Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejarah kebudayaan merupakan cerminan kehidupan manusia pada masa
lampau yang didalamnya terdapat berbagai peristiwa kehidupan manusia dan
dinamika perkembanganya dari waktu kewaktu.peristiwa dinamika tersebut
menyangkut berbagai ospek kehidupan dan kebudayaan mereka.untuk itu, penting
bagi manusia untuk memahami sejarah. Dari sejarahlah manusia dapat mengambil
hikmah yang kemudian dapat digunakan dalam membanggun kehidupan dan
kebudayaan yang lebih baik di masa depan.
Dengan demikian, pendidikan sejarah menjadi penting. Melalui sejarah, kita
dapat memperoleh gambaran hidup di masa lalu. Sementara melalui pendidikan,
kita dapat memaknaigambaran tersebut untuk membangun masa depan yang lebih
baik.
Dikalanggan umat islam, pendidikan sejarah dan kebudayaan islam disebut
tarikh, yang merupakan salah satu bagian integral dari pendidikan agama islam.
Sehubung denggan itu, materi sejarah kebudayaan islam memiliki peran yang
sangat mendukung dalam mecapai tujuan pendidikan agama islam. Materi sejarah
kebudayaan islam ini di berikan di sekolah-sekolah yang berbasis keislaman
seperti madrasah ibtidaiyyah (mi), madrasah tsanawiyah (mts), madrasah ‘aliyah
(ma) serta sekolah–sekolah bercirikan islam seperti dasar islam (sdi), sekolah
menenggah pertama islam (smpi) dansekolah menenggah atas islam (smai),
bahkan di perguruan tinggih islam.
Agar tujuan pendidikan agama islam dapat dicapai denggan baik, maka
pendidik di tuntut dapat mengganalisis dan mengkritis materi, khususnya tarikh,
yang di sajikan buku ajar. Hal ini dikarenakan pendidikan sejarah banyak
mendapat keritik tidak hanya kepada guru dan metode yang digunakan, tetapi juga
terdapat terhadap materi pendidikan sejarah yang dinilai monoton, membosankan,
syarat kepentinggan, miskin sudut pandang, dang sebagainya.dalam makalah ini
akan di uraikan analisis pada materi buku sejarah kebudayaan islam untuk
madrasah tsanawiyah dari segi psikologi siswa dan etos kesejarahan.

1
1.2 Ringkasan Materi
Materi yang dianalisis dalam makalah ini adalah materi pada pada bab 5 yang
berjudul tradisi dan upacara adat kesukuan nusantara. Bab ini menguraikan
tentang tradisi sekaten, grebeg, nyadran dalam tradisi islam jawa, lebaran topat
(ketupat) serta tabot.
1. Sekaten
Sekaten berasal Bahasa arab, yaitu syadatain yang memgandung makna dua
kalimat syahadat. Pertama, tida ada tuhan selain allah. Kedua, bersaksi bahwa
nabi Muhammad saw adalah utusan allah. Karena orang jawa susah
menggucapkannya, maka kata tersebut menjadi sekaten
Sekaten merupakan upacara pendahuluan dari peringgatan nabi Muhammad saw
yang diselenggarakan tanggal 5 sampai 12 robiul awal. Sekaten awalnya di
lakukan bersama saat peyebaran dan awal mula permulaan pertimbanggan islam
di jawa. Upacaran ini awalnya digunakan oleh wali songgo sebagai cara untuk
menggundang memelik agama islam. Upacara sekaten dimulai dari pendopo
ponconiti menuju masjid agung di alun-alun utara kota yogya. Puncak acara
sekaten di tandai denggan gerebek mulud.
2. Grebeg
Upacara grebeg merupakan tradisi keraton ngayoyakarta hadiningrat sebagai
perwujutanhajat dalem atau sedekah sultan kepada rakyatnya yang dibentuk dalam
simbol gununggan yang berisi sayuran, seperti kacang panjang, cabe, dan
sebagainya. Dalam setahun keraton ngayogyakarta hadiningrat menggadakan
grebeg selama tiga kali. Pertama, grebeg mulut pada 12 robiul awal yang
bertertepatan denggan peringgatan maulud nabi Muhammad saw. Kedua, grebeg
syawal yang diselenggarakan pada tanggal 01 syawal, sebagai ungkapan
terimakasi masyarakat kepada allah swt setelah berhasil melaksanakan ibada
puasa di bulan romadhon. Ketiga, grebeg besar yang di selenggarakan pada
tanggal 10 dzulhijah sebahagai peringgatan hari raya idul adha.

2
3. Nyadra
Nyadra merupakan sebutan ziarah bagi masyarakat jawa. Tradisi nyadra
merupakan lanjuatan dari tradisi lama yang ditinggalkan oleh tradisi jawa-hindu
yang telah dipoles denggan nilai-nilai ajaran agama islam. Tradisi ini bertujuan
untuk menghormati orang tua atau leluhur mereka denggan melakukan ziarah
kubur dan mendoakan lrluhur mereka. Dalam tradisi jawa, mengingat kematian
leluhur ada berbagai istilah, seperti mendakpisan, mendakpindo, dan nyewu.
Terdapat tiga komponen dalam upacara tradisi nyateran. Pertama, zikrullah,
yaitu upacara nyaderan dilakukan doa bersama denggan meyebut nama allah.
Dahulu kegiatan ini hanya sebagai upacara memperingganti kematian seorang raja
tampa meyebut nama-nama allah. Setelah islam berkembang, tradisi nyaderan
srlalu diiringi denggan membaca dzikir berupa tahlil, yaitu meyebut nama allah
denggan kalimat la ilaha illalallah. Konsenkuensi dari penerimaan ajaran tauhid
ini adalah perinsip keadilan dan persamaan dalam tata hubunggan kemasyarakatan
dalam islam. Pada gilirannya, ajaran ini memberikan peganggan kuat bagi
pemeluknya untuk membebaskan diri dari ikatan kekuatan apapun selain allah.
Komponen kedua, zikurhayat, yaitu menginggat kehidupan dunia. Manusia
sebagai mahluk sosial memiliki prinsip gotong royong dansaling menggasihi antar
sesama. Dalam tradisi nyadran, prinsip ini di simbolkankan jajanan pasar dan
makanan. Lauk ingkung (ayam jantan) sebagai simpol tradisi gotong royong, masi
bulat sebagai rasa syukur warga yang telah diberikan pentunjuk untuk meyatukan
semua warga denggan bergotong royong dan mengerjakan sesuatu dengan
kebulatan tekat. Komponen ketiga, mengingat kematian (dzikrul maut). Kematian
merupakan suatu keniscayaan yang ada dan tidak terbantakan. Karena setiap
benda yang beryawa akan mati. Manusia berasal dari tuhan dan akan kembali
kepadaya jadi, nyadran adalah kesadaran manusia terhadap hidup dan mati.
Dengan kata lain, tradisi nyadran merupakan cara orang jawa menyadarkan
generasi muda untuk mengingat kematian

3
4. Lebaran topat (ketupat)
Tradisi topat atau lebaran ketupat di lakukan oleh masyarakat muslim Lombok,
nusa tenggara barat yang dilaksanakan seminggu setelah pelaksanaan hari raya
idul fitri. Bagi masyarakat muslim Lombok lebaran topat dilaksanakan selama
enam hari (puasa syawal). Awalnya lebaran topat hanya di rayakan oleh orang
yang melaksanakan puasa syawal, tetapi dalam perkembangannya lebaran ini bisa
dirayakan oelh semua masyarakat Lombok yang berpuasa maupun yang tidak
berpuasa. Hal ini dikarenakan lebaran topat tidak lagi hanya sebagai ritual
keagamaan bagi orang yang berpuasa tetapi berubah menjadi tradisi masyarakat
Lombok.
5. Tabot
Tradisi tabot dilaksanakan oleh masyarakat sumatera yang bertujuan untuk
mengenang kisah kepehlawanan dan kematian cucu nabi Muhammad saw. Pada
awal nya, upacara tabot digunakan oleh orang-orang syi’ah untuk mengenang
gugur nya al khusain bin ali bin abi tholib akan tetapi, sejak orang-orang sipai
lepasi pengaruh syi’ah, upacara ini dilakukan hanya memenuhi wasiat leluhur
mereka. Belakangan, sejak satu decade terahir, selain melaksanakan wasiat
leluhur, upacara ini juga dimaksudkan sebagai wujud partisipasi orang-orang sipai
dalam pembinaan dan pengembangan budaya daerah Bengkulu. Nilai sejarah yang
terkandung dalam tradisi ini adalah bentuk nyata rasa cinta dan untuk mengenang
wafat nya al-khusain bin abi thalib yang terbunuh di padang.adapun nilai sosial
nya, adalah untuk mengingat manusia bahwa praktik penghalalan segala cara
mendapat kekuasaan dan simbolisme tidak dibenarkan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Materi Dari Aspek Psikologi Siswa


Materi yang ada didalam tradisi dan upacara adat kesukuan nusantara memang
mengandung hikmah yang dapat kita ambil, seperti sibil perhatian raja kepada
rakyatnya, melestariakan warisan budaya nusantara, nilai kebersamaan,
menyumbang pendapat daerah karena menjadi objek wisata, dan sebagainya.
Namun begitu, banyak pula penyimpangan akidah (syirik) yang terkandung dalam
materi tersebut, diantaranya adalah menganggungkan benda-benda pusaka (keris
dan gamelan), mensakralkan tempat-tempat tertentu, mempercapai telur merah
penolak balak, menguyah kinang saat gamelan di bunyikan akan membuat orang
awet muda, mengalap berkah dari gunungan, mensakralkan kerbau ( kyai slamet),
dan lain-lain.di lihat dari keseluruhan, materi tersebut lebih banyak mengandung
hal yang negative dari pada hal yang positif.hal ini berbahaya jika siswa yang
diajar tidak berfikir kritis.mereka akan menganggap bahwa hal tersebut adalah
benar di mata allah.
`Di lingkungan tempat siswa tinggal (termasuk keluarganya sendiri), tradisi-
tradisi tersebut umum dilakukan dan ‘untuk’ dilakukan. Lebih bahaya lagi jika
tradisi tersebut diperkuat dengan adanya materi yang membahas hal tersebut di
sekolah. Bukankah lembaga pendidikan formal (khususnya sekolah yang berbasis
islam) bertujuan untuk mengubah moral dan karakter siswa ke arah yang lebih
baik? Menurut Abdur Rahman Nahlawi pendidikan islam adalah “pengatur
pribadi dan masyarakat sehingga dapat memeluk islam secara logis dan sesuai
secara keseluruhan baik kehidipan individu maupun koleltif” .sementara salah
satu tujuan mata pembelajaran sejarah kebudayaan islam melatih daya kritis didik
untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan
ilmiyah. Jika buku ajar (SKI) yang diajarkan mengandung materi yang tidak
sesuai syari’at islam, maka tujuan pendidikan islam tidak akan tercapai.

5
2.2 Analisis Materi Aspek Etos Kesejarahan
Salah satu etos kesejarahan adalah ada warisan masa lalu yang harus
dipelihara, dijaga, dan diteruskan karena kebaikan nya. Berkaitan dengan hal
tersebut, materi yang dapat dalam buku ajaran tersebut banyak mengandung
kemungkaran yang tidak di benar kan oleh syar’i, indra maupun akal. Misalnya,
peringatan maulud nabi Muhammad saw yang bertujuan untuk mendekatkan diri
kepada allah ta’ala, dan penenggungan terhadap rasullullah termasuk dari ibadah.
Sementara di dalam pemenang nomor 2 tahun 2008 tentang Skkd SKI, salah satu
tujuan mata sejarah kebudayaan islam adalah membanggun kesadaran Perserta
Didik tentang pentingnya membelajari landasan agama, nilai-nilai dan norma-
norma islam yang telah di bangun oleh Rosulallah saw dalam rangka
menggembangkan kebudayaan dan peradapan islam. Materi dalam Bab V
bertentangan dengan tujuan Mata Pelajaran SKI. Dimana materi yang membahas
tentanng tradisi dan upacara adat kesukuan nusantara tidak sesuai dengan ajaran
yang telah diajarkan oleh rosulalloh. Oleh karena itu, sebaiknya Pendidik
melakukan analisis terhadap materi yang di ajarkan agar sesuai dengan tujuan
Mata Pelajaran SKI.

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Dari hasil analisis terhadap Materi Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah
dapat disimpulkan bahwa :
1. Materi tersebut banyak mengandung peyimpanggan aqidah.
2. Materi tersebut akan menjadi bahaya jika siswa tidak berfikir kritis.
3. Materi tersebut bertentanggan dengan tujuan pendidikan islam.
4. Materi tersebut bertentanggan dengan tujuan mata pelajaran sejarah
kebudayaan islam yang terdapat dalam permenag.
5. Pendidikan perlu melakukan analisi terhadap materi yang akan di ajarkan
dan mengajak siswa agar dapat berfikir kritis.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syar’i, 2005, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus


Http://www.Islamhouse.com/P/72553
Murodi, 2012, Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah, Semarang: Pt.
Karya Toha Putra

Anda mungkin juga menyukai