Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH PERADABAN ISLAM DI TANAH PAPUA

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


SEJARAH PERADABAN ISLAM

Dosen Pengampuh : Prof. Dr. H Idrus Alhamid, S.Ag.,M.Si.

Di susun oleh :

SITI ROFIATUN WAQIAH ( 020151029)

KEMENTRIAN AGAMA ISLAM REPUBLIK INDONESIA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

FATTAHUL MULUK PAPUA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PERBANKAN SYARIA

2021/2022
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya yang
telah memperjuangkan Agama Islam.

Islam merupakan agama dakwah, jadi pada berlatih banyak umat Islam yang
menyebarkan agama Islam hingga sampai ke ujung timur Nusantara, yaitu wilayah papua yang
berada di Indonesia besar besaran bagian timur, sejarah perkembangan dan peradaban Islam di
Papua tidak terlalu terdengar karena pada saat itu masyarakat papua belum memiliki peradaban
yang tinggi, jadi pencatatan dan bukti bukti sastra belum begitu banyak terlihat.

Timika, 31 Oktober 2021

2
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN.......................................................................................................
A. LATAR BELAKANG....................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................4
BAB II
PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. ISLAMISASI DI TANAH PAPUA...............................................................5
BAB III
PENUTUP...................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................11

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam diyakini telah ada di Papua jauh sebelum misionaris Nasrani masuk pulau paling
timur Indonesia itu. Saksi bisu sejarah itu adalah Masjid Patimburak di Distrik Kokas,
Fak-Fak. Masjid ini dibangun oleh Raja Wertuer I bernama kecil Semempe. Sejarah
peradaban agama Islam di pulau Papua dan proses penyebaran awal di tengah-tengah
masyarakat Papua memiliki penafsiran yang berbeda-beda. Artinya, hingga saat ini belum
terdapat kesepakatan di kalangan umat Islam di pulau Papua menyangkut kapan waktu
pertama kali Islam hadir di pulau Papua, dari mana Islam datang, bagaimana proses
penyebarannya. Hal ini menandakan bahwa kajian sejarah Islam di Papua masih diluar
jangkauan dan penelitian para ahli sejarah. Untuk itu pada makalah ini akan sedikit di
bahas tentang masuknya Islam di pulau Papua. Namun dapat sedikit disimpulkan bahwa
penyebaran agama Islam di Papua itu tidak terlepas dari penyebaran islam di daerah-
daerah lain,Seperti kerajaan Bacan yang merupakan Kerajaan besar di Maluku,di mana
memilki kekuasaan yang cukup luas di Maluku

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah awal agama islam masuk ke tanah papua?
2. Hal apa saja yang timbul di tanah papua dengan adanya kedatangan islam?
3. Hal apa saja yang menjadi bukti bahwa islam pernah masuk ke tanah papua?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Islamisasi Di Tanah Papua

Islam merupakan agama dakwah, jadi banyak umat Islam yang menyebarkan agama
Islam hingga sampai ke ujung timur Nusantara, yaitu wilayah papua yang berada di Indonesia
besar besaran bagian timur, sejarah perkembangan dan peradaban Islam di Papua tidak terlalu
terdengar karena pada saat itu masyarakat papua belum memiliki peradaban yang tinggi, jadi
pencatatan dan bukti bukti sastra belum begitu banyak terlihat. Sejarah Islam di tanah papua
sudah berlangsung sejak lebih dari 5 buruk yang lalu, seiring masuknya dakwah-dakwah
Islam ke kepulauan Melayu hingga ke perairan pasiik .Sebelum kedatagan Islam masyarakat
Papua sangat saya njunjung tinggi kepercayaan terhadap roh leluhur. akan tetapi kehadiran
Islam telah membawa pencerahan tetap ada masyarakat papua.

sebuah pendapat menyebutkan bahwa istilah Papua berasal dari bahasa TmemujPersp,
yang berarti tidak bergabung atau tidak bersatu maksudnya adalah wilayah luas dan tanah
besar itu (Papua) tidak termasuk ke dalam induk kesultanan TmemujPersp ektiflain
menyebutkan bahwa Papua berasal dari bahasa Melayu, pua-pua, yang berar tikriting istilah
ini pernah dikemukakan oleh William Mardsen tahun 1812, dan terdapat dalam salah satu
kamus bahasa Melayu -Belanda karya on der Wsemua tahun 1880, dengan katpapoewah'
yang berarti orang yang berambut pirang kriting. memang, Papua sendiri telah dikenal sejak
lama. Pada masa Kerajaan Sriwijaya, Papua disebut Janggi. Pelaut Portugis yang pernah
singgah di Papua tahun 1526-1527 sebutan 'Papua.' Namun ada pula yang sebutan islam de ro
(Pulau of G tua). Kemiripan isi orang Papua dengan orang Afrika membuat pelaut Spanyol
sebutan 'Nieuw Guinea', Merujuk pada wilayah Guinea di Afrika Barat.

Kedatangan pengaruh Islam ke Pulau Papua, yaitu ke daerah Fakfak, Papua Barat tidak
terpisahkan dari jalur perdagangan yang terbentang antara pusat pelayaran internasional di
Malaka, Jawa dan Maluku.Sebelum membahas proses peradaban Islam di daerah ini terlebih
dahulu akan dibahas proses masuknya agama Islam di Maluku, Ternate, Tidore serta pulau
Banda dan Seram karena dari sini Islam memasuki kepulauan Raja Ampat di Sorong, dan
Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak. Sejarah peradaban Islam di wilayah Papua dapat
ditelusuri dari berbagai sumber baik sumber lisan dari masyarakat pribumi mau pun sumber
tertulis. Menurut tradisi lisan setempat, pada abad kedua Hijriah atau abad kedelapan Masehi,

5
telah tiba di kepulauan Maluku (Utara) empat orang Syekh dari Irak. Kedatangan mereka
dikaitkan dengan pergolakan politik di Irak, dimana golongan Syiah dikejar-kejar oleh
penguasa, baik Bani Umayah mau pun golongan Bani Abasyiah. Keempat orang asing
membawa faham Syiah. Mereka adalah Syekh Mansyur, Syekh Yakub, Syekh Amin dan
Syekh Umar. Syekh Umar menyiarkan agama Islam di Ternate dan Halmahera muka.

Syekh Yakub menyiarkan agama Islam di Tidore dan Makian. Ia meninggal dan
dikuburkan di puncak Kie Besi, Makian. Kedua Syekh yang lain, Syekh Amin dan Umar,
menyiarkan agama Islam di Halmahera belakang, Maba, Patani dan sekitarnya. Keduanya
dikabarkan kembali ke Irak. Oleh karena itu, dalam membahas sejarah peradaban Islam ke
Fakfak kedua alur komunikasi dan relasi ini perlu ditelusuri mengingat warga masyarakat
baik di Semenanjung Onim Fakfak mau pun Raja Ampat di Sorong. Keduanya telah lama
menjadi wilayah ajang perebutan pengaruh kekuasaan antara dua buah kesultanan atau
kerajaan besar di Maluku Utara (Kesultanan Ternate dan Tidore). Nampaknya historiografi
Papua memperlihatkan bahwa yang terakhir inilah (Kesultanan Tidore) yang lebih besar
dominasinya di pesisir pantai kepulauan Raja Ampat dan Semenajung Onim Fakfak. Walau
pun demikian tidak berarti bahwa Ternate tidak ada pengaruhnya, justru yang kedua ini dalam
banyak hal sangat berpengaruh. Dengan adanya pengaruh kedua kesultanan Islam ini di Raja
Ampat, Sorong dan Fakfak, maka telah dapat diduga (dipastikan) bahwa Islam masuk ke Raja
Ampat dan Semenanjung Onim Fakfak serta sebagian besar wilayah pantai selatan daerah
Kepala Burung pada umumnya termasuk kaimana di dalamnya adalah wilayah lingkup
pengaruh kedua kesultanan itu.

Kajian peradaban Islam di Tanah Papua juga pernah dilakukan oleh Thomas W Arnold
seorang orientalis Inggris didasarkan atas sumber-sumber primer antara lain dari Portugis,
Spanyol, Belanda dan Inggris. Dalam bukunya yang berjudul The preaching of Islam yang
dikutip oleh Bagyo Prasetyo disebutkan bahwa pada awal abad ke-16, suku-suku di Papua
serta pulau-pulau di sebelah barat lautnya, seperti Waigeo, Misool, Waigama, dan Salawati
telah tunduk kepada Sultan Bacan salah seorang raja di Maluku. Kemudian Sultan Bacan
meluaskan kekuasaannya sampai Semenanjung Onim (Fakfak), di barat laut Irian pada tahun
1606, melalui pengaruhnya dan pedagang muslim maka para pemuka masyarakat pulau-pulau
tadi memeluk agama Islam meskipun masyarakat pedalaman masih menganut animisme,
tetapi rakyat pesisir adalah Islam. Karena letak Papua yang strategis menjadikan wilayah ini
pada masa lampau menjadi perhatian dunia Barat, maupun para pedagang lokal Indonesia
sendiri. Daerah ini kaya akan barang galian atau tambang yang tak ternilai harganya dan

6
kekayaan rempah-rempah sehingga daerah ini menjadi incaran para pedagang. Karena
kandungan mineral dan kekayaan rempah-rempah maka terjadi hubungan politik dan
perdagangan antara kepulauan Raja Ampat dan Fakfak dengan pusat kerajaan Ternate dan
Tidore, sehingga banyak pedagang datang untuk memburu dagangan di daerah tersebut.

Ambary Hasan, dalam tulisannya yang dikutif oleh Halwany Michrob mengatakan
bahwa sejarah masuknya Islam di Sorong dan Fakfak terjadi melalui dua jalur. Salah satu
bukti otentik keberadaan Islam di tanah papua yang masih terpelihara rapi adalah Masjid
Patimburak. Masyarakat setempat mengenal masjid ini sebagai Masjid Tua Patimburak.
Menurut catatan sejarah, masjid ini telah berdiri lebih dari 200 tahun yang lalu, bahkan
merupakan masjid tertua di Kabupaten Fakfak. Bangunan yang masih berdiri kokoh dan
berfungsi hingga saat ini dibangun pada tahun 1870, seorang imam bernama Abuhari Kilian.
Pada masa penjajahan, masjid ini bahkan pernah diterjang bom tentara Jepang. Hingga kini,
kejadian tersebut menyisakan lubang bekas peluru di pilar masjid.

Menurut Musa Heremba, penyebaran Islam di kokas tak lepas dari pengaruh Kekuasaan
Sultan Tidore di wilayah Papua. Pada abad XV, kesultanan Tidore mulai mengenal Islam.
Sultan Ciliaci adalah sultan pertama yang memeluk agama Islam. Sejak itulah sedikit demi
sedikit agama Islam mulai berkembang di daerah kekuasaan Kesultanan Tidore termasuk
kokas.

 Sejarah awal Islamisasi di tanah Papua, setidaknya dapat digali dengan melihat
beberapa versi mengenai kedatangan Islam di tanah Papua, terdapat 7 versi yaitu:
A. Teori Papua
Teori ini merupakan pandangan adat dan legenda yang melekat di sebagaian
rakyat asli Papua, khususnya yang berdiam di wilayah fakfak, kaimana, manokwari
dan raja ampat (sorong). Teori ini memandang Islam bukanlah asal dari lu Papua dan
bukan awa dan disebarkan oleh kerejaan ternate dan tidore atau pedagang muslim dan
da'l dari Arab, Sumatera, Jawa, maupun Sulawesi. Namun Islam berasal dari Papua
itu sendiri sejak pulau Papua diciptakan oleh Allah Swt. mereka juga mengatakan
bahwa agama Islam telah terdapat di Papua bersamaan dengan adanya pulau Papua
sendiri, dan mereka meyakini kisah bahwa dahulu tempat turunya nabi Adam dan
Hawa berada di daratan Papua.
B. Teori Aceh

7
Studi sejarah masukanya Islam di Fak-Fak yang dibentuk oleh pemerintah
kabupaten Fak-Fak pada tahun 2006, menyimpulkan bahwa Islam datang pada
tanggal 8 Agustus 1360 M, yang ditandai dengan hadirnya mubaligh Abdul Ghafar
asal Aceh di Fatagar Lama, kampong Rumbati Fak-Fak. Penetapan tanggal awal
masuknya Islam tersebut berdasarkan tradisi lisan yang disampaikan oleh putra
bungsu Raja Rumbati XVI (Muhamad Sidik Bauw) dan Raja Rumbati XVII (H.
Ismail Samali Bauw), mubaligh Abdul Ghafar berdakwah selama 14 tahun (1360-
1374 M) di Rumbati dan sekitarnya, kemudian ia wafat dan di makamkan di belakang
masjid kampong Rumbati pada tahun 1374 M.
C. Teori Arab
Menurut sejarah lisan Fak-Fak, bahwa agama Islam mulai diperkenalkan di tanah
Papua, yaitu pertamakali di Wilayah jazirah onin (Patimunin Fak-Fak) oleh seorang
sufi bernama Syarif Muaz al-Qathan dengan gelar Syekh Jubah Biru dari negeri
Arab, yang di perkirakan terjadi pada abad pertengahan abad XVI, sesuai bukti
adanya Masjid Tunasgain yang berumur sekitat 400 tahun atau di bangun sekitar
tahun 1587.
D. Teori Jawa
Berdasarkan catatan keluarga Abdullah Arfan pada tanggal 15 Juni 1946,
menceritakan bahwa orang Papua yang pertama masuk Islam adalah Kalawen yang
kemudian menikah dengan Siti Hawa Farouk yakni seorang mublighat asal Cirebon.
Kalawen setelah masuk Islam berganti nama menjadi Bayajid, diperkirakan peristiwa
tersebut terjadi pada tahun 1600. Jika dilihat dari silsilah keluarga tersebut, maka
Kalawen merupakan nenek moyang dari keluarga Arfan yang pertama masuk Islam.
E. Teori Banda
Menurut Halwany Michrob bahwa Islamisasi di Papua, khusunya di Fakfak
dikembagkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui Banda yang diteruskan ke Fak-
Fak melalui seram timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama Haweten
Attamimi yang telah lama menetap di Ambon. Microb juga mengatakan bahwa cara
atau proses Islamisasi yang pernah dilakuka oleh dua orang mubaligh dari banda
yang bernama Salahuddin dan Sainun, yaitu proses pengislamanya dilakukan dengan
cara khitanan, tetapi dibawah ancaman penduduk setempat yaitu jika orang yang
disunat mati, kedua mubaligh tadi akan dibunuh, namun akhirnya mereka berhasil
dalam khitanan tersebut kemudian penduduk setempat berduyun-duyun masuk agama
Islam.

8
F. Teori Bacan
Kesultanan bacan dimasa Sultan Mohammad al-Bakir lewat piagam kesiratan
yang dicanangkan oleh peletak dasar mamlakatul mulukiyah atau moloku kie raha
(empat kerajaan Maluku: Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo) lewat walinya ja'far
As-Shadiq (1250 M), melalui keturunannya keseluruh penjuru negeri menyebarkan
syiar Islam ke Sulawesi, Philipina, Kalimantan, Nusa Tenggara, Jawa dan Papua.
G. Teori Maluku Utara (Ternate-Tidore)
Dalam sebuah catatan sejarah kesultanan Tidore yang menyebutkan bahwa pada
tahun 1443 M Sultan Ibnu Mansur (Sultan Tidore X atau sultan Papua 1) memimpin
ekspedisi ke daratan tanah besar (Papua). Setelah tiba di wilayah pulau Misool, Raja
Ampat, maka sultan Ibnu Mansur mengangkat Kaicil Patrawar putra Sultan Bacan
dengan gelar Komalo Gurabesi ( Kapita Gurabesi ). Kapita Gurabesi kemudian di
kawinkan dengan putri sultan Ibnu Mansur bernama Boki Tayyibah. Kemudian
berdiri empat kerajaan dikepulauan Raja Ampat tersebut adalah kerajaan Salawati,
kerajaan Misool/ kerajaan Sailolof, kerajaan Batanta dan kerajaan Waigeo. Dari
Arab, Aceh, Jawa, Bugis, Makasar, Buton, Banda, Seram, Goram, dan lain-lain.

9
BAB III

PENUTUP
Dalam sejarah islamisasi di papua terdapat 7 teori yang membahas kedatangan
Islam, yaitu Teori Papua, Teori Aceh, Teori Arab, Teori Jawa, Teori Banda, Teori
bacan dan Teori. sejarah peradaban Islam ke papua diantaranya living monument,
tradisi lisan masih tetap terjaga sampai hari ini berupa cerita dari mulut ke mulut
tentang kehadiran Islam di Bumi Cendrawasih, Naskah-naskah dari masa Raja Apat
dan teks kuno lainnya yang berada di beberapa masjid kuno, delapan manuskrip kuno
berhuruf Arab baik berupa musha Aaku Quran maupun berupa kitab hadits, ilmu
tauhid, dan kumpulan doa, serta masjid tertua di Kabupaten Fakfak yaitu Masjid Tua
Patimbrak dan mesjid lainnya. Peradaban Islam di kepulauan Papua membawa efek
yang positif terhadap penduduknya.

10
DAFTAR PUSTAKA

pagi.blogspot.com/2010/01/kerajaan-islam yang-tenggelam-di-tanah.html, Diakses pada:


Rabu, 7 Agustus 2018

http://www.papuaweb.org/dlib/s123/mansoben /05.pdf, Diakses pada: Rabu, 7 Agustus 2018

Anisa. 2015. Makalah Kerajaan Islam di Irian Jaya. http://4shared.com. Diakses pada: Rabu, 7
Agustus 2018.

Wanggai, Ton ictor M. Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua. Badan Litbang dan
Diklat Dapartemen Agama RI. 2009.

Kebudayaan. Monografi daerah irian Jaya. Proyek Media Kebudayaan Dapartemen pendidikan
dan kebudayaan.

11

Anda mungkin juga menyukai