Dosen pengampu:
Mahendra Pudji Utama, S.S., M.Hum.
Di Susun oleh :
A. Latar Belakang
Kebudayaan merupakan suatu kebiasaan atau cara hidup manusia
yang terbagi dalam berbagai aspek dan terdapat dalam suatu masyarakat
tertentu. Menurtu ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Menurut A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn, kata “Kebudayaan” berasal
dari kata Sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berarti “budi” atau “akal”. Dengan demikian ke-budaya-an dapat
diartikan : “hal-hal yang bersangkutan dengan akal”. Ada sarjana lain yang
mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari majemuk budi-
daya, yang berarti “daya dari budi”. Karena itu mereka membedakan
“budaya” dari “kebudayaan”. Demikianlah “budaya” adalah “daya dari
budi” yang erupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan “kebudayaan” adalah
hasil dari cipta, karsa, dan rasa itu. Dalam istilah “antropologi-budaya”
perbedaan itu ditiadakan. Kata “budaya” di sini hanya dipakai sebagai
suatu singkatan saja dari “kebudayaan”dengan arti yang sama.
(Koentjaraningrat, 1990: 181)
Adat istiadat adalah bentuk kebudayaan yang kasat mata. Yang
termasuk dalam adat istiadat ialah tata karma masyarakat, upacara
tradisional, baik yang berkaitan dengan siklus hidup seseorang maupun
dengan berbagai peristiwa alam, hingga cara berakaian, bekerja, dan
mengolah makanan. Adat istiadat brsifat simbolik, artinya adat
mencermikan kepercayaan dan nilai-nilai luhuryang diyakini suatu
masyarakat. (Amalia, 2005: 19)
Indonesia merupakan negara pluralisme, sehingga memiliki banyak
budaya, suku, etnis dan lainnya. Ada beragam budaya masing-masing
pulau bahkan tiap daerah di Indonesia yang tentunya memiliki ciri khas
tersendiri. Salah satunya adalah di Sukabumi, Jawa Barat. Terdapat salah
satu daerah bernama Pelabuhan Ratu, disana hidup dan berkembang suatu
upacara adat, dimana upacara tersebut merupakan wujud nyata dari
masyarakat setempat sebagai bukti menjunjung tinggi para leluhur mereka.
Salah satu upacaranya adalah upacara labuh saji yang dilakukan di pesisir
pantai Pelabuhan Ratu sebagai wujud rasa syukur mereka kepada Sang
Hyang Widi atas segala kenikmatan bagi mereka.
B. Permasalahan
1. Apa itu Upacara Labuh Saji di Pelabuhan Ratu , Sukabumi?
2. Apa manfaat dari dilakukannya kegiatan upacara tersebut?
3. Bagaimana upaya masyarakat setempat dalam mempertahankan tradisi
tersebut?
4. Mengapa Upacara Labuh Saji menjadi suatu daya tarik bagi
wisatawan?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa itu Upacara Labuh Saji di Pelabuhan Ratu,
Sukabumi
2. Untuk mengetahui manfaat dari dilakukannya kegiatan upacara
tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana upaya masayrakat setempat dalam
mempertahankan tradisi tersebut.
4. Untuk mengetahui mengapa Upacara Labuh Saji menjadi suatu daya
tarik bagi wisatawan?
BAB II
PEMBAHASAN
4. Mengapa Upacara Labuh Saji menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan?
Upacara Labuh Saji juga memiliki beberapa manfaat diantaranya yaitu
upacara ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Sehingga
banyak wisatawan lokal maupun asing yang berdatangan ke Kelurahan
Pelabuhan Ratu. Upacara Labuh Saji juga dijadikan sebagai sarana hiburan
keluarga bagi masayarakat di sekitar Pelabuhan Ratu. Dari pernyataan
tersebut, maka banyak masayarakat yang berdatangan hanya untuk
menyaksiskan Upacara Labuh Saji itu berjalan.
Menurut Undang-Undang Republik Indonseia Nomor 10 Tahun 2009
Tentang Kepariwisataan , daya tarik wisata yaitu segala sesuatu yang
memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kujungan wisatawan.(Andhika dan Nadya, 2018: 2-3)
Daya tarik adalah suatu tempat sebagai suatu bentukan atau aktivitas
dan fasilitas yang saling berhubungan dapat menarik wisatawan atau
pengunjung untuk datang kesuatu daerah atau tempat tertentu. (Marpaung,
2002: 78)
Daya tarik wisata adalah suatu objek ciptaan Tuhan maupun hasil
karya manusia, yang menarik minat orang untuk berkunjung dan menikmati
keberadaannya. (Yoeti, 2006: 15)
Dari beberapa pendapat diatas, Pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi
memiliki beberapa unsur yang memenuhi untuk bisa dikatakan sebagai
tempat wisata atau bisa diaktakan mempunyai daya tarik tersenidri untuk
dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun asing. Hal tersebut karena di
Pantai Pelabuhan Ratu memiliki keunikan tersendiri, segai contoh adalah
tradisi Upacara Labuh Saji yang merupakan salah satu budaya masyarakat
Pelabuhan Ratu sebagai wujud tanda bersyukur mereka atas segala
kenikmatan dan kesejahteraan neayan yang telah diberikan oleh Sang Hyang
Widi. Maka dari itu, segi keunikan itu di perlihatkan dari kegiatan upacara
tersebut hanya dilakukan oleh masyarakat Pelabuhan Ratu dan tidak oeh
masyarakat lain, mungkin ada beberapa daerah yang melakukan ritual sama
namun tetap saja di tiap daerah memiliki ciri khas tersendiri.
Selain itu, terbukti juga bahwa dengan adanya Upacara Labuh Saji
tersebut, banyak warga sekitar Pelabuhan Ratu yang ikut menyaksikan
rangkaian acara dalam Upacara tersebut. Dengan begitu dapat dikatakan
bahwa Upacara Labuh Saji tersebut dapat menarik wisatawan untuk datang
berkunjung ke Pelabuhan Ratu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahsan diatas dapat diperoleh bahwa Indonesia
merupaka negara yang memiliki banyak budaya, salah satu budayanya adalah
yang berada di Kelurahan Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Di Pelabuhan Ratu terdapat suatu tradisi turun temurun yaitu Upacara Labuh
Saji. merupakan salah satu tradisi yang dilakukan di Pelabuhan Ratu,
Sukabumi, Jawa Barat setiap tanggal 6 April sebagai peringatan Hari
Nelayan. Upacara tersebut dilakukan di pesisir pantai Pelabuhan Ratu.
Upacara ini merupakan suatu tradisi yang turun temurun dari masyarakat
nelayan Pelabuhan Ratu yang dilakukan untuk memberikan penghormatan
kepada puteri yang bernama Nyai Puteri Mayangsagara atau Nyai Puteri
Mayangsari atas jasanya terhadap kesejahteraan nelayan Pelabuhan Ratu.
Upacara dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan atau hubungan
keluarga antar masyarakat pesisir Pelabuhan Ratu serta antar masyarakat
nelayan. Selain itu hal tersebut juga merupakan kesadaran dari masyarakat
mengenai arti dari Upacara Labuh Saji tersebut yang telah dianggap menjadi
budaya mereka dan harus tetap dilestarikan.
Selain itu, Upacara Labuh Saji juga memiliki daya tarik tersendiri
untuk mendatangkan banyak wisatawan dengan keunikan yang dimilikinya.
Banyak wisatawan dan masyarakat sekitar yang tertarik dan kemudian datang
ke Pelabuhan Ratu untuk menyaksikan keberlangsungan Upacara Labuh Saji
tersebut.
LAMPIRAN
Andhika Chandra Lesmana dan Nadya Ajeng Astuti. 2018. Perayaan Pesta
Nelayan Sebagai Daya Tarik Wisata Dalam Mempromosikan Pariwisata di
Pelabuhanratu Sukabumi. Vol.8
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_sej_0603752_chapter1.pdf
http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=249754
http://digilib.uinsgd.ac.id/4779/4/4_bab1.pdf