Anda di halaman 1dari 10

Tugas Makalah

Kerajan-Kerajaan Islam di Nusantara

Di buat oleh:

Dhimas Lukman Nur


Hakim
Fara Habibah
M Bagus Darmawan
Mukminah
M Leisme Al Jhun Megy
Nabila Hilmi Syahputri
Zahra Alifia Tsabita

Kelas XII IPS-1


SMA WACHID HASYIM 1 SURABAYA
TAHUN AJARAN 2021-2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
pendamping presentasi kami tentang
Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad
SAW yang atas perjuangan beliau sehingga kita dapat tetap hidup dibawah
naungan cahaya rahmat dan dapat terus menuntut ilmu guna mendapat derajat
kemuliaan di sisi-Nya serta dapat lebih mengenal hakikat-Nya.
Makalah agama ini telah kami susun dan kami rangkai dengan baik dan
benar guna melengkapi tugas presentasi kami pada mata kuliah Studi
Islam.Kami harap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca guna
menambah pengetahuan, terutama pengetahuan tentang sejarah Islam yang
membawa kita hingga ke zaman kemuliaan seperti sekarang ini.
Terima kasih kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah berperan
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, serta permohonan maaf
atas makalah yang memiliki banyak kekurangan dan kesalahan ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan baik bagi para pembacanya dan
dapat bermanfaat, baik untuk kami dari tim penyusun maupun bagi para
pembaca. Sebelumnya kami memohon maaf apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan. Maka dari itu, kami mohon kritik dan sarannya untuk
perbaikan kami kedepannya.demi perbaikan di masa depan.

Surabaya, 19 November 2021

Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan-Kerajaan/Kesultanan
Islam di Indonesia
 Aceh
 Riau
 Jawa
B. Berbagai kemajuan yang dicapai kesulthanan Islam di Indonesia
 Daerah Sumatera
 Daerah Jawa

C. Pengaruh Kesultanan Islam dalam Perkembangan Masyarakat


Indonesia
 Bidang Politik
 Bidang Pendidikan
 Bidang Ekonomi
D. Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan Belanda, serta meleburnya kesulthanan Islam ke dalam
NKRI

BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Agama Islam merupakan agama yang sudah lama berkembang di Indonesia, dan merupakan
agama yang mayoritas dianut oleh masyarakat Indonesia. Dalam proses berkembang nya Islam
di Indonesia, telah memberikan kontribusi dalam pengembangan dan perubahan di berbagai
bidang di kalangan masyarakat Indonesia.

Islam dipahami sebagai satu bentuk keberagaman yang memiliki karakteriatik dan watak
seperti ajarannya yang terbuka (inklusif), dapat menampung dan menerima ajaran agama
terdahulu yang masih sesuai dengan ajaran islam(akomodatif), bersifat efaliter, reformatif dan
lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam itu sendiri yang memposisikan semua ajaran
sebgai rahmat bagi seluruh alam.
Namun, nyatanya di zaman sekarang, peran agama Islam dalam mendewasakan negara ini
seakan terlupakan oleh waktu. Sehingga, mayoritas umat muslim Indonesia tak pernah merasa
bangga akan agamanya yang mereka tak pernah tahu bahwa agama mereka telah memberikan
kontribusi yang sangat besar bagi kemerdekaan negara ini.
Oleh karena itu, makalah yang kami susun ini akan membahas sejarah
Islam di Indonesia terdahulu sampai detik-detik proklamasi secara mendalam, yang
berjudul : “Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia”

1. Rumusan Masalah

1. Bagaimana latar belakang berdirinya kerajaan-kerajaan/Kesulthanan Islam


di Indonesia ?
2. Apa saja kemajuan yang dicapai Kesulthanan Islam ?
3. Apa pengaruh Kesulthanan Islam terhadap kehidupan Masyarakat
Indonesia ?
4. Bagaimana perjuangan Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan Belanda,
serta bagaimana meleburnya kesulthanan Islam ke dalam NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia) ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan-Kerajaan/Kesultanan Islam di Indonesia

 Aceh

Menjelang abad ke-13 SM, di pesisir Aceh sudah ada pemukiman Muslim. Persentuhan
antara penduduk pribumi dengan pedagang Muslim dari Arab, Persia, dan India memang
pertama kali terjadi di daerah ini. Oleh karena itu, diperkirakan proses Islamisasi sudah
berlangsung sejak persentuhan itu terjadi.

Kerajaan Islam pertama di Nusantara adalah Kerajaan Perlak yang juga merupakan
kerajaan Islam pertama di Aceh sebagai bukti utama munculnya pengaruh Islam di Aceh.
Disebutkan pada tahun173 H, sebuah kapal layar berlabuh di Banda Perlak membawa
angkatan dakwah di bawah pimpinan nahkoda Khalifah.

Prof. Dr. Slamet Muljana menyatakan bahwa pada akhir abad ke-12, di pantai timur
Sumatra terdapat negara Islam bernama Perlak. Nama itu kemudian dijadikan Peureulak,
didirikan oleh para pedagang asing dari Mesir, Maroko, Persi dan Gujarat, yang menetap di
wilayah itu sejak awal abad ke-12. Pendirinya adalah orang Arab suku Quraisy.

Sebelum berdirinya Kesultanan Perlak, di Negeri Perlak telah berdiri sebuah kerajaan
yang sederhana yang bernama Kerajaam Perlak. Raja yang berkuasa di kerajaan ini diberi
gelar Meurah, kira-kira sama artinya dengan Maharaja. Perkembangan Perlak semakin baik
ketika kerajaan Perlak dipimpin oleh Pangeran Salman, seorang pangeran yang memiliki
darah Kisra Persia. Keturunan dari Pangeran Salman inilah yang kemudian menikah dengan
Muhammad Ja’far Shiddiq dan akhirnya menjadi cikal-bakal dari Kesultanan Perlak.

 Riau1

Sejak abad ke-6 pedagang dari Gujarat India mengembangkan agama Budha di Kuntu. Ini
dibuktikan dimana di Kota Tinggi (Sungai Sontan Kuntu) terdapat kuburan raja darah Putih
(Gagak Jao) dengan batu nisan bertuliskan huruf Kawi yang belum bisa diartikan oleh
penduduk setempat, pada masa inilah Permaisuri Raja Putri Lindung Bulan menyebut daerah
ini dengan sebutan “Kuntu Turoba” yang berarti aku dari tanah tempatku berpijak.

1
Pada tahun 670-730 M, terdapat dua kerajaan besar yaitu Cina di timur (beragama budha
Mahayana) dan Khalifah Muawiyah di barat (beragama islam) masing-masing hendak
memonopoli perdagangan, menanamkan pengaruh ekonomi dan agama. Namun politik
Muawiyah lebih berhasil dibanding Cina sehingga abad ke-8 agama islam (syi’ah) masuk dan
berkembang di Kuntu.

Dakwah pengembangan islam terhenti selama 4 abad disebabkan Cina merasa terganggu
kepentingan ekonomi dan pengembangan agamanya, maka Cina mengutus dua orang sarjana
agama Budha yaitu: Wajaro Bodhi dan Amogha Bajra. Sejak saat itu, pedagang dari Arab dan
Persi tidak datang lagi ke Kuntu Timur. Pada masa inilah apa yang diistilahkan “Apik Tupai,
Panggang Kaluang” dimana pada saat itu penduduk kehilangan pedoman/tuntunan agama.

Pada permulaan abad ke-7 sesudah Rajendra Cola dari India Selatan berhasil
melumpuhkan Sriwijaya, maka raja Palembang bernama Aria Darma mengirim surat ke
Muawiyah meminta dikirimkan Ulama/mubaligh. Menindak lanjuti permohonan raja
Palembang tersebut, maka Khalifah Muawiyah mengutus Syekh Burhanuddin. Yang akhirnya
sampai ke Kuntu untuk mengembangkan Islam Mazhaf syafi’i kurang lebih selama 20 tahun.

 Jawa

Proses Islamisasi sudah berlangsung di Jawa sejak abad ke-11 M, meskipun belum
meluas. Hal ini terbukti dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik
yang berangka tahun 475 H (1082 M).

Kerajaan Islam pertama di Jawa ialah kerajaan Demak. Kerajaan Islam Demak didirikan
oleh Sultan Fatah pada tahun 1482 M setelah runtuhnya Kerajaan Syiwo-Buddho Mojopahit
di tangan Girindro Wardhono pada tahun 1478 M. Ia merupakan anak dari istri Prabu
Brawijaya V, seorang muslimah keturunan Cina yang dihadiahkan kepada Ario Damar
sebagai adipati Palembang. Raden Fatah tumbuh dan dibesarkan di Palembang. Penyebab
awal berdirinya kerajaan Demak yakni ketika raja Majapahit Prabu Brawijaya mewariskan
Demak kepada anaknya Raden Patah hingga berdirinya Kesultanan Demak dan adanya
sembilan wali atau walisongo.

Berdirinya kerajaan Demak dan tersebarnya Islam di tanah Jawa diprakarsai oleh para
Walisongo di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta. Walisongo bersepakat mengangkat
Raden Fatah sebagai raja pertama Kerajaan Demak dengan gelar Senopati Jinbun
Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panataagama.

Sebelumnya, Demak yang merupakan warisan raja Majapahit masih bernama Bintoro.
Kemudian, daerah ini lambat laun menjadi pusat perkembangan agama Islam yang
diselenggarakan oleh para wali.
B. Berbagai kemajuan yang dicapai kesulthanan Islam di Indonesia
1. Daerah Sumatera
a. Kerajaan Samudera Pasai2
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
- Kerajaan berbasis ekonomi perdagangan dan pelayaran, maka penghasilan
pajak besar
- Kerajaan makmur, dibuktikan dengan adanya mata uang Dirham yang
bertuliskan nama-nama sultan yang pernah berkuasa di Samudera Pasai
b. Kerajaan Aceh3
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
- Kemajuan di bidang ekonomi dalam bentuk perdagangan, hal ini disebabkan
karena pindahnya para saudagar yang berasal dari Malaka ke Aceh setelah
Malaka dikuasai oleh Portugis.
- Dibangunnya angkatan perang atas bantuan Turki Usmani
- Dikuasainya seluruh pelabuhan di pesisir timur dan barat Sumatera
- Pada abad 16 dan 17 muncul beberapa ahli tasawuf yang terkenal, seperti
Hamzah Fansuri, Syamsuddin as-Samatrani, Nuruddin ar-Raniri, Syeikh
Abdurrauf yang menghasilkan banyak karya dalam bentuk prosa dan puisi,
baik dalam bahasa Melayu ataupun dalam bahasa Arab.
2. Daerah Jawa
a. Kerajaan Demak4
Kemajuan yang dicapai diantaranya:
- Perluasan Islam ke seluruh tanah Jawa, bahkan hingga mencapai Kalimantan
Selatan. Oleh karena itu, Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa
- Penaklukan Sunda Kelapa dibawah pimpinan Fadhilah Khan pada tahun 1527
dibantu oleh kerajaan Demak dan Cirebon
- Ditaklukannya Majapahit dan Tuban pada tahun 1527
- Penundukan Madiun, Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuruan (1541-1542),
Lamongan, Blitar, Wirasaban, Kediri (1544)

4
- Berkat bantuan para pemuka Islam di Jawa Tengah, daerah bagian selatan
sekitar gunung Merapi berhasil dikuasai (masa pemerintahan Sultan
Trenggono)

C. Pengaruh Kesultanan Islam dalam Perkembangan Masyarakat Indonesia 5

Berikut pengaruh Kesultanan Islam daam beberapa bidang:

a. Bidang Politik
Kehadiran Islam di beberapa tempat mendorong terjadinya perubahan pola kekuasaan
dan melahirkan kesatuan-kesatuan politik Islam dalam bentuk kesultanan. Agama Islam
juga membawa berbagai pandangan baru yang revolusioner untuk masa itu. Dalam
kancah politik Islam memiliki doktrin bahwa rasa nasionalisme terhadap tanah air
menjadi ciri mendasar ajaran Islam itu sendiri. Doktrin yang dimiliki Agma Islam
tersebut yang akhirnya mengugah rasa nasionalisme yang kuat terhadap hati mayoritas
masyarakat.muslim di Indonesia. Untuk berjuang memepertahankan bumi pertiwi.
Nasionalisme dibuktikan secara langsung (fisik) maupun dengan cara diplomasi.
Perjuangan melalui jalur diplomatik seperti yang pernah dilakukan para pahlawan seperti
Haji Agus Salim dan Abdoel Moeis sebagai tokoh sentral Sarekat Islam (1915), KH
Ahmad Dahlan (1869-1923 M) yang kemudian mendirikan organisasi beeraliran
modernis Muhammadiyah (1912 M), KH. Hasyim Asy’ari mendirikan organisasi
tradisionalis Nahdatul Ulama (1926 M), dan para pahlawan islam lain yang mencoba
melakukan serangkaian usaha demi memajukan bangsa Indonesia. Sebagian besar dari
tokoh tersebut juga dicatat sebagai tokoh yang pernah mengonsep Piagam Jakarta yang
kemudian dijadikan sebagai dasar pembentukan falsafah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yakni Pancasila.
b. Bidang Pendidikan
Dalam konteks pekembangan pendidikan di Indonesia, umat Islam juga memliki peran
yang signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan upaya yang dilakukan oleh para tokoh
muslim, sebut saja KH. Ahmad Dahlan dan KH. Hasyim Asy’ari dalam merespon
pendidikan yang diterapkan penjajah Belandayang cukup sekuler, tidak berihak pada
rakyat kecil, dan mendikotomikan ilmu pendidikan agama dan ilmu pengetahuan umum,
dengan lembaga pendidikan yang bisa merespon kegiatan masyarakat Indonesia secara
luaas, yakni pendidikan pesanrendan madrasah. Melalui lembaga pendidikan ini
masyarakat Indonesia dapat belajar ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan
umum secara imbang. Melalui lembaga pendidika tersebut sangat diharapkan bangsa
Indonesia dapat melahirkan dan mencetak generasi yang mempunyai kualitas keilmuan
yang memadai serta memiliki akhlak yang luhur sesuai norma yang berlaku.

c. Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi sosial juga Islam telah membuka masyarakat untuk senantiasa
belaku adil dalam makukan transaksi, tida berbuat curang dalam timbangan, harus ada
5
kesepakatan antara penjual dan pembeli sera bagaimana konsep keseimbangan, tidak
boros dan tidak berlebihan seperti yang dianjurkan dalam al-Qur’an juga mampu
menciptakan suasana kehidupan yang damai dan sejahtera.

D. Kesulthanan Islam pada zaman Penjajahan Belanda, serta meleburnya kesulthanan Islam ke dalam
NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)

 Kesultanan Islam pada zaman belanda

Umat Islam Indonesia hidup dalam aneka ragam situasi dan kondisi dari sejak agama Islam
masuk ke Indonesia. Tahun 1956 adalah awal kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia. Pada saat
Belanda memasuki Indonesia (1596 ) sudah mulai terasa kesulitan menghadapi masyarakat islam
tersebut mereka hadapi saat sedang berusaha menancapkan kekuasaannya di Indonesia. Kolonial
belanda selalu menghadapi perlawanan gencar dari masyarakat yang menganut agama Islam seperti
pertempuran di Banten , Hasanudin di Uung Pandang , perang Diponogoro , perang Padri , perang
Aceh dan sebagainya.Untuk melemahkan kepribadian orang – orang Islam di Indonesia , belanda
sengaja mengembangkan pendidikan–pendidikan ala barat yang di anggap dapat lebih membimbing
masyarakat ke taraf hidup yang lebih baik , yang dijadikan kedok oleh kolonial Belanda untuk
melancarkan politik penjajahannya. Di tiap – tiap lembaga pendidikan disebarkan perbedaan-
perbedaan itu yang intinya , orang Belanda itu rasional dan orang –orang Timur itu emosional , dan
perbedaan dalam proses pengembangan Islam di kerajaan–kerajaan . Mulai tahun 1602 Belanda
secara perlahan-lahan menjadi penguasa wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan
perpecahan di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit. Satu-satunya yang
tidak terpengaruh adalah Timor Portugis, yang tetap dikuasai Portugal hingga 1975 ketika berintegrasi
menjadi provinsi Indonesia bernama Timor Timur

Belanda datang ke Indonesia pada akhir abad ke XVI. Pada masa abad XVI ini telah menjadi
saksi munculnya kerajaan-kerajaan baru di medan sejarah, terutama di Jawa. Sebagian besar kerajaan-
kerajaan itu lazimdisebut kerajaan Islam, sedangkan beberapa daerah di pedalaman maih bersifat
Hindu. Perkembangan kerajaan Islam di Maluku, Sulawesi Selatan, dan di daerah lain mulai juga
tampak pada abad XVI. Sementara itu masih terdapat kerajaan-kerajaan yang terus eksis dengan
memakai sistem tradisional pra Islam , seperti kerajaan Mataram di Jawa.

Pada periode tersebut, proses pergantian masa telah berjalan selama satu abad lebih di
wilayah Malaka dan kira- kira setengah abad di Jawa.. Kerajaan- kerajaan Islam umumnya berdiri
setelah kerajaan lama yang bercorak Budha atau Hindu mengalami kemunduran.Wilayah kerajaan itu
pada Umumnya terbatas: Samudra Pasai, Aceh, Malaka, dan beberapa kerajaan. Namun, dalam abad
XVI berlangsunglah proses konsentrasi kekuasaan dengan perjuangan kekuasaan, seperti perebutan
hegemoni kekuasaan yang semakin kompleks dengan terlibatnya Portugis.

Kesultanan Aceh menguasai pesisir barat Sumatra hingga Bengkulu. Pasai direbut dari tangan
Portugis oleh penguasa besar pertama Aceh , Ali Mughayat Syah , pada 930 H / 1524 M. Daerah
tersebut merupakan pemberian Sultan Minangkabau. 6Daerah kesultanan dibagi menjadi daerah-daerah
kecil yang disebut mukim, yang berjumlah 190 mukim.Menjelang pada abad ke 18 kesultanan Aceh
6
mulai kacau balau, dan tanpa kepemimpinan . Maka pada abad XIX Aceh jatuh ke tangan pemerintah
Hindia Belanda.

BAB III
PENUTUP

Agama Islam masuk ke Indonesia mayoritas dibawa oleh para pedagang


Muslim dari Arab, India, Cina, dan Persia. Kedatangan mereka secara damai dan
penuh dengan ramah tamah menjadikan rakyat Nusantara pada masa itu tertarik pada
orang-orang Muslim terlebih agama yang mereka anut. Begitu banyak pula para
penguasa maupun raja-raja yang tertarik dengan budi akhlak mereka sehingga
pernikahan dengan putri raja pun terjadi. Hal inilah yang menjadi faktor utama
berdirinya Kerajaan/Kesulthanan di Indonesia dan Berjaya hingga zaman imperialism
barat berkuasa.

Pada masa penjajahan pun umat Muslim tidak hanya diam. Kerajaan-kerajaan
Islam di Nusantara menyatukan kekuatan bersama-sama berperang mengusir
penjajah. Bahkan, sampai detik-detik proklamasi pun umat Muslim memegang
kontribusi yang besar. Oleh karena itu, lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia
tak pernah lepas dari bantuan tangan umat Muslim di Nusantara.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Rachmad. 2005. Kerajaan Islam Demak : Api Revolusi Islam di Tanah
Jawa (1518-1549). Sukoharjo: Al-Wafi.
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpntanjungpinang/2014/06/08/kuntudarussalam-
kerajaan-islam-pertama-di-riau/.
https://www.scribd.com/doc/314872165/STUDIS-Makalah-Kel-10-Kerajaan-
kerajaan-Islam-di-Indonesia-docx
https://stisnutangerang.ac.id/wp-content/uploads/2018/02/contoh-makalah-TPKI.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/18376/6/8.%20NIM.%203103321001%20CHAPTER%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai