Anda di halaman 1dari 10

BAHASAN UTAMA

KONSISTENSI DAN KORELASI


ANTARA UUD 1945 DAN UUPA 1960
Prof. Ny. Arie S. Hutagalung, SH., MLI.

ABSTRACT

UUPA 1960, as the first constitution created to unite the national agrarian law,
was designed to manage agrarian matters. The constitution was made in
accordance to Pancasila as its philosophical foundation and the 1945
Constitution as its constitutional base. In the current political agrarian dynamics,
as a consequence of changes in facing globalisation era, UUPA 1960 is expected to
be able to anticipate these changes and adjust to the ever developing aspirations.

I. PENDAHULUAN

U
ndang Undang Dasar 1945 1945. Sedangkan kurun waktu ketiga
telah berlaku di Indonesia adalah saat Amandemen I, II, III, dan
dalam tiga kurun waktu. IV UUD 1945 sampai sekarang ini.
Yang pertama, antara 18 Agustus
1945 sampai tanggal 27 Desember Untuk pelaksanaan UUD 1945
1949, yaitu sejak disahkan oleh selama kurun waktu pertama tidak
Panitia Persiapan Kemerdekaan memerlukan uraian panjang lebar
Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 karena memang pada masa itu UUD
Agustus 1945 sampai dengan mulai 1945 belum sepenuhnya
berlakunya Konstitusi RIS pada saat dilaksanakan dengan baik. Saat itu
pengakuan kedaulatan dalam bulan Indonesia sedang dalam masa
Desember 1949. Kurun waktu kedua pancaroba, yaitu dalam usaha
adalah mulai sejak tahun 1959 membela dan mempertahankan
sampai masa Reformasi, yaitu sejak kemerdekaan yang baru saja kita
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sampai proklamasikan sementara pihak
adanya perubahan terhadap UUD imperialis Belanda ingin menjajah
1945 melalui jalur Amandemen UUD kembali bekas jajahannya yang telah

Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 9
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

merdeka itu, sehingga segala apakah UUPA itu mempunyai berpedoman kepada falsafah bangsa khidmat dalam empat alinea yang
perhatian bangsa dan negara kekuatan yuridis dalam arti kita, yaitu Pancasila dan UUD 1945. setiap alinea dan kata-katanya
dicurahkan untuk memenangkan terbentuk menurut cara yang telah Beliau menegaskan pula bahwa para mengandung arti dan makna yang
perang kemerdekaan. Sehubungan ditetapkan sesuai hukum yang ahli hukum kita tidak kalah dari ahli sangat dalam serta mempunyai nilai-
dengan hal tersebut, pelaksanaan berlaku. hukum negara-negara ASEAN yang nilai yang universal dan lestari.
UUD 1945 kurun waktu kedua dan lain. Prof. R. Subekti menunjuk Dikatakan universal, karena
ketiga sudah sepatutnya mendapat Secara empiris-sosiologis, UUPA kepada produk Undang Undang mengandung nilai-nilai yang
tempat dalam uraian lebih lanjut sudah berlaku efektif sejak tanggal Pokok Agraria yang dinilainya dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa
karena Undang Undang Pokok 24 September 1960 sampai sebagai produk hukum yang hebat. beradab di seluruh muka bumi.
Agraria 1960 (UUPA) sebagai sekarang. Hal itu berarti setelah lima Undang-undang itu merupakan Sedangkan dikatakan lestari karena
penjabaran dari Pasal 33 (3) UUD belas tahun merdeka dan sesudah sistem hukum kita sendiri yang ia mampu menampung dinamika
1945 dibentuk pada kurun waktu berusaha selama kurang lebih dua dengan tegas membuang jauh-jauh masyarakat dan akan tetap menjadi
kedua dan masih tetap berlaku belas tahun, Bangsa Indonesia untuk hukum tanah Belanda yang bercerai landasan perjuangan bangsa dan
hingga kini memasuki kurun waktu pertama kalinya mempunyai dasar berai. “Sekarang ini kita punya Negara selama bangsa Indonesia
ketiga. perundang-undangan untuk hukum tanah yang seragam”, tetap setia kepada Negara
menyusun lebih lanjut Hukum tegasnya.2 Proklamasi 17 Agustus 1945.
Oleh karena itu sangat logis jika Agraria/Hukum Tanah Nasional
muncul pertanyaan tentang sebagai perwujudan Pancasila serta Pa n c a s i l a d i r u m u s k a n d a l a m
bagaimana korelasi UUD 1945 berdasarkan Undang Undang Dasar Pancasila sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar
dengan UUPA dan apakah UUPA Proklamasi, UUD 1945.1 Landasan Filosofis UUPA 1945 dengan kata-kata:
sebagai undang-undang organik 1.Ketuhanan Yang Maha Esa
pelaksanaan Pasal 33 UUD 1945 Fakta ini telah diakui oleh Prof. R. A. Rumusan Pancasila 2.Kemanusiaan yang adil dan beradab
mempunyai hubungan yang Subekti, SH. dalam pesannya kepada 3.Persatuan Indonesia
konsisten secara vertikal. Dalam para ahli hukum Indonesia ketika Pembukaan Undang-Undang Dasar 4.Kerakyatan yang dipimpin oleh
bahasa hukum, pertanyaan itu akan menghadiri pertemuan hukum 1945 merupakan sumber dari hikmat kebijaksanaan dalam
berkisar tentang, pertama, apakah ASEAN LAW ASSOCIATION (ALA) motivasi dan aspirasi perjuangan permusyawaratan/ perwakilan
UUPA mempunyai keberlakuan di Singapura. Beliau menyatakan serta tekad bangsa Indonesia, yang 5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
yuridis dalam arti pembentukannya bahwa dalam pembaharuan dan juga merupakan sumber cita-cita Indonesia
didasarkan pada kaedah hukum yang pembinaan hukum nasional, kita hukum dan cita-cita moral yang ingin
lebih tinggi tingkatannya; kedua, perlu belajar dari perkembangan ditegakkan, baik dalam lingkungan B. Penjabaran Sila-sila Pancasila
hukum negara-negara lain. Namun nasional maupun dalam hubungan dalam UUPA
apakah UUPA itu mengikat secara
yuridis karena menunjukkan beliau juga mengingatkan bahwa pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
1.Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa3
hubungan khusus antara kondisi dalam pembaharuan hukum nasional Pembukaan UUD 1945 telah
dengan akibatnya; Dan ketiga, kita harus sebanyak-banyaknya dirumuskan secara padat dan

2
1 Lihat Sinar Harapan 25 Oktober 1984 dan dikutip dalam buku Prof. Boedi Harsono, “Hukum Agraria Indonesia. Sejarah
Lihatlah Prof. Boedi Harsono, “Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang Undang Pokok Agraria, Isi dan
Pembentukan Undang Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya” Jilid I, Jakarta, Djambatan, 1999, hal. 132.
Pelaksanaannya” Jilid I, Jakarta, Djambatan, 1999. hal 132. 3
Prof. Boedi Harsono, op.cit. hal. 218, 219

10 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 11
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa pasal UUPA selanjutnya. diatur oleh Peraturan Pemerintah. ketentuan-ketentuan undang-
jelas dirumuskan dalam pasal 1 Peraturan Pemerintah yang undang dan peraturan-peraturan
ayat 2, yang bunyinya sebagai Suasana keagamaan ini terwujud dimaksudkan adalah Peraturan lainnya, yaitu untuk mencegah
berikut: dalam pasal 14 dan 49. Pasal 14 Pemerintah nomor 28/1977 hubungan-hubungan hukum yang
ayat 1 menugaskan pemerintah tentang Perwakafan Tanah Milik. bersifat penindasan si lemah oleh si
“Seluruh bumi, air dan ruang untuk membuat rencana umum kuat (pasal 24, 41, 53). Begitulah
angkasa, termasuk kekayaan alam mengenai persediaan, peruntukan, misalnya pemakaian atas dasar
2.Dasar Kemanusiaan yang adil dan
yang terkandung di dalamnya dalam dan penggunaan tanah, yang
beradab4 sewa, perjanjian bagi-hasil, gadai
wilayah Republik Indonesia, sebagai antara lain meliputi tanah untuk dan sebagainya tidak boleh
karunia Tuhan Yang Maha Esa keperluan peribadatan dan Pasal-pasal UUPA yang merupakan diserahkan pada persetujuan pihak-
adalah bumi, air dan ruang angkasa keperluan-keperluan suci lainnya, perwujudan dari dasar pihak yang berkepentingan sendiri
bangsa Indonesia dan merupakan sesuai dengan dasar Ketuhanan kemanusiaan yang adil dan atas dasar “freefight”, akan tetapi
kekayaan nasional.” Yang Maha Esa. beradab adalah antara lain pasal 10 penguasa akan memberikan
yang menyatakan, bahwa ketentuan-ketentuan tentang cara
Pernyataan tersebut --yang Sementara itu, dalam pasal 49 yang
kewajiban untuk mengerjakan dan syarat-syaratnya, agar dapat
seringkali kurang diperhatikan terdapat dalam Bab II Bagian XI
atau mengusahakan sendiri secara memenuhi pertimbangan keadilan
oleh umum yang membaca UUPA- tentang Hak-hak atas tanah untuk
aktif tanah pertanian yang dipunyai dan dicegah cara-cara pemerasan
- sesungguhnya bersama-sama keperluan suci dan sosial, hak milik
seseorang atau badan hukum (“exploitation de l'homme par
dengan apa yang tercantum dalam tanah badan-badan keagamaan
harus dilakukan dengan mencegah l'homme”). Sebagai misalnya dapat
ayat 1 dan 3, mengandung makna diakui dan dilindungi. Badan-badan
cara-cara pemerasan. dikemukakan ketentuan-ketentuan
yang sangat mendalam. Ia serta keagamaan dijamin pula akan
di dalam Undang-Undang nomor 2
merta mengantarkan kita ke memperoleh tanah yang cukup Dalam hubungan ini Penjelasan
Tahun 1960 tentang Perjanjian Bagi
dalam suasana keagamaan Hukum untuk bangunan dan usahanya Umum II angka 7 menyatakan
Hasil.
Tanah Nasional kita, yang juga dalam bidang keagamaan. Pasal 49 bahwa: mengingat akan susunan
merupakan kekhasan Hukum ayat 2 juga menyebutkan bahwa masyarakat pertanian kita sebagai Demikian juga pasal 11 ayat 1 yang
Adat. Konsepsi komunalistik- untuk keperluan peribadatan dan sekarang ini, kiranya untuk merupakan perwujudan dari dasar
religius, yang mendasari Hukum keperluan suci lainnya akan sementara waktu yang akan datang, p e r i k e m a n u s i a a n . Pa s a l i n i
Ta n a h N a s i o n a l , Wa w a s a n diberikan tanah yang dikuasai masih perlu dibuka kemungkinan mewajibkan penguasa untuk
Kebangsaan, Wawasan Nusantara, langsung oleh Negara dengan Hak adanya penggunaan tanah mengatur hubungan hukum
serta semangat persatuan dan Pakai. pertanian oleh orang-orang yang dengan tanah, agar dapat dicapai
kesatuan, tampak jelas tersurat bukan pemiliknya, misalnya secara tujuan yang disebut dalam pasal 1
dan tersirat di dalamnya, yang Dalam ayat 3 pasal yang sama juga
sewa, bagi-hasil, gadai, dan ayat 2 dan dicegah penguasaan
semuanya mempengaruhi serta dinyatakan bahwa perwakafan
sebagainya. Tetapi segala sesuatu atas kehidupan dan pekerjaan
terwujud dalam isi rumusan pasal- tanah milik dilindungi dan akan
harus diselenggarakan menurut orang lain yang melampaui batas.

4 5
Prof. Boedi Harsono, ibid, hal. 222, 223 Prof. Boedi Harsono, ibid, hal. 219, 220

12 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 13
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

3.Dasar Persatuan Indonesia5 warganegara Indonesia dapat Dilihat dari segi Hukum Perdata asing untuk menguasai tanah
mempunyai hubungan yang Internasional, pembatasan hak- dengan hak-hak tertentu. Dalam
Dasar Persatuan Indonesia atau sepenuhnya dengan bumi, air, dan hak orang asing atas tanah dapat hal ini bukan hanya Hak Milik yang
wawasan kebangsaan, yang dalam ruang angkasa, dalam batas-batas dipertanggungjawabkan. Menurut tidak dapat dipunyai oleh orang-
Penjelasan Umum disebut dasar ketentuan pasal 1 dan 2. Pernyataan Andreas H. Roth6, sebagaimana orang asing, melainkan juga Hak
kenasionalan, tampak selain dari dasar tersebut mendapat dikutip oleh Sudargo Gautama, Guna Usaha dan Hak Guna
ketentuan ayat 2, terutama dari penerapan dalam pasal-pasal yang tampaknya ada kesepakatan Bangunan (pasal 30 dan 36).
apa yang dinyatakan dalam ayat 1, mengatur Hak Milik atas tanah universal yang menyebutkan Sementara itu, sesuai dengan
yaitu bahwa: Seluruh wilayah sebagai hak yang memberikan bahwa suatu negara diperbolehkan ketentuan Hukum Adat, orang
Indonesia adalah kesatuan tanah-air hubungan yang terpenuh dengan tidak mengizinkan orang-orang asing hanya dapat menguasai
dari seluruh rakyat Indonesia, yang tanah. Menurut pasal 11 ayat 1, lain selain warganegaranya sendiri tanah dengan Hak Pakai, jika ia
bersatu sebagai Bangsa Indonesia. hanya warganegara Indonesia dapat untuk memperoleh benda-benda benar-benar berkedudukan di
mempunyai hak milik. Sedangkan tetap di wilayah kekuasaannya. (dalam arti menjadi penduduk)
Pernyataan tersebut hakikatnya
orang asing dan badan-badan Berdasarkan penelitian Roth Indonesia (pasal 42), atas dasar
sudah mengandung semangat apa
hukum pada dasarnya tidak dapat tersebut dapat dirumuskan suatu pertimbangan bahwa hak ini hanya
yang kemudian dikenal sebagai
menguasai tanah dengan hak milik. hukum yang disebut “Rule number memberi wewenang yang terbatas
“ Wawasan Nusantara”.
Namun demikian, dalam hal-hal 6”. Roth berpendapat bahwa (Penjelasan pasal 42). Untuk
Pe r n y a t a a n t e r s e b u t j e l a s
tertentu orang asing berdasarkan azas umum Hukum keterangan lebih lanjut lihat PP
menunjukkan bahwa
dimungkinkan memperoleh tanah Internasional, keistimewaan yang 41/1996 tentang Pemilikan Rumah
pembentukan UUPA diliputi oleh
Hak Milik, meskipun dibatasi hanya diberikan kepada orang-orang Tempat Tinggal Atau Hunian oleh
semangat persatuan bangsa dan
selama 1 tahun (pasal 21 ayat 3). asing untuk berpartisipasi dalam Orang Asing yang Berkedudukan
kesatuan tanah air, sesuai dengan
Juga sebagai perkecualian hanya kehidupan ekonomi negara di di Indonesia dan Peraturan
salah satu tujuan utama
suatu badan hukum tertentu mana ia bertempat tinggal, tidak Menteri Negara Agraria/Kepala
perjuangan bangsa, yaitu:
diperbolehkan mempunyai tanah sampai meliputi pemilikan semua BPN 7/1996 jo 8/1996 tentang
“Pembentukan Negara Republik
dengan Hak Milik (pasal 21 ayat atau benda-benda tertentu, baik Persyaratan Pemilikan Rumah
Indonesia, yang berbentuk Negara
2). benda-benda bergerak maupun Tempat Tinggal atau Hunian oleh
Kesatuan dan Negara Kebangsaan,
benda-benda tetap. Orang Asing.
dengan wilayah kekuasaan dari Ketentuan yang mengadakan
Sabang sampai Marauke.” perbedaan antara warganegara Demikian juga ditinjau dari segi 4.D a s a r D e m o k r a s i atau
Indonesia dengan orang asing Hukum Internasional Publik,
Sesuai dengan dasar kebangsaan Kerakyatan7
dalam pemilikan tanah adalah Republik Indonesia sebagai negara
pasal 1 tersebut, maka dalam pasal
sesuai dengan apa yang kita yang merdeka dan berdaulat Dasar Demokrasi atau Kerakyatan
9 ayat 1 dinyatakan bahwa Hanya
ketahui dari Hukum Adat. berhak untuk mengadakan ditunjukkan oleh pernyataan
ketentuan yang membatasi dalam pasal 9 ayat 2, bahwa: Tiap-
kemungkinan bagi orang-orang tiap warganegara, baik laki-laki
6
Prof. Boedi Harsono, ibid. hal. 220. Lihat juga Roth Andreas, H. “The Minimum Standard of International Law Applied to Aliens”
dalam buku Prof. Dr. Sudargo Gautama, SH., “Tafsiran Undang Undang Pokok Agraria”, Bandung, Alumni, 1986. 7
Prof. Boedi Harsono. op.cit. hal. 221, 222

14 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 15
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

maupun wanita, mempunyai laki-laki dan perempuan. kenyataan fungsi dan andil wanita musyawarah (Konsiderans pasal 3
kesempatan yang sama untuk Ditiadakannya perbedaan antara Indonesia dalam perjuangan dan 9). Mengenai musyawarah itu
memperoleh sesuatu hak atas tanah warganegara pribumi dan non- mencapai dan mengisi sendiri dirumuskan dalam pasal 1
serta untuk mendapat manfaat dan pribumi ini sesuai dengan saran kemerdekaan. angka 5 sebagai: proses atau
hasilnya, baik bagi diri sendiri Panitia-Panitia Agraria, sejak kegiatan saling mendengar dengan
maupun keluarganya. Panitia Agraria Jakarta dulu. Asas Musyawarah sebagai ciri khas sikap saling menerima pendapat dan
Selanjutnya perbedaan diadakan Bangsa Indonesia dalam keinginan yang didasarkan atas
Pe n j e l a s a n p a s a l 9 a y a t 2 antara warganegara Indonesia dan menyelesaikan persoalan- kesukarelaan antara pihak
menghubungkan pernyataan orang asing. Di antara para persoalan yang dihadapinya, pemegang hak atas tanah dan pihak
tersebut dengan ketentuan dalam warganegara perbedaan diadakan tampak antara lain dalam yang memerlukan tanah, untuk
pasal 1 ayat 1 dan 2, yang antara golongan ekonomi lemah pengaturan tatacara memperoleh memperoleh kesepakatan mengenai
mendasari konsepsi komunalistik dan ekonomi kuat (Pasal 11, 15 dan tanah kepunyaan rakyat yang bentuk dan besarnya ganti kerugian.
H u k u m Ta n a h N a s i o n a l . 26 ayat 1). diperlukan bagi kegiatan Jika cara musyawarah ini tidak
Sebagaimana telah diketahui pasal pembangunan untuk kepentingan membawa hasil, dan jika syarat-
1 tersebut menyatakan antara lain, Dicantumkannya pernyataan umum. Contoh yang terakhir syaratnya dipenuhi, maka boleh
bahwa semua tanah di seluruh mengenai kesempatan yang sama adalah ketentuan dalam dilakukan pengambilan tanah
wilayah Republik Indonesia adalah bagi laki-laki dan wanita untuk Keputusan Presiden nomor 55 secara paksa melalui acara
tanah-bersama rakyat Indonesia, memperoleh sesuatu hak atas tahun 1993 tentang Pengadaan pencabutan hak yang diatur dalam
yang telah bersatu menjadi tanah, merupakan hasil Ta n a h B a g i P e l a k s a n a a n Undang Undang nomor 20 Tahun
Bangsa Indonesia. Maka sebagai perjuangan para anggota wanita Pembangunan untuk Kepentingan 1961 (LN 1961-288; TLN nomor
pihak yang turut mempunyai dalam Dewan Perwakilan Rakyat Umum. Pelaksanaan pengadaan 2324). Namun demikian, melalui
tanah-bersama tersebut, para Gotong Royong pada waktu tanah untuk keperluan cara ini pun, bagi mereka yang
warganegara Indonesia masing- membahas Rancangan UUPA. pembangunan tersebut dilakukan tanahnya diperlukan untuk
masing mempunyai hak yang sama Dalam naskah yang diajukan oleh dengan memperhatikan peran pembangunan tetap dijamin untuk
untuk memperoleh sesuatu hak Presiden kepada Dewan, belum tanah dalam kehidupan manusia menerima ganti kerugian yang
atas sebagian dari tanah-bersama ada pernyataan demikian. Ini juga dan prinsip-prinsip penghormatan layak.
itu. sesuai dengan sikap Pengadilan terhadap hak-hak yang sah atas
Umum dalam mengadili perkara- tanah. Prinsip penghormatan Dalam pelaksanaannya, ketentuan
Dasar demokrasi Hukum Tanah perkara warisan antara anak-anak terhadap hak-hak yang sah atas Keppres 55/1993 tersebut diatur
Nasional tampak juga dari laki-laki dan perempuan serta tanah tersebut diwujudkan melalui dengan Peraturan Menteri Negara
ketentuan, bahwa dalam pembagian harta gono-gini antara ketentuan sebagai berikut: Agraria/Kepala BPN nomor 1
penguasaan tanah tidak suami-isteri yang bercerai: Anak Pengadaan tanah bagi pelaksanaan Tahun 1994.
diadakan perbedaan lagi antara perempuan dan anak laki-laki serta pembangunan untuk kepentingan
warganegara pribumi dan non- isteri dan suami masing-masing umum dilakukan melalui Selain itu, penyelesaian okupasi
pribumi dan antara warganegara mendapat bagian yang sama,
sebagai akibat perkembangan dan
8
Prof. Boedi Harsono, ibid, hal. 223, 224,225

16 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 17
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

ilegal pun harus dimulai dengan merupakan warganegara asli 17, dan 53 merupakan ketentuan- tertumpuknya tanah di tangan
musyawarah untuk mencapai maupun keturunan asing. ketentuan dasar dalam golongan-golongan yang tertentu
kesepakatan mengenai Demikian pula sebaliknya. melaksanakan landreform di saja. Dalam hubungan ini pasal 7
pelaksanaannya. Juga dalam Indonesia. Semuanya dalam memuat suatu asas yang penting,
pelaksanaan pendaftaran tanah Dalam penjelasan pasal 13 ayat 4 rangka mewujudkan Keadilan yaitu bahwa pemilikan dan
keberatan-keberatan dan disebutkan bahwa ketentuan ini sosial bagi seluruh rakyat penguasaan tanah yang melampaui
sengketa-sengketa yang timbul merupakan pelaksanaan asas Indonesia. batas tidak diperkenankan, karena
diusahakan untuk diselesaikan keadilan sosial yang hal yang demikian itu adalah
secara damai melalui musyawarah. berperikemanusiaan dalam bidang Dalam Penjelasan Umum II/7 merugikan kepentingan umum.
agraria. Pasal tersebut dinyatakan bahwa Dalam pasal 10
menyatakan bahwa Pemerintah ayat 1 dan 2 dirumuskan suatu asas
5.Dasar Keadilan Sosial8
berusaha untuk memajukan yang pada dewasa ini (artinya tahun II. UUD 1945 - LANDASAN
a.Perlindungan bagi Golongan kepastian dan jaminan sosial, 1960-an), sedang menjadi dasar KONSTITUSIONAL
Ekonomi Lemah termasuk bidang perburuhan, dalam daripada perubahan-perubahan UUPA
usaha-usaha di lapangan agraria. dalam struktur pertanahan hampir
Perwujudan dasar Keadilan Sosial di seluruh dunia, yaitu negara-
dapat kita temukan dalam pasal 11 Sementara itu, pasal 15 negara yang telah/sedang A. Landasan Konstitusional
ayat 2, 13, 15 dan pasal-pasal yang menyebutkan penerapan asas menyelenggarakan apa yang disebut
mengatur landreform, yaitu pasal tersebut. Dalam melaksanakan “landreform” atau “agraria Istilah konstitusi mengandung
10, 7, 17, dan 53. kewajiban memelihara tanah, akan reform”, yaitu, bahwa “Tanah makna dan pengertian yang lebih
diperhatikan kepentingan pihak pertanian harus dikerjakan atau luas daripada Undang-Undang
Dalam pasal 11 ayat 2 dinyatakan ekonomi lemah. Ini terdapat dalam Dasar, karena konstitusi mencakup
diusahakan secara aktif oleh
bahwa dalam mengadakan Penjelasan Umum angka II 4. hukum dasar yang tertulis (Undang-
pemiliknya sendiri”. Agar supaya
kesatuan dan persatuan dibidang Undang Dasar) dan hukum dasar
semboyan ini dapat diwujudkan
hukum yang mengatur b.Pasal-pasal Landreform yang tidak tertulis (“konvensi”).
perlu diadakan ketentuan-
pertanahan, dimana perlu dan UUD 1945 adalah hukum dasar yang
Pa d a d a s a r n y a L a n d r e f o r m ketentuan lainnya. Misalnya perlu
tidaknya bertentangan dengan tertulis. Dari pengertian “sebagai
bertujuan untuk meningkatkan ada ketentuan tentang batas
kepentingan nasional, harus hukum” ini, UUD 1945 adalah
dan meratakan kemakmuran-- minimum luas tanah yang harus
memperhatikan perbedaan dalam bersifat mengikat bagi pemerintah,
khususnya di kalangan petani-- dimiliki oleh tani, supaya ia
keadaan masyarakat dan setiap lembaga negara dan lembaga
dengan meratakan pemilikan dan mendapat penghasilan yang cukup
keperluan golongan rakyat, tetapi masyarakat, setiap warga negara
penguasaan tanah serta untuk hidup layak bagi diri sendiri
dengan menjamin perlindungan Indonesia di mana saja berada, serta
memperbaiki persyaratan- dan keluarganya (pasal 13 jo pasal
terhadap kepentingan golongan setiap penduduk yang ada di wilayah
persyaratan dalam pengusahaan 17). Perlu pula ada ketentuan
ekonomi lemah. Golongan negara Republik Indonesia.
tanah oleh para penggarap tanah mengenai batas maksimum luas
ekonomi lemah tersebut bisa
kepunyaan pihak lain. Pasal 10, 7, tanah yang boleh dipunyai dengan
Undang-Undang Dasar 1945
hak milik pasal 17, agar dicegah

18 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 19
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

bukanlah hukum biasa, melainkan pokok pertama yang dibentuk, dan di dikerjakan oleh semua, untuk semua di itu meletakkan kewajiban kepada
hukum dasar. Sebagai hukum dasar, dalam konsiderannya dengan tegas bawah pimpinan atau penilikan Negara untuk sebagai yang
UUD 1945 merupakan sumber disebutkan bahwa Hukum Agraria anggota-anggota masyarakat. dikatakan UUPA “mengatur
hukum. Pelaksana setiap produk Nasional harus mewujudkan sila-sila Kemakmuran masyarakat yang pemilikan dan memimpin
hukum seperti UUPA, Peraturan dari Pancasila. Dari uraian di muka diutamakan, bukan kemakmuran penggunaannya, hingga semua tanah
Pe m e r i n t a h , d a n K e p u t u s a n telah tampak pengejawantahan dari orang-seorang. Sebab itu di seluruh wilayah kedaulatan
Pemerintah harus berdasarkan dan Pancasila tersebut yang dituangkan perekonomian disusun sebagai usaha Bangsa dipergunakan untuk sebesar-
bersumber kepada aturan yang lebih dalam pasal-pasalnya, yaitu pasal 1, bersama berdasar atas asas besarnya kemakmuran rakyat”.
tinggi yang pada akhirnya dapat 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 17, dan 49 kekeluargaan. Bangun perusahaan (Konsiderans: “Berpendapat” huruf
dipertanggungjawabkan pada UUPA. yang sesuai dengan itu ialah koperasi. d).
ketentuan UUD 1945. Pe r e k o n o m i a n b e r d a s a r a t a s
demokrasi, kemakmuran bagi segala Ketentuan lebih lanjut dari pasal 33
Dalam kedudukan UUD 1945
B. Landasan Politik Hukum (3) UUD 1945 dirumuskan dalam
orang. Sebab itu cabang-cabang
sebagai norma hukum yang Pertanahan produksi yang penting bagi negara dan pasal 2 UUPA, di mana dalam pasal 2
menempati kedudukan tertinggi, ia yang menguasai hidup orang banyak (1) UUPA dinyatakan bahwa:
juga mempunyai fungsi kontrol, yaitu Adapun UUPA sebagai pelaksanaan
harus dikuasai oleh Negara. Kalau
apakah setiap undang-undang, dari pasal 33 UUD 1945 adalah suatu “Atas dasar ketentuan dalam pasal
tidak, tampuk produksi jatuh ke
termasuk UUPA, sebagai produk hal yang sudah semestinya, karena 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar
tangan orang-seorang yang berkuasa
hukum yang lebih rendah sesuai atau pasal 33 ini terutama ayat (3) nya dan hal-hal sebagai yang
dan rakyat yang banyak ditindasnya.
tidak dengan ketentuan UUD 1945. merupakan dasar hukum yang utama dimaksud dalam pasal 1, bumi, air
Hanya perusahaan yang tidak
dari Hukum Tanah (Hukum Agraria). dan ruang angkasa, termasuk
menguasai hajat hidup orang banyak
Ditinjau dari perspektif Hukum Tata Ketentuan yang sama juga termuat kekayaan alam yang terkandung di
boleh di tangan orang-seorang.
Negara, baik dari sudut tata cara dalam pasal 38 UUD 1950 yang dalamnya itu pada tingkatan yang
pembentukannya, maupun dari berbunyi: Bumi dan air dan kekayaan alam yang tertinggi dikuasai oleh Negara,
sudut materi yang diaturnya yang terkandung dalam bumi adalah pokok- sebagai organisasi kekuasaan
melaksanakan lebih lanjut ketentuan “Bumi, air dan kekayaan alam yang seluruh rakyat.”
pokok kemakmuran rakyat. Sebab itu
hukum yang lebih tinggi, maka tidak terkandung di dalamnya dikuasai oleh
harus dikuasai oleh Negara dan
ada alasan untuk meragukan Negara dan dipergunakan untuk Dalam Memori Penjelasan,
dipergunakan untuk sebesar-besarnya
keabsahannya sebagai undang- sebesar-besar kemakmuran rakyat.” ketentuan ini digolongkan pada
kemakmuran rakyat.” (LN 1959-75)
undang organik (pasal 5 jo pasal 20 jo ketentuan dasar nasional hukum
Penjelasan pasal 33 UUD 1945 agraria yang baru. Hak menguasai
pasal 33 UUD 1945). Teranglah dari Penjelasan itu bahwa
tersebut menyebutkan sebagai dari Negara itu tidak saja didasarkan
kekuasaan yang diberikan kepada
Dari segi filosofis, terbukti bahwa berikut: atas ketentuan pasal 1 dimana
Negara atas bumi, air dan kekayaan
setelah Bangsa Indonesia kembali alam yang terkandung di dalamnya Negara dianggap sebagai organisasi
“Dalam pasal 33 tercantum dasar
kepada UUD 1945 pada tahun 1959, kekuasaan rakyat, sebagai alat
d e m o k r a s i e k o n o m i . Pr o d u k s i
maka UUPA adalah undang-undang
9
Prof. Boedi Harsono, “Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional”, Jakarta, Universitas Trisakti 2002. hal. 8, 9

20 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 21
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

bangsa, tetapi dicarikan juga dasar a.mengatur dan menyelenggarakan Tanah Nasional (HTN), Prof. Boedi termasuk gangguan dari pihak
hukumnya pada ketentuan pasal 33 peruntukan, penggunaan, H a r s o n o , S H. m e n g a k u i a d a penguasa sekalipun, bilamana
ayat 3 Undang-Undang Dasar. Isi persediaan, dan pemeliharaan kelemahan-kelemahan tersebut gangguan itu tidak ada dasar
pasal tersebut telah kita ketahui di bumi, air, dan ruang angkasa dengan menyatakan sebagai hukumnya.
atas. tersebut; berikut9:

Dengan demikian maka pasal 2 b.m e n e n t u k a n d a n m e n g a t u r a.Tetapi karena adanya kelemahan


III. UUPA DALAM ERA
UUPA memberikan sekaligus suatu hubungan-hubungan hukum dalam kelengkapan isi dan AMANDEMEN UUD
tafsiran resmi interprestasi otentik antara orang-orang dengan bumi rumusan sebagai peraturannya, 1945
mengenai arti perkataan “dikuasai” dan lain-lainnya itu (dengan kata HTN selama masa orde baru, yang
yang dipergunakan dalam pasal 33 lain, menentukan dan mengatur menyelenggarakan pembangunan
A. TAP MPR No. XVI/MPR/1998
ayat 3 Undang-undang Dasar itu. hak-hak yang dapat dipunyai atas berdasarkan kebijakan yang
Sebelum UUPA, ada sementara bumi dan lain-lainnya itu); mengutamakan pertumbuhan, Pada masa mulainya era reformasi,
orang yang menafsirkan perkataan dalam pelaksanaannya MPR telah menetapkan sebuah
“dikuasai” itu sebagai “dimiliki”, c. m e n e n t u k a n d a n m e n g a t u r memungkinkan penafsiran yang ketetapan berupa TAP MPR No.
t e t a p i U U PA d e n g a n t e g a s hubungan-hubungan hukum menyimpang dari semangat dan XVI/MPR/1998 tentang Politik
menyatakan bahwa perkataan antara orang-orang dan tujuan diadakannya peraturan Ekonomi dalam rangka Demokrasi
tersebut bukan berarti dimiliki. perbuatan-perbuatan hukum yang yang bersangkutan. Ekonomi. TAP MPR ini merupakan
Bahkan pengertian domein Negara mengenai bumi, air, dan ruang
titik tolak tonggak baru Reformasi
dihapuskan oleh UUPA. “Asas angkasa (Segala sesuatu itu b.S e h u b u n g a n d e n g a n i t u ,
Ekonomi. Hal ini menunjukkan
domein” ... tidak dikenal dalam tentunya termasuk juga kekayaan pelaksanaan HTN selama masa
bahwa saat itu sudah terdapat
hukum agraria yang baru, demikian alam yang terkandung di orde baru seringkali dirasakan
kebijakan baru yang artinya kita
disebutkan dalam Memori dalamnya). Penegasan mengenai sebagai tidak menjamin
tidak akan kembali kepada kebijakan
Penjelasan angka II/2. arti perkataan “dikuasai” perlindungan, bahkan
pembangunan ekonomi Orde Baru
dinyatakan dalam pasal 2 ayat 2. menimbulkan rasa diperlakukan
yang lalu yang hanya berorientasi
Memori Penjelasan angka II/2 tidak adil bagi rakyat yang
Akan tetapi dalam praktek pada pertumbuhan ekonomi.
menegaskan, bahwa perkataan tanahnya diperlukan untuk
“dikuasai” dalam pasal ini bukanlah pelaksanaan UUPA selama masa kegiatan pembangunan. Padahal TAP MPR No. XVI/MPR/1998 ini
berarti “dimiliki”, akan tetapi Orde Baru telah dijumpai HTN jelas memuat rumusan asas antara lain menyatakan bahwa
pengertian yang memberi wewenang kelemahan-kelemahan dan mungkin dan ketentuan-ketentuan hukum Kebijakan ekonomi baru mencakup
kepada Negara sebagai organisasi penyimpangan yang tidak sesuai yang memberikan perlindungan kebijaksanaan, strategi, dan
kekuasaan dari bangsa Indonesia, dengan cita-cita luhur UUPA untuk bagi siapapun yang menguasai pelaksanaan pembangunan yang
yang sebelumnya disebut sebagai mewujudkan demokrasi ekonomi tanah secara sah terhadap mengutamakan kepentingan rakyat
Badan Penguasa pada tingkatan seperti yang diamanatkan pasal 33 gangguan dari pihak manapun, banyak sebagai wujud keberpihakan
tertinggi untuk: (3) UUD 1945. Lebih spesifik dalam
pada kelompok usaha kecil,
kaitan dengan pelaksanaan Hukum
10
Lihat Arie Sukanti Sumantri, “Konsepsi yang Mendasari Hukum Tanah Nasional” Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam mata
kuilah Hukum Agraria pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok 17 September 2003, hal. 4.

22 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 23
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

menengah, dan koperasi, serta undangan nasional selama lebih 40 pada saat itu, yaitu10: Dengan diterbitkannya Keppres 34
berfungsi sebagai pilar utama tahun yang lalu, sumber-sumber Tahun 2003 tanggal 31 Mei 2003,
pembangunan ekonomi nasional tanpa daya alam itu sudah mendapat Pertama, perdebatan mengenai permasalahan tersebut sudah
mengabaikan peranan perusahaan- pengaturan, yaitu: cakupan wilayah implementasi dari terjawab bahwa sesuai dengan
perusahaan besar. Pengelolaan dan 1. Perairan : pembaharuan yang hendak ketentuan pasal 1 butir a Keppres
pemanfaatan tanah serta sumber daya a. U U N o . 4 / 1 9 6 0 t e n t a n g didorong. Apakah pembaharuan tersebut. Pemerintah tidak berniat
alam lainnya dilaksanakan secara adil Perairan Wilayah Indonesia agaria hanya akan menyangkut memarjinalkan UUPA 1960, akan
dengan menghilangkan segala bentuk b. UU No. 1/1973 tentang Landas aspek pertanahan an-sich atau juga tetapi hanya dilakukan
pemusatan pengusahaan dan Kontinen Indonesia meliputi seluruh aspek dari penyempurnaan. Untuk itu Badan
kepemilikan dalam rangka c. UU No. 11/1974 tentang pengelolaan sumber daya alam? Pertanahan Nasional ditugaskan
pengembangan kemampuan ekonomi Pengairan untuk melakukan langkah-langkah
Kedua, undang-undang yang mana
usaha kecil, menengah, koperasi serta 2. Perikanan : UU No. 9/1985 tentang percepatan, antara lain:
yang hendak dilahirkan untuk
masyarakat luas. Tanah sebagai basis Perikanan 1. Mengajukan Rancangan Undang-
menjadi dasar hukum operasional
usaha pertanian diutamakan 3. Pertambangan : undang Penyempurnaan UU No. 5
p e l a k s a n a a n TA P M P R N o .
penggunaannya bagi pertumbuhan a. UU No. 44/1960 jo UU No. Tahun 1960 tentang Peraturan
IX/MPR/2001 ini nantinya? Apakah
pertanian rakyat. 22/2001 tentang Minyak dan Dasar Pokok-pokok Agraria;
mengembalikan posisi Undang-
Gas Bumi 2. Mengajukan Rancangan Undang-
Undang Pokok Agraria, yaitu UU No.
B. TAP MPR No. IX/MPR/2001 b. UU No. 11/1967 tentang undang tentang Hak Atas Tanah;
5 Tahun 1960 tentang Peraturan
K e t e n t u a n P o k o k dan
Dengan terbitnya TAP MPR No. Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA)
Pertambangan 3. Menyusun peraturan perundang-
IX/MPR/2001 tanggal 9 November kepada posisi idealnya semula
4. Kehutanan :UU No. 5/1967 jo undangan lainnya di bidang
2001 ini, maka semakin jelas arah sebagai peraturan dasar bagi
UU No. 41/1999 tentang pertanahan.
kebijakan pembaharuan agraria dan pengaturan masalah-masalah yang
Ketentuan Pokok Kehutanan
pengelolaan sumber daya alam. berhubungan dengan bumi, air,
5. Sumber Daya Alam : UU No. D. Amandemen ke-4 UUD 1945
Sebagaimana diketahui bahwa angkasa, dan segala kekayaan alam
5/1990 tentang Konservasi
pengaturan UUPA bukan hanya yang terkandung di atas maupun Pada bulan Agustus 2002 yang lalu,
Sumber Daya Alam Hayati dan
terbatas pada sumber daya tanah dalam perut bumi, atau justru proses MPR telah melakukan amandemen
Ekosistemnya
semata-mata, tetapi juga meliputi marjinalisasi dan sterilisasi ke-4 UUD 1945. Akan tetapi, sasaran
6. Penataan Ruang : UU No. 24/1992
sumber daya alam yang lebih luas, (pemandulan) UUPA 1960? amandemen tidak tertuju kepada
tentang Penataan Ruang
yaitu air dan kekayaan alam yang perubahan Politik Hukum Agraria
Permasalahan ini termasuk bidang
terkandung di dalamnya. Bahkan Dengan terbitnya TAP MPR No. Nasional, karena ketentuan pasal 33
politik hukum Pemerintah yang baru
dalam batas-batas tertentu meliputi IX/MPR/2001 ini terdapat beberapa (3) UUD 1945 yang menjadi
terjawab kemudian dalam Keppres
unsur-unsur dalam ruang angkasa. permasalahan yang belum terjawab landasannya masih tetap
No. 34 Tahun 2003.
dipertahankan, kecuali penambahan
Dalam perkembangan perundang- pasal 33 ayat (4) dan (5). Dengan
C. Keppres No. 34 Tahun 2003
demikian kondisi ini berarti tolak
pangkal perubahan agraria atau

24 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 25
Konsistensi dan Korelasi Antara UUD 1945 dan UUPA 1960 BAHASAN UTAMA

penyempurnaan dalam bidang yang perlu diperhatikan, yakni: Kebijakan baru ini harus diartikan sebagai perkembangan kebijakan yang
Hukum Tanah Nasional didasarkan dinyatakan dalam pasal 2 UUPA, bahwa “hak menguasai Negara itu
pada TAP MPR No. XVI/MPR/1998 jo 1. Faktor Hukum pelaksanaannya dapat dikuasakan kepada daerah-daerah Swatantra dan
TAP MPR No. IX/MPR/2001. masyarakat-masyarakat hukum adat.”
D i s a m p i n g Pa n c a s i l a s e b a g a i
landasan filosofis dan UUD 1945 Dalam bagian Penjelasan dinyatakan, bahwa “ketentuan tersebut adalah
E. Penyempurnaan UUPA
sebagai landasan yuridis bersangkutan dengan asas otonomi dan medebewind dalam penyelenggaraan
Di sini tidak digunakan istilah “revisi” konstitusionalnya, maka landasan pemerintahan daerah. Soal agraria menurut sifatnya dan pada asasnya
atau “pembaruan” seperti yang operasional penyempurnaan UUPA merupakan tugas Pemerintah Pusat (pasal 33 ayat (3) UUD 1945). Dengan
digunakan oleh TAP MPR No. harus tetap merujuk kepada TAP demikian pelimpahan wewenang untuk melaksanakan Hak Penguasaan Negara
IX/MPR/2001, karena istilah-istilah MPR No. XVI/MPR/1998 jo TAP MPR atas tanah itu adalah merupakan medebewind.”
ini mengandung konotasi yang dinilai No. IX/MPR/2001.
kurang baik sehingga perlu diadakan Desentralisasi kewenangan tersebut harus tetap dalam lingkup Negara
“penggantian” atau perubahan”. 2. Faktor Kebijakan Desentralisasi Kesatuan Republik Indonesia dan karenanya terbatas pada pelaksanaan
Dalam hal ini yang digunakan adalah (Otonomi Daerah) Hukum Tanah Nasional dan tidak menyangkut kebijakan nasional.
istilah “penyempurnaan” dalam
Penyempurnaan UUPA harus 3. Faktor Globalisasi
pengertian apa yang sudah baik
mendukung kebijakan nasional
ditingkatkan menjadi lebih baik lagi
dalam penyelenggaraan Dalam hal ini yang perlu mendapat upaya penyempurnaan antara lain:
atau lebih sempurna.
pemerintahan di bidang pertanahan a. Dunia usaha menuntut proses yang lebih mudah dalam tata cara
Dalam rangka penyempurnaan yang disepakati untuk lebih memperoleh tanah dan kini sudah dilakukan dengan antara lain Keputusan
UUPA ini terdapat beberapa faktor dilimpahkan kepada Kabupaten dan Menteri Agraria No. 21 Tahun 1994.
Kota dalam rangka desentralisasi. b. Diarahkan untuk peningkatan masuknya modal dan investasi dari luar
negeri.
c. Peningkatan jaminan kepastian hukum dalam penguasaan tanah, terutama
dengan sistem publikasi pendaftaran tanah yang negatif sekarang ini
diarahkan menuju sistem publikasi positip.

4. Faktor Sasaran Penyempurnaan

26 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Jurnal Analisis Sosial Vol. 9 No.1 April 2004 Pembaruan Agraria: Antara Negara dan Pasar 27

Anda mungkin juga menyukai