Anda di halaman 1dari 17

1

BAB 1
A. Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

 
Budaya tentunya memiliki definisi yang cukup luas, oleh karena itu, kamu perlu mengetahui
berbagai pengertian budaya dari para ahli sebagai berikut:

- E.B. Taylor. 
Seorang antropolog Inggris bernama E.B Taylor mendefinisikan pengertian budaya adalah
sesuatu kompleks yang mencakup pengetahuan kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat .

- Kluckhohn dan Kelly. 


Menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson Kelly dalam bukunya The concept of culture,
pengertian budaya adalah semua rancangan hidup yang diciptakan secara historis baik secara
eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan nonrasional, yang ada pada waktu tertentu sebagai
panduan potensial dalam perilaku manusia.

- Louise Damen. 
Louise Damen menulis dalam bukunya Culture Learning: The Fifth Dimension in the Language
Classroom, bahwa budaya mempelajari berbagi pola atau model manusia untuk hidup seperti
pola hidup sehari-hari. Pola dan model ini meliputi semua aspek interaksi sosial manusia. Budaya
adalah mekanisme adaptasi utama umat manusia. 

- Ralph Linton. 
Seorang Antropolog Amerika di abad 20an, Ralph Linton mendefinisikan budaya dalam bukunya
The Cultural Background of Personality. Menurutnya pengertian budaya adalah susunan perilaku
yang dipelajari dan hasil perilaku yang elemen komponennya dibagi dan ditularkan oleh anggota
masyarakat tertentu. 

2
- William H. Haviland. 
Menurut William H. Haviland, pengertian budaya adalah seperangkat peraturan dan norma yang
dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat. Jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat diterima oleh semua masyarakat.

- Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi. 


Selo Soemardjan merupakan sosiolog serta tokoh pendidikan dan pemerintahan di Indonesia.
Sedangkan Soelaeman Somardi merupakan seorang sosiolog Indonesia. Keduanya merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. 

- Koentjaraningrat. 
Menurut Antopolog Indonesia Koentjaraningrat, pengertian budaya adalah sebuah sistem
gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia yang di dalam
kehidupannya yang bermasyarakat. 
Selain itu Koentjaraningrat juga mendefinisikan budaya lewat asal kata budaya dalam bahasa
Inggris  yaitu "colere" yang kemudian menjadi "culture" dan didefinisikan sebagai segala daya
dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

- Soerjono Soekanto. 
Soerjono Soekanto merupakan seorang sosiolog. Ia mengartikan budaya sebagai sesuatu yang
mencakup semua yang didapat atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

- Ki Hajar Dewantara. 
Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai buah budi manusia yang merupakan
hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Hal itu
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan. 

B. Unsur – Unsur Budaya

1. Unsur Religi
Unsur religi ialah dimana manusia mengakui keberadaan tuhan sebagai
sang pencipta, di indonesia sendiri terdapat berbagai macam agama di
antaranya mayoritas penduduk indonesia memeuk agama islam. Agama
ialah suatu unsur yang wajib di perlakukan dalam kehidupan sehari - hari
kita, karena jika seorang manusia tidak memiliki kepercayaan
terhadapagama maka semua manusia tidak akan teratur karena tidak
memiliki peraturan. Fungsi agama yaitu untuk mengatur kehidupan
manusa dalam hubunganya dengan sang pencipta.
Contoh : Agama islan, Hindu, Kristen Dll

2. Sistem Kemasyarakatan
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa diciptakan
sebagai yang paling sempurna namun tetap memiliki
3
kekurangan/kelemahan dan kelebihan masing - masing antar individu
sehingga untukberorganisasi dan bersatu karena pada dasarnya
manusia bukan lah makluk yang invidiualis mereka saling membutuhkan
satu sama lain agar bisa berkembang.
Contoh : Organisasi yang di bentuk oleh masyrakat sebagai perwakilan
ataupun sekumpulan masyarakat yang ber organisasi demi kepentingan
bersama dan saling menguntungkan.
3. Sistem Peralatan
Maksuda dari sistem ini sendiri ialah peralatan yang di gunakan manusia
untuk menopang kehidupan sehari - hari manusia. Pada zaman
sekarang lebih tepatnya era globalisasi manusia memerlukan peralatan
yang memudahkan dalam melakukan tugas apapun dalam keseharianya,
agar bisa mengirit waktu ataupun mempermudah dalam berkomunikasi
dan bersosialisasi.
Contoh : alat komunikasi seperti handphone, kendaraan seperti sepeda
motor dan masih banyak lagi yang lainya.
4. Sistem Mata Pencaharian
Sistem mata pencaharian ilah sistem yang memenuhi kebutuhan hidup
manusia, di karenakan manusia memiliki tuntutan hidup diantaranya
konsumsi, sandang, pangan dll karena itulah manusia di tuntut atau di
haruskan bekerja untuk tetap bertahan hidup dan memenuhi segala
kebutuhan nya.
Contoh : Pekerja kantoran, pem bisnis, buruh, petani dan masih banyak
profesi yang lainya.
5. Sistem Bahasa
Bahasa adalah cara manusia berkomunkasi, terdapat banyak bahasa di
muka bumi ini tergantung kebudayaanya di indonesia sendiri ada satu
bahasa pedoman yakni bahasa indonesia yang di jadikan cara
berkomunikasi sehari - hari namun masih banyak bahsa - bahasa dari
berbagai macam suku di indonesia sendiri.
Contoh : Bahasa Indonesia, sunda, madura, ambon dan yang lainya.
6. Sistem Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sendiri sangatlah identik dengan manusia, karena
manusia memiliki akal dan fikiran yang telah di karuniakan kepada
masing - masing individualis. Di indonesia masyarakatnya sendiri di
wajibkan mengeyam bangku sekolah sampai 9 tahun dari SD, SMP dan
SMA karena mereka sadar akapn penting nya ilmu pengetahuan dalam
perkembangan zaman di era globalisasi ini persaingan antar manusia
semakin sengit dalam segi profsei ataupun yang lainya.
Contoh : Wajib sekolah 9 tahun yang di terapkan pemerintah indonesia.

4
7. Seni
Dalam kehdiupan manusia, manusia tidak lepas dari yang namanya seni.
Karena disitulah manusia bebas berekpresi meluapkan kreatifitasnya
sendiri, dalam kehdiupan sehari - haripun manusia tidak bisa lepas dari
seni karena seni adalah bagian dari manusia.
Contoh : Fotografi, Musik, Lukisan dan sebagainya.

C. Macam – Macam Budaya Adat Indonesia Yang Multicultural


Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh
daerah di Indonesia. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda. Berikut ini
beberapa kebudayaan Indonesia berdasarkan jenisnya:

1. Rumah adat

Rumah gadang, rumah adat sumatera barat

Berikut adalah daftar rumah adat di Indonesia


 Aceh:
o Rumoh Aceh
o Rumah Krong Bade
 Sumatra Utara:
o Rumah Balai Batak Toba
o Rumah Bolon
o Omo Hada (Nias)
o Rumah Panggung (Melayu dan Pesisir)
o Siwaluh Jabu (Karo)
 Sumatra Barat:
o Rumah Gadang
o Uma (Mentawai)
 Riau:
o Selaso Jatuh Kembar
o Lontiok
 Kepulauan Riau: Rumah Belah Bubung
 Jambi:
o Rumah Panggung
o Rumah Betiang
 Bangka Belitung: Rumah Rakit
 Bengkulu: Rumah Bubungan Lima
 Sumatra Selatan:
o Rumah Limas
o Rumah Ulu

5
 Lampung:
o Nuwo Sesat
o Nuwou Balak
o Lamban Balak
o Lamban Pesagi
o Nuwou Lunik
 Jakarta: Rumah Kebaya (Rumah Bapang) dan Rumah Gudang
 Jawa Barat dan Banten: Rumah Kesepuhan
 Yogyakarta: Bangsal Kencono
 Jawa:
o Joglo (Jawa Tengah dan Jawa Timur)
o Tanean Lanjhang (Madura)
 Bali: Gapura Candi Bentar
 Nusa Tenggara Barat: Rumah Dalam Loka Samawa(Lombok)
 Nusa Tenggara Timur:
o Lopo
o Sao Ata Mosa Lakitana
o Rumah Musalaki
 Kalimantan Barat: Rumah Panjang
 Kalimantan Selatan: Rumah Banjar
 Kalimantan Tengah: Rumah Betang
 Kalimantan Timur: Rumah Lamin
 Kalimantan Utara: Rumah Baloy
 Sulawesi Barat:
o Rumah Adat Boyang (Mandar)
o Rumah Adat Banoa Sibatang (Mamuju)
 Sulawesi Selatan:
o Bola Soba (Bugis Bone)
o Balla Lompoa (Makassar Gowa)
o Tongkonan (Tana Toraja)
 Sulawesi Tenggara:
o Istana Buton
o Laikas
 Sulawesi Utara: Rumah Bolaang Mongondow
 Sulawesi Tengah:
o Souraja
o Rumah Tambi
 Gorontalo:
o Bandayo Po Boide
o Dulohupa
 Maluku: Baileo (dari bahasa Portugis)
 Maluku Utara: Sasadu
 Papua: Honai
 Papua Barat:
o Kambik (suku Moi)
o Rumsram (Biak)
o Jew (Asmat)
o Harit (Maybrat-Teminabuan)
o Kun (suku-suku sekitar DAS Mamberamo-Sarmi)

6
2. Upacara adat

Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun yang dilaksanakan


secara teratur dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu rangkaian
aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa terima kasih.[5] Selain itu, upacara adat merupakan
perwujudan dari sistem kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal, bernilai
sakral, suci, religius, dilakukan secara turun-temurun serta menjadi
kekayaan kebudayaan nasional.

Unsur-unsur dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu pelaksanaan, benda-
benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi pemimpin dan peserta upacara.

Jenis-jenis upacara adat di Indonesia antara lain:


Upacara kelahiran, perkawinan, kematian, penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala suku dan
sebagainya.

Beberapa upacara adat tradisional yang dilaksanakan masyarakat antara lain:


 Peucicap di Aceh
 Peusijuek dapu di Aceh
 Peutron Aneuk di Aceh
 Pemamanen di Aceh
 Cawir Metua di Sumatra Utara
 Jamu Laut di Sumatra Utara
 Margondang di Sumatra Utara
 Serak gulo di Sumatra Utara
 Tabuik di Sumatra Barat
 Balimau di Sumatra Barat dan Lampung
 Makan bajamba di Sumatra Barat
 Basuh Lantai di Kepulauan Riau
 Mandi safar Melayu di Kepulauan Riau
 Ratif saman di Kepulauan Riau
 Tepuk tepung tawar di Kepulauan Riau
 Belangiran di Lampung
 Ngumbay Lawok di Lampung
 Gawi di Lampung
 Ngambabekha di Lampung

a. Jawa
 Padusan, di Jawa Tengah. Padusan dikenal sebagai semacam upacara bersih diri yang
dilakukan menjelang bulan puasa. Biasanya warga dan masyarakat melakukan ini di sungai
yang mengalir atau sumber air (umbul)
 Seren taun di Jawa Barat
 Mitoni, tedak siti, ruwatan, kenduri, grebegan di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur
 Jolenan di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
 Dugderan oleh masyarakat Semarang
 Kasodo oleh masyarakat Tengger
 Seblang oleh masyarakat Osing

b. Kalimantan Barat
 Gawai Dayak masyarakat Dayak
7
 Robo-robo masyarakat Mempawah

c. Kalimantan Tengah
 Tiwah masyarakat Dayak Ngaju

d. Kalimantan Selatan
 Baayun Mulud masyarakat Banjar
 Badudus masyarakat Banjar
 Bapapai masyarakat Banjar
 Aruh Baharin masyarakat Dayak
 Mappanretasi masyarakat Bugis Pagatan
 Macceratasi masyarakat Kotabaru Kalimantan Selatan

e. Kalimantan Timur : Erau di Kutai Kartanegara

f. Sulawesi : Mapasilaga tedong suku Toraja


 Rambu solo suku Toraja
 Sayyang Pattudu suku Mandar

g. Nusa Tenggara
 Ngaben di Bali
 Nelu bulanin di Bali
 Nyongkolan di Lombok
 Pasola sumba di Pulau Sumba

h. Maluku
 Kololi kie di Maluku Utara
 Pukul sapu di Maluku
 Abdau di Maluku
 Buka sasi lompa di Maluku

i. Papua
 Barapen atau Bakar batu di Papua
 Sanepen di Biak

3. Aksara
Aksara Nusantara merupakan beragam aksara atau tulisan yang digunakan di Indonesia untuk
secara khusus menuliskan bahasa daerah tertentu, meskipun penggunaannya untuk sekarang
tergeser oleh alfabet Latin.
 Aksara Bali untuk menuliskan bahasa Bali.
 Aksara Batak untuk menuliskan bahasa Batak.
 Aksara Jawa (Hanacaraka) untuk menuliskan bahasa Jawa.
 Aksara Jawi untuk menuliskan bahasa Melayu dan rumpunnya.
 Aksara Kaganga untuk menuliskan bahasa Rejang.
 Aksara Lampung untuk menuliskan bahasa Lampung.
 Aksara Lontara untuk menuliskan bahasa Bima, Bugis, Luwu, Makassar, dan Mandar.
 Aksara Pegon untuk menuliskan bahasa Jawa dan Sunda.
 Aksara Sasak untuk menuliskan Bahasa Sasak
 Aksara Sunda untuk menuliskan bahasa Sunda.

8
4. Teater dan Drama

Pandawa dan Kresna dalam suatu adegan pagelaran wayang wong.

Teater merupakan tontonan yang dipertunjukkan di depan khalayak umum. Seni teater adalah
jenis kesenian dalam bentuk pertunjukkan drama secara langsung yang dipentaskan di atas
panggung.
Teater di Indonesia banyak macamnya, berikut macam-macam teater Indonesia:
 Arja (Bali)
 Bakaba (Sumatra Barat)
 Calonang (Bali)
 Drama gong (Bali)
 Dulmuluk (Sumatra Selatan)
 Warahan (Lampung)
 Gambuh (Bali)
 Flamboyant (Sulawesi Barat)
 Janger (Jawa Timur, Bali)
 Kecak (Bali)
 Kemidi rudat (NTT)
 Ketoprak (Jawa Tengah)
 Komedi bangsawan (Sumatra, Jawa)
 Komedi stambul (kini mati)
 Kondobuleng (Sulawesi Selatan)
 Lenong (DKI Jakarta)
o Lenong denes
o Lenong preman
 Longser (Jawa Barat)
 Ludruk (Jawa Timur)
 Makyong (Riau, Sumatra Utara)
 Mamanda (Kalimantan Selatan)
 Mendu (Kepulauan Riau)
 Oprak alang (Jawa Tengah bagian utara)
 Randai (Sumatra Barat)
 Reog (Jawa Timur)
 Sandiwara (Jawa Barat)
 Sanghyang (Bali)
 Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali)
 Srandul (Jawa Tengah)
 Topeng banjet (Jawa Barat)
 Ubrug (Banten)
 Wayang bangsawan (Kepulauan Riau)
9
 Wayang golek (Jawa Barat)
 Wayang kulit (Jawa)
 Wayang orang (Jawa Tengah)
 Wayang potehi (Jawa Tengah)
 Wayang rumput (Jawa Tengah)
 Wayang topeng (Jawa Timur)

Pada masa Hindia Belanda, sebuah teater komedi stambul pernah populer. Teater ini adalah
suatu bentuk seni pertunjukan teater sandiwara keliling yang pada waktu itu lahir untuk
memenuhi hiburan bagi rakyat. Sebenarnya teater keliling ini mirip dengan teater yang ada di
Eropa, seperti halnya pertunjukan sirkus. Komedi stambul mati pada tahun 1891. Pada
umumnya, pertunjukannya bersumber dari cerita-cerita Melayu, Arab, Persia, India, Gujarat,
Eropa, dan opera.
Seiring berjalannya waktu, seni teater modern berkembang di Indonesia dengan
gaya drama mereka yang berbeda. Kelompok teater, tari, dan drama terkemuka seperti Teater
Koma semakin populer di Indonesia karena drama mereka sering menggambarkan sindiran
sosial dan politik masyarakat Indonesia.

5. Tarian

Tari tradisional, bagian dari budaya daerah yang menyusun kebudayaan nasional Indonesia

Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa dan budaya


Indonesia. Biasanya tarian berfungsi untuk menyambut tamu, peringatan hari atau peristiwa
tertentu atau bentuk ritual keagamaan.[7]Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat
terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya
dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap
suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih
dari 3000 tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di
berbagai sanggar dan sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang
dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam berbagai
kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan
prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat
terbagi dalam dua kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari
rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi
dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.

6. Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal
dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut

10
maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi
alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan
saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing
seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku. Hal itu dikarenakan lagu
daerah dibuat berdasarkan gaya, tradisi, serta bahasa yang sesuai dengan daerahnya.[8]
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau lagu patriotik yang
dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa lagu kebangsaan
ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain itu, lagu kebangsaan biasanya
merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu
Kebangsaan Indonesia adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.

7. Musik Tradisional

Gamelan
Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keragaman alat musiknya.  Identitas
musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara
pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia
umumnya menggunakan instrumen perkusi,terutama gendang dan gong. Beberapa
berkembang menjadi musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik
petik sasando dari Pulau Rote, angklung dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang
kompleks dari Jawa dan Bali. Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku
di Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508 pulaunya
memiliki budaya dan seninya sendiri. Indonesia memiliki ribuan jenis musik, kadang-kadang
diikuti dengan tarian dan pentas.  Musik tradisional yang paling banyak digemari
adalah gamelan, angklung dan keroncong, sementara musik modern adalah pop dan dangdut.

8. Seni Pertunjukan
Indonesia adalah negara yang memiliki beragam kekayaan budaya dan tradisinya. Beberapa
tradisi tersebut bersifat seni pertunjukan dan saat ini sudah berkembang di Nusantara.[11] Seni
pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan
waktu tertentu. Berikut adalah macam-macam seni pertunjukan di Indonesia:
 Banjet (Jawa Barat bagian utara)
 Barongan (hampir di seluruh daerah)
 Barongsai (daerah dengan komunitas Tionghoa signifikan)
 Bejanggeran (Lombok)
 Burokan (Jawa Barat)
 Drama gong (Bali)
 Gambuh (Bali)
 Hadrah (Pulau Jawa)
 Hudoq (Kalimantan Timur)

11
 Kecak (Bali)
 Kethoprak (Jawa Tengah)
 Kuda lumping (Pulau Jawa)
 Lengger (Jawa Tengah)
 Lengguk (Jawa Tengah)
 Lenong (DKI Jakarta)
 Liang liong (Jawa Tengah, Jawa Timur)
 Ludruk (Jawa Timur)
 Makyong (Riau)
 Mamanda (Kalimantan)
 Ondel-ondel (DKI Jakarta)
 Oprak alang (Jawa Tengah bagian utara)
 Orkes gambus (hampir di seluruh daerah)
 Randai (Sumatra Barat)
 Reog (Jawa Timur)
 Ronggeng Deli (Sumatra Utara)
 Rudat (Jawa Barat)
 Saman (Aceh)
 Sanghyang (Bali)
 Seblang (Jawa Timur)
 Sendratari Ramayana (Yogyakarta, Bali)
 Sintren (Jawa Tengah)
 Srandul (Jawa Tengah)
 Tanjidor (DKI Jakarta)
 Tarling (Jawa Barat)
 Wayang bangsawan (Kepulauan Riau)
 Wayang golek (Jawa Barat)
 Wayang kulit (Pulau Jawa)
 Wayang orang (Jawa Tengah)
 Wayang potehi (Jawa Tengah)
 Wayang rumput (Jawa Tengah)
 Wayang topeng (Jawa Timur)
 Zapin (Pulau Kalimantan)

9. Seni Gambar dan Lukis


Lukisan Indonesia sebelum abad ke-19 sebagian besar terbatas pada seni dekoratif,
dianggap sebagai kegiatan religius dan spiritual, sebanding dengan seni Eropa pra-1400.
Nama-nama seniman pada kala itu anonim, sebab pencipta manusia dipandang jauh lebih
penting daripada kreasi mereka untuk menghormati dewa atau roh. Beberapa contoh adalah
seni dekoratif kenyah, yang didasarkan pada motif alam endemik seperti pakis dan rangkong,
umumnya ditemukan pada dinding rumah panjang Kenyah untuk tujuan estetika. Seni
tradisional yang terkenal lainnya adalah ukiran kayu Toraja yang geometris. Lukisan Bali pada
awalnya merupakan gambar narasi untuk menggambarkan adegan legenda Bali dan
skrip agama Hindu. Lukisan-lukisan Bali klasik sering menghiasi manuskrip lontar dan juga
langit-langit paviliun pura dan kuil.
Di bawah pengaruh kekuasaan kolonial Belanda, seni lukis yang cenderung ke arah
lukisan gaya Barat muncul—pada abad ke-19. Di Belanda, istilah "Lukisan Indonesia"
diterapkan pada lukisan-lukisan yang diproduksi oleh Belanda atau seniman asing lainnya yang
tinggal dan bekerja di—bekas—Hindia Belanda. Pelukis asli Indonesia abad ke-19 yang paling
terkenal adalah Raden Saleh (1807–1877), seniman pribumi—bercampur darah Arab—
12
pertama yang belajar di Eropa. Seninya sangat dipengaruhi oleh romantisisme. Pada tahun
1920, Walter Spies menetap di Bali, ia sering dikreditkan dengan menarik perhatian tokoh
budaya Barat ke budaya dan kesenian Bali. Karya-karyanya telah mempengaruhi seniman dan
pelukis Bali. Kini, Bali memiliki salah satu tradisi melukis yang paling jelas dan paling kaya di
Indonesia.
Tahun1920-an hingga 1940-an adalah masa pertumbuhan nasionalisme di Indonesia.
Periode sebelumnya gerakan romantisme tidak dilihat sebagai gerakan murni Indonesia dan
tidak berkembang. Pelukis mulai melihat dunia alami untuk inspirasi. Beberapa contoh pelukis
Indonesia selama periode ini adalah Bali Ida Bagus Made dan realis Basuki Abdullah. Asosiasi
Pelukis Indonesia (Persatuan Ahli-Ahli Gambar Indonesia atau PERSAGI, 1938–1942) dibentuk
selama periode ini. PERSAGI menetapkan filosofi seni kontemporer yang melihat karya seni
sebagai refleksi dari pandangan individu atau pribadi seniman serta ekspresi pemikiran
budaya nasional.
Sejak tahun 1940-an, para seniman mulai menggabungkan teknik-teknik Barat dengan
citra dan budaya di Asia Tenggara. Pelukis yang berakar dalam gerakan revolusioner Perang
Dunia dan periode pasca Perang Dunia mulai muncul selama periode ini,
seperti Sudjojono, Affandi, dan Hendra. Selama tahun 1960-an, unsur-unsur baru
ditambahkan ketika abstrak ekspresionisme dan seni Islam mulai diserap oleh komunitas seni.
Juga selama periode ini, kelompok pelukis yang lebih peduli tentang realitas masyarakat
Indonesia mulai muncul, mengambil inspirasi dari masalah sosial seperti pembagian antara
orang kaya dan orang miskin, polusi, dan penggundulan hutan. Identitas nasional Indonesia
ditekankan oleh para pelukis ini melalui penggunaan gaya dokumenter yang realistis. Selama
periode Soekarno, seni yang terlibat secara sosial ini secara resmi dipromosikan, tetapi setelah
tahun 1965, popularitasnya menurun karena kecenderungan yang diduga komunis.
Tiga akademi seni yang menawarkan pelatihan formal yang luas dalam seni visual
adalah Institut Teknologi Bandung yang didirikan pada 1947; Akademi Seni Rupa
Indonesia (ASI) atau ASRI, sekarang dikenal sebagai ISI, di Yogyakarta diresmikan pada 1950;
dan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dibuka pada tahun 1970.

10. Seni Patung


 Jawa: Patung Buto
 Bali: Garuda Wisnu Kencana
 Papua: Asmat

11. Pakaian Adat

Ulos yang dipakai penari Sigale gale.

Berikut adalah daftar pakaian adat di Indonesia:


13
 Aceh
o Ulee Balang
 Sumatra Utara:
o Ulos
o Suri-suri
o Gotong
o Gara Gara/Beka buluh
o Baru Oholu dan Õröba Si’öli (Nias)
o Sari (India)
 Sumatra Barat (Minang):
o Anak Daro
o Marapulai
o Baju Kurung
o Minang Roki
o Pakaian Penghulu
o Pakaian Bundo Kanduang
 Riau dan Jambi (Melayu):
o Baju Kurung, Sarung dan Songkok
o Kebaya Laboh
o Cekak Musang
o Teluk Belanga
 Kepulauan Riau (Melayu)
o Baju kurung keke
o Cekak musang
o Baju gunting Cina
o Kain cual Anambas
o Kebaya labuh
o Sunting Melayu
o Tanjak
o Teluk belanga
o Tudung manto
 Bangka Belitung
o Kain Cual, Paksian dan Sungkon
 Sumatra Selatan:
o Songket
o Aesan Gede
 Lampung:
o Tapis
o Siger
o Selempang Pinang
o Seraja Bulan
o Kikat/Tanjak
o Tumpal/Songket
o Ketupung
o Teluk Belanga
o Belah Buluh
 Jakarta
o Baju Koko dan Caping
o Kebaya Encim/Hwa Kun dan Kembang Goyang
o Punjabi (India)
14
 Jawa:
o Batik
o Beskap dan Blangkon
o Kebaya
o Dodotan
o Baju Pesa'an (Madura)
o Kebaya Rancongan (Madura)
 Bali:
o Kemben
o Kancrik
o Kain gringsing
 Nusa Tenggara Timur:
o Tenun Ikat
o Pakaian Tais
o Beti / Taimuti
 Kalimantan Barat
o King Baba
o King Bibinge
o Burai King Burai
 Kalimantan Selatan
o Sasirangan
o Laung
 Kalimantan Timur
o Sarung Samarinda
 Sulawesi Utara (Minahasa)
o Wuyang
o Pasalongan Rinegetan
o Baju Kurai
o Baju Banjang
o Baju Ikan Duyung
o Tonaas Wangko/Walian Wangko
 Sulawesi Tengah (Toraja)
o Kondi Limanan
o Kalando Limanan
 Sulawesi Selatan (Bugis/Makassar):
o Baju Bodo
o Jas Tutup
o Baju La'bu
 Sulawesi Barat (Mandar):
o Baju Adat Mandar
 Maluku
o Baju Cele
 Papua:
o Manawou
o Koteka/Holim, Yokal dan Sali (suku Dani)
o Pummi dan Tok (suku Asmat)
 Papua Barat:
o Ewer

15
12. Seni Suara
Seni suara salah satu cabang dari seni musik dengan menggunakan vokal sebagai media
utama untuk berkespresi atau menciptakan keindahan.

13. Kesusastraan
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam karya sastra di Asia
Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang saling melengkapi terutama dalam
cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah tersebut.
Sastra Indonesia dibagi menjadi 2 bagian besar yakni lisan dan tulisan. Sastra Indonesia sendiri
dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas
dirujuk kepada sastra yang bahasa akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa
Indonesia adalah satu turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga
diartikan sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga beberapa
negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula bangsa Melayu yang
tinggal di Singapura.

14. Film
Era awal perfilman Indonesia ini diawali dengan berdirinya bioskop pertama di Indonesia
pada 5 Desember 1900 di daerah Tanah Abang, Batavia dengan nama Gambar Idoep yang
menayangkan berbagai film bisu. Bioskop tersebut didirikan bukan di sebuah gedung, tapi di
sebuah rumah.
Film pertama yang dibuat pertama kalinya di Indonesia adalah film bisu tahun 1926 yang
berjudul Loetoeng Kasaroengcdan dibuat oleh sutradara Belanda G. Kruger dan L.
Heuveldorp. Saat film ini dibuat dan dirilis, negara Indonesia belum ada dan masih
merupakan Hindia Belanda, wilayah jajahan Kerajaan Belanda. Film ini dibuat dengan didukung
oleh aktor lokal oleh Perusahaan Film Jawa NV di Bandung dan muncul pertama kalinya pada
tanggal 31 Desember, 1926 di teater Elite and Majestic, Bandung.
Perfilman Indonesia sendiri memiliki sejarah yang panjang dan sempat menjadi raja di
negara sendiri pada tahun 1980-an, ketika film Indonesia merajai bioskop-bioskop lokal. Film-film
yang terkenal pada saat itu antara lain, Catatan si Boy (1987), Blok M dan masih banyak film lain.
Bintang-bintang muda yang terkenal pada saat itu antara lain Onky Alexander, Meriam
Bellina, Lydia Kandou, Nike Ardilla, Paramitha Rusady, dan Desy Ratnasari.[18]
Selain film-film komersial, juga ada banyak film film nonkomersil yang berhasil memenangkan
penghargaan di mana-mana yang berjudul Pasir Berbisik yang menampilkan Dian
Sastrowardoyo dengan Christine Hakim dan Didi Petet.[19] Selain dari itu ada juga film yang
dimainkan oleh Christine Hakim seperti Daun di Atas Bantal yang menceritakan tentang
kehidupan anak jalanan. Tersebut juga film-film Garin Nugroho yang lainnya, seperti Aku Ingin
Menciummu Sekali Saja, juga ada film Marsinah yang penuh kontroversi karena diangkat dari
kisah nyata.[20] Selain itu juga ada film film seperti Beth, Novel tanpa huruf R, Kwaliteit 2 yang
turut serta meramaikan kembali kebangkitan film Indonesia. Festival Film Indonesia juga kembali
diadakan pada tahun 2004 setelah vakum selama 12 tahun.

15. Agama dan filsafat


Islam adalah agama mayoritas di Indonesia, dengan hampir 88% orang
Indonesia menyatakan Muslim menurut sensus tahun 2000, menjadikan Indonesia sebagai
negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, sehingga Indonesia dijuluki dengan
"The Most Big Muslim Population". Populasi lainnya adalah 9% Kristen (yang kira-kira dua pertiga
adalah Protestan dengan sisanya Katolik), 2% Hindu, 1% Buddha, dan konghuchu 0.05%.

16
Menurut Prof. Dr. H. Rasyidi, mengatakan bahwa perbedaan antara filsafat dan agama bukan
terletak pada bidangnya, tetapi terletak pada cara-cara menyelidiki bidang-bidang itu sendiri,
yaitu :
1. Filsafat adalah berfikir, sedangkan agama adalah mengabdikan diri.
2. Agama banyak berhubungan dengan hati, sedangkan filsafat banyak berhubungan dengan
pemikiran.
3. Filsafat menuntut pengetahuan untuk memahami, sedangkan agama menuntut
pengetahuan untuk beribadah atau mengabdi.
4. Pokok agama bukan pengetahuan tentang Tuhan, tetapi yang penting adalah hubungan
manusia dengan Tuhan.
5. C.S. Lewis membedakan enjoyment dan contemplation, misalnya laki-laki mencintai
perempuan. Rasa cinta disebut enjoyment, sedangkan memikirkan rasa cintanya disebut
contemplation, yaitu memikirkan pikiran si pecinta tentang rasa cintanya itu. Sedangkan
agama dapat dikiaskan dengan enjoyment atau rasa cinta seseorang, rasa pengabdian
(dedication) atau contentment.
6. Agama mulai dari keyakinan yang kemudian dilanjutkan dengan mencari argumentasi
untuk memperkuat keyakinan itu, sedangkan filsafat berawal dari mencari-cari argumen dan
bukti-bukti yang kuat dan timbullah keyakinan.

7. Agama dapat diidentikan dengan air terjun dari bendungan dengan gemuruhnya,
sedangkan filsafat diumpamakan dengan air telaga yang jernih, tenang dan kelihatan
dasarnya. 8. Seorang penganut agama biasanya selalu mempertahankan agamanya habis-
habisan karena dia sudah mengikatkan diri kepada agamanya itu, sebaliknya seorang ahli
filsafat bersifat lunak dan sanggup meninggalkan pendiriannya jika ternyata pendapatnya
keliru.

17

Anda mungkin juga menyukai