Anda di halaman 1dari 3

Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode kunjungan lapangan, peserta kemudian
diajak berkeliling museum oleh tour guide Museum NTB

Gambaran singkat kegiatan

Kunjungan ke Museum NTB di pusat Kota Mataram adalah pengalaman unik. Museum ini
menarik sangat menarik perhatian kami karena koleksi peninggalan bersejarah, seperti uang-
uang kuno dan baju adat yang terjaga dengan baik. Selain pembelajaran sejarah, museum ini
menawarkan fasilitas modern, seperti stand foto 360, yang menambah daya tariknya. Dengan
lokasinya yang strategis, museum ini menjadi tempat menarik untuk belajar dan bersenang-
senang.

Wawasan dan pengetahuan baru yang diperoleh

Museum Nusa Tenggara Barat, terletak di pusat Kota Mataram, memiliki koleksi sekitar 7,513
peninggalan bersejarah, termasuk yang berasal dari masa sebelum adanya tulisan. Selain
peninggalan suku yang mendiami Lombok dan Sumbawa, kita juga akan menemukan artefak
dari bangsa Cina yang pernah berdagang di daerah tersebut.

Ketika kita masuk di bagian depan museum, akan disambut oleh buaya muara sepanjang 4,1
meter yang telah diawetkan. Buaya ini, yang telah menjadi masalah karena sering menyerang
manusia, diserahkan ke museum pada tahun 2010 dan diawetkan. Di dalam gedung pertama,
kita akan menemukan miniatur Pulau Lombok dan Sumbawa yang sangat rinci, memperlihatkan
geografi kedua pulau, termasuk dataran rendah, pegunungan, danau, dan sungai. Di sisi utara
ruangan, informasi tentang flora dan fauna yang dilindungi oleh pemerintah, serta yang terancam
punah di kedua pulau, disajikan. Selain miniatur pulau, museum ini juga menampilkan beragam
baju adat, termasuk baju adat Bali, sebagai penghormatan terhadap pengaruh besar Bali
terhadap Lombok. Dan juga koleksi uang kuno, keris, guci, dan banyak artefak bersejarah
lainnya yang memperkaya pengalaman kita di museum ini.

Dari Museum Nusa Tenggara Barat, kita memahami pentingnya melestarikan sejarah,
menghargai keragaman budaya, dan menjaga lingkungan alam. Museum ini mencerminkan
pengaruh budaya dari Cina dan Bali dalam sejarah daerah tersebut. Selain itu, kita diajarkan
tentang perlindungan flora dan fauna serta bagaimana museum berperan sebagai sarana
pendidikan. Manajemen yang baik dan kolaborasi penting dalam menjaga warisan budaya.
Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah AMA (Ask Me Anything) dimana mahasiswa PMM
berkesempatan untuk berbagi pengetahuan tentang kebudayaan asal daerah mereka. Setiap
mahasiswa PMM dapat menjelaskan aspek-aspek budaya dari daerah asalnya. Setelah
penjelasan, mahasiswa PMM lainnya diberi kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan
informasi lebih lanjut tentang berbagai aspek kebudayaan yang ingin mereka ketahui dari daerah
yang dijelaskan.

Gambaran singkat kegiatan

Kegiatan ini memungkinkan kami, anggota Kelompok 9, untuk saling mengenal dan berbagi
tentang tradisi dan adat yang berlaku di daerah masing-masing. Contohnya, di daerah saya,
Jambi, terdapat tradisi menarik seperti "bantai adat" dan "maanta" yang biasanya dilakukan
menjelang bulan puasa. Selain itu, Jambi dikenal dengan makanan khasnya, yaitu "tempoyak,"
yang merupakan hasil dari fermentasi durian, menciptakan rasa yang unik. Kami juga berbagi ciri
khas daerah lainnya, sehingga dapat lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya
yang ada di dalam kelompok kami.

Wawasan dan pengetahuan baru yang diperoleh

Kegiatan ini sangat memperluas wawasan kami, dengan banyak teman yang berbagi cerita
tentang tradisi yang masih hidup hingga saat ini. Sebagai contoh, ada yang berasal dari Ambon,
dan mereka berbicara tentang tradisi "Pukul Manyapu," yang biasanya berlangsung tujuh hari
setelah Lebaran Idul Fitri, khususnya di daerah Mamala dan Morella, Kecamatan Leihitu, Maluku
Tengah.

Tradisi "Pukul Manyapu" dipandang sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan di
masyarakat Morella dan Mamala. Dalam tradisi ini, pemuda-pemuda dibagi menjadi dua
kelompok, masing-masing terdiri dari 20 orang. Kedua kelompok ini mengenakan seragam
dengan warna yang berbeda, satu kelompok merah dan satu kelompok hijau. Selain itu, mereka
juga menggunakan ikat kepala untuk melindungi telinga mereka dari sabetan lidi. Alat pukul yang
digunakan dalam tarian ini adalah sapu lidi yang panjangnya sekitar 1,5 meter. Dalam
pertarungan ini, bagian tubuh yang diperbolehkan untuk dipukul adalah dari dada hingga perut.

Tradisi ini bukan hanya menarik dalam hal budaya, tetapi juga sebagai contoh bagaimana tradisi
lokal dapat memperkuat hubungan sosial dan persaudaraan dalam suatu masyarakat.
Metode yang digunakan adalah berdialog langsung dengan narasumber. Peserta diajak untuk
mengajukan beberapa pertanyaan yang akan didiskusikan nantinya, menciptakan dialog yang
berarti antara narasumber dan peserta PMM Kelompok 9.

Gambaran singkat kegiatan

Kegiatan ini membahas moderasi beragama dengan melibatkan Narasumber Pak April di
Gedung E FKIP. Selama acara, kami berpartisipasi dalam dialog yang memungkinkan kami
untuk saling berbagi pandangan tentang isu-isu agama yang sering menjadi permasalahan di
Indonesia. Pada kegiatan ini, kami tidak hanya menjadi pendengar pasif terhadap materi yang
disampaikan oleh narasumber. Kami juga diajak untuk berbicara tentang perbedaan-perbedaan
antar agama yang kami anut. Hal ini menciptakan suasana yang tidak kaku, namun tetap
memberikan informasi yang berarti.

Wawasan dan pengetahuan baru yang diperoleh

Dalam upaya untuk mencapai moderasi beragama, literasi agama memainkan peran kunci.
Literasi agama mencakup pemahaman agama sendiri dan agama lainnya, yang memungkinkan
individu untuk bijak menggunakan keyakinan mereka. Agama juga bisa berperan sebagai modal
sosial yang mendorong perkembangan teknologi dan kemajuan masyarakat.

Tujuan dari pendekatan ini adalah mengenali keragaman internal dalam agama dan menyadari
bahwa satu agama tidak selalu homogen. Selain itu, agama harus berubah seiring waktu untuk
tetap relevan dengan perkembangan zaman. Perbedaan antara faktor agama dan faktor lain
dalam pengaruhnya pada kehidupan sehari-hari juga harus dipahami dengan baik. Selain literasi
agama, penggunaan teknologi, seperti sistem robotik dalam bentuk koreksi politik, dapat
membantu mengatur perilaku manusia untuk mencapai moderasi dalam masyarakat.

Prinsip-prinsip moderasi beragama mencakup komitmen terhadap kebangsaan, penolakan


terhadap kekerasan, promosi toleransi, dan penerimaan terhadap tradisi. Dengan memahami
dan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat membangun masyarakat yang lebih harmonis dan
menghormati perbedaan dalam kepercayaan agama.

Dari kegiatan inspirasi ini, kita memperoleh wawasan tentang pentingnya literasi agama,
pengakuan keragaman dalam agama, adaptasi agama dengan zaman, dan perbedaan antara
pengaruh agama dan faktor lain dalam kehidupan. Selain itu, kita memahami bahwa teknologi
seperti koreksi politik dapat membantu mengatur perilaku manusia. Prinsip-prinsip moderasi
beragama, seperti komitmen kebangsaan, penolakan terhadap kekerasan, toleransi, dan
penerimaan terhadap tradisi, adalah kunci dalam mencapai harmoni dan menghormati
perbedaan agama dalam masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai