Proposal Tesis
PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER
PROGRAM STUDI MAGISTER STUDI ISLAM
JULI 2023
1
A. Judul Penelitian
NILAI-NILAI ISLAM DALAM TRADISI PETIK LAUT DI DESA PUGER
KULON, KECAMATAN PUGER, KABUPATEN JEMBER
B. Konteks Penelitian
Indonesia, sebuah negara demokrasi yang memiliki semboyan "Bhineka
Tunggal Ika" nan bermakna "Berbeda-beda tetapi tetap satu juga". Semboyan tersebut
tercipta atas dasar keberagaman suku, budaya, adat, tradisi dan agama masyarakat
namun segala keberagaman tersebut tak menghalangi masyarakat untuk saling
membantu satu sama lain serta ikut bergotong royong membangun tanah air tercinta
kita ini. Perbedaan hanyalah sebuah kata bagi masyarakat Indonesia, sikap toleransi
yang tertanam dalam sanubari sangat kuat membuat masyarakat tetap bersatu untuk
membangun bangsa ini meski berbeda keyakinan, adat, tradisi, suku bahkan komunitas
daerah tempat tinggal.
Pada komunitas pesisir, ada satu hal yang menarik adalah ketika di suatu
wilayah terdapat dua kekuatan hampir seimbang, Islam murni dan Islam lokal, maka
terjadilah tarikan ke arah yang lebih Islami terutama yang menyangkut istilah-istilah,
seperti slametan yang bernuansa bukan kesedihan berubah menjadi tasyakuran,
misalnya slametan kelahiran, pindah rumah, mendapatkan kenikmatan lainnya, maka
ungkapan yang digunakan bukan lagi slametan tetapi syukuran. Upacara memperingati
kematian atau dulu disebut manganan kuburan sekarang diubah dengan ungkapan
khaul. Nyadran di Sumur sekarang berubah menjadi sedekah bumi. Upacara petik laut
atau babakan di pantai disebut sedekah laut. Upacara babakan untuk menandai
datangnya masa panen bagi para nelayan. Dari sisi substansi juga terdapat perubahan.
Jika pada masa lalu upacara nyadran di sumur selalu diikuti dengan acara tayuban, maka
sekarang dilakukan kegiatan yasinan, tahlilan dan pengajian. Sama halnya dengan
upacara sedekah laut, jika dahulu hanya ada acara tayuban, maka sekarang ada kegiatan
yasinan, tahlilan dan pengajian. Secara simbolik hal ini menggambarkan bahwa ada
pergerakan budaya yang terus berlangsung dan semakin mendekati ke arah tradisi
Islam.1
Tradisi bukanlah hal yang tabu di telinga masyarakat, setiap daerah pasti
memiliki tradisi yang berbeda hingga menjadi ciri khas tersendiri bagi daerah tersebut.
1
M.Suryadana Liga,Sosiologi Pariwisata; Kajian Kepariwisataan dalam paradigma Integratif-Transformatif
Menuju Wisata Spiritual, (Bandung: Humaniora, 2013),156-157
2
Tradisi ini berasal dari nenek moyang pendahulu di daerah tersebut kemudian
dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat hingga dipercaya jika tradisi
tersebut tidak dilaksanakan maka akan mendatangkan musibah bagi masyarakat di
daerah tersebut. Salah satu tradisi masyarakat yang dilaksanakan di desa Puger Kulon
yaitu tradisi petik laut.
Tradisi petik laut adalah sebuah tradisi masyarakat daerah pesisir pantai atau
daerah mayoritas bermata pencaharian di laut yang dilaksanakan setahun sekali
tepatnya pada bulan suro dalam kalender Jawa. Tradisi ini berasal dari nenek moyang
terdahulu yang memiliki keyakinan bahwa apapun yang menguntungkan bagi
kehidupan mereka itu patut disembah. Namun pada zaman sekarang, masyarakat
menganggap tradisi ini untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah atas segala
nikmat rezeki yang diperoleh dari hasil bekerja di laut.
Dahulu tradisi petik laut di Desa Puger Kulon ini dihadiahkan untuk Kanjeng
Ratu Nyai Roro Kidul yang dianggap sebagai penguasa pantai selatan. Pelaksanaan
tradisi petik laut dahulu juga terpaut dengan keyakinan nenek moyang terdahulu yang
percaya akan adanya makhluk halus. Namun setelah agama Islam hadir di Desa Puger
Kulon, para pendakwah memasukkan nafas Islami sedikit demi sedikit dalam adat
istiadat dan tradisi masyarakat agar masyarakat semakin mengenal Islam yang
Rahmatan Lil 'Alamin.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa tradisi petik laut adalah tradisi
nenek moyang dengan keyakinan terdahulu kemudian diberikan nafas Islami setelah
agama Islam hadir. Nafas Islami di sini bermakna nilai-nilai Islam yang diterapkan
dalam tradisi tersebut agar tidak merusak tradisi yang telah ada dan dakwah Islam tetap
berjalan karena agama Islam itu indah.
Oleh karena itu, untuk mengetahui nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut
dalam penelitian ini akan dikaji secara mendalam terkait dengan penerapan yang ada
pada lokasi penelitian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam
dengan tema penulisan "Nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa Puger
Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember"
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian Konteks Penelitian tersebut, Fokus Penelitian dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana tata cara pelaksanaan tradisi petik laut di Desa Puger Kulon?
2. Bagaimana nilai-nilai Islam dalam tradisi petik laut di Desa Puger Kulon?
3
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa
Puger Kulon.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui nilai-nilai Islam dalam Tradisi Petik Laut di Desa
Puger Kulon.
b. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan Tradisi Petik Laut di Desa
Puger Kulon
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Peneliti berharap agar kajian ini bermanfaat untuk umat Islam, agar tidak
selalu terpaku pada tradisi lama dan dapat memasukkan nilai-nilai Islam pada
setiap tradisi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Sebagai bahan informasi dan latihan untuk mengembangkan
ilmu pengetahuan agama Islam sehingga dapat memperluas wawasan
keilmuan.
b. Bagi Civitas Akademika
Kajian ini juga diharapkan agar dapat dijadikan acuan atau
pedoman oleh civitas akademika sebagai penerapan nilai-nilai Islam
sehingga mampu menyelesaikan problematika kehidupan umat Islam
dan dapat berpikir kritis serta ikut berperan.
c. Bagi Kepala Desa
Dapat memberikan acuan kepada kepala desa tentang
pentingnya memasukkan nafas islami atau menerapkan nilai-nilai islam
pada tradisi masyarakat yang mayoritas muslim sehingga tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
F. Definisi Istilah
1. Nilai-nilai Islam
Nilai-nilai Islam adalah sebuah nilai-nilai agama yang harus diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari bagi umat muslim. Nilai-nilai Islam ini terdiri dari
tiga nilai yakni nilai keimanan, nilai ibadah dan nilai akhlak. Nilai keimanan ini
4
bermakna keyakinan pada hati, ucapan pada lisan dan pembuktian pada
perbuatan. Sedang Nilai ibadah ini bermakna mentaati perintah Allah seperti
sholat dan menjauhi larangan-Nya seperti mencuri. Terakhir nilai akhlak ini
bermakna perilaku seseorang yang mana dalam Islam dijelaskan bahwa teladan
yang baik (Uswatun Khasanah) adalah Nabi Muhammad saw.
2. Tradisi Petik Laut
Tradisi petik laut adalah sebuah tradisi masyarakat daerah pesisir pantai
atau daerah mayoritas bermata pencaharian di laut yang dilaksanakan setahun
sekali tepatnya pada bulan suro atau bulan Muharram dalam kalender Hijriyah.
Tradisi ini berasal dari nenek moyang pendahulu di daerah tersebut kemudian
dilaksanakan secara turun-temurun oleh masyarakat hingga dipercaya jika
tradisi tersebut tidak dilaksanakan maka akan mendatangkan musibah bagi
masyarakat di daerah tersebut. Pelaksanaan tradisi petik laut ini diawali dengan
tahlilan, yasinan, pertunjukan wayang, pawai keliling desa dan pelepasan larung
sesaji.
G. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini
sebagaimana yang telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti yakni
sebagai berikut :
a. Zarawanda Asfarina. 2018. Religiusitas Masyarakat Pesisir Perspektif
Antropologi Analisis Tradisi Petik Laut di Desa Aeng Panas, Kec. Pragaan,
Kab. Sumenep Madura. Tesis, Pascasarjana UIN Maulana Maliki Ibrahim
Malang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi-kualitatif-etnographi
Penelitian ini berupa studi lapangan, instrumen kunci adalah peneliti sendiri.
Teknik pengumpulan data dilaksanakan melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara mereduksi data, memaparkan
data dan menarik kesimpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan
cara keikutsertaan peneliti, teknik triangulasi, diskusi sejawat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Religiusitas masyarakat pesisir
Desa Aeng Panas pada tradisi petik laut, mereka menganggap tradisi ini
merupakan warisan dari para nenek moyang yang perlu dilestarikan dan dalam
prakteknya terdapat nilai keislaman di dalamnya salah satunya yaitu khotmil
5
qur'an, Istighosah, Tahlil dan yang lainnya. Dilaksanakan tradisi petik laut ini,
merupakan salah satu bentuk ritual yang intinya adalah sebagai rasa syukur
kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki dan keselamatan bagi para
nelayan. Adapun perubahan yang terjadi pada masyarakat pesisir yaitu; a)
Religius masyarakat pesisir yang dulunya mempercayai adanya roh (animisme)
namun, setelah Islam datang kepercayaan mereka berubah dengan mempercayai
yang ghaib (Allah SWT), b) Awam, c) Organisasi, d) interaksi sosial, e)
Pelaksanaan tradisi petik laut.2
1) Persamaan penelitian :
a) Pendekatan deskriptif kualitatif
b) Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi
c) Variabel Tradisi Petik Laut
2) Perbedaan penelitian :
a) Penelitian ini tentang Religiusitas masyarakat pesisir Perspektif
Antropologi Analisis Tradisi Petik Laut sedangkan peneliti
tentang nilai-nilai Islam dalam tradisi petik laut
b) Lokasi penelitian di desa Aeng Panas sedangkan lokasi peneliti
di desa Puger Kulon
b. Alimni Asiyah. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa di
Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma. Jurnal. IAIN Bengkulu.
Adapun nilai-nilai pendidikan Islam dalam tradisi bersih desa di
Purbosari Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma adalah sebagai berikut:
1) Aqidah berupa keyakinan warga desa Purbosari bahwasannya Allah SWT lah
yang memberikan segala sesuatu dan hanya kepada Allah SWT lah masyarakat
desa Purbosari meminta segala sesuatunya. Juga dengan adanya Islam maka
dalam pelaksanaan bersih desa menghilangkan nilai-nilai kesyirikan dan
kemudian diganti dengan nilai-nilai baik yang Allah Ridhoi.
2) Ibadah adalah pengabdian ritual sebagaimana diperintahkan dan diatur
didalam Al-Qur‟an dan Sunnah. Tradisi bersih desa di Purbosari mengandung
nilai Ibadah yang dilaksanakan atas dasar rasa syukur warga desa Purbosari
2
Zarawanda Asfarina, "Religiusitas Masyarakat Pesisir Perspektif Antropologi Analisis Tradisi Petik Laut di
Desa Aeng Panas, Kec. Pragaan, Kab. Sumenep Madura". (Tesis, Pascasarjana UIN Maulana Maliki Ibrahim
Malang,2018)
6
3
Alimni Asiyah, Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari Kecamatan Seluma Barat
Kabupaten Seluma, Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. Vol. 4, No. 2 (2019), 142-143.
7
4
Reval Meyhendra Harbangkara, "Ekspresi Keberagamaan Para Pelaku Tradisi Sedekah Laut Di Pantai Teluk
Penyu Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah", (Skripsi: UIN Sunan Gunung Djati
Bandung, 2020)
8
2. Kajian Teori
a. Nilai-nilai Islam
Nilai-nilai agama Islam pada hakikatnya adalah kumpulan dari prinsip
hidup, ajaran-ajaran tentang bagaimana manusia seharusnya menjalankan
kehidupannya, yang satu prinsip dengan lainnya saling terkait membentuk satu
kesatuan yang utuh tidak dapat dipisahkan. Pada dasarnya Islam merupakan satu
sistem, satu paket, paket nilai yang saling terkait satu sama lain, membentuk apa
yang disebut sebagai teori-teori Islam baku. Dalam Islam segala hal telah diatur,
bagaimana cara kita bersikap dan menjalankan kehidupan di dunia, yang
masing-masing memiliki keterikatan satu sama lain. Terdapat beberapa dasar
atau aspek nilai-nilai pendidikan agama yang dapat ditanamkan pada anak usia
dini menurut pandangan Islam. Nilai-Nilai ini adalah sebagai berikut :5
a. Nilai Keimanan
Iman secara umum dapat dipahami sebagai suatu keyakinan yang
dibenarkan di dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal
perbuatan yang didasari niat yang tulus dan ikhlas dan selalu mengikuti
petunjuk Allah SWT serta sunah nabi Muhammad SAW.6
b. Nilai Ibadah
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.
Sedangkan menurut syara' (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi,
tetapi makna dan maksudnya satu. Di antaranya yaitu:
a) Ibadah adalah taat kepada Allah SWT.
b) Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah SWT.
c) Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan di ridhoi
Allah SWT.
Ibadah dalam Islam secara garis besar terbagi ke dalam dua jenis, yaitu
ibadah mahdah (ibadah khusus) dan ibadah ghoiru mahdah (ibadah umum).
Ibadah mahdah meliputi sholat, puasa, zakat, haji. Sedangkan ibadah ghoiru
mahdah meliputi shodaqoh, membaca Al-Qur'an dan lain sebagainya.7
c. Nilai Akhlak
5
Nur Hudah, "Penanaman Nilai-nilai Islam Dalam Membentuk Akhlak Mulia Melalui Kegiatan Mendongeng di
TK Terpadu Nurul Amal Buyuk Bringkang Menganti Gresik", Fikroh: Jurnal Pemikiran dan Pendidikan Islam,
Vol. 12, No. 2, (Juli 2019), 5-6.
6
Nur Hudah, "Penanaman Nilai-nilai Islam", 5-6
7
Nur Hudah, "Penanaman Nilai-nilai Islam", 5-6
9
8
Nur Hudah, "Penanaman Nilai-nilai Islam", 5-6
9
https://banyuwangikab.go.id/berita/tradisi-bulan-suro-nelayan-lampon-banyuwangi-gelar-petik-laut#
10
M.Suryadana Liga,Sosiologi Pariwisata,156-157
10
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2019), 2.
12
Samsu, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development (Jambi:
Pustaka, 2017), 65
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitia Suatu pendekatan Praktek, Cet. 14, (Jakarat: Rineka Cipta, 2010), 21.
11
14
James A. Black, Metode Dan Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2001), 348.
15
Nursapla Harahap, Penelitian Kualitatif (Sumatera Utara: Wal Ashri Publishing, 2020), 57.
16
Samsu, Metode Penelitian, 96
12
17
Sugiyono, Metode Penelitian, 306
18
Samsu, Metode Penelitian, 99
13
19
Sugiyono, Metode Penelitian, 320
20
Matthew B. Miles, Qualitative Data Analysis et.al. (United States of America: Sage, 2014), 31
21
Paluseri, Kondensasi dalam Analisis Data Penelitian Kualitatif, wordpress, diakses 21 Juli 2023
https://kacamatapustaka.wordpress.com
22
Matthew B. Miles, Qualitative Data Analysis, 31-32
14
23
Sugiyono, Metode Penelitian, 325
24
Matthew B. Miles, Qualitative Data Analysis, 32
25
Sugiyono, Metode Penelitian, 329
26
Sugiyono, Metode Penelitian, 315
27
Mudija Raharjo, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif, UIN Malang, diakses pada 21 Juli 2023
https://uin-malang.ac.id
15
a. Triangulasi Metode
Triangulasi Metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi
atau data dengan cara yang berbeda. Sebagaimana dikenal dalam penelitian
kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, observasi dan survei.
Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh
mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara
bebas dan wawancara terstruktur. Atau peneliti menggunakan metode
wawancara dan observasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya.
Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk
mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau
pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu,
triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari
subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian,
jika data itu sudah jelas misalnya berupa teks atau naskah transkrip film, novel,
dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian , triangulasi
aspek lainnya tetap dilakukan.28
b. Triangulasi Sumber Data
Triangulasi Sumber Data adalah menggali informasi tertentu melalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya selain melalui
wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat
(participant observation) dokumentasi tertulis, arsip, dokumen sejarah, catatan
resmi, catatan atau tulisan pribadi, dan gambar atau foto. Tentu masing-masing
cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan
memberikan pandangan (insight) yang berbeda pula mengenai fenomena yang
diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk
memperoleh kebenaran handal.29
Dalam penelitian ini, triangulasi yang digunakan adalah Triangulasi
metode dan triangulasi sumber data. Sampai data lengkap kemudian divalidasi
dari berbagai sumber sehingga dapat menjadi dasar untuk penarikan
kesimpulan. Dengan teknik ini diharapkan data yang dikumpulkan memenuhi
konstruk penarikan kesimpulan. Kombinasi triangulasi ini dilakukan bersamaan
28
Mudija Raharjo, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif
29
Mudija Raharjo, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif
16
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitia Suatu pendekatan Praktek, Cet. 14, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010.
Asiyah, Alimni, “Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Bersih Desa di Purbosari
Kecamatan Seluma Barat Kabupaten Seluma”, Manhaj:Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat. Vol. 4, No.2 (2019) : 142-143.
Black, James A, Metode Dan Penelitian Sosial (Bandung: Refika Aditama, 2001), 348.
Harahap, Nursapla, Penelitian Kualitatif ,Sumatera Utara: Wal Ashri Publishing, 2020.
Harbangkara, Reval Meyhendra, "Ekspresi Keberagamaan Para Pelaku Tradisi Sedekah Laut
Di Pantai Teluk Penyu Kecamatan Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah", Skripsi:
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, 2020.
https://banyuwangikab.go.id/berita/tradisi-bulan-suro-nelayan-lampon-banyuwangi-gelar-
petik-laut diakses pada 20 Juli 2023
Hudah, Nur. "Penanaman Nilai-nilai Islam Dalam Membentuk Akhlak Mulia Melalui Kegiatan
Mendongeng di TK Terpadu Nurul Amal Buyuk Bringkang Menganti Gresik", Fikroh: Jurnal
Pemikiran dan Pendidikan Islam, Vol. 12, No. 2, (Juli 2019) : 5-6.
Miles, Matthew B, Qualitative Data Analysis et.al. United States of America: Sage, 2014.
Raharjo, Mudija, Triangulasi dalam Penelitian Kualitatif, UIN Malang, diakses pada 21 Juli
2023 https://uin-malang.ac.id
Samsu, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research &
Development, Jambi: Pustaka, 2017.
Paluseri, Kondensasi dalam Analisis Data Penelitian Kualitatif, wordpress, diakses 21 Juli
2023 https://kacamatapustaka.wordpress.com