1 H. Mas’oed Abidin
Minangkabau.
LAND
Dalam perjalan sejarahnya menunjukkan bahwa di dalam
kehidupan sehari-hari Masyarakat Minangkabau banyak
ditemukan praktek-praktek yang kontra produktif bagi
perkembangan masyarakat seperti judi, sabung ayam dan tuak
dan lain-lain. Terterapkannya berbagai perilaku kontra-produktip
oleh beberapa bagian masyarakat menunjukkan bahwa ada
kekurangan serta kelemahan dari Adat Minangkakau Sebagai
Peta Realitas serta Petunjuk Jalan Kehidupan Bermasyarakat itu.
Kelemahan yang terperagakan itu adalah ada bagian dari Peta
Realitas yang ternyata tidak sama sebangun dengan Nan
Bana dan Nan Badiri Sandirinyo itu, yang serta merta telah
Filosofi Adat Basandi Syarak
3 H. Mas’oed Abidin
a. PDPH ini memengaruhi seluruh aspek kehidupan
masyarakat berupa sikap umum dan perilaku
serta tata-cara pergaulan masyarakat.
III.
Dilestarikanlewat
KONSEP BUDAYA MUSYAWARAH DAN MUPAKAIK
2 Di dalam ajaran Agama Islam, inilah yang dipahami dan diyakini bahwa Yang Bana
(al Haqq) itu berada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Ini dapat
dimaknai sebagai landasan masyarakat bertauhid.
Filosofi Adat Basandi Syarak
7 H. Mas’oed Abidin
di kawasan ini. Bagaimana gejala itu bisa diterangkan?. Semata
karena nilai yang dibawa oleh ajaran Islam mudah mengakar ke
dalam kehidupan masyarakat di Minangkabau. Orang
Minangkabau terkenal kuat agamanya dan kokoh adatnya.
Seorang anak Minangkabau di mana saja berdiam tidak akan
senang di sebut tidak beragama, dan tidak beradat.
ن
َ مِ مْ ه
ُ ج
ُ رِ خ
ْ ُ مُنوا يَ ءا
َ ن ِ ّ ي ال
َ ذي ّ ِ ولَ ه ُ ّ الل
َ َن ك
فُروا َ ذي ِ ّ وال
َ رِ ت إ َِلى الّنو ِ ماَ ُ الظّل
9 H. Mas’oed Abidin
ن ُ ّ ُ َأ
َ م
ِ م
ْ ه
ُ َ ن جو
ُ ر
ِ خ
ْ ُ ي ت
ُ غو طا ال م
ُ ه
ُ ؤ يا
َ ِ ل و
ْ
ت َ ُ ر إ َِلى الظّل
ِ ما ِ الّنو
Allah adalah pelindung bagi orang-orang yang beriman yang
mengeluarkan mereka dari berbagai kegelapan kepada
nur(hidayah-Nya). Dan orang-orang kafir itu pelindung-
pelindung mereka ialah taghut ( sandaran kekuatan selain
Allah) yang mengeluarkan mereka daripada nur (hidayah
Allah) kepada berbagai kegelapan …. (Al-Baqarah, 257).
4 Sunguhpun sampai saat ini kita tidak mempunyai bukti sejarah, bila hari dan
tanggal sesunguhnya peristiwa sejarah itu terjadi, namun semua masyarakat
menerima sebagai satui peristiwa yang mengubah PDPH Masyarakat Adat
Minangkabau. Sebagai hasil penelitian sejarah, Dobin menyebutkan bahwa, sejak
abad 17 di Minangkabau, surau telah mengajarkan kepada masyarakat… “agar
menerima lima pokok Islam dan hidup sebagai orang Islam yang baik” … dan
dinyatakan pula bahwa salah satu fungsi surau adalah mengajarkan silat Melayu …
dan seorang guru biasanya mempunyai sejumlah pemuda yang bisa dipersenjatai
dan disiapkan untuk menghadapi bentrokan … Dan, dengan tindakan (kesiapan) itu,
para perampok menjadi takut merampok dan menjual orang-orang tahanan mereka
… di antaranya di Ampek Angkek sejak pertengahan 1790 di bawah kepemimpinan
surau (Tuanku Nan Tuo) menjadikan negerinya mengalami kemajuan besar dalam
pengaturan urusan dagang, yang kemudian dilanjutkan murid beliau yang tersebar,
di antaranya Jalaluddin mendirikan surau di Koto Lawas (Koto Laweh) di lereng
Gunung Merapi sebagai nagari penghasil akasia dan kopi, untuk “membangun
masyarakat mulsim” yang sungguh-sungguh …Demikian di tulis oleh Christine
Dobin, dalam bukunya “Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islam, dan Gerakan Paderi,
Minangkabau 1784-1847”, edisi Indonesia, Komunitas Bambu, Maret 2008, ISBN
979-3731-26-5, di halaman 198 – 225.
11 H. Mas’oed Abidin
Pandangan Hidup (PDPH) yang menata seluruh kehidupan
masyarakat Minangkabau dalam arti kata dan kenyataan yang
sesungguhnya.
GA
Hidup Manusia
5 QS.16, an-Nahl : 96.
13 H. Mas’oed Abidin
Pusako, serta memengaruhi sikap umum dan tata-cara pergaulan
masyarakat. Rentang sejarah membuktikan bahwa penerapan
ABS-SBK telah memberikan lingkungan sosial budaya yang subur
bagi seluruh anggota masyarakat dalam mengembangkan
segenap potensi dan kreativitasnya sehingga terciptalah manusia
dan masyarakat Minangkabau yang unggul dan tercerahkan.
Walau berada dalam lingkungan yang sulit penuh tantangan,
sejak zaman kolonialisme hingga ke masa-masa perjuangan,
budaya Minangkabau dengan ABS-SBK terbukti mampu
menciptakan lingkungan yang menghasilkan jumlah yang
signifikan tokoh-tokoh yang menjadi pembawa obor peradaban di
kawasan ini. Keunggulannya ada pada falsafah adat yang
mencakup isi yang luas. Akhlak karimah berperan dalam
kehidupan yang mengutamakan kesopanan dan memakaikan
rasa malu yang dipelihara sesungguh hati, sebab malu jo sopan
kalau lah hilang, habihlah raso jo pareso, ketika menerapkan
ABS-SBK secara “murni dan konsekwen”.
“Indak nan merah pado kundi, indak nan bulek pado sago,
Indak nan indah pado budi, indak nan indah pado baso”,
ٌطاِئَفة
َ ل ِفْرَقٍة ِمْنُهْمّ ن ُك ْ ل َنَفَر ِم
َ ن ِلَيْنِفُروا َكاّفًة َفَلْو
َ ن اْلُمْؤِمُنو
َ َوَما َكا
َ حَذُرو
ن ْ جُعوا ِإَلْيِهْم َلَعّلُهْم َيَ ن َوِلُيْنِذُروا َقْوَمُهْم ِإَذا َرِ ِلَيَتَفّقُهوا ِفي الّدي
“Tidak sepatutnya bagi orang Mukmin itu pergi semuanya
kemedan perang. Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam ilmu
6 Tidak ada yang lebih indah daripada budi dan basabasi. Yang dicari bukan emas
dan bukan pula pangkat, akan tetapi budi pekerti yang paling dihargai. Hutang
emas dapat di bayar, hutang budi dibawa mati. Agar jauh silang sengketa, perhalus
basa dan basi (budi pekerti yang mulia). Jika ingin pandai rajin belajar, jika ingin
tinggi (mulia), naikkan budi pekerti.
15 H. Mas’oed Abidin
pengetahuan mereka tentang agama (syariat, syarak) dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya (dengan cara-cara
mengamalkannya pada setiap perilaku dan tindakan dengan
kehidupan beradat), apabila mereka telah kembali kepadanya
– kekampung halamannya --, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.” (QS.IX, at Taubah, ayat 122).
VIII. SIMPULAN-SIMPULAN :
17 H. Mas’oed Abidin
Masyarakat Unggul dan Tercerahkan Mampu Dicetak Menjadi
SDM yang disebut “Ulul Albaab” dengan Menanamkan Nilai-Nilai
Ajaran Islam dan Adat Budaya, khusus bagi Masyarakat Adat
Minangkabau serta digali dari Al-Qur’an. Para “ulul albaab”
adalah mereka yang unggul dan tercerahkan, yang di dalam
dirinya tergabung zikir, yakni hidup dengan penuh kesadaran
akan keberadaan Allah Ta’ala dengan segenap aspek hubungan-
Nya dengan manusia dan segenap makhluk Ciptaan-Nya, dan
fikir, berarti membuat Peta Kenyataan sesuai dengan Petunjuk
dan Ajaran Allah Ta’ala sebagaimana diuraijelaskan Alquran dan
ditafsir-terapkan oleh Rasul lewat Sunnah sebagai Teladan Utama
(Uswatun Hasanah).