Anda di halaman 1dari 18

NILAI-NILAI ISLAM DALAM TRADISI PETIK LAUT DI DESA

PUGER KULON, KECAMATAN PUGER, KABUPATEN JEMBER

Proposal Tesis

Diajukan untuk memperoleh gelar Magister Studi Islam (M.Si)

Nama : Siti Muflihatul Kamilah


NIM. T20191360

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI ISLAM
JULI 2023
1

A. Judul Penelitian
NILAI-NILAI ISLAM DALAM TRADISI PETIK LAUT DI DESA PUGER
KULON, KECAMATAN PUGER, KABUPATEN JEMBER
B. Konteks Penelitian
Indonesia, sebuah negara demokrasi yang memiliki semboyan "Bhineka
Tunggal Ika" nan bermakna "Berbeda-beda tetapi tetap satu juga". Semboyan tersebut
tercipta atas dasar keberagaman suku, budaya, adat, tradisi dan agama masyarakat
namun segala keberagaman tersebut tak menghalangi masyarakat untuk saling
membantu satu sama lain serta ikut bergotong royong membangun tanah air tercinta
kita ini. Perbedaan hanyalah sebuah kata bagi masyarakat Indonesia, sikap toleransi
yang tertanam dalam sanubari sangat kuat membuat masyarakat tetap bersatu untuk
membangun bangsa ini meski berbeda keyakinan, adat, tradisi, suku bahkan komunitas
daerah tempat tinggal.
Pada komunitas pesisir, ada satu hal yang menarik adalah ketika di suatu
wilayah terdapat dua kekuatan hampir seimbang, Islam murni dan Islam lokal, maka
terjadilah tarikan ke arah yang lebih Islami terutama yang menyangkut istilah-istilah,
seperti slametan yang bernuansa bukan kesedihan berubah menjadi tasyakuran,
misalnya slametan kelahiran, pindah rumah, mendapatkan kenikmatan lainnya, maka
ungkapan yang digunakan bukan lagi slametan tetapi syukuran. Upacara memperingati
kematian atau dulu disebut manganan kuburan sekarang diubah dengan ungkapan
khaul. Nyadran di Sumur sekarang berubah menjadi sedekah bumi. Upacara petik laut
atau babakan di pantai disebut sedekah laut. Upacara babakan untuk menandai
datangnya masa panen bagi para nelayan. Dari sisi substansi juga terdapat perubahan.
Jika pada masa lalu upacara nyadran di sumur selalu diikuti dengan acara tayuban, maka
sekarang dilakukan kegiatan yasinan, tahlilan dan pengajian. Sama halnya dengan
upacara sedekah laut, jika dahulu hanya ada acara tayuban, maka sekarang ada kegiatan
yasinan, tahlilan dan pengajian. Secara simbolik hal ini menggambarkan bahwa ada
pergerakan budaya yang terus berlangsung dan semakin mendekati ke arah tradisi
Islam.1
Tradisi bukanlah hal yang tabu di telinga masyarakat, setiap daerah pasti
memiliki tradisi yang berbeda hingga menjadi ciri khas tersendiri bagi daerah tersebut.

1
M.Suryadana Liga,Sosiologi Pariwisata; Kajian Kepariwisataan dalam paradigma Integratif-Transformatif
Menuju Wisata Spiritual, (Bandung: Humaniora, 2013),156-157
2

Tradisi ini berasal dari nenek moyang pendahulu di daerah tersebut kemudian
dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat hingga dipercaya jika tradisi
tersebut tidak dilaksanakan maka akan mendatangkan musibah bagi masyarakat di
daerah tersebut. Salah satu tradisi masyarakat yang dilaksanakan di desa Puger Kulon
yaitu tradisi petik laut.
Tradisi petik laut adalah sebuah tradisi masyarakat daerah pesisir pantai atau
daerah mayoritas bermata pencaharian di laut yang dilaksanakan setahun sekali
tepatnya pada bulan suro dalam kalender Jawa. Tradisi ini berasal dari nenek moyang
terdahulu yang memiliki keyakinan bahwa apapun yang menguntungkan bagi
kehidupan mereka itu patut disembah. Namun pada zaman sekarang, masyarakat
menganggap tradisi ini untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala
nikmat rezeki yang diperoleh dari hasil bekerja di laut.
Dahulu tradisi petik laut di Desa Puger Kulon ini dihadiahkan untuk Kanjeng
Ratu Nyai Roro Kidul yang dianggap sebagai penguasa pantai selatan. Pelaksanaan
tradisi petik laut dahulu juga terpaut dengan keyakinan nenek moyang terdahulu yang
percaya akan adanya makhluk halus. Namun setelah agama Islam hadir di Desa Puger
Kulon, para pendakwah memasukkan nafas Islami sedikit demi sedikit dalam adat
istiadat dan tradisi masyarakat agar masyarakat semakin mengenal Islam yang
Rahmatan Lil 'Alamin.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi petik laut adalah tradisi
nenek moyang dengan keyakinan terdahulu kemudian diberikan nafas Islami setelah
agama Islam hadir. Nafas Islami di sini bermakna nilai-nilai Islam yang diterapkan
dalam tradisi tersebut agar tidak merusak tradisi yang telah ada dan dakwah Islam tetap
berjalan karena agama Islam itu indah.
Oleh karena itu, untuk mengetahui nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut
dalam penelitian ini akan dikaji secara mendalam terkait dengan penerapan yang ada
pada lokasi penelitian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam
dengan tema penulisan "Nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa Puger
Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember"
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian Konteks Penelitian tersebut, Fokus Penelitian dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana tata cara pelaksanaan tradisi petik laut di Desa Puger Kulon?
2. Bagaimana nilai-nilai Islam dalam tradisi petik laut di Desa Puger Kulon?
3

D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa
Puger Kulon.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa
Puger Kulon.
b. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan Tradisi Petik Laut di Desa
Puger Kulon
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Peneliti berharap agar kajian ini bermanfaat untuk umat Islam, agar tidak
selalu terpaku pada tradisi lama dan dapat memasukkan nilai-nilai Islam pada
setiap tradisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai bahan informasi dan latihan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan agama Islam sehingga dapat memperluas wawasan
keilmuan.
b. Bagi Civitas Akademika
Kajian ini juga diharapkan agar dapat dijadikan acuan atau
pedoman oleh civitas akademika sebagai penerapan nilai-nilai Islam
sehingga mampu menyelesaikan problematika kehidupan umat Islam
dan dapat berpikir kritis serta ikut berperan.
c. Bagi Kepala Desa
Dapat memberikan acuan kepada kepala desa tentang
pentingnya memasukkan nafas islami atau menerapkan nilai-nilai islam
pada tradisi masyarakat yang mayoritas muslim sehingga tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
F. Definisi Istilah
1. Nilai-nilai Islam
Nilai-nilai Islam adalah sebuah nilai-nilai agama yang harus diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari bagi umat muslim. Nilai-nilai Islam ini terdiri dari
tiga nilai yakni nilai keimanan, nilai ibadah dan nilai akhlak. Nilai keimanan ini
4

bermakna keyakinan pada hati, ucapan pada lisan dan pembuktian pada
perbuatan. Sedang Nilai ibadah ini bermakna mentaati perintah Allah seperti
sholat dan menjauhi larangan-Nya seperti mencuri. Terakhir nilai akhlak ini
bermakna perilaku seseorang yang mana dalam Islam dijelaskan bahwa teladan
yang baik (Uswatun Khasanah) adalah Nabi Muhammad saw.
2. Tradisi Petik Laut
Tradisi petik laut adalah sebuah tradisi masyarakat daerah pesisir pantai
atau daerah mayoritas bermata pencaharian di laut yang dilaksanakan setahun
sekali tepatnya pada bulan suro atau bulan Muharram dalam kalender Hijriyah.
Tradisi ini berasal dari nenek moyang pendahulu di daerah tersebut kemudian
dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat hingga dipercaya jika
tradisi tersebut tidak dilaksanakan maka akan mendatangkan musibah bagi
masyarakat di daerah tersebut. Pelaksanaan tradisi petik laut ini diawali dengan
tahlilan, yasinan, pertunjukan wayang, pawai keliling desa dan pelepasan larung
sesaji.
G. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini
sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti yakni
sebagai berikut :
a. Zarawanda Asfarina. 2018. Religiusitas Masyarakat Pesisir Perspektif
Antropologi Analisis Tradisi Petik Laut di Desa Aeng Panas, Kec. Pragaan,
Kab. Sumenep Madura. Tesis, Pascasarjana UIN Maulana Maliki Ibrahim
Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi-kualitatif-etnographi
Penelitian ini berupa studi lapangan, instrumen kunci adalah peneliti sendiri.
Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara mereduksi data, memaparkan
data dan menarik kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan
cara keikutsertaan peneliti, teknik triangulasi, diskusi sejawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Religiusitas masyarakat pesisir
Desa Aeng Panas pada tradisi petik laut, mereka menganggap tradisi ini
merupakan warisan dari para nenek moyang yang perlu dilestarikan dan dalam
prakteknya terdapat nilai keislaman di dalamnya salah satunya yaitu khotmil
5

qur'an, Istighosah, Tahlil dan yang lainnya. Dilaksanakan tradisi petik laut ini,
merupakan salah satu bentuk ritual yang intinya adalah sebagai rasa syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki dan keselamatan bagi para
nelayan. Adapun perubahan yang terjadi pada masyarakat pesisir yaitu; a)
Religius masyarakat pesisir yang dulunya mempercayai adanya roh (animisme)
namun, setelah Islam datang kepercayaan mereka berubah dengan mempercayai
yang ghaib (Allah SWT), b) Awam, c) Organisasi, d) interaksi sosial, e)
Pelaksanaan tradisi petik laut.2
1) Persamaan penelitian :
a) Pendekatan deskriptif kualitatif
b) Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi
c) Variabel Tradisi Petik Laut
2) Perbedaan penelitian :
a) Penelitian ini tentang Religiusitas masyarakat pesisir Perspektif
Antropologi Analisis Tradisi Petik Laut sedangkan peneliti
tentang nilai-nilai Islam dalam tradisi petik laut
b) Lokasi penelitian di desa Aeng Panas sedangkan lokasi peneliti
di desa Puger Kulon
b. Alimni Asiyah. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa di
Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma. Jurnal. IAIN Bengkulu.
Adapun nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi bersih desa di
Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:
1) Aqidah berupa keyakinan warga desa Purbosari bahwasannya Allah SWT lah
yang memberikan segala sesuatu dan hanya kepada Allah SWT lah masyarakat
desa Purbosari meminta segala sesuatunya. Juga dengan adanya Islam maka
dalam pelaksanaan bersih desa menghilangkan nilai-nilai kesyirikan dan
kemudian diganti dengan nilai-nilai baik yang Allah Ridhoi.
2) Ibadah adalah pengabdian ritual sebagaimana diperintahkan dan diatur
didalam Al-Qur‟an dan Sunnah. Tradisi bersih desa di Purbosari mengandung
nilai Ibadah yang dilaksanakan atas dasar rasa syukur warga desa Purbosari

2
Zarawanda Asfarina, "Religiusitas Masyarakat Pesisir Perspektif Antropologi Analisis Tradisi Petik Laut di
Desa Aeng Panas, Kec. Pragaan, Kab. Sumenep Madura". (Tesis, Pascasarjana UIN Maulana Maliki Ibrahim
Malang,2018)
6

dengan bermunajat kepada Allah melalui do‟a bersama, Istigosah, berdzikir,


bersholawat dan melantunkan asma Allah. Dengan demikian, ibadah yang
dilakukan warga desa Purbosari dalam tradisi bersih desa dapat dikatakan
sebagai alat yang digunakan oleh warga desa Purbosari untuk memperbaiki
akhlak dan mendekatkan diri kepada Allah swt.
3) Akhlak, dengan adanya Tradisi Bersih Desa di Purbosari, maka tradisi ini
mampu membentuk warga desa purbosari menjadi warga yang gemar
membantu dengan bersodaqoh dan bertanggung jawab serta menjadi warga
yang mendahulukan kepentingan bersama.
4) Kemasyarakatan, Tradisi bersih desa merupakan tradisi yang menjunjung
tinggi persatuan dan kesatuan, maka tak heran di setiap prosesi bersih desa
selalu dilakukan secara bersama-sama baik berawal dari musyawarah, gotong
royong dan kerja sama dalam melaksanakan, menjaga dan melestarikan tradisi
tersebut yang kemudian oleh pemerintah desa Purbosari dijadikan ikon Desa
Purbosari yang akan dijaga terus kelestariannya.3
1) Persamaan penelitian :
a) Pendekatan deskriptif kualitatif
b) Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi
c) Membahas tentang tradisi desa
2) Perbedaan penelitian :
a) Penelitian ini tentang Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam
Tradisi Bersih Desa sedangkan peneliti tentang nilai-nilai Islam
dalam tradisi petik laut
b) Lokasi penelitian di desa Purbosari sedangkan lokasi peneliti di
desa Puger Kulon
c. Reval Meyhendra Harbangkara. 2020. Ekspresi Keberagamaan Para Pelaku
Tradisi Sedekah Laut Di Pantai Teluk Penyu Kecamatan Cilacap Selatan
Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Skripsi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kondisi objektif masyarakat
sekitar dilihat dari sejarah masyarakat menempati tempat tinggal di pantai teluk

3
Alimni Asiyah, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari Kecamatan Seluma Barat
Kabupaten Seluma, Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Vol. 4, No. 2 (2019), 142-143.
7

penyu. Kemudian kondisi demograsi masyarakat sekitar mayoritas bekerja


sebagai nelayan, namun ada juga yang bekerja di instansi pemerintahan dan di
industri-industri yang ada di Cilacap. Sosial keagamaan masyarakat sekitar
sangat kental dengan budaya gotong royong dan menghargai kearifan lokal.
Tahap prosesi sedekah laut diawali dari persiapan, lalu kemudian melarungkan
sesaji di tengah laut. Adapun korelasi teologi dengan tradisi sedekah laut
menggunakan pandangan dari teori Joachim Wach yaitu ekspresi dalam bentuk
pemikiran, perilaku dan persekutuan. Sikap keberagamaan masyarakat sekitar
ketika melaksanakan tradisi tersebut pada perilaku dapat memunculkan suatu
ketaatan terhadap agama mereka dan menganggap tradisi tersebut perlu
dilestarikan dan dijaga. Karakteristik yang mempengaruhi sikap keberagamaan
dimulai dari masa anak-anak, remaja, dan dewasa yang semuanya memiliki
perbedaan dalam memunculkan sikap beragama. Ekspresi keberagamaan
masyarakat sekitar ketika melaksanakan tradisi tersebut dilihat dari tiga bentuk
ekspresi, yaitu dalam bentuk pemikiran mereka mendapat dogma-dogma dari
nenek moyang mereka bahwa melaksanakan tradisi tersebut dapat memberikan
keselamatan dan melimpahnya hasil tangkapan. Dalam bentuk perbuatan
mereka mempraktekkan tradisi tersebut setiap tahunnya. Dan dalam bentuk
persekutuan yaitu mereka memiliki wadah kelompok nelayan sebagai tempat
untuk merealisasikan ekspresi dalam bentuk pemikiran dan perilaku.4
1) Persamaan penelitian :
a) Pendekatan deskriptif kualitatif
b) Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi
c) Variabel Tradisi Sedekah Laut atau Petik Laut
2) Perbedaan Penelitian :
a) Penelitian ini tentang Ekspresi Keberagamaan Para Pelaku
Tradisi Sedekah Laut sedangkan peneliti tentang nilai-nilai
Islam dalam tradisi petik laut
b) Lokasi penelitian ini di Pantai Teluk Penyu sedangkan lokasi
peneliti di desa Puger Kulon

4
Reval Meyhendra Harbangkara, "Ekspresi Keberagamaan Para Pelaku Tradisi Sedekah Laut Di Pantai Teluk
Penyu Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah", (Skripsi: UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2020)
8

2. Kajian Teori
a. Nilai-nilai Islam
Nilai-nilai agama Islam pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip
hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan
kehidupannya, yang satu prinsip dengan lainnya saling terkait membentuk satu
kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan. Pada dasarnya Islam merupakan satu
sistem, satu paket, paket nilai yang saling terkait satu sama lain, membentuk apa
yang disebut sebagai teori-teori Islam baku. Dalam Islam segala hal telah diatur,
bagaimana cara kita bersikap dan menjalankan kehidupan di dunia, yang
masing-masing memiliki keterikatan satu sama lain. Terdapat beberapa dasar
atau aspek nilai-nilai pendidikan agama yang dapat ditanamkan pada anak usia
dini menurut pandangan Islam. Nilai-Nilai ini adalah sebagai berikut :5
a. Nilai Keimanan
Iman secara umum dapat dipahami sebagai suatu keyakinan yang
dibenarkan di dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal
perbuatan yang didasari niat yang tulus dan ikhlas dan selalu mengikuti
petunjuk Allah SWT serta sunah nabi Muhammad SAW.6
b. Nilai Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara' (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Di antaranya yaitu:
a) Ibadah adalah taat kepada Allah SWT.
b) Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah SWT.
c) Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan di ridhoi
Allah SWT.
Ibadah dalam Islam secara garis besar terbagi ke dalam dua jenis, yaitu
ibadah mahdah (ibadah khusus) dan ibadah ghoiru mahdah (ibadah umum).
Ibadah mahdah meliputi sholat, puasa, zakat, haji. Sedangkan ibadah ghoiru
mahdah meliputi shodaqoh, membaca Al-Qur'an dan lain sebagainya.7
c. Nilai Akhlak

5
Nur Hudah, "Penanaman Nilai-nilai Islam Dalam Membentuk Akhlak Mulia Melalui Kegiatan Mendongeng di
TK Terpadu Nurul Amal Buyuk Bringkang Menganti Gresik", Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam,
Vol. 12, No. 2, (Juli 2019), 5-6.
6
Nur Hudah, "Penanaman Nilai-nilai Islam", 5-6
7
Nur Hudah, "Penanaman Nilai-nilai Islam", 5-6
9

Dalam pengertian sehari-hari akhlak umumnya disamakan artinya


dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan-santun dalam bahasa Indonesia, dan
tidak berbeda pula dengan arti kata moral, atau ethic dalam bahasa Inggris.
Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji (al akhlaq al-
mahmudah) serta menjauhkan segala akhlak tercela (al-akhlaq al-mazmumah).
Akhlak bersumber pada Al-Qur’an, yang tidak lain adalah wahyu Allah yang
tidak diragukan kebenarannya, dengan Nabi Muhammad SAW sebagai figur
dari akhlak Al-Quran dan menjadi suri tauladan umat. Akhlak berfungsi untuk:
(1) mewujudkan kesejahteraan masyarakat, (2) mengungkapkan masalah
dengan objektif, (3) meningkatkan motivasi untuk menggali ilmu.8
b. Tradisi Petik Laut
Tradisi Petik Laut adalah warisan leluhur yang disebut sebagai sedekah
masyarakat terhadap laut yang selama satu tahun menjadi tempat mereka
mengais rezeki juga sebagai rasa syukur atas limpahan hasil laut para nelayan
selama setahun. Setiap tahun para nelayan setempat melaksanakan acara adat
Petik Laut. Sama dengan perayaan tradisi petik laut lainnya, mereka
menghanyutkan larung sesaji ke tengah laut menggunakan perahu. Sesaji yang
dilarung nelayan diangkut dengan menggunakan perahu mini. Sesaji tersebut
berupa kepala sapi serta sejumlah hasil bumi dan laut.9
Upacara petik laut atau babakan di pantai disebut sedekah laut. Upacara
babakan untuk menandai datangnya masa panen bagi para nelayan. Dari sisi
substansi juga terdapat perubahan. Jika dahulu hanya ada acara tayuban, maka
sekarang ada kegiatan yasinan, tahlilan dan pengajian. Secara simbolik hal ini
menggambarkan bahwa ada pergerakan budaya yang terus berlangsung dan
semakin mendekati ke arah tradisi Islam.10
G. METODE PENELITIAN
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian merupakan cara yang sistematis untuk mengumpulkan data
dan mempresentasikan hasilnya. Metode penelitian merupakan proses kegiatan

8
Nur Hudah, "Penanaman Nilai-nilai Islam", 5-6
9
https://banyuwangikab.go.id/berita/tradisi-bulan-suro-nelayan-lampon-banyuwangi-gelar-petik-laut#
10
M.Suryadana Liga,Sosiologi Pariwisata,156-157
10

dalam bentuk pengumpulan data, analisis, memberikan interpretasi yang terkait


dengan tujuan penelitian.11
Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya terhadap objek penelitian pada
suatu masa tertentu. Penelitian deskriptif (Descriptive Research) sering juga
disebut dengan penelitian taksonomik (tacsonomic research). Dikatakan
demikian karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi atau
mengklarifikasi suatu gejala, fenomena atau kenyataan sosial yang ada.
Penelitian deskriptif berusaha untuk mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti.12
Sesuai dengan metode dan jenis penelitian yang peneliti ambil yaitu
penelitian kualitatif deskriptif, maka penelitian yang dilakukan berusaha untuk
mendeskripsikan tentang “Nilai-nilai Islam Dalam Tradisi Petik Laut di
Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember”. Serta peneliti
merasa menggunakan pilihan yang tepat untuk menggali data di Desa Puger
Kulon, Kecamatan Puger.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi serta obyek penelitian ini adalah di Balai Desa Puger Kulon,
Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Alasan memilih
lokasi ini dikarenakan tradisi petik laut telah dilaksanakan bertahun-tahun
lamanya juga karena adanya penyatuan antara tradisi dan nilai-nilai Islam.
3. Sumber Data
Sumber data yaitu sumber di mana data itu diperoleh, maka untuk
mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan ini data yang diambil
meliputi data primer dan data sekunder.13 data primer yang diperoleh peneliti
melalui wawancara dengan beberapa informan sebagai berikut :
a. Kepala Desa (Bapak Nur Hasan)
b. Sekretaris Desa (Bapak Saiful)
c. Sesepuh Desa Puger Kulon
d. Ulama Puger Kulon (Habib Isa Mahdi Al Habsyi)

11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 2.
12
Samsu, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development (Jambi:
Pustaka, 2017), 65
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia Suatu pendekatan Praktek, Cet. 14, (Jakarat: Rineka Cipta, 2010), 21.
11

e. Masyarakat Desa Puger Kulon


Data sekunder merupakan sumber data yang tidak dibatasi ruang dan
waktu. Artinya jenis informasi atau data sudah tersedia, sehingga peneliti
tinggal mengambil, mengumpulkan dan mengelompokkan data, walaupun
peneliti tidak mempunyai kontrol terhadap data yang telah diperoleh oleh orang
lain.14 Dalam penelitian ini penulis mengambil data sekunder dari Buku,
Ensiklopedi, Kamus, makalah, Jurnal, Skripsi, Tesis dan Website.
4. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi demikian bisa dihubungkan dengan upaya
merumuskan masalah, membandingkan masalah (yang dinamakan
dengan kenyataan di lapangan). Pemahaman secara detail permasalahan
(guna menemukan pertanyaan) yang akan dituangkan dalam lembar
observasi atau untuk menemukan strategi pengambilan data.15
Melalui observasi ini yang diperoleh adalah data utama untuk
mengetahui :
1) Tata cara pelaksanaan tradisi petik laut di Desa Puger Kulon
2) Nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa Puger Kulon
b. Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Metode
ini dipergunakan untuk memperoleh data melalui wawancara langsung
secara terpimpin antara penulis dengan orang yang memberi informasi
dengan daftar wawancara.16
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur yaitu wawancara yang pelaksanaannya
lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan
dari wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara dimintai pendapat
dan ide-idenya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu

14
James A. Black, Metode Dan Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2001), 348.
15
Nursapla Harahap, Penelitian Kualitatif (Sumatera Utara: Wal Ashri Publishing, 2020), 57.
16
Samsu, Metode Penelitian, 96
12

mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang disampaikan oleh


informan.17
Adapun alat yang dibutuhkan selama proses wawancara adalah
sebagai berikut:
1) Handphone, untuk merekam suara percakapan dan memotret
peneliti ketika melakukan percakapan dengan informan.
2) Buku Catatan, untuk mencatat semua percakapan dengan
informan.
Adapun data yang akan diperoleh dengan menggunakan teknik
wawancara ini adalah:
1) Tata cara pelaksanaan tradisi petik laut di Desa Puger Kulon
2) Nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa Puger Kulon
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel-variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lainnya. Metode
dokumentasi ini merupakan sumber non manusia yang cukup
bermanfaat karena telah tersedia sehingga akan relatif murah
pengeluaran biaya untuk memperolehnya. Dokumentasi juga
merupakan sumber yang stabil dan akurat sebagai cerminan situasi atau
kondisi yang sebenarnya. Serta dapat dianalisis secara berulang-ulang
tanpa mengalami perubahan.18
Berikut data yang ingin diperoleh teknik dokumentasi :
1) Profil Desa Puger Kulon
2) Visi dan Misi Desa Puger Kulon
3) Letak Geografis Desa Puger Kulon
4) Tata tertib Desa Puger Kulon
5) Struktur Kepengurusan Desa Puger Kulon
6) Data Penduduk Desa Puger Kulon
7) Sejarah Tradisi Petik Laut
8) Tata cara pelaksanaan Tradisi Petik Laut di Desa Puger Kulon

17
Sugiyono, Metode Penelitian, 306
18
Samsu, Metode Penelitian, 99
13

9) Nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa Puger Kulon


5. Analisis Data
Analisis Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang
lain.19
Komponen dalam analisis data Mathew B Miles, A. Michael Huberman, Johnny
Saldana yakni :
a. Kondensasi Data (Data Condensation)
Kondensasi Data mengacu pada proses memilih, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabtraksi, dan mengubah data yang muncul dalam
korpus penuh (tubuh) catatan lapangan tertulis, wawancara transkrip, dokumen,
dan bahan empiris lainnya. Dengan memadatkan kami membuat data lebih
kuat.20
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondensasi, proses
analisis data dalam penelitian kualitatif tentu akan lebih mengakomodir data
secara menyeluruh tanpa harus mengurangi temuan lapangan yang diperoleh
selama penelitian (proses penjaringan data) berlangsung.21
b. Penyajian Data (Data Display)
Secara umum, tampilan adalah terorganisir, kumpulan informasi
terkompresi yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan. Dalam
kehidupan sehari-hari, tampilan bervariasi dari pengukur bensin hingga koran
hingga pembaruan status Facebook. Melihat tampilan membantu kita
memahami apa yang terjadi dan melakukan sesuatu baik menganalisis lebih
lanjut atau mengambil tindakan berdasarkan pemahaman tersebut yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.22

19
Sugiyono, Metode Penelitian, 320
20
Matthew B. Miles, Qualitative Data Analysis et.al. (United States of America: Sage, 2014), 31
21
Paluseri, Kondensasi dalam Analisis Data Penelitian Kualitatif, wordpress, diakses 21 Juli 2023
https://kacamatapustaka.wordpress.com
22
Matthew B. Miles, Qualitative Data Analysis, 31-32
14

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk


uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.
Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa
yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.23
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (drawing and verifying conclusions)
Analisis yang ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari
awal data koleksi, analisis kualitatif menafsirkan apa yang dimaksud dengan
mencatat pola, penjelasan, kausal aliran dan proposisi. Peneliti yang kompeten
memegang kesimpulan ini dengan enteng, mempertahankan keterbukaan dan
skeptisisme, tetapi kesimpulannya masih ada, awalnya kabur lalu semakin
eksplisit dan membumi. Kesimpulan “final” mungkin tidak muncul sampai
pengumpulan data selesai tergantung pada ukuran korpus catatan lapangan,
metode pengkodean, penyimpanan dan pengambilan yang digunakan,
kecanggihan peneliti dan tenggat waktu yang diperlukan untuk dipenuhi.24
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap kesimpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.25
6. Keabsahan Data
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada.26 Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi
sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji
fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Sampai
saat ini, konsep denkin ini dipakai oleh para peneliti kualitatif di berbagai bidang.27
Dalam penelitian ini terdapat dua triangulasi yaitu :

23
Sugiyono, Metode Penelitian, 325
24
Matthew B. Miles, Qualitative Data Analysis, 32
25
Sugiyono, Metode Penelitian, 329
26
Sugiyono, Metode Penelitian, 315
27
Mudija Raharjo, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif, UIN Malang, diakses pada 21 Juli 2023
https://uin-malang.ac.id
15

a. Triangulasi Metode
Triangulasi Metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi
atau data dengan cara yang berbeda. Sebagaimana dikenal dalam penelitian
kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan survei.
Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh
mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara
bebas dan wawancara terstruktur. Atau peneliti menggunakan metode
wawancara dan observasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya.
Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk
mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau
pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu,
triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari
subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian,
jika data itu sudah jelas misalnya berupa teks atau naskah transkrip film, novel,
dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian , triangulasi
aspek lainnya tetap dilakukan.28
b. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi Sumber Data adalah menggali informasi tertentu melalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya selain melalui
wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat
(participant observation) dokumentasi tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan
resmi, catatan atau tulisan pribadi, dan gambar atau foto. Tentu masing-masing
cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan
memberikan pandangan (insight) yang berbeda pula mengenai fenomena yang
diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk
memperoleh kebenaran handal.29
Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah Triangulasi
metode dan triangulasi sumber data. Sampai data lengkap kemudian divalidasi
dari berbagai sumber sehingga dapat menjadi dasar untuk penarikan
kesimpulan. Dengan teknik ini diharapkan data yang dikumpulkan memenuhi
konstruk penarikan kesimpulan. Kombinasi triangulasi ini dilakukan bersamaan

28
Mudija Raharjo, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif
29
Mudija Raharjo, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif
16

dengan kegiatan di lapangan, sehingga peneliti bisa melakukan pencatatan data


secara lengkap. Dengan demikian, diharapkan data yang dikumpulkan layak
untuk dimanfaatkan.
7. Tahapan Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah
berkenaan dengan proses pelaksanaan penelitian. Prosedur penelitian yang dilakukan
meliputi tiga tahap yaitu :
a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan antara lain :
1) Menyusun rencana penelitian
2) Menentukan objek penelitian
3) Mengajukan judul kepada jurusan
4) Konsultasi proposal kepada dosen pembimbing
5) Melakukan kajian pustaka yang sesuai dengan judul penelitian
6) Menyusun metode penelitian
7) Menyiapkan bahan perlengkapan penelitian
b. Tahap Pelaksanaan
1) Mengumpulkan data
2) Menganalisis data
3) Konsultasi kepada dosen pembimbing
c. Tahap Penyelesaian
1) Menyusun kerangka laporan hasil penelitian.
2) Konsultasi kepada dosen pembimbing
17

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitia Suatu pendekatan Praktek, Cet. 14, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.

Asfarina, Zarawanda, "Religiusitas Masyarakat Pesisir Perspektif Antropologi Analisis Tradisi


Petik Laut di Desa Aeng Panas, Kec. Pragaan, Kab. Sumenep Madura". Tesis: Pascasarjana
UIN Maulana Maliki Ibrahim Malang,2018.

Asiyah, Alimni, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari
Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma”, Manhaj:Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat. Vol. 4, No.2 (2019) : 142-143.

Black, James A, Metode Dan Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2001), 348.

Harahap, Nursapla, Penelitian Kualitatif ,Sumatera Utara: Wal Ashri Publishing, 2020.

Harbangkara, Reval Meyhendra, "Ekspresi Keberagamaan Para Pelaku Tradisi Sedekah Laut
Di Pantai Teluk Penyu Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah", Skripsi:
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020.

https://banyuwangikab.go.id/berita/tradisi-bulan-suro-nelayan-lampon-banyuwangi-gelar-
petik-laut diakses pada 20 Juli 2023

Hudah, Nur. "Penanaman Nilai-nilai Islam Dalam Membentuk Akhlak Mulia Melalui Kegiatan
Mendongeng di TK Terpadu Nurul Amal Buyuk Bringkang Menganti Gresik", Fikroh: Jurnal
Pemikiran dan Pendidikan Islam, Vol. 12, No. 2, (Juli 2019) : 5-6.

Liga, M.Suryadana. Sosiologi Pariwisata; Kajian Kepariwisataan dalam paradigma


Integratif-Transformatif Menuju Wisata Spiritual, Bandung: Humaniora, 2013.

Miles, Matthew B, Qualitative Data Analysis et.al. United States of America: Sage, 2014.

Raharjo, Mudija, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif, UIN Malang, diakses pada 21 Juli
2023 https://uin-malang.ac.id

Samsu, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research &
Development, Jambi: Pustaka, 2017.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2019.

Paluseri, Kondensasi dalam Analisis Data Penelitian Kualitatif, wordpress, diakses 21 Juli
2023 https://kacamatapustaka.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai