Anda di halaman 1dari 4

Eksistensi Tarian Rudat Terhadap Perkembangan Budaya

di Dusun Terangan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur,


Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara

BAB 1
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Keberadaan kesenian kesenian di pulau lombok lamban laun mulai tergusur oleh
perkembangan budaya asing yang mulai merambak keseluruh bidang di pulau lombok,
apalagi lombok menjadi salah satu dari 10 wisata “new bali/bali baru” yang digagas
oleh pemerintah. Khususnya untuk wilayah lombok utara, perkembangan pariwisata
sudah mulai pesat. Mulai dari infrastruktur sampai perkembangan wisatanya
menunjukkan peningkatan yang cukup pesat. Ini ditunjukkan dengan perkembangan
wisatwan domestik maupun mancanegara. Anak muda di lombok lebih mengenal
budaya internasional seperti dance dan lain sebagainya daripada budaya lokal yang
dimiliki daerahnya sendiri yang seharusnya dilestarikan dan dipelajari agar tidak punah.
Mereka mengganggap budaya lokal adalah Cuma sebagai pelajaran dan budaya yang
kuno.

Tari rudat merupakan sebuah tarian tradisional yang menjadi media dakwah
pada masa lalu. Tari rudat ini dibawakan oleh 13 orang yang berpakaian layaknya
seorang prajurit, menggunakan baju lengan panjang berwarna kuning dan celana selutut
berwarna biru, dilengkapi kopiah panjang mirip aladin berwarna merah yang dililit oleh
kain putih yang biasa disebut tarbus. Mereka dipimpin oleh seorang komandan yang
menggunakan kopiah mirip mahkota, lengkap dengan pedang ditangannya.

Asal usul tari rudat masih simpang siur. Sebagian sejarawan lombok
mengatakan bahwa tari rudat ini perkembangan dari zikir zaman dan burdah, yaitu zikir
yang disertai gerakan pencak silat. Burdah yaitu nyayian yang diiringi seperangkat
rebana ukuran besar. Itulah sebabnya tari rudat banyak menggunakan gerakan kaki dan
tangan, yang kadang tangan diayunkan ke kiri dan kanan bagaikan gelombang. Disisi
lain para penari melakukan gerakan memukul dan menendangan.

Dalam gerakan tari rudat terbagi menjadi 3 bagian, yaitu pembuka, isi, dan
penutup. Makna simbolik dalam gerakan tari rudat ini secara garis besar adalah
mengajak umat untuk masuk ke dalam agama islam yang terdapat dalam ragam gerak
jalan masuk dan dalam ragam gerak jengket/duduk. Dalam gerakan ini juga
menampilkan gerakan kepahlawanan yang ditunjukkan dengan ragam gerak pencakan.
Untuk menambah pendalam dalam ilmu keagamaan ada makna simbolik untuk
menghormati leluhur dan menjaga kehidupan sosial yang ditunjukkan dengan ragam
gerak hormat, roda berputar dan mbabat alas. Secara intinya gerakkan dalam tari rudat
ini meminta siswa untuk lebih tau pentingnya menghormati leluhur, menjaga
silaturahmi dan intinya beriman kepada Allah SWT.

Dengan penjelasan tentang tari rudat diatas jelas bagaimana pentingnya budaya
ini ketika dilestarikan, apalagi jaman sekarang sangat banyak masyarakat yang lebih
memilih untuk meninggalkan budaya nenek moyangnya yang seharsnya dilestarikandan
dijaga. Ketika masyarakat khususnya kaum milenial lebih memilih budaya eropa untuk
dipelajari hal itu dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk
mengklaim menjadi miliknya.

Salah satu faktor yang menyebabkan kaum milenial lebih memilih budaya eropa
karena mereka mengganggap bahwa budaya tradisional itu adalah budaya yang hanya
menjadi sejarah suatu daerah dan tidak mengikuti jaman. Bukan hanya itu kaum
milenial sekarang lebih memilih mempelajari budaya modern karena mereka
mengganggap budaya itu selalu mengikuti jaman. Tarian rudat merupakan salah satu
aset berharga yang harus dijaga sampai nanti, khususnya oleh suku sasak suku asli pulau
lombok. Tapi sayang, kaum milineal suku sasak sudah mulai lupakan akan budaya satu
ini.

Tari rudat harus menjadi salah satu budaya yang harus dilestarikan, harus ada
keselarasana antara pemerintah dan masyarakat dalam mengembangkan tari rudat ini.
Salah satu caranya adalah dengan membuka lapangan baca yang banyak membuka buku
tentang budaya indonesia khususnya budaya yang ada di pulau Lombok. Bukan hanya
itu bagaimana pemeintah harus memfaatkan predikat Lombok sebagai “new bali”.
Seperti contohnya bali yang selalu menampilkan budayanya dalam berbagai kunjungan
dalam artian membuka sanggar penampilan untuk budaya dari daerah tersebut
ditampilkan. Hal inilah yang kurang dari pulau lombok. Dengan budaya yang banyak
harusnya bisa memaksimalkan hal tersebut sebaik mungkin. Dari penelitian ini kami
akan menggangkat bagaimana kurangnya eksistensi budaya Suku Sasak khusunya tari
rudat di masyarakat lombok.

2. RUMUSAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1) Mengapa tari rudat mulai tidak diminati oleh masyarakat?


2) Bagaimana eksistensi tari rudat di masyarakat?
3) Apakah nilai atau pesan moral dari tari rudat?

3. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, kita dapat mengetahui tujuan dari


penelitian ini:
1) Untuk mengetahui alasan masyarakat mulai tidak meminati tari rudat.
2) Untuk mengetahui eksistensi tari rudat.
3) Untuk mengetahui nilai dan pesan yang terkandung dalam tari rudat.
4. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang bisa diambil dari masalah diatas:


1) Dapat meningkatkan minat dan mengetahui alasan dari menurutnya minat
masyarakat
2) Meningkatkan eksistensi tarian rudat di dunia kebudayaan Indonesia
3) Dapat pelajaran tentang nilai atau pesan dan dapat menjadi acuan dari penelitian
lanjutan tentang tari rudat.

5. BATASAN PENELITIAN

Kami memiliki beberapa batasan tempat kami melakukan penelitian untuk


proposal ini diantaranya:

a) Masyarakat Dusun Terangan Tanak Ampar, Desa Pemenang Timur, Kecamatan


Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
b) Masyarakat milenial di Lombok

Anda mungkin juga menyukai