Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UUD 1945

Disusun Guna Memenuhi Tugas Makalah Mata Kuliah


Pendidikan Kewarganegaraan

Disusun Oleh :

Synaoo.com

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ONLINE


JURUSAN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYNAOO
JAKARTA
2018
A. Latar Belakang

Pancasila adalah nilai-nila kehidupan Indonesia sejak zaman nenek moyang


sampai dewasa ini.Berdasarkan hal tersebut terdapatlah perbedaan antara
masyarakat Indonesia dengan masyarakat lain.Nilai-nilai kehidupan tersebut
mewujudkan amal perbuatan dan pembawaan serta watek orang Indonesia.Dengan
kata lain masyarakat Indonesia mempu nyai ciri sendiri,yang merupakan
kepribadianya.

Dengan nilai-nilai tersebut rakyat Indonesia melihat dan memecahkan


masalah kehidupan ini untuk mengarahkan dan mempedomi dalam kegiatan
kehidupanya bermasyarakat.Demikianlah mereka melaksanakan kehidupan yang
diyakini kebenaranya.Itulah pandangan hidupnya,karena keyakinan yang telah
mendarah daging itulah maka pancasila dijadikan dasar negara serta ideologi
negara.Itulah kebulatan tekad rakyat Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 18
Agustus 1945 melalui panitia persiapan kemerdekaan Indonesia.

Untuk mewujudkan masyarakat pancasila,diperlukan suatu hukum yang


berisi norma-norma,aturan-aturan atau ketentuan-ketentuan yang harus
dilaksanakan dan ditaati oleh setiap warga negara Indonesia.Hukum yang dimaksud
adalah UUD 1945 sebagai hukum dasar tertulis di Negara kita.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Pancasila?

2. Apa itu UUD 1945

3. Bagaimana hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945

C. Pembahasan

1. Pengertian Pancasila
Kedudukan dan fungsi Pancasila bilamana dikaji secara ilmiah memliki
pengertian pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar
Negara, sebagai pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara,
sabagai kepribadian bangsa bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai
macam terminologi yang harus didesktipsikan secara objektif. Selain itu,
pancasila secara kedudukan dan fungsinya juga harus dipahami secara
kronologis.

Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara kronologis baik


menyangkut rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila
tersebut meliputi lingkup pengertian sebagai berikut :

a. Pengertian Pancasila secara etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta


dari India (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah
bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa sansekerta
perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu :
“panca” artinya “lima”, “syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”,
“alas”, atau “dasar”, “syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah
laku yang baik, yang penting atau yang senonoh”

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama


bahasa Jawa diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan
moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata “Pancasila” yang
dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i
pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara
harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca
Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku
yang penting.

b. Pengertian Pancasila secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang


BPUPKI pertama dr. Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu
masalah, khususnya akan dibahas pada sidang tersebut. Masalah
tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia
yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga
orang pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.

Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno


berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar
negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan nama “Pancasila”
yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah
seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan
namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan


kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus
1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945 termasuk Pembukaan
UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip atau
lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.

Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia


dan merupakan istilah umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan
UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan
Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
“Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam
rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara spontan
diterima oleh peserta sidang secara bulat.

c. Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah


melahirkan negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat
perlengkapan negara sebagaimana lazimnya negara-negara yang
merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18
Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik
Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri
atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal UUD
1945 yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas
4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.

2. Pengertian UUD 1945

Dalam Penjelasan Umum Undang-Undang Dasar 1945 angka I


dinyatakan bahwa: “ Undang-undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian
dari hukumnya dasar Negara itu. Undang-undang Dasar ialah hukum dasar
yang tertulis, sedang disampingnya Undang-undang dasar itu berlaku juga
hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis,
ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara meskipun tidak tertulis”.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, pengertian kata Undang-


Undang Dasar menurut UUD 1945, mempunyai pengertian yang lebih sempit
daripada pengertian hukum dasar, Karena yang dimaksud Undang-undang
Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, sedangkan pengertiann hukum dasar
mencakup juga hukum dasar yang tidak tertulis.

Di samping istilah undang-undang dasar, dipergunakan juga istilah


lain yaitu Konstitusi. Istilah konstitusi berasal dari bahasa inggris constitution
atau dari bahasa Belanda Constitutie. Kata konstitusi mempunyai pengertian
yang lebih luas dari Undang-undang dasar karena pengertian Undang-undang
Dasar hanya meliputi konstitusi yang tertulis saja, selain itu masih terdapat
konstitusi yang tidak tertulis, yang tidak tercakup dalam pengertian Undang-
undang Dasar.

Selain hukum dasar yang tertulis yaitu UUD masih terdapat lagi
hukum dasar yang tidak tertulis, tetapi berlaku dan dipatuhi oleh para
pendukungnya, yaitu yang lazim disebut konvensi, yang berasal dari bahasa
Inggris convention, yang dalam peristilahan ketatanegaraan disebut
kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan. Misalnya , kebiasaan yang dilakukan
oleh Presiden RI, setiap tanggal 16 agustus melakukan pidato kenegaraan di
muka Sidang Paripurna DPR. Pada tahun 1945 hingga tahun 1949, karena
adanya maklumat pemerintah tertanggal 14 November 1945, yang telah
mengubah system pemerintahan dari cabinet presidensial ke cabinet
parlementer. Tetapi apabila keadaan Negara bahaya atau genting, cabinet
beruah menjadi presidensiil, dan sewaktu-waktu keadaan Negara menjadi
aman kebinet berubeh kembali menjadi parlementer lagi. Terhadap tindakan-
tindakan tersebut tidak ada peraturan yang tegas secara tertulis, pendapat
umum cenderung melakukannya,, apabila tidak dilaksanakan, dianggap tidak
benar.

Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri


dari Pembukaan dan Pasal-Pasal (Pasal II Aturan Tambahan). Pembukaan
terdiri atas 4 Alinea, yang di dalam Alinea keempat terdapat rumusan dari
Pancasila, dan Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar 1945 terdiri dari 20 Bab
(Bab I sampai dengan Bab XVI) dan 72 Pasal (Pasal 1 sampai dengan pasal
37), ditambah dengan 3 Pasal Aturan Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan.
Bab IV tentang DPA dihapus, dalam amandemen keempat penjelasan tidak
lagi merupakan kesatuan UUD 1945. Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945
merupakan satu kebulatan yang utuh, dengan kata lain merupakan bagian-
bagian yang satu sama lainnya tidak dapat dipisahkan.

3. Bagaimana Hubungan antara Pancasila dengan UUD 1945

Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia mempunyai


implikasi bahwa Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat
oleh struktur kekuasaan secara formal, dan meliputi suasana kebatinan atau
cita-cita hukum yang menguasai dasar negara (Suhadi, 1998). Cita-cita
hukum atau suasana kebatinan tersebut terangkum di dalam empat pokok
pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana keempatnya sama
hakikatnya dengan Pancasila.

Empat pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945


tersebut lebih lanjut terjelma ke dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar
1945. Barulah dari pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 itu diuraikan lagi
ke dalam banyak peraturan perundang-undangan lainnya, seperti misalnya
ketetapan MPR, undang-undang, peraturan pemerintah dan lain sebagainya.
Jadi selain tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4.

Pancasila terangkum dalam empat pokok pikiran Pembukaan UUD


1945. Jika mencermati Pembukaan UUD 1945, masing-masing alenia
mengandung pula cita-cita luhur dan filosofis yang harus menjiwai
keseluruhan sistem berpikir materi Undang-Undang Dasar. Alenia pertama
menegaskan keyakinan bangsa Indonesia bahwa kemerdekaan adalah hak
asasi segala bangsa, dan karena itu segala bentuk penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri
keadilan. Alenia kedua menggambarkan proses perjuangan bangsa Indonesia
yang panjang dan penuh penderitaan yang akhirnya berhasil mengantarkan
bangsa Indonesia ke depan pintu gerbang negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Alenia ketiga menegaskan pengakuan
bangsa Indonesia akan ke-Maha Kuasaan Tuhan Yang Maha Esa, yang
memberikan dorongan spiritual kepada segenap bangsa untuk
memperjuangkan perwujudan cita-cita luhurnya sehingga rakyat Indonesia
menyatakan kemerdekaannya.

Terakhir alenia keempat menggambarkan visi bangsa Indonesia


mengenai bangunan kenegaraan yang hendak dibentuk dan diselenggarakan
dalam rangka melembagakan keseluruhan cita-cita bangsa untuk merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur dalam wadah Negara Indonesia. Dalam
alenia keempat inilah disebutkan tujuan negara dan dasar negara. Keseluruhan
Pembukaan UUD 1945 yang berisi latar belakang kemerdekaan, pandangan
hidup, tujuan negara, dan dasar negara dalam bentuk pokok-pokok pikiran
sebagaimana telah diuraikan tersebut-lah yang dalam bahasa Soekarno
disebut sebagai Philosofische grondslag atau dasar negara secara umum. Jelas
bahwa Pembukaan UUD 1945 sebagai ideologi bangsa tidak hanya berisi
Pancasila. Dalam ilmu politik, Pembukaan UUD 1945 tersebut dapat disebut
sebagai ideologi bangsa Indonesia.

Pembukaan UUD 1945 bersama-sama dengan Undang-Undang Dasar


1945 diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No 7, ditetapkan
oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Inti dari Pembukaan UUD 1945, pada
hakikatnya terdapat dalam alinea IV. Sebab segala aspek penyelenggaraan
pemerintah negara yang berdasarkan Pancasila terdapat dalam Pembukaan
alinea IV.

Oleh karena itu justru dalam Pembukaan itulah secara formal yuridis
Pancasila ditetapkan sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Maka
hubungan antara Pembukaan UUD 1945 adalah bersifat timbal balik sebagai
berikut:

a. Hubungan Secara Formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam


Pembukaan UUD 1945, maka Pancasila memperolehi kedudukan sebagai
norma dasar hukum positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara
tidak hanya bertopang pada asas-asas sosial, ekonomi, politik akan tetapi
dalam perpaduannya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya,
yaitu perpaduan asas-asas kultural, religus dan asas-asas kenegaraan yang
unsurnya terdapat dalam Pancasila.

Jadi berdasarkan tempat terdapatnya Pancasila secara formal dapat


disimpulkan sebagai berikut:

1) Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik


Indonesia adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 alinea IV.
2) Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah,
merupakan Pokok Kaedah Negara yang Fundamental dan terhadap
tertib hukum Indonesia mempunyai dua macam kedudukan yaitu:

a) Sebagai dasarnya,karena Pembukaan UUD 1945 itulah yang


memberi faktor-faktor mutlak bagi adanya tertib hukum
Indonesia.

b) Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum tersebut


sebagai tertib hukum tertinggi.

3) Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan


dan berfungsi, selain sebagai Mukaddimah dari UUD 1945 dalam
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai
suatu yang bereksistensi sendiri, yang hakikat kedudukan
hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya.Karena Pembukaan
UUD 1945 yang intinya adalah Pancasila adalah tidak tergantung
pada Batang Tubuh UUD 1945,bahkan sebagai sumbernya.

4) Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan


membunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai Pokok
Kaedah Negara yang Fundamental, yang menjelmakan dirinya
sebagai dasar kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia
yang diproklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.

5) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan


demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat
diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup Negara Republik
Indonesia.

b. Hubungan Secara Material

Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain


hubungan yang bersifat formal, sebagaimana dijelaskan di atas juga
hubungan secara material sebagai berikut.
Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan
Pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang dibahas oleh
BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila baru
kemudian Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama
Pembukaan UUD 1945 BPUPKI membicarakan dasar filsafat Negara
Pancasila berikutnya tersusunlah Piagam Jakarta yang disusun oleh
Panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama Pembukaan UUD 1945.

Jadi berdasarkan urutan-urutan tertib hukum Indonesia


Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi,
adapun tertib hukum Indonesia bersumberkan pada Pancasila, atau dengan
lain perkataan Pancasila sebagai sumber tertib hukum Indonesia. Hal ini
berarti secara meterial tertib hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai sumber tertib hukum
Indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi sumber bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan


Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental,
maka sebenarnya secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari
Pokok Kaidah Negara Fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila (
Notonagoro, tanpa tahun : 40 )

D. Daftar Pustaka

1. (https://pancasila.weebly.com/pengertian-pancasila.html) Diakses pada 25


Oktober 2018 pukul 09:09
2. (http://diktarabalaga.blogspot.com/2012/11/makalah-hubungan-pancasila-
dan-uud-1945.html) Diakses pada 25 Oktober 2018 pukul 09:10
3. (http://syuekri.blogspot.com/2012/10/hubungan-pancasila-dengan-uud-
1945.html) Diakses pada 25 Oktober 2018 pukul 09:10
4. (http://artonang.blogspot.com/2015/10/pengertian-fungsi-dan-kedudukan-
uud-1945.html) Diakses pada 25 Oktober 2018 pukul 09:20

Anda mungkin juga menyukai