Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

PERKEMBANGAN TARI BERAMBAK DI DESA PEDAMARAN KABUPATEN

OGAN KOMERING ILIR

1. Latar Belakang

Kesenian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kebudayaan yang harus ditumbuh

kembangkan sebagai cirri khas untuk membedakan bngsa yang satu dengan bangsa yang

lainnya. Berkembangnya bentuk kesenian yang ada didaerah setempat dipengaruhi pola piker

masyarakat, sehingga kesejahteraan lebih meningkat. Kesenian juga merupakan salah satu unsur

dari kebudayaan yang merupakan hasil karya manusia yang mengandung unsur-unsur keindahan

dan nilai-nilai kehiduapan manusia yang tumbuh dan berkembang sejajar dengan perkembangan

manusia selaku pengubah dan penikmat seni.

Koentjaraningrat (Dalam Porewanto 2008:52) mendefinisikan “kebudayaan merupakan

keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan

masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”. Menurut Ralph Linton (dalam

Ihromi 2006:18) “kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun

dan tidak mengenal sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap

lebih tinggi atau lebih diinginkan”.


Menghadapi perkembangan zaman sekarang ini diperlukan suatu upaya yang mampu

mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa. Budaya atau nilai budaya dapat

diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya atau yang kita kenal

dengan proses enkulturasi. Untuk itu kita sebagai generasi muda hendaknya mengembangkan

dan berupaya untuk melestarikan kebudayaan yang ada dengan tetap menjaga

keeksistensiaannya tanpa menghilangkan dasar-dasar yang telah ada.


Sumatera Selatan merupakan daerah yang kaya akan keindahan alam yang mempesona

yang memiliki beraneka ramag seni budaya dan tradisi-tradisi yang unik dalam kehidupan

1
penduduknya yang terdiri dari berbagai etnis salah kabupaten yang memiliki beraneka ragam.

Bastomi (1988:93) mengemukakan bahwa


Kesenian tradisional Indonesia memiliki ciri khas Indonesia. Keseluruhan
ciri khas itu mencerminkan pertumbuhan dan perkembangan bangsa
Indonesia sepanjang zaman. Tradisi bukan berarti mandeg, melainkan
berkembang sesuai dengan tuntunan zaman. Kesenian tradisional cepat atau
lambat tentu mengalami perkembangan sesuai dengan tumbuhnya kebutuhan
serta kemampuan masyarakat pendukungnya.

Termasuk kabupaten Ogan Komering Ilir yang sejak lampau memiliki beraneka ragam

kesenian tradisional, pada umumnya penduduk yang mendiami daerah Ogan Komering

Ilir adalah suku Melayu Palembang, dengan varian Pegagan, Penesak, Rambang

Senuling dan terdapat pula suku Komering Kayuagung.

Adapun bentuk-bentuk kesenian yang berkembang di kabupaten Ogan Komering

Ilir antara lain : seni tari terdapat Tari Penguton, Tari Puteri Usang Sungging, Tari

Sabung Ayam, Tari Berambak, seni drama Putri Si Rambut Putih, seni musik Tanjidor

dan Orkes Melayu, seni rupa dan kerajinan Kain Sarung Tenun, kerajinan logam dan

perhiasan dan banyak lagi jenis kesenian yang terdapat di kabupaten Ogan Komering

Ilir.

Di kabupaten Ogan Komering Ilir dibagi-bagi menjadi beberapa kecamatan salah

satunya kecamatan Pedamaran, didesa Pedamaran ini mempunyai beberapa kesenian

juga seperti musik, kerajinan tangan dan seni tari, adapun musik yang berkembang di

desa ini adalah musik tanjidor yang sering di mainkan apa bila sedang mengadakan

acara pernikahan atau ketika penganten diarak keliling desa. Sedangkan kerajinan

tangan yang ada didesa ini adalah menganyam tikar yang menjadi mata pencarian bagi

masyarakat sini pada umumnya, untuk mengungkapkan rasa kegembiraan masyarakat

dalam menganyam maka di tuangkanlah kedalam sebuah tarian yaitu Tari Berambak

(Tari Menganyam Tikar).

2
Tari Berambak ini sering ditarikan ketika acara pernikahan, festival, dan acara-

acara hiburan rakyat yang ada didesa dan kecamatan tersebut. Tarian ini diciptakan oleh

Bapak Suparman, S. Pd yang biasa dipanggil Suparman Guluk, beliau selain membuat

tarian juga suka membuat lagu-lagu daerah seperti Lagu Berambak, Sungai Babatan

dan banyak lagi lagu ciptaan beliau yan sudah populer di kabupaten Ogan Komering

Ilir.

Tari Berambak ini juga sekarang sudah menjadi tari tradisi didesa Pedamaran

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tari berambak di tarikan secara berpasang-pasangan

pada umunnya Tari Berambak ditarikan oleh para remaja-remaja didesa tersebut dan

tidak ada ketentuan harus berapa jumlah pasangan penarinya dan Tari Berambak ini

biasanya ditarikan langsung diiringi oleh penyanyinya.

Pakaian yang digunakan sangat sederhana yaitu pakaian yang biasa digunakan

didesa Pedamaran, untuk penari pria menggunakan baju batik, celana hitam, sarung

tajung atau belibis. Sedangkan untuk penari wanita menggunakan baju kebaya dan kain

jufri dan dengan hiasan sanggul.

Tari Berambak ini sangat akrab dengan masyarakat Pedamaran karena tarian ini

menceritakan mengenai mata pencarian yang ada di daerah Pedamaran.

Berdasarkan gambaran permasalahan di atas peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi yang jelas sebagai rasa

tanggung jawab dan kepedulian serta kecintaan peneliti terhadap perkembangan

tari tradisional khususnya tari sambut yang ada di daerah Pedamaran. Maka untuk

itu peneliti mencoba melakukan penelitian tentang “Perkembangan Tari

Berambak Di Desa Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir”

2. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah

3
2.1 Pembatasan Masalah
Penelitian yang akan diteliti dibatasi secara khusus mengenai perkembangan Tari

Berambak didesa Pedamaran kabupaten Ogan Komering Ilir, yang dimaksud

perkembangan disini adalah (1) asal pembentukan Tari Berambak (2) perkembangan

bentuk pertunjukan Tari Berambak didesa Pedamaran kabupaten Ogan Komering Ilir.

2.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan secara umum penelitian

yang akan ditelitih adalah bagaimana perkembangan Tari Berambak didesa Pedamaran

kabupaten Ogan Komering Ilir.

3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian nantinya sebagai berikut:
1. Menjelaskan asal-usul Tari Berambak didesa Pedamaran kabupaten Ogan

Komering Ilir.
2. Memberikan gambar bentuk sajian dan perkembangan Tari Berambak didesa

Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir.

4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian nanti adalah sebagai berikut :
1. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha mengembangkan kesenian

rakyat didesa Pedamaran kabupaten Ogan Komering Ilir.


2. Dapat menanamkan pengertian dan menggali kembali nilai kesenian rakyat yang

perlu diwariskan kepada generasi penerus.


3. Dapat mendorong minat peneliti-peneliti lain menggali seni tradisional yang ada

didesa Pedamaran kabupaten Ogan Komering Ilir.

5. Tinjauan Pustaka
5.1 Kebudayaan
Pengertian Kebudayaan “Kebudayaan merupakan keseluruhan system gagasan, tindakan

dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri

manusia dengan belajar” Koentjaraningrat (dalam Poerwanto, 2008:52). Sedangkan

menurut Ralph Linton (dalam Ihromi 2006:18) menyatakan bahwa “Kebudayaan adalah

seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun dan tidak mengenal sebagian dari

4
cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih

diinginkan.” Menurut Taylor (dalam Poerwanto, 2008:52) menyatakan bahwa “Kebudayaan

sebagai keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum,

moral, adat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai

anggota masyarakat.”
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah hasil karya manusia

untuk diri manusia itu sendiri yang meliputi kepercayaan, kesenian, hukum, moral, adat dan

berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.

5.1.1 Unsur-unsur Kebudayaan


Menurut Kluckhohn (dalam Poerwanto, 2008:53) menyatakan bahwa “dalam setiap

kebudayaan mahluk manusia juga terdapat unsure-unsur kebudayaan yang sifatnya

universal; meliputi sistim organisasi social, sistim mata pencaharian hidup, sistim

teknologi, sistim pengetahuan, kesenian, bahasa dan religi”.


5.2 Kesenian
Read (dalam Elvandari, 2009:13) merumuskan kesenian sebagai usaha menciptakan

bentuk-bentuk yang indah. Melalui karya seni, masyarakat berupaya mengekspresikan

pemahaman, pengalaman dan imajinasinya. Suatu hasil disebut karya seni tergantung

pada dapat tidaknya karya itu memberikan kesenangan bagi orang yang mengalaminya,

disamping itu kesenian merupakan perwujudan rasa keindahan yang penuh dengan

muatan-muatan nilai atau moral serta kepercayaan.


Menurut Read (dalam Elvandari, 2009:13) secara umum kesenian dapat dibedakan

menjadi 3, yaitu :
(a) seni rupa, yaitu kesenian yang dinikmati oleh manusia dengan
mata, misalnya seni patung, relief, lukis dan lain-lain; (b) seni suara,
yaitu kesenian yang dinikmati manusia dengan telinga, misalnya seni
vokal, instrumentalia, sastra; (c) seni yang dinikmati manusia dengan
menggunakan mata dan telinga, misalnya sendratari yang merupakan
gabungan dari seni tari, instrumentalia, dan sastra.

Kesenian merupakan bagian daripada kebudayaan yang merupakan hasil karya

mengandung unsur-unsur keindahan dan nilai-nilai kehidupan manusia.

5
Bastomi (1988:1) “Seni adalah salah satu upaya budi manusia yang menumbuhkan

keindahan”. Menurut Ensiklopedia Indonesia (dalam Sartono, 2007:2) “Seni adalah

penciptaan benda atau segala hal yang karena keindahan bentuknya, orang senang

melihat atau mendengar.” Aristoteles (dalam Sartono, 2007:2) “Seni adalah peniruan

bentuk alam dengan kreativitas dan ide penggubahnya agar lebih indah”.
Dari pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa seni adalah

penciptaan benda atau segala hal peniruan bentuk alam yang merupakan perbuatan

manusia dengan kreativitas yang menumbuhkan keindahan.


5.3 Tari
Menurut Verkuyl (dalam Poerwanto, 2008:25) menyatakan bahwa “Tari adalah

gerak-gerak tubuh dan anggotanya yang diatur sedemikian rupa sehingga berirama”
Menurut Soedarsono (1978:1) “apabila tari dianalisa secara teliti, maka akan

tampak bahwa diantara sekian banyak elemen yang terdapat didalamnya, ada dua yang

paling penting, yaitu gerak dan ritme”. Kamaladevi Chattopadhaya (dalam Soedarsono,

1992:81), seorang ahli tari dari India, mengemukakan sebuah batasan tentang tari

sebagai berikut. “Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang

mendorongnya untuk mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis.”


Pangeran Suryadiningrat (dalam Soedarsono, 1978:2) seorang ahli tari Jawa bernama

pernah pula mengutarakan sebuah definisi yang berbunyi “tari adalah gerak-gerak dari

seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta

mempunyai maksud tertentu”.


Dari beberapa definisi tari di atas dapat disimpulkan bahwa tari itu berupa gerak-

gerak yang ritmis yang ditimbulkan oleh tubuh manusia yang disesuaikan dengan gerak

dalam ruang dan waktu.

5.3.1 Tari Tradisional


Soedarsono (1978:12) “Tari tradisional adalah semua tarian yang telah mengalami

perjalanan sejarah yang cukup lama, yang selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang

telah ada”. Dengan merujuk pengertian di atas maka lahirnya tari tradisional tidaklah

6
secara spontan, karena dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi yang

mempunyai tata aturan yang mengikat (baku).


Soedarsono (1978:12) mengemukakan bahwa tari tradisional berdasarkan nilai

artistik garapannya yaitu:


(a) tari primitif (sederhana): adalah jenis tari yang memiliki bentuk-
bentuk gerak yang belum begitu digarap secara koreografis, gerak-
geraknya sederhana, iringan musik juga sederhana, serta pakaian dan
riasnya pun sangat sederhana pula; (b) tari rakyat merupakan tari yang
hidup dan berkembang di kalangan rakyat. Tari rakyat disusun untuk
kepentingan rakyat setempat dengan komposisi, iringan, tata pakaian
dan tat arias yang sederhana; (c) tari klasik adalah tari yang semula
berkembang dikalangan raja dan bangsawan dan telah mencapai
kristalisasi artisitik yang tinggi dan telah pula menempuh jalan sejarah
yang cukup panjang sehingga memiliki pulau nilai tradisional.

5.4 Tari Berambak


Tari Berambak merupakan bentuk seni tari tradisional yang ada di kabupaten Ogan

Komering Ilir khususnya di desa Pedamaran. Tari ini biasanya disajikan sebagai tari

penyambutan tamu resmi, acara pernikahan bahkan terkadang ditampilkan pada saat

festival-festival tari dan acara-acara lainnya.

Tarian ini diciptakan oleh Bapak Suparman, S. Pd yang biasa dipanggil Suparman

Guluk, beliau selain membuat tarian juga suka membuat lagu-lagu daerah seperti Lagu

Berambak, Sungai Babatan dan banyak lagi lagu ciptaan beliau yan sudah populer di

kabupaten Ogan Komering Ilir.

Tari Berambak ini juga sekarang sudah menjadi tari tradisi didesa Pedamaran

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Tari berambak di tarikan secara berpasang-pasangan

pada umunnya Tari Berambak ditarikan oleh para remaja-remaja didesa tersebut dan

tidak ada ketentuan harus berapa jumlah pasangan penarinya dan Tari Berambak ini

biasanya ditarikan langsung diiringi oleh penyanyinya.

Pakaian yang digunakan sangat sederhana yaitu pakaian yang biasa digunakan

didesa Pedamaran, untuk penari pria menggunakan baju batik, celana hitam, sarung

7
tajung atau belibis. Sedangkan untuk penari wanita menggunakan baju kebaya dan kain

jufri dan dengan hiasan sanggul.

6. Prosedur Penelitian

Bagian ini akan menyajikan definisi operasional, kerangka konseptual penelitian,

jenis penelitian, objek penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan

teknik analisis data.

6.1 Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran, berikut ini dikemukakan batasan

operasional istilah Perkembangan Tari Berambak Di Desa Pedamaran Kabupaten Ogan

Komering Ilir.
1) Perkembangan : suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat

kualitatif atau untuk fungsi psikologis yang berlangsung

secara terus menerus kearah yang lebih baik/ progresif

yang disebut kematangan


2) Tari : adalah ungkapan rasa yang paling dalam oleh manusia

yang mengandung berbagai ekspresi yang divisualkan

lewat gerak tubuh yang mengandung nilai estetik dan

artistik.
3) Berambak : adalah Menganyam tikar.
4) Pedamaran : adalah kecamatan dari desa pedamaran itu sendiri.
5) Ogan Komering Ilir : merupakan kabupaten dari desa Pedamaran.

6.3 Jenis Penelitian


Menurut Kamus Besar Bahas Indonesia (dalam Alkaf, 2009:2) “bahwa kata “teliti”

berarti cermat, seksama, hati-hati. Seperti pernyataan dari Hillway (dalam Alkaf,

2009:3) “riset (penelitian) berarti metode yang dilakukan seseorang melalui

penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh

pemecahan terhadap masalah-masalah tersebut”.

8
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan penelitian

deskriptif analisis. Hal ini sesuai dengan tujuan memperoleh deskripsi yang mendalam

tentang sesuatu, dalam hal ini Tari Berambak.


Menurut Arikunto (2010:3) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah

disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.


Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah:
1) Pembuatan Rancangan Penelitian
a. Memilih masalah .
b. Studi pendahuluan.
c. Merumuskan masalah
2) Pelaksanaan Penelitian.
a. Menentukan dan menyusun instrument.
b. Mengumpulkan data.
c. Anaslisis data.
d. Menarik kesimpulan.
3) Pembuatan laporan penelitian (menulis laporan)

6.4 Objek Penelitian


Objek penelitian ini adalah Tari Berambak di Desa Pedamaran Kabupaten Ogan

Komering Ilir. Objek ini mencakup penata tari, musik iringan tari, dan hal-hal yang

terkait pada proses pertunjukkan.

6.5 Instrumen Penelitian


Arikunto (2010:203) “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah”. Instrumen dari penelitian ini adalah peneliti sendiri. Seperti yang diungkapkan.
Dalam penelitian kualitatif kedudukan peneliti cukup rumit, ia sekaligus sebagai

perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia

menjadi pelapor hasil penelitian. Pengertian instrumen disini sangat tepat karena ia

menjadi segala-galanya dari keseluruhan proses penelitian.

6.6 Teknik Pengumpulan Data

9
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data participant observation

(observasi berperan serta) yaitu “peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang

yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian” (Sugiyono,

2010:145).

6.6.1 Teknik Observasi


Hadi (dalam Sugiyono, 2010:145) menyatakan observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis,

dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.


Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipasi pasif. Dalam hal ini peneliti

datang di tempat kegiatan orang yang sedang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut. Dengan kata lain peneliti hanya mengamati.


Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melihat langsung bagaimana

latihan dan persiapan Tari Berambak. Dengan observasi ini peneliti bertujuan untuk

dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bagaimana bentuk dan keadaan tari ini

sebenarnya.

6.6.2 Teknik Interview/Wawancara


Sugiyono (2010:137) mengatakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Alat bantu yang dipergunakan

untuk kelancaran wawancara adalah alat tulis, buku catan, laptop, hand phone dan

kamera. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada pihak-pihak terkait sebagai

berikut:
1) Pencipta Tari Berambak, untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang

kesejarahan, deskripsi gerak tari .

10
2) Penari atau pendukung tari untuk memperoleh data yang berkaitan dengan tari

Tepak Keraton.

6.6.2 Teknik Dokumentasi


Teknik dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,

agenda dan sebagainya” (Arikunto, 2006:231). Untuk merekam wawancara, musik

iringan tari, pendapat dan komentar pembahan tentang Tari Berambak, dalam hal ini

peneliti menyertakan tape recorder, buku catatan, dan kamera digital sebagai media

penyimpanan data-data yang diperoleh.

7. Teknik Analisis Data


Data yang kita peroleh di lapangan sebenarnya merupakan hasil interaksi antara

peneliti dan subjek penelitian, baik berupa individu berasal dari situasi manusia. Karena

itu data yang dideskripsikan peneliti sebenarnya merupakan hasil rekonstruksi pikiran

peneliti terhadap apa yang teramati.


Menurut Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2010:246) mengemukakan bahwa

aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data

display, dan conclusion dgawing/verification.


Secara praktis dan mudah dipahami, untuk menganalisis data saya membuat

langkah-langkah berikut :
1. Membuat catatan lapangan.
Peneliti mencatat, merekam atau memotret apa yang didengar dan dilihat di

lapangan, sebagai hasil wawancara mendalam, pengamatan dan atau membaca

dokumen.

2. Membuat catatan penelitian.


Peneliti menulis kembali semua yang diperoleh dari langkah pertama, sehingga

menjadi catatan yang lebih rapi, mudah diapahami, enak dibaca tetapi hanya berisi

yang terkait dengan yang diperlukan.

11
3. Menggelompokkan data sejenis.
Peneliti seawal mungkin jika sudah bisa, mulailah memilah atau menggelompokkan

“data sejenis” atau sub tema atau tema dari kumpulan data tersebut.
4. Melakukan interprestasi dan penguatan.
Peneliti “meraba-raba” memberi arti terhadap deskripsi para responden (kelompok

data) dalam menjawab permasalahan penelitian.

7.1 Data Reduction (Reduksi Data)


“Mereduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada

hal-hal penting, dicari tema dan polanya” (Sugiyono, 2010:247). Data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data merupakan bagian analisis data yang dapat mempertegas, memperpendek,

membuat focus dan membuang yang tidak penting agar kesimpulan akhir dapat ditarik

secara valid.

7.2 Data Display (Penyajian Data)


Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2010:249) “yang paling sering digunakan

untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif”. Dalam penelitian ini akan disajikan data secara lengkap, baik data yang

diperoleh melalui wawancara, observasi, maupun dokumentasi, kemudian dianalisis

anatara kategori permasalahan yang ada untuk mendapat sajian yang jelas sehingga

kegiatan mengumpulkan data dapat terjadi dengan baik dalam bentuk gambar maupun

foto-foto.

7.3 Conclusion Drawing (Verifikasi)


Langkah ke tiga dalam analisis data menurut Miles dan Huberman(dalam Sugiyono,

2010:252) yaitu “penarikan kesimpulan dan verifikasi”. Kesimpulan dapat berupa

deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga

diteliti menjadi jelas. Dengan memamhami apa yang adadi lapangan, setelah

12
dideskripsikan dalam bentuk sajian data, kemudian diuji kebenarannya dan diambil

kesimpulannya, agar terdapat susunan-susunan yang sistematis

DAFTAR PUSTAKA
Alkaf, Nuraida Halid. 2009. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Tanggerang: Islamic

Research Publishin.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Bastomi, Suwaji. 1988. Apresiasi Kesenian Tradisional. Semarang: IKIP Semarang


Press.

Elvandari, Efita. 2009. Bahan Ajar Filsafat Seni. Palembang: Universitas PGRI
Palembang.

Elvandari, Efita. 2010. Bahan Ajar Sejarah dan Analisis Tari. Palembang: Universitas
PGRI Palembang.

http://r4hmatdocuments.blogspot.com/2009/08/pengertian-perkembangan-dan-
pertumbuhan.html

Sartono. 2007. Bahan Ajar Pengantar Pengetahuan Kesenian. Universitas PGRI


Palembang

Sartono, dkk. 2007. Tari Tanggai Selayang Pandang. Palembang: Dewan Kesenian
Palembang

Soedarsono. 1978. Pengantar Pengetahuan dan Komposisi Tari. Yogyakarta: ASTI.


Soedarsono. 1992. Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta: Balai Pustaka.
Sudartati, Yulie. 2007. Bahan Ajar Pengantar Kebudayaan Sumatera Selatan.
Palembang: Universitas PGRI Palembang.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

13
14

Anda mungkin juga menyukai