BAB 1
A. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli
Budaya tentunya memiliki definisi yang cukup luas, oleh karena itu, kamu perlu mengetahui
berbagai pengertian budaya dari para ahli sebagai berikut:
- E.B. Taylor.
Seorang antropolog Inggris bernama E.B Taylor mendefinisikan pengertian budaya adalah
sesuatu kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat .
- Louise Damen.
Louise Damen menulis dalam bukunya Culture Learning: The Fifth Dimension in the Language
Classroom, bahwa budaya mempelajari berbagi pola atau model manusia untuk hidup seperti
pola hidup sehari-hari. Pola dan model ini meliputi semua aspek interaksi sosial manusia. Budaya
adalah mekanisme adaptasi utama umat manusia.
- Ralph Linton.
Seorang Antropolog Amerika di abad 20an, Ralph Linton mendefinisikan budaya dalam bukunya
The Cultural Background of Personality. Menurutnya pengertian budaya adalah susunan perilaku
yang dipelajari dan hasil perilaku yang elemen komponennya dibagi dan ditularkan oleh anggota
masyarakat tertentu.
2
- William H. Haviland.
Menurut William H. Haviland, pengertian budaya adalah seperangkat peraturan dan norma yang
dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat. Jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.
- Koentjaraningrat.
Menurut Antopolog Indonesia Koentjaraningrat, pengertian budaya adalah sebuah sistem
gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di dalam
kehidupannya yang bermasyarakat.
Selain itu Koentjaraningrat juga mendefinisikan budaya lewat asal kata budaya dalam bahasa
Inggris yaitu "colere" yang kemudian menjadi "culture" dan didefinisikan sebagai segala daya
dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
- Soerjono Soekanto.
Soerjono Soekanto merupakan seorang sosiolog. Ia mengartikan budaya sebagai sesuatu yang
mencakup semua yang didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
- Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai buah budi manusia yang merupakan
hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Hal itu
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
1. Unsur Religi
Unsur religi ialah dimana manusia mengakui keberadaan tuhan sebagai
sang pencipta, di indonesia sendiri terdapat berbagai macam agama di
antaranya mayoritas penduduk indonesia memeuk agama islam. Agama
ialah suatu unsur yang wajib di perlakukan dalam kehidupan sehari - hari
kita, karena jika seorang manusia tidak memiliki kepercayaan
terhadapagama maka semua manusia tidak akan teratur karena tidak
memiliki peraturan. Fungsi agama yaitu untuk mengatur kehidupan
manusa dalam hubunganya dengan sang pencipta.
Contoh : Agama islan, Hindu, Kristen Dll
2. Sistem Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa diciptakan
sebagai yang paling sempurna namun tetap memiliki
3
kekurangan/kelemahan dan kelebihan masing - masing antar individu
sehingga untukberorganisasi dan bersatu karena pada dasarnya
manusia bukan lah makluk yang invidiualis mereka saling membutuhkan
satu sama lain agar bisa berkembang.
Contoh : Organisasi yang di bentuk oleh masyrakat sebagai perwakilan
ataupun sekumpulan masyarakat yang ber organisasi demi kepentingan
bersama dan saling menguntungkan.
3. Sistem Peralatan
Maksuda dari sistem ini sendiri ialah peralatan yang di gunakan manusia
untuk menopang kehidupan sehari - hari manusia. Pada zaman
sekarang lebih tepatnya era globalisasi manusia memerlukan peralatan
yang memudahkan dalam melakukan tugas apapun dalam keseharianya,
agar bisa mengirit waktu ataupun mempermudah dalam berkomunikasi
dan bersosialisasi.
Contoh : alat komunikasi seperti handphone, kendaraan seperti sepeda
motor dan masih banyak lagi yang lainya.
4. Sistem Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian ilah sistem yang memenuhi kebutuhan hidup
manusia, di karenakan manusia memiliki tuntutan hidup diantaranya
konsumsi, sandang, pangan dll karena itulah manusia di tuntut atau di
haruskan bekerja untuk tetap bertahan hidup dan memenuhi segala
kebutuhan nya.
Contoh : Pekerja kantoran, pem bisnis, buruh, petani dan masih banyak
profesi yang lainya.
5. Sistem Bahasa
Bahasa adalah cara manusia berkomunkasi, terdapat banyak bahasa di
muka bumi ini tergantung kebudayaanya di indonesia sendiri ada satu
bahasa pedoman yakni bahasa indonesia yang di jadikan cara
berkomunikasi sehari - hari namun masih banyak bahsa - bahasa dari
berbagai macam suku di indonesia sendiri.
Contoh : Bahasa Indonesia, sunda, madura, ambon dan yang lainya.
6. Sistem Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sendiri sangatlah identik dengan manusia, karena
manusia memiliki akal dan fikiran yang telah di karuniakan kepada
masing - masing individualis. Di indonesia masyarakatnya sendiri di
wajibkan mengeyam bangku sekolah sampai 9 tahun dari SD, SMP dan
SMA karena mereka sadar akapn penting nya ilmu pengetahuan dalam
perkembangan zaman di era globalisasi ini persaingan antar manusia
semakin sengit dalam segi profsei ataupun yang lainya.
Contoh : Wajib sekolah 9 tahun yang di terapkan pemerintah indonesia.
4
7. Seni
Dalam kehdiupan manusia, manusia tidak lepas dari yang namanya seni.
Karena disitulah manusia bebas berekpresi meluapkan kreatifitasnya
sendiri, dalam kehdiupan sehari - haripun manusia tidak bisa lepas dari
seni karena seni adalah bagian dari manusia.
Contoh : Fotografi, Musik, Lukisan dan sebagainya.
1. Rumah adat
5
Lampung:
o Nuwo Sesat
o Nuwou Balak
o Lamban Balak
o Lamban Pesagi
o Nuwou Lunik
Jakarta: Rumah Kebaya (Rumah Bapang) dan Rumah Gudang
Jawa Barat dan Banten: Rumah Kesepuhan
Yogyakarta: Bangsal Kencono
Jawa:
o Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
o Tanean Lanjhang (Madura)
Bali: Gapura Candi Bentar
Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka Samawa(Lombok)
Nusa Tenggara Timur:
o Lopo
o Sao Ata Mosa Lakitana
o Rumah Musalaki
Kalimantan Barat: Rumah Panjang
Kalimantan Selatan: Rumah Banjar
Kalimantan Tengah: Rumah Betang
Kalimantan Timur: Rumah Lamin
Kalimantan Utara: Rumah Baloy
Sulawesi Barat:
o Rumah Adat Boyang (Mandar)
o Rumah Adat Banoa Sibatang (Mamuju)
Sulawesi Selatan:
o Bola Soba (Bugis Bone)
o Balla Lompoa (Makassar Gowa)
o Tongkonan (Tana Toraja)
Sulawesi Tenggara:
o Istana Buton
o Laikas
Sulawesi Utara: Rumah Bolaang Mongondow
Sulawesi Tengah:
o Souraja
o Rumah Tambi
Gorontalo:
o Bandayo Po Boide
o Dulohupa
Maluku: Baileo (dari bahasa Portugis)
Maluku Utara: Sasadu
Papua: Honai
Papua Barat:
o Kambik (suku Moi)
o Rumsram (Biak)
o Jew (Asmat)
o Harit (Maybrat-Teminabuan)
o Kun (suku-suku sekitar DAS Mamberamo-Sarmi)
6
2. Upacara adat
Unsur-unsur dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-
benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.
a. Jawa
Padusan, di Jawa Tengah. Padusan dikenal sebagai semacam upacara bersih diri yang
dilakukan menjelang bulan puasa. Biasanya warga dan masyarakat melakukan ini di sungai
yang mengalir atau sumber air (umbul)
Seren taun di Jawa Barat
Mitoni, tedak siti, ruwatan, kenduri, grebegan di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur
Jolenan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
Dugderan oleh masyarakat Semarang
Kasodo oleh masyarakat Tengger
Seblang oleh masyarakat Osing
b. Kalimantan Barat
Gawai Dayak masyarakat Dayak
7
Robo-robo masyarakat Mempawah
c. Kalimantan Tengah
Tiwah masyarakat Dayak Ngaju
d. Kalimantan Selatan
Baayun Mulud masyarakat Banjar
Badudus masyarakat Banjar
Bapapai masyarakat Banjar
Aruh Baharin masyarakat Dayak
Mappanretasi masyarakat Bugis Pagatan
Macceratasi masyarakat Kotabaru Kalimantan Selatan
g. Nusa Tenggara
Ngaben di Bali
Nelu bulanin di Bali
Nyongkolan di Lombok
Pasola sumba di Pulau Sumba
h. Maluku
Kololi kie di Maluku Utara
Pukul sapu di Maluku
Abdau di Maluku
Buka sasi lompa di Maluku
i. Papua
Barapen atau Bakar batu di Papua
Sanepen di Biak
3. Aksara
Aksara Nusantara merupakan beragam aksara atau tulisan yang digunakan di Indonesia untuk
secara khusus menuliskan bahasa daerah tertentu, meskipun penggunaannya untuk sekarang
tergeser oleh alfabet Latin.
Aksara Bali untuk menuliskan bahasa Bali.
Aksara Batak untuk menuliskan bahasa Batak.
Aksara Jawa (Hanacaraka) untuk menuliskan bahasa Jawa.
Aksara Jawi untuk menuliskan bahasa Melayu dan rumpunnya.
Aksara Kaganga untuk menuliskan bahasa Rejang.
Aksara Lampung untuk menuliskan bahasa Lampung.
Aksara Lontara untuk menuliskan bahasa Bima, Bugis, Luwu, Makassar, dan Mandar.
Aksara Pegon untuk menuliskan bahasa Jawa dan Sunda.
Aksara Sasak untuk menuliskan Bahasa Sasak
Aksara Sunda untuk menuliskan bahasa Sunda.
8
4. Teater dan Drama
Teater merupakan tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak umum. Seni teater adalah
jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan drama secara langsung yang dipentaskan di atas
panggung.
Teater di Indonesia banyak macamnya, berikut macam-macam teater Indonesia:
Arja (Bali)
Bakaba (Sumatra Barat)
Calonang (Bali)
Drama gong (Bali)
Dulmuluk (Sumatra Selatan)
Warahan (Lampung)
Gambuh (Bali)
Flamboyant (Sulawesi Barat)
Janger (Jawa Timur, Bali)
Kecak (Bali)
Kemidi rudat (NTT)
Ketoprak (Jawa Tengah)
Komedi bangsawan (Sumatra, Jawa)
Komedi stambul (kini mati)
Kondobuleng (Sulawesi Selatan)
Lenong (DKI Jakarta)
o Lenong denes
o Lenong preman
Longser (Jawa Barat)
Ludruk (Jawa Timur)
Makyong (Riau, Sumatra Utara)
Mamanda (Kalimantan Selatan)
Mendu (Kepulauan Riau)
Oprak alang (Jawa Tengah bagian utara)
Randai (Sumatra Barat)
Reog (Jawa Timur)
Sandiwara (Jawa Barat)
Sanghyang (Bali)
Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali)
Srandul (Jawa Tengah)
Topeng banjet (Jawa Barat)
Ubrug (Banten)
Wayang bangsawan (Kepulauan Riau)
9
Wayang golek (Jawa Barat)
Wayang kulit (Jawa)
Wayang orang (Jawa Tengah)
Wayang potehi (Jawa Tengah)
Wayang rumput (Jawa Tengah)
Wayang topeng (Jawa Timur)
Pada masa Hindia Belanda, sebuah teater komedi stambul pernah populer. Teater ini adalah
suatu bentuk seni pertunjukan teater sandiwara keliling yang pada waktu itu lahir untuk
memenuhi hiburan bagi rakyat. Sebenarnya teater keliling ini mirip dengan teater yang ada di
Eropa, seperti halnya pertunjukan sirkus. Komedi stambul mati pada tahun 1891. Pada
umumnya, pertunjukannya bersumber dari cerita-cerita Melayu, Arab, Persia, India, Gujarat,
Eropa, dan opera.
Seiring berjalannya waktu, seni teater modern berkembang di Indonesia dengan
gaya drama mereka yang berbeda. Kelompok teater, tari, dan drama terkemuka seperti Teater
Koma semakin populer di Indonesia karena drama mereka sering menggambarkan sindiran
sosial dan politik masyarakat Indonesia.
5. Tarian
Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia
6. Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal
dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut
10
maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi
alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan
saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing
seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Hal itu dikarenakan lagu
daerah dibuat berdasarkan gaya, tradisi, serta bahasa yang sesuai dengan daerahnya.[8]
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang
dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan
ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya
merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu
Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
7. Musik Tradisional
Gamelan
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keragaman alat musiknya. Identitas
musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara
pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia
umumnya menggunakan instrumen perkusi,terutama gendang dan gong. Beberapa
berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik
petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang
kompleks dari Jawa dan Bali. Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku
di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya
memiliki budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang
diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional yang paling banyak digemari
adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.
8. Seni Pertunjukan
Indonesia adalah negara yang memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisinya. Beberapa
tradisi tersebut bersifat seni pertunjukan dan saat ini sudah berkembang di Nusantara.[11] Seni
pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan
waktu tertentu. Berikut adalah macam-macam seni pertunjukan di Indonesia:
Banjet (Jawa Barat bagian utara)
Barongan (hampir di seluruh daerah)
Barongsai (daerah dengan komunitas Tionghoa signifikan)
Bejanggeran (Lombok)
Burokan (Jawa Barat)
Drama gong (Bali)
Gambuh (Bali)
Hadrah (Pulau Jawa)
Hudoq (Kalimantan Timur)
11
Kecak (Bali)
Kethoprak (Jawa Tengah)
Kuda lumping (Pulau Jawa)
Lengger (Jawa Tengah)
Lengguk (Jawa Tengah)
Lenong (DKI Jakarta)
Liang liong (Jawa Tengah, Jawa Timur)
Ludruk (Jawa Timur)
Makyong (Riau)
Mamanda (Kalimantan)
Ondel-ondel (DKI Jakarta)
Oprak alang (Jawa Tengah bagian utara)
Orkes gambus (hampir di seluruh daerah)
Randai (Sumatra Barat)
Reog (Jawa Timur)
Ronggeng Deli (Sumatra Utara)
Rudat (Jawa Barat)
Saman (Aceh)
Sanghyang (Bali)
Seblang (Jawa Timur)
Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali)
Sintren (Jawa Tengah)
Srandul (Jawa Tengah)
Tanjidor (DKI Jakarta)
Tarling (Jawa Barat)
Wayang bangsawan (Kepulauan Riau)
Wayang golek (Jawa Barat)
Wayang kulit (Pulau Jawa)
Wayang orang (Jawa Tengah)
Wayang potehi (Jawa Tengah)
Wayang rumput (Jawa Tengah)
Wayang topeng (Jawa Timur)
Zapin (Pulau Kalimantan)
15
12. Seni Suara
Seni suara salah satu cabang dari seni musik dengan menggunakan vokal sebagai media
utama untuk berkespresi atau menciptakan keindahan.
13. Kesusastraan
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia
Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam
cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 bagian besar yakni lisan dan tulisan. Sastra Indonesia sendiri
dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas
dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa
Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga
diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa
negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang
tinggal di Singapura.
14. Film
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia
pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang
menayangkan berbagai film bisu. Bioskop tersebut didirikan bukan di sebuah gedung, tapi di
sebuah rumah.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang
berjudul Loetoeng Kasaroengcdan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L.
Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih
merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung
oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada
tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di
negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film
yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy (1987), Blok M dan masih banyak film lain.
Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam
Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, dan Desy Ratnasari.[18]
Selain film-film komersial, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan
penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian
Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet.[19] Selain dari itu ada juga film yang
dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang
kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin
Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari
kisah nyata.[20] Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang
turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali
diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.
16
Menurut Prof. Dr. H. Rasyidi, mengatakan bahwa perbedaan antara filsafat dan agama bukan
terletak pada bidangnya, tetapi terletak pada cara-cara menyelidiki bidang-bidang itu sendiri,
yaitu :
1. Filsafat adalah berfikir, sedangkan agama adalah mengabdikan diri.
2. Agama banyak berhubungan dengan hati, sedangkan filsafat banyak berhubungan dengan
pemikiran.
3. Filsafat menuntut pengetahuan untuk memahami, sedangkan agama menuntut
pengetahuan untuk beribadah atau mengabdi.
4. Pokok agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, tetapi yang penting adalah hubungan
manusia dengan Tuhan.
5. C.S. Lewis membedakan enjoyment dan contemplation, misalnya laki-laki mencintai
perempuan. Rasa cinta disebut enjoyment, sedangkan memikirkan rasa cintanya disebut
contemplation, yaitu memikirkan pikiran si pecinta tentang rasa cintanya itu. Sedangkan
agama dapat dikiaskan dengan enjoyment atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian
(dedication) atau contentment.
6. Agama mulai dari keyakinan yang kemudian dilanjutkan dengan mencari argumentasi
untuk memperkuat keyakinan itu, sedangkan filsafat berawal dari mencari-cari argumen dan
bukti-bukti yang kuat dan timbullah keyakinan.
7. Agama dapat diidentikan dengan air terjun dari bendungan dengan gemuruhnya,
sedangkan filsafat diumpamakan dengan air telaga yang jernih, tenang dan kelihatan
dasarnya. 8. Seorang penganut agama biasanya selalu mempertahankan agamanya habis-
habisan karena dia sudah mengikatkan diri kepada agamanya itu, sebaliknya seorang ahli
filsafat bersifat lunak dan sanggup meninggalkan pendiriannya jika ternyata pendapatnya
keliru.
17