Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

SEJARAH ISLAM DI PAPUA DAN NUSA TENGGARA

DISUSUN OLEH:

1. ADINDA MARSYA SAKINAH


2. ALFAT NURJANNAH
3. SALIM RAMDAN
4. YUSRIANTO

MAN 1 SUMBAWA
KABUPATEN SUMBAWA BESAR
NUSA TENGGARA BARAT
DAFTAR ISI

BAB l PENDAHULUAN.......................................................................................1

Latar Belakang..........................................................................................................1

Rumusan Masalah .......................................................................................................1

BAB ll PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Masuknya lslam ke Papua...................................................................................3

B. Perkembangan lslam di Papua............................................................................4

C. Kerajaan lslam di Papua.......................................................................................5

D. Perkembangan lslam di Nusa


Tenggara............................................................................................................12

E. Kerajaan lslam di NusaTenggara ............................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

lndonesia merupakan negeri seribu pulau, dan sebagai negara yang baik adalah
negara yang tidak pernah melupakan sejarahnya. Sebelum menjadi negara yang
besar seperti sekarang ini. Dulunya lndonesia disusun atas kerajaan kerajaan.
Tersebar banyak kerajaan diseluruh Nusantara, dari Sabang sampai Merauke.

Kehadiran lslam secara lebih nyata di lndonesia terjadi pada sekitar abad ke-
13 Masehi, yaitu dengan adanya makam Sultan Malik As-Saleh yang mangkat
pada bulan Ramadhan 696 Hijriyah / 1297 Masehi. lni berarti bahwa pada abad
ke-13 Masehi di Nusantara sudah ada institusi kerajaan yang bercorak lslam.
Para saudagar muslim sudah melakukan aktivitas dagangnya sejak abad ke-7
Masehi. Beberapa kerajaan Hindu dan Buddha di Nusantara sudah melakukan
hubungan dagang dan diplomatik dengan kerajaan
kerajaan lslam di Timur Tengah.

Sejak awal berkembang, lslam di lndonesia telah menerima akulturasi


budaya. Karena lslam sebagai agama memang banyak memberikan norma-norma
aturan tentang hidup dibandingkan agama-agama yang lainnya. Bila dilihat kaitan
lslam dengan budaya, paling tidak ada dua hal yang perlu diperjelas, yaitu lslam
sebagai konsepsi sosial budaya (great tradition / tradisi besar) dan lslam
sebagai realitas budaya (little tradition / tradisi kecil).Dalam istilah lain, proses
akulturasi antara lslam dan budaya lokal ini kemudian melahirkan apa yang
dikenal dengan lokal genius, yaitu kemampuan menyerap sambil mengadakan
seleksi dan pengolahan aktif terhadap pengaruh kebudayaan asing, sehingga
dapat dicapai suatu ciptaan baru yang unik yang tidak terdapat di wilayah bangsa
yang membawa pengaruh budayanya.

lndonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama lslam,


dengan sejarahnya yang begitu panjang tidak sepatutnya kita melupakan sejarah
lslam di negeri ini. Makalah ini dibuat untuk mengingatkan kita pada sejarah
masuknya lslam di lndonesia khususnya di Papua dan Nusa Tenggara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah masuknya lslam di Papua?

2. Bagaimana perkembangan lslam di Papua?

3. Apa saja kerajaan lslam yang terdapat di Papua?


4. Bagaimana perkembangan lslam di Nusa Tenggara?

5. Apa saja kerajaan lslam yang terdapat di Nusa Tenggara?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Masuknya lslam di Papua

Tidak berbeda dengan wilayah lain di Nusantara, perkembangan lslam dan


kerajaannya di Papua melalui jalur perdagangan. Karena letak Papua yang
strategis menjadikan wilayah ini pada masa lampau sebagai magnet dunia barat
maupun pedagang lokal lndonesia sendiri. Daerah ini kaya akan barang galian
atau tambang yang tak ternilai harganya dan kekayaan rempah rempah.
Sehingga daerah ini menjadi incaran para pedagang. Karena kandungan mineral
dan kekayaan rempah rempah, maka terjadi hubungan politik dan perdagangan
antara kepulauan Raja Ampat dan Fakfak dengan pusat kerajaan Ternate dan
Tidore. Dari sini ajaran lslam mulai disebarkan bersamaan dengan proses
berdagang.

Berdasarkan sumber tradisi lisan dari keturunan raja-raja di Raja Ampat,


Sorong, Fakfak, Kaimana, dan Teluk Bintuni Manokwari, lslam di Papua sudah
lebih awal datang ke daerah ini. Ada beberapa
pendapat mengenai kedatangan lslam di Papua, yaitu:

1. Pertama, lslam datang di Papua tahun 1360 yang disebarkan oleh mubaligh
asal Aceh yang bernama Abdul Ghafar. Pendapat ini juga berasal dari sumber
lisan yang disampaikan oleh putra bungsu Raja Rumbati ke-16 (Muhammad
Sidik Bauw) dan Raja Rumbati ke-17 (H. lsmail Samali Bauw). Abdul Ghafar
berdakwah selama 14 tahun (1360-1374) di Rumbati dan sekitarnya. la
kemudian wafat dan dimakamkan di belakang masjid kampung Rumbati tahun
1374.

2. Kedua, pendapat yang menjelaskan bahwa agama lslam pertama kali mulai
diperkenalkan di tanah Papua di lazirah Onin (Patimunin-Fakfak) oleh Syarif
Muaz Al-Qathan dengan gelar Syeikh lubah Biru dari
Negeri Arab. Pengislaman ini diperkirakan terjadi pada pertengahan abad ke-
16, dengan bukti adanya Masjid Tunasgain yang berumur sekitar 400 tahun
atau dibangun sekitar tahun 1587.

3. Ketiga, pendapat yang mengatakan bahwa islamisasi di Papua khususnya di


Fakfak dikembangkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui Banda dan
Seram Timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama Haweten Attamimi
yang telah lama menetap di Ambon. Proses pengislamannya dilakukan dengan
cara khitanan. Dibawah ancaman penduduk setempat jika orang yang disunat
akan mati dan mubaligh akan dibunuh, namun mereka akhirnya berhasil dalam
khitanan tersebut. Kemudian penduduk setempat berduyun-duyun masuk
lslam.

4. Keempat, pendapat yang mengatakan lslam di Papua berasal dari Bacan. Pada
masa pemerintahan Sultan Mohammad Al-Bakir, kesultanan Bacan
mencanangkan syiar lslam ke seluruh penjuru negeri,

seperti Sulawesi, Filipina, Kalimantan, Nusa Tenggara, lawa, dan Papua.


Menurut Thomas Arnold, raja
Bacan yang pertamakali masuk lslam adalah Zainal abidin yang memerintah
tahun 1521. Pada masa tersebut, Bacan telah menguasai suku-suku di Papua
serta pulau-pulau di sebelah barat lautnya, seperti Waigeo, Misool, Waigama, dan
Salawati. Sultan Bacan kemudian meluaskan kekuasaannya hingga ke
semenanjung Onin Fakfak, di barat laut Papua tahun 1606. Melalui pengaruhnya
dan para pedagang muslim, para pemuka masyarakat di pulau-pulau kecil itu lalu
memeluk agama lslam. Namun, meskipun penduduk di pesisir menganut agama
lslam, sebagian besar penduduk asli di pedalaman masih tetap menganut
animisme.

5. Kelima, pendapat yang mengatakan bahwa lslam di Papua berasal dari Maluku
Utara (Ternate-Tidore). Sumber sejarah Kesultanan Tidore menyebutkan
bahwa pada tahun 1443 Sultan lbnu Mansur (Sultan Tidore X atau Sultan
Papua l) memimpin ekspedisi ke daratan tanah besar (Papua). Setelah tiba di
wilayah Pulau Misool dan Raja Ampat, kemudian Sultan lbnu Mansur
mengangkat Kaicil Patrawarputera Sultan Bacan dengan gelar Komalo
Gurabesi (Kapita Gurabesi). Kapita Gurabesi kemudian dikawinkan dengan
putri Sultan lbnu Mansur bernama Boki Tayyibah. Kemudian berdiri empat
kerajaan di Kepulauan Raja Ampat tersebut, yaitu Kerajaan Salawati, Kerajaan
Misool, Kerajaan Batanta, dan Kerajaan Waigeo.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa proses islamisasi di


tanah Papua, terutama di daerah pesisir barat pada pertengahan abad ke-15,
dipengaruhi oleh kerajaan-kerajaan lslam di Maluku (Bacan, Ternate, dan
Tidore). Hal ini didukung karena faktor letaknya yang strategis, yang merupakan
jalur perdagangan rempah-rempah (silk road) di dunia.

B. Perkembangan lslam di Papua

lslam di Papua adalah agama minoritas. Mayoritas umat lslam di Papua


bukan berasal dari suku asli Papua melainkan berasal dari suku diluar Papua yang
kemudian menetap di Papua. Pengaruh lslam terhadap penduduk Papua dalam
hal kehidupan sosial budaya memperoleh warna baru, lslam mengisi suatu aspek
cultural mereka, karena sasaran pertama lslam hanya tertuju pada soal
keimanan dan kebenaran tauhid saja. Oleh karena itu, pada masa dahulu
perkembangan lslam sangatlah lamban. Selain dikarenakan pada masa itu tidak
ada generasi penerus untuk terus mengeksiskan lslam di pulau Papua, mereka
juga tidak punya wadah untuk menampungnya. Selain itu, para raja di Maluku,
Fakfak, dan Kaimana, masih membatasi peredaran agama lslam karena
jangkauan pada masa itu masih susah dicapai.

Namun, perkembangan lslam di Papua mulai berjalan marak dan dinamis


sejak lrian laya berintegrasi ke lndonesia. Pada saat ini mulai muncul pergerakan
dakwah lslam, berbagai institusi atau individu- individu penduduk Papua sendiri
atau yang berasal dari luar Papua yang telah mendorong proses penyebaran
lslam yang cepat diseluruh kota-kota di Papua. Hadir pula organisasi keagamaan
lslam di Papua, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, LDll, dan pesantren-
pesantren dengan tradisi ahlussunnah waljama'ah.

C. Kerajaan lslam di Papua

1. Kerajaan Waigeo

Kerajaan Waigeo (marga tafalas) berada di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi


Papua Barat. Pusat kekuasaan kerajaan ini berada di Wewayai, Pulau Waigeo.
Pulau Waigeo adalah pulau yang berada di Papua Barat di bagian timur lndonesia.
Pulau ini dikenal juga dengan nama Amberi atau Waigiu. Pulau
Waigeo adalah pulau terbesar dari empat pulau utama dari Kepulauan Raja
Ampat. Pulau ini berada antara Pulau Halmahera dan Pulau Papua, dengan jarak
sekitar 65 km barat laut Pulau Papua. Pulau besar sekitarnya adalah Pulau
Salawati, Pulau Baranya, dan Pulau Misool.

Tentang kerajaan Waigeo ini kurang ada info, karena kurangnya bukti
bukti sejarah. Namun keberadaan kerajaan ini diyakini adanya.

Penguasa Kerajaan Waigeo ( sejak abad ke-16 bawahan Ternate) adalah Ganżun
(1900-1918)

2. Kerajaan Misool / Lilinta

Kerajaan Misool / Lilinta (marga dekamboe) terletak di Kabupaten Raja


Ampat, Provinsi Papua Barat. Letak kerajaan ini tidak jauh dari Kerajaan Waigeo,
sama-sama berada di Kabupaten Raja Ampat namun beda pulau. Sama halnya
dengan Kerajaan Waigeo, tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Misool.
Penguasa Kerajaan Misool / Lilinta (sejak abad ke-16 bawahan Kesultanan Bacan):
• Abd Al-Majid
• lamal Ad-Din
• Bahar Ad-Din Dekamboe

3. Kerajaan Salawati
Kerajaan Salawati (marga arfan) terletak di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi
Papua Barat. Muhammad Aminuddin Arfan adalah orang penting di Kerajaan
Salawati. la adalah adik kandung raja Salawati. Pada saat itu Kerajaan Salawati
merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan lslam Ternate.

Sesuai prosedur wilayah, setiap tamu yang akan berkunjung ke Papua,


mereka harus meminta izin ke penguasa kawasan di Salawati yang merupakan
bagian kekuasaan Ternate. ltu pula yang dilakukan Kerajaan Ternate. Sembari
membawa dua orang misionaris berkebangsaan lerman, Ottow dan Geissier,
dengan kapal khusus berwarna putih, utusan Kerajaan Ternate pamit terlebih
dahulu dengan penguasa Kerajaan Salawati sekaligus meminta beberapa orang
untuk mendampingi misionaris yang akan melakukan tugas penginjilan di Pulau
Mansinam, Manokwari.

Pulau Mansinam dipilih lantaran dianggap masih dihuni mayoritasanimisme.


Setelah dua bulan memperkenalkan Ottow dan Geissier kepada kepala-kepala
adat, barulah Muhammad Aminuddin Arfan kembali ke Salawati. lronisnya, selang
beberapa waktu setelahnya, Muhammad Aminuddin Affan yang memang anti
Belanda ditangkap dan diasingkan di Maros. Beliau tidak diperkenankan pulang,
dan dibiarkan disana hingga wafat. Disinilah liciknya para penjajah Salibis.
Mungkin karena keadaan yang demikian itulah maka perkembangan dakwah lslam
di Papua menjadi amat lambat.

Penguasa Kerajaan Salawati (sejak abad ke-16 bawahan Kesultanan Ternate):

• Abd Al-Kasim
• Muhammad Amin
• Bahar Ad-Din Arfan
• Abu Al-Kasim Arfan

4. Kerajaan Sailolof atau Waigama

Kerajaan Sailolof terletak di Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat.


Struktur pemerintahan Kerajaan Sailolof:
a. Pusat, Fun Kalana yaitu gelar tradisional yang digunakan monarki Sailolof.
Dalam tugasnya Kalana dibantu beberapa staf istana, yaitu Sawoi
(punggawa raja), Kapitin (kepala bidang logistik), Punta (asisten khusus
dibidang komunikasi).

b. Rat Adat, lembaga yang memiliki otoritas untuk memutuskan dan


mengawasi pelaksanaan kebijakan istana, membentuk peraturan,
memberi arahan pada Kolano, dan mengurusi hal-hal

keagamaan. Lembaga ini dipimpin oleh Kolano dan tersusun atas petugas
kerajaan sebagai berikut:
1) lojou : pembantu Kalana yang bertanggung jawab atas pelaksanaan
kebijakan kerajaan dengan koordinasi dari istana.
2) Ukum : petugas kerajaan untuk urusan peraturan.
3) Dumlaha : petugas istana untuk mengatur perayaan adat istiadat.
4) Mirino : petugas kerajaan untuk mengumpulkan pajak.
5) Sudasmoro : petugas kerajaan untuk mengubah beberapa kewajiban
khusus terkait hal-hal supranatural.

Penguasa Kerajaan Sailolof atau Waigama (sejak abad ke-16 bawahan Kesultanan
Bacan):

• Abd Ar-Rahman
• Hasan
• Syams Ad-Din Tafalas

5. Kerajaan Fatagar

Kerajaan Fatagar adalah kerajaan marga uswanas. Terletak di Semenanjung


Onin yang membentuk wilayah Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.

Pada tahun 1880-an, Kerajaan Fatagar adalah kerajaan yang paling penting
dari Onin atau daerah Fakfak. Pada saat itu orang Papua berhak pergi untuk
tinggal di Pulau Seram, dimana mereka juga mempunyai keluarga disana.
Kemudian nenek moyang dari Raja Fatagar kembali dan dinobatkan sebagai raja.
Semua raja-raja yang berkuasa di Fatagar dikenal sebagai raja yang cukup baik
dan bijaksana. Kini ada yang menjadi politisi penting di Kabupaten Fakfak, yaitu
Raja Said Arobi Uswanas.Fatagar adalah salah satu akar kerajaan dan dinasti
turunan dari dinasti Rumbati.

Raja Fatagar saat ini yaitu Taufiq Heru Uswanas, beliau merupakan putra
Raja Said Arobi Usnawas yang wafat pada 26 Desember 2009. Raja baru Fatagar
dilantik pada 31 Desember 2009, tujuh hari setelah meninggalnya sang ayah.

6. Kerajaan Rumbati

Kerajaan Rumbati adalah kerajaan marga Bauw. Terletak di Semenanjung


Onin yang membentuk wilayah Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.

Salah satu raja Kerajaan Rumbati adalah Patipi. Beliau sudah memerintah
sejak lama, beliau dikenal karena keinginannya memperkenalkan dan membawa
lslam kepada orang-orang disekitarnya. Keberadaan dinasti raja ini adalah dinasti
kedua yang mana pernah memerintah di Patipi.

Raja pertama masih dalam pemerintahan diabad ke-20, bahkan sempat


diperintahnya selama dua kali periode raja pada masa itu ketika dinasti kedua
memerintah. Raja yang memerintah kini adalah sebatas raja Bupati, yaitu Raja
Patipi. Ketika Raja Bupati, Ahmad lba dianggap sebagai penguasa ke-16
Kerajaan Patipi.Ketika saudara kandungnya Raja Usman lba meninggal, ia
menjadi bupati karena anak raja mewarisi sebagai penerus atau ahli waris
kerajaan.
Daftar Raja Kerajaan Rumbati:

• Bauw Berani (Tela Bauw)


• Manimomoa Bauw
• Gefasami Bauw
• Mauda Na-Tiasa Bauw
• Ritupun Bauw
• Ana-Koda Bauw
• Patmaguri Bauw
• Mampati Bauw
• Nawarisa Bauw
• Tajam Bauw
• lsmail Bauw l
• Abduljalil
• Samsul Bauw
• Muhammad Sidik Bauw
• Abu Bakar Bauw
• lbrahim Bauw
• lsmail Bauw ll
• Abd Bakar Saleh Bauw

7. Kerajaan Ati Ati

Kerajaan Ati Ati adalah kerajaan marga Kerewaindzai. Terletak di Semenanjung


Onin yang membentuk wilayah Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat.
Di Kabupaten Fakfak pada masa awal masuknya agama lslam, ada empat raja
yang berkuasa diantaranya Raja Ati Ati, Ugar, Kapiar, dan Namatota (sekarang
masuk dalam wilayah Kabupaten Kaimana). Masing-masing raja tersebut
mendirikan masjid, dan masjid tersebut yang digunakan sebagai sarana untuk
menyebarkan agama lslam. Akan tetapi, masjid yang didirikan oleh Raja Ati Ati
pada saat itu pada umumnya terbuat dari kayu. Sehingga tidak bisa lagi wujud
maupun sisa-sisanya. Satu-satunya masjid yang ditunjukkan oleh keturunan Raja
Ati Ati adalah Masjid Werpigan yang dibangun pada tahun 1931 oleh Raja ke-9.

Daftar Raja Kerajaan Ati Ati:

• Menau Bauw
• Kakabusan Bauw
• Wainesin Kakabusan Bauw
• Mampati Bauw
• Sangil Bauw
• Ongga Bauw
• Yusuf Kerewainja Bauw
• Haji Haruna
• Nurma (Njora Latin)
• Mafa
• Muhammad Bai
• Nataniel Talla
• Onim Bai

8. Kerajaan Sekar

Kerajaan Sekar adalah kerajaan marga Rumgesan. Terletak di Semenanjung Onin,


Teluk Berau, Provinsi Papua Barat.
Sejak 700 tahun lalu Kerajaan Sekar Fakfak dan kerajaan lainnya telah
berdiri di pulau tersebut, menyebarkan agama lslam yang memiliki aturan tegas
dalam berbagai hal, termasuk berpakaian.
Menurut Putri Raja Al-Alam Ugar Pik Pik Sekar, Hj. Dr. Rustuty Rumagesan,
di Palembang, ketika menghadiri acara Festival Keraton Nusantara Vll di kota
tersebut, mengatakan meskipun mereka berbeda
dengan kerajaan lain di Papua karena memiliki keyakinan yang lain dan
berpakaian tertutup tetap bisa hidup tenteram dan saling menghargai sesama.
Dia menjelaskan saat ini keraton kerajaan mereka sudah tidak ada lagi
bentuknya, karena dibom pada masa penjajahan lepang. Namun berbagai
peninggalan kerajaan masih ditemui di daerah tersebut, mulai dari tempat
pendidikan dan juga masjid.

9. Kerajaan Patipi

Kerajaan Patipi terletak di ujung barat Semenanjung Onin, Provinsi Papua


Barat.

Daftar Raja Kerajaan Patipi:

• Usman lba
• Achmad lba

10. Kerajaan Arguni

Kerajaan Arguni terletak di Semenanjung Onin, Pulau Arguni, tidak jauh dari
Fakfak.

Kerajaan Arguni adalah sebuah kerajaan yang luar biasa, kuat diberbagai
aspek. Kerajaan ini berada di Utara Semenanjung Bomberay yang sebelumnya
adalah daerah dimana penguasa adalah wakil dari kekuatan yang sangat kuat.

Seperti Kerajaan Sekar, Wertuar, dan Patipi, daerah ini diperintah oleh klan,
penguasa tidak dengan judul raja.

11. Kerajaan Wertuar

Kerajaan Wertuar adalah kerajaan marga Heremba. Terletak di Semenanjung


Onin, Kokas, Teluk Berau, Kabupaten Fakfak, Provinsi Papua Barat. Kerajaan ini
awalnya berasal dari Maluku.

Daftar Raja Kerajaan Wertuar:

• Heremba
• Semempes
Waraburi

• Lakatey Heremba
• Paris Heremba
• Nazar Heremba
• Musa Heremba

12. Kerajaan Kowiai / Kerajaan Namatota

Kerajaan Kowiai sering disebut juga dengan Kerajaan Namatota, terletak di


Provinsi Papua Barat, di Semenanjung Bomberai.
Dari silsilah Raja Namatota diketahui bahwa Raja Namatota pertama yakni
Ulan Tua telah memeluk lslam hingga sekarang diketahui merupakan generasi
kelima.Lamarora merupakan Raja kedua kerajaan

Namatota. Diperkirakan hidup pada tahun 1778-1884. Raja Lamarora pernah


datang ke daerah Kokas dan disana beliau telah menyebarkan agama lslam dan
menikahi perempuan bernama Kofiah Batta, selanjutnya pasangan ini
merupakan cikal bakal raja-raja Kerajaan Wertuar.

Daftar Raja Kerajaan Kowiai / Kerajaan Namatota:

• Ulan Tua
• Lamarora
• Kasim Buseru
• Hayum Ombaier
• Randu Asnawi Ombaier

13. Kerajaan Aiduma

Kerajaan Aiduma terletak di Provinsi Papua Barat, Semenanjung


Bomberai, Pulau Aiduma. Semenanjung Bomberai terletak di seberang selatan
Semenanjung Kepala Burung. Kejayaan Kerajaan Aiduma diperkirakan
berlangsung pada abad ke-13 sampai dengan abad ke-16.

14. Kerajaan Kaimana

Kerajaan Kaimana terletak di Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat.

Umar Sabuku, Mangkubumi Kaimana, mengungkapkan, Kerajaan Sran Eman


Muun diperkirakan berdiri sekitar awal abad ke-12. Sejak berdirinya, kerajaan ini
sudah tiga kali berpindah pusat pemerintahan dari Weri / Tunas Gain di wilayah
Kabupaten Fakfak, kemudian berpindah ke wilayah Borombouw di Pulau Adi,
perairan laut Arafuru wilayah Kabupaten Kaimana. Pada periode tahun 1498
hingga 1808, terjadi perang Hongi dan perpecahan dalam keluarga kerajaan
sehingga Nduvin, Raja Sran Kaimana lV pada tahun 1808. Kemudian
memindahkan ibukota ke daerah yang sekarang menjadi Kampung Sran,
Kaimana.Pada tahun 1898, perkembangan lslam semakin membesar ketika
Naro'E menggantikan Nduvin, ayahnya, menjadi Raja Sran Kaimana V. Pada saat itu
Naro'E menikah dengan anak kepala suku di Kaimana.

lslam di Kaimana sudah ada sejak abad ke 16-17, efek samping dari kegiatan
perdagangan. Meski lslam sudah ada sejak abad ke-16, menurut Muridan, tidak
ada perkembangan berarti hingga akhir paruh pertama abad ke-20. Kerajaan yang
ada di Kaimana dan Fakfak bersifat longgar dan rajanya mendapat legitimasi dari
kerajaan yang lebih besar di
daerah tersebut. Daftar Raja Kerajaan Kaimana:
• Umis l lmaga
• Umis ll Basir Onin
• Umis lll Woran
• Umis lV Nduvin
• Umis V Naro'E
• Umis Vl Achmad Aituarauw
• Umis Vll Muh Achmad Rais Aituarauw
• Umis Vlll Abdul Hakim Achmad Aituarauw

Peninggalan Kerajaan lslam di Papua:

1. Terdapat living monument yang berupa makanan lslam yang dikenal


dimasa lampau dan masih ada sampai sekarang di daerah Papua Kuno di
desa Saonek, Lapintol, dan Beo di distrik Waigeo.
2. Tradisi lisan masih tetap terjaga sampai sekarang yang berupa cerita
dari mulut ke mulut

tentang kehadiran lslam di Bumi Cendrawasih.


3. Naskah-naskah dari masa Raja Ampat dan teks kuno lainnya yang berada
dibeberapa masjid kuno.
4. Di Fakfak, Papua Barat, dapat ditemukan delapan manuskrip dengan
ukuran yang berbeda-beda,
yang terbesar berukuran kurang lebih 50 × 40 cm, yang berupa mushaf
Al-Qur'an yang ditulis dengan tulisan tangan di atas kulit, kitab tersebut
diyakini masuk pada tahun 1214 dibawa oleh Syekh lskandarsyah dari
Kerajaan Samudera Pasai yang datang menyertai ekspedisi kerjaannya ke
wilayah timur mereka masuk melalui Mes, lbukota Teluk Patipi saat itu.
Sedangkan ketiga kitab lainnya ditulis di atas daun koba-koba, pohon
khas Papua yang mulai langka saat ini. Tulisan tersebut kemudian
dimasukkan ke dalam tabung yang terbuat dari bambu. Sekilas
bentuknya mirip dengan manuskrip yang ditulis di atas daun lontar yang
banyak dijumpai di wilayah lndonesia Timur.
5. Masjid Patimburak yang didirikan di tepi Teluk Kokas, distrik Kokas,
Fakfak, yang dibangun oleh
Raja Wertuar l yang memiliki nama kecil Semempe. Saat itu, tahun 1870,
lslam dan Kristen sudah menjadi dua agama yang hidup berdampingan di
Papua. Ketika dua agama ini akhirnya masuk ke wilayahnya, Wertuar,
sang raja tak ingin rakyatnya terbelah kepercayaannya. Maka beliau
membuat sayembara misionaris Kristen dan lmam Muslim ditantang
untuk membuat masjid dan gereja. Masjid didirikan di Patimburak,
sedangkan gereja didirikan di Bahirkendik.

D. Perkembangan lslam di Nusa Tenggara

Sunan Perapen merupakan orang yang berjasa dalam memperkenalkan


lslam di Nusa Tenggara. Dengan dakwahnya menjadikan lslam berkembang di
daerah ini hingga adanya kerajaan lslam di Nusa Tenggara.

Diperkirakan sejak abad ke-16 lslam hadir di daerah Nusa Tenggara


(Lombok), lslam di Lombok diperkenalkan oleh Sunan Perapen (putra Sunan Giri).
Kemungkinan masuknya lslam ke Sumbawa ini dengan melalui Sulawesi, yaitu
melalui dakwah para mubaligh dari Makassar antar tahun 1540-1550. Kemudian
berkembang Kerajaan lslam di Lombok. Di Lombok lslam disebarkan ke
Pejanggik, Sokong, Bayang, dan tempat-tempat lainnya sehingga seluruh Lombok
memeluk lslam.

E. Kerajaan lslam di Nusa Tenggara

1. Kerajaan Lombok

A) Latar belakang lahirnya kerajaan Lombok

Kerajaan tertua di Pulau Lombok bernama Kerajaan Suwung, yang dibangun


dan diperintah oleh Raja Betara lndera, sebagaimana disebutkan dalam Babad
Suwung. Setelah Kerajaan Suwung muncullah Kerajaan Lombok. Pada abad ke 9-
11 berdiri Kerajaan Sasak dan berakhir setelah ditaklukkan oleh salah
satu kerajaan yang ada di Bali saat itu.

B) Proses masuknya lslam di Kerajaan Lombok dan Sumbawa

Dari Lombok lslam disebarkan ke Pejanggik, Parwa, Sokong, Bayang, dan


tempat-tempat lainnya sehingga seluruh Lombok memeluk lslam. Dari Lombok,
konon, Sunan Perapen meneruskan dakwahnya ke Sumbawa. Kerajaan lslam
Lombok dipusatkan di Selaparang dibawah pemerintahan Prabu Rangkesari. Pada
masa itulah Selaparang mengalami zaman keemasan dan memegang hegemoni
diseluruh Lombok. Selaparang menjalin hubungan dengan beberapa negeri,
terutama Demak, serta banyak didatangi oleh pedagang dari berbagai negeri.
Kerajaan Lombok pernah mendapat serangan dari Kerajaan Gelgel, tetapi
serangan itu dapat ditahan.

C) Kondisi geografis

Letak Kerajaan Lombok berada di Selaparang yang saat ini berada di desa
Selaparang, Kecamatan Swela, Kabupaten Lombok Timur. Kondisi wilayah
Lombok berupa dataran, perbukitan, dan berhubung. Wilayah tertinggi adalah
Gunung Rinjani dengan Danau Segara Anak sebagai sumber mata air bagi
penduduk disekitarnya. Gunung Rinjani dikelilingi oleh hutan yang tersebar
disetiap kabupaten. Bagian selatan Pulau Lombok memiliki tanah subur yang
dapat dimanfaatkan untuk pertanian dengan variasi tanaman seperti jagung,
padi, tembakau, kapas, dan kopi.

D) Kehidupan politik

Pada awalnya Kerajaan Lombok terletak di wilayah Sambelia, Lombok Timur.


Akan tetapi pada awal pendiriannya, Kerajaan Lombok masih sebagai kerajaan
Hindu. Pengaruh lslam di Kerajaan Lombok
dibawa oleh Sunan Perapen pada abad ke-16 setelah Kerajaan Majapahit runtuh.
Pada abad ke-16 Kerajaan Lombok sedang diperintahkan Prabu Rangkesari atas
ajakan Sunan Perapen, kemudian Prabu Rangkesari memeluk agama lslam.

Setelah memeluk lslam, Prabu Rangkesari memindahkan pusat Kerajaan


Lombok ke desa Selaparang atas usul Patih Ganda Yuda dan Patih Singa Yuda.
Pemindahan ini dilakukan karena letak desa Selaparang lebih strategis dan tidak
mudah diserang musuh dibandingkan posisi sebelumnya. Setelah memindahkan
pusat pemerintahan ke Selaparang, Kerajaan Selaparang mengalami kemajuan
pesat. Dalam buku Mozaik Budaya Mataram dijelaskan bahwa Kerajaan Lombok
untuk mengembangkan wilayah kekuasaannya hingga ke Sumbawa Barat.

E) Kehidupan ekonomi

Kerajaan Lombok menggantungkan perekonomiannya pada sektor


pertanian. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kondisi geografis Lombok
sangat mendukung kegiatan pertanian. Komoditas pertanian utama yang
dikembangkan masyarakat Lombok adalah penanaman padi. Tanaman padi
dikembangkan masyarakat Lombok karena didukung kesuburan tanah akibat
adanya material vulkanik Gunung Rinjani.
F) Kehidupan agama

Sebelum mengenal lslam, masyarakat Lombok menganut kepercayaan


animisme, dinamisme, dan agama Hindu. lslam masuk ke Lombok dibawa oleh
Sunan Perapen setelah keruntuhan Kerajaan Majapahit. Dalam menyampaikan
ajaran lslam, Sunan Perapen tidak menghilangkan kebiasaan masyarakat Lombok
yang masih menganut kepercayaan lama. Bahkan, terjadi akulturasi antara lslam
dan budaya masyarakat setempat. Sunan Perapen kemudian memanfaatkan adat
istiadat masyarakat setempat untuk mempermudah ajaran lslam. Salah satu
akulturasi ajaran lslam dengan budaya lokal adalah munculnya ajaran lslam Wetu
Telu.

G) Kehidupan sosial budaya

Secara tradisional, suku Sasak merupakan etnis utama yang menghuni


mayoritas Pulau Lombok. Menurut prasasti Tong-Tong yang ditemukan di
Pujungan, Bali, dijelaskan bahwa suku Sasak sudah menghuni Pulau Lombok
sejak abad 9-11. Menurut Gorys Keraf, jika diruntut dari bahasanya, leluhur suku
Sasak berasal dari lawa. Pendapat Gorys Keraf didasarkan pada adanya tulisan
lejawan yang digunakan masyarakat Sasak.

H) Pengaruh lslam pada masa Kerajaan Lombok dan Sumbawa

Pusat Kerajaan Lombok dipindahkan ke Sumbawa pada tahun 1673 dengan


tujuan untuk dapat mempertahankan kedaulatan kerajaan-kerajaan lslam di
pulau tersebut dengan dukungan kekuatan Goa. Sumbawa dipandang lebih
strategis daripada Selaparang. Ancaman dan serangan VOC terus menerus
terjadi, dan akhirnya daerah-daerah kerajaan Lombok berada dibawah
kekuasaan VOC. Raja-raja yang mengadakan perlawanan pun ditangkapi,
kemudian diasingkan ke Maluku. Kerajaan Sumbawa tetap tidak aman karena
selalu ada pemberontakan yang menentang campur tangan VOC.

2. Kesultanan Bima

Mulanya, Bima merupakan kerajaan yang dipengaruhi oleh Hindu-Buddha


yang bercampur dengan kebudayaan asli. Sebelum lslam datang, penduduknya
mempercayai arwah-arwah leluhur mereka sebagai penjaga kehidupan. Pada
awal abad ke-17, barulah ajaran lslam masuk ke Bima, yang terletak di bagian
timur pulau Sumbawa. Tepatnya pada tahun 1620, Raja Bima yang bernama La
Ka'i memeluk lslam dan namanya berganti menjadi Abdul Kahir.

Sesungguhnya, ajaran lslam telah masuk ke daerah Sumbawa sejak abad ke-16.
Persebaran lslam di wilayah ini, terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama
sekitar tahun 1540-1550 oleh para mubalig dan pedagang dari Demak. Sementara
gelombang kedua terjadi pada tahun 1620 oleh orang- orang Sulawesi. Pada
gelombang kedua inilah Raja Bima, La Ka'i, tertarik untuk menjadi muslim. Sejak
penguasanya masuk lslam, Bima menjelma menjadi pusat penyebaran lslam di
wilayah timur Nusantara. Para ulama yang berdakwah sebagian diangkat menjadi
penasihat Sultan dan berperan besar dalam

menentukan kebijakan kerajaan. Banyak ulama termasyur yang datang


ke Bima ini. Ada Syekh Umar Al- Bantani dari Banten yang berasal dari Arab,
Datuk Ri Bandang dari Minangkabau, Datuk Di Tiro dari Aceh, Kadi lalaluddin serta
Syekh Umar Bamahsun dari Arab.

Di bagian barat dan timur pelabuhan Bima telah terdapat perkampungan


orang Melayu. Perkampungan ini menjadi pusat pengajaran lslam. Sultan Bima
begitu menghormati orang-orang Melayu dan menganggap mereka saudara.
Mereka bahkan dibebaskan dari kewajiban membayar pajak. Ulama dan penghulu
Melayu mendapat hak istimewa untuk mengatur perkampungan mereka sesuai
dengan hukum lslam. Dengan demikian, bahasa Melayu dengan mudah menyebar
di Bima dan sekitarnya. Wilayah kekuasaan Kerajaan Bima meliputi Pulau Flores,
Timor, Solor, Sumba, dan Sawu. Pada waktu itu, Bima merupakan salah satu
bandar utama. Para pedagang yang pergi dari Malaka ke Maluku, atau
sebaliknya, pasti melewati perairan Sumbawa.

Untuk meningkatkan perdagangannya, Bima mengadakan hubungan dengan


kerajaan-kerajaan lain yang berdekatan. Salah satunya dengan Kerajaan Goa. Datuk
Ri Bandang dan Datuk Di Tiro adalah ulama yang datang ke Sumbawa atas
dukungan Goa. Hubungan dua kerajaan ini dipererat dengan pernikahan antara
keluarga dua kerajaan.

Kerajaan Bima terbukti telah membantu pihak Goa dalam menghadapi


Belanda. Ketika Goa menandatangani perjanjian Bongaya tahun 1667 dengan
pihak Belanda, Bima pun dipaksa untuk ikut menandatangani perjanjian tersebut.
Ketika itu Sultan Bima menolak. Namun, dua tahun kemudian, 1669, Kerajaan
Bima akhirnya harus mengakui kekuasaan Belanda. Perjanjian damai pun
dilaksanakan, sejak saat itulah bangsa Belanda ikut serta dalam urusan dalam
negeri Bima.

Pada tahun 1906, penguasa Bima, Sultan lbrahim, dipaksa menandatangani


kontrak politik yang bertujuan menghapus kedaulatan Kerajaan Bima oleh
Belanda. lsi perjanjian ini antara lain: Bima mengakui wilayahnya menjadi bagian
dari kekuasaan Hindia-Belanda; Sultan tidak Boleh mengadakan kerjasama dengan
bangsa Eropa lain; Bima harus membantu Belanda bila sedang berperang; Sultan
dilarang menyerahkan kekuasaannya selain kepada Belanda. Pada masa
pemerintahan sultan terakhir, Muhammad Salahuddin (1915-1951), pendidikan
agama lslam mengalami perkembangan yang pesat. Sultan Muhammad
memperbanyak sarana peribadatan dan pendidikan, seperti masjid dan madrasah
(sekolah lslam).
Kerajaan Bima berakhir pada tahun 1951, karena Sultan Muhammad
Salahuddin meninggal dunia. Disamping itu, sebelumnya Bima telah mengakui
Kedaulatan Republik lndonesia dan menjadi bagiannya. Kini Bima menjadi wilayah
kabupaten, berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

A) Latar belakang lahirnya Kesultanan Bima

Sejarah Kerajaan Bima mulai terbentuk dari kedatangan lslam di Nusa


Tenggara, diperkirakan sejak abad ke-16, yang dibawa oleh Sunan Perapen,
putra Sunan Giri. Adapun Bima sebagai kerajaan telah ada sejak pertengahan
abad ke-17.

B) Proses masuknya lslam di Kesultanan Bima

Bima merupakan kerajaan lslam yang menonjol di Nusa Tenggara. Rajanya


yang pertama masuk lslam ialah Ruma Ma Bata Wadu yang bergelar Sultan Bima
l atau Sultan Abdul Khair (1611-1649). Namun setelah terus menerus melakukan
perlawanan terhadap intervensi politik dan monopoli perdagangan VOC. Ketika
VOC mau memperbarui perjanjian dengan Bima pada tahun 1668, Sultan Bima,
Tureli Nggampo, menolaknya. Ketika Tambora merampas kapal VOC pada 1675, Raja
Tambora, Kalongkong, dan para pembesarnya diharuskan menyerahkan keris-keris
pusakanya kepada Holsteijin.

C) Pengaruh lslam pada masa kesultanan Bima

Sampai kini jejak lslam bisa dilacak dengan meneliti makam seorang
mubaligh asal Makassar yang terletak di kota Bima. Begitu juga dengan makam
Sultan Bima yang pertama kali memeluk lslam. Bisa disebut seluruh penduduk
Bima adalah para muslim sejak mula. Selain Sumbawa, lslam juga masuk ke
Lombok. Orang-orang Bugis datang ke Lombok dari Sumbawa dan mengajarkan lslam
disana. Hingga kini, beberapa kata di suku-suku Lombok banyak kesamaannya
dengan bahasa Bugis.

3. Kerajaan Selaparang

A) Latar belakang lahirnya Kerajaan Selaparang

Kerajaan Selaparang adalah salah satu kerajaan yang pernah ada di Pulau
Lombok. Pusat kerajaan ini pada masa lampau berada Selaparang (sering juga
diucapkan dengan Seleparang), yang saat ini kurang lebih berada di desa
Selaparang, Kecamatan Swela, Lombok Timur.
Selaparang merupakan pusat kerajaan lslam di Lombok. Selaparang berada
dibawah pemerintahan
Prabu Rangkesari. Pada masa itu, Selaparang mengalami zaman keemasan,
memegang, dan lain-lain. Konon Sunan Perapen meneruskan dakwahnya dari
Lombok terus ke Sumbawa. Selaparang juga
mengembangkan hubungan antara Kerajaan Goa dan Lombok dipererat dengan
cara pernikahan, seperti Pemban Selaparang, Pemban Pejanggik, dan Pemban
Parwa.

Kerajaan Selaparang tergolong kerajaan yang tangguh, baik di darat maupun


di laut. Laskar lautnya telah berhasil mengusir Belanda yang hendak memasuki
wilayah tersebut sekitar tahun 1667-1668 Masehi. Namun demikian, Kerajaan
Selaparang harus merelakan salah satu wilayahnya dikuasai Belanda, yakni Pulau
Sumbawa, karena lebih dahulu direbut sebelum terjadinya peperangan laut.
Disamping itu, laskar lautnya pernah pula mematahkan serangan yang
dilancarkan oleh Kerajaan Gelgel (Bali) dari arah barat. Selaparang pernah dua
kali terlibat dalam pertempuran sengit melawan Kerajaan Gelgel, yakni sekitar
1616 sampai 1624 Masehi.

B) Proses Masuknya lslam di Kerajaan Selaparang

Diperkirakan sejak abad ke-16 lslam hadir di daerah Nusa Tenggara


(Lombok). lslam di Lombok diperkenalkan oleh Sunan Perapen. Kemungkinan
masuknya lslam ke Sumbawa ini dengan melalui Sulawesi, yaitu melalui dakwah
para mubaligh dari Makassar antara tahun 1540-1550. Kemudian berkembang
kerajaan lslam di Lombok, salah satunya adalah Kerajaan Selaparang.

4. Kerajaan Sumbawa

A) Kondisi geografis

Kerajaan Sumbawa terletak di Pulau Sumbawa, sebelah timur Pulau


Lombok. Pulau Sumbawa merupakan pulau terbesar pada gugusan kepulauan Nusa
Tenggara. Kerajaan Sumbawa dipandang lebih strategis dibandingkan Kerajaan
Lombok, karena pusat Kerajaan Sumbawa terletak pada dataran yang lebih
tinggi, tepatnya di kaki Gunung Tambora. Letaknya yang berada didadataran
tinggi menyebabkan Kerajaan Sumbawa dapat mengantisipasi jiwa sewaktu
waktu mendapat serangan dari luar.

B) Kehidupan Politik

Raja pertama Kerajaan Sumbawa yang memeluk lslam adalah Dewa


Majaruwa. Sebagai kerajaan baru yang bercorak lslam, Kerajaan Sumbawa
melakukan hubungan dengan kerajaan lslam lain seperti Kerajaan Demak dan
Gowa Tallo. Setelah Dewa Majaruwa meninggal, kedudukannya digantikan Mas
Goa yang masih menganut agama Hindu. Pergantian tahta kerajaan ini membuat
Kerajaan Gowa Tallo marah dan menganggap Kerajaan Sumbawa telah
mengingkari perjanjian sebelumnya. Atas campur tangan Kerajaan Gowa Tallo
pada tahun 1673, Mas Goa diturunkan paksa sebagai Raja Sumbawa. Dengan
turunnya Mas Goa berakhir juga kekuasaan Dinasti Dewa Awan Kuning di
Kerajaan Sumbawa. Raja Sumbawa Selanjutnya adalah Sultan Harunnurasyid l.
Pada masa ini, Kerajaan Sumbawa menguasai dua kerajaan kecil, yaitu Kerajaan
Empang dan lerewet. Dalam bidang pemerintahan, Raja Sumbawa dianggap
sebagai orang yang dituakan dan tokoh pemersatu. Kedudukan raja dalam
bidang pemerintah dibantu suatu dewan yang bernama Majelis Limabelas Orang.
Dalam urusan hukum raja dibantu menteri telu, memanca lima, dan leluhur pitu.
Kombinasi raja dan ketiga pejabat tersebut disebut catur papat.

C) Kehidupan ekonomi

Perekonomian Kerajaan Sumbawa menitikberatkan pada kegiatan pertanian


lahan kering. Pertanian lahan kering dilakukan karena sebagian besar Pulau
Sumbawa adalah tanah kering. Beberapa hasil pertanian Kerajaan Sumbawa yaitu
padi dan umbi-umbian. Dalam bidang peternakan, Kerajaan Sumbawa merupakan
daerah peternak kuda terbaik. Dalam hal perdagangan, komoditas yang cukup
terkenal dari Sumbawa adalah madu. Madu-madu diambil langsung dari alam
seperti di pegunungan dan hutan-hutan. Madu Sumbawa diperdagangkan dengan
pedagang dari Makassar karena pada masa pemerintahan Dewa Majaruwa,
Kerajaan Gowa Tallo dan Kerajaan Sumbawa telah mengadakan perjanjian
politik dan ekonomi.

D) Kehidupan sosial budaya

Masyarakat Sumbawa didominasi suku bangsa Sumbawa. Menurut akar


sejarahnya, suku Sumbawa merupakan percampuran antara penduduk asli
Sumbawa, masyarakat lawa, dan masyarakat Bugis. Pengaruh lawa dan Bugis
dapat dilihat dari bukti berikut:

➢ Terdapat istilah jawa dalam struktur Pemerintahan Kerajaan Sumbawa.


➢ Adanya ritual biso tiyan, yaitu selametan tujuh bulan kehamilan pertama
istri.
➢ Adanya gelar daeng dan datu bagi anak raja.
➢ Hiasan-hiasan yang dipakai bangsawan Sumbawa mirip hiasan masyarakat
Bugis.

E) Daftar raja Kerajaan Sumbawa


• Dewa Maja Paruwa dari Dinasti Dewa Awan Kuning (1618-1632)
• Dewa Mas Pamayan atau Raden Untalan (1632-1668)
• Dewa Mas Goa atau mantan Raja Utan (1668-1674)
• Mas Bantan Datu Loka atau Sultan Harunnurasyid l (1674-1701)
• Mas Madura atau Dewa Mas Madina Datu Taliwang atau Sultan
Muhammad lalaluddin Syah (1701-1725)
• Datu Gunung Setia atau Datu Taliwang (1725-1732)
• Sultan Muhammad Kaharuddin l (1732-1758)
• Sultanah Siti Aisyah (1758-1761)
• Datu Ungkap Sermin atau Lalu Onye bin Datu Sepe (1761-1763)
• Dewa Pangeran (Gusti Mesir) bergelar Sultan Muhammad lalaluddin
Syah ll bin Pangeran Aria bin Raja Banjar Sultan Tahmidillah l (1763-
1765)
• Dewa Pangeran / Sultan Mahmud (Pangeran Mahmuddin) bin Sultan
Muhammad lalaluddin
Syah ll (1765-1777)
• Sultan Hasanurrasyid ll (Datu Budi) bin Sultan Muhammad Kaharuddin l
(1777-1791)
• Sultan Shafiyatuddin (Daeng Massiki) binti Sultan Hasanurrasyid ll (1791-
1795)
• Datu Bau Balo bergelar Sultan Muhammad Kaharuddin ll (Lalu
Muhammad) bin Sultan Mahmud (1795-1816)
• Nene Ranga Mele Manyurang (1816-1825)
• Mele Abdullah (1825-1836)
• Lalu Mesir bin Sultan Muhammad Kaharuddin ll (1836-1843)
• Sultan M Amrullah bin Sultan Muhammad Kaharuddin ll (1843-1882)
• Mas Madina Raja Dewa bergelar Sultan Muhammad lalaluddin Syah lll
(1882-1931)
• Muhammad Kaharuddin (Daeng Manurung) bergelar Sultan
Muhammad Kaharuddin lll bin Sultan Muhammad lalaluddin Syah lll
(1931-1975)
• Muhammad Abdurrahman Daeng Rajadewa (Daeng Ewan) bergelar
Sultan Muhammad
Kaharuddin lV (1975-2011)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sejarah masuknya lslam ke berbagai wilayah Nusantara sebagian besar melalui


jalur perdagangan. Hal ini dikarenakan melimpahnya rempah-rempah dan
merupakan jalur perdagangan yang strategis. Tidak berbeda dengan daerah lain,
penyebaran lslam di Papua juga melaui jalur perdagangan. Bersama dengan
proses interaksi dagang, para mubalig yang berdagang di wilayah Papua ini
sambil menyebarkan ajaran lslam kepada pedagang di wilayah ini dan juga
penduduknya. Sementara di Nusa Tenggara, lslam disebarkan oleh Sunan
Perapen dan seorang mubalig asal Makassar yang memang menjadikan Nusa
Tenggara sebagai tujuan dakwahnya.Perkembangan lslam di Papua dan Nusa
Tenggara tidak berjalan mulus (bisa dibilang cukup lamban). Di Papua
masyarakatnya masih sangat kental dengan adat istiadatnya. Sedangkan di Nusa
Tenggara, sebagian besar masyarakatnya sudah beragama Hindu.

B. Saran

Negara lndonesia adalah negara yang besar dengan sejarah yang panjang,
kita sebagai generasi penerus bangsa harus mengetahui sejarah berdirinya
negara ini yang berasal dari kerajaan-kerajaan. Sejarah panjang negara kita
harus diwariskan secara turun temurun kepada anak cucu kita agar tidak hilang
ditelan masa. Kita harus dapat mengambil pelajaran dari kejayaan kerajaan
terdahulu dan menerapkannya dimasa sekarang. Selain itu, kita juga harus
belajar dari keruntuhan kerajaan terdahulu agar tidak terjadi dimasa sekarang ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://kerjaanislamdiindonesia.blogspot.com/2016/05/kerajaan-islam-di-
nusa-tenggara.html?m=1 https://www.sridianti.com/perkembangan-
kerajaan-islam-di-nusa-tenggara.html
https://www.scribd.com/doc/111516458/Makalah-Sejarah-Perkembangan-
lslam-Di-Nusatenggara http://nulismakalah.blogspot.com/2015/05/makalah-
sejarah-perkembangan-kerajaan.html?m=1
http://tiarainsani10.blogspot.com/2015/04/perkembangan-kerajaan-islam-
di-maluku.html?m=1 http://www.freedomsiana.com/2017/04/kerajaan-
islam-di-nusa-tenggara.html?m=1
https://materiku86.blogspot.com/2016/08/sejarah-kerajaan-islam-di-nusa-
tenggara.html?m=1 https://www.sridianti.com/perkembangan-kerajaan-
islam-di-papua.html
https://ez-eldifore.blogspot.com/2016/04/makalah-sejarah-kerajaan-
papua-dan-nusa.html?m=1
http://sugiartokevin.blogspot.com/2018/02/kerajaan-kerajan-islam-di-
nusa-tenggara.html?m=1 https://id.m.wikipedia.org/wiki/lslam_di_Papua
https://www.scribd.com/presentation/375263947/Kerajaan-lslam-Di-
Papua
http://www.kuttabku.com/2017/01/sejarah-penyebaran-islam-di-papua-
melalui-kerajaan-waigeo- misool-salawati-sailolof-rumbati-dan-kerajaan-
kaimana-yang-merupakan-kerajaan-kerajaan-islam-di- papua.html?m=1

https://www.academia.edu/29769576/Sejarah_Peradaban_lslam_di_Papua.docx

https://kerjaanislamdiindonesia.blogspot.com/2016/05/kerajaan-islam-di-
papua.html

https://kerjaanislamdiindonesia.blogspot.com/2016/05/kerajaan-
islam-di-papua.html https://caridokumen.com/download/kerajaan-
islam-di-papua-_5a45eaf5b7d7bc7b7adfa7e2_pdf
http://www.academia.edu/35367309/KESULTANAN_lSL
AM_Dl_PAPUA
https://www.slideshare.net/mobile/mdzakialbiruni/sejarah-
kerajaan-islam-di-papua

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_
Bima
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Papua_(wila
yah_lndonesia)
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com
/papua/raja-van-fatagar/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pulau_Waig
eo
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com
/papua/raja-of-waigeo/

https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/pa
pua/raja-of-lilinta-misol/
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/p
apua/raja-of-waigama/

https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/raja-van-
rumbati/ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/raja-
of-atiati/
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/kerajaan-
sekar/ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/raja-
van-patipi/
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/raja-of-
arguni/ https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/raja-
of-wertuar/
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/kowiai-
namatota-kerajaan-sem-bomberai/
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/aiduma-
kerajaan-sem-bomberai/
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/papua/raja-of-
kaimana/

Anda mungkin juga menyukai