQN dari teman


Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah :
Sebanyak 4 (empat ) orang menjawab sering , 5 (lima) orang menjawab pernah
dan 6 (enam) orang menjawab tidak pernah.

2. Pertanyaan : Mengetahui sumber ajaran TQN dari Mursyid


Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah :
Sebanyak 4 (empat) orang menjawab sering, 4 (empat) orang menjawab pernah,
dan 7 (tujuh) orang menjawab tidak pernah.

3. Pertanyaan : Mengetahui sumber ajaran TQN dari Majalah


Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah :
Sebanyak 1 (satu) orang menjawab sering, 8 (delapan) orang menjawab pernah,
dan 6 (enam) orang menjawab tidak pernah.

4. Pertanyaan : Mengetahui sumber ajaran TQN dari Internet/sosmed


Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah :
Sebanyak 5 (lima) orang menjawab sering, 3 (tiga) orang menjawab pernah, dan
7 (tujuh) orang menjawab tidak pernah.

5. Pertanyaan : Menuliskan/mempublikasikan terkait ajaran TQN secara


langsung kepada teman
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah :
Tidak ada yang menjawab sering, 6 (enam) orang menjawab pernah, dan 9
(sembilan) orang menjawab tidak pernah.
Hasil Kuisioner
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Pertanyaan No. 1 Pertanyaan No. 2 Pertanyaan No. 3 Pertanyaan No. 4 Pertanyaan No. 5

Sering Pernah Tidak Pernah


Diagram 2.1 mengenai hasil kuisioner dari pertanyaan nomor1-5

6. Pertanyaan: Menuliskan/mempublikasikan terkait ajaran TQN secara


langsung kepada teman
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah :
Sebanyak 1 (satu) orang menjawab sering, 7 (tujuh) orang menjawab pernah, dan
7 (tujuh) orang menjawab tidak pernah.
7. Pertanyaan: Melaksanakan Talqin
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 4 (empat) orang menjawab sering, 5 (lima) orang menjawab pernah,
dan 6 (enam) orang menjawab tidak pernah.
8. Pertanyaan: Melaksanakan Manaqib
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 7 (tujuh) orang menjawab sering, 3 (tiga) orang menjawab pernah, dan
5 (lima) orang menjawab tidak pernah.
9. Pertanyaan: Melaksanakan zikir sebelum Manaqib
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 5 (lima) orang menjawab sering, 5 (lima) orang menjawab pernah, dan
5 (lima) orang menjawab tidak pernah.
10. Pertanyaan: Melaksanakan manaqib di Masjid Jami
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 4 (empat) orang menjawab sering, sebanyak 6 (enam) orang menjawab
pernah, dan 5 (lima) orang menjawab tidak pernah.
Hasil Kuisioner
8

0
Peranyaan Nomor 6 Pertanyaan Nomor 7 Pertanyaan Nomor 8 Pertanyaan Nomor 9 Pertanyaan Nomor 10

Sering Pernah Tidak Pernah


Diagram 2.2 mengenai hasil kuisioner dari pertanyaan nomor 6-10

11. Pertanyaan: Melaksanakan khataman di Masjid Jami


Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 1 (satu) orang menjawab sering, 2 (dua) orang menjawab pernah, dan
12 (dua belas) orang menjawab tidak pernah.
12. Pertanyaan: Melaksanakan khataman sendiri
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 2 (dua) orang menjawab sering, 10 (sepuluh) orang menjawab pernah,
dan 3 (tiga) orang menjawab tidak pernah.
13. Pertanyaan: Membawa air saat Manaqib
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 4 (empat) orang menjawab sering, 5 (lima) orang menjawab pernah,
dan 6 (enam) orang menjawab tidak pernah.
14. Pertanyaan: Melaksanakan zikir sendiri
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 5 (lima) orang menjawab sering, 10 (sepuluh) orang menjawab pernah,
dan tidak ada yang menjawab tidak pernah.
15. Pertanyaan: Mendapatkan kekhusuan saat berzikir sendiri
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 5 (lima) orang menjawab sering, 5 (lima) orang menjawab pernah, dan
5 (lima) orang menjawab tidak pernah.
Hasil Kuisioner
14

12

10

0
Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor
11 12 13 14 15

Sering Pernah Tidak Pernah


Diagram 2.3 mengenai hasil kuisioner dari pertanyaan nomor 10-15

16. Pertanyaan: Mendapat kekhusuan saat berzikir bersama


Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 5 (lima) orang menjawab sering, 5 (lima) orang menjawab pernah, dan
5 (lima) orang menjawab tidak pernah.
17. Pertanyaan: Pergi bermanaqib sendiri
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 2 (dua) orang menjawab sering, 5 (lima) orang menjawab pernah, dan
8 (delapan) orang menjawab tidak pernah.
18. Pertanyaan: Pergi bermanaqib sendiri
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 3 (tiga) orang menjawab sering, 5 (lima) orang menjawab pernah, dan
7 (tujuh) orang menjawab tidak pernah.
19. Pertanyaan: Melaksanakan mansi taubat
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 1 (satu) orang menjawab sering, 6 (enam) orang menjawab pernah,
dan 8 (delapan) orang menjawab tidak pernah.
20. Pertanyaan: Melihat dan menghayati Mursyid/wakil talqin di internet/sosial
media/WA
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 2 (dua) orang menjawab sering, 7 (tujuh) orang menjawab pernah, dan
6 (enam) orang menjawab tidak pernah.
Hasil Kuisioner
9

0
Pertanyaan Nomor 16 Pertanyaan Nomor 17 Pertanyaan Nomor 18 Pertanyaan Nomor 19 Pertanyaan Nomor 20

Sering Pernah Tidak Pernah


Diagram 2.3 mengenai hasil kuisioner dari pertanyaan nomor 15-20

21. Pertanyaan: Melihat dan mendengar kajian ajaran TQN di internet/media


sosial/WA
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 3 (tiga) orang menjawab sering, 7 (tujuh) orang menjawab pernah, dan
5 (lima) orang menjawab tidak pernah.
22. Pertanyaan: Membaca buku/majalah mengenai ajaran TQN
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 3 (tiga) orang menjawab sering, 4 (empat) orang menjawab pernah,
dan 9 (sembilan) orang menjawab tidak pernah.
23. Pertanyaan: Memajang/memiliki foto Mursyid/wakil talqin
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 1 (satu) orang menjawab sering, 7 (tujuh) orang menjawab pernah, dan
7 (tujuh) orang menjawab tidak pernah.
24. Pertanyaan: Melakukan wirausaha terkait TQN
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 1 (satu) orang menjawab sering, 4 (empat) orang menjawab pernah,
dan 10 (sepuluh) orang menjawab tidak pernah.
25. Pertanyaan: Memiliki komunitas TQN (group sosmed, wilayah, club)
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 1 (satu) orang menjawab sering, 7 (tujuh) orang menjawab pernah, dan
7 (tujuh) orang menjawab tidak pernah.
Hasil Kuisioner
12

10

0
Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor
21 22 23 24 25

Sering Pernah Tidak Pernah


Diagram 2.3 mengenai hasil kuisioner dari pertanyaan nomor 21-25

26. Pertanyaan: Memiliki aksesoris TQN (baju/jaket/stiker/tasbih/kalender, dll)


Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 1 (satu) orang menjawab sering, 7 (tujuh) orang menjawab pernah, dan
7 (tujuh) orang menjawab tidak pernah.
27. Pertanyaan: Memiliki buku tanbih
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 2 (dua) orang menjawab sering, 4 (empat) orang menjawab pernah,
dan 9 (sembilan) orang menjawab tidak pernah.
28. Pertanyaan: Memiliki buku Manqobah
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 2 (dua) orang menjawab sering, 4 (empat) orang menjawab pernah,
dan 9 (sembilan) orang menjawab tidak pernah.
29. Pertanyaan: Memiliki majalah TQN
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 2 (dua) orang menjawab sering, 1 (satu) orang menjawab pernah, dan
12 (dua belas) orang menjawab tidak pernah.
30. Pertanyaan: Menulis atau mempublikasikan foto/kegiatan sendiri yang terkait
dengan TQN melalui medsos.
Dari pertanyaan ini, hasil data yang ada dari 15 Responden adalah:
Sebanyak 2 (dua) orang menjawab sering, 3 (tiga) orang menjawab pernah, dan
10 (sepuluh) orang menjawab tidak pernah.
Hasil Kuisioner
14

12

10

0
Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor Pertanyaan Nomor
26 27 28 29 30

Sering Pernah Tidak Pernah

Diagram 2.3 mengenai hasil kuisioner dari pertanyaan nomor 26-30

Anda mungkin juga menyukai